Anda di halaman 1dari 8

Studi Kasus

Pemberian terapi murattal terhadap penurunan nyeri pada pasien kanker


kolorektal pre operasi

Kiki Amalia1, Tri Hartiti1


1 Program Studi Pendidikan Profesi Ners, Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan, Universitas
Muhammadiyah Semarang

Informasi Artikel Abstrak


Riwayat Artikel: Salah satu gejala kanker kolorektal yaitu adanya rasa nyeri. Nyeri adalah
• Submit 15 September perasaan tidak menyenangkan baik secara fisik maupun emosional akibat
2020 adanya kerusakan jaringan. Mengatasi nyeri dapat menggunakan cara non
• Diterima 31 Desember farmakologis diantaranya terapi murattal Ar-Rahman. Studi kasus ini
2021 bertujuan untuk mengetahui penurunan nyeri pada pasien kanker
• Diterbitkan 31 Desember kolorektal pre operasi setelah diberikan terapi murattal Ar-Rahman. Desain
2021 studi ini menggunakan deskriptif dengan pendekatan studi kasus
berdasarkan penerapan Evidence Based Nursing Practice yaitu terapi
Kata kunci: murattal terhadap penurunan nyeri. Subjek studi kasus adalah pasien
Nyeri; Kanker Kolorektal; kanker kolorektal yang belum dilakukan tindakan pembedahan, tingkat
Terapi Murattal skala nyeri 2-5, dan beragama Islam. Subjek studi kasus berjumlah 2 pasien.
Pengambilan data menggunakan pengukuran skala Numeric Rating
Scale (NRS) sebelum dan sesudah dilakukan terapi murattal Ar-Rahman.
Hasil studi kasus menunjukkan adanya penurunan nyeri pada kedua subjek
penelitian setelah diberikan terapi murattal Ar-Rahman. Subjek studi kasus
1 terjadi penurunan nyeri sebesar 1 skala nyeri. Subjek studi kasus 2 terjadi
penurunan nyeri sebesar 2 skala nyeri. Terapi murattal Ar-Rahman mampu
menurunkan nyeri pada pasien kanker kolorektal pre operasi.

PENDAHULUAN prevelensi kanker kolorektal di Indonesia


berada di posisi tiga sebanyak 12,8 per
Kanker merupakan salah satu penyebab 100.000 jiwa usia dewasa, dengan angka
mortalitas tertinggi kedua di dunia setelah kematian 9,5% di seluruh kasus kanker.
penyakit kardiovaskuler yang kira-kira
mencapai 9,6 juta kematian di tahun 2018. Kanker kolorektal yaitu kanker yang
(Kementerian Kesehatan RI, 2018) menyerang bagian usus besar karena
mengatakan lima tahun terakhir kejadian adanya polip atau massa yang menonjol.
penyakit kanker mengalami peningkatan Awal mula terjadinya kanker ini berupa
yang mencapai 1,79 per 1000 penduduk. polip atau benjolan kecil yang kemudian
Riset ini juga menemukan, kejadian kanker membesar menjadi tumor. Gejala kanker ini
tertinggi di Yogyakarta sejumlah 4,86 per biasanya berupa adanya perubahan
1000 penduduk, Sumatera Barat 2,47 jiwa, defekasi, adanya darah saat buang air besar,
dan Gorontalo 2,44 jiwa. Kanker kolorektal kelelahan, keletihan, penurunan berat
di dunia menempati posisi ketiga sebagai badan secara drastis, serta nyeri pada perut
kanker yang banyak terjadi pada pria atau anus (YKI, 2018).
maupun wanita. Menurut data Globocan,

Corresponding author:
Kiki Amalia
kikiamalia235@gmail.com
Ners Muda, Vol 2 No 3, Desember 2021
e-ISSN: 2723-8067
DOI: https://doi.org/10.26714/nm.v2i3.6247
Ners Muda, Vol 2 No 3, Desember 2021/ page 119-126 120
Kiki Amalia - Pemberian terapi murattal terhadap penurunan nyeri pada pasien kanker kolorektal pre operasi

