Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan http://ejournal.stikesmuhgombong.ac.

id
Volume 17 No 1, Juni 2021, Hal. 95-102 P-ISSN 1858-0696
DOI: 10.26753/jikk.v17i1.540 E-ISSN 2598-9855

ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PENERAPAN TINDAKAN


“SLOW STROKE BACK MASSAGE” PADA PASIEN KANKER SERVIKS
DENGAN MASALAH KEPERAWATAN UTAMA NYERI PINGGANG
DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT PROF. DR. MARGONO SOEKARJO
PURWOKERTO

Mauizatul Hasanah1,Diah Astutiningrum1, Susio Maryati2, Rasinah1*


1
STIKES Muhammadiyah Gombong
2
RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto
*e-mail: gelisbergas@gmail.com

Abstract

Keywords: Kanker servik akan menimbulkan rasa nyeri, apabila nyeri tidak segera
Asuhan diatasi akan berdampak buruk bagi pasien. Penanganan non farmakologi
keperawatan; yang bisa dilakukan untuk menangani nyeri adalah terapi pijat punggung
Terapi SSBM, sampai pinggang “Slow Stroke Back Massage” (SSBM). Tujuan studi
Kanker Servik, kasus ini adalah menjelaskan tindakan keperawatan terapi SSBM pada
Nyeri Kronis klien kanker servik dengan masalah nyeri pinggang kronis. Desain yang
digunakan adalah studi kasus deskriptif dengan instrumen menggunakan
kuisioner dan format asuhan keperawatan yang digunakan yaitu analisis
isi. Analisis selanjutnya yaitu membandingkan asuhan keperawatan yang
telah dilakukan pada pasien kelolaan dengan kriteria hasil dari NOC
(nursing outcome classification). Penerapan inovasi keperawatan dengan
terapi “Slow Stroke Back Massage”dilakukan dengan tehnik pijat
punggung sampai pinggang selama kurang lebih selama 10-15 menit
dengan frekuensi 1x/hari dan dalam tempo 3 hari masa perawatan.
Implementasi nonfarmakologi berupa tindakan “SSBM” sangat efektif
dilakukan pada klien dengan keluhan nyeri pinggang. Observasi dilakukan
selama 3 hari dengan hasil terjadi penurunan nyeri yang signifikan pada
ke-3 klien, dengan penurunan skala 1-2, diukur menggunakan instrument
skala nyeri “Numeric Rating Scale”. Setelah dilakukan terapi semua klien
merasa lebih nyaman, rileks serta dapat berisitirahat dengan tenang
dimalam hari.

I. PENDAHULUAN Kanker dapat dialami oleh pria maupun


Kanker merupakan suatu jenis penyakit wanita. Kanker yang sering menyerang pada
yang ditandai dengan pertumbuhan sel masyarakat khususnya kaum wanita hingga
abnormal yang tidak bisa dikendalikan dapat menyebabkan kematian ialah kanker
didalam tubuh manusia. Kanker menjadi leher rahim atau mulut rahim, sering disebut
penyebab kematian terbesar saat ini. Pada dengan istilah medis kanker servik. Kanker
tahun 2015 terjadi peningkatan kasus kanker servik atau kanker mulut rahim merupakan
dikarenakan pola hidup yang salah, seperti kanker yang paling berbahaya mengancam
kebiasan merokok, mengkonsumsi akohol, kehidupan seorang wanita. Berdasarkan
serta mengkonsumsi makanan yang banyak estimasi data tersebut Provinsi Jawa Tengah
mengandung lemak jenuh (Safitri, dkk., merupakan provinsi dengan jumlah penderita
2018). kanker servik paling banyak, terdapat 90-100

