Anda di halaman 1dari 149

STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU PRIMIPARA


DENGAN POST PARTUM SPONTAN BELAKANG KEPALA
DI RUANG DARA RSUD WANGAYA

Diajukan Oleh :
NI PUTU JESICA MAWARNI
16E11567

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BALI
DENPASAR
2019
STUDI KASUS
ASUHAN KEPERAWTAN PADA IBU PRIMIPARA
DENGAN P1001 POST PARTUM SPONTAN BELAKANG KEPALA
DI RUANG DARA RSUD WANGAYA

Diajukan sebagai salah satu syarat mendapatkan gelar Ahli Madya Keperawatan
(A. Md. Kep) pada Program Studi DIII Keperawatan

STIKES BALI

Diajukan Oleh :
NI PUTU JESICA MAWARNI
NIM: 16E11567

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BALI
2019

1
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : NI Putu Jesica Mawarni

NIM : 16E11567

Program Studi : DIII Keperawatan

Institusi : STIKES BALI

Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa laporan Studi Kasus yang

saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya sendiri dan bukan merupakan

pengambil alihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil

tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan laporan Studi

Kasus ini hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan

tersebut.

Denpasar, 1 Mei 2019

Pembuat pernyataan

Ni Putu Jesica Mawarni

NIM : 16E11567

2
MOTTO

Mulailah dari tempatmu berada.

Gunakan yang kau punya.

Lakukan yang kau bisa.

3
LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan Studi Kasus Ni Putu Jesica Mawarni NIM: 16E11567 dengan judul

“Asuhan Keperawatan Pada Ibu I dan II dengan P1001 Post Partum Spontan

Belakang Kepala di Ruang Dara RSUDWangaya” telah mendapatkan persetujuan

pembimbing dan dapat diajukan kehadapan Tim Penguji Laporan Kasus pada

Program Studi DIII Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bali (STIKES

BALI).

Denpasar, 14 Mei 2019

Pembimbing Akademik Pembimbing Ruangan

Ns. Putu Noviana Sagitarini,Kep., M. Kes. Ni Made Ayu Wahyuni Pasek


NIR: 12104 NIP.

4
PERNYATAAN PENGESAHAN

Studi kasus dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU I DAN IBU II

DENGAN P1001 POST PARTUM SPONTAN BELAKANG KEPALA DI RUANG

DARA RSUD WANGAYA” telah disajikan didepan Dewan Penguji Ujian pada

tanggal 16 Mei 2019 dan di terima serta disahkan oleh Dewan Penguji Karya

Tulis Ilmiah dan Ketua STIKES BALI

Dewan Penguji Laporan Karya Tulis Ilmiah

Penguji Utama
NL Adi Satriani, S.Kp., M.Kep. Sp. Mat. ..................................
NIDN.
Penguji 1
Ni Made Ayu Wahyuni Pasek, S.ST ....................................
NIP. 197710082005012014
Penguji 2
Ns. Putu Noviana Sagitarini, S.Kep.M.Kes...................................
NIDN.

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bali


Ketua,

I Gede Putu Darma Suyasa, S.Kep.,M.Ng.,Ph.D


NIDN.0823067802

5
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan
yang Maha Esa, karena atas Berkat dan Rahmat-Nyalah penulis dapat menyusun dan
menyelesaikan studi kasus yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Ibu
Primipara dengan Post Partum Normal Belakang Kepala di Ruang Dara RSUD
Wangaya”. Studi kasus ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan
dalam menyelesaikan pendidikan di STIKES Bali Program Studi DIII Keperawatan.

Dalam penyusunan studi kasus ini penulis banyak mendapatkan bimbingan,


masukan, pengarahan, dan bantuan dari semua pihak, baik secara langsung maupun
tidak langsung. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan
terima kasih yang sebesar- besarnya kepada pihak yang telah membantu antara lain:

1. Bapak I Gede Putu Darma Suyasa, S.Kp., M.Ng., Ph.D selaku Ketua Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Bali Denpasar yang telah memberikan ijin dan
petunjuk kepada penulis dalam menyelesaikan laporan studi kasus ini.
2. Ibu dr. Setiawati Hartawan, M.Kes selaku Direktur RSUD Wangaya Denpasar
beserta staf yang memberi ijin dan kesempatan kepada penulis untuk
melaksanakan studi kasus.
3. Bapak Ns. I Gede Satria Astawa, S.Kep., M.Kes selaku Ketua Program Studi DIII
Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bali yang telah mengasuh dan
membina kami selama kegiatan pembelajaran dan praktek
4. Ibu NL Adi Satriani, S.Kp., M.Kep. Sp. Mat selaku penguji utama yang telah
memberikan masukan dan petunjuk kepada penulis dalam menyelesaikan laporan
studi kasus.
5. Ibu Ns. Putu Noviana Sagitarini, S.Kep.M.Kes. selaku pembimbing studi kasus
yang telah banyak memberikan bimbingan, petunjuk teori, teknis dan motivasi
dalam penyusunan studi kasus ini.
6. Bapak, Ibu dan keluarga yang telah memberikan dukungan moral, material,
maupun spiritual dan motivasi kepada peneliti dari awal mengikuti pendidikan
hingga saat ini.

6
7. Rekan-rekan mahasiswa Prodi DIII Keperawatan Sekolah Ilmu Tinggi Kesehatan
Bali yang membantu baik secara langsung maupun tidak langsung.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan studi kasus ini jauh
dari kata sempurna, baik dari materi maupun susunan kata-katanya. Maka dari itu,
dengan hati terbuka penulis menerima kritik dan saran yang bersifat membangun dari
semua pihak untuk kesempurnaan studi kasus ini. Akhir kata penulis mengharapkan
semoga studi kasus ini dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya dan penulis
khususnya.

Denpasar, 13 Mei 2019

Penulis

7
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA IBU NIFAS DENGAN PARTUM SPONTAN BELAKANG KEPALA
DI RUANG RAWAT INAP DARA RSUD WANGAYA

DISUSUN OLEH:
Ni Putu Jesica Mawarni
Program Studi DIII Keperawatan STIKES Bali
Jesicamawarni98@gmail.com

ABSTRAK

Latar Belakang: Berdasarkan data rekam medik RSUD Wangaya Denpasar pada
tahun 2019 diperoleh data tiga bulan terakhir (November 2018 s/d Januari 2019),
dapat diketahui bahwa partus sebanyak 368 kasus yaitu kasus spontan : 182 kasus
dengan rincian sebagai berikut: Ibu dengan partus spontan pada bulan November
2018 sebanyak 46 kasus (25,27%), bulan Desember 2018 sebanyak 66 kasus
(36,26%) dan pada bulan Januari 2019 sebanyak 70 kasus (38,46%). Dapat
disimpulkan bahwa persalinan post partum mengalami peningkatan setiap
bulannya.
Tujuan: Membandingkan Asuhan Keperawatan Pada Dua Ibu Primipara dengan
Post Partum Spontan Belakang Kepala di Ruang Dara RSUD Wangaya.
Metode: Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus yang
melibatkan dua responden yaitu ibu primipara dengan post partum spontan
belakang kepala.
Hasil: Dari pengkajian pada kedua ibu nifas dapat dirumuskan tiga diagnosa
keperawatan dengan menggunakan prioritas masalah berdasarkan berat ringannya
masalah yang dialami ibu yaitu nyeri akut, risiko infeksi dan kurang pengetahuan.
Intervensi keperawatan sudah disesuaikan dengan intervensi keperawatan pada
tinjauan teori. Semua tindakan keperawatan sudah disesuaikan dengan intervensi
keperawatan yang ada pada teori.
Kesimpulan: Asuhan keperawatan pada Ibu I dan Ibu II dengan tiga diagnose
keperawatan, satu diagnosa yaitu nyeri akut belum teratasi sedangkan diagnosa
risiko infeksi dan kurang pengetahuan sudah teratasi dan sudah sesuai dengan
kriteria hasil yang telah ditentukan pada perencanaan keperawatan.
Kata Kunci: Asuhan Keperawatan, Masa Nifas dan Partum Spontan Belakang
Kepala.

8
DAFTAR ISI

SAMPUL DEPAN
SAMPUL DALAM
...............................................................................................................................
i
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
...............................................................................................................................
ii
MOTTO
...............................................................................................................................
iii
LEMBAR PERSETUJUAN
...............................................................................................................................
iv
LEMBAR PENGESAHAN
...............................................................................................................................
v
KATA PENGANTAR
...............................................................................................................................
vi
ABSTRAK
...............................................................................................................................
viii
DAFTAR ISI
...............................................................................................................................
ix
DAFTAR TABEL
...............................................................................................................................
xii
DAFTAR BAGAN
...............................................................................................................................
xiii
DAFTAR LAMPIRAN

9
...............................................................................................................................
xiv
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
DAFTAR SINGKATAN
...............................................................................................................................
xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan Masalah
5
C. Tujuan Studi Kasus
5
1. Tujuan Umum
5
2. Tujuan Khusus
5
D. Manfaat Studi Kasus
..................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis
7
1. Anatomi Sistem Reproduksi Wanita
7
2. Fisiologi Sistem Reproduksi Wanita
10
3. Konsep Teori Persalianan Normal
11
a. Pengertian …………...........................................................................11
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan.....................................11
c. Teori persalinan...................................................................................13
d. Tanda-tanda persalinan........................................................................14
e. Tahap persalinan..................................................................................18
4. Konsep Dasar Nifas
20

10
a. Pengertian masa nifas..........................................................................20
b. Perubahan fisiologi ibu masa nifas......................................................20
c. Adaptasi psikologi ibu masa nifas.......................................................25
d. Tahapan masa nifas..............................................................................26
e. Komplikasi pada masa nifas................................................................27
f. Pemeriksaan penunjang.......................................................................28
g. Penatalaksanaan pada masa nifas........................................................28
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Pada Ibu Dengan Post
Partum.........................................................................................................32
1. Pengkajian ........
32
2. Diagnosa keperawatan
40
3. Perencanaan keperawatan
41
4. Implementasi keperawatan
49
5. Evaluasi keperawatan
49
C. WOC (Web off caution)
51
BAB III METODE STUDI KASUS
A. Desain Studi Kasus................................................................................................
52
B. Subjek Studi Kasus................................................................................................
52
C. Fokus Studi ...........................................................................................................
52
D. Definisi Operasional..............................................................................................
52
E. Instrument Studi Kasus ........................................................................................
53
F. Metode Pengumpulan Data...................................................................................
54
G. Lokasi dan Waktu..................................................................................................
55
H. Analisa Data dan Penyajian Data .........................................................................
56

11
I. Etika Studi Kasus..................................................................................................
58
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil ...............................................................................................................61
1. Gambaran lokasi penelitian
61
2. Pengkajian
62
3. Analisa data
77
4. Diagnosa keperawatan
79
5. Intervensi keperawatan
81
6. Implementasi keperawatan
86
7. Evaluasi keperawatan
99
B. Pembahasan ....................................................................................................
103
1. Pengkajian
103
2. Diagnosa
106
3. Intervensi
106
4. Implementasi
108
5. Evaluasi .
109
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
111
B. Saran ..........
112
DAFTAR PUSTAKA

12
LAMPIRAN

13
DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

Tabel IV.1 Identitas Pada Ibu I dan Ibu II


..........................................................................................................
..........................................................................................................
62
Tabel IV.2 Keluhan Utama Pada Ibu I dan Ibu II
..........................................................................................................
62
Tabel IV.3 Riwayat Obstetrik Pada Ibu I dan Ibu II
..........................................................................................................
..........................................................................................................
63
Tabel IV.4 Data Bayi Pada Ibu I dan Ibu II
..........................................................................................................
..........................................................................................................
68
Tabel IV.5 Riwayat Kesehatan Masa Lalu Pada Ibu I dan Ibu II
..........................................................................................................
..........................................................................................................
68
Tabel IV.6 Riwayat Penyakit Keluarga Pada Ibu I dan Ibu II
..........................................................................................................
69
Tabel IV.7 Bio, Psiko, Sosial dan Spiritual Pada Ibu I dan Ibu II
..........................................................................................................
69
Tabel IV.8 Pemeriksaan Fisik Pada Ibu I dan Ibu II
..........................................................................................................
73
Tabel IV.9 Pemeriksaan Laboratorium Ibu I dan Ibu II
..........................................................................................................
75
Tabel IV.10 Analisa Data Pada Ibu I dan Ibu II

xii
..........................................................................................................
76
Tabel IV.11 Diagnosa Keperawatan Pada Ibu I dan Ibu II
..........................................................................................................
78
Tabel IV.12 Prioritas Diagnosa Keperawatan Ibu I dan Ibu II
..........................................................................................................
80
Tabel IV.13 Intervensi Keperawatan Ibu I dan Ibu II
..........................................................................................................
81
Tabel IV.14 Pelaksanaan Keperawatan Pada Ibu I dan Ibu II
..........................................................................................................
85
Tabel IV.15 Catatan Perkembangan Ibu I dan Ibu II
..........................................................................................................
93
Tabel IV.16 Evaluasi Keperawatan Ibu I dan Ibu II
..........................................................................................................

xiii
DAFTAR BAGAN

1. WOC (Web Of Causation) …………………………………………….. 51

13
DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN

Lampiran 1 : Penjelasan Untuk Mengikuti Penelitian

Lampiran 2 : Informed Consent Ibu I dan Ibu II

Lampiran 3 : SAP

Lampiran 4 : Lembar Bimbingan

xiv
DAFTAR SINGKATAN

AKI : Angka Kematian Ibu

AKB : Angka Kematian Bayi

KH : Kelahiran Hidup

SDKI : Survei Demografi Kesehatan Indonesia

SC : Sectio Caesar

KB : Keluarga Berencena

ASI : Air Susu Ibu

CRT : Capillary Reffil Time

KIE : Komunikasi Informasi dan Edukasi

DM : Diabetes Militus

Hb : Haemoglobin

Ht : Haemotokrit

SDGs : Sustainable Development Goals

LILA : Lingkar Lengan

LK : Lingkar Kepala

PB : Panjang Badan

BB : Berat Badan

TB : Tinggi Badan

TFU : Tinggi Fundus Uteri

TTV : Tanda-tanda Vital

UK : Umur Kehamilan

TTBK/TP :

TP : Tafsiran partus

15
HPHT : Hari Pertama Haid Terakhir

16
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Persalinan merupakan suatu proses fisiologis yang dialami oleh

wanita. Dalam proses persalinan ini terjadi serangkaian perubahan besar

pada ibu untuk dapat melahirkan janinnya melalui jalan lahir. Tujuan dari

pengelolaan proses persalinan adalah mendorong kelahiran yang aman

bagi ibu dan bayi sehingga dibutuhkan peran dari petugas kesehatan untuk

mengantisipasi dan menangani komplikasi yang mungkin terjadi saat

proses persalinan..
Persalinan spontan atau persalinan normal adalah keluarnya hasil

konsepsi (janin dan plasenta) yang berlangsung dengan adanya kekuatan

ibu melalui jalan lahirnya (Fitriana, Y & Nurwiandani, W., 2018). Bagi ibu

primipara persalinan merupakan pengalaman pertama kali dalam periode

kehidupannya. Situasi tersebut dapat menyebabkan perubahan drastis baik

pada fisik maupun respon psikologis yang berhubungan dengan proses

melahirkan yang baru pertana kali dialami.


Dua jam setelah persalinan ibu mulai memasuki masa nifas

(puerperium). Masa nifas akan berakhir ketika alat-alat kandungan

kembali seperti keadaan sebelum hamil, biasanya berlangsung selama 6

minggu atau 42 hari (Nurjanah S. N., Maemunah A. S. & Badriah D. L.,

2013).
Sekitar 830 orang wanita di dunia meninggal setiap harinya pada

tahun 2015 karena komplikasi selama kehamilan, persalinan dan setelah


1
persalinan. Pada tahun 2015 terdapat AKI 216 per 100.000 kelahiran
2

hidup. Diberbagai negara paling sedikit seperempat dari seluruh kematian

ibu disebabkan oleh pendarahan, proporsinya berkisar antara kurang dari

10-60%. Walaupun seorang wanita bertahan hidup setelah mengalami

pendarahan pasca persalinan, namun selanjutnya akan mengalami

kekurangan darah (anemia berat) dan akan mengalami masalah kesehatan

yang berkepanjangan (WHO, 2016).

Indonesia sudah mengalami penurunan Angka Kematian Ibu (AKI)

pada periode tahun 1994-2012 yaitu pada tahun 1994 sebesar 390 per

100.000 kelahiran hidup, tahun 1997 sebesar 334 per 100.000 kelahiran

hidup, tahun 2002 sebesar 307 per 100.000 kelahiran hidup, tahun 2007

sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup namun AKI pada tahun 2012

meningkat kembali menjadi sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup.

Untuk Angka Kematian Bayi (AKB) dapat dikatakan mengalami

penurunan on the track (terus menurun) dan pada SDKI 2012

menunjukkan angka 32 per 1.000 kelahiran hidup. Pada tahun 2015,

berdasarkan data Survey Penduduk Antar Sensus (SUPAS) tahun 2015

baik AKI maupun AKB menunjukan penurunan dimana AKI menjadi

305/100.000 KH dan AKB 22,23/ 1000 KH. Target global SDGs

(Sustainable Development Goals) tahun 2030 adalah menurunkan Angka

Kematian Ibu (AKI) menjadi 70 per 100.000 kelahiran hidup. (Survey

Demografi dan Kesehatan Indonesia, 2012 dalam Dinas Kesehatan

Provinsi Bali, 2017).


3

Angka Kematian ibu berfluktuatif dari tahun 2013-2017 dimana

tahun 2013 sebesar 72,07 per 100.000 kelahiran hidup, mengalami

penurunan pada tahun 2014 menjadi 70,5 per 100.000 kelahiran hidup,

namun ditahun 2015 mengalami peningkatan menjadi 83,41 per 100.000

kelahiran hidup dan tahun 2016 mengalami penurunan lagi menjadi 78,72

per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan pada tahun 2017 turun menjadi

68,6 per 100.000 kelahiran hidup, dimana angka ini merupakan angka

yang paling rendah dalam tiga tahun terakhir. Jika dilihat dari jumlah

absolut kematian ibu per kabupaten/ kota dalam lima tahun, jumlah

kematian ibu terbanyak selalu berada di Kabupaten Buleleng, walaupun di

tahun 2017 terjadi penurunan yang cukup signifikan. Secara umum di

Provinsi Bali jumlah kematian terjadi penurunan, dimana hal ini

disebabkan oleh penurunan kasus kematain di Kabupaten Buleleng,

Tabanan, Gianyar dan Karangasem. Beberapa kabupaten terjadi

peningkatan, seperti kabupaten Badung pada tahun 2016 tidak terdapat

kematian ibu tetapi tahun 2017 terdapat 5 kasus. Kota Denpasar,

Kabupaten Klungkung dan Bangli masing-masing terjadi peningkatan satu

kasus. (Dinas Kesehatan Provinsi Bali, 2017).


Berdasarkan data rekam medik RSUD Wangaya Denpasar pada

tahun 2019 diperoleh data tiga bulan terakhir (November 2018 s/d Januari

2019), dapat diketahui bahwa partus sebanyak 368 kasus yaitu kasus

spontan : 182 kasus dengan rincian sebagai berikut: Ibu dengan partus

spontan pada bulan November 2018 sebanyak 46 kasus (25,27%), bulan

Desember 2018 sebanyak 66 kasus (36,26%) dan pada bulan Januari 2019
4

sebanyak 70 kasus (38,46%). Dapat disimpulkan bahwa persalinan post

partum mengalami peningkatan setiap bulannya.


Walaupun persalinan normal lebih aman dari SC, namun tetap ada

komplikasi yang mungkin muncul pada masa ibu nifas, seperti

pendarahan, infeksi, bendungan payudara dan infeksi saluran kencing.

Untuk itu sangat diperlukan peran perawat dalam memberikan asuhan

keperawatan pada ibu post partum untuk mencegah terjadinya komplikasi

dan dapat dilakukan secara komprehensif dengan harapan ibu dapat

melalui keadaan semula sesuai waktunya tanpa komplikasi (Walyani, E. S.

& Purwoastuti, T. E., 2017).


Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk mengangkat studi

kasus dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Ibu Primipara Dengan

Post Partum Spontan Belakang Kepala di Ruang Dara RSUD Wangaya

Kota Denpasar”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk

merumuskan masalah “Bagaimana Asuhan Keperawatan pada Ibu

Primipara dengan Post Partum Spontan Belakang Kepala di Ruang Dara

RSUD Wangaya”.
5

C. Tujuan Studi Kasus


1. Tujuan Umum
Mampu membandingkan asuhan keperawatan pada dua Ibu Primipara

dengan Post Partum Spontan Belakang Kepala.


2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam penulisan studi kasus ini dapat diuraikan sebagai

berikut :
a. Membandingkan pengkajian keperawatan pada Ibu Primipara

dengan Post Partum Spontan Belakang Kepala.


b. Membandingkan diagnosa keperawatan pada Ibu Primipara

dengan Post Partum Spontan Belakang Kepala.


c. Membandingkan perencanaan keperawatan pada Ibu Primipara

dengan Post Partum Spontan Belakang Kepala.


d. Membandingkan pelaksanaan tindakan keperawatan pada Ibu

Primipara dengan Post Partum Spontan Belakang Kepala.


e. Membandingkan evaluasi keperawatan pada Ibu Primipara

dengan Post Partum Spontan Belakang Kepala.


f. Membandingkan pendokumentasian pada Ibu Primipara dengan

Post Partum Spontan Belakang Kepala.

D. Manfaat Studi Kasus


1. Manfaat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai informasi dan

masukan dalam ilmu keperawatan terkait dengan persalinan secara

normal dalam menerapkan asuhan keperawatan terutama bagi:


a. Masyarakat
Meningkatkan pengetahuan khususnya ibu dalam mengetahui

tentang persalinan normal yang dialaminya dan keluarga memahami

cara merawat dan menangani ibu setelah persalinan secara normal.


b. Teknologi
6

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi dan bahan

pembelajaran dalam penatalaksanaan post partum spontan belakang

kepala.
c. Penulis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan

pengalaman secara langsung bagi penulis dalam memberikan

asuhan keperawatan khususnya tentang post partum spontan

belakang kepala.
7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori Kasus


1. Anatomi Sistem Reproduksi Wanita
a. Organ Genetalia Eksterna
1) Vulva
Tampak dari luar mulai dari monspubis sampai tepi perineum.
2) Monspubis
Lapisan lemak dibagian anterior symphisis os pubis. Pada masa

puberta daerah ini mulai ditumbuhi rambut pubis.


3) Labia mayora
Lapisan lemak lanjutan monspubis ke arah bawah dan belakang

banyak mengandung plekus vena.


4) Labia minora
Lipatan jaringan tipis dibalik labia mayora, tidak mempunyai

folikel rambut. Banyak terdapat pembuluh darah, otot polos dan

ujung serabut saraf.


5) Clitoris
Terdiri dari caput/glans clitoridis yang terletak dibagian superior

vulva, dan corpus clitoridis yang tertanam di dalam dinding

anterior vagina.

6) Vestibulum
Daerah dengan batas atas clitoris, batas bawah fourchet, batas

leteral labia minora. Berasal


7 dari sinus urogenital. Terdapat 6

lubang orificium, yaitu orificium urethrae extenum, intoritus

vagine, ductus glandulae bartholinii kanan-kiri, dan duktus skene

kanan-kiri. Antara fourchet dan vagina terdapat fossa hymen yang

abnormal, misalnya primer tidak berlubang (hymen imperforate)


8

menutup total lubang vagina, dapat menyebabkan darah

menstruasi terkumpul di rongga genetalia interna.


7) Vagina
Rongga muskulomembranosa berbentuk tabung mulai dari tepi

cervix uteri di bagian cranial dan dorsal sampai ke vulva di bagian

kaudal ventral.
8) Perineum
Daerah antara tepi bawah vulva dengan tepi bawah anus. Batas

otot-otot diafragma pelvis dan diafragmaurogenetalis.


b. Organ Genetalia Interna
1) Uterus
Suatu organ muscular berbentuk seperti buah pir. Dilapisi

peritoneum (serosa). Selama kehamilan berfungsi sebagai

implantasi, retensi dan nutrisi konseptus. Pada saat persalinan

dengan adanya kontraksi dinding uterus dan pembukaan serviks

uterus, isikonsepsi dikeluarkan. Terdiri dari corpus, fundus, cornu,

isthmus dan serviks uteri.


2) Serviks uteri
Bagian terbawah uterus, terdiri dari pars vaginalis

(berbatasan/menembus dinding dalam vagina) dan pars

supravaginalis.
3) Corpus uteri
Terdiri dari: paling luar lapisan serosa/peritoneum yang

melekat pada ligamentum letum uteri di intraabdomen, tengah

lapisan muscular/myometrium berupa otot polos tiga lapis (dari

luar ke dalam arah serabut otot longitudinal, anyaman dan

sirkular), serta dalam lapisan endometrium yang melapisi cavum

dinding uteri, menebal dan runtuh sesuai siklus haid akibat

pengaruh hormon-hormon ovarium. Posisi corpus intra abdomen


9

mendatar dengan fleksi ke anterior, fundus uteri berada di atas

vesica urinaria.
4) Tuba falopi
Embriologik uterus dan tuba berasal dari ductus mulleri. Sepasang

tuba kiri-kanan, panjang 8-14 cm, berfungsi sebagai jalan

transportasi ovum dari ovarium sampai cavum uteri


5) Ovarium
Organ endokrin berbentuk oval, terletak di dalam rongga

peritoneum, sepasang kiri-kanan. Dilapisi mesovarium, sebagai

jaringan ikat dan jalan pembuluh darah dan saraf. Ovarium

berfungsi dalam pembentukan dan pematangan folikel menjadi

ovum, ovulasi (pengeluaran ovum), sintesis dan sekresi hormon-

hormon steroid (Sukarni, I. & Wahyu., 2013 : hal 1-6).


2. Fisiologi Sistem Reproduksi Wanita
Fisiologi alat reproduksi wanita merupakan sistem yang kompleks.

Sistem reproduksi wanita menunjukkan perubahan yang siklik dan

teratur dalam mempersiapkan fertilitas dan kehamilan. Pada saat

pubertas dimulai sekitar umur 13-16 tahun dimulainya pertumbuhan

folikel primordium yang mengeluarkan hormon esterogen yang

menumbuhkan tanda seks sekunder. Kejadian terpenting dalam pubertas

ialah timbulnya haid yang pertama kali disebut menarche. Tapi

menarche adalah gejala pubertas yang lambat, paling awal adalah

pertumbuhan payudara (thelarche), tumbuh rambut di kemaluan

(pubarche) dan tumbuh rambut di ketiak. Barulah terjadi menarche,

disusul haid secara siklik.


10

Haid (menstruasi) adalah pendarahan siklik uterus sebagai tanda

bahwa alat kandungan mengenai menunaikan faalnya. Masa pubertas

anak tumbuh cepat dan mendapat bentuk tubuh yang khas.


Dengan pubertas, wanita masuk masa reproduktif (masa mendapat

keturunan yang berlangsung kurang lebih 30 tahun). Setelah masa

reproduksi adalah masa klimakterium, dimana merupakan peralihan

masa reproduksi dan senium. Pada masa klimakterium, haid akan

berangsur-angsur berhenti, mula-mula haid sedikit (1-2 bulan akhirnya

berhenti sama sekali). Haid terakhir disebut menopause. Bagian

klimakterium sebelum menopause disebut premenopause dan

sesudahnya disebut post menopause (Sukarni, I. & Wahyu, 2013).


