LP & Askep Kris Kep. Anak
LP & Askep Kris Kep. Anak
M DENGAN DIAGNOSA
MEDIS DIARE PADA STASE KEPERAWATAN ANAK DI UPT
PUSKESMAS PANARUNG PALANGKA RAYA
OLEH:
KRIS KELANA
2021-01-14901-036
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Asuhan
Keperawatan ini yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada An.M Dengan
Diagnosa Medis Diare Pada Stase Keperawatan Anak Di UPT Puskesmas
Panarung Palangka Raya” yang diajukan untuk memenuhi persyaratan untuk
menyelesaikan Stase Keperawatan Anak pada Program Profesi Ners Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Eka Harap PalangkaRaya.
Penulis menyadari dalam penulisan banyak menemukan keterbatasan tetapi
berkat adanya bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak akhirnya laporan
asuhan keperawatan dapat diselesaikan tepat pada waktunya.Oleh karena itu,
pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada yangterhormat:
1. Yang terhormat Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes Selaku Ketua
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Eka Harap Palangka Raya yang telah
memberikan kesempatan dan fasilitas kepada penulis untuk menyelesaikan
Stase Keperawatan Anak.
2. Yang terhormat Ibu Meilitha Carolina, Ners., M.Kep selaku Ketua Program
Studi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Eka Harap Palangka Raya yang
memberikan dukungan dalam penyelesaian asuhan keperawatanini.
3. Yang terhormat Ibu Ayu Puspita, Ners,M.Kep selaku pembimbing akademik
yang telah membimbing, memberikan saran dan semangat kepada kami
dalam menyelesaikan asuhan keperawatan ini.
4. Yang terhormat Ibu Aprihatin Widyati S.Kep., selaku pembimbing lahan
yang telah banyak membantu penyusunan dalam melaksanakan asuhan
keperawatan ini.
Akhir kata, kiranya Tuhan Yang Maha Esa memberkati dan membalas
kebaikan mereka terhadap kami, semoga asuhan keperawatan yang saya buat ini
dapat dimanfaatkan sebagaimana mestinya.Atas perhatiannya saya ucapkan
terimakasih.
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL DALAM ........................................................................................i
LEMBAR PENGASAHAN ........................................................................ ii
KATA PENGANTAR ................................................................................. iii
DAFTAR ISI ................................................................................................iv
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Mulut
Merupakan tempat dimulainya pencernaan makanan. Di mulut berlangsung
dua jenis pencernaan, yaitu: Pencernaan mekanik yang dilakukan oloh gigi dan
lidah, berupa pengunyahan, pergerakan otot- otot lidah dan pipi untuk
mencampur makanan dengan air ludah sebelum makanan ditelan. Pencernaan
secara kimia yang dilakukan oleh kelenjar ludah, yaitu pemecahan amilum
menjadi maltosa.
2. Lidah
Berfungsi untuk mencerna makanan secara mekanik, membantu proses
mengunyah, menelan, membedakan bermacam rasa. Untuk mendukung fungsi
mengenali rasa, pada permukaan lidah terdapat papilla-papila yang di dalamnya
terdapat puting-puting pengecap rasa. Macam rasa yang dapat dibedakan oleh lidah
adalah manis, asam, asin, dan pahit. Selain itu, lidah juga peka terhadap panas,
dingin, dan tekanan.
3. Kelenjar Ludah
Merupakan kelenjar penghasil ludah atau air liur (saliva) yang terdiri dari tiga
pasang.
a. Kelenjar parotis berada di bawah telinga, yang berfungsi menghasilkan
ludah berbentuk cair.
b. Kelenjar submandibularis berada di rahang bagian bawah berfungsi
menghasilkan getah yang mengandung air dan lendir.
c. Kelenjar sublingualis berada di bawah lidah, berperan menghasilkan getah
yang mengandung air dan lender.
d. Ludah dalam pencernaan makanan berperan untuk memudahkan dalam
menelan makanan dengan cara membasahi dan melumasi makanan. Ludah
mengandung enzim ptyalin (amylase) yang berperan mengubah zat
karbohidrat (amilum) menjadi maltose (gula sederhana). Enzim ptyalin
akan berfungsi maksimal jika berada pada pH 6, 8-7 dan pada suhu37°C.