95
JIKK Volume 17, No 1, Juni 2021 http://ejournal.stikesmuhgombong.ac.id

ribu kasus per 100.000 penduduk dan setiap merangsang titik tertentu di sepanjang
tahun terdapat 40.000 kasus kanker servik medulla spinalis yang ditransmisikan melalui
(Sutrisno, 2018). serabut saraf besar ke formation retikularis,
Tindakan pengobatan kanker servik thalamus serta sistem limbik tubuh yang akan
dapat melalui tehnik farmakologi maupun melepaskan hormon endorphin. Endorphin
non-farmakologi. kemoterapi merupakan merupakan neurotransmitter yang dapat
terapi farmakologi bertujuan untuk menghambat pengiriman rangsang nyeri
menghancurkan sel-sel kanker yang dengan cara menempel kebagian reseptor
menyerang tubuh. Cara kerja obat ini ialah opiate pada saraf dan sumsum tulang
dengan menghambat bahkan sampai belakang sehingga dapat menghambat pesan
menghentikan pertumbuhan sel kanker nyeri ke pusat yang lebih tinggi dan dapat
sehingga sel kanker tidak dapat tumbuh dan menurunkan sensasi nyeri (Setyowati, 2019).
berkembang menjadi semakin luas (Grove, Massase dapat meningkatkan relaksasi pada
2016). Akan tetapi, pada dasarnya walaupun tubuh, juga merupakan asuhan efektif, aman,
kemoterapi merupakan terapi yang paling sederhana dan tidak menimbulkan efek yang
baik bagi penderita kanker servik, namun merugikan bagi pasien.
tidak dapat menutup kemungkinan bahwa Hasil studi pendahuluan di ruang Teratai
pengobatan dari kemoterapi sendiri memiliki RSMS Purwokerto pada 3 bulan terakhir
efek samping bagi penderita, baik efek didapatkan hasil bahwa, terdapat sejumlah
samping mengarah kepada kondisi fisik pasien wanita mengalami kanker servik
maupun psikologis (World Health sebanyak 74 jiwa. Dari 74 jiwa tersebut
Organization, 2014). dilakukan intervensi awal, yakni massase
Selain menyerang psikis, tak jarang punggung hingga pinggang, dengan hasil dari
kanker mulut rahim ini menyerang fisik. 2 responden dengan kanker serviks stadium 3
Ditinjau dari para penderita kanker servik, menunjukkan hasil adanya penurunan skala
beberapa diantara mereka mengalami nyeri dengan skala awal 4 menjadi skala 3
keluhan nyeri dibagian pinggang, kantung selama 3 hari dilakukan tindakan. Adanya
kemih serta bagian di atas organ kewanitaan. hasil dari penerapan tindakan massase
Nyeri merupakan keluhan utama penderita tersebut menandakan tindakan pijat atau
kanker servik disebabkan karena massage “SSBM” efektif dilakukan pada
pertumbuhan tumor, efek dari prosedur pasien penderita kanker serviks stadium 3
diagnostik dan perawatan yang berulang. dengan nyeri pinggang kronis. “Slow Stroke
Nyeri yang dirasakan penderita kanker servik Back Massage”, diyakini salah satu inovasi
ialah dikarenakan lokasi kanker servik yang dapat membantu penderita
berdekatan dengan saraf panggul, jaringan meringankan rasa pegal atau sakit di bagian
lunak dan struktur tulang sehingga kanker pinggang.
cenderung untuk menyebar menuju struktur Meningkatnya jumlah penderita kanker
retroperitoneal, sehingga mengakibatkan serviks akhir-akhir ini sangat
nyeri yang semakin meningkat (Setyowati, mengkhawatirkan dunia kesehatan. Dampak
dkk, 2019). dari kanker serviks tidak hanya pengangkatan
Salah satu terapi nonfarmakologis untuk dari organ kewanitaan namun dapat sampai
mengurangi rasa nyeri yang dirasakan oleh merenggut nyawa penderitanya. Tanda dan
penderita kanker servik yaitu dengan terapi gejala dari penderita kanker servik salah
slow stroke back massage (SSBM). Terapi satunya ialah nyeri dibagian pinggang, rasa
SSBM merupakan suatu tindakan stimulasi nyeri ataupun pegal yang dirasakan penderita
kulit untuk memberi kenyamanan, kanker serviks sangat menganggu aktivitas
meredakan ketegangan, merilekskan badan, bahkan konsentrasi dan tidak dipungkiri akan
serta meningkatkan sirkulasi darah didalam menganggu aktivitas organ lain seperti
tubuh. Mekanisme terapi pijat punggung atau pencernaan ataupun perkemihan, sehingga
yang disebut “slow stroke back massage” dibutuhkan inovasi keperawatan untuk
diawali dengan pijat di daerah punggung dan membantu meringankan beban nyeri yang

96
JIKK Volume 17, No 1, Juni 2021 http://ejournal.stikesmuhgombong.ac.id

dirasakan penderita kanker serviks tersebut. Berdasarkan hasil asuhan keperawatan