Nyeri merupakan suatu keadaan yang tidak subjek studi kasus untuk menurunkan
menyenangkan secara fisik maupun nyeri. Selain itu, terapi murattal membuat
emosional akibat adanya kerusakan hati dan pikiran menjadi lebih tenang
jaringan, penekanan jaringan kanker dan sehingga subjek studi kasus akan merasa
efek samping obat kemoterapi. Nyeri pada teralihkan dengan rasa sakitnya. Studi
pasien kanker bersifat kronik yang artinya kasus ini bertujuan untuk mengetahui
nyeri yang terjadi dengan onset tiba-tiba penurunan nyeri pada pasien kanker
atau lambat dari intensitas rendah hingga kolorektal pre operasi setelah diberikan
berat yang lebih dari 6 bulan. Nyeri dapat terapi murattal surat Ar-Rahman.
dipengaruhi beberapa faktor yaitu jenis
kanker dan kondisi tubuh, gender, budaya METODE
dan kondisi klinis dari pasien (Munawaroh
et al., 2018). Nyeri kanker lama kelamaan Metode studi ini menggunakan desain
akan berdampak pada tubuh seperti deskriptif dengan pendekatan studi kasus
dampak pada fisik, psikologis, sosial, dan berdasarkan penerapan Evidence Based
spiritual. Dampak fisik seperti menurunnya Nursing Practice yaitu terapi murattal
nafsu makan, kelelahan, muntah, kekuatan terhadap penurunan nyeri. Studi kasus ini
otot menurun. Dampak psikologis seperti dilakukan di ruang Rajawali 1B dan 3A pada
rasa takut, cemas, depresi dan kesulitan bulan Januari – Februari 2020. Jumlah
konsentrasi. Dampak sosial seperti subjek studi kasus yang digunakan
gangguan penampilan, penurunan sebanyak 2 orang pasien yang sesuai
hubungan sosial. Dampak spiritual seperti dengan kriteria yang sudah ditentukan.
gangguan arti dan tujuan hidup, gangguan Kriteria inklusinya yaitu pasien yang
dalam keyakinan religious, peningkatan bersedia menjadi responden, pasien yang
perasaan menderita (Miaskowski et al., belum dilakukan tindakan pembedahan,
2004). pasien yang mengalami skala nyeri 2-5, dan
beragama Islam. Kriteria eksklusinya yaitu
Mengatasi masalah nyeri pada pasien pasien dengan tingkat skala nyeri > 5, tidak
kanker dapat menggunakan 2 teknik yaitu bersedia menjadi responden.
teknik farmakologis dan non farmakologis.
Teknik farmakologis seperti pemberian Sebelum dilakukan terapi, pasien dan
analgetik biasanya menjadi pilihan banyak keluarga diberikan penjelasan akan tujuan
pasien untuk mengatasi nyeri. Pada nyeri dan prosedur terapi murattal, kemudian
ringan dapat diberikan obat antiinflamasi pasien diposisikan yang nyaman serta
nonsteroid atau parasetamol. Nyeri sedang diukur tekanan darah dan skala nyeri yang
dapat diberikan seperti tramadol atau di rasakan, kemudian dilanjutkan dengan
codein, nyeri berat dapat diberikan morfin pemberian terapi murattal Ar-Rahman
(Lukman & Harjanto, 2007). Sedangkan selama ± 15 menit dengan volume 50
terapi non farmakologis yang dapat desibel menggunakan headphone yang
diberikan yaitu hipnoterapi (Sakiyan & kemudian pasien dibiarkan rileks selama 10
Rosa, 2015), aromaterapi lavender (Alma, menit dan dilanjutkan mengukur kembali
2016), terapi musik dan deep breathing tekanan darah dan skala nyerinya. Terapi
exercise, terapi murattal surat Ar-Rahman murattal dilakukan selama 3 hari dan
(Suwardi & Rahayu, 2019), terapi guided diberikan 2 jam sebelum mendapatkan
imagery (Mistati, 2019). terapi obat analgesik. Pengukuran skala
nyeri menggunakan Numeric Rating Scale
Studi kasus ini menggunakan terapi (NRS), serta pengumpulan data
murattal surat Ar-Rahman. Terapi murattal menggunakan lembar pengkajian.
surat Ar-Rahman dipilih karena lebih efektif
dan mudah dilakukan secara mandiri oleh

