Anda di halaman 1dari 118

PENGARUH PEMBERIAN MEDIA ORIGAMI TERHADAP

PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS PADA ANAK


USIA PRASEKOLAH DI TK KATOLIK
SANTA MARIA MAGDALENA
TIKALA BARU

SKRIPSI

CHRISTYANI ANGELINA KOJONGIAN

13061031

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE

MANADO

2017
PENGARUH PEMBERIAN MEDIA ORIGAMI TERHADAP PERKEMBANGAN

MOTORIK HALUS PADA ANAK USIA PRASEKOLAH DI

TK KATOLIK SANTA MARIA MAGDALENA

TIKALA BARU

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan Pada
Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Katolik De La Salle Manado

CHRISTYANI ANGELINA KOJONGIAN

13061031

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE
MANADO
2017

i
HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI

PENGARUH PEMBERIAN MEDIA ORIGAMI TERHADAP PERKEMBANGAN

MOTORIK HALUS PADA ANAK USIA PRASEKOLAH DI

TK KATOLIK SANTA MARIA MAGDALENA

TIKALA BARU

Nama : Christyani Angelina Kojongian


NIM : 13061031
Fakultas : Keperawatan
Program Studi : Ilmu Keperawatan

Menyetujui.

Manado, 05 Juli 2017

Pembimbing I, Pembimbing II,

Ns.,Amatus Yudi Ismanto, M.Kep., Sp.Kep. An Wahyuny Langelo, BSN., M.Kes

Mengetahui,

Dekan, Ketua Program Studi,

Dr. Indriani Yauri, MN Wahyuny Langelo, BSN., M.Kes

ii
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI
PENGARUH PEMBERIAN MEDIA ORIGAMI TERHADAP PERKEMBANGAN

MOTORIK HALUS PADA ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK KATOLIK

SANTA MARIA MAGDALENA TIKALA BARU

Yang disusun dan diajukan oleh :

CHRISTYANI ANGELINA KOJONGIAN

NIM 13061031

Telah dipertahankan didepan TIM penguji Ujian Skripsi

Pada tanggal 05 Bulan Juli

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

TIM PENGUJI

Dosen Penguji 1 : (Natalia Elisa Rakinaung S.Kep.,Ns.,MNS)

Dosen Penguji 2 : (Ns.,Amatus Yudi Ismanto, M.Kep., Sp.Kep. An)

Dosen Penguji 3 : (Wahyuny Langelo, BSN., M.Kes)

MENGETAHUI

Dekan Fakultas Keperawatan Ketua Program Studi


Unika De La Salle Fakultas Keperawatan
Manado Unika De La Salle Manado

Dr. Indriani Yauri, MN Wahyuny Langelo, BSN., M.Kes

iii
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI

Saya menyatakan dengan sebenarnya – benarnya bahwa sepanjang pengetahuan

saya, didalam naskah SKRIPSI ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh

orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi, dan tidak

terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali

yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan

daftar pustaka.

Apabila ternyata di dalam naskah tesis dapat dibuktikan terdapat unsur – unsur

plagiasi, saya bersedia SKRIPSI ini digugurkan dan gelar akademik yang telah saya

peroleh (SARJANA) dibatalkan, serta diproses sesuai dengan peraturan perundang –

undangan yang berlaku.

Manado, 05 Juli 2017


Mahasiswa,

Nama : Christyani Angelina Kojongian


NIM : 13061031
PS : Sarjana Keperawatan
Prog : Ilmu Keperawatan
Fak : Keperawatan Unika DLSM

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur dan hormat penulis panjatkan bagi Tuhan Yang Mahakuasa karena
hanya berkat, tuntunan dan kasih Tuhan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini yang berjudul “Pengaruh Pemberian Media Origami terhadap Perkembangan Motorik
Halus pada Anak Usia Prasekolah di TK Katolik Santa Maria Magdalena Tikala Baru”
dengan baik. Skripsi merupakan salah satu persyaratan kelulusan untuk mahasiswa
dalam menyelesaikan pendidikan S1 keperawatan. Penulis menyadari akan keterbatasan
dan kemampuan dalam penyusunan skripsi ini. Dalam penulisan skripsi ini penulis
memperoleh bantuan, bimbingan, motivasi, perhatian serta dukungan doa dari berbagai
pihak, sehingga skripsi ini dapat selesai walaupun masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, apa yang sudah penulis raih saat ini akan dipersembahkan kepada semua
pihak yang senantiasa menunjang keberhasilan skripsi ini. Untuk itu dengan segala
kerendahan hati dan puji syukur peneliti menyampaikan terima kasih kepada :

1. Revi Rafael H. M. Tanod, SS, SE, MA, Pr, Rektor Universitas Katolik De La
Salle Manado.

2. Dr. Indriani Yauri, MN, Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Katolik De La


Salle Manado.

3. Wahyuny Langelo, BSN., M.Kes, Ketua Program Studi Fakultas Keperawatan


Universitas Katolik De La Salle Manado yang sekaligus menjadi Dosen
Pembimbing Akademik dan Dosen Pembimbing II dalam penyusunan skripsi.

4. Ns.,Amatus Yudi Ismanto, M.Kep., Sp.Kep. An, Dosen Pembimbing I, yang telah
meluangkan waktu dan terima kasih untuk setiap masukan, saran, kritik,
bimbingan dan motivasi yang diberikan untuk kelancaran penyusunan skripsi.

5. Seluruh Dosen pengajar dan staf Universitas Katolik De La Salle Manado


khususnya Fakultas Keperawatan yang telah banyak membantu dan membimbing
selama proses pendidikan.

v
6. Pemimpin Taman Kanak – Kanak Katolik Santa Maria Magdalena Tikala Baru
Ibu Deitje Waine S.Pd.,dan seluruh anak-anak terima kasih karena telah
7. memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian dan atas bantuannya selama
proses penelitian.

8. Papa Petrus Kojongian dan Mama Deivy Sollar serta adik-adik Anastasya dan
Devani terima kasih untuk dukungan lewat doa dan motivasi selama menyusun
skripsi. Skripsi ini penulis dedikasikan untuk keluarga tercinta.

9. Para Suster DSY khususnya Sr. Theresilla dan Sr. Magdalena,sebagai pembina di
Asrama Putri Emilie de Schwarz dan semua teman di asrama, terima kasih atas
dukungan doa dan motivasi selama menyusun skripsi.

10. Seluruh keluarga besar Kojongian – Sollar, khususnya untuk Oma Tien dan Oma
Lince yang tercinta, terima kasih atas seluruh dukungan doa, motivasi selama
menyusun skripsi.

11. Teman–teman seperjuangan, anak bimbingan Dosen Pembimbing I dan II, Nitha,
Sintia,Wiwi,Filli,Vebby,Ribka,Dewi,Novita,dll terima kasih atas bantuannya dan
motivasi mulai dari proposal hingga boleh selesaikan skripsi ini.

12. Erick J. N. Huwae, S.Kep., terima kasih atas bantuan lewat doa, cinta kasih,
dukungan dan motivasi selama ini sehingga boleh selesaikan skripsi ini.

13. Sahabat terbaik Nio, Ria, Mifin, Gratia, Christiana, dan teman-teman lainnya
terima kasih untuk doa, kebersamaan dan motivasinya selama menyusun skripsi.

14. Teman-teman Lasallian Nurse “13, khususnya kelas A yang selama 4 tahun telah
berjuang bersama-sama di Fakultas Keperawatan Universitas Katolik De La Salle
Manado.

Dan Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu dalam penyelesaian
penulisan ini. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk pemberian media
origami dalam meningkatkan perkembangan motorik halus pada anak usia prasekolah.

vii
Manado, 05 Juli 2017

Christyani Angelina Kojongian


Pengaruh Pemberian Media Origami terhadap Perkembangan Motorik Halus
pada Anak Usia Prasekolah di TK Katolik Santa Maria Magdalena Tikala Baru

Christyani Angelina Kojongian, Amatus Yudi Ismanto, Wahyuny Langelo

Abstrak
Latar belakang : Anak usia prasekolah merupakan usia dimana anak masuk dalam
masa persiapan untuk sekolah. Hal ini adalah tanda sebuah periode yang sangat penting,
dimana dasar pertumbuhan terjadi dan akan mempengaruhi dan menentukan
perkembangan anak selanjutnya. Salah satu bentuk perkembangan dari anak yang harus
diraih terutama adalah motorik halus, karena merupakan aspek penting dalam
perkembangan, terutama pada usia 4 – 5 tahun. Salah satu upaya untuk dapat mencapai
proses perkembangan motorik halus anak yang optimal, yaitu melalui pemberian alat
permainan edukatif yang menarik untuk anak seperti, origami.
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian
media origami terhadap perkembangan motorik halus pada anak usia
prasekolah di TK Katolik Santa Maria Magdalena Tikala Baru.
Metode : Metode dalam penelitian ini adalah pre-eksperimental dengan desain one
group pretest– posttest. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 31 orang, yang
berusia 4-5 tahun teknik sampling yang digunakan ialah total sampling. Instrumen
penelitian menggunakan lembar observasi. Data dianalisa menggunakan uji Wilcoxon.
Hasil Penelitian : Hasil penelitian diperoleh menggunakan lembar observasi.
Berdasarkan hasil uji analisis yang diperoleh p value 0,035.
Kesimpulan : Pemberian media origami (stimulasi) dapat mempengaruhi
perkembangan motorik halus anak usia prasekolah. Maka, disarankan bagi orang tua
untuk memberikan stimulasi yang bermanfaat dan dapat mengasah perkembangan
motorik halus dari an ak – anak.

Kata Kunci : Media Origami, Perkembangan Motorik Halus, Anak Usia Prasekolah
Kepustakaan : 12 Buku dan 15 Jurnal

ix
The Effect of Origami on Preschoolers’s Fine Motor Development at Catholic
Kindergarten Santa Maria Magdalena Tikala Baru

Christyani Angelina Kojongian, Amatus Yudi Ismanto, Wahyuny Langelo

Abstract
Background: Preschool children are the age in which the child is in the preparation for
school. This is mark a very important period, where the basis of growth takes place and
that will influence and determine the next child development. One of the forms of toddler
development to be achieved is mainly motor, because it is an important aspect in
development, especially at the age of 4 – 5 years. One of the efforts to achieve opimal
process of fine motor development in toddler is through educative game, such as
origami.
Objective: To determine the effect of origami media on preschoolers fine motor
development at Catholic Kindergarten Santa Maria Magdalena Tikala Baru
Methods: This was a pre-experimental research with one group pretest-posttest design.
Thirty one of kindergarten’s children, aged 4-5 years old was taken as a sample by total
sampling techinique. Data were analyzed using Wilcoxon test.
Results: It was shown that origami has a significance effect on preschoolers fine motor
development (p value 0,035)
Conclusion: The result suggested that origami can stimulate and affect preschoolers
fine motor development at Catholic Kindergarten Santa Maria Magdalena Tikala Baru.

Keywords : Origami Media, Fine Motor Development, Preschoolers


References : 12 Books and 15 Journals

x
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PERSETUJUAN ii
HALAMAN PENGESAHAN iii
PERNYATAAN ORISINALITAS iv
KATA PENGANTAR v
ABSTRAK vii
ABSTRACT viii
DAFTAR ISI ix
DAFTAR GAMBAR xi
DAFTAR TABEL xii
LAMPIRAN xiii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan Penelitian 4
1.3 Pertanyaan Penelitian 5
1.4 Ringkasan Bab 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6
2.1 Konsep Perkembangan Anak Usia Prasekolah 6
2.2 Konsep Bermain dengan Media Origami 18
2.3 Penelitian Terkait 24
2.4 Aplikasi Teori Keperawatan menurut Sister Callista Roy 34
BAB III KERANGKA KONSEP 38
3.1 Keran
gka Konsep 38
3.2 Hipot
esis 39

xi
3.3 Defini
si Operasional 39
BAB IV METODE PENELITIAN 41
4.1 Desain Penelitian 41
4.2 Lokasi Penelitian 42
4.3 Waktu Penelitian 42
4.4 Populasi 42
4.5 Sampel 42
4.6 Instrumen Penelitian 43
4.7 Pengumpulan Data 45
4.8 Pengolahan Data 46
4.9 Etika Penelitian 48
BAB V HASIL PENELITIAN 50
5.1 Karakteristik Demografi Responden 51
5.2 Analisis Univariat 52
5.3 Analisis Bivariat 53
BAB VI PEMBAHASAN 54
6.1 Perkembangan Motorik Halus pada Anak Usia Prasekolah di 54
TK Katolik Santa Maria Magdalena Tikala Baru Sebelum dan
Sesudah Pemberian Media Origami
6.2 Pengaruh Pemberian Media Origami terhadap Perkembangan 59
Motorik Halus pada Anak Usia Prasekolah
6.3 Keterbatasan Penelitian 62
BAB VII PENUTUP 64
7.1 Kesimpulan 64
7.2 Saran 64
DAFTAR PUSTAKA xvii
Lampiran xviii

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Denver II 15

Gambar 2 : Cara Membuat Origami Bentuk Burung Angsa 23

Gambar 3 : Kerangka Teori Callista Roy 34

Gambar 4 : Kerangka Konsep Penelitian 38

Gambar 5 : Rancangan One Group pretest – posttest 41

Gambar 6 : Proses Pengumpulan Data 45

xiv
DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Karakteristik Perkembangan Motorik Halus 10

Tabel 2 : Perkembangan Motorik Anak Usia Prasekolah 10

Tabel 3 : Daftar Penelitian Terkait 28

Tabel 4 : Definisi Operasional 39

Tabel 5 : Distribusi Frekuensi berdasarkan Umur, Jenis Kelamin, 51


Pengasuh, Umur Pengasuh, Pendidikan, dan Pekerjaan di TK
Katolik Santa Maria Magdalena Tikala Baru
Tabel 6 : Distribusi Frekuensi Perkembangan Motorik Halus Sebelum 52
dan Sesudah Pemberian Media Origami pada Anak Usia
Prasekolah di TK Katolik Santa Maria Magdalena Tikala Baru
Tabel 7 : Analisis Pengaruh Pemberian Media Origami terhadap 53
Perkembangan Motorik Halus pada Anak Usia Prasekolah di TK
Santa Maria Magdalena Tikala Baru

xv
LAMPIRAN

Lampiran 1 : Curiculum Vitae (CV) 66

Lampiran 2 : Informed Consent (IC) 67

Lampiran 3 : Standar Operasional Prosedur (SOP) 68

Lampiran 4 : Lembar Data Demografi 72

Lampiran 5 : Lembar Observasi Origami dan Perkembangan 73

Motorik Halus (Pretest)

Lampiran 6 : Lembar Observasi Origami dan Perkembangan 75

Motorik Halus (Posttest)

Lampiran 7 : Pengolahan Data Univariat 77

Lampiran 8 : Pengolahan Data Bivariat 82

Lampiran 9 : Lembar Denver II 84

Lampiran 10 : Lembar Petunjuk Pelaksanaan 85

Lampiran 11 : Lembar Revisi Proposal 86

Lampiran 12 : Surat Permohonan Ijin Melaksanakan Penelitian 87

Di TK Katolik Santa Maria Magdalena Tikala Baru

Lampiran 13 : Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian 88

Di TK Katolik Santa Maria Magdalena Tikala Baru

Lampiran 14 : Lembar Revisi Skripsi 89

Lampiran 15 : Lembar Konsultasi Dosen Pembimbing I 90

Lampiran 16 : Lembar Konsultasi Dosen Pembimbing II 92

Lampiran 17 : Jadwal Penelitian 94

xvi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Era modern saat ini, perkembangan di bidang teknologi cukup meningkat

sudah banyak yang membuat alat komunikasi yang memiliki beragam macam

sarana seperti handphone dan gadget. Alat dan sarana ini memuat banyak

aplikasi permainan yang digemari oleh anak-anak saat ini. Hal ini menjadi

alasan anak menjadi kurang kreatif dan menjadi malas untuk melakukan kegiatan

bermain dengan aktif. Permainan tradisional seperti kelereng, meronce,

congklak, juga sudah banyak ditinggalkan oleh anak-anak saat ini, orang tua juga

saat ini masih kurang pengetahuan tentang manfaat pemberian stimulasi dini

terhadap perkembangan motorik kasar dan motorik halus bagi anak. Orang tua

lebih memperhatikan perkembangan kemampuan motorik kasar dari anak,

padahal perkembangan motorik halus merupakan indikator yang lebih baik

daripada motorik kasar dalam diagnosis gangguan motorik pada anak

(Soetjiningsih, 2012). Pada perkembangan anak usia prasekolah, kemampuan

motorik halus memerlukan perhatian sebagai data untuk mengetahui anak masuk

dalam kategori perkembangan motorik yang abnormal atau normal seperti

mencontoh dan menggambar.

Prevalensi masalah perkembangan pada anak di era modern saat ini

cukup tinggi. World Health Organization (WHO) melaporkan bahwa 5-25%

anak-anak usia prasekolah menderita disfungsi otak minor, termasuk gangguan

1
perkembangan motorik halus (Widati, 2012 dalam Yusran, dkk, 2014), dari hasil

penelitian di dua tempat penitipan anak di Piracicaba, Saint Paulo, Brazil tahun

2010 mendapatkan 30% anak mengalami keterlambatan perkembangan motorik

kasar dan motorik halus pada anak usia 12-17 bulan (Sitoresmi, dkk). Menurut

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) tahun 2013, sekitar 5-10% anak

diperkirakan mengalami keterlambatan perkembangan seperti menulis. Data

angka kejadian keterlambatan perkembangan diperkirakan sekitar 1-3% anak

dibawah usia 5 tahun mengalami keterlambatan perkembangan umum (Bernie,

2013). Data yang didapatkan tersebut dalam disimpulkan bahwa perkembangan

motorik bagi anak masih bermasalah.

Stimulasi merupakan bagian dari kebutuhan dasar anak yaitu asah.

Mengasah kemampuan anak secara terus-menerus akan membuat kemampuan

anak akan semakin meningkat. Pemberian stimulus dapat dilakukan dengan cara

latihan dan bermain, lewat bermain anak akan mendapat stimulus yang terarah.

