SKRIPSI
13061031
FAKULTAS KEPERAWATAN
MANADO
2017
PENGARUH PEMBERIAN MEDIA ORIGAMI TERHADAP PERKEMBANGAN
TIKALA BARU
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Pada
Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Katolik De La Salle Manado
13061031
i
HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI
TIKALA BARU
Menyetujui.
Mengetahui,
ii
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI
PENGARUH PEMBERIAN MEDIA ORIGAMI TERHADAP PERKEMBANGAN
NIM 13061031
TIM PENGUJI
MENGETAHUI
iii
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI
saya, didalam naskah SKRIPSI ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh
orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi, dan tidak
terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali
yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan
daftar pustaka.
Apabila ternyata di dalam naskah tesis dapat dibuktikan terdapat unsur – unsur
plagiasi, saya bersedia SKRIPSI ini digugurkan dan gelar akademik yang telah saya
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan hormat penulis panjatkan bagi Tuhan Yang Mahakuasa karena
hanya berkat, tuntunan dan kasih Tuhan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini yang berjudul “Pengaruh Pemberian Media Origami terhadap Perkembangan Motorik
Halus pada Anak Usia Prasekolah di TK Katolik Santa Maria Magdalena Tikala Baru”
dengan baik. Skripsi merupakan salah satu persyaratan kelulusan untuk mahasiswa
dalam menyelesaikan pendidikan S1 keperawatan. Penulis menyadari akan keterbatasan
dan kemampuan dalam penyusunan skripsi ini. Dalam penulisan skripsi ini penulis
memperoleh bantuan, bimbingan, motivasi, perhatian serta dukungan doa dari berbagai
pihak, sehingga skripsi ini dapat selesai walaupun masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, apa yang sudah penulis raih saat ini akan dipersembahkan kepada semua
pihak yang senantiasa menunjang keberhasilan skripsi ini. Untuk itu dengan segala
kerendahan hati dan puji syukur peneliti menyampaikan terima kasih kepada :
1. Revi Rafael H. M. Tanod, SS, SE, MA, Pr, Rektor Universitas Katolik De La
Salle Manado.
4. Ns.,Amatus Yudi Ismanto, M.Kep., Sp.Kep. An, Dosen Pembimbing I, yang telah
meluangkan waktu dan terima kasih untuk setiap masukan, saran, kritik,
bimbingan dan motivasi yang diberikan untuk kelancaran penyusunan skripsi.
v
6. Pemimpin Taman Kanak – Kanak Katolik Santa Maria Magdalena Tikala Baru
Ibu Deitje Waine S.Pd.,dan seluruh anak-anak terima kasih karena telah
7. memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian dan atas bantuannya selama
proses penelitian.
8. Papa Petrus Kojongian dan Mama Deivy Sollar serta adik-adik Anastasya dan
Devani terima kasih untuk dukungan lewat doa dan motivasi selama menyusun
skripsi. Skripsi ini penulis dedikasikan untuk keluarga tercinta.
9. Para Suster DSY khususnya Sr. Theresilla dan Sr. Magdalena,sebagai pembina di
Asrama Putri Emilie de Schwarz dan semua teman di asrama, terima kasih atas
dukungan doa dan motivasi selama menyusun skripsi.
10. Seluruh keluarga besar Kojongian – Sollar, khususnya untuk Oma Tien dan Oma
Lince yang tercinta, terima kasih atas seluruh dukungan doa, motivasi selama
menyusun skripsi.
11. Teman–teman seperjuangan, anak bimbingan Dosen Pembimbing I dan II, Nitha,
Sintia,Wiwi,Filli,Vebby,Ribka,Dewi,Novita,dll terima kasih atas bantuannya dan
motivasi mulai dari proposal hingga boleh selesaikan skripsi ini.
12. Erick J. N. Huwae, S.Kep., terima kasih atas bantuan lewat doa, cinta kasih,
dukungan dan motivasi selama ini sehingga boleh selesaikan skripsi ini.
13. Sahabat terbaik Nio, Ria, Mifin, Gratia, Christiana, dan teman-teman lainnya
terima kasih untuk doa, kebersamaan dan motivasinya selama menyusun skripsi.
14. Teman-teman Lasallian Nurse “13, khususnya kelas A yang selama 4 tahun telah
berjuang bersama-sama di Fakultas Keperawatan Universitas Katolik De La Salle
Manado.
Dan Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu dalam penyelesaian
penulisan ini. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk pemberian media
origami dalam meningkatkan perkembangan motorik halus pada anak usia prasekolah.
vii
Manado, 05 Juli 2017
Abstrak
Latar belakang : Anak usia prasekolah merupakan usia dimana anak masuk dalam
masa persiapan untuk sekolah. Hal ini adalah tanda sebuah periode yang sangat penting,
dimana dasar pertumbuhan terjadi dan akan mempengaruhi dan menentukan
perkembangan anak selanjutnya. Salah satu bentuk perkembangan dari anak yang harus
diraih terutama adalah motorik halus, karena merupakan aspek penting dalam
perkembangan, terutama pada usia 4 – 5 tahun. Salah satu upaya untuk dapat mencapai
proses perkembangan motorik halus anak yang optimal, yaitu melalui pemberian alat
permainan edukatif yang menarik untuk anak seperti, origami.
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian
media origami terhadap perkembangan motorik halus pada anak usia
prasekolah di TK Katolik Santa Maria Magdalena Tikala Baru.
Metode : Metode dalam penelitian ini adalah pre-eksperimental dengan desain one
group pretest– posttest. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 31 orang, yang
berusia 4-5 tahun teknik sampling yang digunakan ialah total sampling. Instrumen
penelitian menggunakan lembar observasi. Data dianalisa menggunakan uji Wilcoxon.
Hasil Penelitian : Hasil penelitian diperoleh menggunakan lembar observasi.
Berdasarkan hasil uji analisis yang diperoleh p value 0,035.
Kesimpulan : Pemberian media origami (stimulasi) dapat mempengaruhi
perkembangan motorik halus anak usia prasekolah. Maka, disarankan bagi orang tua
untuk memberikan stimulasi yang bermanfaat dan dapat mengasah perkembangan
motorik halus dari an ak – anak.
Kata Kunci : Media Origami, Perkembangan Motorik Halus, Anak Usia Prasekolah
Kepustakaan : 12 Buku dan 15 Jurnal
ix
The Effect of Origami on Preschoolers’s Fine Motor Development at Catholic
Kindergarten Santa Maria Magdalena Tikala Baru
Abstract
Background: Preschool children are the age in which the child is in the preparation for
school. This is mark a very important period, where the basis of growth takes place and
that will influence and determine the next child development. One of the forms of toddler
development to be achieved is mainly motor, because it is an important aspect in
development, especially at the age of 4 – 5 years. One of the efforts to achieve opimal
process of fine motor development in toddler is through educative game, such as
origami.
Objective: To determine the effect of origami media on preschoolers fine motor
development at Catholic Kindergarten Santa Maria Magdalena Tikala Baru
Methods: This was a pre-experimental research with one group pretest-posttest design.
Thirty one of kindergarten’s children, aged 4-5 years old was taken as a sample by total
sampling techinique. Data were analyzed using Wilcoxon test.
Results: It was shown that origami has a significance effect on preschoolers fine motor
development (p value 0,035)
Conclusion: The result suggested that origami can stimulate and affect preschoolers
fine motor development at Catholic Kindergarten Santa Maria Magdalena Tikala Baru.
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PERSETUJUAN ii
HALAMAN PENGESAHAN iii
PERNYATAAN ORISINALITAS iv
KATA PENGANTAR v
ABSTRAK vii
ABSTRACT viii
DAFTAR ISI ix
DAFTAR GAMBAR xi
DAFTAR TABEL xii
LAMPIRAN xiii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan Penelitian 4
1.3 Pertanyaan Penelitian 5
1.4 Ringkasan Bab 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6
2.1 Konsep Perkembangan Anak Usia Prasekolah 6
2.2 Konsep Bermain dengan Media Origami 18
2.3 Penelitian Terkait 24
2.4 Aplikasi Teori Keperawatan menurut Sister Callista Roy 34
BAB III KERANGKA KONSEP 38
3.1 Keran
gka Konsep 38
3.2 Hipot
esis 39
xi
3.3 Defini
si Operasional 39
BAB IV METODE PENELITIAN 41
4.1 Desain Penelitian 41
4.2 Lokasi Penelitian 42
4.3 Waktu Penelitian 42
4.4 Populasi 42
4.5 Sampel 42
4.6 Instrumen Penelitian 43
4.7 Pengumpulan Data 45
4.8 Pengolahan Data 46
4.9 Etika Penelitian 48
BAB V HASIL PENELITIAN 50
5.1 Karakteristik Demografi Responden 51
5.2 Analisis Univariat 52
5.3 Analisis Bivariat 53
BAB VI PEMBAHASAN 54
6.1 Perkembangan Motorik Halus pada Anak Usia Prasekolah di 54
TK Katolik Santa Maria Magdalena Tikala Baru Sebelum dan
Sesudah Pemberian Media Origami
6.2 Pengaruh Pemberian Media Origami terhadap Perkembangan 59
Motorik Halus pada Anak Usia Prasekolah
6.3 Keterbatasan Penelitian 62
BAB VII PENUTUP 64
7.1 Kesimpulan 64
7.2 Saran 64
DAFTAR PUSTAKA xvii
Lampiran xviii
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 : Denver II 15
xiv
DAFTAR TABEL
xv
LAMPIRAN
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
sudah banyak yang membuat alat komunikasi yang memiliki beragam macam
sarana seperti handphone dan gadget. Alat dan sarana ini memuat banyak
aplikasi permainan yang digemari oleh anak-anak saat ini. Hal ini menjadi
alasan anak menjadi kurang kreatif dan menjadi malas untuk melakukan kegiatan
congklak, juga sudah banyak ditinggalkan oleh anak-anak saat ini, orang tua juga
saat ini masih kurang pengetahuan tentang manfaat pemberian stimulasi dini
terhadap perkembangan motorik kasar dan motorik halus bagi anak. Orang tua
motorik halus memerlukan perhatian sebagai data untuk mengetahui anak masuk
1
perkembangan motorik halus (Widati, 2012 dalam Yusran, dkk, 2014), dari hasil
penelitian di dua tempat penitipan anak di Piracicaba, Saint Paulo, Brazil tahun
kasar dan motorik halus pada anak usia 12-17 bulan (Sitoresmi, dkk). Menurut
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) tahun 2013, sekitar 5-10% anak
anak akan semakin meningkat. Pemberian stimulus dapat dilakukan dengan cara
latihan dan bermain, lewat bermain anak akan mendapat stimulus yang terarah.
