OLEH
DIANTJE KAKAMBONG
NIM 711530123046
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Allah, berkat rahmat dan bimbingan Nya
penulis dapat menyelesaikan. Makalah dengan judul “Penerapan Teknik Relaksasi Nafas
Dalam Untuk Menurunkan Nyeri Pada Pasien Post Operasi Kista Ovarium” dengan lancar.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi
penulisan maupun isinya. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis akan menerima
saran-saran dan kritik yang konstruktif dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini dan
agar dapat meningkatkan hasil penulisannya dilain kesempatan.
Dengan terselesaikannya makalah, penulis sampaikan ucapan terima kasih yang
sedalam-dalamnya kepada semua pihak terkait dalam penyusunan makalah ini.
Harapan penulis semoga kelak setelah membaca karya tulis ini, wawasan para pembaca
menjadi lebih luas serta dapat bermanfaat bagi kehidupan para pembaca dimasa yang akan
datang. Amin
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
Rasa nyeri timbul hampir setiap jenis operasi, nyeri pasca operasi hebat
dirasakan salah satunya pada kasus post laparatomi. Nyeri pada pasien post operasi ini
merupakan nyeri akut yang belum banyak dimengerti dan tidak dapat diatasi dengan
baik. Rasa nyeri setelah bedah ini biasanya berlangsung 24 sampai 48 jam namun
dapat berlangsung tergantung kepadalamanya operasi, penahan nyeri yang dimiliki
manusia.(Tiga, Setahun, & Januari, 2011). Menurut penelitian yang dilakukan
Sommer et al (2008) prevalensi pasien post operasi mayor yang mengalami nyeri
sedang sampai berat sebanyak 41% pasien post operasi pada hari ke 0, 30% pasien pada
hari ke 1, 19% pasien pada hari ke 2, 16% pasien pada hari ke 3 dan 14% pasien pada
hari ke 4.(Yumni, Anifah, Rizal, & Mahmud, 2019).
Menurut Maslow (dikutip dalam Perry dan Potter, 2005), kebutuhan rasa nyaman
merupakan kebutuhan dasar setelah kebutuhan fisiologis yang harus terpenuhi.
Seseorang yang mengalami nyeri akan berdampak pada aktivitas sehari-
harinya. Orang tersebut akan terganggu pemenuhan kebutuhan istirahat dan
tidurnya, pemenuhan individual, juga aspek interaksi sosialnya yang dapat
berupa menghindari percakapan, menarik diri, dan menghindari kontak.
(Hamarno, Ciptaningtyas, & H, 2017) Selain itu, seseorang yang mengalami nyeri
hebat akan berkelanjutan, apabila tidak ditangani pada akhirnya dapat
mengakibatkan syok neurogenik pada orang tersebut. Sehingga diperlukan
manajemen nyeri yang handal dalam mengatasi nyeri yang bersifat efektif dan
efisien (Ganong, 2002) dikutip dari (Hamarno, Ciptaningtyas, & H, 2017) Manajemen
nyeri meliputi pemberian terapi analgetik dan terapi nonfarmakologi berupa
intervensi perilaku kognitif seperti teknik relaksasi nafas dalam. Hal ini
dimaksudkan untuk melengkapi atau mendukung pemberian terapi analgetik agar
pengendalian nyeri menjadi efektif. Managemen nyeri atau pain managementadalah
salah satu bagian dari disiplin ilmu medisyang berkaitan dengan upaya-upaya
menghilangkan nyeri atau pain relief.(Rosmiati, 2021)
Smeltzer & Bare (2002), menyatakan bahwa teknik relaksasi napas dalam
dipercaya dapat menurunkan intensitas nyeri melalui mekanisme yaitu dengan
merelaksasikan otot-otot skele yang mengalami spasme yang disebabkan oleh
peningkatan prostaglandin sehingga terjadi vasodilatasi pembuluh darah,
meningkatkan aliran darah ke daerah yang mengalami spasme dan iskemik
sehingga membuat nyeri menjadi berkurang.Teknik relaksasi nafas dalam tidak
memerlukan alat hanya melibatkan sistem otot dan respirasi sehingga mudah
dilakukan kapan saja atau sewaktu-waktu.(Rosmiati, 2021).Berdasarkan penelitian dari
Harmono et al, 2017 membuktikan bahwa untuk tindakan operasi kista ovarium nyeri
sebelum diberikan tindakan DBE (Deep Breathing Exercise)atau teknik relaksasi nafas
dalam rata-rata nyeri responden sebesar 5,0 dalam rentang nyeri sedang, setelah
responden mendapatkan latihan DBE (Deep Breathing Exercise) atau teknik relaksasi
nafas dalam,nyeri responden berkurang menjadi skala 3,0 nyeri menurun sebesar 2,0
dalam rentang nyeri ringan.