Anak akan lebih cepat berkembang dibandingkan anak yang kurang mendapat

stimulus (Marmi, 2015). Untuk meningkatkan keterampilan membutuhkan

perangsang, perangsang yang dimaksud adalah melibatkan benda nyata. Adapun

metode yang tepat untuk merangsang keterampilan yaitu metode bermain

(Mahardike, 2014). Bermain sangat penting bagi mental, emosional, dan

kesejahteraan anak seperti kebutuhan bermain tidak juga berhenti pada saat anak

sakit atau anak berada di rumah sakit (Wong, 2005, dalam Putra, 2014).

Stimulasi yang cukup berpengaruh dan memiliki dampak positif bagi anak

adalah dengan mengajak anak untuk melakukan kegiatan bermain.

2
Upaya-upaya dalam meningkatkan perkembangan motorik halus pada

anak sudah banyak dilakukan. Hasil penelitian Dewi & Latifah (2015) mengenai

pengaruh bermain origami terhadap perkembangan motorik halus di Kelompok B

TK Dharma Wanita Desa Wonokusumo Mojosari Mojokerto, mendapatkan

adanya pengaruh permainan origami terhadap perkembangan motorik halus anak

usia prasekolah. Hasil penelitian Nurlestari (2015) tentang pengaruh bermain

origami terhadap perkembangan motorik halus anak usia dini di TK Pembina

K.H. Dewantara, didapatkan sebagian besar anak-anak mengalami perubahan

motorik halus setelah diberikan bermain origami. Hasil penelitian Haeni (2013)

tentang pengaruh permainan origami terhadap motorik halus anak usia dini di TK

A Pertiwi Dharmarini Saradan Pemalang, menunjukkan bahwa terdapat pengaruh

permainan origami terhadap kemampuan motorik halus pada anak kelompok A

TK A Pertiwi Dharmarini Saradan Pemalang. Hasil yang didapatkan oleh para

peneliti ini menjadi sumber informasi bahwa dengan media origami ternyata

memiliki dampak yang positif bagi anak usia prasekolah yang berada dalam

masa golden age.

Survey awal di TK Katolik Santa Maria Magdalena, jumlah siswa atau

siswi tahun ajaran 2016-2017 berjumlah 33 siswa dengan rentang umur 4 – 6

tahun, yang terbagi dalam 2 kelompok yaitu kelompok A dan kelompok B. Hasil

survey awal yang diperoleh dari kepala sekolah, dan guru bahwa di sekolah

kurang menggunakan media lain yang lebih variatif seperti media origami pada

proses pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan proses perkembangan

motorik halus pada anak usia prasekolah. Dari jumlah 33 anak usia prasekolah

3
yang ada di TK tersebut yang mengalami keterlambatan dalam proses

perkembangan motorik halus., terdapat 9% atau 5 orang anak.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti berminat untuk melakukan penelitian

dengan judul “Pengaruh pemberian media origami terhadap anak usia prasekolah

di TK Katolik Santa Maria Magdalena Tikala Baru”. Penelitian ini memberikan

manfaat bagi anak usia prasekolah, dalam melatih perkembangan motorik halus

dari anak, dan mengembangkan potensi anak dalam mengungkapkan pikiran,

perasaan dan memperoleh pengalaman langsung mengenai media origami.

Penelitian ini dapat bermanfaat bagi pendidik yakni, untuk menambah

pengetahuan atau sebagai masukan dalam menggunakan variasi metode

pembelajaran yang menarik minat anak di sekolah khususnya untuk

meningkatkan keterampilan motorik halus. Penelitian ini juga bermanfaat bagi

orang tua sebagai masukan untuk memberikan stimulasi yang bervariasi pada

anak di rumah seperti kegiatan bermain dengan media origami.

1.2 Tujuan Penelitian

1.2.1 Tujuan Umum

Diketahui adanya pengaruh pemberian media origami terhadap

perkembangan motorik halus pada anak usia prasekolah di TK Katolik

Santa Maria Magdalena Tikala Baru.

1.2.2 Tujuan Khusus

a. Diketahui perkembangan motorik halus pada anak usia prasekolah di

TK Katolik Santa Maria Magdalena Tikala Baru sebelum diberikan

media origami.

4
b. Diketahui perkembangan motorik halus pada anak usia prasekolah di

TK Katolik Santa Maria Magdalena Tikala Baru setelah diberikan

media origami.

c. Dianalisis adanya pengaruh pemberian media origami terhadap

perkembangan motorik halus pada anak usia prasekolah di TK

Katolik Santa Maria Magdalena Tikala Baru.

1.3 Pertanyaan Penelitian

Apakah ada pengaruh yang signifikan dari pemberian media origami

terhadap perkembangan motorik halus pada anak usia prasekolah di TK Katolik

Santa Maria Magdalena Tikala Baru?

1.4 Ringkasan Isi

Pada Bab I menjelaskan tentang latar belakang, tujuan, dan pertanyaan

dari masalah penelitian yang akan diteliti. Bab II menjelaskan tentang konsep

anak usia prasekolah, konsep perkembangan, konsep bermain - media origami,

penelitian yang terkait dan aplikasi teori keperawatan yang berkaitan dengan

penelitian yang akan diteliti. Bab III menjelaskan tentang kerangka konsep

penelitian yang berkaitan dengan teori tokoh keperawatan, hipotesis dan definisi

operasional. Bab IV menjelaskan tentang desain penelitian yang digunakan,

lokasi dan waktu penelitian, populasi dan sampel yang diambil dalam penelitian,

instrumen penelitian, pengolahan data, proses penelitian, dan etika penelitian.

Pada Bab V menjelaskan tentang hasil penelitian ini. Bab VI menjelaskan

tentang pembahasan dari penelitian ini, kemudian pada Bab VII berisi tentang

kesimpulan dan saran dari peneliti.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini, terdiri atas 4 bagian pokok yaitu bagian pertama berisi uraian

tentang konsep perkembangan anak usia prasekolah, yang didalamnya membahas

konsep perkembangan, faktor yang mempengaruhi perkembangan, dan cara deteksi

perkembangan pada anak. Bagian kedua berisi konsep bermain pada anak, yang

didalamnya membahas definisi, fungsi, prinsip dari bermain dan klasifikasi permainan,

alat permainan edukatif serta media origami. Bagian ketiga dari BAB ini berisi

penelitian terkait dan bagian yang keempat yaitu Aplikasi konsep/ teori keperawatan

menurut ahli.

2.1 Konsep Perkembangan Anak Usia Prasekolah


2.1.1 Definisi Anak Usia Prasekolah
Anak merupakan individu yang berada dalam sebuah keluarga dan

mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan. Anak merupakan bagian

dari keluarga dan masyarakat, asuhan kesehatan pada anak berpusat pada

keluarga. Keluarga merupakan sebuah sistem terbuka dimana anggota-

anggotanya merupakan subsistem (Rohmah, 2009 dalam Putra, 2014). Anak

merupakan individu yang berada dalam satu rentang perubahan

perkembangan. Masa anak merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan

yang dimulai dari bayi (0 – 1 tahun), usia bermain/ toddler (1 – 2,5 tahun),

prasekolah (2,5 – 5 tahun), usia sekolah (5 – 11 tahun) hingga remaja (11 –

18 tahun) (Hidayat, 2005). Bagian penting dari sebuah keluarga dan melalui

berbagai tahapan penting berdasarkan umur merupakan anak.

6
Anak usia prasekolah memiliki batasan usia dan karakter sendiri

menurut perkembangannya. Menurut World Health Organization (WHO),

batasan usia anak adalah sejak anak didalam kandungan sampai usia 19

tahun. Menurut Undang-Undang RI nomor 23 tahun 2002 tentang

perlindungan anak, pasal 1 ayat 1, anak adalah seseorang yang belum berusia

18 tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan (Infodatin, 2014).

Anak usia prasekolah yang berusia 60 – 72 bulan, sudah mulai berkenalan

dengan lingkungan di luar rumah. Pada masa ini anak dipersiapkan untuk

sekolah, maka seluruh panca indera dan penerima rangsangan serta proses

memori anak harus sudah siap, sehingga anak mampu belajar dengan baik.

Orang-orang di lingkungannya adalah orang nomor satu yang harus memberi

dukungan pada anak (Nirwana, 2011). Anak usia prasekolah memiliki tugas

perkembangan yang harus dilewati sesuai umur yang dimilikinya.

Masa prasekolah ialah masa dimana individu akan mengalami proses

perkembangan yang lebih terarah dan efektif. Masa anak prasekolah

merupakan masa dimana pertumbuhan berlangsung dengan stabil dan terjadi

perkembangan dengan adanya aktivitas jasmani yang bertambah dan

meningkatnya keterampilan dalam proses berpikir (Marmi, 2015). Masa

prasekolah merupakan masa yang penting bagi orang tua karena anak dapat

membagi pikirannya dan berinteraksi dengan lebih efektif. Perkembangan

fisik terjadi lebih lambat dibandingkan kognitif dan psikososial. (Potter &

Perry, 2009). Proses perkembangan seorang anak memerlukan akivitas yang

mendukung dan pendukung seperti orang tua.

7
2.1.2 Perkembangan Motorik pada Anak Usia Prasekolah

Prasekolah merupakan tahap penting dalam perkembangan motorik

pada anak. Masa anak prasekolah merupakan masa dimana anak dipersiapkan

untuk sekolah, maka seluruh panca indera dan penerima rangsangan serta

proses memori anak harus sudah siap, sehingga anak mampu belajar dengan

baik (Nirwana, 2011). Perkembangan sosial dan kepribadian mulai dari usia

prasekolah sampai akhir masa sekolah ditandai oleh meluasnya lingkungan

sosial (Haditono, 2014). Proses perkembangan yang dilalui oleh anak

memerlukan rangsangan untuk mendukung seluruh panca indera yang

dimiliki.

Faktor – faktor yang memengaruhi proses perkembangan individu

ialah, faktor pembawaan (heredity), faktor lingkungan (environment), faktor

waktu (time), dan faktor pelayanan kesehatan. Faktor pembawaan (heredity)

ialah faktor pembawaan atau turunan yang bersifat alamiah (nature),

sehingga dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan seperti,

patologik, jenis kelamin, suku atau bangsa. Faktor lingkungan (environment)

ialah faktor diluar diri individu yang merupakan kondisi yang memungkinkan

berlangsungnya proses perkembangan (nurture), lingkungan sendiri terbagi

atas 2 bagian yakni lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Faktor

waktu (time) yaitu saat-saat tibanya masa peka atau kematangan (maturation)

ialah siap berfungsinya aspek-aspek psikofisik individu, serta faktor

pelayanan kesehatan, dengan adanya pelayanan kesehatan yang memadai di

sekitar lingkungan dimana anak tumbuh dan berkembang, diharapkan

8
tumbang (tumbuh kembang) anak dapat dipantau (Nurihsan, 2013). Faktor

-faktor tersebut berperan sebagai penentu perkembangan seorang anak akan

dikatakan normal atau abnormal.

Keterampilan anak memiliki kaitan erat dengan perkembangan

motorik. Motorik ialah perkembangan pengendalian gerakan tubuh melalui

kegiatan yang terkoordinir antara susunan saraf, otot, dan otak.

Perkembangan motorik terbagi atas motorik kasar dan motorik halus.

Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau

seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri,

sedangkan motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot – otot halus

tertentu yang dipengaruhi oleh kesempatan belajar dan berlatih (Hidayah,

2015).

Menurut Depkes (2006) aspek-aspek perkembangan anak yang

perlu dipantau dan termasuk dalam tugas perkembangan diantaranya adalah :

1. Fine motor adaptive (gerakan motorik halus)

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati

sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh

tertentu dan dilakukan otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang

cermat seperti mengawasi sesuatu, menjimpit, menulis dan sebagainya.

2. Gross motor (gerakan motorik kasar)

Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh. Aspek

yang berhubungan dengan kemampuan anak melakukan pergerakan dan

9
sikap tubuh melibatkan otot-otot besar seperti duduk, berdiri dan

sebagainya. (Depkes dalam Soetjiningsih, 2012 dan Yuniarti, 2015).

Tabel 1 Karakteristik Perkembangan Motorik Halus

Umur Anak Perkembangan Motorik Halus


4 tahun
Koordinasi motorik halus anak secara
substansial sudah mengalami kemajuan
dan gerakannya sudah lebih cepat
bahkan cenderung ingin sempurna.
5 tahun Koordinasi motorik halus anak sudah
lebih sempurna lagi tangan, lengan, dan
tubuh bergerak dibawah koordinasi
mata. Anak juga telah mampu membuat
dan melaksanakan kegiatan yang lebih
majemuk, seperti kegiatan proyek.

6 tahun Anak telah belajar bagaimana


menggunakan jari jemarinya dan
pergelangan tangannya untuk
menggerakan ujung pensilnya.

(Andayani, 2012).

Tabel 2 Perkembangan Motorik Anak Usia Prasekolah

Umur Motorik Kasar Motorik Halus


4 tahun Anak dapat berjalan berjinjit,
Anak sudah bisa
melompat dengan satu kaki, menggunakan gunting
menangkap bola dan
dengan lancar, sudah bisa
melemparkannya dari atas
menggambar kotak,
kepala. menggambar garis
vertikal maupun
horizontal, belajar
membuka dan memasang
kancing baju
5 tahun Anak dapat berjalan mundur Anak dapat menulis

10
dengan angka-angka,
sambil berjinjit, sudah dapat menulis dengan huruf,
menangkap dan melempar bola menulis dengan kata-
dengan baik, sudah dapat kata, belajar menulis
melompat dengan kaki secara nama, belajar mengikat
bergantian. tali sepatu

(Riyadi & Sukarmin, 2009).

2.1.3 Deteksi Dini Perkembangan Motorik Halus pada Anak Prasekolah

Deteksi dini perkembangan anak diperlukan sebagai upaya penjaringan

yang dilaksanakan secara komprehensif untuk mengetahui adanya

penyimpangan pada perkembangan bayi dan balita serta untuk mengevaluasi

daan mengoreksi adanya faktor risko (Ambarwati, 2012).

Presiden Republik Indonesia (RI) pada tanggal 23 Juli 2005

mencanangkan “Gerakan Nasional Pemantauan Tumbuh Kembang Anak”.

Kegunaan dari deteksi dini ini juga untuk mengetahui penyimpangan pada

tumbuh kembang bayi dan balita secara dini, sehingga upaya pencegahan,

stimulasi, penyembuhan dan pemulihan dapat diberikan secara benar sesuai

indikasinya. Hal ini merupakan upaya yang perlu didukung, karena merupakan

salah satu cara untuk mempersiapkan generasi mendatang yang berkualitas

(Yuniarti, 2015).

Perkembangan motorik halus dan kognitif menjadi bagian yang tidak

terpisahkan dalam kehidupan anak usia prasekolah. Anak usia prasekolah

sering memiliki kebiasaan meniru tingkah laku orang dewasa. Segala apa yang

dilihat maka akan mudah diterima oleh anak (Dewi, 2015).

11
Menurut Marmi & Rahardjo (2015) tujuan dilakukan penilaian

perkembangan anak ialah, mengetahui kelainan perkembangan anak dan hal –

hal lain yang merupakan resiko terjadinya perkembangan tersebut, mengetahui

berbagai masalah perkembangan yang memerlukan pengobatan atau konseling

genetik, dan mengetahui anak perlu dirujuk.

Deteksi dini dapat dilakukan oleh mereka yang telah terampil dan mampu

melaksanakannya, seperti tenaga professional (seperti dokter, perawat dan

tenaga kesehatan lainnya), kader, bahkan orang tua dapat diajarkan cara untuk

mendeteksi tumbuh kembang anak. Pelaksanaan upaya deteksi ini dapat

dilakukan di tempat pelayanan kesehatan, posyandu, sekolah, dan lingkungan

rumah tangga (Ambarwati, 2012).

2.1.4 Penilaian Perkembangan Anak

Cara deteksi perkembangan anak dapat melalui beberapa cara antara lain,

DENVER (Denver Developmental Screening Test), KPSP (Kuesioner Pra

Skrining Perkembangan), KPAP (Kuesioner Perilaku Anak Pra Sekolah), Tes

Daya Lihat dan tes Kesehatan Mata Anak Pra Sekolah, dan Tes Daya Dengar

Anak (TDD) (Marmi, 2015).

KPSP (Kuesioner Pra Skrining Perkembangan) merupakan suatu daftar

pertanyaan singkat yang ditujukan pada orang tua atau pengasuh dan

dipergunakan sebagai alat untuk melakukan skrining pendahuluan untuk

perkembangan anak usia 3 bulan sampai 6 tahun dengan tujuan untuk

mengetahui perkembangan anak normal atau ada penyimpangan. KPAP

(Kuesioner Perilaku Anak Prasekolah) adalah sekumpulan perilaku yang

12
digunakan sebagai alat untuk mendeteksi secara dini kelainan-kelainan

perilaku pada anak usia prasekolah (3-6 tahun). TDD (Tes Daya Dengar)

berupa pertanyaan-pertanyaan yang disesuaikan dengan usia anak tujuannya

untuk menemukan gangguan pendengaran sejak dini, agar dapat ditindak

lanjuti untuk meningkatkan kemampuan daya dengar dan bicara pada anak.

TDL (Tes Daya Lihat) merupakan alat untuk memeriksa ketajaman daya lihat

serta kelainan mata pada anak berusia 3-6 tahun, sebagaimana alat uji lainnya

tes ini dilakukan dengan tujuan untuk mendeteksi secara dini kelainan daya

lihat agar segera memperoleh tindakan lanjutan yang hasilnya dapat

memperoleh ketajaman daya lihat yang lebih besar (Ambarwati, 2012 ;

Yuniarti, 2015).

Denver Developmental Screening Test/ DENVER, uji skrining

perkembangan yang digunakan paling luas untuk anak kecil merupakan

rangkaian pengujian yang dikembangkan oleh Dr. William Framcamburg dan

koleganya di Denver, Colorado.

Pada awalnya test ini dikenal dengan DENVER kemudian terjadi revisi

dengan nama DENVER dan saat ini menggunakan istilah DENVER II yang

sudah mengalami penyempurnaan dalam pengukuran. DENVER II adalah

salah satu dari metode skrining terhadap kelainan perkembangan anak, tes ini

bukanlah tes diagnostik atau tes IQ. Tes ini mudah dan cepat (15 – 20 menit),

dapat diandalkan dan menunjukkan validitas yang tinggi (Marmi, 2015 ;

Soetjiningsih, 2012).