3. Konsep Dasar Persalinan Normal
a. Pengertian
Persalinan adalah suatu proses yang fisiologis, dimana terjadi

pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang dapat hidup di

luar kandungan dimulai dengan adanya kontraksi uterus, penipisan

dan pembukaan serviks, kelahiran bayi dan plasenta melalui jalan

lahir atau melalui jalan lain (abdomen), dengan bantuan tenaga

kesehatan atau tanpa bantuan (kekuatan ibu sendiri) (Widiastini,

2014).
Persalinan spontan atau persalinan normal adalah proses lahirnya

hasil konsepsi (bayi dan plasenta) melalui jalan lahir pada usia

kehamilan yang cukup bulan/ aterm (37 - 40 minggu), yang

berlangsung kurang dari 24 jam, dengan tenaga ibu sendiri, tanpa

bantuan alat dan tanpa penyulit (Widiastini, 2014).


b. Faktor yang mempengaruhi persalinan
1) Power (kekuatan)
11

Power adalah kekuatan atau tenaga dari ibu yang mendorong

janin keluar. Kekuatan tersebut terdiri dari his dan tenaga

mengedan.
2) Pasagge (jalan lahir)
Jalan lahir terdiri dari jalan lahir keras (pelvis/ panggul) dan jalan

lahir lunak (tersusun atas uterus, serviks, vagina, introitus vagina,

perineum, muskulus dan ligamentum).


3) Passanger (janin dan plasenta)
Passanger atau janin dapat melewati jalan lahir dipengaruhi oleh

beberapa faktor antara lain, ukuran kepala janin, presentasi, letak,

sikap dan posisi janin. Plasenta juga melewati jalan lahir, oleh

karena itu plasenta juga dianggap sebagai bagian dari passanger

yang menyertai janin.


4) Psikologis
Keadaan psikologi ibu yang baik akan menghasilkan

persalinan yang aman dan lancar. Salah satu faktor yang

mempengaruhi proses persalinan adalah pendamping persalinan.

Ibu bersalin yang didampingi oleh orang terdekat, keluarga dan

penolong, cenderung mengalami proses persalinan yang lebih

lancar dibandingkan dengan ibu bersalin tanpa pendamping. Hal

ini menunjukkan bahwa dukungan mental berdampak positif bagi

keadaan psikis ibu.


5) Pysian/penolong
Kompetensi yang dimiliki penolong sangat bermanfaat untuk

memperlancar proses persalinan dan mencegah kematian

maternal dan neonatal. Dengan pengetahuan dan kompetensi

yang baik diharapkan kesalahan dan malpraktik dalam


12

memberikan asuhan tidak terjadi, tetapi aspek konseling dan

pemberian informasi yang jelas dibutuhkan oleh ibu bersalin

untuk mengurangi tingkat kecemasan ibu dan keluarga

(Widiastini, 2014).
c. Ada beberapa teori yang menyatakan penyebab terjadinya persalinan

antara lain:
1) Teori keregangan rahim
Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas

tertentu, setelah melewati batas tersebut rahim akan mengalami

kontraksi yang akan memicu terjadinya persalinan.


2) Teori penurunan hormon progesteron
Produksi hormon progesteron mengalami penurunan pada 1-2

minggu menjelang persalinan, yang menyebabkan otot rahim

menjadi lebih sensitif terhadap oksitosin dan prostaglandin

sehingga terjadi kontraksi dan persalinan dapat dimulai.


3) Teori oksitosin internal
Saat umur kehamilan bertambah tua, konsentrasi progesteron

mengalami penurunan dan oksitosin yang dikeluarkan oleh

hipofisis pars posterior meningkatkan aktivitasnya dalam

merangsang terjadinya kontraksi, sehingga memicu terjadinya

persalinan.

4) Teori prostaglandin
Prostaglandin dihasilkan oleh desidua, meningkat sejak usia

kehamilan 15 minggu. Peningkatan kadar prostaglandin dapat

memicu kontraksi otot rahim saat kehamilan sehingga dapat

menimbulkan persalinan.
5) Teori hipotalamus-pituitari dan gandula suprarenalis
13

a) Teori ini menunjukkan pada kehamilan dengan anensefalus

sering terjadi kelambatan persalinan karena tidak terbentuk

hipotalamus.
b) Glandula suprarenal merupakan pemicu terjadinya

persalinan.
6) Teori iritasi mekanik
Pada bagian belakang serviks terdapat ganglion servikale Bila

ganglion bergeser dan tertekan, misalnya oleh bagian terbawah

janin, akan menimbulkan kontraksi yang menyebabkan

terjadinya persalinan (Widiastini, 2014).


d. Tanda-tanda persalinan
1) Tanda persalinan bahwa persalinan sudah dekat
a) Lightening
Beberapa minggu sebelum persalinan, calon ibu merasa

bahwa keadaannya menjadi lebih enteng. Ia merasa kurang

sesak, tetapi sebaliknya ia merasa berjalan lebih sukar dan

sering di ganggu oleh perasaan nyeri pada anggota bawah.

b) Pollakisuria
Pada akhir bulan ke-9, berdasarkan hasil pemeriksaan

didapatkan epigastrium kendur, fundus uteri lebih rendah dari

pada kedudukannya, dan kepala janin sudah mulai masuk ke

dalam pintu atas panggul. Keadaan ini menyebabkan

kandung kencing tertekan sehingga merangsang ibu untuk

sering kencing yang sering disebut dengan pollakisuria.


c) False labor
Masa 3 atau 4 minggu sebelum persalinan calon ibu diganggu

oleh his pendahuluan yang sebetulnya hanya merupakan

peningkatan dari kontraksi Braxton Hicks.


His pendahuluan ini bersifat :
14

(1) Nyeri yang hanya terasa di perut bagian bawah.


(2) Tidak teratur
(3) Lamanya his pendek, tidak bertambah kuat dengan

majunya waktu dan bila dibawa jalan malah sering

berkurang.
(4) Tidak ada pengaruh pada pendataran atau pembukaan

serviks.
d) Perubahan serviks
Pada akhir bulan ke-9 hasil pemeriksaan serviks

menunjukkan bahwa serviks yang tadinya tertutup, panjang

dan kurang lunak. Namun kondisinya berubah menjadi lebih

lembut, beberapa menunjukkan telah terjadi pembukaan dan

penipisan. Perubahan ini berbeda untuk masing-masing ibu.

Misalnya, pada multipara sudah terjadi pembukaan 2 cm

namun pada primi para sebagian besar masih dalam keadaan

tertutup.
e) Energi spurt
Beberapa ibu akan mengalami peningkatan energi kira-

kira 24-28 jam sebelum pesalinan dimulai. Setelah beberapa

hari sebelumnya merasa kelelahan fisik karena tuanya

kehamilan maka ibu mendapati satu hari sebelum persalinan

dengan energi yang penuh. Peningkatan energi ibu ini tampak

dari aktivitas yang dilakukannya seperti membersihkan

rumah, mengepel, mencuci perabotan rumah, dan pekerjaan

rumah lainnya sehingga ibu akan kehabisan tenaga menjelang

kelahiran bayi, persalinan menjadi panjang dan sulit.


f) Gastrointestinal upsets
15

Beberapa ibu mungkin akan mengalami tanda-tanda, seperti

diare, obstipasi, mual, dan muntah karena efek penurunan

hormon terhadap sistem pencernaan.


2) Tanda-tanda awal persalinan
a) Timbulnya his persalinan
(1) Nyeri melingkar dari punggung memancar ke perut

bagian depan.
(2) Makin lama makin pendek intervalnya dan makin kuat

intensitasnya.
(3) Jika di bawa berjalan bertambah kuat.
(4) Mempunyai pengaruh pada pendataran dan atau

pembukaan serviks.
b) Bloody show
Bloody show merupakan lendir disertai darah dari jalan lahir

dengan pendataran dan pembukaan, lendir dari canalis

cervicalis keluar disertai dengan sedikit darah. Pendarahan

yang sedikit ini disebabkan karena lepasnya selaput janin

pada bagian bawah segmen bawah rahim sehingga beberapa

kapiler darah terputus.


c) Premature rupture of membrane
Premature rupture of membrane adalah keluarnya cairan

banyak dari jalan lahir. Hal ini terjadi akibat ketuban pecah

atau selaput janin robek. Ketuban biasanya pecah saat

pembukaan lengkap atau hampir lengkap dan dalam hal ini

keluarnya cairan merupakan tanda yang lambat sekali.

Kadang-kadang ketuban pecah pada pembukaan kecil,

malahan kadang-kadang selaput janin robek sebelum

persalinan. Walupun demikian persalinan diharapkan akan


16

mulai dalam 24 jam setelah air ketuban keluar (Fitriana, Y. &

Nurwiandani, W., 2018).


e. Tahapan persalinan
1) Kala I (kala pembukaan)
Inpartu (keadaan bersalin) ditandai dengan terjadinya

kontraksi, keluar lendir bercampur darah (bloody show) karena

serviks mulai membuka (dilatasi) dan menipis (effacement). Kala

I dibagi menjadi 2 fase :


a) Fase laten, dimana pembukaan berlangsung lambat, dari

pembukaan 1 sampai pembukaan 3 cm berlangsung 7-8 jam.


b) Fase aktif, berlangsung selama 6 jam dan dibagi atas 3

subfase, yaitu :
(1) Akselerasi, berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 4

cm.
(2) Dilatasi maksimal, berlangsung dengan cepat menjadi 9

cm dalam waktu 2 jam.


(3) Deselerasi, dalam waktu 2 jam, pembukaan menjadi 10

cm (lengkap).
2) Kala II
Kala II merupakan kala yang dimulai dari pembukaan lengkap

(10 cm) sampai pengeluaran janin, ditandai dengan :


a) Dorongan ibu untuk meneran (doran)
b) Tekanan pada anus (teknus)
c) Perineum ibu menonjol (perjol)

d) Vulva membuka (vulka)


Pada primigravida kala II berlangsung 1-2 jam dan pada

multigravida kala II berlangsung 1/2 - 1 jam.


3) Kala III
Kala III adalah waktu untuk pelepasan dan pengeluaran uri

(plasenta) dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan


17

lahirnya plasenta dan selaput ketuban. Seluruh proses biasanya

berlangsung 5 – 30 menit setelah bayi lahir.


4) Kala IV
Kala IV dimulai dari lahirnya plasenta sampai dua jam

setelah proses tersebut. Selama kala IV, pemantauan dilakukan

pada satu jam pertama setiap 15 menit dan 30 menit pada satu

jam kedua. Total pemantauan dilaksanakan sebanyak 6 kali

selama dua jam post partum.


Observasi yang harus dilakukan pada kala IV adalah

tekanan darah, nadi, temperatur (suhu), tinggi fundus uteri,

kontraksi uterus, kandung kemih dan pendarahan. Pemantauan

kala IV sangat penting, terutama untuk menilai deteksi dini risiko

atau kesiapan penolong mengantisipasi komplikasi pendarahan

pascapersalinan (Widiastini, 2014).

4. Konsep Dasar Nifas


a. Pengertian
Masa nifas (puerperium) adalah dimulai setelah plasenta lahir dan

berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan semula

(sebelum hamil). Masa nifas berlangsung kira-kira 6 minggu

(Sulistyawati, A., 2009).


Masa nifas dimulai setelah 2 jam postpartum dan berakhir ketika

alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil,

biasanya berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari (Nurjanah S.

N., Maemunah A.S., & Badriah D. L., 2013).


b. Perubahan fisiologis pada masa nifas
1) Sistem kardiovaskular
18

Pada saat setelah melahirkan denyut jantung dan curah jantung

meningkat. Ini disebabkan karena terhentinya aliran darah ke

plasenta menyebabkan peningkatan beban jantung.


a) Volume darah
Perubahan volume darah tergantung variabel. Contohnya

kehilangan darah selama persalinan, mobilisasi dan

pengeluaran cairan ekstravaskular. Perubahan cairan tubuh

normal mengakibatkan suatu penurunan yang lambat pada

volume darah. Dalam 2-3 minggu, setelah persalinan volume

darah seringkali menurun sampai pada nilai sebelum

kehamilan.
b) Kardiak output
Pada kala satu dan kala dua kardiak output akan meningkan

dan kembali dalam 2-3 minggu pada keadaan semula.


2) Sistem haematologi
a) Kadar fibrinogen dan plasma terjadi penurunan pada hari

pertama masa nifas. Meningkatnya viskositas, darah

menjadi lebih kental sehingga menyebabkan pembekuan

darah hematokrit dan hemoglobin pada hari ke 3-7 setelah

persalinan. Keadaan hematokrit dan hamoglobin akan

kembali pada keadaan normal seperti sebelum hamil dalam

4-5 minggu setelah persalinan.


b) Faktor pembekuan, yaitu proses pembekuan darah terjadi

setelah persalinan, aktivitas ini bersamaan dengan tidak

adanya pergerakan yang mendorong terjadinya

tromboemboli. Produksi dari pemecahan fibrin disebabkan

dari pengeluaran plasenta.


19

3) Sistem reproduksi
a) Uterus
Uterus secara berangsur-angsur menjadi kecil sehingga

akhinya seperti ibu hamil.


(1) Bayi lahir tinggi fundus uteri setinggi pusat dengan

berat uterus 1000gr.


(2) Akhir kala 3 persalinan TFU teraba 2 jari bawah pusat

dengan uterus 750 gr.


(3) Satu minggu postpartum TFU teraba petengahan pusat

simfisis dengan berat uterus 500 gr.


(4) Dua minggu postpartum TFU tidak teraba diatas

simfisis dengan berat uterus 350 gr.


(5) Enam minggu postpartum fundus uteri bertambah kecil

dengan berat uterus 50 gr.


b) Lochea
Lochea adalah cairan sekret yang berasal dari cavum uteri

dan vagina dalam masa nifas. Macam-macam lochea:


(1) Lochea rubra: berisi darah segar dan sisa-sisa selaput

ketuban, sel-sel desidua, verniks kaseosa, lanugo, dan

mekonium, selama 2 hari post partum.


(2) Lochea sanguinolenta: berwarna kuning berisi darah

dan lendir, hari 3-7 post partum.


(3) Lochea serosa: berwarna kuning tidak berdarah lagi,

pada hari ke 7-14 post partum.


(4) Lochea alba: cairan putih, setelah 2 minggu.
(5) Lochea purulenta: terjadi infeksi, keluar cairan seperti

nanah berbau busuk.


(6) Lechea astasis: lochea tidak lancar keluarnya.

c) Serviks
20

Serviks mengalami involusi bersamaan dengan uterus.

Setelah persalinan, ostium eksterna dapat dimasukan oleh 2

sampai 3 jari tangan, setelah 6 minggu persalinan serviks

akan menutup.
d) Vulva dan vagina
Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan

yang sangat besar selama proses melahirkan bayi, dalam

beberapa hari pertama sesudah proses tersebut, kedua organ

ini tetap berada dalam keadaan kendur. Setelah 3 minggu

vulva dan vagina kembali pada keadaan tidak hamil dan

rague dalam vagina secara berangsur-angsur akan muncul

kembali sementara labia menjadi lebih menonjol.


e) Perineum
Perineum menjadi kendur karena sebelumnya teregang oleh

tekanan kepala bayi yang bergerak maju. Pada post natal

hari ke 5, perineum sudah mendapatkan kembali sebagian

besar tonusnya sekalipun tetap lebih kendur dari pada

keadan sebelum melahirkan.


f) Payudara
Kadar prolaktin akan meningkat selama kehamilan

akibat disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior. Setelah

plasenta dilahirkan, konsentrasi estrogen dan progesteron

menurun, prolaktin dilepas dan sintesi ASI dimulai. Suplai

darah ke payudara meningkat dan menyebakan

pembengkakan vaskular sementara. Air susu saat di

produksi disimpan di alveoli dan harus dikeluarkan dengan


21

efektif dengan cara diisap oleh bayi untuk berlangsunya

laktasi.
Air Susu Ibu (ASI) yang muncul pertama kali yaitu

ASI yang berwarna kuning (kolostrum). Manfaat kolostrum

ini menjadi imun bagi bayi karena mengandung sel darah

putih.
4) Sistem perkemihan
Terdapat spasine sfinger dan edema leher buli-buli akibat

kompresi antara kepala janin dan tulang pubis selama

persalinan. Terjadinya gangguan saat berkemih atau buang air

kecil pada 24 jam pertama. Ureter akan kembali normal dalam

waktu 6 minggu.
5) Sistem gastrointestinal
Usus akan kembali normal dalam waktu 3-4 hari. Asupan

makanan juga menglami penurunan selama satu atau dua hari,

gerak tubuh berkurang dan usus bagian bawah sering kosong

jika sebelum melahirkan diberikan enema.

6) Sistem endokrin
Kadar estrogen menurun 10% dalam waktu sekitar 3 jam setelah

persalinann, progesteron turun pada hari ke 3 setelah persalinan.

Kada prolaktin dalam adarah berangsur-angsur hilang.


7) Sistem musculoskeletal
Ambulasi pada umunya dimulai 4-8 jam post partum. Ambulasi

dini sangat membantu mencegah komplikasi dan mempercepat

involusi.
8) Sistem integument
a) Penurunan melanin umumnya setelah persalinan

menyebakan berkurangnya hiperpigmentasi kulit.


22

b) Perubahan pembuluh darh yang tampak pada kulit karena

kehamilan dan akan menghilang pada saat estrogen menurun

(Walyani, E. S. & Purwoastuti. T. E., 2017).


c. Adaptasi psikologi ibu pada masa nifas
1) Taking On
Pada fase ini disebut meniru, pada taking in fantasi wanita tidak

hanya meniru tapi sedah membayangkan peran yang dilakukan

pada tahap sebelumnya. Pengalaman yang berhubungan dengan

masa lalu dirinya (sebelum proses) yang menyenangkan, serta

harapan untuk masa yang akan datang. Pada tahap ini wanita

akan meninggalkan perannya pada masa lalu.

2) Taking In
Periode ini terjadi 1-2 hari sesudah melahirkan, ibu baru pada

umumnya pasif dan tergantung, perhatiannya tertuju pada

tubuhnya. Peningkatan nutrisi ibu mungkin dibutuhkan karena

selera makan ibu biasanya bertambah, kurangnya nafsu makan

menandakan tidak berlangsung normal.


3) Taking Hold
Periode ini berlangsung pada hari ke 2-4 post partum ibu

menjadi orang tua yang sukses dengan tanggung jawab terhadap

bayinya. Pada masa ini ibu agak sensitif dan merasa tidak mahir

melakukan hal-hal tersebut.


4) Letting Go
Periode yang biasanya terjadi setiap ibu pulang ke rumah, pada

ibu yang bersalin di klinik dan sangat berpengaruh terhadap

waktu dan perhatian yang diberikan oleh keluarganya, dan


23

depresi post partum terjadi pada periode ini (Rukiyah, A. Y. &

Yulianti, L., 2018 : hal 51).


d. Tahapan masa nifas
Beberapa tahapan masa nifas, yaitu :
1) Puerperium dini yaitu pemulihan diman ibu telah diperbolehkan

berdiri dan berjalan-jalan.


2) Puerperium intermedial yaitu pemulihan menyeluruh alat-alat

genital yang lamanya 6-8 minggu.


3) Remote puerperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih

dan sehat terutama bila selama hamil atau bersalin memiliki

komplikasi (Rukiyah, A. Y. & Yulianti, L., 2018).


e. Komplikasi pada ibu nifas
1) Infeksi nifas
Terjadinya peradangan alat genetalia dalam masa nifas.

Masuknya kuman-kuman dapat terjadi pada saat kehamilan,

pada saat persalinan dan masa nifas berlangsung.


2) Infeksi saluran kemih
Merupakan infeksi yang disebabkan oleh bakteri pada saluran

kemih. Infeksi ini terjadi akibat trauma kandung kemih waktu

persalinan, pemeriksaan dalam yang terlalu sering, kontaminasi

kuman dari perineum atau kateterisasi yang sering.


3) Metritis
Metritis merupakan infeksi uterus yang terjadi setelah

persalinan. Adapun gejalanya demam, nyeri perut bawah, lokea

berbau nanah dan uterus nyeri saat ditekan.


4) Bendungan payudara
Bendungan terjadi akibat bendungan berlebihan pada limfatik

dan vena sebelum laktasi. Bengkaknya payudara disebabkan

oleh menyusui yang kontinu sehingga sisa Air Susu Ibu (ASI)
24

terkumpul pada duktus dan puting susu yang tidak bersih

mengakibatkan sumbatan pada duktus.


5) Pendarahan pervagina
Perdarahan pervagina atau perdarahan post partum adalah

kehilangan darah sebanyak 500 cc atau lebih dari traktus

genetalia setelah melahirkan (Walyani, E. S. & Purwoastuti, E.,

2017).
f. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada ibu post partum yaitu

pemeriksaan darah meliputi hemoglobin (Hb), hematocrit (Ht),

eritrosit, leukosit, dan trombosit (Sulistyawati, A., 2009).


g. Penatalaksanaan
1) Penatalaksanaan medis
Penatalaksanaan medis yang dapat diberikan pada ibu dengan

post partum yaitu pemberian antibiotika, zat besi, vitamin dan

analgetik (Sulistyawati, A., 2009).


2) Penatalaksanaan keperawatan
Penekanan perawatan pada masa nifas yaitu perawatan yang

intensif untuk pemulihan kondisinya setelah persalinan yang

melelahkan. Perawatan post partum meliputi:


a) Mobilisasi dini
Ibu disarankan untuk istirahat tidur dengan posisi terlentang

selama 8 jam pasca persalinan. Dan untuk mencegah

terjadinya trombosis dan trombo emboli ibu disarankan untuk

miring ke kanan dan ke kiri. Tujuan dari mobilisasi dini yaitu

untuk memperlancar lochea, mempercepat involusi alat

kandungan, memperlancar alat perkemihan, meningkatkan

kelancaran peredaran darah sehingga mempercepat fungsi

ASI.
25

b) Rawat gabung
Dengan dirawat gabung antara ibu dan bayi akan lebih banyak

memperhatikan bayinya, sehingga dapat memberi ASI secara

aktif dan pengeluaran ASI akan lancer.


c) Pemeriksaan umum
Pemeriksaan umum pada ibu nifas yang harus ditekankan

yaitu kesadaran ibu (apakah terjadinya penurunan kesadaran)

dan keluhan yang terjadi setelah persalinan.


d) Pemeriksaan khusus
Pemeriksaan khusus pada ibu nifas meliputi:
(1) Fisik: tekanan darah, nadi dan suhu.
(2) Fundus uteri: tinggi fundus uteri dan kontraksi uterus.
(3) Payudara: puting susu, pembengkakan dan pengeluaran

ASI.
(4) Luka jahitan epiostomi: apakah baik atau terbuka dan

apakah ada tanda-tanda infeksi (Padila, 2015).


3) Nasehat yang perlu diberikan saat ibu pulang
a) Diet
(1) Tidak berpantang terhadap daging, telur dan ikan.
(2) Banyak sayur dan buah.
(3) Banyak minum air putih, minimal 3 liter sehari terutama

setelah menyusui.
(4) Tambahan kalori 500 mg sehari.
(5) Konsumsi tablet vitamin A dan zat besi selama nifas.
b) Higienis
(1) Kebersihan tubuh secara keseluruhan (mandi minimal 2

kali sehari).
(2) Ganti baju minimal 1 kali sehari.
(3) Ganti celana dalam minimal 2 kali sehari.
(4) Bersihkan payudara terutama puting susu sebelum

menyusui bayi.
c) Perawatan perineum.
(1) Usahakan luka selalu dalam keadaan kering (keringkan

setiap kali setelah buang air).


(2) Hindari menyentuh perineum dengan tangan.
(3) Bersihkan selalu perineum dari arah depan ke belakang.
26

d) Istirahat tidur
(1) Istirahat malam 6-8 jam.
(2) Istirahat siang 1-2 jam.
(3) Tidurlah ketika bayi sedang tidur.
(4) Tidurlah bersebelahan dengan bayi.

e) Ambulasi
Melakukan aktivitas ringan sedini mungkin segera setelah

partus.
f) Keluarga berencana (KB)
(1) Jelaskan masing-masing metode alat kontrasepsi.
(2) Pastikan pilihan alat kontrasepsi yang paling sesuai

untuk mereka.
(3) Diskusikan dengan suami.
(4) Kaji keinginan pasangan mengenai siklus reproduksi

yang mereka inginkan.


g) Hubungan seksual
(1) Selesai masa nifas melakukan hubungan seksual dengan

hati-hati karena biasanya akan nyeri pada perineum.


(2) Diskusikan dengan suami mengenai pola dan tehnik

hubungan seksual yang nyaman.


(3) Memberikan pengertian kepada suami mengenai keluhan

yang akan dialami istri saat berhubungan seksual yang

pertama kali setelah melahirkan.


h) Senam nifas
Lakukan senam nifas dengan aturan sebagai berikut:
(1) Senam nifas dilakukan pada hari pertama post partum.
(2) Setiap macam gerakan dilakukan 5-10 kali.
(3) Dilakukan 2 hari sekali.
i) Perawatan bayi sehari-hari
(1) Jaga kebersihan kulit bayi, hindari kulit lembab dengan

mengganti baju bayi minimal 2 kali sehari atau sewaktu-

waktu ketika basah oleh keringat atau terkena muntahan.


(2) Cegah iritasi kulit bayi dengan selalu menjaga

kebersihan tangan bayi atau pengasuh bayi.


27

(3) Jika mengalami iritasi kulit,hindari pemakian bedak pada

lokasi iritasi.
(4) Olesi kulit iritasi dengan salep sesuai dengan resep

dokter atau jik iritasi ringan cukup olesi dengan minyak

kelapa.
(5) Usahakan menjemur bayi tiap pagi antara pukul 07.00

sampai dengan 08.00 wita (Sulistyawati, A. 2009).

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan

suatu proses pengumpulan data yang sistematis dari berbagai sumber

untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien

(Nursalam, 2013).

a. Data subyektif
1) Biodata lengkap ibu dan suami meliputi nama, umur, agama,

pendidikan, pekerjaan, suku/ ras, dan alamat (Sulistyawati, A.

2009).
2) Riwayat pasien
a) Keluhan utama
Keluhan utama ditanyakan untuk mengetahui alasan ibu

datang ke fasilitas pelayanan kesehatan. Misalnya pada ibu

post partum dengan keluhan demam, banyaknya keluar darah

segar, nyeri, infeksi pada luka jahitan dan lain-lainnya

(Sulistyawati, A. 2009).
b) Riwayat kesehatan
(1) Riwayat kesehatan yang lalu
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan

adanya riwayat atau penyakit akut dan kronis seperti


28

penyakit jantung, DM, hipertensi dan asma yang dapat

mempengaruhi pada masa nifas.


(2) Riwayat kesehatan sekarang
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan

adanya pengaruh penyakit yang diderita pada saat ini

yang ada hubungannya dengan masa nifas dan bayinya.

(3) Riwayat kesehatan keluarga


Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan

adanya pengaruh penyakit keluarga terhadap kesehatan

ibu dan bayinya, yaitu apabila ada penyakit keluarga yang

menyertainya.
c) Riwayat perkawinan
Data yang perlu dikaji adalah berapa kali menikah, status

perkawinan sah atau tidak, karena melahirkan tanpa status yang

jelas akan berkaitan dengn psikologisnya sehingga akan

mempengaruhi proses nifas.


d) Riwayat obstetrik
(1) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu yang

dikaji adalah beberapa kali ibu hamil, apakah pernah

abortus, jumlah anak cara persalinan yang lalu, penolong

persalinan dan keadaan nifas yang lalu.