Anak akan lebih cepat berkembang dibandingkan anak yang kurang mendapat
kesejahteraan anak seperti kebutuhan bermain tidak juga berhenti pada saat anak
sakit atau anak berada di rumah sakit (Wong, 2005, dalam Putra, 2014).
Stimulasi yang cukup berpengaruh dan memiliki dampak positif bagi anak
2
Upaya-upaya dalam meningkatkan perkembangan motorik halus pada
anak sudah banyak dilakukan. Hasil penelitian Dewi & Latifah (2015) mengenai
motorik halus setelah diberikan bermain origami. Hasil penelitian Haeni (2013)
tentang pengaruh permainan origami terhadap motorik halus anak usia dini di TK
peneliti ini menjadi sumber informasi bahwa dengan media origami ternyata
memiliki dampak yang positif bagi anak usia prasekolah yang berada dalam
tahun, yang terbagi dalam 2 kelompok yaitu kelompok A dan kelompok B. Hasil
survey awal yang diperoleh dari kepala sekolah, dan guru bahwa di sekolah
kurang menggunakan media lain yang lebih variatif seperti media origami pada
motorik halus pada anak usia prasekolah. Dari jumlah 33 anak usia prasekolah
3
yang ada di TK tersebut yang mengalami keterlambatan dalam proses
dengan judul “Pengaruh pemberian media origami terhadap anak usia prasekolah
manfaat bagi anak usia prasekolah, dalam melatih perkembangan motorik halus
orang tua sebagai masukan untuk memberikan stimulasi yang bervariasi pada
media origami.
4
b. Diketahui perkembangan motorik halus pada anak usia prasekolah di
media origami.
dari masalah penelitian yang akan diteliti. Bab II menjelaskan tentang konsep
penelitian yang terkait dan aplikasi teori keperawatan yang berkaitan dengan
penelitian yang akan diteliti. Bab III menjelaskan tentang kerangka konsep
penelitian yang berkaitan dengan teori tokoh keperawatan, hipotesis dan definisi
lokasi dan waktu penelitian, populasi dan sampel yang diambil dalam penelitian,
tentang pembahasan dari penelitian ini, kemudian pada Bab VII berisi tentang
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini, terdiri atas 4 bagian pokok yaitu bagian pertama berisi uraian
perkembangan pada anak. Bagian kedua berisi konsep bermain pada anak, yang
didalamnya membahas definisi, fungsi, prinsip dari bermain dan klasifikasi permainan,
alat permainan edukatif serta media origami. Bagian ketiga dari BAB ini berisi
penelitian terkait dan bagian yang keempat yaitu Aplikasi konsep/ teori keperawatan
menurut ahli.
dari keluarga dan masyarakat, asuhan kesehatan pada anak berpusat pada
yang dimulai dari bayi (0 – 1 tahun), usia bermain/ toddler (1 – 2,5 tahun),
18 tahun) (Hidayat, 2005). Bagian penting dari sebuah keluarga dan melalui
6
Anak usia prasekolah memiliki batasan usia dan karakter sendiri
batasan usia anak adalah sejak anak didalam kandungan sampai usia 19
perlindungan anak, pasal 1 ayat 1, anak adalah seseorang yang belum berusia
dengan lingkungan di luar rumah. Pada masa ini anak dipersiapkan untuk
sekolah, maka seluruh panca indera dan penerima rangsangan serta proses
memori anak harus sudah siap, sehingga anak mampu belajar dengan baik.
dukungan pada anak (Nirwana, 2011). Anak usia prasekolah memiliki tugas
prasekolah merupakan masa yang penting bagi orang tua karena anak dapat
fisik terjadi lebih lambat dibandingkan kognitif dan psikososial. (Potter &
7
2.1.2 Perkembangan Motorik pada Anak Usia Prasekolah
pada anak. Masa anak prasekolah merupakan masa dimana anak dipersiapkan
untuk sekolah, maka seluruh panca indera dan penerima rangsangan serta
proses memori anak harus sudah siap, sehingga anak mampu belajar dengan
baik (Nirwana, 2011). Perkembangan sosial dan kepribadian mulai dari usia
dimiliki.
ialah faktor diluar diri individu yang merupakan kondisi yang memungkinkan
waktu (time) yaitu saat-saat tibanya masa peka atau kematangan (maturation)
8
tumbang (tumbuh kembang) anak dapat dipantau (Nurihsan, 2013). Faktor
Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau
seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri,
sedangkan motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot – otot halus
2015).
9
sikap tubuh melibatkan otot-otot besar seperti duduk, berdiri dan
(Andayani, 2012).
10
dengan angka-angka,
sambil berjinjit, sudah dapat menulis dengan huruf,
menangkap dan melempar bola menulis dengan kata-
dengan baik, sudah dapat kata, belajar menulis
melompat dengan kaki secara nama, belajar mengikat
bergantian. tali sepatu
Kegunaan dari deteksi dini ini juga untuk mengetahui penyimpangan pada
tumbuh kembang bayi dan balita secara dini, sehingga upaya pencegahan,
indikasinya. Hal ini merupakan upaya yang perlu didukung, karena merupakan
(Yuniarti, 2015).
sering memiliki kebiasaan meniru tingkah laku orang dewasa. Segala apa yang
11
Menurut Marmi & Rahardjo (2015) tujuan dilakukan penilaian
Deteksi dini dapat dilakukan oleh mereka yang telah terampil dan mampu
tenaga kesehatan lainnya), kader, bahkan orang tua dapat diajarkan cara untuk
Cara deteksi perkembangan anak dapat melalui beberapa cara antara lain,
Daya Lihat dan tes Kesehatan Mata Anak Pra Sekolah, dan Tes Daya Dengar
pertanyaan singkat yang ditujukan pada orang tua atau pengasuh dan
12
digunakan sebagai alat untuk mendeteksi secara dini kelainan-kelainan
perilaku pada anak usia prasekolah (3-6 tahun). TDD (Tes Daya Dengar)
lanjuti untuk meningkatkan kemampuan daya dengar dan bicara pada anak.
TDL (Tes Daya Lihat) merupakan alat untuk memeriksa ketajaman daya lihat
serta kelainan mata pada anak berusia 3-6 tahun, sebagaimana alat uji lainnya
tes ini dilakukan dengan tujuan untuk mendeteksi secara dini kelainan daya
Yuniarti, 2015).
Pada awalnya test ini dikenal dengan DENVER kemudian terjadi revisi
dengan nama DENVER dan saat ini menggunakan istilah DENVER II yang
salah satu dari metode skrining terhadap kelainan perkembangan anak, tes ini
bukanlah tes diagnostik atau tes IQ. Tes ini mudah dan cepat (15 – 20 menit),
Soetjiningsih, 2012).
13
DENVER II merupakan salah satu tes psikomotorik yang sering
ini mudah dan cepat untuk digunakan serta mempunyai validitas yang relative
anak, menilai dan memantau perkembangan anak sesuai usia (0-6 tahun),
sebagai salah satu antisipasi bagi orang tua, identifikasi perhatian orang tua
dan anak tentang perkembangan, dan mengajarkan perilaku yang tepat sesuai
14
Gambar 1 Denver II
Sumber : https://www.google.co.id/search?q=denver+ii&client=ucweb-
b&channel=sb&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwi36pPgiMjWAhUlqo8
KHdgPDQEQ_AUILSgB&biw=360&bih=524#mhpiv=8&spf=1506608857916
15
2.1.5 PELAKSANAAN DENVER II
a. Alat
Alat yang digunakan dalam pelaksanaan penilaian dengan DENVER II. Alat
kuning – hijau – biru, permainan anak, botol kecil, bola tenis, bel kecil,
kertas dan pensil, lembar formulir DENVER I, dan buku petunjuk sebagai
referensi yang menjelaskan cara – cara melakukan tes dan cara penilaiannya
b. Tahap Pengkajian
pengetahuan tentang tumbang normal dan riwayat sosial, dan tentukan atau
c. Prosedur
Tahap pertama, secara periodic dilakukan pada semua anak yang berusia : 3 –
Tetapkan umur kronologis anak, tanyakan tanggal lahir anak yang akan
diperiksa. Gunakan patokan 30 hari untuk satu bulan dan 12 bulan untuk satu
tahun, jika dalam perhitungan umur kurang dari 15 hari dibulatkan ke bawah,
16
jika sama dengan atau lebih dari 15 hari dibulatkan ke atas. Kemudian, tarik
dapat dites.
atau lebih. Bila dalam 1 sektor atau lebih didapatkan 2 atau lebih
sektor yang sama tersebut tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan
Bila pada 1 sektor atau lebih didapatkan 1 keterlambatan dan pada sektor
yang sama tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis
Tanda Item Penilaian antara lain ialah, F (Fail/gagal) : Bila anak tidak
mampu melakukan uji coba dengan baik, ibu atau pengasuh member laporan
menolak untuk uji coba. P (Pass/lewat) : Apabila anak dapat melakukan uji
coba dengan baik, ibu atau pengasuh member laporan tepat atau dapat
17
Anak tidak punya kesempatan untuk melakukan uji coba karena ada
bulan dan 12 bulan untuk satu tahun. Bila dalam perhitungan umur kurang
dari 15 hari dibulatkan ke bawah dan sama dengan atau lebih dari 15 hari
1. DDST Short Form, yang masing – masing sektor hanya diambil 3 tugas
didapatkan salah satu gagal atau ditolak, maka dianggap “suspect” dan
digunakan bagi orang tua di rumah atau pada saat menunggu di klinik.