Penulis tertarik untuk melakukan asuhan pada tiga pasien didapatkan masalah
keperawatan pada pasien kanker serviks keperawatan nyeri kronis. Penulisan rencana
stadium dini dengan penerapan “slow stroke asuhan keperawatan dituliskan berdasarkan
back massage” untuk menurunkan nyeri Nursing Outcome Clasifications (NOC) dan
pinggang di Ruang Teratai RSUD. Prof. Dr. Nursing Intervention Clasifications (NIC)
Margono Soekarjo Purwokerto. yaitu sebagai berikut: Tujuan: setelah
Tujuan karya ilmiah ini yaitu dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24
menjelaskan asuhan keperawatan dengan jam dalam 3 hari masa perawatan diharapkan
penerapan tindakan “Slow Stroke Back masalah nyeri akut dapat teratasi dengan
Massage”pada pasien kanker servik dengan kriteria hasil: mengenali kapan nyeri terjadi,
masalah keperawatan utama nyeri pinggang gunakan tindakan pengurangan nyeri tanpa
di ruang Teratai Rumah Sakit Prof. Dr. analgesic, gunakan analgesic yang
Margono Soekarjo Purwokerto. direkomendasikan dan melaporkan gejala
yang tidak terkontrol, nyeri yang dilaporkan,
II. METODE menggosok area yang terkena dampak,
Desain penelitian menggunakan studi mengerang atau menangis, ekspresi wajah
kasus deskriptif. Instrumen penelitian nyeri, mengerinyit, fokus menyempit, dan
menggunakan kuisioner, yang berisi identitas kehilangan nafsu makan.
responden, lembar pengkajian nyeri Intervensi yang dilakukan berdasarkan
menggunakan skala ukur numerik (NRS), NIC yaitu Manajemen Nyeri: lakukan
lembar observasi pre dan post intervensi pengkajian secara komprehensif, bantu
“Slow Stroke Back Massase”. Format asuhan keluarga dalam mencari dan menyediakan
keperawatan yang digunakan yaitu analisis dukungan, dorong pasien untuk memonitor
isi. Data yang telah ditemukan pada saat nyeri dan menangani nyeri dengan tepat,
pengkajian dikelompokkan dan dianalisis ajarkan penggunaan teknik non farmakologi,
berdasarkan data subyektif dan obyektif, ajarkan metode farmakologi untuk
sehingga dapat dirumuskan diagnosa menurunkan nyeri, serta kolaborasi dengan
keperawatan, kemudian menyusun rencana pasien, orang terdekat dan tim kesehatan
atau intervensi keperawatan dan melakukan untuk mengimplementasikan tindakan
implementasi serta evaluasi keperawatan penurunan nyeri non farmakologi. Terapi non
pada pasien kanker servik. Analisis farmakologi yang telah dilakukan dalam
selanjutnya yaitu membandingkan asuhan studi kasus ini yaitu Slow stroke back
keperawatan yang telah dilakukan pada massage “SSBM”/ terapi pijat punggung
pasien kelolaan dengan kriteria hasil dari sampai pinggang.
NOC (nursing outcome classification). Penerapan yang telah dilakukan
mengalami penurunan intensitas nyeri pada
III. HASIL STUDI KASUS ketiga pasien dengan karakteristik responden
Responden dalam studi kasus ini yang berbeda seperti pada tabel 1. Hal
berjumlah tiga pasien dengan kanker servik tersebut menunjukan adanya kenyamanan
di Ruang Teratai Rumah Sakit Prof. Dr. pada setiap pasien setelah dilakukan Slow
Margono Soekarjo Purwokerto. Berikut hasil stroke back massage yang didukung dengan
studi kasus dari tiga pasien. lingkungan yang nyaman, keluarga dan
konsentrasi pada setiap pasien.
Tabel 1. Hasil Penerapan Tindakan Slow
Stroke Back Massage IV. PEMBAHASAN
Nyeri Analisis Karakteristik Klien
Usia
Klien Hari Hari Hari
(tahun) Penulis mengambil tiga klien dengan
ke-1 ke-2 ke-3
Klien 1 60 4 3 2 diagnosa medis kanker servik dengan
Klien 2 29 5 4 3 masalah keperawatan utama nyeri akut, akan
Klien 3 44 5 4 3 tetapi dengan karakteristik klien yang