(2) Riwayat persalinan sekarang yang perlu dikaji adalah tanggal

persalinan, jenis persalinan, jenis kelamin anak, keadaan bayi

meliputi PB, BB, penolong persalinan. Hal ini perlu dikaji

untuk mengetahui apa proses persalinan mengalami kelainan

atau tidak yang bisa berpengaruh pada masa nifas saat ini.
29

e) Riwayat KB
Untuk mengetahui apakah ibu pernah ikut KB dengan

kontrasepsi jenis apa, beberapa lama, adakah keluhan selama

mengunakan kontrasepsi serta rencana KB setelah masa nifas ini

dan beralih ke kontrasepsi apa.


f) Kehidupan sosial budaya
Untuk mengetahui ibu dan keluarga yang menganut adat istiadat

yang akan menguntungkan atau merugikan pasien khususnya

pada masa nifas misalnya pada kebiasann pantangan makan.


g) Data psikososial
Untuk mengetahui respon ibu dan keluarga terhadap bayinya.

Wanita mengalami banyak perubahan/emosional selama masa

nifas sementara ibu menyesuaikan diri menjadi seorang ibu.


h) Data biologis meliputi :
(1) Nutrisi
Mengambarkan tentang pola makan dan minum yang harus

dikaji meliputi frekuensi, banyaknya jenis makanan dan

makanan pantangan.
(2) Eliminasi
Menggambarkan pola fungsi sekresi yaitu kebiasaan buang

air besar meliputi frekuensi, jumlah, konsistensi dan bau,

kebiasaan buang air kecil meliputi frekuensi, warna dan

jumlahnya.
(3) Istirahat
Menggambarkan pola istirahat dan tidur ibu, berapa jam ibu

tidur, kebiasaan sebelum tidur biasanya membaca,

mendengar musik, kebiasaaan mengonsumsi obat tidur,

kebiasaan tidur siang penggunaan waktu luang. Istirahat


30

sangat penting bagi masa nifas karena dengan istirahat yang

cukup dapat mempercepat penyembuhan.


(4) Personal hygiene
Dikaji untuk mengetahui apakah ibu selalu menjaga

kebersihan tubuh terutama pada daerah genetalia, karena

masa nifas masih mengeluarkan lochea.


(5) Aktivitas
Menggambar aktivitas ibu sehari-hari. Pada pola ini dikaji

pengaruh aktivitas terhadap kesehatannya. Mobilisasi dini

mungkin dapat mempercepat proses pengembalian alat-alat

reproduksi. Apakah ibu melakukan ambulasi, seberapa

sering, apakah kesulitan, dengan bantuan atau sendiri,

apakah ibu pusing melakukan ambulasi.


(6) Seksual
Menggambar pola seksualitas hal yang perlu dikaji adalah

frekuensi sebelum, saat dan setelah hamil serta keluhan saat

melakukan hubungan seksualitas (Ambarwati, E. R., 2010).

b. Data obyektif
1) Pemeriksaan fisik
a) Keadaan umum untuk mengetahui kondisi ibu dengan

mengamati keadaan pasien secara keseluruhan. Hasil

pengamatan yang akan dilaporkan antara lain:


(1) Baik: ibu akan dimasukan kreteria ini jika ibu mampu

pemperlihatkan respon yang terhadap lingkungan dan

orang lain , serta secara fisik pasien tidak mengalami

ketergantungan dalam berjalan.


31

(2) Lemah: ibu dimasukan dalam kreteria ini jika ibu kurang

atau tidak memberikan respon yang baik terhadap

lingkungan dan orang lain, serta pasien sudah tidak

mampu lagi untuk berjalan sendiri.


b) Kesadaran untuk mengetahui tentang kesadaran ibu yang

dilakukan dengan pengkajian derajat kesadaran ibu dari

keadaan compos metis (kesadaran maksimal) sampai coma

(ibu dalam keadaan tidak sadar). Dengan cara mengukur

tanda-tanda vital antara lain: tekanan darah, nadi, pernapasan

dan suhu.
c) Pemeriksaan wajah
Bentuk wajah simetris atau tidak, ada atau tidaknya lesi,

edema dan nyeri tekan pada daerah wajah.

d) Pemeriksaan kepala
Bentuk simetris atau tidak, persebaran rambut merata atau

tidak, warna rambut, kebersihan dan ada atau tidaknya rambut

yang rontok.
e) Pemeriksaan mata
Konjungtiva pucat atau tidak, sklera, kebersihan mata,

kelainan mata, dan ada atau tidaknya ganguan pengelihatan

seperti rabun dekat dan rabun jauh.


f) Pemeriksaan hidung
Kebersihan hidung, ada atu tidaknya polip dan alergi debu.
g) Pemeriksaan telinga
Bentuk simetris atau tidak, ada sekret atau tidak, ada atau

tidak gangguan pendengaran.


h) Pemeriksaan mulut
Warna bibir, mukosa bibir ( lembab, kering atau pecah-pecah).
i) Pemeriksaan gigi
32

Kebersihan gigi, karies gigi, dan gangguan pada mulut (mulut

bau).
j) Pemeriksaan leher
Pembesaran kelenjar limfe dan bendungan vena jugularis.
k) Pemeriksaan thorak
Bentuk simetri atau tidak, observasi retraksi otot dada, adanya

wheezing, ronchi dan bunyi jantung.


l) Pemeriksaan payudara
Bentuk simetris atau tidak, gangguan payudara, ASI, keadaan

puting, kebersihan dan bentuk BH.


m) Pemeriksaan abdomen
Bentuk simetris atau tidak, striae, linea, kontraksi uterus dan

tinggi fundus uteri.


n) Pemeriksaan ekstermitas
Atas : bentuk simetris atau tidak, ada atau tidak kelainan

pada ekstermitas atas, CRT < 2 detik.


Bawah : bentuk simetris atau tidak, edema, varises, CRT <

2 detik.
o) Pemeriksaan genetalia dan anus
Genetalia : kebersihan, pengeluaran pervagina,

keadaan luka jahitan dan tanda-tanda

infeksi vagina.
Anus : kebersihan anus, ada atau tidaknya

haemoroid.
2) Data penunjang
Laboratorium: kadar Hb, Hmt (Haematokrit), kadar leukosit

dan golongan darah (Sulistyawati. A., 2009).

3) Data bayi
Mencakup pengertian tentang jenis kelamin bayi, keadaan bayi

pada waktu lahir, berat dan panjang saat lahir, kelainan-kelainan

yang terdapat pada bayi serta keadaan tali pusat dan plasenta.
33

3) Data keluarga
Mencakup tentang riwayat kesehatan keluarga, peran keluarga,

fungsi keluarga, tahap perkembangan keluarga dan koping

keluarga.
2. Diagnosa
Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan

respons manusia (status kesehatan atau risiko perubahan pola) dari

individu atau kelompok di mana perawat secara akuntabilitas dapat

mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk

menjaga status kesehatan, menurunkan, membatasi, mencegah, dan

mengubah (Carpenito, 2000 dalam Nursalam, 2013).


Diagnosa yang mungkin muncul pada ibu post partum normal adalah :
a. Risiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan

penurunan dan pengeluaran intake yang tidak adekuat (peningkatan

haluaran urine dan pendarahan)


b. Risiko infeksi berhubungan dengan luka episiotomi, masuknya

organisme skundern dan lochea.


c. Nyeri akut berhubungan dengan trauma jaringan akibat luka

episiotomi.
d. Kurang pengetahuan tentang perawatan diri dan bayi berhubungan

dengan terbatasnya informasitentang perawatan diri dan bayi.


e. Perubahan eliminasi urine berhubungan dengan adanya trauma

mekanis.
f. Menyusui tidak efektif berhubungan dengan kesulitan mendekati

atau menghisap terhadap puting yang tidak menonjol.


g. Risiko konstipasi berhubungan dengan nyeri pada perineum.
h. Ansietas berhubungan dengan krisis situasi, ancaman pada diri dan

transisi peran (Capernito, 2014 & Doengoes, 2012).


3. Perencanaan
34

Rencana intervensi keperawatan adalah desain spesifik dari

intervensi yang disusun untuk membantu ibu dalam mencapai kriteria

hasil. Rencana intervensi tersebut disusun berdasarkan komponen

penyebab dari diagnosa keperawatan. Oleh karena itu rencana

intervensi harus mendefinisikan suatu aktivitas yang diperlukan untuk

membatasi faktor-faktor penunjang suatu masalah (Nursalam, 2013).


a. Risiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan

penurunan dan pengeluaran intake yang tidak adekuat

(peningkatan haluaran urine dan perdarahan).


Tujuan : intake dan haluaran adekuat
Kriteria hasil :
1) Cairan masuk sama dengan cairan keluar
2) Tidak ada tanda-tanda dehidrasi

Intervensi :

1) Observasi adanya rasa haus


Rasional :cara homeostasis dari penggantian cairan melalui

peningkatan rasa haus.


2) Observasi masukan cairan dan urine
Rasional :membantu dalam analisa keseimbangan cairan
3) Observasi turgor kulit, kelembaban membran mukosa
Rasional : merupakan indikator langsung keadekuatan

cairan.
4) Anjurkan klien untuk minum ±2500 cc per hari
Rasional: pemenuhan kebutuhan cairan dasar membantu

menurunkan risiko dehidrasi.


b. Risiko infeksi berhubungan dengan luka episiotomi, masuknya

organisme sekunder dan pengeluaran lochea


Tujuan : tidak terjadi infeksi
kriteria hasil :
1) Tidak ada tanda-tanda infeksi seperti kalor, dolor, tumor,

rubor dan fungsiolesa


35

2) Suhu tubuh 36,5-37,50C


3) Pengeluaran lochea lancar dan tidak berbau busuk

Intervensi :
1) Observasi tanda-tanda vital khususnya suhu setiap 4 jam
Rasional : peningkatan tanda-tanda vital menunjukkan

adanya infeksi.
2) Observasi pengeluaran lochea serta karakteristiknya
Rasional : lochea secara normal mempunyai bau amis

namun apabila lochea purulen dan berbau busuk

menandakan adanya infeksi.


3) Observasi tanda-tanda infeksi tiap 4 jam sekali
Rasional : dengan observasi tanda infeksi dapat diketahui

secara dini adanya tanda infeksi sehingga bisa dicegah

secara dini
4) Anjurkan ibu untuk mengganti pembalut 3 kali sehari,

apabila dirasa penuh serta cebok yang benar.


Rasional : diharapkan dapat mencegah perkembangan

infeksi sehingga infeksi tidak terjadi.


5) Jelaskan pada ibu tentang tanda-tanda infeksi.
Rasional : diharapkan ibu mengetahui tanda infeksi

sehingga ibu dapat melaporkan terjadinya tanda infeksi


6) Delegatif pemberian antibiotik
Rasional : antibiotik dapat mencegah infeksi.

c. Nyeri akut berhubungan dengan trauma jaringan sekunder

akibat luka episiotomi


Tujuan : nyeri berkurang atau terkontrol
Kriteria hasil :
1) Ibu mengatakan nyeri berkurang
2) Skala nyeri 1-2 dari skala 10 yang diberikan
3) Nadi 60-100x/menit
Intervensi :
1) Observasi skala nyeri tiap 30 menit sekali
Rasional : untuk memantau adanya perubahan skala nyeri
36

2) Observasi tanda-tanda vital


Rasional: peningkatan nyeri akan ditunjukkan oleh nadi
3) Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi
Rasional: membantu mengalihkan perhatian ibu dari nyeri

yang dirasakan
4) Delegatif pemberian analgetika
Rasional : mengurangi nyeri secara konservatif.
d. Kurang pengetahuan tentang perawatan diri dan bayi

berhubungan dengan terbatasnya informasi tentang perawatan

diri dan bayi.


Tujuan : Pengetahuan klien meningkat
Kriteria hasil:
1) Ibu mengatakan mengerti akan penjelasan yang diberikan.
2) Ibu dapat mendemonstrasikan apa yang diberikan.
Intervensi:
1) Observasi tingkat pengetahuan tentang perawatan post

partum.
Rasional : mengetahui sejauh mana pengetahuan ibu

tentang cara perawatan post partum


2) Berikan rencana penyuluhan/ KIE tertulis dengan

menggunakan format standarisasi


Rasional : membantu menjamin kelengkapan informasi

yang diterima ibu dari perawat


3) Beri KIE yang berhubungan dengan perawat post partum

seperti cara merawat payudara, merawat tali pusat,

memandikan bayi dan cara cebok yang benar.


Rasional : menambah pengetahuan ibu tentang perawatan

post partum.
4) Demonstrasikan cara merawat payudara, memandikan bayi

dan perawatan tali pusat


Rasional : demonstrasi memudahkan ibu mengingat

informasi.
37

5) Evaluasi kembali penjelasan yang telah diberikan pada ibu

tentang perawatan post partus.


Rasional : mengetahui sejauh mana pemahaman ibu pada

penjelasan yang diberikan


6) Libatkan keluarga dalam perawatan post partum
Rasional : dapat meningkatkan rasa percaya diri ibu karena

mendapat dukungan dari keluarga terdekat


e. Perubahan eliminasi urine berhubungan dengan adanya trauma

mekanis
Tujuan : pola berkemih tetap lancar
Kriteria hasil:
1) Ibu dapat berkemih dengan lancar
2) Tidak ada distensi kandung kemih
Intervensi :
1) Perhatian dan catat jumlah, warna dan konsistensi urine
Rasional : memantau haluaran urine dan adanya

perdarahan
2) Berikan cairan peroral (6-8 gelas/hari)
Rasional : memperhatikan hidrasi dan aliran urine yang

baik
3) Palpasi kandung kemih
Rasional : mengetahui apakah kandung kemih dalam

keadaan penuh atau tidak


4) Tes urine terhadap albumin dan aseton
Rasional : mengevaluasi adanya albumin dalam urine.
f. Menyusui tidak efektif berhubungan dengan kesulitan

mendekati atau menghisap terhadap puting yang tidak

menonjol.
Tujuan : menyusui efektif
Kriteria hasil:
1) Puting susu ibu menonjol keluar
2) Ibu dapat menyusui dengan baik
3) Kebutuhan bayi akan ASI terpenuhi
Intervensi :
1) Kaji pengetahuan ibu tentang laktasi
Rasional : mengetahui pemahaman ibu mengenai laktasi
2) Ajarkan ibu cara menyusui yang benar
38

Rasional : meningkatkan pengetahuan ibu tentang cara

menyusui
3) Beri penjelasan tentang pentingnya laktasi
Rasional : laktasi meningkatkan asupan yang adekuat.
g. Risiko konstipasi berhubungan dengan nyeri pada perineum
Tujuan : konstipasi tidak terjadi
Kriteria hasil:
1) Ibu BAB 1-2 kali sehari
2) Tidak ada distensi pada abdomen

Intervensi :
1) Auskultasi adanya bising usus, perhatian kebiasaan

pengosongan normal
Rasional : mengevaluasi abnormalitas pada usus
2) Palpasi abdomen, perhatikan distensi abdomen
Rasional : mengetahui adanya pembentukan gas dan

akumulasi atau kemungkinan illeus paralitik


3) Anjurkan latihan kaki dan pencegahan abdominal, tindakan

ambulasi dini.
Rasional : latihan kaki mengencangkan otot-otot abdomen

dan ambulasi progresif setelah 24 jam meningkatkan

peristaltik dan pengeluaran gas.


4) Anjurkan cairan-cairan oral yang adekuat (6-8 gelas/hari)
Rasional : mencegah konstipasi
5) Kolaborasi pemberian pelunak feces
Rasional : melunakkan feces, merangsang peristaltik usus

dan membantu mengembalikan fungsi usus.


h. Ansietas berhubungan dengan krisis situasi, ancaman pada diri

dan transisi peran


Tujuan : ansietas berkurang sampai hilang
Kriteria hasil:
1) Ibu mengatakan tidak cemas lagi
2) Ekspresi wajah tidak tegang
39

3) Nadi 60-100x/menit
Intervensi :
1) Tentukan tingkat ansietas ibu dan sumber dari masalah
Rasional : mengetahui tingkat kecemasan ibu
2) Bantu ibu dalam mengidentifikasi mekanisme koping yang

efektif
Rasional: membantu memfasilitasi adaptasi yang positif

terhadap peran baru, mengurangi perasaan ansietas


3) Beri informasi yang akurat tentang keadaan ibu dan bayi.
Rasional: kurangnya informasi atau kesalahpahaman dapat

meningkatkan ansietas.
4. Pelaksanaan
Implementasi adalah pelaksanaan dari rencana intervensi untuk

mencapai tujuan yang spesifik. Tahap implementasi dimulai setelah

rencana intervensi disusun dan ditujukan pada nursing orders untuk

membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu

rencana intervensi yang spesifik dilaksanakan untuk memodifikasi

faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan klien (Nursalam,

2013).
5. Evaluasi
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses

keperawatan yang menandakan keberhasilan dari diagnosa

keperawatan, rencana intervensi, dan implementasinya. Tahap evaluasi

memungkinkan perawat untuk memonitor “kealpaan” yang terjadi

selama tahap pengkajian, analisis, perencanaan, dan implementasi

intervensi (Nursalam, 2013).


Setelah melaksanakan tindakan keperawatan yang diharapkan

adalah sesuai dengan rencana tujuan :


1 Tidak terjadi kekurangan volume cairan
2 Tidak terjadi infeksi
3 Nyeri berkurang atau terkontrol
40

4 Pola berkemih optimal dan lancar


5 Konstipasi tidak terjadi
6 Menyusui efektif
7 Ansietas berkurang sampai hilang
8 Pengetahuan ibu meningkat
52

BAB III
METODE STUDI KASUS

A. Desain Studi Kasus


Desain yang digunakan dalam laporan karya tulis ilmiah ini adalah

studi kasus. Studi kasus ini adalah studi untuk mengeksplorasi masalah

asuhan keperawatan pada ibu primipara dengan post partum spontan belakang

kepala di Ruang Dara RSUD Wangaya Kota Denpasar.

B. Subyek Studi Kasus


Pada studi kasus ini subyek yang dipakai adalah dua orang ibu

primipara yaitu Ibu I “TR” dan Ibu II “YM” dengan diagnose post partum

spontan belakang kepala di Ruang Dara RSUD Wangaya.

C. Fokus Studi
Fokus studi kasus ini adalah memberikan asuhan keperawatan pada ibu

primipara dengan post partum spontan belakang kepala secara komprehensif.

D. Definisi Operasional Fokus Studi


1. Asuhan keperawatan
Pada studi kasus ini asuhan keperawatan yang dilakukan adalah asuhan

keperawatan pada ibu dengan post partum (primipara) yang dimulai secara

sistematis dan terarah mulai dari pengkajian, pendiagnosaan, perencanaan,

pelaksanaan, evaluasi dan menganalisis perbedaan respon ibu I dan ibu II


52
pada pembahasan.
2. Ibu primipara
Dalam studi kasus ini sudah menggunakan ibu primipara sebagai subyek,

ibu yang memiliki data homogen yaitu usia yang hampir sama, sama-sama

tidak memiliki komplikasi selama persalinan, ibu bisa membaca dan


53

menulis, tidak mengalami gangguan jiwa, ibu sangat kooperatif dan mau

dijadikan subyek studi kasus ini.


3. Post partum spontan belakang kepala
Dalam studi kasus ini sudah menggunakan ibu yang melakukan

persalinan normal keluar dari Ruang VK sampai 1 hari di rawat di Ruang

Dara RSUD Wangaya.

E. Instrumen Studi Kasus


Instrument penelitian adalah alat – alat yang digunakan untuk pengumpulan

data. Instrument penelitian ini menggunakan: formulir, observasi, formulir –

formulir lain yang berkaitan dengan pencatatan data (Swarjana, 2015).


Dalam studi kasus ini instrument yang digunakan untuk pengambilan data

pada ibu primipara dengan post partum spontan belakang kepala

menggunakan format asuhan keperawatan maternitas, setelah itu mempelajari

data yang didapatkan oleh penulis baik dari catatan medis maupun tim

kesehatan lain yang berhubungan dengan kasus sebagai bahan untuk

menunjang tindakan keperawatan dan perkembangan ibu.

F. Metode Pengumpulan Data


Pengumpulan data pada tahap pengkajian dapat dilakukan dengan tiga metode

yaitu : komunikasi, observasi dan pemeriksaan fisik (Nursalam, 2013).


1. Wawancara
Wawancara merupakan metode yang digunakan untuk mengumpulkan data,

bercakap-cakap berhadapan muka (face to face) dengan orang tersebut

sehingga data tersebut diperoleh langsung dari responden melalui suatu

percakapan (Notoatmodjo, 2012). Dalam studi kasus ini dengan metode

wawancara didapat data yaitu identitas ibu, keluhan utama ibu masuk
54

Rumah Sakit, keluhan utama saat pengkajian, riwayat obstetric, riwayat

kesehatan masa lalu ibu, riwayat penyakit keluarga, data bio, psiko, social

dan spiritual.
2. Observasi
Observasi merupakan kegiatan mengamati perilaku dan keadaan ibu untuk

memperoleh data tentang masalah kesehatan ibu. Dalam studi kasus ini

dengan metode observasi data yang didapat yaitu keadaan umum ibu dan

bayi, dan pemeriksaan fisik ibu.

3. Pemeriksaan fisik
Dalam studi kasus ini menggunakan metode pemeriksaan fisik untuk

memperoleh data obyektif ibu.


4. Studi dokumentasi
Studi dokumentasi merupakan metode yang digunakan dengan melihat

data-data lain yang relevan dengan kondisi ibu. Dalam studi kasus ini

menggunakan metode studi dokumentasi data yang didapat yaitu

pemeriksaan penunjang ibu.

G. Lokasi dan Waktu Studi Kasus


Lokasi penelitian harus menjadi perhatian serius oleh seorang peneliti.

Peneliti harus mempertimbangkan dengan baik dimana penelitian akan

dilaksanakan, mengapa di tempat tersebut, kemudian kapan sebaiknya

penelitian dilakukan, dan berapa lama penelitian akan dilakukan (Swarjana,

2015 : hal 51).


Studi kasus ini dilakukan di Ruang Dara RSUD Wangaya, yang

seharusnya waktu perawatan ibu 3x24 jam namun hanya dilaksanakan selama

1x24 jam karena ibu diperbolehkan pulang, selanjutnya dilakukan kunjungan


55

rumah sebanyak 2 kali pada ibu I dan ibu II. Pada ibu I “TR” dilakukan mulai

tanggal 4 – 7 April 2019, dengan perawatan di rumah sakit dan dilanjutkan

kunjungan rumah pada tanggal 6 dan 7 April 2019. Pada Ibu II “YM”

dilakukan mulai tanggal 10 – 12 April 2019, dengan perawatan di rumah sakit

dan dilanjutkan dengan kunjungan rumah pada tanggal 12 dan 13 April 2019.

H. Analisis Data dan Penyajian Data


Analisis data penelitian adalah salah satu tahapan penelitian yang

sangat penting yang harus dikerjakan dan dilalui oleh seorang peneliti.

Keakuratan data penelitian belum dapat menjamin keakuratan hasil penelitian.

Data yang akurat memerlukan analisis data yang tepat.


Analisa data dilakukan dengan cara mengemukakan fakta, selanjutnya

membandingkan dengan teori yang ada dan selanjutnya dituangkan dengan

opini pembahasan. Teknik analisis yng dilakukan dengan cara menarasikan

jawaban-jawaban yang diperoleh dari hasil interpretasi wawancara mendalam

yang dilakukan untuk menjawab rumusan masalah. Teknik analisis digunakan

dengan cara observasi oleh peneliti dan studi dokumentasi yang menghasilkan

data untuk selanjutnya diinterpretasikan dan dibandingkan dengan teori yang

ada sebagai bahan untuk memberikan rekomendasi dalam intervensi tersebut.

Urutan dalam analisis adalah :


1. Pengumpulan data
Data dikumpulkan dari hasil wawancara, observasi, pemeriksaan fisik

dan dokumen atau catatan medis. Hasil ditulis dalam bentuk catatan

lapangan, kemudian disalin dalam bentuk transkrip atau catatan


56

terstruktur. Dalam studi kasus ini sudah menggunakan teknik wawancara,

observasi, pemeriksaan fisik dan studi dokumeentasi.


2. Mereduksi data
Data hasil wawancara yang terkumpul dalam bentuk catatan lapangan

dijadikan satu dalam bentuk transkrip dan dikelompokkan menjadi data

subyektif dan obyektif, dianalisis berdasarkan hasil pemeriksaan

diagnostik keemudian dibandingkan nilai normal.


3. Penyajian data
Penyajian data dapat dilakukan dengan table, gambar, bagan maupun teks

naratif. Kerahasiaan dari klien dijamin dengan jalan mengaburkan

identitas dari klien. Dalam studi kasus ini sudah dapat disajikan dalam

bentuk table yang mulai dari pengkajian keperawatan, diagnosa

keperawatan, rencana keperawatan, implementasi keperawatan dan

terakhir evaluasi keperawatan. Selain dalam bentuk table studi kasus ini

juga disajikan dalam bentuk narasi pada pembahasan dan kesimpulan, dan

identitas ibu menggunakan nama inisial.


4. Kesimpulan
Dari data yang disajikan, kemudian data dibahas dan dibandingkan

dengan hasil-hasil penelitian terdahulu dan secara teoritis dengan perilaku

kesehatan. Penarikan kesimpulan dilakukan dengan metode induksi. Data

yang dikumpulkan terkait dengan data pengkajian, diagnosis,

perencanaan, tindakan dan evaluasi. Dalam studi kasus ini setelah

dilakukan asuhan keperawatan pada ibu I dan ibu II, dibandingkan

perbedaan ibu I dan ibu II pada pembahasan dan selanjutnya dapat ditarik

kesimpulan pada BAB V di kesimpulan.


57

I. Etika Studi Kasus


Dalam penelitian, banyak hal yang harus dipertimbangkan, tidak

hanya metode desain, dan aspek lainnya, tetapi assda hal yang sangat penting

dan serius yang harus diperhatikan oleh peneliti yaitu “Ethical Principles”.

Hal ini memang menjadi pertimbangan dan hal mutlak yang harus dipatuhi

oleh peneliti di bidng apapun, termasuk bidang kesehatan, keperawatan,

kebidanan, kedokteran dan lain-lain (Swarjana, 2015 : hal 170-171).


Etika yang mendasari penyusunan studi kasus, terdiri dari :
1. Information sheet
2. Lembar informasi yang berisi informasi yang akan disampaikan kepada

calon subyek penelitian dan atau keluarganya sebelum mereka memutuskan

bersedia menjadi subyek atau tidak. Sebelum melakukan pengkajian pada

ibu I dan ibu II dilakukan Information sheet untuk memberikan informasi

pada ibu dan keluarga untuk meminta persetujuan bahwa ibu akan dijasikan

pastisipan dalam studi kasus ini.


3. Informed consent (persetujuan menjadi klien)
Informed consent berarti partisipan punya informasi yang adekuat tentang

penelitian, mampu memahamiinformasi, bebas menentukan pilihan,

memberikan kesempatan mereka untuk ikut atau tidak ikut berpartisipasi

dalam penelitian secara sukarela (Swarjana, 2015). Setelah ibu mendapat

informasi dan bersedia menjadi partisipan dalam studi kasus ini, ibu harus

menandatangani informed consent sebagai bukti bahwa ibu sudah bersedia

sebagai partisipan studi kasus ini.


4. Anonymity (tanpa nama)
58

Kerahasiaan dijaga dengan tanpa menyebutkan nama (Swarjana,

2015). Artinya saat melakukan penelitian tidak boleh menyebutkan nama

pasien hanya menggunakan inisial saja. Dalam studi kasus ini nama asli ibu

dan keluarga sudah tidak dicantumkan, hanya menggunakan nama inisial

saja.
5. Confidentiality (kerahasiaan)
a. Mencantumkan identifikasi informa (nama, alamat) ketika memang

sangat dibutuhkan (sangat penting).


b. Membuat atau mencantumkan ID number.
c. Menyimpan data dalam a locked file.
d. Hanya boleh dilihat dari orang-orang tertentu yang sangat

berkepentingan (sangat membutuhkan).


e. Jika terdapat informasi yang sangat spesifik, dapat dibuatkan nama

fiktif.