18
cerminan individu yang memuliki kemampuan fisik, intelektual, emosional,
dan sosial. Bermain merupakan media yang baik untuk belajar karena dengan
dilakukannya, dan mengenal waktu, jarak, serta suara (Wong, 2000 dalam
Marmi, 2015).
tidak memiliki unsur keterpaksaan, melibatkan peran serta anak secara aktif,
serta memiliki hubungan yang sistematik dan khusus dengan sesuatu yang
19
diperlukan ekstra energi. Anak yang sakit, kecil keinginannya untuk bermain.
Anak perlu mempunyai cukup waktu untuk bermain. Dalam bermain tentu
bermain, ruang yang digunakan tidak usah terlalu lebar dan tidak perlu
belajar melalui mencoba – coba sendiri, meniru teman – temannya atau diberi
tahu caranya oleh orang lain. Hal terakhir yang perlu diperhatikan ialah
bersama orang tuanya maka, hubungan orang tua dengan anak menjadi akrab,
dan ibu/ayah akan segera mengetahui setiap kelainan yang terjadi pada anak
merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan dan tak dapat dipisahkan dari
anak dari kehidupan sehari-hari, yang dapat menurunkan stress anak, belajar
anak.
20
2.2.2 Alat Permainan Edukatif : Media Origami
permainan edukatif (APE) adalah alat atau sarana permainan yang dapat
ukuran dan berat APE harus sesuai dengan umur anak, desainnya jelas dan
dibongkar pasang), tetapi tidak terlalu sulit sehingga membuat anak frustasi,
(dimengerti semua oleh orang), serta tidak mudah rusak (Ambarwati, 2012).
Beberapa fungsi APE antara lain, mengajar menjadi lebih mudah dan
21
pengertian tentang berhitung, menambah dan mengurangi. Permainan dapat
motorik halus dan motorik kasar, sosialisasi atau bergaul dengan anak dan
gambar dan tulis, kertas untuk melipat, gunting, air, dan sebagainya (Riyadi,
2009).
sistem saraf pusat memicu neuron melalui tangan (impuls motorik halus), dan
Origami berasal dari bahasa Jepang yakni dari kata oru yang berarti melipat
dan kami berarti kertas. Ketika kedua kata digabungkan ada sedikit
perubahan namun, tidak mengubah artinya yakni dari kata kami menjadi
origami secara konsisten adalah sebagai berikut : melatih motorik halus pada
22
Origami dapat meningkatkan dan memahami pentingnya akurasi. Hal ini
membuat anak belajar mengenai ukuran dan bentuk yang diinginkan serta
berkonsentrasi dan kegiatan ini dapat memperkuat emosi antara orang tua
dan anak. Stimulasi ini dapat memperkuat otot-otot telapak tangan dan jari-
jari anak. Kegiatan seni melipat origami biasanya dapat dilakukan anak
dengan cukup mahir ketika usia TK. Untuk anak berusia 2-3 tahun bisa
kertas segi empat menjadi dua atau membuat lipatan segitiga dari kertas
23
Lipat kertasmu jadi dua. Lihat gambar.
Selesai.
Angsa
Penelitian yang dilakukan oleh Catur Prasastia Lukita Dewi dan Nikmatul
24
menggunakan desain pra eksperimen one group pretest – posttest design. Teknik
analisis data yang digunakan yaitu editing, coding, scoring, dan tabulating serta
diuji dengan uji Wilcoxon. Populasi penelitian yaitu seluruh siswa kelompok B
halus pada anak usia dini. Peneliti menggunakan desain penelitian pre
Penelitian yang dilakukan oleh Haeni Pertiwi, pada tahun 2013 berlokasi
one group pretest – posttest. Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji
25
hipotesis adalah dengan Ttest. Subjek penelitian ini adalah peserta didik TK A
Pertiwi Dharmarini Saradan Pemalang. Hasil Ttest didapatkan thitung (21.000) > ttabel
(2,093) dengan pvalue sebesar 0,000 < α (0,05). Hasil yang diperoleh dari
Delanggu Klaten pada tahun 2014. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
pengaruh permainan origami terhadap perkembangan fisik motorik anak usia dini
Metode penelitian ini adalah eksperimen jenis one group pretest-posttest. Teknik
yaitu independent sample T-test. Subyek penelitian ini adalah seluruh anak TK
Pertiwi Bowan Delanggu Klaten tahun ajaran 2013/2014 umur 4-5 tahun dengan
jumlah 23 anak. Hasil analisis data pada α = 5% diperoleh thitung = -3, 81 dan ttabel
= -2,074 karena thitung < -ttabel = -3,81 < -2,074 maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Hal ini menunjukkan bahwa perkembangan fisik motorik halus anak setelah
halus anak melalui melipat pada siswa. Desain penelitian ini ialah penelitian
tindakan kelas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi.
26
observasi diperoleh data yaitu pencapaian kemampuan motorik halus sebelum
meningkat lagi menjadi 8, 875 pada siklus II. Peningkatan kemampuan motorik
halus sebagai akibat penggunaan melipat terbukti pada anak. Teknik analisis data
Desa Kedawung Kecamatan Mojo Kabupaten Kediri, pada tahun 2015. Untuk
pada anak. Prosedur penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas
penelitian ini adalah semua anak didik kelompok B berjumlah 18 anak, yang
terdiri dari 8 anak laki-laki dan 10 anak perempuan. Diketahui bahwa pada
tindakan siklus I ketuntasan belajar anak masih mencapai 50% kemudian setelah
dilakukan tindakan perbaikan pada siklus II, ketuntasan belajar anak meningkat
menjadi 55% dan pada tindakan siklus III ketuntasan belajar anak meningkat
27
Tabel 3 Daftar Penelitian Terkait
Tempat Manfaat
Populasi/
Metode / dan/atau
No Penulis Tahun Tujuan Sampling/ Hasil
Statistik test Limitasi dari
Sample
Penelitian
1. Catur TK Dharma 2015 Untuk Penelitian Populasi Hasil uji Manfaat
Prasastia Wanita mengetahui dengan desain penelitian yaitu Wilcoxon penelitian, dapat
Lukita Desa pengaruh pra eksperimen seluruh siswa menunjukkan α memberikan
Dewi, Wonokusumo bermain one group pre kelompok B TK = 0,05 dan ρ = pemahaman bagi
Nikmatul Mojosari origami test – post test Dharma Wanita 0,020 hasil orang tua untuk
Dwi Mojokerto terhadap design. Teknik sebanyak 42 penelitian memberikan
Latifah perkembanga analisis data responden. menunjukkan stimulasi yang
n motorik yang Teknik bahwa ρ < α tepat pada anak.
halus digunakan sampling yang sehingga H1 Limitasi
yaitu editing, digunakan diterima maka penelitian,
coding, teknik ada pengaruh peneliti tidak
scoring, dan purposive pemberian menjelaskan
tabulating sampling. permainan rentang waktu
serta diuji Jumlah sampel origami yang diperlukan
dengan uji 26 anak. terhadap bagi penelitian
Wilcoxon. perkembangan ini.
motorik halus
anak usia
prasekolah.
2. Nurlestari TK Pembina 2015 Untuk Desain Populasi yang Hasil statistik Manfaat
Puspita K.H. mengetahui penelitian pre diteliti adalah didapatkan penelitian,
Rahim Dewantara pengaruh eksperimental seluruh anak di signifikansi memberikan
Gorontalo bermain dengan TK Pembina 0,000 yang pengetahuan dan
origami rancangan one K.H. Dewantara berarti ada masukan agar
terhadap group pretest – Gorontalo. pengaruh pihak sekolah
perkembanga posttest. Sampel bermain dapat
28
34
n motorik Dianalisis penelitian origami memberikan
halus anak. dengan uji T berjumlah 20 terhadap permainan
berpasangan. anak dengan perkembangan edukatif yang
teknik total motorik halus bisa
sampling. anak. meningkatkan
kemampuan
motorik halus
bagi anak – anak
didik.
Kekurangan
pada penelitian
ini adalah,
peneliti tidak
mencatumkan
dengan jelas
waktu yang
diperlukan untuk
penelitian ini,
dan pelaksanaan
kegiatan yang
dilakukan.
3. Kuntjojo, TK 2015 Untuk Prosedur Subjek Diketahui Manfaat dari
Intan Wahidiyah II meningkatkan penelitian yang penelitian ini bahwa pada penelitian ini
Wijaya Desa kemampuan digunakan adalah semua tindakan siklus bagi anak didik
Kedawung motorik halus adalah anak didik I ketuntasan dapat
Kecamatan melalui penelitian kelompok B belajar anak memperoleh
Mojo kegiatan tindakan kelas berjumlah 18 masih mencapai pengalaman
Kabupaten melipat seni kolaboratif. anak, yang 50% kemudian tentang media
Kediri origami pada Model terdiri dari 8 setelah origami dan
anak Kemmis dan anak laki – laki dilakukan dapat mengasah
29
Taggart dan 10 anak tindakan kemampuan
dimana masing perempuan. perbaikan pada motorik halus.