13
DENVER II merupakan salah satu tes psikomotorik yang sering

digunakan di klinik / rumah sakit bagian tumbuh kembang anak. DENVER II

ini mudah dan cepat untuk digunakan serta mempunyai validitas yang relative

tinggi. Setiap kemampuan dari masing-masing aspek perkembangan

digambarkan dalam bentuk kotak persegi panjang yang berurutan sesuai

dengan usia anak ( Ambarwati, 2012).

Tujuan dari DENVER II antara lain, mendeteksi dini perkembangan

anak, menilai dan memantau perkembangan anak sesuai usia (0-6 tahun),

sebagai salah satu antisipasi bagi orang tua, identifikasi perhatian orang tua

dan anak tentang perkembangan, dan mengajarkan perilaku yang tepat sesuai

usia anak (Marmi, 2015).

14
Gambar 1 Denver II

Sumber : https://www.google.co.id/search?q=denver+ii&client=ucweb-
b&channel=sb&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwi36pPgiMjWAhUlqo8
KHdgPDQEQ_AUILSgB&biw=360&bih=524#mhpiv=8&spf=1506608857916

15
2.1.5 PELAKSANAAN DENVER II

a. Alat

Alat yang digunakan dalam pelaksanaan penilaian dengan DENVER II. Alat

peraga: benang wol merah, kismis/ manik-manik, kubus warna merah,

kuning – hijau – biru, permainan anak, botol kecil, bola tenis, bel kecil,

kertas dan pensil, lembar formulir DENVER I, dan buku petunjuk sebagai

referensi yang menjelaskan cara – cara melakukan tes dan cara penilaiannya

b. Tahap Pengkajian

Kaji pengetahuan keluarga atau anak mengenai DENVER II, kaji

pengetahuan tentang tumbang normal dan riwayat sosial, dan tentukan atau

kaji ulang usia kronologis anak.

c. Prosedur

Prosedur DENVER terdiri dari 2 tahap, yaitu :

Tahap pertama, secara periodic dilakukan pada semua anak yang berusia : 3 –

6 bulan ; 9 – 12 bulan ;18 – 24 bulan ; 3 tahun ; 4 tahun ; 5 tahun.

Tahap kedua, dilakukan pada mereka yang dicurigai adanya hambatan

perkembangan pada tahap pertama. Kemudian dilanjutkan dengan evaluasi

diagnostik yang lengkap.

d. Cara Pemeriksaan Denver II

Tetapkan umur kronologis anak, tanyakan tanggal lahir anak yang akan

diperiksa. Gunakan patokan 30 hari untuk satu bulan dan 12 bulan untuk satu

tahun, jika dalam perhitungan umur kurang dari 15 hari dibulatkan ke bawah,

16
jika sama dengan atau lebih dari 15 hari dibulatkan ke atas. Kemudian, tarik

garis berdasarkan umur kronologis yang memotong garis horizontal tugas

perkembangan pada formulir DENVER. Setelah itu dihitung pada masing –

masing sektor, berapa yang P dan berapa yang 5 F. Berdasarkan pedoman,

hasil tes diklasifikasikan dalam : normal, abnormal, meragukan, dan tidak

dapat dites.

Abnormal, apabila didapatkan 2 atau lebih keterlambatan, pada 2 sektor

atau lebih. Bila dalam 1 sektor atau lebih didapatkan 2 atau lebih

keterlambatan Plus 1 sektor atau lebih dengan 1 keterlambatan dan pada

sektor yang sama tersebut tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan

dengan garis vertikal usia.

Meragukan, apabila pada 1 sektor didapatkan 2 keterlambatan atau lebih.

Bila pada 1 sektor atau lebih didapatkan 1 keterlambatan dan pada sektor

yang sama tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis

vertikal usia. Tidak dapat dites: Apabila terjadi penolakan yang

menyebabkan hasil tes menjadi abnormal atau meragukan. Normal : Jika

semua yang tidak tercantum dalam kriteria di atas.

Tanda Item Penilaian antara lain ialah, F (Fail/gagal) : Bila anak tidak

mampu melakukan uji coba dengan baik, ibu atau pengasuh member laporan

anak tidak dapat melakukan tugas dengan baik. R (Refusal/menolak) : Anak

menolak untuk uji coba. P (Pass/lewat) : Apabila anak dapat melakukan uji

coba dengan baik, ibu atau pengasuh member laporan tepat atau dapat

dipercaya bahwa anak dapat melakukan dengan baik. No = No Opportunity :

17
Anak tidak punya kesempatan untuk melakukan uji coba karena ada

hambatan, uji coba yang dilakukan orang tua.

Dalam pelaksanaan skrining dengan DENVER ini, umur anak perlu

ditetapkan terlebih dahulu dengan menggunakan patokan 30 hari untuk satu

bulan dan 12 bulan untuk satu tahun. Bila dalam perhitungan umur kurang

dari 15 hari dibulatkan ke bawah dan sama dengan atau lebih dari 15 hari

dibulatkan ke atas. Dalam mempercepat pelaksanaan skrining, dapat

digunakan tahap praskrining dengan menggunakan :

1. DDST Short Form, yang masing – masing sektor hanya diambil 3 tugas

(sehingga seluruhnya ada 12 tugas), yang ditanyakan pada ibunya. Bila

didapatkan salah satu gagal atau ditolak, maka dianggap “suspect” dan

perlu dilanjutkan dengan DDST lengkap.

2. PDQ (Pra – screening Developmental Questionaire), kuesioner ini

digunakan bagi orang tua di rumah atau pada saat menunggu di klinik.

Dipilih 10 pertanyaan pada kuesioner yang sesuai dengan umur anak.

Kemudian dinilai berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan, dan pada

kasus yang dicurigai dilakukan tes DDST lengkap.

(Marmi, 2015 ; Soetjiningsih, 2012).

2.2 Konsep Bermain dengan Media Origami

2.2.1 Konsep Bermain

Bermain memang diyakini sebagai salah satu cara menstimulasi

kecerdasan anak. Aktivitas ini diharapkan dapat memberikan stimulasi pada

anak untuk memenuhi proses perkembangannya. Bermain merupakan

18
cerminan individu yang memuliki kemampuan fisik, intelektual, emosional,

dan sosial. Bermain merupakan media yang baik untuk belajar karena dengan

bermain, anak-anak akan berkata-kata (berkomunikasi), belajar

menyesuaikan diri dengan lingkungan, melakukan apa yang dapat

dilakukannya, dan mengenal waktu, jarak, serta suara (Wong, 2000 dalam

Marmi, 2015).

Secara umum bermain sering dikaitkan dengan kegiatan anak-anak

yang dilakukan secara spontan, menyangkut aspek penting, yaitu sesuatu

yang menyenangkan anak, tidak memiliki tujuan yang ekstrinsik dengan

motivasinya lebih bersifat intrinsik. Bermain biasanya bersifat spontan atau

tidak memiliki unsur keterpaksaan, melibatkan peran serta anak secara aktif,

serta memiliki hubungan yang sistematik dan khusus dengan sesuatu yang

bukan bermain, seperti kreativitas, pemecahan masalah, belajar bahasa,

perkembangan sosial dan sebagainya (Mulyadi, 2004 dalam Yuniarti, 2015).

Bermain bagi anak sangat mempunyai arti dalam tumbuh kembangnya.

Karena, melalui bermain banyak keuntungan yang diperoleh, tidak saja

terhadap pertumbuhan fisik anak, juga terhadap perkembangan mental dan

sosial anak (Soetjiningsih, 2012). Fungsi bermain terhadap pertumbuhan dan

perkembangan anak yakni, perkembangan sensoris – motorik, perkembangan

kognitif, kreatifitas, perkembangan sosial, kesadaran diri (self awareness),

perkembangan moral, dan komunikasi (Riyadi, 2009).

Menurut Soetjiningsih (2012), ada beberapa hal yang perlu

diperhatikan dalam aktifitas bermain, ekstra energi, dimana untuk bermain

19
diperlukan ekstra energi. Anak yang sakit, kecil keinginannya untuk bermain.

Anak perlu mempunyai cukup waktu untuk bermain. Dalam bermain tentu

memerlukan alat permainan yang akan digunakan, dimana harus sesuai

dengan umur dan taraf perkembangannya. Kemudian, ruangan untuk

bermain, ruang yang digunakan tidak usah terlalu lebar dan tidak perlu

ruangan khusus untuk bermain. Pengetahuan cara bermain, dimana anak

belajar melalui mencoba – coba sendiri, meniru teman – temannya atau diberi

tahu caranya oleh orang lain. Hal terakhir yang perlu diperhatikan ialah

teman bermain. Anak harus merasa yakin bahwa ia mempunyai teman

bermain kalau ia memerlukan, apakah itu saudaranya, orang tuanya atau

temannya. Karena kalau anak bermain sendiri, maka ia akan kehilangan

kesempatan belajar dari teman – temannya. Bila kegiatan bermain dilakukan

bersama orang tuanya maka, hubungan orang tua dengan anak menjadi akrab,

dan ibu/ayah akan segera mengetahui setiap kelainan yang terjadi pada anak

mereka secara dini.

Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan uraian yakni, bermain

merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan dan tak dapat dipisahkan dari

anak dari kehidupan sehari-hari, yang dapat menurunkan stress anak, belajar

berkomunikasi dengan lingkungan, menyesuaikan diri dengan lingkungan,

belajar mengenal dunia dan meningkatkan kesejahteraan mental serta sosial

anak.

20
2.2.2 Alat Permainan Edukatif : Media Origami

Alat permainan edukatif (APE) adalah sarana untuk merangsang anak

dalam mempelajari sesuatu tanpa anak menyadarinya, baik menggunakan

teknologi modern, konvensional maupun tradisional (Yuniarti, 2015). Alat

permainan edukatif (APE) adalah alat atau sarana permainan yang dapat

mengoptimalkan perkembangan anak sesuai usia dan tingkat

perkembangannya dan berguna untuk pengembangan aspek fisik, bahasa,

kognitif dan sosial anak (Soetjiningsih, 1995 dalam Marmi, 2015).

Permainan yang sifatnya mendidik biasa disebut dengan APE ( alat

permainan edukatif). Syarat-syarat dari permainan ini antara lain, aman,

ukuran dan berat APE harus sesuai dengan umur anak, desainnya jelas dan

sederhana, mempunyai fungsi yang jelas untuk menstimulasi perkembangan

anak. Kemudian, APE dapat dimainkan dengan berbagai variasi (dapat

dibongkar pasang), tetapi tidak terlalu sulit sehingga membuat anak frustasi,

walaupun sederhana harus tetap menarik perhatian, bersifat umum

(dimengerti semua oleh orang), serta tidak mudah rusak (Ambarwati, 2012).

Beberapa fungsi APE antara lain, mengajar menjadi lebih mudah dan

cepat diterima anak, melatih konsentrasi anak, mampu mengatasi

keterbatasan waktu dan tempat, membangkitkan emosi, menambah daya

ingat, dan menjamin atmosfir pembelajaran yang kondusif (Yuniarti, 2015).

Menurut Padmono, alat permainan untuk anak yang berusia 3 – 6

tahun memiliki tujuan seperti, mengembangkan kemampuan dalam

menyamakan dan membedakan, mengembangkan kemampuan berbahasa dan

21
pengertian tentang berhitung, menambah dan mengurangi. Permainan dapat

merangsang daya imajinasi anak, membedakan benda dengan perabaan,

dapat menumbuhkan sportifitas, kepercayaan diri, dan kreatifitas. Tujuannya

lainnya yakni anak dapat memperoleh pengembangan dalam koordinasi

motorik (seperti melompat, lari, memanjat), kemampuan mengontrol emosi,

motorik halus dan motorik kasar, sosialisasi atau bergaul dengan anak dan

orang diluar rumahnya, serta anak dapat memperkenalkan pengertian yang

bersifat ilmu pengetahuan, suasana kompetisi dan gotong royong. Alat

permainan yang dianjurkan seperti buku bergambar, majalah anak-anak, alat

gambar dan tulis, kertas untuk melipat, gunting, air, dan sebagainya (Riyadi,

2009).

Origami adalah suatu seni melipat kertas sehingga menghasilkan

berbagai macam bentuk, misalnya hewan, dapat mengirimkan sinyal ke

sistem saraf pusat memicu neuron melalui tangan (impuls motorik halus), dan

mengaktifkan bagian bahasa otak (Rahmawati, 2012 dalam Dewi, 2015).

Origami berasal dari bahasa Jepang yakni dari kata oru yang berarti melipat

dan kami berarti kertas. Ketika kedua kata digabungkan ada sedikit

perubahan namun, tidak mengubah artinya yakni dari kata kami menjadi

gami sehingga menjadi origami maksudnya adalah melipat kertas

(Karmachela (2008), dalam Andayani (2012)).

Menurut Nurjatmika (2012) manfaat yang didapat saat anak belajar

origami secara konsisten adalah sebagai berikut : melatih motorik halus pada

anak, anak mudah memahami konsep-konsep dan istilah-istilah matematik.

22
Origami dapat meningkatkan dan memahami pentingnya akurasi. Hal ini

membuat anak belajar mengenai ukuran dan bentuk yang diinginkan serta

keakuratannya,bermain origami secara konsisten juga merupakan latihan

berkonsentrasi dan kegiatan ini dapat memperkuat emosi antara orang tua

dan anak. Stimulasi ini dapat memperkuat otot-otot telapak tangan dan jari-

jari anak. Kegiatan seni melipat origami biasanya dapat dilakukan anak

dengan cukup mahir ketika usia TK. Untuk anak berusia 2-3 tahun bisa

mengajarkan teknik melipat kertas sederhana misalnya, dengan melipat

kertas segi empat menjadi dua atau membuat lipatan segitiga dari kertas

berbentuk bujur sangkar (Yuniarti, 2015).

Origami dapat dibentuk dengan berbagai macam model. Berikut ini

cara melipat kertas dengan media origami dengan burung angsa.

Lipat kertas menjadi dua, lalu buka

Lipat kedua sisi kertas kanan dan kiri ke arah dalam

Lipat kembali sisi kanan dan kiri kertas ke arah dalam.


Perhatikan lipatan yang terbentuk.

Baliklah lipatanmu. Tekuk dan lipat ujung bawah lipatan


ke arah atas.

23
Lipat kertasmu jadi dua. Lihat gambar.

Posisikan lipatan kertas seperti tampak pada gambar

Lipat kecil ujung kertas ke arah atas

Lipat kembali ujungnya sedemikian rupa, sehingga


terbentuk leher dan kepala burung angsa

Lipatlah sedikit ujung kertas. Ini adalah sayapnya.

Selesai.

Gambar 2 Cara Membuat Origami Burung

Angsa

2.3 Penelitian Terkait

Penelitian yang dilakukan oleh Catur Prasastia Lukita Dewi dan Nikmatul

Dwi Latifah, tahun 2015 berlokasi di TK Dharma Wanita Desa Wonokusumo

Mojosari, Mojokerto bertujuan untuk mengetahui pengaruh bermain origami

terhadap perkembangan motorik halus pada anak prasekolah. Penelitian ini

24
menggunakan desain pra eksperimen one group pretest – posttest design. Teknik

analisis data yang digunakan yaitu editing, coding, scoring, dan tabulating serta

diuji dengan uji Wilcoxon. Populasi penelitian yaitu seluruh siswa kelompok B

TK Dharma Wanita sebanyak 42 responden. Teknik sampling yang digunakan

teknik purposive sampling. Jumlah sampel 26 anak. Hasil uji Wilcoxon

menunjukkan α = 0,05 dan ρ = 0,020 hasil penelitian menunjukkan bahwa ρ < α

sehingga H1 diterima maka ada pengaruh pemberian permainan origami terhadap

perkembangan motorik halus anak usia prasekolah.

Penelitian yang dilakukan oleh Nurlestari Puspita Rahim, tahun 2015

yang dilakukan di TK Pembina Ki Hajar Dewantara Kota Gorontalo bertujuan

untuk mengetahui pengaruh bermain origami terhadap perkembangan motorik

halus pada anak usia dini. Peneliti menggunakan desain penelitian pre

eksperimental dengan rancangan one group pretest-posttest. Teknik analisis data

yang digunakan adalah uji t berpasangan. Sampel penelitian berjumlah 20 anak

dengan teknik total sampling. Disimpulkan sebagian besar anak-anak

mengalami perubahan motorik halus setelah diberikan bermain origami. Hasil

statistic didapatkan signifikansi 0,000 yang berarti ada pengaruh bermain

origami terhadap perkembangan motorik halus anak.

Penelitian yang dilakukan oleh Haeni Pertiwi, pada tahun 2013 berlokasi

di TK Pertiwi Dharmarini Saradan Pemalang bertujuan untuk mengetahui

pengaruh permainan origami terhadap motorik halus pada anak. Peneliti

menggunakan jenis eksperimen dengan metode pre eksperimental design yaitu

one group pretest – posttest. Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji

25
hipotesis adalah dengan Ttest. Subjek penelitian ini adalah peserta didik TK A

Pertiwi Dharmarini Saradan Pemalang. Hasil Ttest didapatkan thitung (21.000) > ttabel

(2,093) dengan pvalue sebesar 0,000 < α (0,05). Hasil yang diperoleh dari

penelitian ini ialah Ho ditolak, berarti terdapat pengaruh permainan origami

terhadap kemampuan motorik halus pada anak.

Penelitian ini dilakukan oleh Farida Hidiyah Rahmani TK Pertiwi Bowan

Delanggu Klaten pada tahun 2014. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui

pengaruh permainan origami terhadap perkembangan fisik motorik anak usia dini

Metode penelitian ini adalah eksperimen jenis one group pretest-posttest. Teknik

analisis data menggunakan analisis deskriptif dan analisis inferensial. Analisis

inferensial untuk menguji hipotesis menggunakan uji t dalam program SPSS 18

yaitu independent sample T-test. Subyek penelitian ini adalah seluruh anak TK

Pertiwi Bowan Delanggu Klaten tahun ajaran 2013/2014 umur 4-5 tahun dengan

jumlah 23 anak. Hasil analisis data pada α = 5% diperoleh thitung = -3, 81 dan ttabel

= -2,074 karena thitung < -ttabel = -3,81 < -2,074 maka Ho ditolak dan Ha diterima.