97
JIKK Volume 17, No 1, Juni 2021 http://ejournal.stikesmuhgombong.ac.id

berbeda-beda. Hasil data yang diperoleh (Sjamsuhidajat, 2008). Hal tersebut terjadi
melalui rekam medis dan klien didapatkan karena laki-laki lebih siap dalam menerima
pada klien 1, usia 60 tahun, jenis kelamin efek atau dampak, komplikasi dari nyeri
perempuan, pendidikan SD, diagnosa medis sedangkan perempuan suka mengeluhkan
kanker servik, klien 2, usia 29 tahun, jenis sakitnya dan menangis (Adha, 2014).
kelamin perempuan, pendidikan terakhir Pengalaman nyeri yang dirasakan pada
SMA, diagnose medis kanker servik, ketiga klien berbeda-beda, sehingga dapat
selanjutnya pada klien 3, usia 44 tahun, berpengaruh terhadap intensitas dan respon
pendidikan terakhir SMA, diagnosa medis terhadap nyeri. Beberapa klien yang lebih
kanker servik. Ketiga klien memiliki skala mudah menerima nyeri dibandingkan dengan
nyeri yang berbeda namun dalam satu klien lain, akan bergantung pada keadaan dan
kategori yaitu nyeri ringan-sedang. Pada interpretasi klien mengenai makna nyeri
klien pertama nyeri dengan skala 4, klien tersebut. klien yang mengubungkan rasa
kedua dengan skala 5 dan klien ketiga dengan nyeri dengan hasil akhir yang postif dapat
skala 5. Hal tersebut menunjukkan perbedaan menahan nyeri dengan baik, begitupun
tingkat nyeri, akan tetapi respon ketiga klien sebaliknya apabila nyeri tidak mereda dapat
terhadap nyeri berbeda-beda, ada yang merasa lebih menderita karena mereka tidak
menerima nyeri dan ada yang tidak bisa dapat menghubungkan makna positif atau
menahan nyeri. tujuan nyeri (Kozier, 2011).
Usia merupakan variabel terpenting Tingkat seorang individu dalam
yang dapat mempengaruhi nyeri khususnya memfokuskan perhatiannya pada nyeri dapat
pada setiap individu, baik anak-anak, dewasa mempengaruhi persepsi nyeri. Perhatian
maupun lansia. Semakin bertambahnya usia yang meningkat dihubungkan dengan nyeri
pada seseorang maka semakin bertambah yang meningkat, sedangkan upaya
pula pemahaman terhadap suatu masalah pengalihan (distraksi) dihubungkan dengan
yang diakibatkan oleh tindakan dan memiliki respon nyeri yang menurun. Klien yang
usaha untuk mengatasinya. Pada lansia yang mengalami nyeri seringkali bergantung pada
mengalami nyeri perlu dilakukannya anggota keluarga atau teman untuk
pengkajian, diagnosis dan penatalaksanaan memperoleh dukungan, bantuan, atau
secara agresif. Individu lanjut usia memiliki perlindungan. Apabila tidak ada keluarga
resiko tinggi mengalami situasi yang atau teman seringkali pengalaman nyeri
membuat mereka merasakan nyeri. Namun, membuat pasien semakin tertekan (Potter &
klien lansia juga tidak dapat melaporkan Perry, 2010). Penelitian yang dilakukan oleh
nyeri karena yakin bahwa nyeri merupakan Wijaya (2015) bahwa sikap dan keyakinan
sesuatu yang mereka harus menerima dan positif menjadi faktor pendukung dalam
akibat alamiah dari proses penuaan sehingga menurunkan intensitas nyeri pada pasien post
mereka akan mengabaikan perasaan tersebut operasi dibandingkan dengan sikap dan
(Potter & Perry, 2010). Kelompok usia keyakinan yang negatif.
produktif rentang terhadap kejadian nyeri Analisis Asuhan Keperawatan Utama
karena aktivitas dan mobilitas yang tinggi Berdasarkan analisis tindakan
dari setiap individu. keperawatan pada ketiga pasien dengan
Karakteristik responden pada studi kasus diagnosa keperawatan utama nyeri akut
ini berjenis kelamin perempuan. Pada berhubungan dengan agen cedera fisik,
umumnya wanita akan menunjukkan dalam hal ini penulis memberikan terapi non
ekspresi emosional yang lebih kuat pada saat farmakologis berupa mengatur keadaan
mengalami nyeri seperti menangis. Karakter lingkungan klien dengan meminimalisir
jenis kelamin dan kaitannya dengan kunjungan dan jumlah subyek dalam ruangan
keterpaparan dan tingkat kerentanan perawatan klien, serta mengatur keadaan
memegang peranan tersendiri seperti laki- pencahayaan dan suhu ruangan, tindakan
laki tidak pantas mengeluh nyeri dan tersebut dapat membantu mengurangi skala
perempuan pantas mengeluh nyeri nyeri yang dikeluhkan oleh klien, hal ini