Dalam studi kasus ini data yang didapatkan dari ibu maupun keluarga

sudah dirahasiakan dan tidak memberi tahu siapapun.


6. Implementasi keperawatan
Tabel IV. 14 Pelaksanaan Keperawatan Pada Ibu I dan Ibu II dengan
P1001 Post Partum Spontan Belakang Kepala di Ruang Dara RSUD Wangaya.

Hari/Tg No Tindakan Keperawatan Evaluasi Paraf


l/Jam Dx

Ibu I
Kamis, 3 Mengkaji tingkat pengetahuan ibu tentang cara memandikan bayi dan DS: Ibu mengatakan belum mengerti cara Jesica
4 April merawat tali pusat. memandikan bayi dan merawat tali
2019 pusat.
Pukul DO: Ibu tampak bertanya-tanya tentang
08.10 cara memandikan bayi dan merawat
WITA tali pusat.
Pukul 3 Memberi informasi tentang cara memandikan bayi dan merawat tali DS:- Jesica
09.00 pusat. DO: Ibu tampak menyimak dengan baik
WITA apa yang dijelaskan oleh perawat.
Pukul 3 Mendemonstrasikan tentang cara memandikan bayi dan merawat tali DS: Ibu mengatakan mengerti dengan Jesica
09.20 pusat. peragaan yang dilakukan oleh
WITA perawat dan ibu mengatakan pasti
bisa melakukannya sendiri
DO:Ibu tampak mengerti cara
memandikan bayi dan perawatan tali
pusat.
Pukul 3 Mengevaluasi pemberian informasi yang telah diberikan dengan DS: Ibu mengatakan sudah mengerti cara Jesica
09.30 menganjurkan ibu mengulang informasi yang diberikan memandikan bayi dan merawat tali
WITA pusat.

85
DO: Ibu tampak mengerti dengan apa
yang dijelaskan dan mampu
mengulang penjelasan yang
diberikan.
Pukul 1 Memberikan obat Asam mefenamat 500 mg DS: - Jesica
11.00 DO: Obat tampak sudah diminum dan
WITA tidak ada reaksi alergi.
Pukul 1, 2 Mengobservasi keadaan umum dan tanda-tanda vital DS: - Jesica
11.05 DO: TD:110/80 mmHg, S: 36,60C, N:
WITA 89x/menit, RR: 20x/menit
Pukul 1, 2 Mengobservasi keadaan umum dan tanda-tanda vital bayi DS: - Jesica
11.10 DO: S: 36,80C, HR: 140x/menit, RR:
WITA 48x/menit
Pukul 1 Mengobservasi keluhan nyeri dengan tehnik PQRST DS: Ibu mengatakan nyeri pada luka Jesica
11.30 jahitan bekas robekan setelah
WITA melahirkan, ibu mengatakan nyeri
seperti teriris-iris, ibu mengatakan
skala nyeri 3 dari skala nyeri yang
diberikan, nyeri dirasakan saat ibu
bergerak.
DO: Ibu tampak meringis saat
menggerakkan tubuhnya
Pukul 1 Memberi ibu posisi nyaman seperti semi fowler atau miring kanan dan DS: Ibu mengatakan merasa nyaman Jesica
11.40 kiri dengan posisi yang diberikan.
WITA DO: Ibu tampak nyaman dengan posisi
yang diberikan.
Pukul 1 Mengajarkan tehnik distraksi seperti membaca, mengobrol dengan DS: Ibu mengatakan nyeri sedikit Jesica
11.45 keluarga dan tehnik distraksi seperti menarik nafas dalam saat nyeri berkurang.
WITA DO: Pasien tampak sedikit meringis saat
menggerakkan badannya.
Pukul 2 Mengobservasi tanda-tanda infeksi (rubor, kalor, tumor, dolor, dan DS: - Jesica

86
12.30 fungsiolasia) DO: Tidak tampak tanda-tanda infeksi
WITA
Pukul 2 Mengobservasi pengeluaran lochea beserta karakteristik (bau, jumblah DS: Ibu mengatakan sejak pagi sudah Jesica
12.32 dan warna) mengganti pembalut sebanyak satu
WITA kali.
DO: Pembalut tampak terisi sebagian,
terdapat lochea rubra dengan
karakteristik berwarna merah, dan
bau khas darah.
Pukul 2 Menjelaskan kepada ibu tanda-tanda infeksi (rubor, kalor dolor, tumor, DS: Ibu mengatakan mengerti dengan apa Jesica
12.35 dan fungsiolasia) yang sudah dijelaskan perawat
WITA DO: Ibu tampak mengerti dengan apa
yang dijelaskan
Pukul 2 Memberikan ibu KIE tentang vulva hygiene dan menyarankan ibu DS: Ibu mengatakan mengerti dengan apa Jesica
12.40 untuk mengganti pembalut setiap kali pembalut terasa penuh yang dijelaskan perawat.
WITA DO: Ibu tampak mengerti dengan
penjelasan yang diberikan.
Pukul 2 Menjelaskan kepada ibu cara cebok yang benar, menganjurkan ibu DS: Ibu mengatakan mengerti dengan apa Jesica
12.45 sebelum dan sesudah cebok untuk mencuci tangan yang bersih yang dijelaskan perawat.
WITA DO: Ibu tampak mengerti dengan
penjelasan yang diberikan dan
mampu mengulangnya kembali.
Pukul 2 Memberikan obat Cefadroxil 500mg DS: - Bidan
15.00 DO: Obat tampak sudah diminum dan
WITA tidak ada reaksi alergi.
Pukul 1, 2 Mengobservasi keadaan umum dan tanda-tanda vital DS: - Bidan
17.05 DO: TD:120/80 mmHg, S: 36,50C, N:
WITA 86x/menit, RR: 20x/menit
Pukul 1, 2 Mengobservasi keadaan umum dan tanda-tanda vital bayi DS: - Bidan
17.10 DO: S: 36,90C, HR: 146x/menit, RR:
WITA 49x/menit

87
Pukul 1 Memberikan obat Asam mefenamat 500 mg DS: - Bidan
19.00 DO: Obat tampak sudah diminum dan
WITA tidak ada reaksi alergi.
Jumat, 1, 2 Memberikan obat Asam mefenamat 500 mg dan Cefadroxil 500 mg DS: - Bidan
5 April DO: Obat tampak sudah diminum dan
2019 tidak ada reaksi alergi.
Pukul
03.00
WITA

Pukul 1, 2 Mengobservasi keadaan umum dan tanda-tanda vital ibu DS:- Jesica
05.00 DO: TD:120/80 mmHg, S: 36,90C, N:
WITA 84x/menit, RR: 20x/menit
Pukul 1, 2 Mengobservasi keadaan umum dan tanda-tanda vital bayi DS: - Bidan
05.05 DO: S: 37,10C, HR: 145x/menit, RR:
WITA 49x/menit
Pukul 1 Mengobservasi keluhan nyeri dengan tehnik PQRST DS: Ibu mengatakan nyeri pada luka Bidan
08.00 jahitan bekas robekan setelah
WITA melahirkan, ibu mengatakan nyeri
seperti teriris-iris, ibu mengatakan
skala nyeri 3 dari skala nyeri yang
diberikan, nyeri dirasakan saat ibu
bergerak.
DO: Ibu masih tampak sedikit meringis
saat menggerakkan tubuhnya
Pukul 1 Mengajarkan tehnik distraksi seperti membaca, mengobrol dengan DS: Ibu mengatakan nyeri sedikit Jesica
08.10 keluarga dan tehnik distraksi seperti menarik nafas dalam saat nyeri berkurang.
WITA DO: Pasien tampak sedikit meringis saat
menggerakkan badannya.

88
Pukul 2 Mengobservasi tanda-tanda infeksi (rubor, kalor, tumor, dolor, dan DS: - Jesica
08.25 fungsiolasia) DO: Tidak tampak tanda-tanda infeksi
WITA
Pukul 2 Mengobservasi pengeluaran lochea beserta karakteristik (bau, jumlah DS: Ibu mengatakan sudah mengganti Jesica
08.26 dan warna) pembalut sebanyak satu kali saat
WITA mandi pagi.
DO: Pembalut terisi sepertiga bagian,
terdapat lochea rubra dengan
karakteristik berwarna merah, dan
bau khas darah.
Pukul 1, 2, Follow up hasil visite dokter dengan hasil visite KU ibu baik, KU bayi DS: Ibu mengatakan mengerti dengan Jesica
09.20 3 baik dan instruksi dokter ibu dan bayi BPL. intruksi yang diberikan dan merasa
WITA senang karena ibu dan bayi sudah
diperbolehkan pulang.
DO: Ibu tampak mengerti dengan
penjelasan yang diberikan.

Pukul Memberikan ibu dischard planing tentang imunisasi lanjutan pada bayi, DS: Ibu mengatakan mengerti dengan Jesica
09.25 tanda bahaya nifas dan kontrol selanjutnya penjelasan yang diberikan dan akan
WITA berusaha melaksanakannya.
DO: Ibu tampak mengerti dengan
penjelasan yang diberikan perawat.

Sabtu, 6 1,2 Mengobservasi KU ibu dan tanda-tanda vital ibu DS: -


April DO: TD:120/80 mmHg, S: 36,50C, N:
2019 80x/menit, RR: 20x/menit
Pukul
15.30
WITA

89
Pukul 1,2 Mengobservasi KU bayi dan tanda-tanda vital bayi DS:-
15.40 DO: S: 37,10C, RR: 49x/menit.
WITA
Pukul 1 Mengobservasi skala nyeri yang dirasakan oleh ibu DS: Ibu mengatakan masih merasa sakit
15.45 pada bagian luka jahitan jalan lahir,
WITA skala nyeri yang dirasakan ibu 3 dari
1-10 skala nyeri yang diberikan,
nyeri dirasakan seperti teriris-iris
dan semakin terasa jika ibu merubah
posisi.
DO: Ibu tampak sedikit meringis saat
bergerak.
Pukul 2 Mengevaluasi penyuluhan yang diberikan di Rumah Sakit mengenai DS: Ibu mengatakan sudah menerapkan
15.55 cara pencegahan terjadinya infeksi salah satunya dengan menerapkan cara cebok yang benar dan selau
WITA cara cebok yang benar. mengeringkan luka jahitan apabila
selesai BAB dan BAK dan ibu
mengatakan luka masih lembab
tidak ada tanda-tanda infeksi.
DO: Ibu tampak mau menerapkan cara
pencegahan infeksi.
Pukul 3 Mengevaluasi cara ibu memandikan bayi dan merawat tali pusat. DS: Ibu mengatakan sudah bisa
16.30 memandikan bayinya namun masih
WITA didampingi oleh ibu mertuanya
DO: Ibu tampak sedang berusaha mandiri
dalam memandikan bayi dan
merawat tali pusat namun masih
tampak ibu mertua mendampingi
ibu.

90
Minggu 1,2 Mengobservasi KU ibu dan tanda-tanda vital ibu DS: -
, 7 April DO: TD:120/80 mmHg, S: 36,70C, N:
2019 82x/menit, RR: 20x/menit
Pukul
16.00
WITA
Pukul 1, 2 Mengobservasi KU bayi dan tanda-tanda vital bayi DS:-
16.10 DO: S: 36,80C, RR: 45x/menit.
WITA
Pukul 1 Mengobservasi skala nyeri yang dirasakan oleh ibu DS: Ibu mengatakan masih merasa sakit
16.15 pada bagian luka jahitan
WITA melahirkan, skala nyeri yang
dirasakan ibu 2 dari 1-10 skala nyeri
yang diberikan, nyeri dirasakan
seperti teriris-iris dan nyeri tidak
bertambah saat ibu bergerak.
DO: Ibu tampak tidak meringis lagi saat
bergerak
Pukul 2 Memberikan ibu motivasi agar tetap menerapkan cara cebok yang DS: Ibu mengatakan akan tetap
16.20 benar. menerapkan cara cebok yang benar
WITA agar tidak terjadi infeksi dan ibu
mengatakan tidak ada tanda-tanda
infeksi luka masih lembap
DO: Ibu tampak mau menerapkan intruksi
yang diberikan.

91
Pukul 3 Mengevaluasi cara ibu dalam memandikan bayi dan merawat tali pusat DS: Ibu mengatakan sudah berani
16.45 bayi memandikan bayinya sendiri tanpa
WITA didampingi oleh ibu mertua.
DO: Ibu tampak mandiri dalam
memandikan dan melakukan
perawatan tali pusat pada bayinya
tanpa didampingi oleh ibu
mertuanya.

Ibu II
Selasa, 3 Mengkaji tingkat pengetahuan ibu tentang cara memandikan bayi dan DS: Ibu mengatakan pernah melihat Jesica
10 April merawat tali pusat kakak sepupunya memandikan bayi
2019 tetapi ibu tidak mengetahui cara
Pukul memandikan bayi yang benar dan
08.30 merawat tali pusat karena ini
WITA merupakan kelahiran anak pertama
DO: Ibu tampak bertanya-tanya tentang
cara memandikan bayi baru lahir
dan perawatan tali pusat.
Pukul 1, 2 Memberikan obat Asam Mefenamat 500mg dan Cefadroxil 500mg DS: - Jesica
09.00 DO: Obat tampak sudah diminum dan
WITA tidak ada reaksi alergi.
Pukul 1, 2 Mengobervasi keadaan umum dan tanda-tanda vital ibu DS: - Jesica
11.00 DO: TD:120/80 mmHg, S: 36,60C, N:
WITA 78x/menit, RR: 20x/menit

Pukul 1, 2 Mengobservasi tanda-tanda vital dan keadaan umum bayi DS: - Jesica
11.05 DO: S: 36,80C, HR: 143x/menit, RR:
WITA 49x/menit
Pukul 1 Mengobservasi keluhan nyeri dengan tehnik PQRST DS: Ibu mengatakan nyeri pada luka Jesica

92
11.10 jahitan bekas robekan setelah
WITA melahirkan, nyerinya seperti teriris-
iris, ibu mengatakan skala nyerinya 4
dari 0-10 skala nyeri yang diberikan
DO: Ibu tampak meringis saat
mmenggerakkan tubuhnya
Pukul 1 Memberi ibu posisi nyaman seperti semi fowler atau miring kanan dan DS: Ibu mengatakan merasa nyaman Jesica
11.14 kiri dengan posisi yang diberikan.
WITA DO: Ibu tampak nyaman dengan posisi
yang diberikan

Pukul 1 Mengajarkan tehnik distraksi seperti membaca, mengobrol dengan DS: Ibu mengatakan nyeri sedikit Jesica
11.16 keluarga dan tehnik distraksi seperti menarik nafas dalam saat nyeri berkurang.
WITA DO: Pasien tampak sedikit meringis saat
menggerakkan badannya.
Pukul 2 Mengobservasi pengeluaran lochea beserta karakteristik (bau, jumblah DS: Ibu mengatakan sejak pagi sudah Jesica
11.30 dan warna) mengganti pembalut sebanyak satu
WITA kali.
DO: pembalut terisi setengah bagian,
terdapat lochea rubra dengan
karakteristik berwarna merah, , dan
bau khas darah.
Pukul 2 Mengobservasi tanda-tanda infeksi (rubor, kalor, tumor, dolor, dan DS: - Jesica
11.32 fungsiolasia) DO: Tidak tampak tanda-tanda infeksi
WITA
Pukul 2 Menjelaskan kepada ibu tanda-tanda infeksi (rubor, kalor dolor, tumor, DS: Ibu mengatakan mengerti dengan apa Jesica
11.35 dan fungsiolasia) yang sudah dijelaskan perawat
WITA DO: Ibu tampak mengerti dengan apa
yang dijelaskan.
Pukul 2 Memberikan ibu KIE tentang vulva hygiene dan menyarankan ibu DS: Ibu mengatakan mengerti dengan apa Jesica
11.40 untuk mengganti pembalut setiap kali pembalut terasa penuh yang dijelaskan perawat.

93
WITA DO: Ibu tampak mengerti dengan
penjelasan yang diberikan.

Pukul 2 Menjelaskan kepada ibu cara cebok yang benar, menganjurkan ibu DS: Ibu mengatakan mengerti dengan apa Jesica
11.45 sebelum dan sesudah cebok untuk mencuci tangan yang bersih yang dijelaskan perawat.
WITA DO: Ibu tampak mengerti dengan
penjelasan yang diberikan dan
mampu mengulangnya kembali.
Pukul 1 Memberikan obat Asam mefenamat 500 mg DS: - Bidan
17.00 DO: Obat tampak sudah diminum dan
WITA tidak ada reaksi alergi.
Pukul 1, 2 Mengobervasi keadaan umum dan tanda-tanda vital ibu DS: - Bidan
17.10 DO: TD:120/80 mmHg, S: 36,60C, N:
WITA 76x/menit, RR: 20x/menit
Pukul 1, 2 Mengobservasi tanda-tanda vital dan keadaan umum bayi DS: - Bidan
17.05 DO: S: 36,80C, HR: 148x/menit, RR:
WITA 48x/menit
Pukul 2 Memberikan obat Cefadroxil 500mg DS: - Bidan
21.00 DO: Obat tampak sudah diminum dan
WITA tidak ada reaksi alergi.
Rabu, 1 Memberikan obat Asam mefenamat 500 mg DS: - Bidan
11 April DO: Obat tampak sudah diminum dan
2019 tidak ada reaksi alergi.
Pukul
01.00
WITA
Pukul 1, 2 Mengobervasi keadaan umum dan tanda-tanda vital ibu DS: - Bidan
05.00 DO: TD:120/80 mmHg, S: 36,50C, N:
WITA 88x/menit, RR: 20x/menit
Pukul 1, 2 Mengobservasi tanda-tanda vital dan keadaan umum bayi DS: - Bidan
DO: S: 36,90C, HR: 146x/menit, RR:

94
05.05 48x/menit
WITA
Pukul 1 Mengobservasi keluhan nyeri dengan tehnik PQRST DS: Ibu mengatakan nyeri pada luka Jesica
08.00 jahitan bekas robekan setelah
WITA melahirkan, nyerinya seperti teriris-
iris, ibu mengatakan skala nyerinya 3
dari 0-10 skala nyeri yang diberikan
DO: Ibu masih tampak meringis saat
menggerakkan tubuhnya.

Pukul 1 Mengajarkan tehnik distraksi seperti membaca, mengobrol dengan DS: Ibu mengatakan nyeri sedikit Jesica
08.05 keluarga dan tehnik distraksi seperti menarik nafas dalam saat nyeri berkurang.
WITA DO: Pasien tampak sedikit meringis saat
menggerakkan badannya.
Pukul 1 Memberikan obat Asam mefenamat 500 mg dan Cefadroxil 500 mg DS: - Jesica
09.00 DO: Obat tampak sudah diminum dan
WITA tidak ada reaksi alergi.

Pukul 3 Memberi informasi tentang cara memandikan bayi dan merawat tali DS:- Jesica
09.10 pusat DO: Ibu tampak menyimak dengan baik
WITA apa yang dijelaskan oleh perawat.
Pukul 3 Mendemonstrasikan tentang cara memandikan bayi dan merawat tali DS: Ibu mengatakan mengerti dengan Jesica
09.20 pusat peragaan yang dilakukan oleh
WITA perawat
DO:Ibu tampak mengerti cara
memandikan bayi dan perawatan tali
pusat.

Pukul 3 Mengevaluasi pemberian informasi yang telah diberikan dengan DS: Ibu mengatakan sudah mengerti cara Jesica
09.30 menganjurkan ibu mengulang informasi yang diberikan memandikan bayi dan merawat tali
WITA pusat.

95
DO: Ibu tampak mengerti dengan apa
yang dijelaskan dan mampu
mengulang penjelasan yang diberikan.
Pukul 1, 2, Follow up hasil visite dokter dengan hasil visite KU ibu baik, KU bayi DS: Ibu mengatakan mengerti dengan Jesica
09.35 3 baik dan instruksi dokter ibu dan bayi BPL. intruksi yang diberikan.
WITA DO: Ibu tampak mengerti dengan
penjelasan yang diberikan.
Pukul Memberikan ibu dischard planing tentang imunisasi lanjutan pada DS: Ibu mengatakan mengerti dengan Jesica
09.40 bayi,tanda bahaya nifas dan kontrol selanjutnya penjelasan yang diberikan dan akan
WITA berusaha melaksanakannya.
DO: Ibu tampak mengerti dengan
penjelasan yang diberikan perawat

Jumat, 1,2 Mengobervasi keadaan umum dan tanda-tanda vital ibu DS: -
12 April DO: TD:120/80 mmHg, S: 36,60C, N:
2019 78x/menit, RR: 20x/menit
Pukul
16.15
WITA
Pukul 1,2 Mengobservasi tanda-tanda vital dan keadaan umum bayi DS: -
16.25 DO: S: 36,70C, RR: 45x/menit
WITA

Pukul 1 Mengobservasi skala nyeri yang dirasakan oleh ibu DS: Ibu mengatakan masih merasa sakit
16.30 pada bagian luka jahitan
WITA melahirkan, skala nyeri yang
dirasakan ibu 2 dari 1-10 skala nyeri
yang diberikan, nyeri dirasakan
seperti teriris-iris dan nyeri tidak
bertambah saat ibu bergerak.

96
DO: Ibu tampak tidak meringis lagi saat
bergerak.
Pukul 2 Mengevaluasi penyuluhan yang diberikan di Rumah Sakit mengenai DS: Ibu mengatakan sudah menerapkan
16.45 cara pencegahan terjadinya infeksi salah satunya dengan menerapkan cara cebok yang benar dan selau
WITA cara cebok yang benar. mengeringkan luka jahitan apabila
selesai BAB dan BAK.
DO: Ibu tampak mau menerapkan cara
pencegahan infeksi.
Pukul 3 Mengevaluasi cara ibu memandikan dan merawat tali pusat bayi DS: Ibu mengatakan memandikan dan
17.00 merawat tali pusat anaknya sendiri
WITA tanpa bantuan orang lain.
DO: Ibu tampak mandiri dalam
memandikan dan merawat tali pusat
bayinya.
Sabtu, 1,2 Mengobervasi keadaan umum dan tanda-tanda vital ibu DS: -
13 April DO: TD:120/80 mmHg, S: 36,50C, N:
2019 78x/menit, RR: 20x/menit
Pukul
15 .30
WITA
Pukul 1,2 Mengobservasi tanda-tanda vital dan keadaan umum bayi DS: -
15.40 DO: S: 36,60C, RR: 47x/menit
WITA
Pukul 1 Mengobservasi skala nyeri yang dirasakan oleh ibu DS: Ibu mengatakan masih merasa sedikit
15.50 sakit pada bagian luka jahitan
WITA melahirkan, skala nyeri yang
dirasakan ibu 2 dari 1-10 skala nyeri
yang diberikan, nyeri dirasakan
seperti teriris-iris dan nyeri tidak
bertambah saat ibu bergerak, ibu

97
mengatakan luka masih lembab.
DO: Ibu tampak tidak meringis lagi saat
bergerak.
Pukul 2 Memberikan ibu motivasi agar tetap menerapkan cara cebok yang DS: Ibu mengatakan akan tetap
16.00 benar. menerapkan cara cebok yang benar
WITA agar tidak terjadi infeksi dan ibu
mengatakan luka masih lembap dan
tidak ada tanda-tanda infeksi.
DO: Ibu tampak mau menerapkan intruksi
yang diberikan.
Pukul 3 Mengevaluasi cara ibu dalam memandikan bayi dan merawat tali pusat DS: Ibu mengatakan sudah terbiasa dan
16.30 tidak merasa takut lagi memandikan
WITA dan merawat tali pusat anaknya
sendiri tanpa bantuan orang lain.
DO: Ibu tampak mandiri dalam
memandikan dan merawat tali pusat
bayinya.

98
93

7. Evaluasi Keperawatan
a. Catatan Perkembangan
Tabel IV.15 Catatan Perkembangan Ibu I dan Ibu II dengan Post
Partum Belakang Kepala di Ruang Dara RSUD Wangaya
Hari/Tgl/Ja No Evaluasi
m Dx
Ibu I
Jumat, 5 1 S : Ibu mengatakan nyeri pada luka jahitan bekas robekan
April 2019 setelah melahirkan, ibu mengatakan nyeri seperti teriris-
pukul 09.30 iris, ibu mengatakan skala nyeri 3 dari 0-10 skala yang
WITA diberikan, ibu mengatakan nyeri bertambah ketika
menggerakan tubuhnya
O : Ibu tampak meringis ketika menggerakan tubuhnya,
terdapat luka jahitan bekas robekan setelah melahirkan ±
4cm, TD: 120/80 mmHg, N: 86x/menit, S: 36,5°C, RR:
20x/menit.
A : Tujuan no 1 dan 2 belum tercapai, tujuan no 3 tercapai.
Masalah nyeri akut belum teratasi.
P : Lanjutkan intervensi.

2 S : Ibu mengatakan rutin mengganti pembalut setiap kali


pembalut terasa penuh dan sudah mengetahui cara cebok
yang benar.
O : Tanda-tanda infeksi (kalor, dolor, rubor, tumor, dan
fungsiolasia) tidak terjadi, pembalut terisi setengah
bagian, terdapat lochea rubra, luka jahitan bekas robekan
setelah melahirkan tampak basah, TD : 120/80 mmHg, N:
86x/menit, S: 36,5°C, RR: 20x/menit.
A : Tujuan no 1,2,3,4 dan 5 tercapa. Masalah resiko infeksi
tidak terjadi.
P : Pertahankan kondisi ibu.

3 S : Ibu mengatakan mengerti dengan penjelasan yang yang


diberikan tentang cara merawat tali pusat dan
memandikan.
O : Ibu mampu mengulang penjelasan yang diberikan tentang
memandikan bayi, merawat tali pusat dan perawatan
payudara, ibu tidak bertanya-tanya lagi tentang cara
memandikan bayi dan merawat tali pusat.
A : Tujuan no 1,2 dan 3 tercapai. Masalah kurang
pengetahuan teratasi.
P : Tingkatkan pengetahuan ibu.

Sabtu, 6 1 S : Ibu mengatakan nyeri pada luka jahitan bekas robekan


April 2019 setelah melahirkan, ibu mengatakan nyeri seperti teriris-
Pukul 17.15 iris, ibu mengatakan skala nyeri 3 dari 0-10 skala yang
WITA diberikan, ibu mengatakan nyeri bertambah ketika
merubah posisi.
94

O : Ibu tampak sedikit meringis ketika menggerakan tubuhnya, ,


TD:120/80 mmHg, S: 36,50C, N: 80x/menit, RR:
20x/menit.
A : Tujuan no 1 dan 2 belum tercapai, tujuan no 3 tercapai.
Masalah nyeri akut belum teratasi.
P : Lanjutkan intervensi.

2 S : Ibu mengatakan sudah menerapkan cara cebok yang benar


dan selau mengeringkan luka jahitan apabila selesai BAB
dan BAK dan ibu mengatakan luka masih lembap tidak
ada tanda-tanda infeksi.
O : Ibu tampak mau menerapkan cara pencegahan infeksi
dengan cara cebok yang benar, TD : 120/80 mmHg, N:
80x/menit, S: 36,5°C, RR: 20x/menit.
A : Tujuan no 1,2,3,4 dan 5 tercapai. Masalah resiko infeksi
tidak terjadi.
P : Pertahankan kondisi ibu.