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Ners Muda, Vol 2 No 3, Desember 2021/ page 119-126 121
Kiki Amalia - Pemberian terapi murattal terhadap penurunan nyeri pada pasien kanker kolorektal pre operasi

HASIL Intervensi keperawatatan kedua subjek


kasus yaitu manajemen nyeri (I.08238).
Hasil pengkajian menunjukkan, kedua Manajemen nyeri yang direncanakan yaitu
subjek studi kasus beragama Islam dan usia observasi (identifikasi nyeri dengan
diatas 40 tahun. Kedua subjek studi kasus PQRST), terapeutik (berikan teknik
mengeluh adanya nyeri yang dibuktikan mengurani nyeri dengan memberikan
dengan subjek studi kasus 1 mengatakan terapi murattal), edukasi (anjurkan
nyeri pada perut dan sekitar anus, P: menggunakan analgetik secara tepat),
bertambah apabila perut ditekan, Q: nyeri kolaborasi (kolaborasi pemberian
seperti ditusuk-tusuk, R: bagian perut analgetik). Intevensi keperawatan pada
kanan bawah dan sekitar anus, S: skala 3 kedua subjek studi kasus yaitu intervensi
dari 0-10, T: nyeri hilang timbul, sedangkan pendukung berupa terapi murattal (PPNI,
pada subjek studi kasus 2 mengatakan nyeri 2018).
pada anus, P: bertambah untuk posisi
duduk/ bila ada tekanan, Q: nyeri seperti di Implementasi keperawatan dilakukan 2 jam
tusuk-tusuk, R: bagian anus, S: skala 4 dari sebelum diberikan terapi farmakologi obat
0-10, T: hilang timbul dengan durasi ± 5 analgetik. Subjek studi kasus 1 yaitu
menit. Kedua subjek studi kasus memberikan terapi murattal selama 3 hari
mengatakan dalam keluarga tidak ada yang dengan waktu pemberian selama ± 15
mengalami kanker kolorektal. Kedua subjek menit pada jam 09.30 wib sebelum
kasus memiliki riwayat konsumsi makanan pemberian obat analgetik, subjek studi
(life style) yang kurang baik seperti subjek kasus mendapatkan terapi obat injeksi
kasus 1 lebih suka mengkonsumsi mie ketorolac 1 amp pada jam 12.00 wib. Subjek
instan, kopi, dan merekok sedangkan subjek studi kasus dalam kesadaran
kasus 2 lebih suka konsumsi daging composmentis, keadaan umum cukup baik,
daripada sayur. Kedua subjek studi kasus TD 110/90 mmHg, nadi 92 x/ menit, RR 22
pada pemeriksaan MSCT abdomen dengan x/menit. Pada subjek studi kasus 2 yaitu
kontras menunjukkan kanker pada stadium memberikan terapi murattal selama 3 hari
4 (berdasarkan klasifikasi kanker menurut dengan waktu pemberian selama ± 15
sistem TNM), hal ini ditunjukkan dengan menit, di hari ke-1 pada jam 09.30 wib dan
subjek studi kasus 1 massa rectum hari ke-2 dan ke-3 pada jam 15.20 wib
T3N1M1, sedangkan pada subjek studi sebelum pemberian obat analgetik, dan
kasus 2 massa rectum T3N1Mx. Kedua subjek studi kasus mendapat terapi obat
subjek studi kasus mendapatkan terapi oxikodon 10 mg tablet yang diminum jam
analgetik, subjek studi kasus 1 18.00 wib. Subjek studi kasus dalam
mendapatkan ketorolac 1 amp/12 jam dan kesadaran composmentis, keadaan umum
subjek studi kasus 2 mendapatkan cukup baik, TD 130/90 mmHg, nadi 90 x/
Oksikodon tab 10 mg/ 12 jam. menit, RR 22 x /menit.