4. Gigi
Berfungsi untuk memotong dan mengoyak makanan yang masuk ke mulut
(sebagai alat pencernaan mekanik). Tujuan makanan dipotongdan dikoyak
menjadi lebih kecil agar mudah untuk dicerna oleh lambung.Perkembangan gigi
dimulai saat anak berusia sekitar enam bulan. Gigi yang pertama kali tumbuh
disebut gigi susu. Selanjutnya, pada usia6-14 tahun gigi susu akan diganti
menjadi gigi sulung, selanjutnya akan berkembang menjadi gigi tetap. Gigi susu
terdiri dari 4 gigi geraham belakang, 2 gigi taring dan 4 gigi seri pada rahang
atas. Pada rahang bawah terdiri dari 4 gigi geraham belakang, 2 gigi seri dan 4
gigi seri. Gigi tetap memiliki rumusan 6 gigi geraham belakang, 4 geraham
depan, 2 gigi taring, dan 4 gigi seri pada masing-masing rahang, baik rahang atas
maupun rahang bawah.
5. Lambung
Setelah makanan dikunyah di dalam mulut selanjutnya dibawa ke lambung
melalui kerongkongan. Makanan dapat turun ke lambung atas bantuan kontraksi
otot-otot kerongkongan tersebut.Selamadi lambung, makanan akan diproses
secara kimiawi menggunakan enzim- enzim pencernaan, diantaranya: Renin, zat
renin ini hanya dimiliki oleh bayi yang fungsinya untuk mengendapkan protein
susu dari air susu ibu(ASI). Pepsin, zat yang satu ini fungsinya untuk memecah
protein menjadi pepton. Asam Klorida (HCI), fungsinya untuk mengaktifkan
pepsinogen menjadi pepsin. Lipase, zat lipase fungsinya untuk memecah lemak
menjadi asamlemak dangliserol.
6. Usus 12 Jari
Makanan diproses dalam lambung sekitar 3-4 jam, setelah itu dibawa menuju
usus 12 jari dan akan dicerna dengan bantuan enzim-enzimdari pankreas.
Disamping itu juga terdapat empedu yang dihasilkan oleh hati fungsinya untuk
mengemulsikan lemak kemudian dialirkan ke usus 12 jari.
7. Usus Halus
Setelah itu makanan dibawa ke usus halus untuk diserap kandungannya,
seperti lemak diserap dalam bentuk asam lemak dan gliserol, Karbohidrat diserap
dalam bentuk glukosa, dan protein diserap dalam bentuk asam amino. Sedangkan
vitamin dan mineral dapat langsung diserap oleh usus halus tanpa dicerna.
8. Usus Besar
Kemudian makanan yang tidak dicerna usus halus akan menuju usus besar dan
menjadi fases. Air yang masih ada dalam usus besar akan diserap kembali ke usus
besar.
9. Anus
Sisa makanan yang tidak diserap akan dibuang melalui anus.
2.2.3 Klasifikasi
2.2.3.1 Diare akut merupakan penyebab utama keadaan sakit pada anak-anak balita.
Diare akut didefenisikan sebagai keadaan peningkatan dan perubahan tiba-
tiba frekuensi defekasi yang sering disebabkan oleh agen infeksius dalam
traktus GI. Diare akut biasanya sembuh sendiri (berlangsung kurang dari 14
hari) dan akan mereda tanpa terapi yang spesifik jika dehidrasi tidak terjadi.
Diare infeksius akut (Gastroenteritis Infeksiosa) dapat disebabkan oleh
virus, bakteri dan parasit yang patogen.
2.2.3.2 Diare kronis sebagai keadaan meningkatnya frekuensi defekasi dan
kandungan air dalam feses dengan (lamanya sakit lebih dari 14 hari). Kerap
kali diare kronis terjadi karena keadaan kronis seperti sindrom malabsorbsi,
penyakit inflamasi usus, defisiensi kekebalan, alergi makan, intoleransi
laktosa, atau diare nonspesifik yang kronis, atau sebagai akibat dari
penatalaksanaan diare akut yang tidak memadai.