3 S : Ibu mengatakan sudah bisa memandikan bayinya namun


masih didampingi oleh ibu mertuanya.
O : Ibu tampak sedang berusaha mandiri dalam memandikan
bayi dan merawat tali pusat namun masih tampak ibu
mertua mendampingi ibu.
A : Tujuan no 1,2 dan 3 tercapai. Masalah kurang
pengetahuan teratasi.
P : Tingkatkan pengetahuan ibu.
Ibu II
Kamis, 11 1 S : Ibu mengatakan nyeri pada luka jahitan bekas robekan
April 2019 setelah melahirkan, ibu mengatakan nyeri seperti teriris-
pukul 09.45 iris, ibu mengatakan skala nyeri 3 dari 0-10 skala yang
WITA diberikan, masih terasa sakit saat berubah posisi.
O : Ibu tampak meringis ketika menggerakan tubuhnya,
terdapat luka jahitan bekas robekan setelah melahirkan ±
4cm, TD: 120/80 mmHg, N: 84x/menit, S: 36,5°C, RR:
20x/menit.
A : Tujuan no 1 dan 2 belum tercapai, tujuan no 3 tercapai.
Masalah nyeri akut belum teratasi.
P : Lanjutkan intervensi

2 S : Ibu mengatakan rutin mengganti pembalut setiap kali


pembalut terasa penuh dan sudah mengetahui cara cebok
yang benar
O : Tanda-tanda infeksi (kalor, dolor, rubor, tumor, dan
fungsiolasia) tidak terjadi, pembalut terisi setengah
bagian, terdapat lochea rubra, luka jahitan bekas robekan
setelah melahirkan tampak basah, TD: 120/80 mmHg, N:
86/menit, S: 36,7°C, RR: 20x/menit.
A : Tujuan no 1,2,3,4 dan 5 tercapai. Masalah resiko infeksi
tidak terjadi
95

P : Pertahankan kondisi ibu.

3 S : Ibu mengatakan mengerti dengan penjelasan yang yang


diberikan tentang cara memandikan bayi yang benar,
merawat tali pusat dan perawatan payudara.
O : Ibu mampu mengulang penjelasan yang diberikan tentang
cara memandikan bayi, merawat tali pusat dan perawatan
payudara, ibu tidak bertanya-tanya lagi
A : Tujuan no 1,2,3 tercapai. Masalah kurang pengetahuan
teratasi.
P : Tingkatkan pengetahuan ibu.
Jumat, 12 1 S : Ibu mengatakan masih merasa sakit pada bagian luka jahitan
April 2019 melahirkan, skala nyeri yang dirasakan ibu 2 dari 1-10
pukul 17.10 skala nyeri yang diberikan, nyeri dirasakan seperti teriris-
WITA iris dan nyeri tidak bertambah saat ibu bergerak.
O : Ibu tampak tidak meringis lagi ketika menggerakan
tubuhnya, TD:120/80 mmHg, S: 36,60C, N: 78x/menit,
RR: 20x/menit.
A : Tujuan no 1,2 dan 3 tercapai. Masalah nyeri akut teratasi.
P : Pertahankan kondisi ibu

2 S : Ibu mengatakan sudah menerapkan cara cebok yang benar


dan selau mengeringkan luka jahitan apabila selesai BAB
dan BAK dan ibu mengatakan tidak ada tanda-tanda
infeksi
O : Ibu tampak mau menerapkan cara cebok yang benar untuk
mencegah infeksi, TD:120/80 mmHg, S: 36,60C, N:
78x/menit, RR: 20x/menit.
A : Tujuan no 1,2,3,4 dan 5 tercapai. Masalah resiko infeksi
tidak terjadi
P : Pertahankan kondisi ibu.

3 S : Ibu mengatakan memandikan dan merawat tali pusat


anaknya sendiri tanpa bantuan orang lain
O : Ibu tampak mandiri dalam memandikan dan merawat tali
pusat bayinya.
A : Tujuan no 1,2,3 tercapai. Masalah kurang pengetahuan
teratasi.
P : Tingkatkan pengetahuan ibu.

b. Evaluasi Keperawatan
Tabel IV.16 Evaluasi Keperawatan Ibu I dan Ibu II dengan Post
Partum Belakang Kepala di Ruang Dara RSUD Wangaya

Hari/Tgl/Jam No Evaluasi
96

Dx
Ibu I
Sabtu, 6 April 1 S : Ibu mengatakan masih merasa sakit pada bagian luka jahitan
2019 Pukul melahirkan, skala nyeri yang dirasakan ibu 2 dari 1-10
17.15 WITA skala nyeri yang diberikan, nyeri dirasakan seperti teriris-
iris dan nyeri tidak bertambah saat ibu bergerak
O : Ibu tampak tidak meringis lagi ketika menggerakan
tubuhnya, TD:120/80 mmHg, S: 36,70C, N: 82x/menit,
RR: 20x/menit
A : Tujuan no 1,2 dan 3 tercapai. Masalah nyeri akut teratasi.
P : Pertahankan kondisi ibu

2 S : Ibu mengatakan akan tetap menerapkan cara cebok yang


benar agar tidak terjadi infeksi dan ibu mengatakan tidak
ada tanda-tanda infeksi luka masih lembap
O : Ibu tampak mau menerapkan cara pencegahan infeksi
dengan cara cebok yang benar, TD:120/80 mmHg, S:
36,70C, N: 82x/menit, RR: 20x/menit
A : Tujuan no 1,2,3,4 dan 5 tercapai. Masalah resiko infeksi
tidak terjadi.
P : Pertahankan kondisi ibu.

3 S : Ibu mengatakan sudah berani memandikan bayinya sendiri


tanpa didampingi oleh ibu mertua
O : Ibu tampak mandiri dalam memandikan dan melakukan
perawatan tali pusat pada bayinya tanpa didampingi oleh
ibu mertuanya.
A : Tujuan no 1,2 dan 3 tercapai. Masalah kurang pengetahuan
teratasi.
P : Tingkatkan pengetahuan ibu.
Ibu II
Jumat, 12 1 S : Ibu mengatakan masih merasa sedikit sakit pada bagian luka
April 2019 jahitan melahirkan, skala nyeri yang dirasakan ibu 2 dari
pukul 17.10 1-10 skala nyeri yang diberikan, nyeri dirasakan seperti
WITA teriris-iris dan nyeri tidak bertambah saat ibu bergerak,
ibu mengatakan luka masih lembab..
O : Ibu tampak tidak meringis lagi saat bergerak, TD:120/80
mmHg, S: 36,50C, N: 78x/menit, RR: 20x/menit
A : Tujuan no 1,2 dan 3 tercapai. Masalah nyeri akut teratasi.
P : Pertahankan kondisi ibu

2 S : Ibu mengatakan akan tetap menerapkan cara cebok yang


benar agar tidak terjadi infeksi dan ibu mengatakan luka
masih lembap dan tidak ada tanda-tanda infeksi.
O : Ibu tampak mau menerapkan cara cebok yang benar
untuk mencegah infeksi, , TD:120/80 mmHg, S: 36,50C,
N: 78x/menit, RR: 20x/menit.
A : Tujuan no 1,2,3,4 dan 5 tercapai. Masalah resiko infeksi
tidak terjadi
97

P : Pertahankan kondisi ibu.

3 S : Ibu mengatakan memandikan dan merawat tali pusat Ibu


mengatakan sudah terbiasa dan tidak merasa takut lagi
memandikan dan merawat tali pusat anaknya sendiri
tanpa bantuan orang lain
O : Ibu tampak mandiri dalam memandikan dan merawat tali
pusat bayinya.
A : Tujuan no 1,2,3 tercapai. Masalah kurang pengetahuan
teratasi.
P : Tingkatkan pengetahuan ibu.

B. Pembahasan
Pembahasan merupakan proses analisa teori dan aplikasi dengan proses

keperawatan secara nyata. Pada bab ini menguraikan kesenjangan yang ada

antara ibu I dan ibu II namun tidak menutup kemungkinan kesenjangan antara

tinjauan teori dengan tinjauan kasus, serta solusi yang diambil untuk

mengatasi masalah pada saat memberikan asuhan keperawatan pada ibu I dan

ibu II dengan P1001 post partum spontan belakang kepala di Ruang Dara RSUD

Wangaya. Pembahasan ini meliputi keseluruhan langkah-langkah dalam

proses keperawatan meliputi pengkajian, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan

dan evaluasi.
1. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan

suatu proses pengumpulan data yang sistematis dari berbagai sumber

untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien

(Nursalam, 2013). Pada ibu I pengkajian dilaksanakan pada tanggal 4

April 2019 dan pengkajian pada ibu II dilaksanakan pada tanggal 10 April

2019.
Persamaan data yang ditemukan pada ibu I dan ibu II yaitu ibu I dan

ibu II sama-sama saat pengkajian ibu mengatakan belum pernah mendapat


98

penjelasan tentang memandikan bayi dan merawat tali pusat. Ibu tampak

bertanya-tanya tentang bagaimana cara memandikan bayi baru lahir dan

perawatan tali pusat. Hal ini muncul karena ibu I dan ibu II baru

melahirkan anak pertama dan pengalaman pertama bagi ibu I dan ibu II

dalam merawat bayi.


Pada ibu I ditemukan data ibu mengatakan nyeri pada luka jahitan

bekas robekan setelah melahirkan, nyeri dirasakan seperti diiris-iris, skala

nyeri 3 dari 0-10 skala yang diberikan, nyeri bertambah saat ibu bergerak,

ibu tampak meringis saat menggerakan tubuhnya, nadi : 94x/menit,

terdapat luka jahitan bekas robekan setelah melahirkan ± 4 cm, pembalut

terisi setengah bagian, terdapat lochea rubra, suhu 36,5°C, luka tampak

basah. Sedangkan pada ibu II ditemukan data ibu mengatakan nyeri pada

luka jahitan bekas robekan setelah melahirkan, nyeri dirasakan seperti

diiris-iris, nyeri dirasakan saat ibu merubah posisi, ibu tampak meringis

saat menggerakan tubuhnya, nadi 89x/meni, skala nyeri 4 dari 0-10 skala

yang diberikan, terdapat luka jahitan bekas robekan setelah melahirkan ±

4 cm, pembalut terisi setengah bagian, terdapat lochea rubra, suhu

36,9°C, luka tampak basah.


Perbedaan data yang ditemukan pada ibu I dan ibu II adalah pada ibu I

mengatakan skala nyeri 3 dari 0-10 skala yang diberikan, sedangkan pada

ibu II mengatakan skala nyeri 4 dari 0-10 skala yang diberikan. Perbedaan

skala nyeri ini terjadi karena berdasarkan pengkajian ibu I berumur 23

tahun dan ibu II berusia 22 tahun. Menurut Puspitasari (2014) usia dapat

berpengaruh terhadap persepsi seseorang tentang nyeri. Semakin


99

bertambahnya usia seseorang maka semakin bertambah pula pemahaman

terhadap nyeri dan usaha untuk mengatasinya.


Ibu I menunjukkan skala nyeri 3 dan ibu II menunjukkan skala nyeri 4

dari 0-10 skala nyeri yang diberikan. Menurut Noor (2016) skala nyeri

yang dialami individu berbeda-beda dari satu individu ke individu yang

lain berdasarkan atas ambang nyeri dan toleransi nyeri masing-masing

ibu. Untuk menentukan skala nyeri yang digunakan Numeric Pain Rating

Scale yaitu, 0 tidak nyeri, 1-3 nyeri ringan, 4-6 nyeri sedang, 7-9 nyeri

berat, 10 nyeri sangat berat. Dari skala nyeri tersebut ibu dapat

menentukan tingkat nyeri yang dirasakan, sehingga ini menyebabkan

skala nyeri yang dirasakan ibu berbeda-beda (Marandina, 2014).


Selain itu ada perbedaan antara tapsiran partus dengan tanggal

persalinan dimana pada ibu I bayi seharusnya lahir pada tanggal 4 April

2019 tetapi bayi lahir pada tanggal 3 April 2019. Sedangkan pada ibu II

bayi seharusnya lahir pada tanggal 17 April 2019 tetapi bayi lahir pada

tanggal 10 April 2019. Ibu I mengalami persalinan maju 1 hari dari yang

ditapsirkan karena ibu sudah mengalami tanda-tanda persalinan. Ibu II

mengalami persalinan maju 7 hari dari yang ditapsirkan karena ibu sudah

mengalami tanda-tanda persalinan. Hal ini didukung oleh teori dari

Fitriana, Y. & Nurwiandani, W. tahun 2018 yang menyatakan bahwa

wanita akan mengalami persalinan apabila ada tanda-tanda persalinan

salah satunya adalah nyeri melingkar dari punggung memancar ke perut

bagian depan yang mempunyai pengaruh pada pendataran dan atau


100

pembukaan serviks, makin lama makin pendek intervalnya dan makin

kuat intensitasnya, jika di bawa berjalan bertambah kuat.


2. Diagnosa Keperawatan
Dari hasil pengumpulan data dilakukan analisa data kemudian

dirumuskan masalah. Masalah tersebut dianalisa kembali dalam analisa

masalah dan akhirnya menghasilkan diagnosa keperawatan (Capernito,

2010 & Doengoes, 2012).


Pada ibu I muncul tiga diagnosa yaitu nyeri akut berhubungan dengan

trauma perineum selama persalinan, resiko infeksi berhubungan dengan

invasi bakteri akibat proses persalinan dan kurang pengetahuan

berhubungan dengan kurang informasi. Pada ibu II juga muncul tiga

diagnosa yaitu nyeri akut berhubungan dengan trauma perineum selama

persalinan, resiko infeksi berhubungan dengan invasi bakteri akibat proses

persalinan dan kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang

mengingat.
Tidak terdapat perbedaan dalam diagnosa keperawatan antara ibu I

dan ibu II. Namun, ada beberapa diagnosa keperawatan yang ada pada

teori tidak muncul pada ibu I dan ibu II antara lain risiko tinggi

kekurangan volume cairan, perubahan eliminasi urine, menyusui tidak

efektif, risiko konstipasi dan ansietas. Hal ini terjadi karena tidak ada

data-data yang mendukung munculnya diagnosa tersebut

3. Intervensi Keperawatan
Rencana intervensi keperawatan adalah desain spesifik dari intervensi

yang disusun untuk membantu ibu dalam mencapai kriteria hasil. Rencana

intervensi tersebut disusun berdasarkan komponen penyebab dari

diagnosa keperawatan (Nursalam, 2013). Pada ibu I dan ibu II prioritas


101

masalah disusun berdasarkan berat ringannya masalah yang dirasakan ibu,

dimana prioritas pertama yaitu nyeri akut berhubungan dengan trauma

perineum selama persalinan, prioritas kedua resiko infeksi berhubungan

dengan invasi bakteri akibat proses persalinan, prioritas ketiga kurang

pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi.


Setelah dilakukan penyusunan prioritas masalah akan dilanjutkan

dengan penyusunan rencana keperawatan dimana rencana keperawatan

pada ibu I dan ibu II akan dilakukan 3x24 jam dengan diagnosa nyeri akut

berhubungan dengan trauma perineum selama persalinan yang disusun

adalah observasi keluhan nyeri dengan tehnik PQRST, observasi keadaan

umun dan tanda-tanda vital setiap 8 jam, beri posisi nyaman seperti semi

fowler atau miring kanan dan kiri, ajarkan tehnik distraksi seperti

mengobrol dengan keluarga dan relaksasi seperti menarik nafas dalam

saat nyeri, delegatif dalam pemberian obat asam mefenamat 3x500 mg.

Diagnosa resiko infeksi berhubungan dengan invasi bakteri akibat proses

persalinan dilakukan 3x24 jam yang disusun adalah observasi keadaan

umum dan tanda-tanda vital setiap 8 jam, observasi pengeluaran lochea

dan karakteristik (bau, warna dan jumlah), observasi tanda-tanda infeksi

(kalor, dolor, rubor, tumor dan fungsiolasia), berikan ibu KIE tentang

vulva hygiene dan menyarankan ibu untuk mengganti pembalut setiap kali

pembalut terasa penuh, jelaskan ibu cara cebok yang benar, jelaskan

kepada ibu tanda-tanda infeksi (kalor, dolor, rubor, tumor dan

fungsiolasia), anjurkan ibu sebelum dan sesudah cebok untuk mencuci

tangan bersih, delegatif pemberian cefadroxil 2x500 mg. Diagnosa kurang


102

pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi akan dilakukan 1x60

menit yang disusun adalah kaji tingkat pengetahuan ibu cara memandikan

bayi dan merawat tali pusat, beri KIE tentang cara memandikan bayi dan

merawat tali pusat, demonstrasikan tentang cara cara memandikan bayi

dan merawat tali pusat, evaluasi pemberian informasi yang telah diberikan

dengan menganjurkan ibu mengulang informasi yang telah diberikan.

Pada perencanaan keperawatan yang disusun sudah sesuai dengan teori

dan keluhan yang dirasakan ibu.

4. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah pelaksanaan dari rencana intervensi

untuk mencapai tujuan yang spesifik. Tahap implementasi dimulai setelah

rencana intervensi disusun dan ditujukan pada nursing orders untuk

membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan. Dalam

pelaksanaannya sudah bekerjasama dengan bidan di Ruang Dara RSUD

Wangaya Denpasar. Namun karena ibu hanya mendapat perawatan di

rumah sakit selama 1x24 jam sehingga perlu dilakukan kunjungan rumah

sebanyak 2 kali pada ibu I dilakukan pada tanggal 6 dan 7 April 2019

sedangkan pada ibu II pada tanggal 12 dan 13 April 2019.


Untuk kegiatan kunjungan rumah ini melibatkan ibu dan keluarga

yang kooperatif. Semua penjelasan secara teori keperawatan dapat

diterima dan dilaksanakan sehingga pelaksanaan berjalan dengan lancar.

Secara umum pelaksanaan yang dilakukan pada ibu I dan ibu II sudah

sesuai dengan teori dan rencana keperawatan yang disusun pada masing-

masing diagnosa. Namun ada beberapa modifikasi rencana keperawatan


103

yang tidak terdapat pada rencana keperawatan tetapi muncul pada

pelaksanaan. Tindakan tersebut antara lain : mengobservasi keadaan

umum dan tanda-tanda vital bayi ibu I dan ibu II karena itu wajib

dilakukan pada bayi yang dilakukan rawat gabung, dengan tujuan untuk

memantau keadaan bayi sehingga bayi mendapat penanganan yang tepat

dan kondisi bayi juga dapat mempengaruhi kondisi psikologi ibu.

5. Evaluasi keperawatan
Evaluasi keperawatan adalah tindakan intelektual untuk melengkapi

proses keperawatan yang menandakan keberhasilan dari diagnosa

keperawatan, rencana intervensi, dan implementasinya. Tahap evaluasi

memungkinkan perawat untuk memonitor “kealpaan” yang terjadi selama

tahap pengkajian, analisis, perencanaan, dan implementasi intervensi

(Nursalam, 2013).
Dari evaluasi pada ibu I yang dilaksanakan pada tanggal 5 April 2019

pukul 09.30 WITA. Dari tiga diagnosa keperawatan yang muncul, satu

diagnosa keperawatan yaitu nyeri akut berhubungan dengan trauma

perineum selama persalinan belum teratasi, dan dua diagnosa keperawatan

yaitu resiko infeksi berhubungan dengan invasi bakteri akibat proses

persalinan, dan kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang

informasi sudah teratasi. Sedangkan ibu II dari evaluasi yang

dilaksanakan pada tanggal 11 April 2019 pukul 09.45 WITA. Dari tiga

diagnosa keperawatan yang muncul satu diagnosa keperawatan yaitu

nyeri akut berhubungan dengan trauma perineum selama persalinan

belum teratasi dan dua diagnosa keperawatan teratasi yaitu resiko infeksi
104

berhubungan dengan invasi bakteri akibat proses persalinan, dan kurang

pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi teratasi.


Pada kegiatan kunjungan rumah ibu I selama 2 kali hasil yang didapat

yaitu ibu mengatakan merasa sedikit sakit di bagian luka jahitan jalan

lahir. Skala nyeri yang dirasakan ibu 2 dari 1-10 skala nyeri yang

diberikan, dan nyeri tidak bertambah saat ibu merubah posisi, ibu

mengatakan akan memberikan ASI eksklusif kepada bayinya dan akan

tetap menerapkan cara cebok yang benar, saat kunjungan rumah ibu

tampak sudah bisa memandikan bayinya dan merawat tali pusat sendiri

tanpa bimbingan orang lain.


Pada kegiatan kunjungan rumah ibu II selama 2 kali hasil yang

didapat yaitu ibu mengatakan masih merasa sakit di bagian luka jahitan

jalan lahir. Skala nyeri yang dirasakan ibu 2 dari 1-10 skala nyeri yang

diberikan dan nyeri tidak bertambah saat ibu bergerak, ibu mengatakan

akan memberikan ASI eksklusif kepada bayinya dan akan tetap

menerapkan cara cebok yang benar. Saat kunjungan rumah ibu juga

tampak sudah bisa memandikan bayinya dan merawat tali pusat sendiri.

Evaluasi pada ibu I dan ibu II sudah sesuai dengan teori dan sudah sesuai

dengan rencana dan tindakan keperawatan yang diharapkan.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
1. Gambaran Lokasi Studi Kasus
Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya Denpasar adalah Rumah Sakit

Umum Daerah yang berdiri pada tahun 1921 didirikan oleh pemerintah

Hindia – Belanda, RSUD Wangaya merupakan rumah sakit sudah

terakreditasi paripurna dan menjadi lokasi dilaksanakannya studi kasus

ini, rumah sakit ini berlokasi di Jalan Kartini No. 133, Dauh Puri Kaja

Denpasar. Rumah sakit ini menyediakan pelayanan bagi pasien dengan

rawat jalan maupun rawat inap. Bagi pasien rawat jalan terdapat poliklinik

yang tersedia di rumah sakit, sedangkan pada pasien rawat inap

disediakan kurang lebih 6 ruangan, salah satunya adalah Ruang Dara.


Ruang Dara merupakan salah satu pelayanan Ponek di RSUD

Wangaya yang terdiri dari ruang jaga perawat, ruang pasien dan ruang

tindakan. Ruang pasien terdiri dari 4 kamar yaitu dara 1 kelas I terdiri dari

2 bed, dara 2 kelas II terdiri dari 4 bed, dara 3 kelas II terdiri dari 4 bed,

dara 4 kelas III terdiri 10 bed. Ruang Dara juga menyediakan ruangan

untuk menunjang perawatan gabung bagi bayi dan ibu, di ruangan juga

tersedia ruang tempat memandikan bayi.


Dari segi pelayanan Ruang Dara dibagi menjadi 3 PP/BPJA yaitu PP 1

terdiri dari 6 bidan penanggung jawab di dara 1 dan dara 2 dengan

kapasitas 6 bed, PP 2 terdiri dari 6 bidan penanggung jawab di dara 3 dan


60
61

dara 4 (bed 1-3) dengan kapasitas 7 bed, PP 3 terdiri dari 6 bidan

penanggung jawab di dara 4 (bed 4-10) dengan kapasitas 7 bed.


2. Pengkajian
Pengkajian pada ibu I dilakukan pada hari Kamis, 4 April 2019 pukul

07. 30 WITA dengan P1001 post partum spontan belakang kepala dan ibu II

hari Rabu, 10 April 2019 pukul 08.00 WITA dengan P1001 post partum

spontan belakang kepala di Ruang Dara RSUD Wangaya dengan tehnik

wawancara, observasi, pemeriksaan fisik dan dokumentasi ibu.

a. Identitas ibu
Table IV.1 Identitas Pada Ibu I dan Ibu II dengan P1001 Post Partum
Spontan Belakang Kepala di Ruang Dara RSUD Wangaya.
Identitas Ibu I Penanggung Ibu II Penanggung
Ibu (suami) (suami)
Nama Ibu TR Tn. PR Ibu YM Tn. FT
Umur 23 Tahun 27 Tahun 22 Tahun 23 Tahun
Jenis Perempuan Laki-laki Perempuan Laki-laki
Kelamin
Status Menikah Menikah Menikah Menikah
Suku Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia
Bangsa
Agama Islam Islam Protestan Protestan
Pendidika SMA SMA SMA SMA
n
Pekerjaan - Wiraswasta - Wiraswasta
62

Alamat Jl. Subur, Gg. Jl. Subur, Gg. Jl. Dalung, Jl. Dalung,
Murah Hati IA, Murah Hati IA, Padang Luwi, Padang Luwi,
No. 17X, No. 17X, No. 117, Kec. No. 117, Kec.
Denpasar Denpasar Kuta Utara Kuta Utara
Nomor 0821459666xx 0813371510xx - 0822360128x
Telepon x
No CM 689586 - 690176 -

Tanggal 3 April 2019 - 10 April 2019 -


MRS
Diagnosa P1001 Post - P1001 Post -
Medis Partum Spontan Partum
Belakang Spontan
Kepala Belakang
Kepala

b. Keluhan utama
Tabel IV.2 Keluhan Utama Pada Ibu I dan Ibu II dengan P1001 Post
Partum Spontan Belakang Kepala di Ruang Dara RSUD
Wangaya.

Keluhan utama Ibu I Ibu II


Keluhan Utama Masuk Ibu mengatakan pada Ibu mengatakan sakit perut
rumah sakit tanggal 3 April 2019 pukul hilang timbul seperti mau
07.00 WITA sakit perut melahirkan sejak pukul
hilang timbul. 23.00 WITA, tanggal 09
April 2019.
Keluhan utama saat Ibu mengkatan nyeri pada Ibu mengatakan nyeri pada
pengkajian luka jahitan bekas robekan luka jahitan bekas robekan
setelah melahirkan. setelah melahirkan.

c. Riwayat Obstetrik
Table IV.3 Riwayat Obstetrik Pada Ibu I dan Ibu II dengan P1001 Post
Partum Spontan Belakang Kepala di Ruang Dara RSUD
Wangaya.