Diagnosa keperawatan utama yang muncul Tabel 1


pada pasien kanker kolorektal adalah nyeri Hasil Skala Nyeri Pre dan Post Pemberian Terapi
Murattal
kronik (D.0078) berhubungan dengan Hari Ke-1 Hari Ke-2 Hari Ke-3
infiltrasi tumor (adanya karsinoma rekti) Responden
Pre Post Pre Post Pre Post
(PPNI, 2016). Data mayor kedua subjek Responden 1 3 3 3 2 3 2
kasus menunjukkan adanya keluhan nyeri. Responden 2 4 3 4 3 3 2
Nyeri kronik dipilih sebagai diagnosis
keperawatan utama karena dengan Berdasarkan tabel 1 didapatkan data hasil
mempertimbangkan kondisi klinis kedua studi yang menunjukkan nilai skala nyeri
subjek studi kasus yang mengalami kanker sebelum dan sesudah pemberian terapi
kolorektal. murattal. Subjek studi kasus 1, hari pertama

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Ners Muda, Vol 2 No 3, Desember 2021/ page 119-126 122
Kiki Amalia - Pemberian terapi murattal terhadap penurunan nyeri pada pasien kanker kolorektal pre operasi

sebelum dan sesudah pemberian terapi mengendap lebih lama dan menimbulkan
murattal skala nyeri tidak ada perubahan terjadinya kanker kolorektal (Kelsen et al.,
masih skala 3 (nyeri ringan). Pada hari 2008).
kedua dan ketiga sebelum diberikan terapi
murattal, skala nyeri subjek yaitu 3, tetapi Berdasarkan jenis kelamin, subjek studi
setelah diberikan terapi murattal skala kasus jenis kelamin laki-laki dan
nyeri menurun menjadi 2 (nyeri ringan). perempuan masing-masing hanya 1 orang.
Sedangkan subjek studi kasus 2, hari Hal ini belum berhasil menunjukkan data
pertama dan kedua sebelum diberikan sesuai dengan epidemiologi yang
terapi murattal skala nyeri yaitu 4 (nyeri menyatakan jumlah pendertita kanker
sedang), tetapi sesudah diberikan terapi kolorektal lebih banyak pada laki-laki
murattal skala nyeri menurun menjadi daripada perempuan. Hal ini didukung oleh
skala nyeri 3. Lalu, pada hari ketiga sebelum penelitian (Munawaroh, 2017) yang
pemberian terapi murattal skala nyeri yaitu menyatakan bahwa responden laki-laki
3 dan setelah pemberian terapi murattal lebih banyak yaitu sebanyak 26 orang
skala nyeri menurun menjadi 2 (nyeri (54,17%) dan perempuan sebenyak 22
ringan). orang (45,83%).

Evaluasi dalam studi kasus ini dapat Kedua subjek studi kasus mengatakan
dianalisis bahwa masalah keperawatan dalam keluarga tidak ada yang memiliki
teratasi sebagian sebagai bukti bahwa skala riwayat penyakit kanker kolorektal.
nyeri kedua subjek studi kasus mengalami Berdasarkan penelitian (Lubis et al., 2017)
penurunan setelah diberikan terapi menyatakan bahwa pada kelompok kasus
murattal. Subjek studi kasus 1 mengalami yang memiliki riwayat kanker kolorektal
penurunan sebesar 1 skala nyeri dan subjek sejumlah 13 orang (10,6%), sedangkan
studi kasus 2 mengalami penuruan sebesar tidak ada riwayat keluarga menderita
2 skala nyeri. kanker kolorektal sejumlah 110 orang
(89,4%). Pada studi prospektif dari Fuchs
PEMBAHASAN menyatakan dapat terjadi peningkatan 1,8-
8 kali seseorang mengalami kanker
Kedua subjek studi kasus berada di usia kolorektal karena adanya faktor riwayat
lebih dari 40 tahun. Hasil ini sesuai dengan keluarga.
penelitian (Munawaroh, 2017) yang
menyatakan banyaknya jumlah kelompok Kedua subjek studi kasus mempunyai
perlakuan ada pada rentang usia 46-60 riwayat pola makanan (life style) yang
tahun sebesar 34 orang (70,83%). Hal juga kurang baik. Pada subjek studi kasus 1 lebih
selaras dengan penelitian (Hapsari & suka mengkonsumi mie instan, kopi dan
Murbawani, 2016) yang menyatakan bahwa merokok. Mie instan selayaknya junk food
terdapat 38,9% pada usia 41-50 tahun dan ialah jenis makanan yang tidak disarankan
51 – 60 tahun. Salah satu faktor resiko untuk dikonsumsi teralu sering karena
terjadinya kanker kolorektal adalah usia. kandungan gizi yang sedikit. Hal ini dapat
Hal ini dikarenakan adanya mutasi DNA memicu terjadinya kanker kolorektal akibat
pada sel penyusun kolon dan rektum, pola hidup yang tidak baik. Berdasarkan
immunoglobulin menurun dan konfigurasi penelitian (Lestari, 2015) yang menyatakan
limfosit sehingga sistem kekebalan tubuh proporsi individu yang mengalami kanker
berkurang untuk melawan benda asing. kolorektal lebih besar yang merokok
Pada usia tersebut, dapat terjadi motilitas sejumlah 16 orang (25,0%) daripada orang
pencernaan menurun, sekresi mukus yang pernah merokok sejumlah 12 orang
menurun dan kemampuan rectum distensi (18,8%). Salah satu faktor yang dapat
menurun mengakibatkan sisa makanan menyebabkan penyakit kanker yaitu rokok