98
JIKK Volume 17, No 1, Juni 2021 http://ejournal.stikesmuhgombong.ac.id

dapat dibuktikan dari penelitian yang punggung tersebut. Massase pada pungung
dilakukan oleh Hermanto (2020) yang akan menghambat transmisi nyeri melalui
berjudul “Upaya Penerapan Penurunan Nyeri serabut saraf besar ke formation retikularis,
Pada Pasien Post Operasi Fraktur Femur”. thalamus dan sistem limbik tubuh akan
Dari penelitian tersebut dijelaskan bahwa melepas endorphin. Endorphin akan berperan
penurunan skala nyeri dapat dilakukan pada sebagai neuromodulator dan menghambat
klien post operasi fraktur femur yaitu pengiriman pesan nyeri.
menutup lingkungan tempat tidur klien Selain dari tindakan pengurangan
dengan sketsel sehingga klien merasa lebih nyeri, perawat juga melakukan tehnik
nyaman dan dapat mengontrol skala nyeri pengurangan rasa cemas yang dialami oleh
post operasi yang dirasakan. Selain itu klien. Tindakan yang dilakukan ialah
tindakan yang telah dilakukan pada ketiga relaksasi nafas dalam, hal tersebut sangat
klien yaitu mengatur posisi tidur, dari rata- membantu klien dalam mengurangi rasa
rata ketiga klien lebih suka dengan posisi cemas. Tindakan relaksasi nafas dalam ini
semi fowler dikarenakan merasa lebih dilakukan selama 1x/hari selama bertemu
nyaman saat menghela nafas sehingga dapat dengan pasien setelah dilakukan pijat
mengontrol nyeri yang dirasakan pada daerah punggung sampai pinggang. Hasilnya ialah
pinggang. Tindakan selanjutnya yaitu klien lebih rileks, nyaman dan dapat istirahat
mengatur waktu istirahat klien dengan pada malam hari.
meminimalisis waktu kunjungan kepada Adapun pada masalah mual-muntah
klien, peneliti menjelaskan kepada klien serta yang sering dialami oleh klien kanker servik
keluarga bahwa pentingnya mengatur waktu yang menjalani pengobatan kemoterapi,
istirahat demi kenyamanan kien serta perawat memberikan implementasi berupa
membantu mengurangi nyeri yang dirasakan memberikan edukasi kepada keluarga dan
dengan memperbanyak waktu istirahat. klien dalam mengkonsumsi air hangat serta
Selain itu peneliti juga melakukan tehnik mengatur nutrisi yang dikonsumsi klien agar
relaksasi kepada klien dengan tujuan mengurangi rasa mual sampai menyebabkan
mengurangi ketegangan otot pada daerah muntah pada klien. Sedangkan pada diagnosa
pinggang yang dirasakan nyeri oleh klien. anemia disebabkan kurangnya Hb pada klien,
Adapun inovasi tindakan non farmakologi perawat melakukan tindakan pemberian
yang telah diterapkan oleh peneliti yaitu transfuse darah sebagai bentuk upaya
tehnik pijat punggung sampai daerah pemulihan pada pasien dengan kolaborasi tim
pinggang atau sering disebut dengan “Slow medis. Selain iu perawat memberikan
Stroke Back Massage” untuk mengurangi edukasi pentingnya peran keluarga dalam
tingkat atau skala nyeri pada klien. Setyowati membantu memenuhi nutrisi untuk
(2019) menyatakan bahwa “Slow Stroke Back menambah kadar Hb dalam darah untuk
Massage” (SSBM) merupakan tehnik yang klien. Perawat berkolaborasi dengan ahli gizi
mempengaruhi sistem saraf otonom, apabila dalam membantu pemenuhan nutrisi pada
individu mempersepsikan sentuhan sebagai pasien kanker servik dengan anemia.
stimulus untuk rileks, kemudian akan muncul Analisis Tindakan Keperawatan sesuai
respon relaksasi. Relaksasi sangat penting Hasil Penelitian
untuk meningkatkan kenyamanan dan Pada kasus kanker servik yang dialami
membebaskan diri dari ketegangan dan stress oleh beberapa klien yang telah dilakukan
akibat penyakit yang dialami. wawancara, didapatkan hasil bahwa klien
Pada penelitian yang dilakukan mengalami beberapa masalah kesehatan,
Sherwood dan Mander (2016), nyeri salah satunya ialah rasa nyeri pada bagian
pinggang/punggung yang dirasakan oleh punggung sampai pinggang, terkadang hanya
penderita kanker serviks dipercaya dapat didaerah pinggang saja. Hal ini menjadi
diatasi dengan terapi “Slow Stroke Back sebuah masalah pada klien dan menjadi
Massage” (SSBM). Hal ini diperkuat dengan beban kerja bagi perawat, sehingga peneliti
banyaknya penelitian mengenai inovasi pijat memberikan inovasi berupa pijat pinggang