Riwayat Obstetrik Ibu I Ibu II


Riwayat Menstruasi Ibu mengatakan pertama kali Ibu mengatakan pertama kali
menstruasi umur 13 tahun, menstruasi umur 14 tahun,
siklus haid 29 hari, lama siklus haid 28-30 hari, lama
haid 4-5 hari dengan warna haid 4-5 hari dengan warna
darah merah, konsistensi darah merah, konsistensi
63

encer dan bau amis, volume encer dan bau amis, volume
± 50 cc, dengan mengganti ± 50 cc, dengan mengganti
pembalut 2-3 kali sehari. pembalut 3-4 kali sehari.
Nyeri dirasakan pada hari Tidak ada keluhan yang
pertama dan kedua dirasakan saat haid, HPHT:
menstruasi, HPHT: 26-06- 10-07-2018, TP: 17-04-
2018, TP: 4-4-2019. 2019.
Riwayat Perkawinan Ibu mengakatakan ini Ibu mengatakan ini
merupakan pernikahan yang merupakan pernikahan
pertama dan menikah secara pertamanya dan baru
sah, dengan umur ibu saat menikah secara adat, dengan
menikah 20 tahun dan umur ibu saat menikah 22
sekarang usia pernikahan tahun dan sekarang usia
yang ke- 2 tahun. pernikahan baru 2 bulan.
Riwayat Kontrasepsi Ibu mengatakan belum Ibu mengatakan belum
pernah memakai alat pernah menggunakan alat
kontrasepsi berjenis apapun kontrasepsi berjenis apapun
dan ibu berencana dan ibu berencana akan
menggunakan KB IUD. menggunakan KB IUD.
Riwayat Kehamilan, Ibu mengatakan belum Ibu mengatakan belum
Persalinan dan Nifas pernah melahirkan pernah melahirkan
Yang Dulu sebelumnya, karena ini sebelumnya, karena ini
merupakan anak adalah anak pertamanya.
pertamanya.
Riwayat Kehamilan, a. Riwayat Kehamilan a. Riwayat Kehamilan
Persalinan dan Nifas Ibu mengatakan ini Ibu mengatakan ini
Yang Sekarang kehamilan yang kehamilan yang
pertama. Ibu pertama. Ibu
mengatakan rajin mengatakan rajin
memeriksakan memeriksakan
kehamilannya. Trimester kehamilannya. Trimester
I (0-12 minggu) : I (0-12 minggu) :
Ibu mengatakan Ibu mengatakan
trimester ini melakukan trimester ini melakukan
pemeriksaan sebanyak 2 pemeriksaan sebanyak 1
kali pada usia kehamilan kali pada usia kehamilan
4-7 minggu. Ibu 8-9 minggu, ibu
mengatakan pada mengatakan mendapat
trimester ini imunisasi TT. Ibu sudah
mendapatkan imunisasi minum vitamin sesuai
TT. Ibu sudah minum dosis yang diberikan.
vitamin sesuai dosis
yang diberikan. Trimester II (13-28
minggu) :
Trimester II (13-28 Ibu mengatakan pada
minggu) : trimester ini melakukan
Ibu mengatakan pada pemeriksaan sebanyak 2
trimester ini melakukan kali pada usia kehamilan
pemeriksaan sebanyak 3 14-15 minggu. Ibu sudah
64

kali pada usia kehamilan melakukan pemeriksaan


20-21minggu dengan laboratorium dengan
keluhan mual dan diare. hasil Hb 10,0 gr%,
Ibu melalukan golongan darah AB+,
pemeriksaan USG pada sifilis negatif, protein
tanggal 21 November urine negatif, glukosa
2018 dengan hasil urine negatif, HBSAG
tunggal hidup, letak negatif dan PPIA dengan
kepala UK 21 minggu, hasil non reaktif. Ibu
plasenta difundus, pada sudah minum vitamin
usia kehamilan 23-24 sesuai dosis yang
minggu ibu sudah diberikan.
melakukan pemeriksaan
laboratorium dengan Trimester III (29-40
hasil Hb 11,0 gr%, minggu) :
golongan darah A, sifilis Ibu mengatakan pada
negatif, protein urine trimester ini melakukan
negatif, glukosa urine pemeriksaan sebanyak 3
negatif, HBSAG negatif kali. Pada usia
dan PPIA dengan hasil kehamilan 29-30 ibu
non reaktif dan ibu mengatakan mendapat
sudah minum vitamin imunisasi TT. Ibu
sesuai dosis yang melalukan pemeriksaan
diberikan. USG pada tanggal 24
Februari 2019 dengan
Trimester III (29-40 hasil tunggal hidup,
minggu) : letak kepala UK 31-32
Ibu mengatakan pada minggu. Ibu sudah
trimester ini melakukan minum vitamin sesuai
pemeriksaan sebanyak 2 dosis yang diberikan.
kali pada usia kehamilan
30-31 minggu ibu b. Riwayat Persalinan
mendapat imunisasi TT Kala I
dan pada usia kehamilan Pada tanggal 10 April
34-35 minggu ibu 2019 dengan UK 40-41
mengatakan mendapat minggu ibu datang ke
penjelasan mengenai IGD RSUD Wangaya
tanda persalinan dan pukul 02.27 WITA
sudah minum vitamin diantar keluarga dengan
sesuai dosis yang keluhan sakit perut
diberikan. hilang timbul seperti
mau melahirkan sejak
b. Riwayat Persalinan pukul 23.00 WITA,
Kala I dilakukan pemeriksaan
Pada tanggal 3 April didapatkan hasil TD:
2019 pukul 07.00 WITA 120/70 mmHg, N:
dengan UK 39 minggu 6 80x/menit, RR:
hari ibu mulai 20x/menit, S: 36,50C,
merasakan sakit perut BB: 61 kg, TB: 156 cm,
65

hilang timbul, pukul pada pemeriksaan


11.00 WITA oleh abdomen didapat hasil
keluarga ibu kemudian TFU: 30 cm, letak
dibawa ke IGD RSUD punggung kanan, His 2-
Wangaya dilakukan 3x/10 menit lama 30-35
pemeriksaan dan detik, DJJ: 130x/menit,
didapatkan hasil TD : pemeriksaan dalam VT:
110/70 mmHg, N : v/v normal, PØ 4 cm, eff
80x/mnt, S : 36,5°C, RR 50%, ketuban +, teraba
: 20x/mnt, TB: 165 cm, kepala denom,
BB: 71 kg, pada penurunan kepala hodge
pemeriksaan abdomen 1, TTBK/TP, setelah
didapatkan hasil tinggi diperiksa di IGD ibu di
fundus 30 cm, letak pindah ke Ruang VK
punggung kanan, His RSUD Wangaya pada
3x/10 menit lama 15 pukul 03.00 WITA,
detik, DJJ 148x/mnt, sampai di ruang VK ibu
pemeriksaan dalam VT: dilakukan pemeriksaan
v/v normal, PØ 3 cm, eff dan didapatkan hasil
25%, ketuban -, teraba TD : 120/70 mmHg, S :
kepala denom, 36°C, N : 80x/menit, RR
penurunan kepala hodge : 20x/menit, pada
1, TTBK/TP, setelah pemeriksaan abdomen
diperiksa di IGD ibu didapatkan hasil TFU: 3
dipindahkan ke Ruang jari di bawah prosesus
VK RSUD Wangaya xipoideus, letak
pada pukul 23.30 WITA punggung kanan, His 2-
dilakukan pemeriksaan 3 x/10 menit lama 30-35
dan didapatkan hasil detik, DJJ 140x/mnt,
TD : 110/70 mmHg, S : pemeriksaan dalam VT:
36,5°C, N: 80 x/menit, R v/v normal, PØ 4 cm, eff
: 20 x/menit, pada 50%, ketuban +, teraba
pemeriksaan abdomen kepala denom,
didapatkan hasil TFU 3 penurunan kepala hodge
jari di bawah prosesus 2, TTBK/TP, kesan
xipoideus, letak panggul normal, pukul
punggung kanan, His 04.50 WITA dilakukan
3x/10 menit lama 35-40 pemeriksaan dan
detik, DJJ 142x/mnt, didapatkan hasil TD :
pemeriksaan dalam VT: 110/70 mmHg, S :
v/v normal, PØ lengkap, 36,5°C, N: 76 x/menit, R
kesan panggul normal. : 20 x/menit, pada
pemeriksaan abdomen
Kala II didapatkan hasil TFU: 3
Setelah ibu bukaan
jari di bawah prosesus
lengkap, dokter dan
xipoideus, letak
bidan mulai membantu
punggung kanan, His 4-
ibu untuk melakukan
5x/10 menit lama 40-45
persalinan, dokter
66

melakukan pemotongan detik, DJJ 156x/mnt,


perineum ± 4 cm, pukul tampak ada dorongan
23.40 WITA bayi lahir meneran pada ibu,
spontan belakang kepala tekanan pada anus,
tanpa bantuan alat, perineum menonjol,
segera menangis, bayi vulva terbuka,
tampak kemerahan dan pemeriksaan dalam VT:
bayi bergerak aktif, v/v normal, PØ lengkap,
APGAR score 8, bayi porsio tidak teraba,
diletakkan di dada ibu teraba kepala denom,
untuk IMD. penurunan kepala hodge
2, TTBK/TP.
Kala III
Pukul 23.45 WITA lahir Kala II
plasenta, dilakukan Setelah ibu bukaan
pemeriksaan didapat lengkap dokter dan
hasil plasenta lengkap. bidan mulai membantu
Setelah plasenta lahir ibu untuk melakukan
dokter melakukan persalinan, dokter
heacting pada perineum melakukan pemotongan
ibu. perineum ± 4 cm pukul
04.55 WITA bayi lahir
Kala IV spontan belakang kepala
Setelah dokter selesai
tanpa bantuan alat,
melakukan heacting
segera menangis, bayi
pada perineum,
tampak kemerahan dan
dilakukan pemeriksaan
bayi bergerak aktif,
pada pukul 23.50 WITA
APGAR score 9, bayi
dengan hasil KU baik,
diletakkan di dada ibu
TD: 120/70 mmHg, N:
untuk IMD.
80x/menit, S: 36,50C,
TFU 2 jari di bawah Kala III
pusat, kontraksi uterus Pukul 05.00 WITA
baik. Ibu di observasi di diikuti dengan lahir
Ruang VK RSUD plasenta, dilakukan
Wangaya selama 2 jam pemeriksaan dengan
post partum. hasil plasenta lengkap.
Hasil pemantauan kala Setelah plasenta lahir
IV ibu: dokter melakukan
Jam ke I heacting perineum ibu.
00.05: Tinggi fundus
uteri 2 jari di bawah Kala IV
pusat, kontraksi uterus Setelah dokter selesai
baik, TD: 120/70, N: melakukan heacting
82x/menit, S: 36,60C. pada perineum,
00.20: Tinggi fundus dilakukan pemeriksaan
uteri 2 jari di bawah pada pukul 05.10 WITA
pusat, kontraksi uterus dengan hasil KU baik,
baik, TD: 120/70, N: TD: 120/70 mmHg, N:
82x/menit.
67

00.35: Tinggi fundus 78x/menit, S: 36,70C,


uteri 2 jari di bawah TFU 2 jari di bawah
pusat, kontraksi uterus pusat, kontraksi uterus
baik, TD: 120/70, N: baik. Ibu di observasi di
82x/menit. Ruang VK RSUD
00.50: Tinggi fundus Wangaya selama 2 jam
uteri 2 jari di bawah post partum.
pusat, kontraksi uterus Hasil pemantauan kala
baik, TD: 120/70, N: IV ibu:
82x/menit. Jam ke I
Jam ke II 05.25: Tinggi fundus
01.20: Tinggi fundus uteri 2 jari di bawah
uteri 2 jari di bawah pusat, kontraksi uterus
pusat, kontraksi uterus baik, TD: 120/80, N:
baik, TD: 120/70, N: 84x/menit, S: 36,50C.
84x/menit, S: 36,60C. 05.40: Tinggi fundus
01.50: Tinggi fundus uteri 2 jari di bawah
uteri 2 jari di bawah pusat, kontraksi uterus
pusat, kontraksi uterus baik, TD: 120/80, N:
baik, TD: 120/70, N: 80x/menit.
82x/menit. 05.55: Tinggi fundus
uteri 2 jari di bawah
c. Nifas Sekarang. pusat, kontraksi uterus
Pukul 02.00 WITA baik, TD: 120/80, N:
tanggal 4 April 2019 ibu 80x/menit.
kemudian dipindahkan 06.10: Tinggi fundus
ke Ruang Dara untuk uteri 2 jari di bawah
dilakukan perawatan pusat, kontraksi uterus
lebih lanjut. Di Ruang baik, TD: 120/80, N:
Dara dilakukan 80x/menit.
pemeriksaan dan Jam ke II
didapatkan hasil TD : 06.40: Tinggi fundus
110/80 mmHg, S : uteri 2 jari di bawah
36,5°C, N : 86x/mnt, RR pusat, kontraksi uterus
: 20x/mnt, pengeluaran baik, TD: 120/80, N:
kolostrum (ASI) lancar, 82x/menit, S: 36,70C.
putting tampak 07.10: Tinggi fundus
menonjol, payudara uteri 2 jari di bawah
tidak bengkak, TFU 2 pusat, kontraksi uterus
jari di bawah pusat baik, TD: 120/80, N:
kontraksi uterus baik 82x/menit.
dan terdapat pengeluaran
c. Nifas Sekarang
lochea rubra. Pukul 08.00 WITA ibu
Theraphy tanggal 4
kemudian dipindahkan
April 2019 :
ke Ruang Dara untuk
- Cefadroxil 500mg
mendapatkan perawatan
@12 jam
- Asam Mefenamat lebih lanjut. Di ruang
500mg @8 jam nifas dilakukan
- Metilergometrin pemeriksaan tanda-tanda
68

0,125mg @8 jam vital dan didapatkan


- SF 300mg @12 jam hasil TD : 120/70
mmHg, S : 36,7°C, N :
87x/menit, R :
20x/menit, TFU 2 jari di
bawah pusat dengan
kontraksi uterus baik,
terdapat pengeluaran
lochea rubra, puting
tampak menonjol,
pengeluaran kolostrum
(ASI) lancar, payudara
tidak bengkak.
Therapy tanggal 10
April 2019 :
- Cefadroxil 500mg
@12 jam
- Asam Mefenamat
500mg @8 jam
- Metilergometrin
0,125mg @8 jam
- SF 300mg @12
jam

c. Data Bayi
Tabel IV.4 Data Bayi Pada Ibu I dan Ibu II dengan P1001 Post Partum
Spontan Belakang Kepala di Ruang Dara RSUD Wangaya.

Data Bayi Ibu I Ibu II


Data bayi saat Bayi dirawat gabung Bayi dirawat gabung
pengkajian bersama ibu di Ruang Dara bersama ibu di Ruang Dara
dengan keadaan bayi dengan keadaan bayi
berjenis kelamin perempuan, berjenis kelamin perempuan,
tidak ada ikterus, warna kulit tidak ada ikterus, warna kulit
kemerahan, gerak bayi aktif, kemerahan, gerak bayi aktif,
S: 36,50C, HR : 158x/menit, S: 37,10C, HR: 150x/menit,
R: 48x/menit, BBL: 3000 R: 50x/menit, BBL: 2900
gram, PB: 50 cm, LK: 34 gram, PB: 49 cm, LK: 34
cm, LD: 33 cm saat cm, LD: 33 cm, saat
pengkajian bayi sudah BAB pengkajian bayi sudah BAB
dengan konsistensi lembek, dengan konsistensi lembek,
warna hitam kehijauan dan warna hijau kehitaman dan
bayi belum BAK. bayi sudah BAK.

d. Riwayat Kesehatan Masa Lalu Ibu


69

Tabel IV.5 Riwayat Kesehatan Masa Lalu Pada Ibu I dan Ibu II
dengan P1001 Post Partum Spontan Belakang Kepala di
Ruang Dara RSUD Wangaya.

Ibu I Ibu II
Imunisasi Ibu mengatakan pernah Ibu mengatakan saat
mendapatkan imunisasi masih kecil pernah
pada saat masih kecil mendapat imunisasi
yaitu imunisasi polio dan campak dan polio.
campak.
Riwayat Alergi Ibu mengatakan tidak Ibu mengatakan tidak
memiliki riwayat alergi memiliki riwayat alergi
obat dan alergi makanan. obat dan alergi makanan.
Riwayat Kecelakaan Ibu mengatakan tidak Ibu mengatakan tidak
memiliki riwayat memiliki riwayat
kecelakaan . kecelakaan.
Riwayat di Rawat di Ibu mengatakan sebelum Ibu mengatakan sebelum
Rumah Sakit hamil dan saat hamil hamil dan saat hamil
tidak pernah di rawat di belum pernah di rawat di
rumah sakit. rumah sakit.
Riwayat Pemakaian Obat Ibu mengatakan tidak Ibu mengatakan tidak
memiliki riwayat memiliki riwayat
penggunaan obat-obatan penggunaan obat-obatan
tertentu. tertentu.

e. Riwayat Penyakit Keluarga


Tabel IV.6 Riwayat Penyakit Keluarga Pada Ibu I dan Ibu II dengan
P1001 Post Partum Spontan Belakang Kepala di Ruang Dara
RSUD Wangaya.

Ibu I Ibu II
Ibu mengatakan di keluarganya dan di Ibu mengatakan di keluarganya dan di
keluarga suaminya tidak ada yang keluarga suaminya tidak ada yang
menderita penyakit tekanan darah tinggi, menderita penyakit tekanan darah tinggi,
hepatitis, DM, asma maupun TBC dan hepatitis, DM, asma maupun TBC dan
AIDS. AIDS.

f. Bio, Psiko, Sosial dan Spiritual


Tabel IV.7 Bio, Psiko, Sosial dan Spiritual Pada Ibu I dan Ibu II
dengan P1001 Post Partum Spontan Belakang Kepala di
Ruang Dara RSUD Wangaya.

Data Biologis Ibu I Ibu II


70

Bernafas Ibu mengatakan sebelum hamil, Ibu mengatakan sebelum hamil,


saat hamil dan saat pengkajian saat hamil dan saat pengkajian
tidak mengalami kesulitan saat tidak mengalami kesulitan saat
menarik nafas dan menarik nafas dan
menghembuskan nafas. menghembuskan nafas.
Makan dan Makan: Makan:
Minum Ibu mengatakan sebelum hamil Ibu mengatakan sebelum hamil
dan saat hamil biasa makan 3 biasa makan 2 kali sehari, saat
kali sehari dan habis 1 porsi tiap hamil biasa makan 3 kali sehari
kali makan dengan menu nasi, dan habis 1 porsi tiap kali
lauk dan sayur. Saat pengkajian makan dengan menu nasi, lauk
ibu hanya makan makanan yang dan sayur. Saat pengkajian ibu
disajikan di rumah sakit dengan hanya makan makanan yang
menu nasi, lauk, sayur dan disajikan di rumah sakit dengan
buah. menu nasi, lauk, sayur dan
Minum : buah.
Sebelum hamil dan saat hamil Minum :
ibu biasa minum 7-8 gelas Sebelum hamil dan saat hamil
perhari (1400-1600cc). Ibu ibu biasa minum 7-8 gelas
mengatakan selama hamil perhari (1400-1600cc). Ibu
minum susu untuk ibu hamil. mengatakan selama hamil
Saat pengkajian ibu mengatakan minum susu untuk ibu hamil.
sudah minum 2 gelas (±400cc). Saat pengkajian ibu mengatakan
sudah minum 4 gelas sejak
pukul 01.00 wita (±800cc).

Eliminasi BAB : BAB :


BAB dan Sebelum hamil dan saat hamil Sebelum hamil dan saat hamil
BAK ibu mengatakan biasa BAB 1- ibu mengatakan biasa BAB 1-
2x/hari dengan konsistensi 2x/hari dengan konsistensi
lembek, bau khas feses, saat lembek, bau khas feses, saat
pengkajian ibu mengatakan pengkajian ibu mengatakan
sudah BAB 1x dengan belum BAB.
konsistensi lembek, bau khas BAK:
feses dan tidak ada sakit saat Ibu mengatakan sebelum hamil
BAB. dan saat hamil biasa BAK 4-5
kali/hari (± 600-700 cc) warna
BAK: kuning jernih dan bau khas
Ibu mengatakan sebelum hamil urine. Saat kehamilan semakin
dan saat hamil biasa BAK 4-5 membesar ±7 bulan, ibu
kali/hari (± 600-750 cc) warna mengatakan lebih sering BAK
kuning jernih dan bau khas 7-8x/hari dan saat pengkajian
urine. Saat kehamilan memasuki ibu mengatakan belum BAK
7 dan 8 bulan ibu mengatakan semenjak ibu dipindahkan ke
lebih sering BAK 6-8x/hari dan Ruang Dara.
saat pengkajian ibu mengatakan
sudah 2 kali BAK semenjak Ibu
dipindahkan ke Ruang Dara.
Istirahat dan Sebelum dan saat hamil ibu Sebelum dan saat hamil ibu
Tidur mengatakan tidak ada masalah mengatakan tidak ada masalah
71

dalam istirahat tidur. Ibu dalam istirahat tidur. Ibu


mengatakan bisa tidur malam mengatakan bisa tidur malam
hari mulai pukul 22.00 WITA hari mulai pukul 21.00 WITA
dan bangun pukul 06.00 WITA dan bangun pukul 06.00 WITA
dan biasanya tidur siang 1-2 dan biasanya tidur siang 1-2
jam. Saat pengkajian ibu jam. Saat pengkajian ibu
mengatakan pola tidurnya mengatakan belum tidur sejak
sekarang mengikuti pola tidur pukul 01.00 WITA, ibu
anaknya dimana saat anak mengatakan tidak mengalami
tertidur ibu juga tertidur dan masalah dengan pola tidur
saat bayinya terbangun atau tersebut.
nangis ibu juga terbangun dan
ibu mengatakan tidak
mengalami masalah dengan
pola tidur tersebut.
Gerak dan Sebelum dan saat hamil ibu Sebelum dan saat hamil ibu
Aktivitas mengatakan biasa melakukan mengatakan biasa melakukan
aktivitasnya, melakukan aktivitasnya, melakukan
pekerjaan sehari-hari sebagai pekerjaan sehari-hari sebagai
istri dan ibu rumah tangga. Pada istri dan ibu rumah tangga. Pada
saat pengkajian ibu mengatakan saat pengkajian ibu mengatakan
tidak leluasa untuk melakukan tidak leluasa untuk melakukan
aktivitasnya karena ibu sakit aktivitasnya karena ibu merasa
pada luka jahitan bekas robekan sakit pada luka jahitan bekas
setelah melahirkan apabila robekan setelah melahirkan
tubuhnya digerakan, namun ibu apabila tubuhnya digerakan,
masih bisa melakukan aktivitas namun ibu masih bisa
ringan seperti makan, minum, melakukan aktivitas ringan
merawat bayinya maupun seperti makan, minum, merawat
menyusui bayinya. bayinya maupun menyusui
bayinya.
Pengaturan Sebelum, saat hamil, dan saat Sebelum, saat hamil, dan saat
Suhu Tubuh pengkajian ibu mengatakan pengkajian ibu mengatakan
tidak pernah mengalami tidak pernah mengalami
peningkatan suhu tubuh. peningkatan suhu tubuh.
Kebersihan Sebelum dan saat hamil ibu Sebelum dan saat hamil ibu
Diri mengatakan biasa mengganti mengatakan biasa mengganti
pakaian 1 kali sehari dan pada pakaian 1 kali sehari dan pada
saat pengkajian ibu mengatakan saat pengkajian ibu mengatakan
sudah mengganti pakaian, ibu sudah mengganti pakaian, ibu
tampak memakai baju dan kain, tampak memakai baju dan kain,
ibu terlihat rapi. ibu terlihat rapi.
Seksualitas Sebelum hamil ibu biasa Sebelum hamil ibu biasa
melakukan hubungan seksual melakukan hubungan seksual
dengan suami. Pada saat dengan suami. Pada saat
pengkajian ibu mengatakan pengkajian ibu mengatakan
ketika hamil ibu jarang ketika hamil ibu jarang
melakukan hubungan suami istri melakukan hubungan suami istri
dengan suaminya dan ibu sudah dengan suaminya dan ibu sudah
72

mengetahui kapan boleh mulai mengetahui kapan boleh mulai


berhubungan seksual yaitu 42 berhubungan seksual yaitu 42
hari setelah melahirkan. hari setelah melahirkan.
Data Psikologis
Rasa Nyaman Ibu mengatakan nyeri pada luka Ibu mengatakan nyeri pada luka
jahitan bekas robekan setelah jahitan bekas robekan setelah
melahirkan, nyeri dirasakan melahirkan, nyeri dirasakan
seperti diiris-iris, skala nyeri 3 seperti diiris-iris, skala nyeri 4
dari 0-10 skala nyeri yang dari 0-10 skala nyeri yang
diberikan, nyeri dirasakan saat diberikan, nyeri dirasakan saat
ibu menggerakkan tubuhnya. ibu merubah posisi..
Rasa Aman Ibu mengatakan merasa lega Ibu mengatakan merasa lega
karena sudah melahirkan bayi karena ibu sudah melahirkan
perempuan dengan selamat. bayi perempuan dengan
selamat.

Konsep Diri - Identitas diri: - Identitas diri:


Ibu mengatakan sebelum Ibu mengatakan sebelum
hamil, saat hamil dan saat hamil, saat hamil dan saat
pengkajian sadar bahwa ia pengkajian sadar bahwa ia
sudah menjadi seorang istri sudah menjadi seorang istri
dan sekarang menjadi ibu dari dan sekarang menjadi ibu dari
anak pertamanya. anak pertamanya.

- Harga diri: - Harga diri:


Ibu mengatakan sebelum Ibu mengatakan sebelum
hamil dan saat hamil bangga hamil dan saat hamil bangga
dengan dirinya dan saat dengan dirinya dan saat
pengkajian ibu juga merasa pengkajian ibu juga merasa
bangga dengan dirinya karena bangga dengan dirinya karena
sudah melahirkan anaknya sudah melahirkan anaknya
dengan selamat. dengan selamat.

- Ideal diri: - Ideal diri:


Ibu mengatakan sebelum Ibu mengatakan sebelum
hamil, saat hamil senang hamil, saat hamil senang
menjadi istri yang baik dan menjadi istri yang baik dan
dan saat pengkajian ibu saat pengkajian ibu
mengatakan senang menjadi mengatakan sangat senang
seorang ibu dan istri yang menjadi seorang ibu dan ingin
akan merawat anak dan cepat pulang agar bisa
keluarganya dengan baik. merawat bayinya dirumah
bersama keluarganya.
- Gambaran diri:
Ibu mengatakan sebelum dan - Gambaran diri:
saat hamil tidak mengalami Ibu mengatakan sebelum dan
gangguan dalam gambaran saat hamil tidak mengalami
diri. Saat pengkajian ibu gangguan dalam gambaran
mengatakan menerima diri. Saat pengkajian ibu
keadaannya dan tidak mengatakan menerima
73

terganggu dengan perubahan- keadaannya dan tidak


perubahan yang terjadi pada terganggu dengan perubahan-
tubuhnya. perubahan yang terjadi pada
tubuhnya setelah melahirkan.

- Peran diri: - Peran diri:


Ibu mengatakan sebelum Ibu mengatakan sebelum
hamil dan saat hamil hamil dan saat hamil
perannya sebagai ibu rumah perannya sebagai ibu rumah
tangga, saat pengkajian ibu tangga, saat pengkajian ibu
mengatakan senang menjadi mengatakan senang menjadi
ibu dan akan merawat ibu dan akan merawat
anaknya dengan baik. anaknya dengan baik.
Data Sosial
Sosial Ibu mengatakan hubungan Ibu mengatakan hubungan
dengan keluarga, perawat, dan dengan keluarga, perawat, dan
tenaga medis lainnya baik. Ibu tenaga medis lainnya baik. Ibu
kooperatif saat dilakukan kooperatif saat dilakukan
tindakan dan saat memberikan tindakan dan saat memberikan
informasi mengenai kondisinya. informasi mengenai kondisinya.
Pengetahuan Saat pengkajian ibu mengatakan Saat pengkajian ibu mengatakan
dan Belajar belum pernah mendapat belum pernah mendapat
penjelasan tentang memandikan penjelasan tentang cara
bayi dan merawat tali pusat memandikan bayi yang benar
karena ini merupakan kelahiran dan merawat tali pusat karena
anak pertama. ini merupakan kelahiran anak
pertama.
Prestasi Ibu mengatakan mampu Ibu mengatakan mampu
beradaptasi dengan perannya beradaptasi dengan perannya
sebagai ibu dari anak yang sebagai ibu dari anak yang
dilahirkannya. Ibu mengatakan dilahirkannya. Ibu mengatakan
akan memberikan yang terbaik akan memberikan yang terbaik
bagi anaknya kelak. bagi anaknya kelak.
Rekreasi Ibu mengatakan di waktu luang Ibu mengatakan di waktu luang
biasanya ibu dan keluarga hanya biasanya ibu dan keluarga hanya
jalan-jalan di tempat rekreasi jalan-jalan di tempat rekreasi
terdekat. terdekat.
Spiritual
Data spiritual Ibu beragama Islam dan biasa Ibu beragama Protestan dan
melaksanakan sholat 5 waktu biasa melaksanakan
dalam sehari. persembahyangan setiap hari
minggu di gereja terdekat..
g. Pemeriksaan Fisik
Tabel IV.8 Pemeriksaan Fisik Pada Ibu I dan Ibu II dengan P1001 Post
Partum Spontan Belakang Kepala di Ruang Dara RSUD
Wangaya.
Keadaan umum Ibu I Ibu II
1) Kesadaran Compos mentisis (E4, Compos mentisis (E4,
V5, M6). V5, M6).
2) Bangun tubuh Sedang Sedang
3) Postur tubuh Tegak Tegak
Sianosis tidak ada, Sianosis tidak ada, 74
4) Keadaan kulit
ikterus tidak ada, turgor ikterus tidak ada, turgor
kulit elastis. kulit elastis.
Gejala Kardinal
1) Suhu 36,50C 36,90C
2) Nadi 94x/menit 89x/menit
3) Tekanan darah 110/70 mmHg 120/80 mmHg
4) Respirasi 20x/menit 20x/menit
Ukuran-ukuran lain
1) BB saat hamil 71 kg 61 kg
2) BB setelah melahirkan 66 kg 57 kg
3) TB 165 cm 156 cm
4) LILA 28 cm 24,5 cm
Keadaan Fisik
1) Kepala Nyeri tekan tidak ada, Nyeri tekan tidak ada,
penyebaran rambut penyebaran rambut
merata, benjolan tidak merata, benjolan tidak
ada, rambut dan kepala ada, rambut dan kepala
bersih. bersih.