2.2.3.3 Diare intraktabel pada bayi merupakan sindrom yang terjadi pada bayi
dalam usia beberapa minggu pertama serta berlangsung lebih lama dari 2
minggu tanpa ditemukannya mikroorganisme patogen sebagai penyebab
dan bersifat resisten atau membandel terhadap terapi. Penyebab yang paling
sering adalah diare infeksius akut yang tidak ditangani secara memadai.
2.2.3.4 Diare kronis nonspesifik, yang juga dikenal dengan istilah kolon iritabel
Pada anak atau diare todler, merupakan penyebab diare kronis yang sering
dijumpai pada anak-anak yang berusia 6 hingga 54 minggu. Anak-anak ini
memperlihatkan feses yang lembek yang sering disertai partikel makanan
yang tidak tercerna, dan lamanya diare melebihi 2 minggu. Anak-anak yang
menderita diare kronis nonspesifik ini akan tumbuh secara normal dan pada
anak-anak ini tidak terdapat gejala malnutrisi dan tidak ada darah dalam
fesesnya serta tidak tampak infeksi enterik.
2.2.4 Etiologi
Penyebab utama diare akibat virus adalah rotasi virus banyak organisme
yang menyebabkan diare akibat bakteri, yaitu campylobacter, shigella, salmonella,
staphylococcus aureus dan escherichia coli.Salah satu agen parasit yang paling
sering menyebabkan diare pada anak.Kebanyakan organisme patogen penyebab
diare disebar luaskan lewat jalur fekal, oral melalui makanan atau air yang
terkontaminasi atau ditularkan antar manusia dengan kontak yang erat. Kurangnya
air bersih, tinggal berdesakan, hygiene yang buruk, kurang gizi dan merupakan
faktor resiko utama, khususnya untuk terjangkit infeksi bakteri atau parasit yang
patogen (Akton, 2014).
2.2.5 Manifestasi Klinis
Menurut Kusuma (2014) Manifestasi klinis dapat di jadikan dua yaitu diare
akut dan diare kronis:
1. Diare akut
1) Buang air besar encer, gas-gas dalam perut, rasa tidak enak dan nyeriperut
2) Nyeri pada kuadran kanan bawah disertai kram dan bunyi pada perut
3) Demam biasanya dalam menanggapi infeksi seperti virus atau infeksi
bakteri atau peradangan karena penyakit
2. Diare kronik
1) Penurunan berat badan dan napsu makan
2) Demam biasanya dalam menanggapi infeksi seperti virus atau infeksi
bakteri atau peradangan karena penyakit
3) Dehidrasi tanda-tandanya hipotensi takikardi, denyut lemah
2.2.6 Patofisiologi
Secara umum kondisi peradangan pada gastrointestinal disebabkan oleh
infeksi dengan melakukan invasi pada mukosa, memproduksi enterotoksin dan atau
memproduksi sitotoksin. Mekanisme ini menghasilkan peningkatan sekresi cairan
atau menurunkan absorpsi cairan sehingga akan terjadi dehidrasi dan hilangnya
nutrisi dan elektrolit. Gangguan osmotik, kondisi ini berhubungan dengan asupan
makanan atau zat yang sukar diserap oleh mukosa intestinal dan akan menyebabkan
tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi sehingga terjadi pergeseran air dan
elektrolit ke dalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan ini akan
merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare. Respons inflamasi
mukosa, terutama pada seluruh permukaan intestinal akibat produksi enterotoksin
dari agen infeksi memberikan respons peningkatan aktivitas sekresi air dan
elektrolit oleh dinding usus ke dalam rongga usus dan selanjutnya diare timbul
karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
Gangguan motilitas usus, terjadinya hiperperperistaltik akan mengakibatkan
berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare,
sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri timbul
berlebihan yang selanjutnya dapat menimbulkan diare.Usus halus menjadi bagian
absorpsi utama dan usus besar melakukan absorpsi air yang akan membuat solid
dari komponen feses, dengan adanya gangguan dari gastroenteritis akan
menyebabkan absorpsi nutrisi dan elektrolit oleh usus halus, serta absorpsi air
menjadi terganggu. Selain itu, diare juga dapat terjadi akibat masuknya
mokroorganisme hidup ke dalam usus setelah berhasil melewati rintangan asam
lambung. Mikroorganisme tersebut berkembang biak, kemudian mengeluarkan
toksin dan akibat toksin tersebut terjadi hipersekresi yang selanjutnya akan
menimbulkan diare. Mikroorganisme memproduksi toksin. Enterotoksin yang di
produksi agen bakteri (seperti E. Coli dan Vibrio cholera) akan memberikan efek
lansung dalam peningkatan pengeluaran sekresi air ke dalam lumen
gastrointestinal. Beberapa agen bakteri bisa memproduksi sitotoksin (seperti
Shigella dysenteriae, vibrio parahaemolyticus, clostridium difficilr,
enterohemorrhagic E. Coli yang menghasilkan kerusakan sel-sel yang terinflamasi.