99
JIKK Volume 17, No 1, Juni 2021 http://ejournal.stikesmuhgombong.ac.id

atau sering disebut tindakan “Slow Stroke Relaksasi Massage Punggung Dalam
Back Massage”, tindakan pijat pinggang Penurunan Nyeri Pada Asuhan Keperawatan
selama kurang lebih 10-15 menit ini mampu Pasien Hipertensi” dilakukan pada 3
mengurangi nyeri yang dirasakan klien responden penelitian dengan perlakuan
dengan kanker servik, namun tentu saja skala selama 3 hari menunjukkan hasil bahwa
nyeri yang dirasakan masih dalam kisaran terdapat penurunan tekanan darah dan
sedang sampai ringan. Tindakan pijat penurunan skala nyeri pada klien dengan
pinggang ini mampu mengurangi skala nyeri hipertensi, dari tekanan darah 140/80 mmHg
yang dirasakan pada ketiga klien yang menjadi 130/90 mmHg, dan dengan skala
merupakan responden penelitian. Dengan nyeri 4 menjadi skala 3.
skala nyeri dari sedang sampai ringan (5-3) Adapun pada penelitian lain yang mana
yang telah diukur menggunakan “Numeric nyeri akut dikarenakan oleh faktor post
Rating Scale” pada klien dengan kanker operasi yaitu penelitian yang dilakukan oleh
servik didapatkan hasil siginifikan bahwa Nuhanifah, dkk (2020) yang berjudul
terdapat penurunan skala nyeri. Hasil “Pengaruh Pemberian Massase Punggung
penelitian ini didukung oleh penelitian (Slow Stroke Back Massage) Menggunakan
Setyowati (2019) dengan judul penelitian Aroma Terapi Lavender Terhadap Penurunan
“Efektivitas Tindakan Slow Stroke Back Intensitas Nyeri Pada Pasien Post Laparatomi
Massage Dengan Aroma Terapi Lavender Eksplorasi” dengan tehnik purposive
Dalam Menurunkan Nyeri Pinggang Pada sampling dan uji Wilcoxon menunjukkan
Klien Dengan Kanker Servik” dengan 3 hasil signifikan yaitu p-value 0,001 < α 0,05
responden penelitian, yang menunjukkan yang dimana rata-rata pada kelompok
hasil bahwa terdapat penurunan skala nyeri, sebelum dilakukan tindakan dengan skala
dari nyeri dengan skala 5 menjadi skala 4. nyeri sedang yaitu 4-5 sedangkan pada
Hal ini juga didukung oleh penelitian yang kelompok yang sudah dilakukan tindakan
dilakukan oleh Ningrum, dkk (2019) yang menunjukkan penurunan skala nyeri yaitu 3-
berjudul “Efektivitas Tehnik Slow Stroke 2, sehingga dapat disimpulkan terdapat
Back Massage Pada Nyeri Ibu Post Section penurunan skala nyeri setelah dilakukan
Caesaria” dengan 10 responden ibu tindakan pijat punggung sampai pinggang.
postpartum menunjukkan hasil bahwa Dari beberapa hasil penelitian diatas
terdapat perbandingan antara skala nyeri dapat menjadi acuan bahwa tindakan “Slow
sebelum dilakukan tindakan pijat dengan Stroke Back Massage” sangat berpengaruh
sesudah dilakukan tindakan pijat pinggang dalam penurunan skala nyeri pada klien
berupa penurunan skala nyeri yang dirasakan dengan keluhan utama nyeri akut, berikut
beberapa responden, dari skala 5 menjadi rincian hasil penerapan tindakan pada ketiga
skala 3. Adapun penelitian lain dengan hasil klien yang menjadi responden penelitian
sama yaitu berfokus pada penurunan nyeri dengan tindakan nonfarmakologi “Slow
disminore, dilakukan oleh Priscilla (2017) Stroke Back Massage” yang dilakukan
pada judul penelitian “Pengaruh Stimulus peneliti ialah pada klien 1 dengan skala nyeri
Kutaneus Slow Stroke Back Massage Pada sebelum dilakukan tindakan non farmakologi
Nyeri Disminore Primer Mahasiswa Stikes “Slow Stroke Back Massage” yaitu skala 4
Muhammadiyah Padang” dengan 12 yang artinya skala nyeri sedang, sedangkan
responden menunjukkan hasil bahwa setelah dilakukan inovasi tindakan
terdapat penurunan skala nyeri dari skala 5 nonfarmakologi “SSBM” selama 3 hari masa
menjadi skala 3, yang dibuktikan melalui perawatan menjadi skala 2 yang artinya skala
observasi pada kelompok responden selama 1 nyeri ringan, penurunan skala nyeri yang
minggu masa observasi. Penelitian dirasakan klien didukung oleh adanya
pendukung lain yang menggunakan tehnik partisipasi positive dari pihak keluarga klien
“Slow Stroke Back Massage” yaitu penelitian sehingga klien mampu mengonrol rasa nyeri
yang dilakukan oleh Sumadi, dkk (2020) dengan mandiri dan tidak bergantung pada
yang berjudul “Pemanfaatan Tehnik analgetik. Hal tersebut dapat dipadukan