– masing siklus siklus II, Dapat
terdiri dari 4 ketuntasan bermanfaat bagi
tahapan, belajar anak perkembangan
perencanaan, meningkat pengetahuan di
pelaksanaan, menjadi 55% bidang
pengamatan, dan pada pendidikan dan
dan refleksi. tindakan siklus kesehatan.
Teknik analisis III ketuntasan Namun, adapun
data untuk belajar anak limitasi dalam
menguji meningkat penelitian ini
hipotesis menjadi 77%. yakni, jumlah
tindakan Dengan sampel yang
adalah teknik demikian, digunakan
deskriptif diketahui bahwa tergolong kurang
kuantitatif. terdapat dan peneliti tidak
peningkatan memaparkan
perolehan nilai secara jelas
kemampuan waktu yang
motorik halus diperlukan dalam
anak setelah penelitian ini.
dilakukan
tindakan
perbaikan
melalui
kegiatan
melipat seni
origami.
30
4. Farida TK Pertiwi 2014 Untuk Metode Subyek Hasil analisis Manfaat yang
Hidiyah Bowan mengetahui penelitian ini penelitian ini data pada α = diperoleh dari
Rahmani Delanggu pengaruh adalah adalah seluruh 5% diperoleh penelitian ini
Klaten permainan eksperimen anak TK thitung = -3, 81 ialah, dapat
origami jenis one Pertiwi Bowan dan ttabel = digunakan
terhadap group pretest – Delanggu -2,074 karena sebagai acuan
perkembangan posttest. Klaten tahun thitung < -ttabel = dan
fisik motorik Teknik analisis ajaran 201/2014 -3,81 < -2,074 pengembangan
anak usia dini data umur 4 – 5 maka Ho bahan
menggunakan tahun dengan ditolak dan Ha pembelajaran
analisis jumlah 23 anak. diterima. Hal ini dalam
deskriptif dan menunjukkan peningkatan
analisis bahwa motorik halus
inferensial. perkembangan anak usia
Analisis fisik motorik prasekolah pada
inferensial halus anak penerapan
untuk menguji setelah permainan
hipotesis diberikan origami.
menggunakan perlakuan Kekurangan dari
uji t dalam menggunakan penelitian yaitu
program SPSS permainan peneliti tidak
18 yaitu origami memaparkan
independent berpengaruh tentang proses
sample T-test. dari pada pelaksanaan
perkembangan penelitian secara
fisik motorik jelas.
halus anak
sebelum
diberikan
eksperimen
31
menggunakan
permainan
origami.
5. Haeni TK A Pertiwi 2013 Untuk Penelitian ini Subjek Hasil Ttest Penelitian ini
Pertiwi Dharmarini mengetahui adalah penelitian ini diperoleh thitung dapat
Saradan pengaruh penelitian adalah peserta (21.000) > ttabel memberikan
Pemalang permainan kuantitatif didik TK A (2.093) dengan pengetahuan
origami dengan jenis Pertiwi pvalue sebesar baru untuk
terhadap eksperimen Dharmarini 0,000 < α mendukung
motorik halus dengan metode Saradan (0,05), dengan perkembangan
pada anak. pre Pemalang demikian H0 anak dalam hal
eksperimental ditolak, maka keterampilan
design yaitu terdapat motorik halus.
one group pengaruh Anak dapat
prestest – permainan memperoleh
posttest. origami pengalaman
Teknik analisis terhadap secara langsung
data yang kemampuan mengenai
digunakan motorik halus kegiatan bermain
adalah Ttest pada anak origami.
menggunakan kelompok A TK Kekurangan
SPSS 16.0 For Pertiwi penelitian ini
Windows. Dharmarini peneliti tidak
Saradan mencatumkan
Pemalang tahun dengan jelas
ajaran populasi,sampel
2012/2013. dan teknik
sampling yang
digunakan dalam
penelitian.
32
6. Wijil TK IT Mekar 2012 Untuk Desain Subyek Hasil observasi Manfaat yang
Andayani Insani meningkatkan penelitian ini penelitian diperoleh data dapat diambil
Suryodiningra kemampuan ialah penelitian adalah siswa yaitu dari penelitian
tan motorik halus tindakan kelas. kelompok A pencapaian ini ialah sebagai
anak melalui Metode yang yang berjumlah kemampuan data awal atau
melipat pada digunakan 16 anak. motorik halus acuan bagi
siswa. dalam sebelum penelitian
penelitian ini menggunakan berikutnya.
adalah melipat adalah Limitasi dari
observasi. 6, 00 meningkat penelitian ini
menjadi 7, 875 yakni peneliti
pada siklus I kurang
dan meningkat menjelaskan
lagi menjadi 8, tentang metode
875 pada siklus penelitian yang
II. Peningkatan digunakan dalam
kemampuan proses penelitian
motorik halus ini.
sebagai akibat
penggunaan
melipat terbukti
pada anak.
33
2.4 Aplikasi Teori Keperawatan menurut Sister Callista Roy (Model Adaptasi)
(1970), manusia adalah makhluk bio, psiko, sosial sebagai suatu kesatuan yang
utuh. Asumsi dasar model teori adaptasi yang dikemukakan Roy antara lain :
selalu berada dalam rentang kondisi sehat sakit, yang berhubungan dengan
adaptasi. Skema model adaptasi Roy dimulai dari proses input, proses kontrol,
Dampak Output
Proses Kontrol
Input
Fungsi fisiologis Output
Mekanisme koping Konsep diri
Regulator subsistem Fungsi peran
Tingkatan stimuli Cognator subsistsem Respon
Interdependen
adaptasi adaptasi
Feed Back
Skema model adaptasi Roy dimulai dari proses input yang menjelaskan
fokal yaitu stimulus yang langsung beradaptasi dengan individu dan akan
34
mempunyai pengaruh kuat terhadap individu. Stimuli kontekstual yaitu
stimulus yang dialami individu baik internal maupun eksternal yang dapat
subyektif. Stimuli residual yaitu stimulus lain yang merupakan ciri tambahan
yang ada atau sesuai dengan kondisi dalam proses penyesuaian dengan
mekanisme koping bawaan yang prosesnya tidak diketahui oleh manusia dan
yakni proses koping yang menyertakan subsistem tubuh yaitu saraf, proses
kimiawi, dan sistem endokrin. Subsistem ini terdiri dari input, process internal,
dan output. Reflek otonomik sebagai respons neural yang berasal dari batang
otak dan spinal cord diartikan sebagai suatu perilaku output dari sistem
35
Adaptasi dijelaskan oleh Roy melalui sistem efektor/model adaptasi
yang terdiri dari 4 faktor, yaitu fungsi biologis, sistem adaptasi fisiologis antara
lain oksigenasi, nutrisi, eliminasi, aktivitas dan istirahat, integritas kulit, rasa
(senses), cairan dan elektrolit, fungsi neurologis, dan fungsi endokrin. Konsep
perhatian ditujukan pada kenyataan diri sendiri dalam hal fisik, individual, dan
moraletik.
sayang, cinta, dan rasa memiliki yang dilakukan melalui hubungan secara
Proses terakhir dari skema adaptasi Roy adalah adanya respon adaptasi
perawat pada tahap ini adalah memberikan stimulus atau memfasilitasi koping
mendukung secara emosional. Tujuan dari aplikasi model adaptasi Roy dalam
36
keperawatan komunitas adalah dengan mempertahankan perilaku adaptif dan
2014).
37
BAB III
KERANGKA KONSEP
Pada bab III ini menjelaskan tentang kerangka konsep, hipotesis, dan definisi
Keterangan :
39
Variabel Aspek yang Kemampuan Denver II pada Kategori : Ordinal
Dependen berhubungan anak dalam aspek motorik Lulus : Anak
(Variabel dengan melibatkan halus. Pada dapat
Terikat) : kemampuan otot-otot pelaksanaan melewati 3
anak untuk kecil. dinilai tugas tugas
Perkembanga mengamati perkembangan perkembangan
n Motorik sesuatu, anak dalam dalam tabel
Halus melakukan mencontoh denver.
gerakan yang bentuk origami (diberikan
melibatkan (bentuk burung skor 2)
bagian-bagian angsa dan bentuk
tubuh tertentu kelinci) dan 3 Tidak Lulus :
dan dilakukan tugas Anak tidak
otot-otot kecil, perkembangan dapat atau
tetapi dalam tabel hanya
memerlukan denver sebagian
koordinasi (mencontoh + ; melewati 3
yang cermat menggambar tugas
seperti orang 3 bagian ; perkembangan
mengawasi mencontoh dalam tabel
sesuatu, bentuk ). denver
menjimpit, (diberikan
menulis, dan skor 1)
sebagainya
(Depkes
(2006) dalam
Yuniarti
(2015)).
40
BAB IV
METODE PENELITIAN
digunakan selama penelitian, proses pengumpulan data, analisa data, dan etika
penelitian.
4. 1 Desain Penelitian
Keterangan :
41
4. 2 Lokasi Penelitian
4. 3 Waktu Penelitian
4. 4 Populasi
33 orang.
4. 5 Sampel
lebih baik jika memenuhi kriteria yang layak untuk diteliti (inklusi).
a. Kriteria Inklusi
suatu populasi target dan terjangkau yang akan diteliti (kriteria yang
sebagai berikut :
42
2. Orang tua/ wali telah menandatangani lembar informed consent
yang diberikan.
