Email: rikafatmadona3@gmail.com
Abstrak
Terapi pijat, merupakan terapi komplementer yang paling banyak dan aman digunakan. Masalah psikologis sebagai
dampak dari gangguan fisik banyak terjadi pada pasien penyakit kronis, terutama kanker. Tujuan penulisan ini
adalah memaparkan aplikasi pijat terapeutik untuk mengurangi distress sebagai suatu Evidence Based Nursing
(EBN). Metode penulisan ini berupa case study pelaksanaan EBN dilakukan di ruang rawat inap Teratai RS Kanker
Dharmais, Jakarta, selama 2 minggu, dalam rentang waktu tanggal 16 April hingga 9 Mei 2014. Pijatan dilakukan
selama 3 kali seminggu, 20 menit, dalam 2 minggu, sehingga masing-masing pasien mendapatkan 6 sesi pijat
terapeutik. Partisipan dalam penerapan EBN ini semuanya perempuan, dengan rentang usia 27 th-58 th, dengan 4
orang ca mammae, 1 orang ca cervix, 1 orang ca ovarium, 1 orang ca thyroid, 1 orang LNH. Setelah dilakukan sesi
pijat terpeutik sesuai dengan metode Ahles, et al, (1999), didapatkan sesi pijat terapeutik mampu menurunkan cemas
pasien, dilihat dari penurunan skor ESAS cemas, mampu merilekskan pasien. Ke-4 pasien yang menjalani terapi
pijat pada hari pertama, didapatkan keluhan cemas sedang 2 orang, cemas berat 2 orang pada akhir sesi pasien tidak
didapatkan cemas lagi. Respon pasien setelah menjalani sesi melaporkan badannya lebih segar dan tidurnya lebih
nyenyak. Pada pasien yang mengeluhkan nyeri hebat dengan pemberian pijat terapeutik yang sebelumnya telah
diberikan analgesik, dan teknik relaksasi, diketahui dengan pemberian pijat terapeutik walaupun belum mampu
menurunkan nyeri secara drastis, pasien dapat beradaptasi dengan nyerinya, koping pasien lebih konstruktif.
Saran adalah terapi pijat dapat menjadi pilihan intervensi non farmakologi serta non invasif yang aplikatif dalam
mengurangi distres pasien, dapat dilakukan oleh perawat ruangan dengan melalui pelatihan singkat tentang prosedur
teknis pijat terapeutik. Demi terlaksananya pijat yang efektif pada pasien, hendaklah pihak RS menyediakan fasilitas
seperti kursi pijat, tempat tidur pijat dan terapis yang
Abstract
Massage therapy, is the most favorit and the savest therapy. Psychology problem
Dengan berbagai efek samping pengobatan yang Kejadian distres pada semua tahapan kanker menurut
justru memperburuk kondisi pasien, maka terapi Cancer Journey Action Group (2009), mencapai 35%
komplementer menjadi alternatif pengobatan pada hingga 45% di Amerika utara. RS Kanker Dharmais,
pasien kanker. Terapi pijat, merupakan terapi sebagai rumah sakit pusat rujukan kanker nasional,
komplementer yang paling banyak dan aman dari hasil observasi praktikan selama bulan Februari-
digunakan. Terapi komplementer dengan sentuhan Maret 2014 diruang poliklinik, ruang diagnostik dan
yang memberikan rasa nyaman dengan memberikan ruang rawat inap kelas III Teratai, didapatkan hampir
tekanan dan melakukan pergerakan ditubuh, adalah sebagian besar pasien kanker, menjalani pemeriksaan
terapi paling banyak digunakan pada pasien kanker dan menjalani pengobatan, mengalami distres.
dewasa, karena efisien dari segi biaya, non invasif, Penilaian dengan ESAS pada Maret 2014 di 3 kamar
dan berpengaruh positif terhadap pengurangan gejala, dengan jumlah pasien 16 orang di ruang rawat inap
seperti ansietas dan depresi pada pasien kanker. Teratai RSKD didapatkan 2 orang (12,5 %) cemas
(Post-White, et al, 2003; Falkensteiner, Mantovan, berat , 9 orang (56,3 %) cemas ringan, sisanya 5
Muller dan Them, 2011, Gecsedi, 2002). Walton orang (31,3%) cemas sedang. Gejala lain yang turut
(2006) menyatakan umumnya, dengan pijat, 5 gejala dirasakan pada pasien adalah nyeri, cemas, gangguan
umum yang dilaporkan berkurang, antara lain nyeri, tidur, konstipasi, mukositis. Penanganan gejala pada
cemas, nausea, fatigue, depresi. Cemas merupakan pasien selama ini dilakukan dengan upaya
gejala yang paling sering dilaporkan dalam studi. farmakologis, tindakan non farmakologis yang
Namun, karena studi terapi pijat banyak dalam tahap dilakukan hanya berupa komunikasi terapeutik.