100
JIKK Volume 17, No 1, Juni 2021 http://ejournal.stikesmuhgombong.ac.id

dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh psikologis berkaitan erat dengan apapun yang
Puspitasari (2018) dengan judul penelitian terjadi pada diri individu, dengan kata lain
“Hubungan Dukungan Suami Dan Keluarga kondisi psikologis sangat dipengaruhi oleh
Dengan Intensitas Nyeri Persalinan Kala 1”, faktor internal seperti penyakit ataupun
dengan hasil penelitian yaitu terdapat faktor eksternal seperti hubungan sosial
hubungan dukungan suami dan keluarga dengan orang lain ataupun dengan keluarga
dengan hasil uji analisis bivariate p-value < terdekat.
0,05 (0,018), nilai koefisien korelasi yaitu (- Adapun pada klien 3 dengan skala
0,396) menunjukkan hubungan negative nyeri sebelum dilakukan tindakan non
dimana semakin tinggi dukungan suami dan farmakologi “Slow Stroke Back Massage”
keluarga maka akan semakin rendah yaitu skala 5 yang artinya skala nyeri sedang,
intensitas nyeri yang dirasakan oleh ibu sedangkan setelah dilakukan inovasi
bersalin. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tindakan nonfarmakologi “SSBM” selama 3
dukungan keluarga sangat mempengaruhi hari masa perawatan menjadi skala 2 yang
penurunan intensitas atau skala nyeri yang artinya skala nyeri ringan, hal tersebut
dirasakan oleh klien baik nyeri patologis memilki perbedaan dari klien 1 dan klien 2
ataupun nyeri fisiologis. dimana klien 3 masih mampu mengontrol
Selanjutnya pada klien 2, dengan skala nyeri pinggang yang dirasakannya, namun
nyeri sebelum dilakukan tindakan non klien 3 belum mampu mengonrol rasa cemas
farmakologi “Slow Stroke Back Massage” akan penyakit yang dialaminya, sehingga
yaitu skala 5 yang artinya skala nyeri sedang, selain melakukan tindakan pengurangan
sedangkan setelah dilakukan inovasi nyeri peneliti juga melakukan tehnik ditraksi
tindakan nonfarmakologi “SSBM” selama 3 pada klien agar klien lebih merasa tenang dan
hari masa perawatan menjadi skala 3 yang mampu mengalihkan rasa nyeri yang
artinya skala nyeri ringan, penurunan skala dirasakannya. Hal tersebut didukung oleh
nyeri pada klien 2 berbeda dengan klien 1 penelitian yang dilakukan oleh Juanita (2015)
dikarenakan pada klien 2 memiliki dengan judul “Tehnik Distraksi Audio Visual
karakteristik yang berbeda dimana klien 2 Untuk Menurunkan Nyeri Serta Rasa Cemas
lebih cenderung dengan kondisi psikologis Pada Anak Sekolah Yang Menjalani
yang kurang stabil, dikarenakan kurangnya Sirkumsisi” dari 5 responden sebagai subyek
dukungan keluarga serta faktor ekonomi penelitian terdapat 3 responden mengalami
yang minim. Hal tersebut sangat penurunan rasa kecemasan sehingga dapat
mempengaruhi keberhasilan tindakan untuk mengalihkan rasa nyeri yang dirasakan
mengurangi skala nyeri yang dirasakan klien, responden. Dari hasil penelitian serta jurnal
karena faktor psikologis sangat berkaitan erat acuan tersebut dapat disimpulkan bahwa
dengan penurunan gejala yang dirasakan kecemasan berkaitan erat dengan respon
klien. Hal tersebut berbanding terbalik nyeri yang dirasakan oleh seseorang dengan
dengan hasil penelitian Rini (2018) dengan gangguan fisiologis ataupun patologis.
judul “Penurunan Nyeri Pada Ibu Post
Section Caesaria Pasca Intervensi Biologic V. KESIMPULAN
Nurturing Baby Led Feeding” menunjukkah Implementasi keperawatan yang
hasil bahwa nyeri pada ibu post section dilakukan pada pasien kanker serviks yaitu
caesaria dirasakan dapat menganggu kondisi menajemen nyeri, termasuk mengajarkan dan
fisik maupun psikologis pada ibu pasca membimbing terapi “slow stroke back
bersalin. Hal tersebut bertolak belakang massage” pada ketiga klien serta keluarga
dengan hasil penelitian yang telah dilakukan yang telah bersedia dilakukan terapi tersebut.
dimana klien 2 mengalami kondisi psikologis Pelaksanaan tindakan dilakukan selama 1x24
yang kurang stabil sehingga kurang dalam jam selama 3 hari masa perawatan, tehnik
penerimaan penyakit serta rasa nyeri yang pijat punggung sampai pinggang ini
dialaminya.,Disini peneliti dapat dilakukan kurang lebih selama 10-15 menit
menyimpulkan bahwa kondisi fisik maupun dengan frekuensi 1x /hari dan dalam tempo 3