Hal ini menunjukkan bahwa perkembangan fisik motorik halus anak setelah

diberikan perlakuan menggunakan permainan origami berpengaruh pada

perkembangan fisik motorik halus anak.

Penelitian ini dilakukan oleh Wijil Andayani TK IT Mekar Insani

Suryodiningratan, pada tahun 2012. Untuk meningkatkan kemampuan motorik

halus anak melalui melipat pada siswa. Desain penelitian ini ialah penelitian

tindakan kelas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi.

Subyek penelitian adalah siswa kelompok A yang berjumlah 16 anak. Hasil

26
observasi diperoleh data yaitu pencapaian kemampuan motorik halus sebelum

menggunakan melipat adalah 6, 00 meningkat menjadi 7, 875 pada siklus I dan

meningkat lagi menjadi 8, 875 pada siklus II. Peningkatan kemampuan motorik

halus sebagai akibat penggunaan melipat terbukti pada anak. Teknik analisis data

untuk menguji hipotesis tindakan adalah teknik deskriptif kuantitatif.

Penelitian yang dilakukan Kuntjojo dan Intan Wijaya TK Wahidiyah II

Desa Kedawung Kecamatan Mojo Kabupaten Kediri, pada tahun 2015. Untuk

meningkatkan kemampuan motorik halus melalui kegiatan melipat seni origami

pada anak. Prosedur penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas

kolaboratif. Model Kemmis dan Taggart dimana masing-masing siklus terdiri

dari 4 tahapan, perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Subjek

penelitian ini adalah semua anak didik kelompok B berjumlah 18 anak, yang

terdiri dari 8 anak laki-laki dan 10 anak perempuan. Diketahui bahwa pada

tindakan siklus I ketuntasan belajar anak masih mencapai 50% kemudian setelah

dilakukan tindakan perbaikan pada siklus II, ketuntasan belajar anak meningkat

menjadi 55% dan pada tindakan siklus III ketuntasan belajar anak meningkat

menjadi 77%. Dengan demikian, diketahui bahwa terdapat peningkatan

perolehan nilai kemampuan motorik halus anak setelah dilakukan tindakan

perbaikan melalui kegiatan melipat seni origami.

27
Tabel 3 Daftar Penelitian Terkait

Tempat Manfaat
Populasi/
Metode / dan/atau
No Penulis Tahun Tujuan Sampling/ Hasil
Statistik test Limitasi dari
Sample
Penelitian
1. Catur TK Dharma 2015 Untuk Penelitian Populasi Hasil uji Manfaat
Prasastia Wanita mengetahui dengan desain penelitian yaitu Wilcoxon penelitian, dapat
Lukita Desa pengaruh pra eksperimen seluruh siswa menunjukkan α memberikan
Dewi, Wonokusumo bermain one group pre kelompok B TK = 0,05 dan ρ = pemahaman bagi
Nikmatul Mojosari origami test – post test Dharma Wanita 0,020 hasil orang tua untuk
Dwi Mojokerto terhadap design. Teknik sebanyak 42 penelitian memberikan
Latifah perkembanga analisis data responden. menunjukkan stimulasi yang
n motorik yang Teknik bahwa ρ < α tepat pada anak.
halus digunakan sampling yang sehingga H1 Limitasi
yaitu editing, digunakan diterima maka penelitian,
coding, teknik ada pengaruh peneliti tidak
scoring, dan purposive pemberian menjelaskan
tabulating sampling. permainan rentang waktu
serta diuji Jumlah sampel origami yang diperlukan
dengan uji 26 anak. terhadap bagi penelitian
Wilcoxon. perkembangan ini.
motorik halus
anak usia
prasekolah.
2. Nurlestari TK Pembina 2015 Untuk Desain Populasi yang Hasil statistik Manfaat
Puspita K.H. mengetahui penelitian pre diteliti adalah didapatkan penelitian,
Rahim Dewantara pengaruh eksperimental seluruh anak di signifikansi memberikan
Gorontalo bermain dengan TK Pembina 0,000 yang pengetahuan dan
origami rancangan one K.H. Dewantara berarti ada masukan agar
terhadap group pretest – Gorontalo. pengaruh pihak sekolah
perkembanga posttest. Sampel bermain dapat

28

34
n motorik Dianalisis penelitian origami memberikan
halus anak. dengan uji T berjumlah 20 terhadap permainan
berpasangan. anak dengan perkembangan edukatif yang
teknik total motorik halus bisa
sampling. anak. meningkatkan
kemampuan
motorik halus
bagi anak – anak
didik.
Kekurangan
pada penelitian
ini adalah,
peneliti tidak
mencatumkan
dengan jelas
waktu yang
diperlukan untuk
penelitian ini,
dan pelaksanaan
kegiatan yang
dilakukan.
3. Kuntjojo, TK 2015 Untuk Prosedur Subjek Diketahui Manfaat dari
Intan Wahidiyah II meningkatkan penelitian yang penelitian ini bahwa pada penelitian ini
Wijaya Desa kemampuan digunakan adalah semua tindakan siklus bagi anak didik
Kedawung motorik halus adalah anak didik I ketuntasan dapat
Kecamatan melalui penelitian kelompok B belajar anak memperoleh
Mojo kegiatan tindakan kelas berjumlah 18 masih mencapai pengalaman
Kabupaten melipat seni kolaboratif. anak, yang 50% kemudian tentang media
Kediri origami pada Model terdiri dari 8 setelah origami dan
anak Kemmis dan anak laki – laki dilakukan dapat mengasah

29
Taggart dan 10 anak tindakan kemampuan
dimana masing perempuan. perbaikan pada motorik halus.
– masing siklus siklus II, Dapat
terdiri dari 4 ketuntasan bermanfaat bagi
tahapan, belajar anak perkembangan
perencanaan, meningkat pengetahuan di
pelaksanaan, menjadi 55% bidang
pengamatan, dan pada pendidikan dan
dan refleksi. tindakan siklus kesehatan.
Teknik analisis III ketuntasan Namun, adapun
data untuk belajar anak limitasi dalam
menguji meningkat penelitian ini
hipotesis menjadi 77%. yakni, jumlah
tindakan Dengan sampel yang
adalah teknik demikian, digunakan
deskriptif diketahui bahwa tergolong kurang
kuantitatif. terdapat dan peneliti tidak
peningkatan memaparkan
perolehan nilai secara jelas
kemampuan waktu yang
motorik halus diperlukan dalam
anak setelah penelitian ini.
dilakukan
tindakan
perbaikan
melalui
kegiatan
melipat seni
origami.

30
4. Farida TK Pertiwi 2014 Untuk Metode Subyek Hasil analisis Manfaat yang
Hidiyah Bowan mengetahui penelitian ini penelitian ini data pada α = diperoleh dari
Rahmani Delanggu pengaruh adalah adalah seluruh 5% diperoleh penelitian ini
Klaten permainan eksperimen anak TK thitung = -3, 81 ialah, dapat
origami jenis one Pertiwi Bowan dan ttabel = digunakan
terhadap group pretest – Delanggu -2,074 karena sebagai acuan
perkembangan posttest. Klaten tahun thitung < -ttabel = dan
fisik motorik Teknik analisis ajaran 201/2014 -3,81 < -2,074 pengembangan
anak usia dini data umur 4 – 5 maka Ho bahan
menggunakan tahun dengan ditolak dan Ha pembelajaran
analisis jumlah 23 anak. diterima. Hal ini dalam
deskriptif dan menunjukkan peningkatan
analisis bahwa motorik halus
inferensial. perkembangan anak usia
Analisis fisik motorik prasekolah pada
inferensial halus anak penerapan
untuk menguji setelah permainan
hipotesis diberikan origami.
menggunakan perlakuan Kekurangan dari
uji t dalam menggunakan penelitian yaitu
program SPSS permainan peneliti tidak
18 yaitu origami memaparkan
independent berpengaruh tentang proses
sample T-test. dari pada pelaksanaan
perkembangan penelitian secara
fisik motorik jelas.
halus anak
sebelum
diberikan
eksperimen

31
menggunakan
permainan
origami.
5. Haeni TK A Pertiwi 2013 Untuk Penelitian ini Subjek Hasil Ttest Penelitian ini
Pertiwi Dharmarini mengetahui adalah penelitian ini diperoleh thitung dapat
Saradan pengaruh penelitian adalah peserta (21.000) > ttabel memberikan
Pemalang permainan kuantitatif didik TK A (2.093) dengan pengetahuan
origami dengan jenis Pertiwi pvalue sebesar baru untuk
terhadap eksperimen Dharmarini 0,000 < α mendukung
motorik halus dengan metode Saradan (0,05), dengan perkembangan
pada anak. pre Pemalang demikian H0 anak dalam hal
eksperimental ditolak, maka keterampilan
design yaitu terdapat motorik halus.
one group pengaruh Anak dapat
prestest – permainan memperoleh
posttest. origami pengalaman
Teknik analisis terhadap secara langsung
data yang kemampuan mengenai
digunakan motorik halus kegiatan bermain
adalah Ttest pada anak origami.
menggunakan kelompok A TK Kekurangan
SPSS 16.0 For Pertiwi penelitian ini
Windows. Dharmarini peneliti tidak
Saradan mencatumkan
Pemalang tahun dengan jelas
ajaran populasi,sampel
2012/2013. dan teknik
sampling yang
digunakan dalam
penelitian.

32
6. Wijil TK IT Mekar 2012 Untuk Desain Subyek Hasil observasi Manfaat yang
Andayani Insani meningkatkan penelitian ini penelitian diperoleh data dapat diambil
Suryodiningra kemampuan ialah penelitian adalah siswa yaitu dari penelitian
tan motorik halus tindakan kelas. kelompok A pencapaian ini ialah sebagai
anak melalui Metode yang yang berjumlah kemampuan data awal atau
melipat pada digunakan 16 anak. motorik halus acuan bagi
siswa. dalam sebelum penelitian
penelitian ini menggunakan berikutnya.
adalah melipat adalah Limitasi dari
observasi. 6, 00 meningkat penelitian ini
menjadi 7, 875 yakni peneliti
pada siklus I kurang
dan meningkat menjelaskan
lagi menjadi 8, tentang metode
875 pada siklus penelitian yang
II. Peningkatan digunakan dalam
kemampuan proses penelitian
motorik halus ini.
sebagai akibat
penggunaan
melipat terbukti
pada anak.

33
2.4 Aplikasi Teori Keperawatan menurut Sister Callista Roy (Model Adaptasi)

Konsep teori keperawatan dengan model adaptasi menurut Callista Roy

(1970), manusia adalah makhluk bio, psiko, sosial sebagai suatu kesatuan yang

utuh. Asumsi dasar model teori adaptasi yang dikemukakan Roy antara lain :

pertama, setiap individu selalu menggunakan koping yang bersifat positif

maupun negatif. Kemampuan adaptasi individu dipengaruhi oleh 3 komponen

yaitu, penyebab utama terjadinya perubahan, terjadinya perubahan itu sendiri,

dan pengalaman beradaptasi terhadap perubahan yang ada. Kedua, individu

selalu berada dalam rentang kondisi sehat sakit, yang berhubungan dengan

efektivitas koping yang dilakukan untuk mempertahankan kemampuan

adaptasi. Skema model adaptasi Roy dimulai dari proses input, proses kontrol,

dampak output, dan respon adaptasi.

Dampak Output
Proses Kontrol
Input
Fungsi fisiologis Output
Mekanisme koping Konsep diri
Regulator subsistem Fungsi peran
Tingkatan stimuli Cognator subsistsem Respon
Interdependen
adaptasi adaptasi

Feed Back

Gambar 3 Kerangka Teori Callista Roy

Skema model adaptasi Roy dimulai dari proses input yang menjelaskan

adanya 3 (tiga) tingkatan stimuli adaptasi pada manusia, diantaranya, stimuli

fokal yaitu stimulus yang langsung beradaptasi dengan individu dan akan

34
mempunyai pengaruh kuat terhadap individu. Stimuli kontekstual yaitu

stimulus yang dialami individu baik internal maupun eksternal yang dapat

mempengaruhi, kemudian dapat dilakukan observasi, serta dapat diukur secara

subyektif. Stimuli residual yaitu stimulus lain yang merupakan ciri tambahan

yang ada atau sesuai dengan kondisi dalam proses penyesuaian dengan

lingkungan yang sulit untuk diobservasi.

Tahap selanjutnya yaitu proses kontrol yang melibatkan 3 (tiga)

komponen, sebagai berikut : pertama mekanisme koping, yang terbagi menjadi

mekanisme koping bawaan yang prosesnya tidak diketahui oleh manusia dan

mekanisme koping yang didapat melalui pengembangan atau pengalaman yang

dipelajarinya. Mekanisme ini bersifat genetis. Kedua, regulator subsistem,

yakni proses koping yang menyertakan subsistem tubuh yaitu saraf, proses

kimiawi, dan sistem endokrin. Subsistem ini terdiri dari input, process internal,

dan output. Reflek otonomik sebagai respons neural yang berasal dari batang

otak dan spinal cord diartikan sebagai suatu perilaku output dari sistem

regulasi. Ketiga, cognator subsistem merupakan proses koping seseorang yang

menyertakan 4 sistem pengetahuan dan emosi yaitu pengolahan persepsi dan

informasi, pembelajaran, pertimbangan, dan emosi. Penyelesaian masalah dan

pengambilan keputusan merupakan proses internal yang berhubungan dengan

keputusan, dan khususnya emosi untuk mencari kesembuhan, dukungan yang

efektif dan kebersamaan,dalam mempertahankan integritas seseorang, regulator

dan cognator bekerja secara bersamaan.

35
Adaptasi dijelaskan oleh Roy melalui sistem efektor/model adaptasi

yang terdiri dari 4 faktor, yaitu fungsi biologis, sistem adaptasi fisiologis antara

lain oksigenasi, nutrisi, eliminasi, aktivitas dan istirahat, integritas kulit, rasa

(senses), cairan dan elektrolit, fungsi neurologis, dan fungsi endokrin. Konsep

diri, proses penyesuaian yang berhubungan dengan bagaimana individu dalam

mengenal pola-pola interaksi sosial saat berhubungan dengan orang lain,

perhatian ditujukan pada kenyataan diri sendiri dalam hal fisik, individual, dan

moraletik.

Fungsi peran, proses penyesuaian yang berhubungan dengan

bagaimana peran individu dalam mengenal pola-pola interaksi sosial saat

berhubungan dengan orang lain. Interdependen (saling ketergantungan),

individu mengidentifikasikan pola nilai-nilai manusia, kehangatan, kasih

sayang, cinta, dan rasa memiliki yang dilakukan melalui hubungan secara

interpersonal pada tingkat individu maupun kelompok.

Proses terakhir dari skema adaptasi Roy adalah adanya respon adaptasi

individu yang dapat berupa respon adaptif maupun maladaptif. Perilaku

seseorang berkaitan dengan cara adaptasi, dimana perawat mampu

mengidentifikasikan adaptivitas atau inefektivitas dari respons (sakit). Kinerja

perawat pada tahap ini adalah memberikan stimulus atau memfasilitasi koping

pasien agar menjadi konstruktif, meliputi membantu mengatasi gangguan

dalam pemenuhan kebutuhan fisik, memfasilitasi koping yang konstruktif, dan

mendukung secara emosional. Tujuan dari aplikasi model adaptasi Roy dalam

36
keperawatan komunitas adalah dengan mempertahankan perilaku adaptif dan

mengubah perilaku maladaptif pada komunitas (Ambarwati, 2012 ; Widyanto,

2014).

37
BAB III

KERANGKA KONSEP

Pada bab III ini menjelaskan tentang kerangka konsep, hipotesis, dan definisi

operasional yang akan digunakan dalam penelitian ini.

3.1 Kerangka Konsep

Input Dampak Output


Proses kontrol
Pemberian Media Origami pada anak usia prasekolah Perkembangan anak usia prasekolah.
Primary Adaptive -Mekanisme Koping
(Stimulasi : Bermain) (Motorik Halus)
(Genetis)
Regulator subsistem Output
(Autonomic Nervous System) Respon Adaptasi
Cognator subsistem
(Intelectual, etc)

Hal yang perlu diperhatikan dalam bermain :


Ekstra energi Faktor – faktor yang mempengaruhi proses perkembangan individu :
Waktu Faktor pembawaan (heredity)
Alat permainan yang sesuai umur Faktor lingkungan (environment)
Ruangan bermain Faktor waktu (time)
Pengetahuan Faktor pelayanan kesehatan
Teman bermain

Keterangan :

= Variabel Independen = Berhubungan = Diteliti

= Variabel Dependen = Berpengaruh = Tidak diteliti

Gambar 4 Kerangka Konsep Penelitian


38
3.2 Hipotesis

Ho : Tidak ada pengaruh pemberian media origami terhadap perkembangan

motorik halus pada anak usia prasekolah.

Ha : Ada pengaruh pemberian media origami terhadap perkembangan motorik

halus pada anak usia prasekolah.

3.3 Definisi Operasional

Tabel 4 Definisi Operasional

Nama Definisi Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala


Variabel Konseptual Operasional Ukur
Variabel Berasal dari Suatu Lembar Kategori : Ordinal
Independen bahasa Jepang kegiatan Observasi Lulus : Anak
(Variabel yakni dari melipat kertas dapat
Bebas) : kata oru yang dalam dua mengikuti
berarti melipat bentuk yaitu semua lipatan
Media origami dan kami yang burung angsa, origami sesuai
berarti kertas. selama 5 – 10 demonstrasi
Ketika kedua menit per yang
kata orangnya dan diberikan.
digabungkan dilakukan 2 (diberikan
ada sedikit kali dalam 3 skor 2)
perubahan minggu.
namun, tidak Tidak Lulus :
mengubah Anak tidak
artinya yakni dapat atau
dari kata kami hanya
menjadi gami sebagian
sehingga mengikuti
menjadi lipatan
origami yang origami sesuai
berarti melipat demonstrasi
kertas yang
(Karmachela diberikan.
(2008) dalam (diberikan
Andayani skor 1)
(2012)).