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Ners Muda, Vol 2 No 3, Desember 2021/ page 119-126 123
Kiki Amalia - Pemberian terapi murattal terhadap penurunan nyeri pada pasien kanker kolorektal pre operasi

Sebab di dalam rokok terdapat zat berdasarkan klasifikasi kanker menurut


karsinogenik yang memicu terjadinya sistem TNM, pada subjek studi kasus 1
kanker. Karsinogenik dalam rokok akan massa rectum T3N1M1, sedangkan subjek
menyebabkan aktifasi metabolik sebagai studi kasus 2 massa rectum T3N1Mx. CT
perantara untuk berinteraksi dengan DNA Scan dilakukan untuk mengetahui apakah
membentuk produk kovalen. Detoksifikasi tumor stadium lanjut dan mendeteksi
metabolism karsinogenik dilakukan guna metastasis kelenjar getah bening. Klasifikasi
mengsekresi zat karsinogenik dalam tubuh. stadium kanker dilakukan guna
Apabila karsinogenik telah mengaktifasi menentukan luas atau ekstensi kanker dan
DNA dan dapat diperbaiki maka akan nilai prognostik pasien. Sistem stadium
kembali ke keadaan normal. Tetapi, jika yang sering digunakan yaitu sistem TNM
tidak dapat diperbaiki maka akan terjadi American Joint Committee on Cancer (AJCC),
kesalahan coding yang mengakibatkan menurutnya T3 berarti invasi tumor
mutasi permanen dalam DNA. Sel dan DNA melewati propia ke sub serosa atau
yang rusak atau bermutasi dapat peritoneal perikolik atau ke jaringan
dihilangkan dengan apoptosis. Apabila periretal, N1 menunjukkan adanya
mutasi terjadi pada daerah gen penting metastasis di 1 sampai 3 kelenjar limfe
seperti RAS atau onkogen MYC atau TP53 perkolik atau kelenjar limfe perirectal, M1
atau CDKN2A gen supresor tumor akan berarti terdapat metastase jauh, sedangkan
mengakibatkan sel-sel tersebut kehilangan Mx berarti metastase jauh yang tidak dapat
kemampuan untuk mengontrol dinilai (Kemenkes RI, 2016). Hal ini sejalan
perkembangan sel normal dan berkembang dengan penelitian (Maharani, 2014) yang
menjadi tumor (Hecht et al., 2012). menyatakan di dalam kasusnya pasien
dengan diagnosa medis adenokarsinoma
Pada subjek studi kasus 2, dahulu lebih suka rekti sigmoid T3N1M1 (stadium 4), karena
mengkonsumsi daging daripada sayur. metastasis sampai ke hepar.
Secara teoritis salah satu faktor resiko
terjadinya kanker kolorektal yaitu Kedua subjek studi kasus mendapatkan
rendahnya asupan serat. Konsumsi serat terapi analgetik. Pemberian analgetik pada
yang cukup diyakini dapat memberikan pasien kanker sudah benar. Di Amerika
efek protektif dari sel kanker dengan kira-kira 90% pasien dapat mencapai
meningkatnya massa feses dan frekuensi kontrol nyeri yang baik dengan mengikuti
BAB sehingga mengurangi kontak antara pedoman pengobatan nyeri. Menurunnya
karsinogen dengan lumen kolon. Serat akan nyeri dapat tercapai dengan menggunakan
mengikat asam empedu sekunder dan WHO three step analgesic ladder yaitu
bahan toksik lain yang nantinya akan tentang penggunaan dosis yang tepat
dibuang dalam bentuk feses (Tamba, 2012). berdasarkan tingkatan nyeri (Hui & Bruera,
Hal ini sejalan dengan penelitian (Hapsari & 2014). Pada penelitian (Herawati & Pratiwi,
Murbawani, 2016) yang menyatakan bahwa 2018) di Puskesmas Surabaya sejumlah
subjek kelompok kasus 13 orang (72,2%) 94% pasien kanker merasakan nyeri
dan kontrol 17 orang (94,4%) memiliki berkurang setelah diberikan analgetik. Pada
asupan serat yang rendah yaitu kurang dari studi ini subjek studi kasus 1 mendapatkan
25 gram per hari. Tingginya asupan lemak ketorolac 1 amp/12 jam. Ketorolak
hewani seperti daging merah juga dapat termasuk golongan obat NSAID yang
mempengaruhi terjadinya kanker kerjanya menghambat sikooksigenase
kolorektal (Tamba, 2012). sehingga obat ini aman untuk diberikan
pada pasien kanker dengan tingkat nyeri
Kedua subjek studi kasus pada pemeriksaan ringan. Terapi nyeri ringan sesuai standar
penunjang MSCT abdomen dengan kontras acuan yaitu analgetik non opioid
menunjukkan kanker pada stadium 4 ini (paracetamol) dan NSAID (ketorolac)