2) Wajah Topeng kehamilan Topeng kehamilan


(kloasma gravidarum) (kloasma gravidarum)
tidak ada, wajah ibu tidak ada, wajah ibu
tampak sedikit meringis tampak sedikit meringis
saat menggerakkan saat menggerakkan
tubuhnya. tubuhnya.
3) Mata Bentuk mata simetris, Bentuk mata simetris,
edema pada kelopak edema pada kelopak
mata tidak ada, mata tidak ada,
konjungtiva berwarna konjungtiva berwarna
merah muda, sklera merah muda, sklera
putih, pupil isokor, putih, pupil isokor,
penglihatan baik. penglihatan baik.
4) Hidung Penciuman baik, nyeri Penciuman baik, nyeri
tekan tidak ada, tekan tidak ada,
kebersihan cukup. kebersihan cukup.
5) Telinga Bentuk simetris, Bentuk simetris,
pendengaran jelas, pendengaran jelas,
kebersihan cukup. kebersihan cukup.
6) Mulut Mukosa bibir lembab, Mukosa bibir lembab,
karies tidak ada, karies tidak ada,
stomatitis tidak ada, stomatitis tidak ada,
kebersihan cukup. kebersihan cukup.

7) Leher Pembesaran kelenjar Pembesaran kelenjar


tiroid dan bendungan tiroid dan bendungan
vena jugularis tidak ada, vena jugularis tidak ada,
pergerakan leher baik. pergerakan leher baik.
8) Thorax Paru: retraksi otot dada Paru: retraksi otot dada
simetris, wheezing tidak simetris, wheezing tidak
ada, ronchi tidak ada, ada, ronchi tidak ada,
nyeri tekan tidak ada. nyeri tekan tidak ada.
Jantung: suara jantung Jantung: suara jantung
S1 dan S2 tunggal S1 dan S2 tunggal
reguler. reguler.
9) Payudara Bentuk simetris, puting Bentuk simetris, puting
susu menonjol dan area susu menonjol dan area
mamae hiperpigmentasi, mamae hiperpigmentasi,
pengeluaran kolostrum pengeluaran kolostrum
(ASI) lancar. (ASI)
R lancar.
555 555 555 555
10) Abdomen Distensi abdomen tidak Distensi abdomen tidak
75
76

h. Pemeriksaan penunjang
Tabel IV.9 Pemeriksaan Laboratorium Ibu I dan Ibu II dengan P1001
Post Partum Belakang Kepala di Ruang Dara RSUD
Wangaya.
Ibu I Ibu II
Parameter Nilai Normal Unit Tanggal 3 April Tanggal 10
2019 April 2019
Leukosit 4.0 - 10.0 10^3/uL 9.17 14.70
Eritrosit 4.20 - 5.40 10^6/uL 4.51 4.09
Hemoglobin 12.0 – 16.0 g/dL 11.8 10.2
Hematokrit 37.0 – 47.0 % 36.2 29.9
MCV 81.0 – 96.0 fL 80.3 73.1
MCH 27.0 – 36.0 pg 26.2 24.9
MCHC 31.0 - 37.0 g/L 32.6 34.1
Trombosit 150 – 400 10^3/uL 234 330
RDW-SD 37 – 54 fL 47.2 41.0
RDW-CV 11.0 – 16.0 % 16.4 15.9
PDW 9.0 – 17.0 fL 10.1 11.4
MPV 9.0 – 13.0 fL 9.7 9.8
P-LCR 13.0 – 43.0 % 22.7 24.6
PCT 0.17 – 0.35 % 0.23 0.32
Neutrofil 50 – 70 % 74.4 70.5
Limfosit 20 – 40 % 20.0 19.0
Monosit 2–8 % 5.0 6.6
Eosinophil 0–4 % 0.4 3.6
Basophil 0-1 % 0.2 0.3
G % 0.3 0.5
Eritrosit % 0 0
berinti

KOAGULAS
I 1 -5 Menit 2’00” 1’45”
Masa
pendarahan 5 - 15 Menit 11’00” 11’00”
Masa
pembekuan
77

3. Analisa Data
Tabel IV.10 Analisa Data Pada Ibu I dan Ibu II dengan P1001 Post Partum
Belakang Kepala di Ruang Dara RSUD Wangaya.
Data subjektif & Objektif Etiologi Masalah
Ibu I
Data subjektif: Episiotomy Nyeri akut
- Ibu mengatakan nyeri pada luka
jahitan bekas robekan setelah
Terdapat jahitan 78
melahirkan.
bekas episiotomy
- Ibu mengatakan nyeri seperti
teriris-iris.
- Ibu mengatakan skala nyeri 3 Nyeri akut
dari 0-10 skala nyeri yang
diberikan
- Nyeri dirasakan saat ibu
bergerak.
Data objektif:
- Ibu tampak meringis saat
menggerakkan tubuhnya
- Nadi : 94x/menit
- Tampak ada luka episiotomy
Data subjektif: Episiotomi Risiko infeksi
-
Data objektif: Terdapat jahitan bekas
- Terdapat luka jahitan bekas luka episiotomi
robekan setelah melahirkan ±
Pengeluaran lochea
4cm.
- Ibu menggunakan pembalut Perawatan tidak baik
terisi setengah bagian
- Terdapat lochea rubra Risiko infeksi
- Suhu : 36,50C
- Luka tampak basah.

Data subjektif: Perubahan psikologis Kurang pengetahuan


- Saat pengkajian ibu mengatakan nifas
belum pernah mendapat
penjelasan tentang Fase taking-in
memandikan bayi dan (1-2 hari post partum)
merawat tali pusat karena ini
merupakan kelahiran anak Kurang informasi
pertama.
Data objektif : Kurang pengetahuan
- Ibu tampak bertanya-tanya
tentang bagaimana cara
memandikan bayi baru lahir
dan perawatan tali pusat.
Ibu II
Data subjektif: Episiotomy Nyeri akut
- Ibu mengatakan nyeri pada luka
jahitan bekas robekan setelah
melahirkan
- Ibu mengatakan nyeri seperti Terdapat jahitan bekas
teriris-iris episiotomy
- Ibu mengatakan skala nyeri 4
dari 0-10 skala nyeri yang
diberikan Nyeri Akut
- Nyeri dirasakan bertambah saat
ibu merubah posisi.
Data objektif:
- Ibu tampak meringis saat
menggerakkan tubuhnya.
- Nadi : 89x/menit
- Tampak ada luka episiotomy
Data subjektif: Episiotomi Risiko infeksi
-
Kurangpengetahuan
Kurang informasi
Data objektif:
79

4. Diagnosa Keperawatan
Tabel IV.11 Diagnosa Keperawatan Pada Ibu I dan Ibu II dengan P1001 Post
Partum Spontan Belakang Kepala di Ruang Dara RSUD
Wangaya.

Ibu I Ibu II
P: Nyeri akut P: Nyeri akut
E: Trauma perineum selama persalinan E:Trauma perineum selama persalinan
S: Ibu mengatakan nyeri pada luka S: Ibu mengatakan nyeri pada luka jahitan
jahitan bekas robekan setelah bekas robekan setelah melahirkan, Ibu
melahirkan, Ibu mengatakan nyeri mengatakan nyeri seperti teriris-iris, Ibu
seperti teriris-iris, Ibu mengatakan skala mengatakan skala nyeri 4 dari 0-10 skala
nyeri 3 dari 0-10 skala nyeri yang nyeri yang diberikan, nyeri dirasakan
diberikan, nyeri dirasakan saat ibu bertambah saat ibu merubah posisi, Ibu
bergerak, Ibu tampak meringis saat tampak meringis saat menggerakkan
menggerakkan tubuhnya, Nadi : tubuhnya, nadi : 89x/menit, tampak ada
94x/menit, tampak ada luka episiotomy. luka episiotomy.
Proses terjadi:
Proses terjadi:
Karena adanya trauma perineum akibat
Karena adanya trauma perineum akibat
luka episiotomy mengakibatkan adanya
luka episiotomy mengakibatkan adanya
jaringan saraf tepi yang rusak sehingga
jaringan saraf tepi yang rusak sehingga
mengantarkan impuls ke otak melalui
mengantarkan impuls ke otak melalui
saraf eferen kemudian dipersepsikan
saraf eferen kemudian dipersepsikan dan
dan di transfer melalui saraf eferen ke
di transfer melalui saraf eferen ke perifer
perifer sehingga ibu merasakan nyeri.
sehingga ibu merasakan nyeri.
Akibat tidak ditanggulangi:
Akibat tidak ditanggulangi:
Ibu tidak nyaman saat bergerak dan Ibu tidak nyaman saat bergerak dan
melakukan aktifitasnya. melakukan aktifitasnya.
P : Risiko infeksi P: Risiko infeksi
FR: Invasi bakteri akibat proses persalinan FR: Invasi bakteri akibat proses persalinan
ditandai dengan terdapat luka jahitan ditandai dengan terdapat luka jahitan
bekas robekan setelah melahirkan ± 4 bekas robekan setelah melahirkan ± 4
cm, ibu menggunakan pembalut terisi cm, ibu menggunakan pembalut terisi
setengah bagian, terdapat lochea setengah bagian, terdapat lochea rubra,
rubra, suhu : 36,50C, luka tampak suhu :36,90C, luka tampak basah.
basah. Proses terjadi:
Proses terjadi: Dengan adanya trauma jaringan pada
Dengan adanya trauma jaringan pada organ sehabis melahirkan yang masih
organ sehabis melahirkan yang masih basah adalah media yang sangat baik bagi
basah adalah media yang sangat baik kuman untuk berkembang biakdan
bagi kuman untuk berkembang biakdan menginfeksi luka yang akan memperberat
menginfeksi luka yang akan luka itu sendiri.
memperberat luka itu sendiri. Akibat tidak ditanggulangi:
Akibat tidak ditanggulangi: Akan terjadi infeksi
Akan terjadi infeksi
P: Kurang pengetahuan P: Kurang pengetahuan
E: Kurang informasi E: Kurang informasi ditandai dengan saat
S: Saat pengkajian ibu mengatakan belum pengkajian ibu mengatakan belum
80

pernah mendapat penjelasan tentang pernah mendapat penjelasan tentang


memandikan bayi dan merawat tali cara memandikan bayi yang benar dan
pusat karena ini merupakan kelahiran merawat tali pusat karena ini
anak pertama, Ibu tampak bertanya- merupakan kelahiran anak pertama.,
tanya tentang bagaimana cara Ibu tampak bertanya-tanya tentang cara
memandikan bayi baru lahir dan memandikan bayi baru lahir dan
perawatan tali pusat. perawatan tali pusat.
Proses terjadi:
Proses terjadi: Karena kurangnya informasi yang
Karena kurangnya informasi yang didapatkan oleh ibu mengenai cara
didapatkan oleh ibu mengenai cara memandikan bayi dan merawat tali
memandikan bayi dan merawat tali pusat.
pusat. Akibat tidak ditanggulangi:
Akibat tidak ditanggulangi: Bayi akan berisiko mengalami iritasi
Bayi akan berisiko mengalami iritasi kulit dan berisiko mengalami infeksi.
kulit dan berisiko mengalami infeksi.
81

5. Intervensi keperawatan
a. Prioritas diagnosa keperawatan berdasarkan berat ringannya masalah
yang dialami oleh ibu.
Tabel IV.12 Prioritas Diagnosa Keperawatan Ibu I dan Ibu II dengan
P1001 Post Partum Belakang Kepala di Ruang Dara RSUD
Wangaya.

N Ibu I Ibu II

o
1 Nyeri akut berhubungan dengan trauma Nyeri akut berhubungan dengan trauma

perineum selama persalinan perineum selama persalinan


2 Risiko infeksi berhubungan dengan Risiko infeksi berhubungan dengan

invasi bakteri invasi bakteri


3 Kurang pengetahuan berhubungan Kurang pengetahuan berhubungan

dengan kurang informasi dengan kurang informasi


82

b. Perencanaan keperawatan
Tabel IV.13 Intervensi Keperawatan Ibu I dan Ibu II dengan P1001 Post
Partum Belakang Kepala di Ruang Dara RSUD Wangaya.

Diagnosa keperawatan Intervensi Rasional


(tujuan, kriteria hasil)
Ibu I
Nyeri akut berhubungan 1. Observasi keluhan nyeri 1. Membantu dalam
dengan trauma perineum dengan tehnik PQRST. mengidentifikasi
selama persalinan keefektifan dan
Setelah diberikan asuhan perkembangan nyeri.
keperawatan selama 3x24 2. Observasi keadaan 2. Untuk mengetahui
jam diharapkan nyeri umum dan tanda-tanda perkembangan kondisi
terkontrol dengan kriteria vital setiap 8 jam ibu.
hasil : 3. Beri posisi nyaman 3. Dengan posisi yang
1. Skala nyeri ibu seperti semi fowler atau nyaman diharapkan otot-
berkurang 0-2 dari 0- miring kanan dan kiri. otot rileks dan peredaran
10 skala nyeri yang darah lancar.
diberikan. 4. Ajarkan tehnik distraksi 4. Dapat membantu
2. Ibu tidak meringis seperti mengobrol mengalihkan perhatian
ketika bangun dari dengan keluarga dan dan mengurangi nyeri
tempat tidur tehnik relaksasi seperti yang dirasakan
3. Tanda - tanda vital menarik nafas dalam
dalam batas normal. saat nyeri.
TD : 120/80 mmHg 5. Delegatif dalam 5. Obat asam mefenamat
N : 60-100x/menit pemberian obat asam dapat mengurangi nyeri.
S : 36,5 – 37,5°c
mefenamat 3x500 mg
R : 12 – 20x/menit
Risiko infeksi 1. Observasi keadaan 1. Untuk mengetahui
berhubungan dengan umum dan tanda-tanda adanya infeksi secara
invasi bakteri akibat vital setiap 8 jam dini sehingga bisa
proses persalinan diberikan intervwnsi
Setelah diberikan asuhan segera.
keperawatan selama 3x24 2. Observasi pengeluaran 2. Lochea normal
jam diharapkan tidak lochea dan karakteristik mempunyai bau amis,
terjadi infeksi dengan (bau, warna dan jumlah) bila purulen dan berbau
kreteria hasil : busuk menandakan
1. Tidak ada tanda- 3. Observasi tanda-tanda adanya infeksi.
tanda infeksi 3. Dengan observasi tanda
infeksi (kalor, rubor,
(kalor, dolor, infeksi dapat diketahui
dolor, tumor,
rubor, tumor, secara dini adanya
fungsiolasia)
fungsiolasia). tanda infeksi sehingga
2. Ibu mengetahui bisa dicegah secara
cara cebok yang 4. Berikan ibu KIE tentang dini.
benar. vulva hygiene dan 4. Diharapkan dapat
mencegah
83

3. Ibu mengatakan menyarankan ibu untuk perkembangan bakteri


rutin mengganti mengganti pembalut sehingga infeksi tidak
pembalut setiap setiap kali pembalut terjadi.
kali pembalut terasa penuh.
5. Jelaskan ibu cara cebok 5. Dengan mengajarkan
terasa penuh.
yang benar. ibu cara cebok yang
4. Pengeluaran
benar diharapkan ibu
lochea sesuai
dapat menerapkannya
dengan
dirumah untuk
fisiologis.
menghindari resiko
5. Suhu dalam
infeksi.
batasan normal : 6. Jelaskan kepada ibu 6. Diharapkan ibu
36,5 - 37,5°C tanda-tanda infeksi mengetahui tanda
(kalor, rubor, tumor, infeksi sehingga ibu
dolor, dan fungsiolasea) dapat melaporkan jika
terjadinya tanda-tanda
infeksi.
7. Anjurkan ibu sebelum 7. Dengan mencuci tangan
dan sesudah cebok yang bersih sebelum
untuk mencuci tangan cebok dapat mencegah
yang bersih. terjadinya infeksi.
8. Delegatif pemberian 8. Membantu mencegah
Cefadroxil 2x500 mg terjadinya infeksi serta
membunuh kuman.
Kurang pengetahuan 1. Kaji tingkat 1. Untuk mengetahui
berhubungan dengan pengetahuan ibu cara sejauh mana
kurang informasi. memandikan bayi dan pengetahuan ibu tentang
Setelah diberikan asuhan merawat tali pusat. cara memandikan bayi
keperawatan 1x60 menit dan merawat tali pusat.
diharapkan pengetahuan 2. Berikan KIE tentang 2. Meningkatkan
ibu meningkat dengan cara memandikan bayi pemahaman tentang cara
kreteria hasil : dan merawat tali pusat. memandikan bayi dan
1. Ibu mengatakan merawat tali pusat.
mengerti dengan 3. Demontrasikan tentang 3. Menggunakan cara
penjelasan yang cara memandikan bayi demonstrasi akan lebih
diberikan dan merawat tali pusat. meningkatkan
tentang cara pemahaman ibu terhadap
memandikan penjelasan yang
bayi dan diberikan.
merawat tali 4. Evaluasi pemberian 4. Untuk mengetahui
pusat. informasi yang telah sejauh mana pemahaman
diberikan dengan ibu tentang informasi
2. Ibu tidak menganjurkan ibu yang telah diberikan.
bertanya-tanya mengulang informasi
lagi tentang cara yang diberikan
memandikan
bayi dan
merawat tali
pusat.
84

3. Ibu mampu
mengulang
penjelasan yang
diberikan
tentang cara
memandikan
bayi dan
merawat tali
pusat.
Ibu II
Nyeri akut berhubungan 1. Observasi keluhan nyeri 1. Membantu dalam
dengan trauma perineum dengan tehnik PQRST. mengidentifikasi
selama persalinan keefektifan dan
Setelah diberikan asuhan perkembangan nyeri.
keperawatan selama 3x24 2. Observasi keadaan 2. Untuk mengetahui
jam diharapkan nyeri umum dan tanda-tanda perkembangan kondisi
terkontrol dengan kriteria vital setiap 8 jam. ibu.
hasil : 3. Beri posisi nyaman 3. Dengan posisi yang
1. Skala nyeri ibu seperti semi fowler atau nyaman diharapkan otot-
berkurang 0-2 miring kanan dan kiri. otot rileks dan peredaran
dari 0-10 skala darah lancar.
nyeri yang 4. Ajarkan tehnik distraksi 4. Dapat membantu
diberikan. seperti mengobrol mengalihkan perhatian
2. Ibu tidak dengan keluarga dan dan mengurangi nyeri
meringis ketika tehnik relaksasi seperti yang dirasakan.
bangun dari menarik nafas dalam saat
tempat tidur nyeri
3. Tanda - tanda 5. Delegatif dalam 5. Obat asam mefenamat
vital dalam pemberian obat asam dapat mengurangi nyeri.
batas normal. mefenamat 3x500 mg
TD : 120/80
mmHg
N : 60-
100x/menit
S : 36,5 –
37,5°c
R : 12 –
20x/menit
Risiko infeksi 1. Observasi keadaan 1. Untuk mengetahui
berhubungan dengan umum dan tanda-tanda adanya infeksi secara
invasi bakteri akibat vital setiap 8 jam dini sehingga bisa
proses persalinan diberikan intervwnsi
Setelah diberikan asuhan segera.
keperawatan selama 3x24 2. Observasi pengeluaran 2. Lochea normal
jam diharapkan tidak lochea dan karakteristik mempunyai bau amis,
terjadi infeksi dengan (bau, warna dan jumlah) bila purulen dan berbau
kreteria hasil : busuk menandakan
1. Tidak ada tanda- adanya infeksi.
tanda infeksi 3. Observasi tanda-tanda 3. Dengan observasi tanda
(kalor, dolor, infeksi (kalor, rubor, infeksi dapat diketahui
85

rubor, tumor, dolor, tumor, secara dini adanya tanda


fungsiolasia). fungsiolasia) infeksi sehingga bisa
2. Ibu mengetahui dicegah secara dini.
cara cebok yang 4. Berikan ibu KIE tentang 4. Diharapkan dapat
benar. vulva hygiene dan mencegah
3. Ibu mengatakan menyarankan ibu untuk perkembangan bakteri
rutin mengganti mengganti pembalut sehingga infeksi tidak
pembalut setiap setiap kali pembalut terjadi.
kali pembalut terasa penuh.
terasa penuh.
4. Pengeluaran 5. Jelaskan ibu cara cebok 5. Dengan mengajarkan ibu
yang benar. cara cebok yang benar
lochea sesuai
dengan diharapkan ibu dapat
fisiologis. menerapkannya dirumah
5. Suhu dalam untuk menghindari
batasan normal : resiko infeksi.
6. Diharapkan ibu
36,5 - 37,5°C
6. Jelaskan kepada ibu mengetahui tanda infeksi
tanda-tanda infeksi sehingga ibu dapat
(kalor, rubor, tumor, melaporkan jika
dolor, dan fungsiolasia) terjadinya tanda-tanda
infeksi.
7. Anjurkan ibu sebelum 7. Dengan mencuci tangan
dan sesudah cebok yang bersih sebelum
untuk mencuci tangan cebok dapat mencegah
yang bersih. terjadinya infeksi.
8. Delegatif pemberian 8. Membantu mencegah
Cefadroxil 2x500 mg terjadinya infeksi serta
membunuh kuman.
Kurang pengetahuan 1. Kaji tingkat 1. Untuk mengetahui
berhubungan dengan pengetahuan ibu cara sejauh mana pengethuan
kurang informasi. memandikan bayi dan ibu tentang cara
Setelah diberikan asuhan merawat tali pusat. memandikan bayi dan
keperawatan 1x60 menit merawat tali pusat.
diharapkan pengetahuan 2. Berikan KIE tentang 2. Meningkatkan
ibu meningkat dengan cara memandikan bayi pemahaman tentang cara
kreteria hasil : dan merawat tali pusat. memandikan bayi dan
1. Ibu mengatakan merawat tali pusat.
mengerti dengan 3. Demontrasikan tentang 3. Menggunakan cara
penjelasan yang cara memandikan bayi demonstrasi akan lebih
diberikan dan merawat tali pusat. meningkatkan
tentang cara pemahaman ibu terhadap
memandikan penjelasan yang
bayi dan diberikan.
merawat tali 4. Evaluasi pemberian 4. Untuk mengetahui
pusat. Informasi yang telah sejauh mana pemahaman
2. Ibu tidak diberikan dengan ibu tentang informasi
bertanya-tanya menganjurkan ibu yang telah diberikan.
lagi tentang cara mengulang informasi
86

memandikan yang diberikan


bayi dan
merawat tali
pusat.
3. Ibu mampu
mengulang
penjelasan yang
diberikan
tentang cara
memandikan
bayi dan
merawatan tali
pusat.
DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, E. R. & Wulandari D. (2010). Asuhan Kebidanan: NIFAS.


Yogyakarta: MITRA CENDIKA Press.

Carpenito, L.J. (2014). Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Edisi 13. Jakarta:
Buku Kedokteran EGC.

Dinas Kesehatan Provinsi Bali. (2018). Laporan Kinerja Instansi. Diperoleh pada
tanggal 27 Februari 2019, dari:

file://D:/System%20Volume%20Information/data%20AKI/LKjIP
%20Dinkes%202017%20PDF.pdf.

Doengoes, M. E. (2012). Rencana Asuhan Keperawatan (Edisi 3). Jakarta : EGC.

Fitriana, Y. & Nurwiandani, W. (2018). Asuhan Persalinan. Yogyakarta: Pustaka


Baru Press.

Instalasi Rekam Medik. (2019). Register Jumlah Pasien Rawat Inap di Ruang
Dara RSUD Wangaya. Dari Bulan November 2018 – Januari 2019.
Denpasar: Instalasi Rekam Medik RSUD Wangaya.

Marandina, B.A. (2014). Volume 1 Nomor 1 April 2014. Pengkajian Skala Nyeri
di Ruang Perawatan Intensive Literatur Review, 1(1), 2-4.

Noor, Zairin. (2016). Buku Ajar Gangguan Muskuloskletal. Jakarta: Salemba


Medika.

Notoatmojdo. (2012). Metodelogi penelitian kesehatan. Jakarta: PTRineka Cipta.

Nurjanah S. N., Maemunah A.S. & Badriah D. L. (2013). Asuhan Kebidanan


Postpartum. Bandung: PT Refika Aditama.

Nursalam. (2013). Proses dan Dokumentasi Keperawatan. Edisi 2. Jakarta:


Salemba Medika.

Padila, (2015). Asuhan Keperawatan Maternitas II. Bengkulu: Nuha Medika.


Puspitasari, B.C. (2014). Peningkatan Penerimaan Pada Nyeri Kronis, Comfort
dan Kualitas Hidup Lansia Melalui Acceptance And Commitment Therapy
(Act). Surakarta.

Rukiyah, A. Y. & Yulianti, L. (2018). Asuhan Kebidanan Pada Ibu Masa Nifas.
Jakarta: CV Trans Info Media.

Sukarni, I. & Wahyu, P. (2013). Keperawatan Maternitas. Yogyakarta: Nuha


Medika.

Sulistyawati, A. (2009). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Ibu Nifas. Yogyakarta: C.V
Andi Offset.

Swarjana, K. (2015). Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: CV Andi


Offset.

Walyani, E. S. & Purwoastuti. T. E. (2015). Asuhan Persalinan & Bayi Baru


Lahir. Yogyakarta: PT Pustaka Baru Press.

Walyani, E. S. & Purwoastuti. T. E. (2017). Asuhan Kebidanan Masa Nifas dan


Menyusui. Yogyakarta: PT Pustaka Baru..

Widiastini, P. (2014). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin dan Bayi
Baru Lahir. Bogor: In Media.