39
Variabel Aspek yang Kemampuan Denver II pada Kategori : Ordinal
Dependen berhubungan anak dalam aspek motorik Lulus : Anak
(Variabel dengan melibatkan halus. Pada dapat
Terikat) : kemampuan otot-otot pelaksanaan melewati 3
anak untuk kecil. dinilai tugas tugas
Perkembanga mengamati perkembangan perkembangan
n Motorik sesuatu, anak dalam dalam tabel
Halus melakukan mencontoh denver.
gerakan yang bentuk origami (diberikan
melibatkan (bentuk burung skor 2)
bagian-bagian angsa dan bentuk
tubuh tertentu kelinci) dan 3 Tidak Lulus :
dan dilakukan tugas Anak tidak
otot-otot kecil, perkembangan dapat atau
tetapi dalam tabel hanya
memerlukan denver sebagian
koordinasi (mencontoh + ; melewati 3
yang cermat menggambar tugas
seperti orang 3 bagian ; perkembangan
mengawasi mencontoh dalam tabel
sesuatu, bentuk ). denver
menjimpit, (diberikan
menulis, dan skor 1)
sebagainya
(Depkes
(2006) dalam
Yuniarti
(2015)).

40
BAB IV

METODE PENELITIAN

Pada bab IV ini menjelaskan tentang desain penelitian yang akan

digunakan oleh peneliti, lokasi dan waktu pelaksanaan penelitian, populasi,

jumlah sampel beserta teknik pengambilan sampel, instrumen yang akan

digunakan selama penelitian, proses pengumpulan data, analisa data, dan etika

penelitian.

4. 1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian pre eksperimental tanpa

kelompok kontrol dengan rancangan One Group pretest – posttest. Jenis

penelitian ini yaitu penelitian kuantitatif. Rancangan ini tidak memiliki

kelompok pembanding (kontrol) akan tetapi, sudah dilakukan observasi pertama

(pretest) yang memungkinkan peneliti dapat menguji perubahan yang terjadi

setelah adanya perlakuan atau intervensi (eksperimen) (Setiadi, 2013).

Bentuk rancangan sebagai berikut :

pre test Perlakuan post test


01 X 02

Gambar 5 Rancangan One Group pretest – posttest

Keterangan :

01 = Pengukuran pertama (pre test)

X = Perlakuan atau ekperimen

02 = Pengukuran kedua (post test)

41
4. 2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan di Taman Kanak – Kanak Katolik

Santa Maria Magdalena Tikala Baru.

4. 3 Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilakukan mulai bulan April – Juli 2017.

4. 4 Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa/i yang berada di

TK Katolik Santa Maria Magdalena Tikala Baru dengan jumlah populasi

33 orang.

4. 5 Sampel

Sampel penelitian merupakan subyek yang akan diteliti dan

dianggap dapat mewakili seluruh populasi (representatif). Sampel akan

lebih baik jika memenuhi kriteria yang layak untuk diteliti (inklusi).

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah Total Sampling,

atau pengambilan jumlah sampel sebanyak jumlah keseluruhan dari

populasi. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 31 anak

yang memiliki kriteria sebagai berikut :

a. Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subyek penelitian dari

suatu populasi target dan terjangkau yang akan diteliti (kriteria yang

layak diteliti) (Setiadi, 2013). Kriteria inklusi dalam penelitian ini

sebagai berikut :

1. Anak usia prasekolah yaitu berusia 4 - 6 tahun.

42
2. Orang tua/ wali telah menandatangani lembar informed consent

yang diberikan.

3. Anak yang bersekolah di TK Katolik Santa Maria Magdalena

Tikala Baru

4. Anak hadir dan mengikuti pelaksanaan penelitian (pretest –

posttest)

b. Kriteria Ekslusi

Kriteria eksklusi ialah menghilangkan/mengeluarkan subyek yang

memenuhi kriteria inklusi dan studi karena pelbagai sebab (kriteria

yang tidak layak diteliti) (Setiadi, 2013). Kriteria ekslusi dalam

penelitian ini yaitu :

1. Anak yang tidak hadir saat penelitian (ijin, sakit, tanpa

pemberitahuan)

4. 6 Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan lembar observasi sebagai instrumen

penelitian dan alat untuk mengukur kemampuan motorik halus pada anak

yaitu tabel Denver II dengan tugas perkembangan mencontoh

(mencontoh bentuk + ; menggambar orang 3 bagian ; mencontoh bentuk

O ) . Hasil ukur menggunakan lembar observasi

Kategori :

Lulus : Anak dapat mengikuti semua lipatan origami sesuai

demonstrasi yang diberikan. (diberikan skor 2).

43
Tidak Lulus : Anak tidak dapat atau hanya sebagian mengikuti

lipatan origami sesuai demonstrasi yang diberikan.

(diberikan skor 1).

Hasil ukur menggunakan tabel Denver II

Kategori :

Lulus : Anak dapat melakukan uji coba dengan baik dari 3

tugas perkembangan anak usia 5 tahun. (diberikan

skor 2).

Tidak Lulus : Anak tidak dapat atau hanya sebagian yang dapat

melakukan uji coba dengan baik dari 3 tugas

perkembangan anak usia 5 tahun. (diberikan skor 1).

44
4. 7 Pengumpulan Data

1. Dimulai sejak tanggal dikeluarkan Surat Keputusan Dekan


tentang skripsi
2. Dilakukan studi kepustakaan sebagai acuan penelitian
3. Berkonsultasi secara rutin dengan dosen pembimbing I dan
II
Tahap Persiapan 4. Mengambil surat persetujuan dari bagian akademik di
fakultas
5. Dapat persetujuan dari dosen pembimbing I dan II untuk
melaksanakan penelitian
6. Surat pengantar penelitian diberikan kepada Kepala Sekolah
sebagai permohonan ijin untuk pelaksanaan penelitian
7. Dilakukan survey awal di tempat penelitian
8. Mempersiapkan instrumen penelitian

1. Mendatangi dan melakukan pendekatan terapeutik dengan


masing – masing orang tua dan anak – anak, menjelaskan
informed consent dan surat persetujuan
2. Orang tua dari anak menandatangani informed consent
3. Pretest dilakukan penilaian perkembangan motorik halus
anak (pelaksanaan pada pertemuan awal dengan semua
Tahap Pelaksanaan responden)
4. Melakukan kegiatan bermain dengan media origami pada
anak
5. Kegiatan bermain dilakukan 2 kali setiap minggu dalam
waktu 3 minggu. Setelah dilakukan pre test, kemudian
posttest dilakukan penilaian perkembangan motorik halus
pada anak.
6. Pengolahan, analisa data, dan penyusunan laporan penelitian.

Gambar 6 Proses Pengumpulan Data

45
Tahap awal sebelum dilakukan penelitian, peneliti membuat surat

pengantar sebagai permohonan ijin kepada Kepala Sekolah selaku penanggung

jawab di tempat yang akan dilaksanakan penelitian yaitu TK Katolik Santa Maria

Magdalena Tikala Baru. Tujuan diberikan surat pengantar kepada Kepala

Sekolah sebagai pengantar bagi peneliti untuk mengambil data awal atau survei

pendahuluan di tempat penelitian. Kemudian, peneliti melakukan pertemuan dan

pendekatan terapeutik pada responden maupun pendamping responden (orang

tua) untuk dijelaskan tentang tujuan dan dampak penelitian, serta untuk

penandatanganan informed consent.

Setelah mendapat persetujuan penelitian dilakukan dengan kegiatan awal,

pretest penilaian perkembangan anak sebelum diberikan kegiatan bermain

dengan media origami, pelaksanaan kegiatan bermain dengan media origami.

Tahap akhir yaitu, posttest dilakukan penilaian akhir pada anak setelah diberikan

kegiatan bermain.

4. 8 Pengolahan Data

Untuk membuktikan hipotesis maka, peneliti melakukan

pengumpulan data kemudian dianalisis. Proses analisa data melalui

beberapa tahap yaitu :

1. Editing

Editing adalah proses penyuntingan data pada saat penelitian yakni

memeriksa semua data yang dikumpulkan. Tahap ini peneliti

memeriksa kembali semua lembar observasi yang telah diisi seperti

46
kelengkapan data dan keseragaman data dalam usaha melengkapi data

yang kurang.

2. Coding

Koding merupakan penjelasan tentang cara peneliti membuat

pengkodean terhadap data yang diperoleh agar mudah ditabulasi dan

dianalisis. Tahap ini dilakukan oleh peneliti untuk mengisi daftar kode

yang disediakan pada lembar observasi sesuai dengan hasil observasi

yang dilaksanakan.

3. Tabulasi

Tabulasi adalah proses pengolahan data kedalam suatu tabel

rekapan sesuai tujuan penelitian (master table) yang kemudian akan

dianalisis. Tahap ini peneliti mengolah data yang telah dikumpulkan

sesuai dengan hasil observasi kedalam tabel yang sesuai dengan tujuan

penelitian, kemudian data dianalisis melalui analisa bivariat dan

univariat, dalam perhitungan statistik melalui media komputer.

4. Analisa Data

Univariat, pada analisa univariat peneliti menganalisis variabel

umur, jenis kelamin, umur orang tua, pendidikan terakhir dan

pekerjaan orang tua, pengasuh anak serta berat dan tinggi badan dari

anak, yang dianalisa dengan menggunakan jumlah dan persen.

Bivariat, pada analisa bivariat merupakan bagian dimana peneliti

menguraikan bagaimana data tersebut dianalisis untuk membuktikan

hipotesis. Tahap ini yaitu peneliti melakukan pengujian hasil observasi

47
dari penelitian yang telah dilakukan. Data yang didapat kemudian diuji

dengan menggunakan uji Wilcoxon, dengan nilai p = 0,05 jika p < 0,05

maka Ho diterima. Hal ini dilakukan untuk melihat hasil akhir

pengaruh pemberian media kliping terhadap perkembangan motorik

halus pada anak usia prasekolah.

5. Cleaning

Kegiatan pengecekan kembali data – data yang sudah di masukkan

apakah ada kesalahan atau tidak.

4. 9 Etika Penelitian
Penelitian ini menggunakan subjek penelitian yakni manusia.

Penelitian ini diupayakan tetap menjaga kode etik yang berlaku pada

setiap individu dalam arti hak-hak yang menyangkut responden perlu

dilindungi. Penelitian ini, sudah mendapatkan ijin dan pengantar dari

Fakultas Keperawatan Universitas Katolik De La Salle Manado.

Kemudian peneliti menyerahkan kepada Kepala Sekolah TK Katolik

Santa Maria Magdalena Tikala Baru untuk mendapatkan persetujuan atau

perijinan dilakukannya penelitian bagi anak didik usia prasekolah dalam

meningkatkan perkembangan motorik halus dari anak. Setelah

memperoleh persetujuan, peneliti melakukan penelitian dengan

menegaskan atau tetap menekankan nilai etika yang meliputi :

a. Lembar persetujuan penelitian (Informed Consent)

Lembar persetujuan dibagikan pada setiap orang tua/wali dari

anak sebelum dilakukan penelitian, hal ini dilakukan dengan tujuan

48
orang tua/wali anak mengetahui maksud dan tujuan serta dampak

yang akan terjadi setelah penelitian.

b. Kerahasiaan (Confidentiality)

Informasi yang telah dikumpulkan dari responden dijamin

kerahasiaannya oleh peneliti. Hanya beberapa data seperti hasil

pretest dan posttest yang diuraikan dan dilaporkan dalam hasil

penelitian.

c. Tanpa nama (Anonimity)

Untuk mendukung dan menjaga kerahasiaan identitas responden,

maka peneliti tidak mencantumkan nama responden pada lembar

observasi. Lembar tersebut hanya dicantumkan inisial nama dan kode.

49
BAB V

HASIL PENELITIAN

Pada bab ini, terdiri dari penjelasan tentang hasil analisa dari data yang

dikumpulkan pada penelitian yaitu data karakteristik demografi responden, data

univariat dan data bivariat. Penelitian ini telah dilaksanakan di TK Katolik Santa Maria

Magdalena Tikala Baru, pada tanggal 29 Mei-15 Juni 2017 dengan jumlah sampel dalam

penelitian ini adalah semua anak di TK Katolik Santa Maria Magdalena Tikala Baru

yang berjumlah 33 anak. Namun, saat pelaksanaan penelitian 2 anak tidak menjadi

sampel atau subjek penelitian dikarenakan tidak mengikuti pelaksanaan posttest dan

hanya mengikuti saat pelaksanaan pretest. Sehingga, jumlah sampel dalam penelitian ini

berjumlah 31 anak. Kegiatan bermain dilakukan 2 kali setiap minggu dalam waktu 3

minggu.

Penilaian perkembangan motorik halus pada anak usia prasekolah dinilai saat

pretest dan saat posttest. Tujuan penelitian ini adalah diketahui pengaruh pemberian

media origami terhadap perkembangan motorik halus pada anak usia prasekolah di TK

Katolik Santa Maria Magdalena Tikala Baru. Data hasil penelitian ini diperoleh dari

penilaian menggunakan lembaran observasi sebelum diberikan intervensi pemberian

media origami dan setelah diberikan intervensi pemberian media origami. Setelah semua

data terkumpul kemudian dilakukan pemeriksaan, pengolahan dan analisa data yang

terdiri dari, analisa univariat dan analisis pengaruh antar variabel terkait atau analisa

bivariat yang diuji dengan Wilcoxon test.

50
5.1. Karakteristik Demografi Responden

Tabel 5 Distribusi Frekuensi berdasarkan Umur, Jenis Kelamin, Pengasuh


Anak, Umur Pengasuh, Pendidikan Pengasuh dan Pekerjaan Pengasuh di TK
Katolik Santa Maria Magdalena Tikala Baru

Umur Jumlah (%)


4 Tahun 6 19,4
5 Tahun 17 54,8
6 Tahun 8 25,8
Jenis Kelamin Jumlah (%)
Laki – laki 18 58,1
Perempuan 13 41,9
Pengasuh Jumlah (%)
Orang Tua 28 90,3
Tante / Paman 2 6,5
Nenek / Kakek 1 3,2
Pendidikan Jumlah (%)
SMP 2 6,5
SMA/SMK 18 58,1
D3 1 3,2
S1 9 29,0
S2 1 3,2
Pekerjaan Jumlah (%)
IRT 4 12,9
Mahasiswa 1 3,2
Sopir 2 6,5
Swasta 18 58,1
PNS 6 19,4
Total 31 100
Sumber : Data Primer 2017

Berdasarkan tabel 5 diperoleh hasil bahwa jumlah responden yang paling

banyak adalah responden yang berusia 5 tahun sebesar 54,8%, sedangkan paling

sedikit adalah responden yang berusia 4 tahun sebesar 19,4%. Berdasarkan jenis

kelamin jumlah responden yang paling banyak berjenis kelamin laki-laki dengan

persentase 58,1% dan jumlah responden yang paling sedikit berjenis kelamin

perempuan dengan persentase 41,9%. Berdasarkan pengasuh responden yang paling

51
banyak adalah responden yang diasuh oleh orang tua sebesar 90,3% dan yang paling

sedikit adalah responden yag diasuh oleh nenek / kakek sebesar 3,2%. Berdasarkan

pendidikan pengasuh responden yang paling banyak adalah tingkat SMA/SMK

sebesar 58,1% dan yang paling sedikit adalah tingkst D3 dan tingkat S2 yang

jumlahnya sama besar yaitu 3,2%. Berdasarkan pekerjaan pengasuh responden,

jumlah yang paling banyak adalah pengasuh dengan pekerjaan sebagai karyawan

swasta yaitu sebesar 58,1% dan jumlah paling sedikit adalah pengasuh dengan

pekerjaan sebagai mahasiswa yaitu sebesar 3,2%

5.2. Analisis Univariat

Analisa univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik

setiap variabel penelitian. Pada umumnya dalam analisa univariat menghasilkan

distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel yang ada dalam penelitian

(Notoadmojo, 2012).

Tabel 6 Distribusi Frekuensi Perkembangan Motorik Halus Sebelum dan

Sesudah Pemberian Media Origami pada Anak Usia Prasekolah

Pretest Jumlah (%) Posttest Jumlah (%)


Gagal 10 32,3 Gagal 3 9,7
Lulus 21 67,7 Lulus 28 90,3
Total 31 100 Total 31 100
Sumber : Data Primer 2017

Berdasarkan tabel 6 diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa distribusi

frekuensi perkembangan motorik halus sebelum pemberian media origami pada

anak usia prasekolah (pretest) terdapat 32,3 % responden yang gagal dan terdapat

67,7 % responden yang lulus. Kemudian, untuk distribusi frekuensi perkembangan

52
motorik halus sesudah pemberian media origami pada anak usia prasekolah

(posttest) terdapat hanya 9,7 % yang gagal dan terdapat 90,3% yang lulus.

5.3. Analisis Bivariat

Analisa bivariat dilakukan untuk melihat dua variabel yang diduga

berhubungan atau berkolerasi. Pada umumnya dalam analisa bivariat seperti melihat

dua variabel yang diduga berhubungan atau berkolerasi (Notoadmojo, 2012).

Analisis bivariat dengan menggunakan uji statistic Wilcoxon diperoleh hasil

sebagai berikut :

Tabel 7 Analisis Pengaruh Pemberian Media Origami terhadap


Perkembangan Motorik Halus pada Anak Usia Prasekolah di TK Santa Maria
Magdalena Tikala Baru

Variabel Mean Sd n p
Pretest Motorik Halus 1,68 0,475
31 0,035
Posttest Motorik Halus 1,90 0,301
Sumber : Data Primer 2017

Hasil peneltian berdasarkan Tabel 7 diatas menunjukkan nilai rata –rata

sebelum pemberian media origami (pretest) terhadap perkembangan motorik halus

pada anak usia prasekolah di TK Katolik Santa Magdalena adalah 1,68 dengan

standar deviasi 0,475 sedangkan sesudah pemberian media origami (posttest)

terhadap perkembangan motorik halus pada anak usia prasekolah di TK Katolik

Santa Magdalena adalah 1,90 dengan standar deviasi 0,301. Hasil uji statistik yaitu

uji Wilcoxon, didapatkan nilai p sebesar 0,035. Hal ini menunjukkan bahwa nilai p

< 0,05 yang berarti ada pengaruh yang signifikan antara sebelum dan sesudah

pemberian media origami terhadap perkembangan motorik halus pada anak usia

prasekolah di TK Katolik Santa Maria Magdalena Tikala Baru.