Berdasarkan hasil pengkajian pada pasien dengan post operasi kista ovarium
dimana pasien merasakan nyeri berskala 6 maka penulis tertarik untuk
menerapkan teknik relaksasi nafas dalam sebagai upaya menurunkan nyeri untuk
digunakan sebagai penelitian.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana penerapan manajemen nyeri teknik relaksasi napas dalam pada pasien
gangguan sisitem reproduksi ( post operasi kista ovarium ) dalam pemenuhan
kebutuhan rasa nyaman.
C. Tujuan Penilitian
1. Tujuan umum
Uuntuk mengetahui penerapan manajemen nyeri teknik relaksasi napasdalam
pada pasien gangguan sistem reproduksi ( post operasi kistaovarium ).
2. Tujuan khusus
Mengidentifikasi kefektifan manajemen nyeri teknik relaksasi napas dalam pada
pasien gangguan sistem reproduksi ( post operasi kista ovarium )
D. Manfaat
1. Bagi tempat peneliti rumah sakit bahteramas sebagai bahan pertimbangan untuk
menerapkan asuhan keperawatan khususnya kista ovarium.
2. Bagi peneliti menambah pengalaman dalam mengaplikasikan asuhan
keperawatan pada paien dengan kista ovarium dalam pemenuhan kebutuhan rasa
nyaman (bebas nyeri).
3. Bagi institusi sebagai ilmu pengetahuan tentang keperawatan maternitas
padagangguan sistem reproduksi
4. Bagi peneliti selanjutnya sebagai bahan informasi yang berkaitan dengan
gangguan system reproduksi kista ovarium.
BAB II
PEMBAHASAN
Kista ovarium dapat timbul akibat pertumbuhan sel abdomen dari epithelium
ovarium dan dibagi menjadi dua :
A. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif studi kasus penelitian ini
diarahkan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan bagian penerapan pada pasien
kista ovarium dengan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman di RSUD Provinsi Sulawesi
Utara
B. Pengumpulan Data
Subjek studi kasus dalam penelitian ini adalah individu yang pengalami gangguan
sistem reproduksi dengan diagnosa medis kista ovarium dan mengalami masalah
pemenuhan kebutuhan rasa nyaman dengan kriteria Kriteria iklusi yaitu :
1. Klien yang bersedia menjadi responden, yaitu klien dengan post
operasi kista ovarium
2. Klien yang sudah kooperatif dan suda bisa bekomunikasi dengan cukup baik
kepada peneliti
C. Analisa Data
Fokus studi kasus pada penelitian ini adalah pemenuhan kebutuhan rasa nyaman pada
pasien post operasi kista ovarium dengan menggunakan” TEKNIK RELAKSASI
NAFAS DALAM UNTUK MENURUNKAN NYERI PADA PASIEN POST
OPERASI KISTA OVARIUM DI RSUD PROVINSI SULAWESI UTARA”
D. Defenisi Operasional
1. Pasien kista ovarium yang dimaksud dalam studi kasus ini adalah pasien yang
mengalami gangguan sistem reproduksi kronik yaitu pertumbuhan sel-sel yang
abdnormal pada ovarium yang membentuk seperti kantong dengan tanda nyeri
pada bagian bawah perut yang sangat menonjol dan akan dilakukan operasi
2. Kebutuhan rasa nyaman adalah kebutuhan kedua dari kebutuhan fisiologis yang
harus terpenuhi setiapa orang yang dimaksud dalam studi kasus ini adalah
mendemonstrasikan cara mengontol nyeri secara mandiri oleh penderita
kistaovarium teknik yang suda di ajarkan oleh perawat yaitu teknik relaksasi
napas dalam.
3. Relaksasi adalah suatu tindakan untuk “membebaskan” mental dan fisik dari
ketegangan dan stres, sehingga dapat meningkatkan toleransi terhadap nyeri.
Berbagai metode relaksasi digunakan untuk menurunkan kecemasan dan
ketegangan otot sehingga didapatkan penurunan denyut jantung, penurunan
respirasi serta penurunan ketegangan otot. Contoh tindakan relaksasi yang dapat
untuk menurunkan nyeri adalah napas dalam dan relaksasi otot