Tikala Baru
posttest)
b. Kriteria Ekslusi
pemberitahuan)
4. 6 Instrumen Penelitian
penelitian dan alat untuk mengukur kemampuan motorik halus pada anak
Kategori :
43
Tidak Lulus : Anak tidak dapat atau hanya sebagian mengikuti
Kategori :
skor 2).
Tidak Lulus : Anak tidak dapat atau hanya sebagian yang dapat
44
4. 7 Pengumpulan Data
45
Tahap awal sebelum dilakukan penelitian, peneliti membuat surat
jawab di tempat yang akan dilaksanakan penelitian yaitu TK Katolik Santa Maria
Sekolah sebagai pengantar bagi peneliti untuk mengambil data awal atau survei
tua) untuk dijelaskan tentang tujuan dan dampak penelitian, serta untuk
Tahap akhir yaitu, posttest dilakukan penilaian akhir pada anak setelah diberikan
kegiatan bermain.
4. 8 Pengolahan Data
1. Editing
46
kelengkapan data dan keseragaman data dalam usaha melengkapi data
yang kurang.
2. Coding
dianalisis. Tahap ini dilakukan oleh peneliti untuk mengisi daftar kode
yang dilaksanakan.
3. Tabulasi
sesuai dengan hasil observasi kedalam tabel yang sesuai dengan tujuan
4. Analisa Data
pekerjaan orang tua, pengasuh anak serta berat dan tinggi badan dari
47
dari penelitian yang telah dilakukan. Data yang didapat kemudian diuji
dengan menggunakan uji Wilcoxon, dengan nilai p = 0,05 jika p < 0,05
5. Cleaning
4. 9 Etika Penelitian
Penelitian ini menggunakan subjek penelitian yakni manusia.
Penelitian ini diupayakan tetap menjaga kode etik yang berlaku pada
48
orang tua/wali anak mengetahui maksud dan tujuan serta dampak
b. Kerahasiaan (Confidentiality)
penelitian.
49
BAB V
HASIL PENELITIAN
Pada bab ini, terdiri dari penjelasan tentang hasil analisa dari data yang
univariat dan data bivariat. Penelitian ini telah dilaksanakan di TK Katolik Santa Maria
Magdalena Tikala Baru, pada tanggal 29 Mei-15 Juni 2017 dengan jumlah sampel dalam
penelitian ini adalah semua anak di TK Katolik Santa Maria Magdalena Tikala Baru
yang berjumlah 33 anak. Namun, saat pelaksanaan penelitian 2 anak tidak menjadi
sampel atau subjek penelitian dikarenakan tidak mengikuti pelaksanaan posttest dan
hanya mengikuti saat pelaksanaan pretest. Sehingga, jumlah sampel dalam penelitian ini
berjumlah 31 anak. Kegiatan bermain dilakukan 2 kali setiap minggu dalam waktu 3
minggu.
Penilaian perkembangan motorik halus pada anak usia prasekolah dinilai saat
pretest dan saat posttest. Tujuan penelitian ini adalah diketahui pengaruh pemberian
media origami terhadap perkembangan motorik halus pada anak usia prasekolah di TK
Katolik Santa Maria Magdalena Tikala Baru. Data hasil penelitian ini diperoleh dari
media origami dan setelah diberikan intervensi pemberian media origami. Setelah semua
data terkumpul kemudian dilakukan pemeriksaan, pengolahan dan analisa data yang
terdiri dari, analisa univariat dan analisis pengaruh antar variabel terkait atau analisa
50
5.1. Karakteristik Demografi Responden
banyak adalah responden yang berusia 5 tahun sebesar 54,8%, sedangkan paling
sedikit adalah responden yang berusia 4 tahun sebesar 19,4%. Berdasarkan jenis
kelamin jumlah responden yang paling banyak berjenis kelamin laki-laki dengan
persentase 58,1% dan jumlah responden yang paling sedikit berjenis kelamin
51
banyak adalah responden yang diasuh oleh orang tua sebesar 90,3% dan yang paling
sedikit adalah responden yag diasuh oleh nenek / kakek sebesar 3,2%. Berdasarkan
sebesar 58,1% dan yang paling sedikit adalah tingkst D3 dan tingkat S2 yang
jumlah yang paling banyak adalah pengasuh dengan pekerjaan sebagai karyawan
swasta yaitu sebesar 58,1% dan jumlah paling sedikit adalah pengasuh dengan
distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel yang ada dalam penelitian
(Notoadmojo, 2012).
anak usia prasekolah (pretest) terdapat 32,3 % responden yang gagal dan terdapat
52
motorik halus sesudah pemberian media origami pada anak usia prasekolah
(posttest) terdapat hanya 9,7 % yang gagal dan terdapat 90,3% yang lulus.
berhubungan atau berkolerasi. Pada umumnya dalam analisa bivariat seperti melihat
sebagai berikut :
Variabel Mean Sd n p
Pretest Motorik Halus 1,68 0,475
31 0,035
Posttest Motorik Halus 1,90 0,301
Sumber : Data Primer 2017
pada anak usia prasekolah di TK Katolik Santa Magdalena adalah 1,68 dengan
Santa Magdalena adalah 1,90 dengan standar deviasi 0,301. Hasil uji statistik yaitu
uji Wilcoxon, didapatkan nilai p sebesar 0,035. Hal ini menunjukkan bahwa nilai p
< 0,05 yang berarti ada pengaruh yang signifikan antara sebelum dan sesudah
pemberian media origami terhadap perkembangan motorik halus pada anak usia
PEMBAHASAN
Pada bab ini berisi tentang pembahasan dari hasil penelitian Pengaruh Pemberian
Media Origami terhadap Perkembangan Motorik Halus pada Anak Usia Prasekolah yang
didalamnya beberapa komponen yang akan dibahas yaitu pembahasan untuk hasil
penjelasan mengenai hasil penelitian apakah berpengaruh secara signifikan atau tidak,
dan membahas mengenai hubungan dari hasil penelitian ini dengan teori keperawatan
Origami
Dalam penelitian ini jumlah sampel yang diambil adalah jumlah keseluruhan
berhalangan dan tidak masuk sekolah, sehingga jumlah keseluruhan responden yang
paling banyak adalah responden yang berumur 5 tahun (54,8%) dan jumlah paling
sedikit adalah responden yang berumur 4 tahun (19,4%). Hal ini berpengaruh
54
jumlah paling banyak adalah responden berjenis kelamin laki – laki (58,1%) dan
jumlah paling sedikit adalah responden berjenis kelamin perempuan (41,9%). Hal ini
dengan jumlah paling banyak adalah responden yang diasuh oleh orang tua (90,3%)
sedangkan jumlah paling sedikit adalah responden yang diasuh oleh nenek/kakek
(3,2%). Hal ini berpengaruh terhadap proses tumbuh kembang anak, lingkungan
jumlah paling banyak adalah responden yang memiliki pengasuh dengan tingkat
yang memiliki pengasuh dengan tingkat pendidikan D3 (3,2%) dan S2 (3,2%). Hal
ini berpengaruh dalam tumbuh kembang anak, karena dengan pendidikan yang baik
maka orang tua dapat menerima segala informasi dari luar terutama tentang cara
dan sebagainya.
karyawan swasta (58,1%) dan jumlah paling sedikit adalah responden yang memiliki
memadai akan menunjang tumbuh kembang anak karena orang tua dapat
55
Pada penelitian ini didapatkan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa
origami pada anak usia prasekolah (pretest) terdapat 32,3 % responden yang gagal
dan terdapat 67,7 % responden yang lulus. Kemudian, untuk distribusi frekuensi
perkembangan motorik halus sesudah pemberian media origami pada anak usia
prasekolah (posttest) terdapat hanya 9,7 % yang gagal dan terdapat 90,3% yang
lulus. Perkembangan motorik halus sebelum pemberian media origami pada anak
usia prasekolah (pretest) di TK Katolik Santa Maria Magdalena Tikala Baru yang
anak sebelum pemberian media origami dan sesudah pemberian media origami
jarang diberikan oleh sekolah khususnya dalam kegiatan melipat dengan berbagai
macam bentuk seperti burung angsa. Peneliti berasumsi bahwa, kegiatan yang baru
baru, cukup menarik perhatian dari anak – anak usia prasekolah sehingga mereka
dapat belajar dengan penuh perhatian dan dapat juga melatih motorik halus dengan
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian menurut Rahim (2015) yang
56
yang digunakan adalah uji t berpasangan. Sampel penelitian berjumlah 20 anak
didapatkan signifikansi 0,000 yang berarti ada pengaruh bermain origami terhadap
respon dari anak-anak yaitu tampak begitu antusias dan merasa senang saat
bentuk burung angsa menggunakan media origami. Saat demonstrasi dalam rangka
dalam kegiatan sehingga beberapa ibu guru ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini.