Invasi enterosit dilakukan beberapa miktoba seperti Shigella, organisme
campylobacter, dan enterovasif E Coli yang menyebabkan terjadinya destruksi,
sertainflamasi.
WOC
Diare adalah meningkatnya frekuensi buang air besar lebih dari 3
Penyebab: kali sehari yang disertai perubahan konsistensi tinja cair, lendir atau
1. Bakteri dan virus
2. Campylobacter darah (Carman, 2013)
3. shigella, salmonella,
Diare
penurunan pH darah
Penekanan pada Menstimulasi sel- sel
medulla oblogata hipotalamus Rasa mual muntah kelemahan
KETIDAKSEIMBANGAN
CAIRAN DAN ELEKTROLIT
Memperberat status
asidosis INTOLERANSI
Napas sesak dan Peningkatan Peningkatan asam AKTIVITAS
dalam suhu tubuh lambung
Kerusakana jaringan otak
POLA NAPAS HIPERTERMI anoreksia
TIDAK EFEKTIF
PERFUSI PERIFER
TIDAK EFEKTIF DEFISIT NUTRISI
2.2.8 Pemeriksaan Penunjang
Pada pasien yang dengan diare akan di perlukan pemeriksaan penunjang
yaitu antara lain: pemeriksaan darah tepi lengkap (hemoglobin, hematokrit,
leukosit, jumlah leukosit), kadar elektrolit serum, ureum dan kreatinin, pemeriksaan
tinja (makroskopis dan mikrokopis, Ph dan kadar gula dalam tinja, Biakan dan
resistensi feses (colok dubur) dan foto x-ray abdomen. Pasien dengan diare karena
virus biasanya mempunyai jumlah dan hitung jenis leukosit yang normal atau
limfositosis. Pasien dengan infeksi bakteri terutama bakteri yang invasi ke mukosa,
memiliki leukositosis dengan kelebihan darah putih.Neutropenia dapat timbul pada
samnellosis.Ureum dan kreatinin diperiksa untuk mengetahui adanya kekurangan
volume cairan dan mineral tubuh.Pemeriksaan tinja di lakukan untuk melihat
adanya leukosit dalam tinja yang menunjukan adanya infeksi bakteri, adanya telur
cacing dan parasit dewasa. Pasien yang telah mendapatkan pengobatan antibiotik
dalam tiga bulan sebelumnya atau yang mengalami diare di rumah sakit sebaiknya
di periksa tinja untuk pengukuran toksin slostridium difficile. Rektoskopi atau
sigmoidoskopi perlu di pertimbangkan pada pasien-pasien yang toksik, pasien
dengan diare berdarah atau pasien dengan diare akut perristen.Pada sebagian besar,
sigmoidoskopi mungkin adekuat sebagai pemeriksaan awal.
2.2.10 Komplikasi
1. Dehidrasi dengan resiko gagal ginjal atau kematian
2. Sepsis dan koagulasi intravascular tersebar
3. Hemolisis
4. Anemia
5. Sindrom hemolitikuremik
5) Imunisasi
Pola AktivitasSehari-Hari
3. Istirahat/ tidur
a. Siang/jam ±1- 2 jam ± 1-2 jam
b. Malam/jam ± 8-12 jam ± 8-12 jam
4. Personal hygiene
a.Mandi 2x/hari 2x/hari
Kris Kelana
ANALISA DATA
DATA SUBYEKTIF DAN KEMUNGKINAN
MASALAH
DATA OBYEKTIF PENYEBAB
1. Diare berhubungan dengan cairan dan elektrolit ditandai dengan BAB ±7 Kali
dalam sehari, Konsistensi Cair, Klien tampak pucat, Konjungtiva Anemis, Mata
cekung, Tampak memegang perut.