WHO. (2017). Status Of The Health- Related SDGs. Diperleh pada tanggal 27
Februari 2019, dari

file://System%20Volume%20Information/data
%20AKI/EN_WHS2017_Part2(1).pdf.
APA ITU IMUNISASI ? SIAPA SAJA YANG PERLU MENDAPAT Berat : Menangis hebat > 4 jam,
Imunisasi adalah suatu usaha untuk IMUNISASI ? kejang dan syok.
memberikan kekebalan secara aktif pada 1. Semua orang terutama bayi dan anak. 2. Campak : kemerahan pada
bayi atau anak terhadap penyakit tertentu, 2. Semua orang yang kontak dengan penyakit daerah suntikan, panas,
dengan memasukkan vaksin (bibit menular. borok.
penyakit yang telah KAPAN SEBAIKNYA IMUNISASI 3. BCG : borok.
dimatikan/dilemahkan) DIBERIKAN ? JENIS-JENIS VAKSIN YANG
APA MANFAAT/TUJUAN “ Secepatnya atau sedini mungkin “ DIBERIKAN SAAT IMUNISASI :
DIBERIKANNYA IMUNISASI PADA (Sesuai jadwal Imunisasi ) 1. Vaksin Dipteri
ANAK ? APAKAH IMUNISASI HARUS 2. Vaksin Tetanus
1. Daya tahan/kekebalan tubuh anak DIBERIKAN PADA SAAT ANAK ATAU 3. Vaksin Pertusis
meningkat. BAYI DALAM KEADAAN SEHAT ? 4. Vaksin Polio
2. Pencegahan timbulnya beberapa Sebaiknya demikian, tetapi penyakit-penyakit 5. Vaksin Campak
penyakit pada anak antara lain : seperti batuk, pilek, sedikit mencret dan gizi 6. Vaksin BCG
 Penyakit TBC Paru agak kurang tidak merupakan halangan utuk 7. Vaksin Hepatitis B

 Penyakit Difteri diberikannnya imunisasi. KEGUNAAN VAKSIN


EFEK SAMPING DARI VAKSINISASI. 1. Vaksin BCG diberikan berguna
 Penyakit Tetanus
1. DPT untuk mencegah penyakit TBC .
 Penyakit Polio
Ringan : bengkak/nyeri pada daerah 2. Vaksin DPT diberikan berguna
 Penyakit Campak
suntikan untuk mencegah pemyakit Dipteri ,
 Penyakit Hepatitis B
Pertusis, Tetanus. SD
Campak 9 Bulan atau lebih
3. Vaksin Polio diberikan berguna
(cukup sekali).
untuk mencegah penyakit Polio. JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI BAYI
4. Vaksin Campak diberikan berguna LAHIR DI RUMAH SAKIT.
untuk mencegah penyakit Campak UMUR VAKSIN
( Gabagen). 0 Bln HB 1 BCG Polio
1
5. Vaksin Hepatitis B, diberikan 2 Bln HB 2 DPT 1 Polio
berguna untuk mencegah penyakit 2
3 Bln DPT 2
Hepatitis ( Radang hati). Polio 3
JADWAL IMUNISASI PADA BAYI 4 Bln DPT 3
Polio 4
DAN ANAK 9 Bln HB 3 Campak OLEH :
JENIS WAKTU NI PUTU JESICA MAWARNI
PEMBERIAN DI MANA IMUNISASI DAPAT 16E11567
BCG 3 – 14 BULAN
DPT I. 3 Bln atau lebih. DIPEROLEH
II. 4 Bln atau lebih  Rumah sakit
III. 5 Bln atau lebih
IV. 1½ - 2 Tahun  Puskesmas
V. 5 tahun –Masuk PROGRAM STUDI DIPLOMA III
SD  BKIA/Rumah Bersalin
Polio I. 3 Bln atau lebih KEPERAWATAN
 Posyandu
II. 4 Bln atau lebih ITEKKES BALI
III. 5 Bln atau lebih  Praktek Dokter Swasta (terutama dokter
IV. 1½ - 2 Tahun 2019
V. 5 Tahun – Masuk spesialis anak)
PENGERTIAN

Memandikan bayi adalah membersihkan kulit bayi dengan menggunakan sabun dan air bersih.

MANFAAT

1. Membersihkan badan bayi dari sisa-sisa lemah tubuh, keringat, melancarkan peredaran darah
2. Mencegah infeksi kulit
3. Memberi rasa segar dan nyaman pada bayi

HAL-HAL YANG PERLU DISIAPKAN


DALAM MEMANDIKAN BAYI

1. Pakaian lengkap : baju, popok, sarung tangan atau kaki, kain alas,topi, selimut
2. Untuk mandi :sabun bayi, kapas mata,mulut dan kapas cebok,kapas kering, baby oil atau minyak kelapa,gaas steril, lidi kapas,air suam-suam
kuku dalam tempatnya,sisir ,handuk
CARA MEMANDIKAN BAYI DAN MERAWAT TALI PUSAT

1. Cuci tangan
2. Buka pakaian bayi mulai dari baju, popok, sarung tangan dan kaki, terakhir topi
3. Pantat dibersihkan dengan kapas cebok kemudian tangan ibu dicuci
4. Bersihkan mata dengan kapas mata
5. Hidung dan telinga dibersihkan dengan lidi kapas
6. Mulut dibersihkan dengan kapas mulut

7. Kemudian rambut bayi diberi sampo, disabuni dari , leher dada , perut, kaki, punggung dan terakhir tangan (kecuali mata)
8. Dipegang sedemikian rupa yaitu kepala bayi diletakkan pada lengan tangan kiri ibu jari tangan ibu menggenggam ketiak kiri bayi.Pantat bayi
dipegang dengan meletakkan empat jari tangan kanan ibu dibawah pantat bayi dan ibu jari menggengggam pangkal paha kiri bayi secara pelahan
bayi diangkat dan dimasukkan kedalam air, dengan tangan kanan badan bayi dibersihkan sampai didaerah lipatan –lipatan, bayi ditetelungkupkan
pada tangan kanan, tangan kiri membersihkan punggung bayi, kemudian bayi dikeringkan dengan handuk

9. perawatan tali pusat:


a. Bersihkan tali pusat dengan kapas steril
b. Jika tali pusat masih basah, bersihkan dari ujung ke pangkal dan jika tali pusat sudah kering bersihkan dari pangkal ke ujung
c. Bungkus tali pusat dengan gaas kering.
10. Kemudian kulit bayi diolesi baby oil
11. Pakaian bayi dikenakan
12. Rambut diberi minyak kemudian disisir
13. Bungkus bayi dengan kain yang kering dan hangat,tutup kepala bayi dengan rapi
Jangan Membungkus pusat atau perut ataupun mengoleskan bahan atau obat
apapun ke puntung tali pusat, nasehati keluarga untuk tidak memberikan
apapun pada pusat.

OLEH :
Ni Putu Jesica Mawarni
16E11567
PRODI DIII KEPERAWATAN
ITEKKES BALI
2019
Cara Cebok Yang Benar ibu dan ganti pembalut

c. Waktu Dilakukan jika ibu menggunakan


Pasca Melahirkan
pembalut.
Perawatan
A. Pengertian Cara Cebok
Pembersihan dan 2. Basahi daerah perineum
yang Benar
perawatan perineum dengan membilasnya
Merupakan usaha untuk
dilakukan setiap BAB dan dari depan ke belakang
menjaga kebersihan
BAK atau setiap pembalut (dari arah vagina ke
perineum untuk mengurangi
terasa basah. daerah anus)
kemungkinan terjadinya
menggunakan air
infeksi.
(dingin) bersih.

B. Tujuan Cebok yang

Benar

Tujuan perawatan adalah : 3. Bila perlu memakai


1. Agar ibu nifas merasa sabun, sabun digosokkan
di tangan hingga
nyaman. D. Cara Melaksanakan
berbusa, lakukan
2. Mencegah terjadinya Cebok yang Benar pada
penyabunan pada daerah
infeksi. Ibu Post Partum perineum dahulu, lalu ke
daerah anus.
1. Lepaskan celana dalam
4. Setelah itu dilakukan OLEH :
pembilasan dengan Ni Putu Jesica Mawarni
menggunakan air 16E11567
(dingin) bersih.,
pembilasan dari depan ke
belakang (dari daerah
vagina kearah anus). PRODI DIII KEPERAWATAN
ITEKKES BALI
2019

CARA CEBOK YANG BENAR


PASCA MELAHIRKAN

5. Lalu lap daerah perineum


hingga kering. Pakaikan
pembalut dan celana
dalam
SATAUAN ACARA PENYULUHAN

PADA IBU NIFAS DENGAN PARTUS SPONTAN

BELAKANG KEPALA DI RUANG DARA RSUD WANGAYA

Pokok Bahasan : Ibu nifas

Sub Pokok Bahasan : Tanda bahaya nifas

Sasaran : Ibu nifas

Tempat : Ruang Dara RSUD Wangaya

Waktu : Disesuaikan

Tanggal : Disesuaikan

A. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan ibu

nifas mengerti tentang tanda bahaya nifas.


2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan:
a. Ibu nifas dapat menjelaskan pengertian tentang tanda bahaya nifas.
b. Ibu nifas dapat menjelaskan penatalaksanaan tanda bahaya nifas.
B. MATERI
(terlampir)
C. METODE
Ceramah, diskusi dan tanya jawab
D. MEDIA
Leaflet
E. EVALUASI
1. Ibu dapat menyebutkan pengertian masa nifas.
2. Ibu dapat menyebutkan tanda bahaya masa nifas dan penatalaksanaannya.

F. KEGIATAN PENYULUHAN

No Tahapan dan Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Sasaran


Waktu
1 Pembukaan - Mengucapkan salam dan - Menjawab salam
(5 menit) memperkenalkan diri
- Menjelaskan tujuan
penyuluhan - Memperhatikan dan mendengar
- Menyebutkan materi dengan seksama
penyuluhan - Memperhatikan dan mendengar
dengan seksama
2 Pelaksanaan - Menjelaskan tentang - Ibu mendengar penjelsan yang
(15 menit) pengetian masa nifas. diberikan
- Menjelaskan tentang tanda - Ibu mengerti dengan apa yang
bahaya masa nifas dan dijelaskan oleh petugas
penatalaksanaannya.
3 Penutup - Menanyakan pada ibu - Mendengar dan dapat mengulang
(10 menit) tentang materi yang dengan benar
diberikan dan menjelaskan
kembali
- Mengucapkan terimakasih - Membalas ucapan terimakasih
atas waktu yang diberikan
dan salam penutup

LAMPIRAN

A. Pengertian Masa Nifas


Masa nifas adalah masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya

kembali alat kandungan seperti keadaan sebelum hamil, yang lamanya 6

minggu.
B. Tanda Bahaya Masa Nifas
1. Demam
Biasanya terjadi dalam 24 jam setelah melahirkan dengan suhu >380C.
Penanganan:
a. Istirahat baring
b. Kompres dengan air hangat
c. Perbanyak minum
d. Jika ada syok, segera bawa ibu ke fasilitas kesehatan.
2. Sakit kepala
a. Sakit kepela yang sangat pada salah satu sisi atau seluruh bagian

kepala.
b. Kepala terasa berdenyut dan disertai rasa mual dan muntah.

Penanganan:

a. Lakukan istirahat baring


b. Ajarkan teknik distraksi relaksasi untuk mengalihkan perhatian.

Misalnya melakukan kegiatan yang digemari.

3. Masalah pada payudara


a. Puting susu lecet
b. Payudara bengkak
c. Mastitis
d. Abses payudara

Penanganannya:

a. Teknik menyusui yang benar


b. Sebelum menyusui, kompres payudara dengan air hangat selama 5

menit
c. Perawatan payudara
d. Pakai BH tanpa kawat yang menopang payudara dengan baik.
4. Nyeri perut
Ibu mengeluh nyeri pada bagian perut
Penanganannya:
a. Istirahat baring
b. Bila nyeri tidak hilang, periksakan ke fasilitas kesehatan.
5. Pendarahan
Dikatakan pendarahan bila darah yang keluar 500cc atau lebih. 1

pembalut= 50cc.
Penanganannya:
Pendarahan yang perlahan dan berlanjut, atau pendarahan yang tiba-tiba

merupakan suatu kegawat daruratan. Segeralah bawa ibu ke fasilitas

kesehatan.
6. Bau busuk dari vagina
a. Keluarnya cairan dari vagina
b. Adanya bau yang menyengat dari vaginadisertai demam.

Penanganannya:

a. Jagalah selalu kebersihan vagina, ganti pembalut minimal 2x sehari.


b. Periksalah ke fasilitas kesehatan.
7. Post partum blues
a. Perasaan enggan untuk merawat bayinya.
b. Ibu tampak sedih.
c. Menangis tanpa sebab.
d. Depresi

Penanganan:

a. Beri dukungan emosional.


b. Bantu ibu dalam merawat bayinya.
Lampiran

SATAUAN ACARA PENYULUHAN

PADA IBU NIFAS DENGAN PARTUS SPONTAN

BELAKANG KEPALA DI RUANG DARA RSUD WANGAYA

Topik : Imunisasi

Sub Topik : Langkah awal menyehatkan anak

Sasaran : Ibu yang mempunyai balita

Waktu : Disesuaikan

Tempat : Ruang Dara RSUD Wangaya

A. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mendapakan penjelasan tentang imunisasi ibu-ibu diharapkan

dapat memotivasi keluarga untuk membawa anak balitanya ke posyandu

maupun puskesmas guna mendapatkan imunisasi lengkap.


2. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mendapatkan penjelasan tentang imunisasi ibu dapat :
a. Menyebutkan pengertian imunisasi
b. Menyebutkan manfaat imunisasi
c. Menyebutkan jenis-jenis imunisasi
d. Menyebutkan sasaran imunisasi
e. Menyebutkan jadwal pemberian imunisasi
f. Menjelaskan kapan tidak boleh diberikan imunisasi
g. Menjelaskan keadaan yang timbul setelah imunisasi
h. Menjelaskan tempat pelayanan imunisasi
B. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
C. Media
Leaflet
D. Materi
(terlampir)
E. Evaluasi
1. Ibu dapat menyebutkan pengertian imunisasi
2. Ibu dapat menyebutkan manfaat imunisasi
3. Ibu dapat menyebutkan jenis-jenis imunisasi
4. Ibu dapat menyebutkan sasaran imunisasi
5. Ibu dapat menyebutkan jadwal pemberian imunisasi
6. Ibu dapat menjelaskan kapan tidak boleh diberikan imunisasi
7. Ibu dapat menjelaskan keadaan yang timbul setelah imunisasi
8. Ibu dapat menjelaskan tempat pelayanan imunisasi

KEGIATAN PENYULUHAN

No Tahapan dan Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Sasaran


Waktu
1 Pembukaan - Mengucapkan salam dan - Menjawab salam
(5 menit) memperkenalkan diri
- Menjelaskan tujuan - Memperhatikan dan mendengar
penyuluhan dengan seksama
- Menyebutkan materi - Memperhatikan dan mendengar
penyuluhan dengan seksama
2 Pelaksanaan - Menjelaskan tentang - Ibu mendengar penjelsan yang
(15 menit) pengertian imunisasi diberikan
- Menjelskan tentang jdwal - Ibu mengerti dengan apa yang
pemberian imunisasi dijelaskan oleh petugas
- Menjelaskan tentang - Ibu mengerti dengan apa yang
imunisasi yang harus dijelaskan oleh petugas
diberikan
3 Penutup - Menanyakan pada ibu - Mendengar dan dapat mengulang
(10 menit) tentang materi yang dengan benar
diberikan dan menjelaskan
kembali
- Mengucapkan terimaksih - Membalas ucapan terimakasih
atas waktu yang diberikan
dan salam penutup
Lampiran

A. Pengertian Imunisasi
Imunisasi adalah suatu usaha untuk memberikan kekebalan secara aktif pada

bayi atau anak terhadap penyakit tertentu, dengan memasukkan vaksin (bibit

penyakit yang telah dimatikan/dilemahkan).


B. Manfaat Imunisasi
1. Daya tahan/kekebalan tubuh anak meningkat.
2. Pencegahan timbulnya beberapa penyakit pada anak antara lain :
a. Penyakit TBC Paru
b. Penyakit Difteri
c. Penyakit Tetanus
d. Penyakit Polio
e. Penyakit Campak
f. Penyakit Hepatitis B
C. Jenis-jenis Imunisasi

1. Vaksin BCG diberikan berguna untuk mencegah penyakit TBC

2. Vaksin DPT diberikan berguna untuk mencegah pemyakit Dipteri ,

Pertusis, Tetanus.

3. Vaksin Polio diberikan berguna untuk mencegah penyakit Polio.


4. Vaksin Campak diberikan berguna untuk mencegah penyakit Campak

(Gabagen).

5. Vaksin Hepatitis B, diberikan berguna untuk mencegah penyakit Hepatitis

( Radang hati).

D. Sasaran yang perlu mendapat imunisasi


1. Semua orang terutama bayi dan anak.
2. Semua orang yang kontak dengan penyakit menular.

E. Jadwal Pemberian Imunisasi


1. Jadwal Imunisasi Pada Bayi Dan Anak

JENIS WAKTU PEMBERIAN


BCG 3 – 14 BULAN
DPT I. 3 Bln atau lebih.

II. 4 Bln atau lebih

III. 5 Bln atau lebih

IV. 1½ - 2 Tahun

V. 5 tahun –Masuk SD
Polio I. 3 Bln atau lebih

II. 4 Bln atau lebih

III. 5 Bln atau lebih

IV. 1½ - 2 Tahun

V. 5 Tahun – Masuk

SD
Campa 9 Bulan atau lebih (cukup

k sekali).
2. Jadwal Pemberian Imunisasi Bayi Lahir Di Rumah Sakit.

UMUR VAKSIN
0 Bln HB 1 BCG Polio 1
2 Bln HB 2 DPT 1 Polio 2
3 Bln DPT 2 Polio 3
4 Bln DPT 3 Polio 4
9 Bln HB 3 Campak

F. Kapan Imunisasi Tidak Boleh Diberikan


Keadaan-keadaan dimana imunisasi tidak dianjurkan
1. BCG tidak diberikan pada bayi yang menderita sakit kulit lama, sedang

sakit TBC dan panas tinggi.


2. DPT tidak diberikan bila bayi sedang sakit parah.
3. Polio tidak diberikan bila diare dan sakit parah.
4. Campak tidak diberikan bila bayi sakit mendadak dan panas tinggi.
G. Keadaan-keadaan Yang Timbul Setelah Imunisasi
Keadaan-keadaan yang timbul setelah imunisasi berbeda pada masing-masing

imunisasi seperti yang diuarikan dibawah ini:


1. BCG dua minggu setelah imunisasi terjadi pembengkakan kecil dan

merah ditempat suntikan, seterusnya timbul bisul kecil dn menjadi luka

parut.
2. DPT umumnya bayi menderita panas sore hari setelah mendapatkan

imunisasi, tetapi akan turun salam 1-2 hari. Di tempat suntikan akan

merah dan sakit, walau demikian tidak berbahaya dan akan sembuh

dengan sendirinya.
3. Campak mengakibatkan panas dan disertai kemerahan yang timbul 4-10

hari setelah penyuntikan.


H. Tempat Pelayanan Imunisasi
1. Rumah sakit
2. Puskesmas
3. BKIA/Rumah Bersalin
4. Posyandu
5. Praktek Dokter Swasta (terutama dokter spesialis anak)
Lampiran

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PADA IBU NIFAS DENGAN PARTUS SPONTAN

BELAKANG KEPALA DI RUANG DARA RSUD WANGAYA

Topik : Pencegahan Infeksi pada Ibu Post Partum

Sub Topik : Cara Cebok yang benar

Sasaran : Ibu dan Keluarga

Waktu : Disesuaikan

Hari/tanggal : Disesuaikan

Tempat : RSUD Wangaya di Ruang Dara

A. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Ibu mendapat gamabaran tentang umum perawatan post partum terutama

cara cebok yang benar.


2. Tujuan Instruksional Khusus
Ibu diharapkan mampu :
a. Menjelaskan perawatan cara cebok yang benar.
b. Ibu mampu mengulang penjelasan cara cebok yang benar.
B. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
C. Media
Leaflet
D. Materi
(terlampir)
E. Kegiatan Penyuluhan

N Tahapan dan Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Sasaran


o Waktu
1 Pembukaan - Memberi salam pada ibu - Membalas salam dengan
(5 menit) dan memperkenalkan hangat
diri
- Memperhatikan penjelasan
- Menjelaskan tujuan yang diberikan
penyuluhan kesehatan

2 Pelaksanaan - Menjelaskan tentang - Memperhatikan dan


(15 menit) perawatan post partum mendengarkan penjelasan
yang diberikan

- Menjelaskan cara cebok - Mendengarkan cara cebok


yang benar yang benar dengan antusias

3 Penutup/evaluas - Meminta ibu untuk - Menjelaskan cara cebok yang


i menjelaskan kembali benar
(10 menit) tentang cara cebok yang
benar

- Mengucapkan - Membalas ucapan


terimakasih atas terimakasih
perhatian dan waktu
yang diberikan

- Mengucapkan salam - Membalas salam


penutup

MATERI PENYULUHAN CARA CEBOK YANG BENAR

A. Pengertian
Merupakan usaha untuk menjaga kebersihan perineum untuk mengurangi

kemungkinan terjadi infeksi


B. Tujuan
Tujuan perawatan adalah :
1. Agar ibu nifas merasa nyaman
2. Mencegah terjadinya infeksi
C. Waktu Dilakukan Perawatan
Pembersihan dan perawatan perineum dilakukan setiap BAB dan BAK atau

setiap ganti pembalut


D. Cara Melaksanakan Perawatan Post Partum
1. Lepaskan celana dalam ibu dan ganti pembalut ibu
2. Basahi daerah perineum dengan membilasnya dari depan ke belakang
3. Bila perlu memakai sabun, sabun digosokan ditangan terlebih dahulu

hingga berbusa, lakukan penyabunan di daerah perineum dahulu lalu

daerah anus
4. Setelah itu lakukan pembilasan dengan menggunakan air bersih,

pembilasan dilakukan dari depan ke belakang dengan bersih.


5. Lalu lap daerah perineum hingga kering. Pakaikan pembalut dan celana

dalam.
SATUAN ACARA PENYUULUHAN

PADA IBU NIFAS DENGAN PARTUS SPONTAN

BELAKANG KEPALA DI RUANG DARA RSUD WANGAYA

Topik : Perawatan Bayi Baru Lahir

Sub Topik : - Memandikan bayi

- Merawat tali pusat

Sasaran : Ibu dan Keluarga

Hari/tanggal : Disesuaikan

Waktu : 30 menit

Tempat : Ruang Dara RSUD Wangaya

A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan ibu dapat memahami tentang cara

memandikan bayi dan merawat tali pusat.


2. Tujuan Khusus
Setelah diberikn penyuluhan selama 30 menit diharapkan ibu dapat:
a. Menjelaskan cara memandikan bayi dengan benar.
b. Menjelaskan cara merawat tali pusat dengan benar.
c. Mendemontrasikan cara memandikan bayi dengan benar.
d. Mendemontrasikan cara merawat tali pusat dengan benar.
B. Meetode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
C. Media
Leaflet
D. Materi
(terlampir)
E. Rencana Kegiatan Penyuluhan

No Kegiatan Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Ibu


dan Waktu
1 Pembukaa - Memberi salam pada ibu - Ibu membalasa salam
n - Menjelaskan tujuan - Ibu mau memperhatikan
(5 menit) penyuluahan
2 Inti - Menjelaskan cara - Ibu memperhatikan dengan
(15 menit) memandikan bayi seksama

- Menjelaskan cara merawat - Ibu memperhatikan


tali pusat penjelasan yang diberikan

- Mendemonstrasikan cara - Ibu memperhatikan dengan


memandikan bayi antusias

- Mendemontrasikan cara - Ibu memperhatikan dengan


merawat tali pusat seksama

- Ibu bertanya hal yang


- Memberi kesempatan ibu
kurang mengerti dari
bertanya
penjelasan yang diberikan

3 Penutup - Meminta ibu menjelaskan - Ibu mampu menjelaskan


(10 menit) cara memandikan bayi kembali dengan singkat dan
benar cara memandikan bayi

- Meminta ibu menjelaskan - Ibu mampu menjelaskan


cara merawat tali pusat kembali dengan singkat dan
benar cara memandikan bayi

No Kegiatan Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Ibu


dan waktu
- Meminta ibu - Ibu mampu
mendemontrasikan cara mendemontrasikan kembali
memandikan bayi cara memandikan bayi

- Meminta ibu - Ibu mampu


mendemontrasikan cara mendemontrasikan kembali
merawat tali pusat cara merawat tali pusat

- Mengucapkan terimakasih - Ibu membalas ucapan


atas perhatian yang perawat
diberikan dan memberi
salam penutup

F. Evaluasi
Secara lisan dengan memberikan pertanyaan dan demonstrasi
1. Jelaskan memandikan bayi!
2. Jelaskan cara merawat tali pusat!
3. Demonstrasikan cara memandikan bayi!
4. Demonstrasikan cara merawat tali pusat!

MATERI PENYULUHAN

A. Memandikan Bayi
1. Pengertian
Memandikan bayi adalah membersihkan kulit bayi dengan menggunakan

sabun dan air bersih.


2. Tujuan
a. Membersihkan badan bayi dari sisa-sisa lemak tubuh, keringat,

melancarkan peredaran darah dibawah kulit.


b. Mencegah infeksi kulit.
c. Memberi rasa segar dan nyaman.
3. Persiapan alat
a. Pakian lengkap
1) Baju
2) Popok
3) Sarung tangan dan kaki
4) Kain alas
5) Topi
6) Selimut
b. Alat mandi
1) Sabun bayi
2) Kapas mata, mulut dan cebok
3) Kapas kering
4) Baby oil
5) Gaas steril
6) Air hangat kuku dalam tempatnya
7) Sisir
8) Handuk
4. Cara memandikan bayi
a. Mencuci tangan
b. Memakai APD
c. Membuka pakian bayi
d. Pantat dibersihkan dengan kapas cebok kemudian tangan ibu dicuci

kembali
e. Kapas diberikan dengan kapas mata
f. Mulut dibersihkan dengan kapas mulut
g. Disabuni dari kepala, leher, dada, perut, kaki, punggung dan terakhir

tangan (kecuali mata)


h. Dipegang sedemikian rupa yaitu kepala bayi diletakan pada lengan

tangan kiri ibu, jari tangan ibu menggenggam ketiak kiri bayi. Pantat

bayi dipegang dengan meletakkan empat jari memanggenggam

pangkal paha kiri


i. Secara perlahan-lahan bayi diangkat dan dimasukkan kedalam air.
j. Dengan tangan kanan badan bayi diberhkan sampai daerah lipatan-

lipatan
k. Bayi ditelungkupkan pada tangan kanan, tangan kiri membersihkan

punggung bayi.
l. Bayi dikeringkan dengan handuk yang lembut.
m. Tali pusat dirawat.
n. Kulit bayi diolesi baby oil.
o. Pakian bayi dikenakan.
p. Rambut disir rapi
q. Bungkus bayi dengan kain yang kering dan hangat, tutup kepala bayi

dengan rapi.
5. Hal-hal yang perlu diperhatikan.
a. Waktu memandikan
- Pagi antara pukul 08.00 wita.
b. Suhu air hangat kuku.
c. Sabun tidak boleh kena mata, hidung, telinga dan mulut.
d. Daerah lipatan sela-sela jari harus bersih betul.
e. Perhatikan mulut apakah ada sariawan.
f. Apabila bayi panas/sakit tidak perlu dimandikan cukup dilap saja.

B. Merawat tali pusat


1. Pengertian
Merawat tali pusat adalah memberikan perawatan terhadap tali pusat pada

bayi yang belum lepas tali pusatnya.


2. Tujuan
Mencegah terjadinya infeksi
3. Persiapan alat
a. Gaas steril
b. Kapas steril
4. Cara merawat tali pusat
a. Gaas pembungkus tali pusat dibuka.
b. Bersihkan tali pusat dengan kapas/gaas untuk tali pusat yang masih

basah bersihkan mulai ujung sampai ke pangkal, tali pusat kering

bersihkan dari pangkal ke ujung.


c. Bungkus tali pusat engan gaas kering.
5. Hal-hal yang harus diperhatikan
a. Jangan mengoleskan salep atau zat apapun ke tali pusat.
b. Nila tali pusat terkena kotoran atau tinja bayi bersihkan dengan sabun

dan air bersih lalu keringkan.

Anda mungkin juga menyukai