Hal tersebut dapat dikaitkan dengan karakteristik anak berdasarkan umur, dimana
anak yang berumur 5 tahun keatas sudah matang dan sudah lebih lama beradaptasi
bermain bersama teman sebayanya di sekolah dan anak sudah masuk dalam
persiapan menuju ke jenjang sekolah dasar. Sehingga, peneliti berasumsi anak yang
berumur 5 tahun keatas lebih siap dan cepat dalam memahami kegiatan bermain
dalam penelitian ini yaitu media origami, hanya merupakan salah satu dari faktor –
faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang pada anak. Menurut Yuniarti (2015) ,
57
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan terbagi
atas dua bagian yaitu faktor dalam dan faktor luar. Faktor dalam terdiri dari,
ras/etnik atau bangsa, keluarga, umur,jenis kelamin, genetik, posisi anak dalam
keluarga, dan penyakit. Sedangkan, faktor luar terdiri dari tiga bagian yaitu faktor
prenatal, faktor persalinan, dan faktor pascasalin. Faktor prenatal terdiri dari gizi,
mekanis, radiasi, dan psikologi ibu. Faktor persalinan yaitu komplikasi akibat
proses persalinan yang terjadi pada bayi. Kemudian, faktor pascasalin terdiri dari
obat – obatan.
faktor keluarga juga menjadi faktor penentu tumbuh kembang anak akan
berlangsung secara optimal atau tidak. Stabilitas dan keharmonisan rumah tangga
mempengaruhi tumbuh kembang anak. Tumbuh kembang anak akan berbeda pada
Dalam hal ini kualitas dari interaksi anak dan orang tua akan dinilai yaitu
memenuhi kebutuhan keterdekatan dan kepercayaan antara orang tua dan anak
Dalam penelitian ini terdapat beberapa anak yang awalnya lulus pada
kegagalan. Berdasarkan informasi yang didapatkan oleh peneliti dari pihak sekolah
58
beberapa memiliki masalah di lingkungan keluarga. Sehingga, saat pelaksanaan
penelitian respon dari beberapa anak tersebut tampak kurang bersemangat, kurang
pemberian stimulasi (media origami) merupakan salah satu dari faktor-faktor yang
penentu anak usia prasekolah dapat mengikuti arahan pemberian media origami
(stimulasi) secara optimal atau tidak, dan faktor-faktor lain dapat menjadi penentu
halus pada anak usia prasekolah di TK Katolik Santa Maria Magdalena Tikala Baru,
diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa nilai rata –rata sebelum pemberian media
origami (pretest) terhadap perkembangan motorik halus pada anak usia prasekolah
sedangkan nilai rata – rata sesudah pemberian media origami (posttest) terhadap
Magdalena adalah 1,90 dengan standar deviasi 0,301. Hasil uji statistik dengan
menggunakan uji Wilcoxon, didapatkan nilai hitung p sebesar 0,035. Hal ini
menunjukkan bahwa nilai p < 0,05 yang berarti Ho ditolak, dan terdapat pengaruh
yang signifikan dari sebelum pemberian media origami hingga setelah pemberian
59
origami terhadap perkembangan motorik halus pada anak usia prasekolah di TK
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Diana (2015) yang menemukan
motorik halus anak usia prasekolah. Dari hasil analisis data dengan menggunakan
uji Wilcoxon dengan tingkat kemaknaan α = 0,05 diperoleh nilai p value = 0,035
dimana 0,035 < 0,05 maka Ho ditolak dan kesimpulannya bahwa terdapat pengaruh
Jombang.
Menurut Ismayanti dalam Risa (2012), manfaat origami antara lain, anak
belajar meniru atau mengikuti arahan, membaca diagram atau membuat model,
Maka tidak heran jika hampir semua anak menyukai origami, apalagi disaat mereka
terhadap kepandaian anak yang datangnya dari lingkungan di luar anak. Anak yang
lebih banyak mendapat stimulasi yang terarah dan teratur cenderung lebih cepat
berkembang (Ambarwati, 2012). Stimulasi yang baik bagi anak usia prasekolah
seperti kegiatan bermain bersama teman yang sebaya dengan anak tersebut.
Bermain bagi anak sangat mempunyai arti dalam tumbuh kembangnya, karena
60
melalui bermain banyak keuntungan yang diperoleh, tidak saja terhadap
pertumbuhan fisik anak, juga terhadap perkembangan motorik, mental dan sosial
tumbuh kembangnya.
Ambarwati, 2012), manusia adalah makhluk bio, psiko, sosial sebagai suatu
kesatuan yang utuh. Skema adaptasi Roy dimulai dari proses input, proses kontrol,
dampak output, dan respon adaptasi. Dalam proses input tingkat adaptasi seseorang
akan ditentukan oleh stimulus focal, contextual dan residual. Dalam penelitian ini,
pemberian media origami merupakan contoh atau salah satu jenis dari stimulus
contextual. Stimulus contextual adalah semua stimulus lain bagi seseorang, baik
yang bersifat internal maupun eksternal yang memengaruhi situasi dan dapat
media origami, responden (anak usia prasekolah) akan melewati 3 proses kontrol
kimiawi, dan sistem endokrin, reflek otonomik sebagai respon neural yang berasal
dari batang otak dan spinal cord yang diartikan sebagai suatu perilaku output dari
sistem regulasi, dimana anak akan mengikuti arahan demonstrasi melipat kertas ke
bentuk burung angsa, sesuai dengan apa yang diterimanya lewat indera penglihatan
61
dan pendengaran. Ketiga, kognator subsistem yang melibatkan 4 sistem
Efektor atau dampak output yang diterima berdasarkan input akan meliputi 4
komponen yaitu fungsi biologis, konsep diri, fungsi peran, dan interdependen,
Santa Maria Magdalena Tikala Baru. Proses terakhir dari adaptasi Roy adalah
adanya respon adaptasi individu yang dapat berupa respon adaptif maupun
perkembangan motorik halus pada anak usia prasekolah di TK Katolik Santa Maria
origami terhadap perkembangan motorik halus pada anak usia prasekolah selain
alasan kegiatan ini masih belum termasuk pada materi pembelajaran di Taman
Kanak- Kanak (TK) ini, juga dikarenakan kegiatan bermain dengan melipat origami
mampu membuat anak-anak lebih aktif dalam bereksplorasi dan berkreasi, membuat
suatu karya secara mandiri yaitu melipat origami dan kegiatan ini membuat suasana
bersama teman sebaya dan menggunakan kertas origami yang memiliki variasi
62
Adapun beberapa hal yang menjadi keterbatasan dalam pelaksanaan penelitian
penelitian yang diteliti hanya aspek perkembangan motorik halus dari keempat aspek
perkembangan yang ada dalam tabel denver. Variabel yang tidak diteliti antara lain
perkembangan personal-sosial, bahasa, dan motorik kasar. Menurut peneliti hal ini
penelitian pada akhir bulan Mei dan awal Juni sehingga rentang waktu yang ada
dalam pelaksanaan penelitian pemberian media origami sangat terbatas karena siswa
siswi di TK Katolik Santa Maria Magdalena Tikala Baru akan segera libur kelulusan
sekolah sehingga ada beberapa waktu dipakai untuk latihan dalam pelatihan pentas
seni untuk dipentaskan saat acara kelulusan sekolah. Ada beberapa variasi bentuk
lipatan origami yang masih bisa diberikan dan masih bisa dilakukan proses penilaian
misalnya penyediaan alat permainan, sosialisasi anak, keterlibatan ibu dan anggota
keluarga lain terhadap kegiatan anak. Dalam melakukan kegiatan, anak perlu
63
BAB VII
PENUTUP
Dalam BAB ini berisi 2 bagian yaitu kesimpulan dari penelitian yang telah
dilaksanakan beserta saran dari peneliti.
7.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti tentang Pengaruh
Pemberian Media Origami terhadap Perkembangan Motorik Halus pada Anak Usia
Prasekolah di TK Katolik Santa Maria Magdalena Tikala Baru dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1. Perkembangan motorik halus pada anak usia prasekolah di TK Katolik Santa
Maria Magdalena Tikala Baru sebelum diberikan media origami cukup kurang.
7.2. Saran
Diharapkan penelitian ini dapat menjadi karya tulis ilmiah bagi pendidikan
64
2. Bagi Masyarakat (Orang Tua dan Pengasuh)
untuk melipat origami dengan berbagai bentuk gunakanlah media bermain lain
seperti, media puzzle dan ular tangga sehingga anak tidak cepat bosan dan selalu
yang cukup lama dengan variasi stimulasi permainan edukatif seperti origami
dengan beberapa bentuk seperti bentuk kelinci, kepiting dan lain-lain, sehingga
dapat merangsang kreativitas, konsentrasi, dan emosi anak secara optimal dan
dengan waktu yang lebih lama agar imajinasi anak dapat terealisasi secara nyata
65
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati & Nasution. (2012). Buku Pintar Asuhan Keperawatan Bayi dan Balita.
Yogyakarta : Cakrawala Ilmu.
Andayani, Wijil. (2012). Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui
Melipat pada Siswa Kelompok A di TK IT Mekar Insani Suryodiningrat Tahun
Ajaran 2011/2012. Dalam http://eprints.uny.ac.id/5922/. Diakses pada tanggal 5
Maret 2017.
Dewi dan Latifah. (2015). Pengaruh Bermain Origami terhadap Perkembangan
Motorik Halus di Kelompok B TK Dharmawanita Desa Wonokusumo Mojosari
Mojokerto. Dalam https://www.google.co.id/?
gws_rd=cr,ssl&ei=1ADdWNqkD52evQSp2ZL4Cw#q=Pengaruh+Bermain+Orig
ami+terhadap+Perkembangan+Motorik+Halus+di+Kelompok+B+TK+Dharmaw
anita+Desa+Wonokusumo+Mojosari+Mojokerto&*&spf=63. Diakses pada
tanggal 5 Maret 2017.
Hadinoto, S. R. (2014). Psikologi Perkembangan Pengantar dalam Berbagai
Bagiannya. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Hajriah, Noor. (2012). Upaya Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Melalui
Kegiatan Melipat / Origami pada Anak Kelompok B TK Pertiwi Donohudan
pada Semester II Tahun 2011 / 2012. Dalam
http://eprints.ums.ac.id/19936/17/NASKAH_PUBLIKASI.pdf. Diakses pada
tanggal 5 Maret 2017.