101
JIKK Volume 17, No 1, Juni 2021 http://ejournal.stikesmuhgombong.ac.id

hari masa perawatan. Implementasi Punggung (Slow Stroke Back Massage)


nonfarmakologi berupa tindakan “SSBM” Menggunakan Aroma Terapi Lavender
atau pijat punggung sampai pinggang sangat Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri
efektif dilakukan pada klien dengan keluhan Pada Pasien Post Laparatomi
nyeri pinggang. Observasi selama 3 hari Eksplorasi”
dapat membuahkan hasil dengan penurunan (Potter & Perry, 2010).
nyeri yang signifikan pada ke-3 klien, dengan Priscilla, Vetty; Afriyanti, Esi; (2017).
penurunan skala 1-2, diukur menggunakan Pengaruh Stimulus Kutaneus Slow
instrument skala nyeri “Numeric Rating Strike Back Masage Terhadap Nyeri
Scale”. Setelah dilakukan terapi semua klien Dismenore Primer Pada Mahasiswi
merasa lebih nyaman, rileks serta dapat Stikes Amanah Padang. NERS: Jurnal
berisitirahat dengan tenang dimalam hari. Keperawatan, Volume 13, No., 2,
Hasil penelitian ini tidak berpengaruh dengan Oktober 2017, (Hal 96-104).
diberikannya terapi farmakologi sebagai Elika Puspitasari (2018) dengan judul
pembantu pengurangan nyeri akut pada klien penelitian “Hubungan Dukungan
dengan kanker servik. Suami Dan Keluarga Dengan Intensitas
Nyeri Persalinan Kala 1”,
DAFTAR PUSTAKA Setyowati, Sri; Rahmawati, Anik; Sumarsih;
Widjatiningsih, Maria Indri. (2019)
Hermanto. (2020). “Upaya Penerapan “Efektivitas Tindakan Slow Stroke
Penurunan Nyeri Pada Pasien Post Back Massage Dengan Aroma Terapi
Operasi Fraktur Femur”. Lavender Dalam Menurunkan Nyeri
Juanita, (2015). “Tehnik Distraksi Audio Pinggang Pada Klien Dengan Kanker
Visual Untuk Menurunkan Nyeri Serta Servik.
Rasa Cemas Pada Anak Sekolah Yang Sumadi, Amelia Rifki, dkk (2020) pada
Menjalani Sirkumsisi” penelitiannya yang berjudul
(Kozier, 2011). “Pemanfaatan Tehnik Relaksasi
Ningrum, dkk (2019). “Efektivitas Tehnik Massage Punggung Dalam Penurunan
Slow Stroke Back Massage Pada Nyeri Nyeri Pada Asuhan Keperawatan
Ibu Post Section Caesaria” Pasien Hipertensi”
Dewi Nuhanifah., dkk (2020) yang berjudul
“Pengaruh Pemberian Massase

102

Anda mungkin juga menyukai