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Ners Muda, Vol 2 No 3, Desember 2021/ page 119-126 124
Kiki Amalia - Pemberian terapi murattal terhadap penurunan nyeri pada pasien kanker kolorektal pre operasi

(Ayatulaila, 2016). Subjek studi kasus 2 dalam penelitiannya, mendengarkan


mendapatkan Oksikodon tab 10 mg/ 12 bacaan Al-Quran akan lebih bermanfaat
jam. Oksikodon termasuk golongan opioid daripada mendengarkan suara musik yang
untuk mengatasi nyeri sedang-nyeri berat. lain. Alunan Al-Quran akan meningkatkan
Selain morfin, di Indonesia oksikodon kehidupan dengan meredakan rasa stress,
sudah mulai digunakan untuk psien kanker meningkatkan relaksasi, kenyamanan dan
ataupun non kanker. Berdasarkan ketenangan, serta meningkatkan
penelitian (Ritonga et al., 2017) kelompok kecerdasan spiritual. Selain itu, pada
yang menggunakan oksikodon secara penelitian (Sodikin, 2012) ia menjabarkan
statistik terlihat perbedaan skala nyeri bahwa terapi murattal dapat bersinergi
setelah 4 kali penilaian. dengan terapi obat untuk menurunkan
nyeri. Hal ini seirama dengan teori nyeri
Kedua subjek studi kasus mengalami Good yang menyatakan bahwa pentingya
penurunan nyeri dengan diberikan terapi keseimbangan antara pemberian analgetik
murattal surat Ar-Rahman. Terapi murattal dengan efek samping sehingga dibutuhkan
merupakan rekaman suara Al-Quran yang terapi adjuvant.
dilantunkan oleh seorang qori. Terapi
murattal digunakan karena mampu SIMPULAN
memberikan efek rileks bagi tubuh dan
meningkatkan spiritualitas sesorang Pemberian terapi murattal surat Ar-
sehingga tidak lagi menjadikan nyeri Rahman yang dilakukan selama 3 hari dapat
sebagai beban. Hasil ini sesuai dengan menurunkan nyeri pasien kanker kolorektal
penelitian (Suwardi & Rahayu, 2019) yang pre operasi. Hal ini ditunjukkan dengan
menyatakan bahwa terapi murattal menurunnya tingkat nyeri kedua subjek
menunjukkan penurunan tingkat nyeri yang studi kasus.
sangat signifikan, maksudnya rata-rata
tingkat nyeri pada kelompok perlakuan UCAPAN TERIMAKASIH
setelah diberikan terapi murattal sebesar
13,00. Hal ini selaras dengan penelitian Penulis mengucapkan terimakasih kepada
(Mulyani et al., 2019) yang menyatakan kedua pasien kanker kolorektal yang sudah
bahwa pemberian terapi murattal tidak ada bersedia menjadi subjek studi kasus.
yang signifikan antara penurunan skala Penulis juga mengucapkan terimakasih
nyeri pada kelompok 15 menit ataupun 25 kepada semua pihak yang telah membantu
menit (p = 0,167). dalam penyelesaian artikel ini.