2. Hipertemi berhubungan dengan Peningkatan suhu tubuh di tandai dengan Klien
tampak rewel, Klien tampak pucat, Membran mukosa kering ,Suhu : 38°c , Nadi
: 115 x/ menit, RR : 20 x/ menit
RENCANA KEPERAWATAN
Hari
Diagnosa Evaluasi TTD
Tanggal Implementasi
Keperawatan
Jam
Selasa / Dx 1 1. Mengobservasi tanda-tanda vital S : orang tua pasien mengatakan anaknya masih
04/Januari 2. Mengidentifikasi tanda dan gejala mencret ±4/kali perhari BAB dengan konsistensi
/2022 ketidak seimbangan kadar elektrolit cair
Jam : 15.00 3. Menganjurkan ibu untuk memberikan O : - tampak gelisah
wib minum yang cukup
- BAB ±4 Kali dalam sehari
4. Berkolaborasi dalam pemberian cairan
- Konsistensi Cair
parenteral dan farmakologi (antisekresin,
- Klien masih tampak pucat
antibiotic,antipiretik
- Konjungtiva tampak Anemis
Kris Kelana
- Mata masih tampak cekung
OLEH:
Kris Kelana
2021-01-14901-036
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan Pasien, keluarga dan pengunjung
dapat mengetahui tentang penyakit diare
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan Pasien, keluarga dan pengunjung
mampu :
1) Menjelaskan kembali pengertian Diare
2) Menjelaskan kembali tanda dan gejala Diare
3) Menjelaskan penyebab diare
4) Menjelaskan kembali cara penanganan Diare yang tepat
3. Materi
1) Pengertian diare
2) Tanda dan gejala diare
3) Penyebab diare
4) Cara mencegah diare
4. Kegiatan Penyuluhan
5. Metode
Ceramah dan tanya jawab
6. Media
Leaflet
MATERI PENYULUHAN DIARE
1. Pengertian Diare
Diare adalah peningkatan jumlah feses dan peningkatan feses yang cair dan
tidak berbentuk. (Potter, 2012:1746). Diare adalah keadaan dimana individu
mengalami atau berisiko sering mengalami pengeluaran feses. (Capernito,
20010:179). Diare adalah kondisi dimana terjadi frekuensi defekasi yang abnormal
(lebih dari 3 kali sehari ), serta perubahan dalam isi ( lebih dari 200 gr/hr ) dan
konsistensi feces cair ( Smeltzer, 2011:1093 ). Diare adalah buang air besar (
defekasi ) dengan jumlah tinja yang lebih banyak dari biasanya dengan tinja
berbentuk cairan atau setengah cair dapat pula disertai frekuensi defekais yang
meningkat ( Mansjoer, 2010: 501).
Arief Mansjoer, dkk. 2010. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Jilid 1. Jakarta:
Media Aesculapius
Price, Sylvia Anderson. 2012. Patofisiologi: Konsep-konsep Klinis Proses-proses
Penyakit. 2005. Alih Bahasa: Brahm U. Pendit. Jakarta:EGC
Smeltzer, Suzanne C. 2011. Buku Ajar Keperawataan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth. Edisi 8. Vol 1. 2002. Alih Bahasa: Agung Waluyo. Jakarta: EGC.
Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. 2008. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta:
FKUI
DIARE APA DIARE
ITU??
Diare adalah buang air besar
lembek/cair (mencret) bahkan dapat
berupa air saja yang frekuensinya
Kadang demam Malas makan
lebih sering dari biasanya (biasanya 3
kali atau lebih dalam sehari
Rewel
Disusun Oleh :
TANDA-TANDA APA PENYEBABNYA
Selmi Aprinati
DIARE
a. Infeksi virus atau bakteri