53
BAB VI

PEMBAHASAN

Pada bab ini berisi tentang pembahasan dari hasil penelitian Pengaruh Pemberian

Media Origami terhadap Perkembangan Motorik Halus pada Anak Usia Prasekolah yang

didalamnya beberapa komponen yang akan dibahas yaitu pembahasan untuk hasil

analisis bivariat, perbandingan hasil penelitian peneliti dengan penelitian terkait,

penjelasan mengenai hasil penelitian apakah berpengaruh secara signifikan atau tidak,

dan membahas mengenai hubungan dari hasil penelitian ini dengan teori keperawatan

menurut Callista Roy.

6.1. Perkembangan Motorik Halus pada Anak Usia Prasekolah di TK Santa

Maria Magdalena Tikala Baru Sebelum dan Sesudah Pemberian Media

Origami

Dalam penelitian ini jumlah sampel yang diambil adalah jumlah keseluruhan

dari populasi yang berjumlah 33 anak. Namun, dalam pelaksanaan penelitian

terdapat 2 responden yang tidak mengikuti pelaksanaan posttest dikarenakan

berhalangan dan tidak masuk sekolah, sehingga jumlah keseluruhan responden yang

mengikuti pelaksanaan pretest dan posttest adalah 31 anak.

Karakteristik responden berdasarkan umur dalam penelitian ini dengan jumlah

paling banyak adalah responden yang berumur 5 tahun (54,8%) dan jumlah paling

sedikit adalah responden yang berumur 4 tahun (19,4%). Hal ini berpengaruh

terhadap tingkat kematangan anak dalam proses berpikir terutama pengolahan

informasi dan persepsi. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dengan

54
jumlah paling banyak adalah responden berjenis kelamin laki – laki (58,1%) dan

jumlah paling sedikit adalah responden berjenis kelamin perempuan (41,9%). Hal ini

berpengaruh terhadap kecepatan tumbuh kembang, perempuan menjadi lebih dewasa

lebih dini dibandingkan laki – laki.

Karakteristik responden berdasarkan pengasuh atau pembimbing dirumah

dengan jumlah paling banyak adalah responden yang diasuh oleh orang tua (90,3%)

sedangkan jumlah paling sedikit adalah responden yang diasuh oleh nenek/kakek

(3,2%). Hal ini berpengaruh terhadap proses tumbuh kembang anak, lingkungan

pengasuhan, seperti interaksi ibu terhadap anak sangat mempengaruhi tumbuh

kembang anak. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan pengasuh dengan

jumlah paling banyak adalah responden yang memiliki pengasuh dengan tingkat

pendidikan SMA/SMK (58,1%) sedangkan jumlah paling sedikit adalah responden

yang memiliki pengasuh dengan tingkat pendidikan D3 (3,2%) dan S2 (3,2%). Hal

ini berpengaruh dalam tumbuh kembang anak, karena dengan pendidikan yang baik

maka orang tua dapat menerima segala informasi dari luar terutama tentang cara

pengasuhan anak yang baik, bagaimana menjaga kesehatan anaknya, pendidikannya,

dan sebagainya.

Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan pengasuh dengan jumlah paling

banyak adalah responden yang memiliki pengasuh dengan pekerjaan sebagai

karyawan swasta (58,1%) dan jumlah paling sedikit adalah responden yang memiliki

pengasuh dengan pekerjaan sebagai mahasiswa (3,2%). Pendapatan keluarga yang

memadai akan menunjang tumbuh kembang anak karena orang tua dapat

menyediakan semua kebutuhan anak baik primer maupun sekunder.

55
Pada penelitian ini didapatkan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa

distribusi frekuensi perkembangan motorik halus sebelum pemberian media

origami pada anak usia prasekolah (pretest) terdapat 32,3 % responden yang gagal

dan terdapat 67,7 % responden yang lulus. Kemudian, untuk distribusi frekuensi

perkembangan motorik halus sesudah pemberian media origami pada anak usia

prasekolah (posttest) terdapat hanya 9,7 % yang gagal dan terdapat 90,3% yang

lulus. Perkembangan motorik halus sebelum pemberian media origami pada anak

usia prasekolah (pretest) di TK Katolik Santa Maria Magdalena Tikala Baru yang

mengalami keterlambatan dalam perkembangan motorik halus atau yang mengalami

kegagalan cukup tinggi nilai persentasenya jika dibandingkan dengan, sesudah

pemberian media origami pada anak usia prasekolah (posttest).

Peneliti berasumsi terdapat perbandingan yang cukup signifikan antara anak –

anak sebelum pemberian media origami dan sesudah pemberian media origami

dikarenakan, pemberian media origami merupakan kegiatan belajar (stimulasi) yang

jarang diberikan oleh sekolah khususnya dalam kegiatan melipat dengan berbagai

macam bentuk seperti burung angsa. Peneliti berasumsi bahwa, kegiatan yang baru

terutama kegiatan bermain dengan menggunakan media permainan edukatif yang

baru, cukup menarik perhatian dari anak – anak usia prasekolah sehingga mereka

dapat belajar dengan penuh perhatian dan dapat juga melatih motorik halus dengan

baik. Sehingga pengembangan keterampilan anak usia prasekolah dalam

perkembangan motorik halus dapat terlaksana dengan optimal.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian menurut Rahim (2015) yang

dilakukan di TK Pembina Ki Hajar Dewantara Kota Gorontalo. Teknik analisis data

56
yang digunakan adalah uji t berpasangan. Sampel penelitian berjumlah 20 anak

dengan teknik total sampling. Disimpulkan sebagian besar anak-anak mengalami

perubahan motorik halus setelah diberikan bermain origami. Hasil statistik

didapatkan signifikansi 0,000 yang berarti ada pengaruh bermain origami terhadap

perkembangan motorik halus anak.

Pada penelitian di TK Katolik Santa Maria Magdalena Tikala Baru, didapatkan

respon dari anak-anak yaitu tampak begitu antusias dan merasa senang saat

diberitahukan peneliti akan mengajarkan bagaimana cara melipat dan membuat

bentuk burung angsa menggunakan media origami. Saat demonstrasi dalam rangka

orientasi pertama anak-anak dalam kegiatan bermain dengan media origami

tampak sebagian anak dari kelompok A mengalami kesulitan dalam kegiatan

melipat ini sedangkan, sebagian dari kelompok B tampak kurang berkonsentrasi

dalam kegiatan sehingga beberapa ibu guru ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini.

Hal tersebut dapat dikaitkan dengan karakteristik anak berdasarkan umur, dimana

anak yang berumur 5 tahun keatas sudah matang dan sudah lebih lama beradaptasi

dengan lingkungan sekolah, terutama sudah memiliki banyak pengalaman dalam

bermain bersama teman sebayanya di sekolah dan anak sudah masuk dalam

persiapan menuju ke jenjang sekolah dasar. Sehingga, peneliti berasumsi anak yang

berumur 5 tahun keatas lebih siap dan cepat dalam memahami kegiatan bermain

menggunakan media origami.

Pemberian stimulasi dengan menggunakan alat permainan edukatif seperti

dalam penelitian ini yaitu media origami, hanya merupakan salah satu dari faktor –

faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang pada anak. Menurut Yuniarti (2015) ,

57
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan terbagi

atas dua bagian yaitu faktor dalam dan faktor luar. Faktor dalam terdiri dari,

ras/etnik atau bangsa, keluarga, umur,jenis kelamin, genetik, posisi anak dalam

keluarga, dan penyakit. Sedangkan, faktor luar terdiri dari tiga bagian yaitu faktor

prenatal, faktor persalinan, dan faktor pascasalin. Faktor prenatal terdiri dari gizi,

mekanis, radiasi, dan psikologi ibu. Faktor persalinan yaitu komplikasi akibat

proses persalinan yang terjadi pada bayi. Kemudian, faktor pascasalin terdiri dari

penyakit kronis/kelainan congenital, lingkungan fisis dan kimia, kultur (budaya),

psikologis, sosio-ekonomi, lingkungan pengasuhan, stimulasi atau rangsangan, dan

obat – obatan.

Berdasarkan penelitian ini keluarga terutama lingkungan pengasuhan dapat

mempengaruhi perkembangan anak usia prasekolah. Menurut Soetjiningsih (2012),

faktor keluarga juga menjadi faktor penentu tumbuh kembang anak akan

berlangsung secara optimal atau tidak. Stabilitas dan keharmonisan rumah tangga

mempengaruhi tumbuh kembang anak. Tumbuh kembang anak akan berbeda pada

keluarga yang harmonis, dibandingkan dengan mereka yang kurang harmonis.

Dalam hal ini kualitas dari interaksi anak dan orang tua akan dinilai yaitu

pemahaman terhadap kebutuhan masing–masing dan upaya optimal untuk

memenuhi kebutuhan keterdekatan dan kepercayaan antara orang tua dan anak

yang dilandasi oleh rasa kasih sayang.

Dalam penelitian ini terdapat beberapa anak yang awalnya lulus pada

pelaksanaan pretest namun, saat pelaksanaan posttest hasilnya mengalami

kegagalan. Berdasarkan informasi yang didapatkan oleh peneliti dari pihak sekolah

58
beberapa memiliki masalah di lingkungan keluarga. Sehingga, saat pelaksanaan

penelitian respon dari beberapa anak tersebut tampak kurang bersemangat, kurang

berkonsentrasi dan meninggalkan kelompok bermain. Peneliti berasumsi, bahwa

pemberian stimulasi (media origami) merupakan salah satu dari faktor-faktor yang

mempengaruhi tumbuh kembang anak, pemberian stimulasi dapat menjadi sarana

dalam meningkatkan perkembangan motorik halus, lingkungan pengasuhan menjadi

penentu anak usia prasekolah dapat mengikuti arahan pemberian media origami

(stimulasi) secara optimal atau tidak, dan faktor-faktor lain dapat menjadi penentu

perkembangan motorik halus dapat berdampak baik atau kurang.

6.2. Analisis Pengaruh Pemberian Media Origami terhadap Perkembangan


Motorik Halus pada Anak Usia Prasekolah di TK Katolik Santa Maria
Magadalena Tikala Baru
Penelitian tentang pemberian media origami terhadap perkembangan motorik

halus pada anak usia prasekolah di TK Katolik Santa Maria Magdalena Tikala Baru,

diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa nilai rata –rata sebelum pemberian media

origami (pretest) terhadap perkembangan motorik halus pada anak usia prasekolah

di TK Katolik Santa Magdalena adalah 1,68 dengan standar deviasi 0,475

sedangkan nilai rata – rata sesudah pemberian media origami (posttest) terhadap

perkembangan motorik halus pada anak usia prasekolah di TK Katolik Santa

Magdalena adalah 1,90 dengan standar deviasi 0,301. Hasil uji statistik dengan

menggunakan uji Wilcoxon, didapatkan nilai hitung p sebesar 0,035. Hal ini

menunjukkan bahwa nilai p < 0,05 yang berarti Ho ditolak, dan terdapat pengaruh

yang signifikan dari sebelum pemberian media origami hingga setelah pemberian

59
origami terhadap perkembangan motorik halus pada anak usia prasekolah di TK

Katolik Santa Maria Magdalena Tikala Baru.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Diana (2015) yang menemukan

bahwa terdapat pengaruh pemberian permainan origami terhadap perkembangan

motorik halus anak usia prasekolah. Dari hasil analisis data dengan menggunakan

uji Wilcoxon dengan tingkat kemaknaan α = 0,05 diperoleh nilai p value = 0,035

dimana 0,035 < 0,05 maka Ho ditolak dan kesimpulannya bahwa terdapat pengaruh

pemberian permainan origami terhadap perkembangan motorik halus anak usia

prasekolah di TK Al – Kholifa Desa Selorejo Kecamatan Mojowarno Kabupaten

Jombang.

Menurut Ismayanti dalam Risa (2012), manfaat origami antara lain, anak

belajar meniru atau mengikuti arahan, membaca diagram atau membuat model,

berimajinasi, kerapihan atau ketelitian ketekunan, berpikir matematis dan

perbandingan (proporsi), membuat mainannya sendiri yang murah dan lain

sebagainya. Semuanya itu dilakukannya sambil bermain sehingga menyenangkan.

Maka tidak heran jika hampir semua anak menyukai origami, apalagi disaat mereka

mampu menyelesaikan lipatannya.

Pemberian stimulasi adalah pemberian rangsangan dan latihan–latihan

terhadap kepandaian anak yang datangnya dari lingkungan di luar anak. Anak yang

lebih banyak mendapat stimulasi yang terarah dan teratur cenderung lebih cepat

berkembang (Ambarwati, 2012). Stimulasi yang baik bagi anak usia prasekolah

seperti kegiatan bermain bersama teman yang sebaya dengan anak tersebut.

Bermain bagi anak sangat mempunyai arti dalam tumbuh kembangnya, karena

60
melalui bermain banyak keuntungan yang diperoleh, tidak saja terhadap

pertumbuhan fisik anak, juga terhadap perkembangan motorik, mental dan sosial

anak. Alat-alat permainan yang digunakan dalam kegiatan bermain membuat

suasana menjadi menyenangkan anak dan juga bermanfaat dalam mengoptimalkan

tumbuh kembangnya.

Konsep teori keperawatan dengan model adaptasi (Roy, 1970 dalam

Ambarwati, 2012), manusia adalah makhluk bio, psiko, sosial sebagai suatu

kesatuan yang utuh. Skema adaptasi Roy dimulai dari proses input, proses kontrol,

dampak output, dan respon adaptasi. Dalam proses input tingkat adaptasi seseorang

akan ditentukan oleh stimulus focal, contextual dan residual. Dalam penelitian ini,

pemberian media origami merupakan contoh atau salah satu jenis dari stimulus

contextual. Stimulus contextual adalah semua stimulus lain bagi seseorang, baik

yang bersifat internal maupun eksternal yang memengaruhi situasi dan dapat

diobservasi, diukur, dan disampaikan secara subjektif oleh individu tersebut.

Kemudian, setelah diberikan input berdasarkan penelitian yaitu pemberian

media origami, responden (anak usia prasekolah) akan melewati 3 proses kontrol

yaitu pertama mekanisme koping, yang didapat dari pengembangan atau

pengalaman yang dipelajari lewat demonstrasi melipat origami. Kedua, regulator

subsistem dimana menyertakan subsistem tubuh yang meliputi saraf, proses

kimiawi, dan sistem endokrin, reflek otonomik sebagai respon neural yang berasal

dari batang otak dan spinal cord yang diartikan sebagai suatu perilaku output dari

sistem regulasi, dimana anak akan mengikuti arahan demonstrasi melipat kertas ke

bentuk burung angsa, sesuai dengan apa yang diterimanya lewat indera penglihatan

61
dan pendengaran. Ketiga, kognator subsistem yang melibatkan 4 sistem

pengetahuan dan emosi yaitu pengolahan persepsi dan informasi, pembelajaran,

pertimbangan, dan emosi.

Efektor atau dampak output yang diterima berdasarkan input akan meliputi 4

komponen yaitu fungsi biologis, konsep diri, fungsi peran, dan interdependen,

khususnya untuk perkembangan motorik halus anak usia prasekolah di TK Katolik

Santa Maria Magdalena Tikala Baru. Proses terakhir dari adaptasi Roy adalah

adanya respon adaptasi individu yang dapat berupa respon adaptif maupun

maladaptif. Dalam penelitian ini pemberian media origami dapat mempengaruhi

perkembangan motorik halus pada anak usia prasekolah di TK Katolik Santa Maria

Magdalena Tikala Baru, khususnya meningkatkan perkembangan motorik halus

anak usia prasekolah (respon adaptif) (Ambarwati, 2012).

Peneliti berasumsi adanya pengaruh yang bermakna dari pemberian media

origami terhadap perkembangan motorik halus pada anak usia prasekolah selain

alasan kegiatan ini masih belum termasuk pada materi pembelajaran di Taman

Kanak- Kanak (TK) ini, juga dikarenakan kegiatan bermain dengan melipat origami

mampu membuat anak-anak lebih aktif dalam bereksplorasi dan berkreasi, membuat

suatu karya secara mandiri yaitu melipat origami dan kegiatan ini membuat suasana

menjadi menyenangkan di kelas karena kegiatan ini dilakukan secara berkelompok

bersama teman sebaya dan menggunakan kertas origami yang memiliki variasi

warna yang menarik perhatian dari anak-anak.

6.3. Keterbatasan Penelitian

62
Adapun beberapa hal yang menjadi keterbatasan dalam pelaksanaan penelitian

yakni peneliti menyadari penelitian ini memiliki kekurangan dalam variabel

penelitian yang diteliti hanya aspek perkembangan motorik halus dari keempat aspek

perkembangan yang ada dalam tabel denver. Variabel yang tidak diteliti antara lain

perkembangan personal-sosial, bahasa, dan motorik kasar. Menurut peneliti hal ini

dikarenakan ketersediaan waktu yang ada sehubungan dengan peneliti melakukan

penelitian pada akhir bulan Mei dan awal Juni sehingga rentang waktu yang ada

dalam pelaksanaan penelitian pemberian media origami sangat terbatas karena siswa

siswi di TK Katolik Santa Maria Magdalena Tikala Baru akan segera libur kelulusan

sekolah sehingga ada beberapa waktu dipakai untuk latihan dalam pelatihan pentas

seni untuk dipentaskan saat acara kelulusan sekolah. Ada beberapa variasi bentuk

lipatan origami yang masih bisa diberikan dan masih bisa dilakukan proses penilaian

belum bisa dilaksanakan, karena keterbatasan waktu.

Perkembangan memerlukan rangsang/stimulasi khususnya dalam keluarga,

misalnya penyediaan alat permainan, sosialisasi anak, keterlibatan ibu dan anggota

keluarga lain terhadap kegiatan anak. Dalam melakukan kegiatan, anak perlu

memperoleh dukungan dari lingkungannya, dukungan dari orang tua paling

diperlukan oleh anak dalam melakukan kegiatan yang bersifat stimulasi.