Hidayah, Ita. (2015). Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Melalui Kegiatan
Melipat Seni Origami pada Anak Kelompok B TK Wahidiyah II Desa Kedawung
Kecamatan Mojo Kabupaten Kediri.
Infodatin. (2014). Kondisi Pencapaian Program Kesehatan Anak Indonesia. Dalam
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-
anak.pdf. Diakses pada tanggal 17 Maret 2017.
Medise, Bernie. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). (2013). Mengenal
Keterlambatan Perkembangan Umum pada Anak. Dalam
http://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/mengenal-keterlambatan-
perkembangan-umum-pada-anak. Diakses pada tanggal 5 Maret 2017.
Mulyati, Atik. (2014). Peningkatan Keterampilan Motorik Halus Melalui Origami pada
Anak Kelompok A TK Kusuma Baciro Gondokusuman Yogyakarta. Dalam
http://eprints.uny.ac.id/13016/1/SKRIPSI_ATIK
%20MULYATI_NIM.12111247007.pdf. Diakses pada tanggal 17 Maret 2017.
Nirwana, Ade. (2011). Psikologi Ibu, Bayi, dan Anak. Yogyakarta : Nuha Medika.
Notoadmojo, Soekidjo. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka
Cipta.
Nurihsan. A. J & Agustin. M. H. (2013). Dinamika Perkembangan Anak & Remaja
Tinjauan Psikologi, Pendidikan, dan Bimbingan. Bandung : Refika Aditama.
Nurjatmika, Yusep (2012). Ragam Aktivitas Harian Untuk TK. Yogyakarta : Diva Press.
Pertiwi, Haeni. (2013). Pengaruh Permainan Origami terhadap Motorik Halus Anak
Usia Dini di TK A Pertiwi Dharmarini Saradan Pemalang Tahun Pelajaran
2012/2013. Dalam http://eprints.ums.ac.id/24927/1/COVER-INTISARI.pdf.
Diakses pada tanggal 5 Maret 2017.
Purnamasari, dkk. (2014). Penerapan Metode Demonstrasi melalui Kegiatan Melipat
Kertas (Origami) untuk Meningkatkan Perkembangan Motorik Halus Anak.
Dalam
http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPAUD/article/viewFile/3165/2631.
Diakses pada tanggal 17 Maret 2017.
Putra, Dony, dkk. (2014). Keperawatan Anak dan Tumbuh Kembang (Pengkajian dan
Pengukuran). Yogyakarta : Nuha Medika.
Rahim, Nurlestari. (2015). Pengaruh Bermain Origami terhadap Perkembangan
Motorik Halus Anak Usia Dini di TK Pembina K. H. Dewantara. Dalam
http://kim.ung.ac.id/index.php/KIMFIKK/article/view/11263. Diakses pada
tanggal 5 Maret 2017.
Rahmani, Farida. (2014). Pengaruh Permainan Origami terhadap Perkembangan Fisik
Motorik Anak Usia Dini pada Kelompok A di TK Pertiwi Bowa Delanggu Klaten
Tahun Pelajaran 2013/2014. Dalam
http://eprints.ums.ac.id/28839/12/02._JURNAL_PUBLIKASI.pdf. Diakses pada
tanggal 5 Maret 2017.
Restiani, Mika. (2014). Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui
Kegiatan Menempel dengan Media Kertas Origami di Kelompok B PAUD
Sherina Desa Tanjung Aur II Kabupaten Bengkulu Selatan. Dalam
http://repository.unib.ac.id/8528/. Diakses pada tanggal 5 Maret 2017.
Riyadi. S & Sukarmin. (2009). Asuhan Keperawatan pada Anak. Yogyakarta : Graha
Ilmu.
Setiadi. (2013). Konsep dan Praktik Penulisan Riset Keperawatan (ed 2nd). Yogyakarta :
Graha Ilmu.
Soetjiningsih. (2012). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.
xv
Utami, Risa. (2012). Origami dalam Pembelajaran Mixed Media di SD Negeri II
Wijirejo Pandak Bantul. Dalam http://eprints.uny.ac.id/21340/1/Risa%20Utami
%2008206244030.pdf. Diakses pada tanggal 10 Juli 2017
Wahyudi, dkk. (2007). Peningkatan Rangsang Psikomotorik Anak – anak melalui
Pelatihan Origami di Taman Kanak – Kanak (TK) Gaya Baru III Ngoresan
Surakarta. Dalam http://myluvlylynn.blog.uns.ac.id/files/2010/04/laporan-
pkmm-origami.pdf. Diakses pada tanggal 17 Maret 2017.
Widyanto, F. C. (2014). Keperawatan Komunitas dengan Pendekatan Praktis.
Yogyakarta : Nuha Medika.
Yuniarti, Sri. (2015). Asuhan Tumbuh Kembang Neonatus, Bayi – Balita dan Anak Pra
Sekolah. Bandung : Refika Aditama.
Yusran. (2014). Pengaruh Pendidikan Kesehatan terhadap Pengetahuan dan Sikap Ibu
dalam Mengoptimalkan Pencapaian Tumbuh Kembang Anak Pra Sekolah di Kecamatan
Kartasura. Dalam http://eprints.ums.ac.id/30726/13/NASKAH_PUBLIKASI.pdf.
Diakses pada tanggal 5 Maret 2017.
xvi
LAMPIRAN
77
Lampiran 1 CURICULUM VITAE
NIM : 13061031
Fakultas : Keperawatan
Tikala Baru
Riwayat Pendidikan
Motto :
“Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan, jadilah padaku menurut perkataanmu itu”
66
(Luk 1 : 38)
Lampiran 2
LEMBAR PERSETUJUAN
(Informed consent)
Setelah mendapatkan penjelasan maksud tujuan yang dilakukan oleh Sdri Christyani
Angelina Kojongian, Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas De La Salle Manado
dengan judul :
Nama :
Usia :
Alamat :
Pekerjaan :
Menyatakan setuju dan bersedia untuk ikut berpartisipasi sebagai peserta/
responden penelitian, atas dasar pemikiran bahwa penelitian ini dilakukan untuk
pengembangan ilmu keperawatan.
Tanda tangan di bawah ini menunjukkan bahwa saya telah diberi penjelasan dan
menyatakan setuju dan bersedia menjadi responden.
Manado,
67
Responden
A. DEFINISI
Origami adalah suatu seni melipat kertas sehingga menghasilkan berbagai macam bentuk,
misalnya hewan, dapat mengirimkan sinyal ke sistem saraf pusat memicu neuron melalui
B. TUJUAN
68
C. PELAKSANAAN KEGIATAN
Tahap
No. Kegiatan Pembimbing Kegiatan Anak Waktu
Kegiatan
69
3. Membagikan origami pada
setiap anak sebanyak 3 lembar
origami, dan kertas hvs.
4. Posisikan klien senyaman
mungkin
5. Melakukan demonstrasi dan
menginstruksikan kepada
responden untuk memperhatikan
dan mengikuti pada saat
pelaksanaan kegiatan bermain
dengan media origami.
A. Burung
Angsa
Lipat kertas
menjadi dua,
lalu buka
Lipat kembali
sisi kanan dan
kiri kertas ke
arah dalam
Baliklah
lipatanmu. Tekuk
da lipat ujung
bawah lipatan ke
arah atas.
Lipat kertasmu
jadi dua. Lihat
gambar.
Posisikan
lipatan kertas
seperti tampak
pada gambar.
70
Lipat kecil
ujung kertas ke
arah atas.
Lipat kembali
ujungnya
sedemikian
rupa, sehingga
Lipatlah sedikit
ujung kertas. Ini
adalah sayapnya.
Selesai.
Dokumentasikan nama
tindakan/tanggal/jam tindakan, hasil
yang diperoleh, respon klien selama
tindakan.