Kedua subjek studi kasus mengatakan REFERENSI


setelah diberikan terapi murattal menjadi
lebih nyaman dan nyeri terasa berkurang. Ayatulaila, I. (2016). Evaluasi Penggunaan Analgetik
Alunan suara dari bacaan Al-Quran akan Dan Efektivitasnya Pada Pasien Kanker Organ
Reproduksi Wanita Di Rumah Sakit X Tahun
masuk ke telinga yang kemudian akan 2015.
menggetarkan gendang telinga dan
Hapsari, P. K., & Murbawani, E. A. (2016). Hubungan
mengguncang cairan di telinga sehingga asupan serat, lemak dan kalsium dengan
akan menggetarkan sel-sel rambut di kejadian karsinoma kolorektal di semarang.
koklea. Dari koklea akan menuju ke Journal of Nutrition College, 4(Jilid 5), 360–367.
thalamus yang kemudian dilanjutkan ke Hecht, S. S., Khariwala, S. S., & Hatsukami, D. (2012).
hipotalamus yang merupakan sistem saraf Tobacco carcinogen metabolites and dna
pusat otonom, dari saraf tersebut akan adducts as biomarkers in head and neck
menstimulasi hormon endorfin dan cancer: potential screening tools and
prognostic indicators. Head and Neck, 36(10),
memerintahkan tubuh untuk nyaman 1391. https://doi.org/10.1002/HED
(Qadri, 2003). Menurut (Rilla et al., 2014)

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Ners Muda, Vol 2 No 3, Desember 2021/ page 119-126 125
Kiki Amalia - Pemberian terapi murattal terhadap penurunan nyeri pada pasien kanker kolorektal pre operasi