63
BAB VII

PENUTUP

Dalam BAB ini berisi 2 bagian yaitu kesimpulan dari penelitian yang telah
dilaksanakan beserta saran dari peneliti.
7.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti tentang Pengaruh
Pemberian Media Origami terhadap Perkembangan Motorik Halus pada Anak Usia
Prasekolah di TK Katolik Santa Maria Magdalena Tikala Baru dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1. Perkembangan motorik halus pada anak usia prasekolah di TK Katolik Santa

Maria Magdalena Tikala Baru sebelum diberikan media origami cukup kurang.

2. Perkembangan motorik halus pada anak usia prasekolah di TK Katolik Santa

Maria Magdalena Tikala Baru sesudah diberikan media origami baik.

3. Terdapat pengaruh yang bermakna (signifikan) setelah pemberian media origami

terhadap perkembangan motorik halus pada anak usia prasekolah di TK Katolik

Santa Maria Magdalena Tikala Baru.

7.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas maka penulis memberikan saran :

1. Bagi Institusi Pendidikan Fakultas Keperawatan

Diharapkan penelitian ini dapat menjadi karya tulis ilmiah bagi pendidikan

dalam meningkatkan pelayanan keperawatan yang berkualitas di bidang

Keperawatan Pediatrik tentang pertumbuhan dan perkembangan pada anak

khususnya perkembangan motorik halus anak usia prasekolah.

64
2. Bagi Masyarakat (Orang Tua dan Pengasuh)

Diharapkan untuk dapat memberikan stimulasi bagi anak-anak secara bervariasi

seperti memberikan alat permainan edukatif, selain mengajarkan anak-anak

untuk melipat origami dengan berbagai bentuk gunakanlah media bermain lain

seperti, media puzzle dan ular tangga sehingga anak tidak cepat bosan dan selalu

bisa melatih konsentrasi, emosi, dan kreativitas secara optimal.

3. Bagi TK Katolik Santa Maria Magdalena Tikala Baru

Diharapkan untuk dapat mengoptimalkan permainan origami sebagai materi

pelajaran, khususnya kegiatan melipat dengan berbagai macam bentuk dan

variasi untuk meningkatkan kreativitas dan mengoptimalkan perkembangan

motorik halus anak.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan untuk peneliti selanjutnya dapat membuat penelitian dengan waktu

yang cukup lama dengan variasi stimulasi permainan edukatif seperti origami

dengan beberapa bentuk seperti bentuk kelinci, kepiting dan lain-lain, sehingga

dapat merangsang kreativitas, konsentrasi, dan emosi anak secara optimal dan

dengan waktu yang lebih lama agar imajinasi anak dapat terealisasi secara nyata

dalam kreativitasnya dan hasil yang didapat lebih baik.

65
DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati & Nasution. (2012). Buku Pintar Asuhan Keperawatan Bayi dan Balita.
Yogyakarta : Cakrawala Ilmu.
Andayani, Wijil. (2012). Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui
Melipat pada Siswa Kelompok A di TK IT Mekar Insani Suryodiningrat Tahun
Ajaran 2011/2012. Dalam http://eprints.uny.ac.id/5922/. Diakses pada tanggal 5
Maret 2017.
Dewi dan Latifah. (2015). Pengaruh Bermain Origami terhadap Perkembangan
Motorik Halus di Kelompok B TK Dharmawanita Desa Wonokusumo Mojosari
Mojokerto. Dalam https://www.google.co.id/?
gws_rd=cr,ssl&ei=1ADdWNqkD52evQSp2ZL4Cw#q=Pengaruh+Bermain+Orig
ami+terhadap+Perkembangan+Motorik+Halus+di+Kelompok+B+TK+Dharmaw
anita+Desa+Wonokusumo+Mojosari+Mojokerto&*&spf=63. Diakses pada
tanggal 5 Maret 2017.
Hadinoto, S. R. (2014). Psikologi Perkembangan Pengantar dalam Berbagai
Bagiannya. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Hajriah, Noor. (2012). Upaya Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Melalui
Kegiatan Melipat / Origami pada Anak Kelompok B TK Pertiwi Donohudan
pada Semester II Tahun 2011 / 2012. Dalam
http://eprints.ums.ac.id/19936/17/NASKAH_PUBLIKASI.pdf. Diakses pada
tanggal 5 Maret 2017.
Hidayah, Ita. (2015). Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Melalui Kegiatan
Melipat Seni Origami pada Anak Kelompok B TK Wahidiyah II Desa Kedawung
Kecamatan Mojo Kabupaten Kediri.
Infodatin. (2014). Kondisi Pencapaian Program Kesehatan Anak Indonesia. Dalam
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-
anak.pdf. Diakses pada tanggal 17 Maret 2017.
Medise, Bernie. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). (2013). Mengenal
Keterlambatan Perkembangan Umum pada Anak. Dalam
http://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/mengenal-keterlambatan-
perkembangan-umum-pada-anak. Diakses pada tanggal 5 Maret 2017.
Mulyati, Atik. (2014). Peningkatan Keterampilan Motorik Halus Melalui Origami pada
Anak Kelompok A TK Kusuma Baciro Gondokusuman Yogyakarta. Dalam
http://eprints.uny.ac.id/13016/1/SKRIPSI_ATIK
%20MULYATI_NIM.12111247007.pdf. Diakses pada tanggal 17 Maret 2017.
Nirwana, Ade. (2011). Psikologi Ibu, Bayi, dan Anak. Yogyakarta : Nuha Medika.
Notoadmojo, Soekidjo. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka
Cipta.
Nurihsan. A. J & Agustin. M. H. (2013). Dinamika Perkembangan Anak & Remaja
Tinjauan Psikologi, Pendidikan, dan Bimbingan. Bandung : Refika Aditama.
Nurjatmika, Yusep (2012). Ragam Aktivitas Harian Untuk TK. Yogyakarta : Diva Press.

Pertiwi, Haeni. (2013). Pengaruh Permainan Origami terhadap Motorik Halus Anak
Usia Dini di TK A Pertiwi Dharmarini Saradan Pemalang Tahun Pelajaran
2012/2013. Dalam http://eprints.ums.ac.id/24927/1/COVER-INTISARI.pdf.
Diakses pada tanggal 5 Maret 2017.
Purnamasari, dkk. (2014). Penerapan Metode Demonstrasi melalui Kegiatan Melipat
Kertas (Origami) untuk Meningkatkan Perkembangan Motorik Halus Anak.
Dalam
http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPAUD/article/viewFile/3165/2631.
Diakses pada tanggal 17 Maret 2017.
Putra, Dony, dkk. (2014). Keperawatan Anak dan Tumbuh Kembang (Pengkajian dan
Pengukuran). Yogyakarta : Nuha Medika.
Rahim, Nurlestari. (2015). Pengaruh Bermain Origami terhadap Perkembangan
Motorik Halus Anak Usia Dini di TK Pembina K. H. Dewantara. Dalam
http://kim.ung.ac.id/index.php/KIMFIKK/article/view/11263. Diakses pada
tanggal 5 Maret 2017.
Rahmani, Farida. (2014). Pengaruh Permainan Origami terhadap Perkembangan Fisik
Motorik Anak Usia Dini pada Kelompok A di TK Pertiwi Bowa Delanggu Klaten
Tahun Pelajaran 2013/2014. Dalam
http://eprints.ums.ac.id/28839/12/02._JURNAL_PUBLIKASI.pdf. Diakses pada
tanggal 5 Maret 2017.
Restiani, Mika. (2014). Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui
Kegiatan Menempel dengan Media Kertas Origami di Kelompok B PAUD
Sherina Desa Tanjung Aur II Kabupaten Bengkulu Selatan. Dalam
http://repository.unib.ac.id/8528/. Diakses pada tanggal 5 Maret 2017.
Riyadi. S & Sukarmin. (2009). Asuhan Keperawatan pada Anak. Yogyakarta : Graha
Ilmu.
Setiadi. (2013). Konsep dan Praktik Penulisan Riset Keperawatan (ed 2nd). Yogyakarta :
Graha Ilmu.
Soetjiningsih. (2012). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.

Suryanto. (2011). Metodologi dan Aplikasi Penelitian Keperawatan. Yogyakarta : Nuha


Medika

xv
Utami, Risa. (2012). Origami dalam Pembelajaran Mixed Media di SD Negeri II
Wijirejo Pandak Bantul. Dalam http://eprints.uny.ac.id/21340/1/Risa%20Utami
%2008206244030.pdf. Diakses pada tanggal 10 Juli 2017
Wahyudi, dkk. (2007). Peningkatan Rangsang Psikomotorik Anak – anak melalui
Pelatihan Origami di Taman Kanak – Kanak (TK) Gaya Baru III Ngoresan
Surakarta. Dalam http://myluvlylynn.blog.uns.ac.id/files/2010/04/laporan-
pkmm-origami.pdf. Diakses pada tanggal 17 Maret 2017.
Widyanto, F. C. (2014). Keperawatan Komunitas dengan Pendekatan Praktis.
Yogyakarta : Nuha Medika.
Yuniarti, Sri. (2015). Asuhan Tumbuh Kembang Neonatus, Bayi – Balita dan Anak Pra
Sekolah. Bandung : Refika Aditama.
Yusran. (2014). Pengaruh Pendidikan Kesehatan terhadap Pengetahuan dan Sikap Ibu
dalam Mengoptimalkan Pencapaian Tumbuh Kembang Anak Pra Sekolah di Kecamatan
Kartasura. Dalam http://eprints.ums.ac.id/30726/13/NASKAH_PUBLIKASI.pdf.
Diakses pada tanggal 5 Maret 2017.

xvi
LAMPIRAN

77
Lampiran 1 CURICULUM VITAE

Nama : Christyani Angelina Kojongian

NIM : 13061031

Tempat, Tanggal Lahir : Timika, 29 Agustus 1996

Agama : Kristen Katolik

Orang Tua : Petrus C. Kojongian dan Deivy E. Sollar

Tahun Masuk : 2013

Fakultas : Keperawatan

Program Studi : Ilmu Keperawatan

Judul Proposal : Pengaruh Pemberian Media Origami terhadap Perkembangan

Motorik Halus pada Anak Usia Prasekolah di Sekolah Katolik

Tikala Baru

Pembimbing :Amatus Yudi Ismanto S.Kep., Ns., M.Kep., SP.Kep. An

Wahyuny Langelo, BSN., M.Kes

Riwayat Pendidikan

1. TK Katolik Santa Maria Magdalena Tikala Baru Tahun 2001


2. SD YPPK Waonaripi Tiga Raja Timika Tahun 2005
3. SD Katolik Santo Cornelius Tikala Baru Tahun 2006
4. SMP Katolik Santo Antonius Tikala Baru Tahun 2010
5. SMA Frater Don Bosco Manado Tahun 2013
6. Universitas Katolik De La Salle Manado Tahun 2017

Motto :

“Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan, jadilah padaku menurut perkataanmu itu”

66
(Luk 1 : 38)

Lampiran 2

LEMBAR PERSETUJUAN

MENJADI RESPONDEN PENELITIAN

(Informed consent)

Setelah mendapatkan penjelasan maksud tujuan yang dilakukan oleh Sdri Christyani
Angelina Kojongian, Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas De La Salle Manado
dengan judul :

“Pengaruh Pemberian Media Origami Terhadap Perkembangan Motorik Halus Pada


Anak Usia Prasekolah di TK Sta Maria Magdalena Tikala Baru”

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :
Usia :
Alamat :
Pekerjaan :
Menyatakan setuju dan bersedia untuk ikut berpartisipasi sebagai peserta/
responden penelitian, atas dasar pemikiran bahwa penelitian ini dilakukan untuk
pengembangan ilmu keperawatan.

Tanda tangan di bawah ini menunjukkan bahwa saya telah diberi penjelasan dan
menyatakan setuju dan bersedia menjadi responden.

Manado,

67
Responden

Lampiran 3 SOP : Bermain dengan Origami

Sasaran : Peserta berjumlah 33 anak usia prasekolah

Hari / Tanggal : 29 Mei – 15 Juni 2017

Waktu : 08.00 – 09.30 WITA

Tempat : TK Katolik Santa Maria Magdalena Tikala Baru

A. DEFINISI

Origami adalah suatu seni melipat kertas sehingga menghasilkan berbagai macam bentuk,

misalnya hewan, dapat mengirimkan sinyal ke sistem saraf pusat memicu neuron melalui

tangan (impuls motorik halus), dan mengaktifkan bagian bahasa otak.

B. TUJUAN

1. Untuk melatih motorik halus kedua tangan

2. Untuk melatih ketekunan dan kesabaran

3. Untuk mengembangkan imajinasi

4. Untuk mengembangkan kemampuan kreatifitas

5. Untuk pengembangan memori

6. Untuk pengembangan intelektual

7. Untuk pengembangan perhatian

8. Untuk mengaktivasi otak kanan dan kiri

9. Untuk memberikan kesenangan, kepuasan, dan kebanggaan atas pekerjaannya sendiri

68
C. PELAKSANAAN KEGIATAN

Tahap
No. Kegiatan Pembimbing Kegiatan Anak Waktu
Kegiatan

1. Persiapan Menyediakan : 5 menit


Alat 1. Kertas origami
2. Spidol / Pensil
3. Gunting
4. Kertas HVS
2. Persiapan 1. Mengucapkan salam, 1. Menjawab salam 30 menit
memperkenalkan diri, 2. Mendengarkan
menjelaskan tujuan dan 3. Memperhatikan
meminta persetujuan untuk 4. Mengikuti kegiatan
menjadi responden dari orang dengan baik
tua/ wali klien.
2. Mengidentifikasi klien dengan
memeriksa identitas secara
cermat.
3. Menjelaskan tentang prosedur
tindakan yang akan dilakukan,
memberikan kesempatan kepada
klien untuk bertanya dan
menjawab seluruh pertanyaan
klien.
4. Meminta pengunjung untuk
meninggalkan ruangan kecuali
guru, memberi privasi klien.
5. Mengumpulkan dan
mengkoordinasikan klien
didalam ruangan kelas.
6. Sebelum memulai kegiatan
diawali dengan doa.
7. Memberikan rekreasi singkat
selama 5 menit. Sebelum
memulai kegiatan bermain
dengan media origami.
8. Membagi anak – anak dalam
beberapa kelompok 5, dimana 1
kelompok terdiri dari 7 – 8 anak.
9. Memberikan origami, dan kertas
hvs pada setiap anak
3. Pelaksanaan Cara Bekerja : 1. Mengikuti 20 menit
demonstrasi dengan
1. Memberitahu klien bahwa cermat
tindakan akan segera dimulai 2. Berkonsentrasi selama
2. Periksa alat-alat yang akan kegiatan
digunakan

69
3. Membagikan origami pada
setiap anak sebanyak 3 lembar
origami, dan kertas hvs.
4. Posisikan klien senyaman
mungkin
5. Melakukan demonstrasi dan
menginstruksikan kepada
responden untuk memperhatikan
dan mengikuti pada saat
pelaksanaan kegiatan bermain
dengan media origami.

A. Burung
Angsa

Lipat kertas
menjadi dua,
lalu buka

Lipat kedua sisi


kertas kanan
dan kiri ke arah
dalam

Lipat kembali
sisi kanan dan
kiri kertas ke
arah dalam

Baliklah
lipatanmu. Tekuk
da lipat ujung
bawah lipatan ke
arah atas.

Lipat kertasmu
jadi dua. Lihat
gambar.

Posisikan
lipatan kertas
seperti tampak
pada gambar.

70
Lipat kecil
ujung kertas ke
arah atas.

Lipat kembali
ujungnya
sedemikian
rupa, sehingga

terbentuk leher dan kepala burung


angsa

Lipatlah sedikit
ujung kertas. Ini
adalah sayapnya.

Selesai.

6. Menginstruksikan anak untuk


membuat bentuk +
7. Menginstruksikan anak
menggambar bentuk orang
secara penuh
8. Menginstruksikan anak untuk
membuat bentuk atau
menggambar bentuk O
4. Penutup 1. Beritahu bahwa tindakan sudah 1.Membereskan alat – 15 menit
selesai. alat yang telah
2. Bereskan alat-alat yang telah digunakan
digunakan.
3. Kaji respon klien (subyektif dan 2.Mengikuti kegiatan
obyektif). dengan baik
4. Beri reinforcement positif kepada
klien apabila klien melakukan 3. Tetap menjaga
dengan baik. ketertiban kelas
5. Buat kontak pertemuan
selanjutnya
6. Akhiri kegiatan dengan baik
5. Hasil :

Dokumentasikan nama
tindakan/tanggal/jam tindakan, hasil
yang diperoleh, respon klien selama
tindakan.

71
Lampiran 4 Data Demografi

No Urut :

1. Nama Anak (Inisial) :

2. Umur (Tgl,Tahun lahir :

3. Jenis Kelamin : Laki – laki Perempuan

4. Orang Tua Ayah Ibu

Umur Orang Tua :

Menikah Usia :

5. Pendidikan Terakhir Orang Tua :

6. Pekerjaan Orang Tua :

7. Anak di asuh oleh : Orang Tua Nenek / Kakek Tante/Paman

Lainnya …

8. Berat Badan Anak :

9. Tinggi Badan Anak :

72
Lampiran 5

Lembar Observasi Hasil Pengukuran Kegiatan Origami dan Tugas Perkembangan dalam Denver (Pretest)

Origami
Burung Angsa
Jenis Contoh Gambar Contoh
Nama Usia
No. Kode Kelamin bentuk Orang 3 bentuk
(Inisial) (Thn)
(L/P) + Bagian O

1. 001 D.R 6 L B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ √ √
2. 002 D.T 5 L B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ √ √
3. 003 D.K 5 L B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ √ √
4. 004 A.S 5 P B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ √ √
5. 005 M.K 5 P B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ - √
6. 006 V.D 6 P B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ √ √
7. 007 B.L 5 L B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ - √
8. 008 B.R 6 P B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ √ √
9. 009 S.R 5 L B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ √ √
10. 010 M.D 6 L B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ √ -
11. 011 H.C 6 L B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ √ √
12. 012 G.S 6 L B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ √ √
13. 013 S.S 6 P B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ √ -
14. 014 M.S 5 P B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ √ √
15. 015 G.K 5 P B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ √ √
16. 016 P.A 5 L B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ √ √
17. 017 Y.S 5 L B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ √ √
18. 018 W.A 6 L B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ √ √
19. 019 R.W 5 L B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ √ -
73
73
20. 020 W.Z 5 P B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ √ -
21. 021 P.R 4 P B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ √ -
22. 022 E.S 5 L B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ √ √
23. 023 Y.S 4 L B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ - -
24. 024 Y.S 4 L B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ √ -
25. 025 P.L 5 P B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ √ √
26. 026 E.M 4 P B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ √ √
27. 027 A.K 4 P B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ √ √
28. 028 G.K 4 L B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ √ -
29. 029 L.W 5 L B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ √ √
30. 030 C.R 6 P B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ √ √
31. 031 S.M 5 L B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ √ √
32. 032 K.T 5 L B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ √ √
33. 033 Q.T 5 P B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ √ √

Hasil ukur :

Lulus : Anak dapat mengikuti semua lipatan origami sesuai


demonstrasi yang diberikan dan dapat menyelesaikan 3 tugas perkembangan.