71
Lampiran 4 Data Demografi
No Urut :
Menikah Usia :
Lainnya …
72
Lampiran 5
Lembar Observasi Hasil Pengukuran Kegiatan Origami dan Tugas Perkembangan dalam Denver (Pretest)
Origami
Burung Angsa
Jenis Contoh Gambar Contoh
Nama Usia
No. Kode Kelamin bentuk Orang 3 bentuk
(Inisial) (Thn)
(L/P) + Bagian O
1. 001 D.R 6 L B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ √ √
2. 002 D.T 5 L B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ √ √
3. 003 D.K 5 L B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ √ √
4. 004 A.S 5 P B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ √ √
5. 005 M.K 5 P B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ - √
6. 006 V.D 6 P B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ √ √
7. 007 B.L 5 L B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ - √
8. 008 B.R 6 P B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ √ √
9. 009 S.R 5 L B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ √ √
10. 010 M.D 6 L B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ √ -
11. 011 H.C 6 L B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ √ √
12. 012 G.S 6 L B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ √ √
13. 013 S.S 6 P B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ √ -
14. 014 M.S 5 P B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ √ √
15. 015 G.K 5 P B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ √ √
16. 016 P.A 5 L B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ √ √
17. 017 Y.S 5 L B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ √ √
18. 018 W.A 6 L B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ √ √
19. 019 R.W 5 L B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ √ -
73
73
20. 020 W.Z 5 P B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ √ -
21. 021 P.R 4 P B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ √ -
22. 022 E.S 5 L B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ √ √
23. 023 Y.S 4 L B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ - -
24. 024 Y.S 4 L B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ √ -
25. 025 P.L 5 P B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ √ √
26. 026 E.M 4 P B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ √ √
27. 027 A.K 4 P B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ √ √
28. 028 G.K 4 L B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ √ -
29. 029 L.W 5 L B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ √ √
30. 030 C.R 6 P B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ √ √
31. 031 S.M 5 L B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ √ √
32. 032 K.T 5 L B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ √ √
33. 033 Q.T 5 P B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ √ √
Hasil ukur :
Tidak Lulus : Anak tidak dapat atau hanya sebagian mengikuti lipatan
origami sesuai demonstrasi yang diberikan dan tidak dapat menyelesaikan 3
tugas perkembangan
74
74
Lampiran 6
Lembar Observasi Hasil Pengukuran Kegiatan Origami dan Tugas Perkembangan dalam Denver (Posttest)
Origami
Burung Angsa
Jenis Gambar
Nama Usia Contoh Contoh
No. Kode Kelamin Orang 3
(Inisial) (Thn) bentuk + bentuk O
(L/P) Bagian
1. 001 D.R 6 L B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ √ √
2. 002 D.T 5 L B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ √ √
3. 003 D.K 5 L B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ √ √
4. 004 A.S 5 P B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ √ √
5. 005 M.K 5 P B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ √ √
6. 006 V.D 6 P B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ √ √
7. 007 B.L 5 L B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ - √
8. 008 B.R 6 P B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
9. 009 S.R 5 L B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ √ √
10. 010 M.D 6 L B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ √ -
11. 011 H.C 6 L B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ √ √
12. 012 G.S 6 L B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ √ √
13. 013 S.S 6 P B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ √ -
14. 014 M.S 5 P B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ √ √
15. 015 G.K 5 P B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ √ √
16. 016 P.A 5 L B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ √ √
17. 017 Y.S 5 L B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ √ √
18. 018 W.A 6 L B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ √ √
19. 019 R.W 5 L B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ √ √
75
75
20. 020 W.Z 5 P B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ √ √
21. 021 P.R 4 P B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 - √ -
22. 022 E.S 5 L B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ √ √
23. 023 Y.S 4 L B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ √ √
24. 024 Y.S 4 L B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ √ √
25. 025 P.L 5 P B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ √ √
26. 026 E.M 4 P B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ √ √
27. 027 A.K 4 P B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ √ √
28. 028 G.K 4 L B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ √ √
29. 029 L.W 5 L B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
30. 030 C.R 6 P B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ √ √
31. 031 S.M 5 L B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ √ √
32. 032 K.T 5 L B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ - -
33. 033 Q.T 5 P B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ √ √
Hasil ukur :
Tidak Lulus : Anak tidak dapat atau hanya sebagian mengikuti lipatan
origami sesuai demonstrasi yang diberikan dan tidak dapat menyelesaikan 3
tugas perkembangan
76
76
Lampiran 7 Pengolahan Data Univariat
Descriptive Statistics
78
Elapsed Time 00:00:00.02
Statistics
Jenis Kelamin Anak Diasuh Pendidikan Pekerjaan
Umur Anak Anak Oleh Pengasuh Pengasuh
N Valid 31 31 31 31 31
Missing 0 0 0 0 0
Mean 5.06 1.42 1.13 2.65 3.68
Std. Error of Mean .122 .090 .077 .194 .219
Median 5.00 1.00 1.00 2.00 4.00
Mode 5 1 1 2 4
Std. Deviation .680 .502 .428 1.082 1.222
Range 2 1 2 4 4
Minimum 4 1 1 1 1
Maximum 6 2 3 5 5
Sum 157 44 35 82 114
Percentiles 25 5.00 1.00 1.00 2.00 4.00
50 5.00 1.00 1.00 2.00 4.00
75 6.00 2.00 1.00 4.00 4.00
Frequency Table
Umur Anak
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 4 6 19.4 19.4 19.4
5 17 54.8 54.8 74.2
6 8 25.8 25.8 100.0
Total 31 100.0 100.0
79
Nenek / Kakek 1 3.2 3.2 100.0
Total 31 100.0 100.0
Pendidikan Pengasuh
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid SMP 2 6.5 6.5 6.5
SMA/SM
18 58.1 58.1 64.5
K
D3 1 3.2 3.2 67.7
S1 9 29.0 29.0 96.8
S2 1 3.2 3.2 100.0
Total 31 100.0 100.0
Pekerjaan Pengasuh
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid IRT 4 12.9 12.9 12.9
Mahasiswa 1 3.2 3.2 16.1
Sopir 2 6.5 6.5 22.6
Swasta 18 58.1 58.1 80.6
PNS 6 19.4 19.4 100.0
Total 31 100.0 100.0
FREQUENCIES VARIABLES=KesOriPre KesOriPost KesDenPre KesDenPost
/NTILES=4
/STATISTICS=STDDEV RANGE MINIMUM MAXIMUM SEMEAN MEAN MEDIAN
MODE SUM
/ORDER=ANALYSIS.
Frequencies
Notes
Output Created 20-JUN-2017 04:50:05
Comments
Input Active Dataset DataSet1
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data
31
File
80
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as
missing.
Cases Used Statistics are based on all cases with valid
data.
Syntax FREQUENCIES VARIABLES=KesOriPre
KesOriPost KesDenPre KesDenPost
/NTILES=4
/STATISTICS=STDDEV RANGE
MINIMUM MAXIMUM SEMEAN MEAN
MEDIAN MODE SUM
/ORDER=ANALYSIS.
Resources Processor Time 00:00:00.02
Elapsed Time 00:00:00.02
Statistics
Kesimpulan Kesimpulan Kesimpulan
Origami Origami Kesimpulan Denver
Pretest Posttest Denver Pretest Posttest
N Valid 31 31 31 31
Missing 0 0 0 0
Frequency Table
Kesimpulan Origami Pretest
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid GAGAL 26 83.9 83.9 83.9
LULUS 5 16.1 16.1 100.0
Total 31 100.0 100.0
Kesimpulan Origami Posttest
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid GAGAL 15 48.4 48.4 48.4
LULUS 16 51.6 51.6 100.0
Total 31 100.0 100.0
Kesimpulan Denver Pretest
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid GAGAL 10 32.3 32.3 32.3
LULUS 21 67.7 67.7 100.0
Total 31 100.0 100.0
Kesimpulan Denver Posttest
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid GAGAL 3 9.7 9.7 9.7
LULUS 28 90.3 90.3 100.0
Total 31 100.0 100.0
81
Lampiran 8 Pengolahan Data Bivariat
NPAR TESTS
/WILCOXON=SkorDenPre WITH SkorDenPost (PAIRED)
/STATISTICS DESCRIPTIVES QUARTILES
/MISSING ANALYSIS.
NPar Tests
Notes
Output Created 20-JUN-2017 04:47:31
Comments
Input Active Dataset DataSet1
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working
31
Data File
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are
treated as missing.
Cases Used Statistics for each test are based on
all cases with valid data for the
variable(s) used in that test.
Syntax NPAR TESTS
/WILCOXON=SkorDenPre WITH
SkorDenPost (PAIRED)
/STATISTICS DESCRIPTIVES
QUARTILES
/MISSING ANALYSIS.
Resources Processor Time 00:00:00.00
Elapsed Time 00:00:00.02
Number of Cases
112347
Alloweda
Descriptive Statistics
82
Percentile
s
Descriptive Statistics
Percentiles
50th (Median) 75th
Skoring Denver Pretest 2.00 2.00
Skoring Denver Posttest 2.00 2.00
Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
Skoring Denver Posttest - Negative Ranks 2a 6.00 12.00
Skoring Denver Pretest Positive Ranks 9b 6.00 54.00
Ties 20c
Total 31
83
Lampiran 9 Lembar Denver II
84
85
Lampiran 10 Petunjuk Pelaksanaan
86
Lampiran 11 Lembar Revisi Proposal
87
Lampiran 12 Surat Permohonan Ijin Melaksanakan Penelitian di TK Katolik Santa Maria
Magdalena Tikala Baru
88
Lampiran 13 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian di TK Katolik Santa Maria
Magdalena Tikala Baru
89
Lampiran 14 Lembar Revisi Skripsi
90
Lampiran 15 Lembar Konsultasi Dosen Pembimbing I
LEMBAR KONSULTASI
NIM : 13061031
91
6. 5 Maret 2017 Konsultasi Bab I
Perubahan Judul dari Media Kliping
menjadi Media Origami
92
Lampiran 16 Lembar Konsultasi Dosen Pembimbing II
LEMBAR KONSULTASI
NIM : 13061031
5.
Konsultasi tentang penyusunan Standar
29 Maret 2017
Operasional Pelaksanaan Kegiatan Bermain
dengan Media Origami (SOP)
93
6. 30 Maret 2017 Konsultasi Bab I - IV
Tambahkan penjelasan tentang hubungan
pemberian origami terhadap motorik halus
25 April 2017
7.
Konsultasi Bab I – IV
Perubahan Bab I – IV dan tanda tangan
lembar persetujuan ujian proposal
8. 8 Mei 2017
Konsultasi Pindah Lokasi Penelitian
9.
5 Juni 2017
Revisi Proposal Bab I - IV
94
Lampiran 17 Jadwal Penelitian
Bulan Ket
No. Aktivitas Februari Maret April Mei Juni Juli
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Studi literatur,
pembelian
1. v v v
buku, dan lain –
lain
Konsultasi
2. v
Judul
3. Survey Awal v
Penyusunan
4. v v v v v v v
Proposal
Seminar
5. v
Proposal
6. Revisi Proposal v v v v
Perijinan
7. (Ethical v
Clearance)
Pelaksanaan
8. v v v v v
Penelitian
Pengumpulan
9. v v v v
Data
Pengolahan
10 Data dan v v
Analisa
Penyusunan
11 v v
Laporan
Seminar Hasil v
12 Penelitian
Akhir(Skripsi)
13 Revisi Skripsi v v
Pengumpulan
14
Skripsi
95