Herawati, F., & Pratiwi, V. F. (2018). Penggunaan 15 Menit dan 25 Menit terhadap Penurunan
Analgesik untuk Perawatan Paliatif Pasien Skala Nyeri pada Pasien Kanker Pasca Bedah.
Kanker di Poli Paliatif Puskesmas di Kota Journal of Bionursing, 23(3), 2019.
Surabaya. Media Pharmaceutica Indonesiana
Munawaroh. (2017). Modifikasi Pro Self Pain Control
(MPI), 2(1), 13. Untuk Menurunkan Nyeri Dan Meningkatkan
https://doi.org/10.24123/mpi.v2i1.1298 Kemampuan Aktivitas Pada Pasien Kanker
Hui, D., & Bruera, E. (2014). A personalized approach Kolorektal Yang Menjalani Kemoterapi Tesis.
to assessing and managing pain in patients In Journal of Chemical Information and
with cancer. Journal of Clinical Oncology, Modeling (Vol. 53, Issue 9).
32(16), 1640–1646. https://doi.org/10.1017/CBO978110741532
https://doi.org/10.1200/JCO.2013.52.2508 4.004
Kelsen, D. P., Daly, J. m, Kern, S. E., Levin, B., Tepper, Munawaroh, Bunda, M., & Batam, P. (2018). Skala
J. E., & Cutsem, E. Van. (2008). Principles and nyeri pada pasien kanker kolorektal yang
Practice of Gastrointestinal Oncology - Google menjalani kemoterapi. XVI(2).
Books (2nd ed.). Lippincott Williams and
Nofiyanti, N. (2016). Pengaruh pemberian
Wilkins. aromaterapi lavender ( lavandula angustifolia )
Kemenkes RI. (2016). Panduan Penatalaksanaan terhadap penurunan tingkat nyeri kanker di
Kanker kolorektal. Kementerian Kesehatan ruang kemoterapi RSUD Panembahan Senopati
Republik Indonesia, 76. Bantul. Universitas Almaata Yogyakarta.
Kementerian Kesehatan RI Badan Penelitian dan PPNI, T. P. S. D. (2016). Standar Diagnosis
Pengembangan. (2018). Hasil Utama Riset Keperawatan Indonesia Definisi dan Indikator
Kesehatan Dasar. Kementrian Kesehatan Diagnostik Edisi 1. In Dewan Pengurus Pusat
Republik Indonesia, 1–100. PPNI.
Lestari, D. A. (2015). Distribusi Kejadian Kanker dan https://doi.org/10.1093/molbev/msj087
Status Merokok di Indonesia. Fakultas Qadri, M. A. (2003). Quranic Therapy Heal Yourself
Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Epidemiologi. (pp. 1–24). Mission Boulevard Suite.
Lubis, M. Y., Abdullah, M., Hasan, I., & Suwarto, S. Rilla, E. V., Ropii, H., & Sriati, A. (2014). Terapi
(2017). Probabilitas Temuan Kanker Murottal Efektif Menurunkan Tingkat Nyeri
Kolorektal pada Pasien Simtomatik Dibanding Terapi Musik pada Pasien
Berdasarkan Unsur-Unsur Asia Pacific Pascabedah. Jurnal Keperawatan Indonesia,
Colorectal Screening (APCS). Jurnal Penyakit 17(2), 74–80.
Dalam Indonesia, 2(2), 90. https://doi.org/10.7454/jki.v17i2.444
https://doi.org/10.7454/jpdi.v2i2.71 Ritonga, A. H., Solihat, Y., & Veronica, A. (2017).
Lukman, G., & Harjanto, E. (2007). Tata Laksana Perbedaan Pengaruh Morphin Controlled
Farmakologis Nyeri Kanker. Indonesian Journal Release 30 mg dan Oxycodone Controlled
of Cancer 3, 121–123. Release 20 mg Oral terhadap Nyeri Kanker.
Maharani, T. D. (2014). Analisis praktik klinik Jurnal Anestesi Perioperatif, 5(3), 192–197.
keperawatan kesehatan masyarakat perkotaan https://doi.org/10.15851/jap.v5n3.1163
pada pasien kanker kolorektal di ruang rawat Sakiyan, & Rosa, E. M. (2015). Action Research:
bedah IRNA teratai RSUP Fatmawati jakarta. Hypnotherapy to Overcome Pain and Anxiety
Universitas Indonesia. in Colon Cancer Patients. Indonesian Journal of
Nursing Practices, 2, 79–90.
Miaskowski, C., Dodd, M., & Lee, K. (2004). Symptom
clusters: the new frontier in symptom Sodikin. (2012). Pengaruh Terapi Bacaan Al-quran
management research. Journal of the National Melalui Media Audio Terhadap Respon Nyeri
Cancer Institute. Monographs, 0610(32), 17–21. Pasien Post Operasi Hernia di RS Cilacap. Jurnal
https://doi.org/10.1093/jncimonographs/lgh Kesehatan Al-Irsyad (JKA), V(1), 35–41.
023
Suwardi, A. R., & Rahayu, D. A. (2019). Efektifitas
Mistati, N. (2019). Asuhan keperawatan pada pasien Terapi Murottal Terhadap Penurunan Tingkat
carsinoma recti dengan penerapan terapi Nyeri Pada Pasien Kanker. Jurnal Keperawatan
guided imagery di IRNA bedah pria di RSUP DR. Jiwa, 7(1), 27.
M. Djamil Padang. NASPA Journal, 42(4), 1. https://doi.org/10.26714/jkj.7.1.2019.27-32
https://doi.org/10.1017/CBO978110741532
Tamba, E. (2012). Karsinogenesis Kanker Kolorektal,
4.004
Hubungannya dengan Diet dan Mikroflora
Mulyani, N. S., Purnawan, I., & Upoyo, A. S. (2019). Usus. Jurnal Kedokteran Meditek, 18(48), 25–
Perbedaan Pengaruh Terapi Murottal Selama 34.

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Ners Muda, Vol 2 No 3, Desember 2021/ page 119-126 126
Kiki Amalia - Pemberian terapi murattal terhadap penurunan nyeri pada pasien kanker kolorektal pre operasi

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi YKI. (2018). Harapan Terpadu World Cancer Day
Keperawatan Indonesia (I). Jakarta. Retrieved 2018. Buletin YKI, 2(April), 1–54.
from Http://Www.Inna-Ppni.or.Id. Practice
Nurse.

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.

Anda mungkin juga menyukai