Tidak Lulus : Anak tidak dapat atau hanya sebagian mengikuti lipatan
origami sesuai demonstrasi yang diberikan dan tidak dapat menyelesaikan 3
tugas perkembangan

74
74
Lampiran 6

Lembar Observasi Hasil Pengukuran Kegiatan Origami dan Tugas Perkembangan dalam Denver (Posttest)

Origami
Burung Angsa
Jenis Gambar
Nama Usia Contoh Contoh
No. Kode Kelamin Orang 3
(Inisial) (Thn) bentuk + bentuk O
(L/P) Bagian

1. 001 D.R 6 L B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ √ √
2. 002 D.T 5 L B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ √ √
3. 003 D.K 5 L B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ √ √
4. 004 A.S 5 P B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ √ √
5. 005 M.K 5 P B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ √ √
6. 006 V.D 6 P B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ √ √
7. 007 B.L 5 L B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ - √
8. 008 B.R 6 P B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
9. 009 S.R 5 L B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ √ √
10. 010 M.D 6 L B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ √ -
11. 011 H.C 6 L B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ √ √
12. 012 G.S 6 L B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ √ √
13. 013 S.S 6 P B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ √ -
14. 014 M.S 5 P B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ √ √
15. 015 G.K 5 P B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ √ √
16. 016 P.A 5 L B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ √ √
17. 017 Y.S 5 L B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ √ √
18. 018 W.A 6 L B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ √ √
19. 019 R.W 5 L B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ √ √
75
75
20. 020 W.Z 5 P B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ √ √
21. 021 P.R 4 P B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 - √ -
22. 022 E.S 5 L B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ √ √
23. 023 Y.S 4 L B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ √ √
24. 024 Y.S 4 L B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ √ √
25. 025 P.L 5 P B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ √ √
26. 026 E.M 4 P B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ √ √
27. 027 A.K 4 P B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ √ √
28. 028 G.K 4 L B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ √ √
29. 029 L.W 5 L B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
30. 030 C.R 6 P B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ √ √
31. 031 S.M 5 L B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ √ √
32. 032 K.T 5 L B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ - -
33. 033 Q.T 5 P B. A: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 √ √ √

Hasil ukur :

Lulus : Anak dapat mengikuti semua lipatan origami sesuai


demonstrasi yang diberikan dan dapat menyelesaikan 3 tugas perkembangan.

Tidak Lulus : Anak tidak dapat atau hanya sebagian mengikuti lipatan
origami sesuai demonstrasi yang diberikan dan tidak dapat menyelesaikan 3
tugas perkembangan

76

76
Lampiran 7 Pengolahan Data Univariat

DESCRIPTIVES VARIABLES=Umur Gender Pengasuh Pendidikan Pekerjaan


/STATISTICS=MEAN SUM STDDEV RANGE MIN MAX SEMEAN.
Descriptives
Notes
Output Created 08-JUL-2017 07:36:38
Comments

Input Active Dataset DataSet0


Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working
31
Data File
Missing Value Handling Definition of Missing User defined missing values are
treated as missing.
Cases Used All non-missing data are used.
Syntax DESCRIPTIVES
VARIABLES=Umur Gender
Pengasuh Pendidikan Pekerjaan
/STATISTICS=MEAN SUM
STDDEV RANGE MIN MAX
SEMEAN.
Resources Processor Time 00:00:00.00
Elapsed Time 00:00:00.01

Descriptive Statistics

N Range Minimum Maximum Sum Mean

Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic


Umur Anak 31 2 4 6 157 5.06
Jenis Kelamin Anak 31 1 1 2 44 1.42
Anak Diasuh Oleh 31 2 1 3 35 1.13
Pendidikan Pengasuh 31 4 1 5 82 2.65
Pekerjaan Pengasuh 31 4 1 5 114 3.68
Valid N (listwise) 31
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation
Std. Error Statistic
Umur Anak .122 .680
Jenis Kelamin Anak .090 .502
Anak Diasuh Oleh .077 .428
Pendidikan Pengasuh .194 1.082
Pekerjaan Pengasuh .219 1.222
Valid N (listwise)
FREQUENCIES VARIABLES=Umur Gender Pengasuh Pendidikan Pekerjaan
/NTILES=4
/STATISTICS=STDDEV RANGE MINIMUM MAXIMUM SEMEAN MEAN MEDIAN
MODE SUM
/ORDER=ANALYSIS.
Frequencies
Notes
Output Created 08-JUL-2017 07:37:36
Comments

Input Active Dataset DataSet0


Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working
31
Data File
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are
treated as missing.
Cases Used Statistics are based on all cases with
valid data.
Syntax FREQUENCIES
VARIABLES=Umur Gender
Pengasuh Pendidikan Pekerjaan
/NTILES=4
/STATISTICS=STDDEV RANGE
MINIMUM MAXIMUM SEMEAN
MEAN MEDIAN MODE SUM
/ORDER=ANALYSIS.
Resources Processor Time 00:00:00.02

78
Elapsed Time 00:00:00.02
Statistics
Jenis Kelamin Anak Diasuh Pendidikan Pekerjaan
Umur Anak Anak Oleh Pengasuh Pengasuh
N Valid 31 31 31 31 31
Missing 0 0 0 0 0
Mean 5.06 1.42 1.13 2.65 3.68
Std. Error of Mean .122 .090 .077 .194 .219
Median 5.00 1.00 1.00 2.00 4.00
Mode 5 1 1 2 4
Std. Deviation .680 .502 .428 1.082 1.222
Range 2 1 2 4 4
Minimum 4 1 1 1 1
Maximum 6 2 3 5 5
Sum 157 44 35 82 114
Percentiles 25 5.00 1.00 1.00 2.00 4.00
50 5.00 1.00 1.00 2.00 4.00
75 6.00 2.00 1.00 4.00 4.00
Frequency Table
Umur Anak
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 4 6 19.4 19.4 19.4
5 17 54.8 54.8 74.2
6 8 25.8 25.8 100.0
Total 31 100.0 100.0

Jenis Kelamin Anak


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Laki - Laki 18 58.1 58.1 58.1
Perempuan 13 41.9 41.9 100.0
Total 31 100.0 100.0
Anak Diasuh Oleh
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Orang Tua 28 90.3 90.3 90.3
Tante / Paman 2 6.5 6.5 96.8

79
Nenek / Kakek 1 3.2 3.2 100.0
Total 31 100.0 100.0
Pendidikan Pengasuh
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid SMP 2 6.5 6.5 6.5
SMA/SM
18 58.1 58.1 64.5
K
D3 1 3.2 3.2 67.7
S1 9 29.0 29.0 96.8
S2 1 3.2 3.2 100.0
Total 31 100.0 100.0

Pekerjaan Pengasuh
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid IRT 4 12.9 12.9 12.9
Mahasiswa 1 3.2 3.2 16.1
Sopir 2 6.5 6.5 22.6
Swasta 18 58.1 58.1 80.6
PNS 6 19.4 19.4 100.0
Total 31 100.0 100.0
FREQUENCIES VARIABLES=KesOriPre KesOriPost KesDenPre KesDenPost
/NTILES=4
/STATISTICS=STDDEV RANGE MINIMUM MAXIMUM SEMEAN MEAN MEDIAN
MODE SUM
/ORDER=ANALYSIS.
Frequencies
Notes
Output Created 20-JUN-2017 04:50:05
Comments
Input Active Dataset DataSet1
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data
31
File

80
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as
missing.
Cases Used Statistics are based on all cases with valid
data.
Syntax FREQUENCIES VARIABLES=KesOriPre
KesOriPost KesDenPre KesDenPost
/NTILES=4
/STATISTICS=STDDEV RANGE
MINIMUM MAXIMUM SEMEAN MEAN
MEDIAN MODE SUM
/ORDER=ANALYSIS.
Resources Processor Time 00:00:00.02
Elapsed Time 00:00:00.02

Statistics
Kesimpulan Kesimpulan Kesimpulan
Origami Origami Kesimpulan Denver
Pretest Posttest Denver Pretest Posttest
N Valid 31 31 31 31
Missing 0 0 0 0
Frequency Table
Kesimpulan Origami Pretest
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid GAGAL 26 83.9 83.9 83.9
LULUS 5 16.1 16.1 100.0
Total 31 100.0 100.0
Kesimpulan Origami Posttest
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid GAGAL 15 48.4 48.4 48.4
LULUS 16 51.6 51.6 100.0
Total 31 100.0 100.0
Kesimpulan Denver Pretest
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid GAGAL 10 32.3 32.3 32.3
LULUS 21 67.7 67.7 100.0
Total 31 100.0 100.0
Kesimpulan Denver Posttest
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid GAGAL 3 9.7 9.7 9.7
LULUS 28 90.3 90.3 100.0
Total 31 100.0 100.0

81
Lampiran 8 Pengolahan Data Bivariat

NPAR TESTS
/WILCOXON=SkorDenPre WITH SkorDenPost (PAIRED)
/STATISTICS DESCRIPTIVES QUARTILES
/MISSING ANALYSIS.

NPar Tests
Notes
Output Created 20-JUN-2017 04:47:31
Comments
Input Active Dataset DataSet1
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working
31
Data File
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are
treated as missing.
Cases Used Statistics for each test are based on
all cases with valid data for the
variable(s) used in that test.
Syntax NPAR TESTS
/WILCOXON=SkorDenPre WITH
SkorDenPost (PAIRED)
/STATISTICS DESCRIPTIVES
QUARTILES
/MISSING ANALYSIS.
Resources Processor Time 00:00:00.00
Elapsed Time 00:00:00.02
Number of Cases
112347
Alloweda

a. Based on availability of workspace memory.

Descriptive Statistics

82
Percentile
s

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum 25th


Skoring Denver Pretest 31 1.68 .475 1 2 1.00
Skoring Denver Posttest 31 1.90 .301 1 2 2.00

Descriptive Statistics
Percentiles
50th (Median) 75th
Skoring Denver Pretest 2.00 2.00
Skoring Denver Posttest 2.00 2.00
Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
Skoring Denver Posttest - Negative Ranks 2a 6.00 12.00
Skoring Denver Pretest Positive Ranks 9b 6.00 54.00
Ties 20c
Total 31

a. Skoring Denver Posttest < Skoring Denver Pretest


b. Skoring Denver Posttest > Skoring Denver Pretest
c. Skoring Denver Posttest = Skoring Denver Pretest
Test Statisticsa
Skoring
Denver
Posttest -
Skoring
Denver Pretest
Z -2.111b
Asymp. Sig. (2-tailed) .035

a. Wilcoxon Signed Ranks Test


b. Based on negative ranks.

83
Lampiran 9 Lembar Denver II

84
85
Lampiran 10 Petunjuk Pelaksanaan

86
Lampiran 11 Lembar Revisi Proposal

87
Lampiran 12 Surat Permohonan Ijin Melaksanakan Penelitian di TK Katolik Santa Maria
Magdalena Tikala Baru

88
Lampiran 13 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian di TK Katolik Santa Maria
Magdalena Tikala Baru

89
Lampiran 14 Lembar Revisi Skripsi

90
Lampiran 15 Lembar Konsultasi Dosen Pembimbing I

UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE MANADO


FAKULTAS KEPERAWATAN

Alamat : Kairagi I Kombos Manado


(Belakang Wenang Permai II Manado)
Tlp : (0431) 871957, 871971, 877 512, Fax. (0431) 871972
Website : http://www.unikadelasalle.ac.id
Email : info@unikadelasalle.ac.id

LEMBAR KONSULTASI

Nama : Christyani Angelina Kojongian

NIM : 13061031

Judul Skripsi : Pengaruh Pemberian Media Origami terhadap


Perkembangan Motorik Halus pada Anak Usia Prasekolah
di TK Katolik Santa Maria Magdalena Tikala Baru.

Pembimbing I : Ns.,Amatus Yudi Ismanto, M.Kep., Sp.Kep. An


No. Tanggal Keterangan / Saran Tanda Tangan
1. 13 Februari 2017 Konsultasi Topik Penelitian dan Fenomena
Masalah Penelitian
2. 17 Februari 2017 Konsultasi Topik Penelitian dan Fenomena
Masalah Penelitian

3. 21 Februari 2017 Konsultasi Bab I


Perubahan di Bab I dan tambah artikel
penelitian
4. 24 Februari 2017 Konsultasi Bab I
Tambah 2 penelitian yang tidak
berhubungan atau tidak
berpengaruh,paragraf diperbaiki, daftar
pustaka dilampirkan, lanjut Bab II sampai
Bab IV

5. 27 Februari 2017 Konsultasi Bab I – IV


Perubahan di Bab I – IV
Tambahkan materi dan penjelasan di Bab II

91
6. 5 Maret 2017 Konsultasi Bab I
Perubahan Judul dari Media Kliping
menjadi Media Origami

7. 8 Maret 2017 Konsultasi Bab I – IV


Perubahan Bab I – IV
Tambahkan konsep dan teori
perkembangan.
8. 16 Maret 2017 Konsultasi Bab I – IV
Perubahan tambahkan teori konsep denver,
definisi operasional diperbaiki, desain
penelitian diperbaiki, tidak menggunakan
kuesioner tapi lembar observasi
9. 29 Maret 2017 Konsultasi Bab I – IV
Perubahan penggunaan kata dan bahasa di
setiap Bab, konsultasi tentang standar
operasional pelaksanaan kegiatan bermain
(SOP)
10.
4 April 2017 Konsultasi Bab I – IV
Tambahkan lembar demografi responden

11. 25 April 2017 Revisi Proposal Bab IV


Perubahan pada SOP
12. 28 April 2017 Konsultasi rencana pengumpulan proses
pengumpulan data terutama waktu, dan
tanda tangan lembar revisi proposal.

13. 8 Mei 2017 Konsultasi Pindah Lokasi Penelitian

Penyetujuan Pindah Lokasi Penelitian ke


14.
23 Mei 2017 TK Katolik Santa Maria Magdalena Tikala
Baru

15. 2 Juni 2017 Konsultasi data sementara


16.
9 Juni 2017 Konsultasi Analisa Data / Pengolahan Uji

17. 12 Juni 2017 Konsultasi hasil analisa data penelitian

Konsultasi hasil analisa data, Bab V – VII,


18. 29 Juni 2017 dan tanda tangan persetujuan skripsi

92
Lampiran 16 Lembar Konsultasi Dosen Pembimbing II

UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE MANADO


FAKULTAS KEPERAWATAN

Alamat : Kairagi I Kombos Manado


(Belakang Wenang Permai II Manado)
Tlp : (0431) 871957, 871971, 877 512, Fax. (0431) 871972
Website : http://www.unikadelasalle.ac.id
Email : info@unikadelasalle.ac.id

LEMBAR KONSULTASI

Nama : Christyani Angelina Kojongian

NIM : 13061031

Judul Skripsi : Pengaruh Pemberian Media Origami terhadap


Perkembangan Motorik Halus pada Anak Usia Prasekolah
di TK Katolik Santa Maria Magdalena Tikala Baru.

Pembimbing II : Wahyuny Langelo, BSN., M.Kes

No. Tanggal Keterangan / Saran Tanda Tangan


1. 13 Februari 2017 Konsultasi Topik Penelitian dan Fenomena
Masalah Penelitian
2, 21 Maret 2017 Konsultasi Bab I – IV
Tambahkan konsep dan teori tentang
origami dan perkembangan pada anak

3. Konsultasi tentang lembar observasi yang


22 Maret 2017
akan digunakan dalam kegiatan bermain
dengan media origami

Konsultasi Bab I – Bab IV


4. 28 Maret 2017 Perbaikan kata dan bahasa dalam
penyusunan proposal

5.
Konsultasi tentang penyusunan Standar
29 Maret 2017
Operasional Pelaksanaan Kegiatan Bermain
dengan Media Origami (SOP)

93
6. 30 Maret 2017 Konsultasi Bab I - IV
Tambahkan penjelasan tentang hubungan
pemberian origami terhadap motorik halus
25 April 2017
7.
Konsultasi Bab I – IV
Perubahan Bab I – IV dan tanda tangan
lembar persetujuan ujian proposal
8. 8 Mei 2017
Konsultasi Pindah Lokasi Penelitian

9.
5 Juni 2017
Revisi Proposal Bab I - IV

10. Konsultasi Bab I - VII


16 Juni 2017
Perbaikan kata dan penggunaan bahasa
dalam setiap bab. Tambahkan penjelasan
lebih rinci pada pembahasan terutama
11. 29 Juni 2017 pengaruh origami terhadap perkembangan
motorik halus pada anak

Penandatanganan Persetujuan Ujian Skripsi

94
Lampiran 17 Jadwal Penelitian

Bulan Ket
No. Aktivitas Februari Maret April Mei Juni Juli
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Studi literatur,
pembelian
1. v v v
buku, dan lain –
lain
Konsultasi
2. v
Judul
3. Survey Awal v
Penyusunan
4. v v v v v v v
Proposal
Seminar
5. v
Proposal
6. Revisi Proposal v v v v
Perijinan
7. (Ethical v
Clearance)
Pelaksanaan
8. v v v v v
Penelitian
Pengumpulan
9. v v v v
Data
Pengolahan
10 Data dan v v
Analisa
Penyusunan
11 v v
Laporan
Seminar Hasil v
12 Penelitian
Akhir(Skripsi)
13 Revisi Skripsi v v
Pengumpulan
14
Skripsi

95

Anda mungkin juga menyukai