awal dengan sampel kecil, efek pengurangan gejala Berdasarkan telaahan beberapa jurnal dalam
tidak begitu pasti. sistematik review Ernst(2009), terapi pijat terbukti
mampu mengurangi depresi, ansietas, nausea, nyeri,
Terapi pijat didefinisikan oleh Vickers dan Zollman sehingga praktikan ingin menerapkan intervensi pijat
(1999) sebagai " manipulasi lembut jaringan tubuh terapeutik tersebut pada pasien kanker di RS Kanker
untuk membawa perbaikan umum dalam kesehatan ". Dharmais.
Dari fenomena distres pada pasien kanker payudara 2014. Pijatan dilakukan selama 3 kali seminggu, 20
yang menjalani sesi kemoterapi, maka pertanyaan menit, dalam 2 minggu, sehingga masing-masing
klinis yang muncul adalah: Apakah pemberian terapi pasien mendapatkan 6 sesi pijat terapeutik. Dalam
pijat pada pasien kanker diruangan rawat inap dapat penentuan jumlah partisipan, penulis terlebih dahulu
mengurangi distres? melakukan skrining dengan menggunakan teknik non
probability sampling tipe consecutive sampling
TUJUAN PENULISAN terhadap beberapa responden sesuai dengan kriteria
Memaparkan aplikasi pijat terapeutik untuk inklusi. Partisipan yang dipilih untuk terapi pijat
mengurangi distress sebagai suatu Evidence Based adalah pasien kanker yang dirawat di RS Kanker
Nursing (EBN). Dharmais dengan kriteria:
Falkensteiner, M., Mantovan, F., Miiller, I., & Them, Tomey, A. M., & Alligood, M. R. (2006). Nursing
C. (2011). The use massage therapy for reducing theorists and their work (6th ed.). St.Louis, MO:
pain, anxiety & depression in oncological palliative Mosby Elsevier.
care patients: a narrative review of the literature.
Tortora, G.J. & Derrickson, B. (2006). Principles of
Review article. International scholarly research
anatomy & physiology. 11th ed. USA: John Wiley &
network. Vol 2011, Article ID 929868, 8 pages.
Sons, inc.
Gecsedi, R.A. (2002). Massage therapy for patients
Vickers A. & Zollman, C. (1999) ABC of
with cancer. Clinical journal of oncology nursing.
complementary medicine. Massage therapies. British
Vol 6 (1)
Medical Journal, 319: 1254-1257
Holey, E. & Cook, E. (2003) Evidence-based
Vitek, L., Rosenzweig, M.Q., & Stollings,S. (2006).
Therapeutic Massage: A Practical Guide for
Distress in Patients With Cancer
Therapists, Elservier Health Sciences
Walters, S.J. (2010). Massage & cancer: practice
Imanishi et al (2007). Anxiolytic effect of
guidelines. Journal of the australian traditional-
aromatherapy massage in patients with breast cancer.
medicine society. Vol 16(3).
Advance access publications No.4.
Walton, T.(2006). Cancer & massage therapy:
Mandal, A. (2014). Breast Cancer Epidemiology.
essential contraindications. Diakses dari
Diakses dari http://www.news-
www.amtamassage.org/mtj
medical.net/health/Breast-Cancer-Epidemiology.aspx
pada tanggal 16 Mar 2014. Wilkinson, S. et al (2007). Effectivenes of
aromatherapy massage in the management of anxiety
Melnyk, B.M. & Fineout-overholt, E. (2005).
and depression in patients with cancer: a multicenter
Evidence-based practice in nursing & healthcare.
randomized controlled trial. Journal of clinical
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
oncology. Vol 25 no. 5.
Oncology Nursing Forum (2008). Oncology nursing
Wilkinson, S., Barnes, K., & Storey, L. (2008).
society 33rd annual congress podium & poster
Massage for symptom relief in patients with cancer:
abstracts. Vol. 35 issue 3, p484-559. diakses dari
systematic review. Journal Advanced Nursing. 63(5),
http://ons.metapress.com
430-439. Review paper. Blackwell publishing ltd.