BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Appendiktomi merupakan pengobatan melalui prosedur tindakan
indonesia hingga saat ini masih tinggi. Di Indonesia, jumlah pasien yang
merupakan salah satu penyebab dari akut abdomen dan beberapa indikasi
tertinggi ada di Kota Semarang, yakni 970 orang. Hal ini mungkin terkait
dengan diet serat yang kurang pada masyarakat modern (Taufik, 2011).
Angka kejadian pada kasus appendiksitis di RSUD Pandanarang
Boyolali banyak yang mengalami dan harus di rawat rumah sakit. Pada
pernafasan, infeksi, dan nyeri biasanya akan timbul akibat luka insisi yang
S.2009)
kerugian bila tidak melakukan mobilisasi dini dalam kategori baik yaitu 22
ringan 1 orang, nyeri sedang 8 orang dan nyeri hebat terkontrol 11orang,
menurun menjadi tidak nyeri 1 orang, nyeri ringan 9 orang dan nyeri
ringan dan 5 orang lagi masih mengalami nyri sedang, bila dilihat dari
4
persepsi nyeri ada perbedaan hasil pengukuran skala nyeri sebelum dan
tentang mobilisasi dini dan teknik relaksasi spiritual pasa pasien post
B. Batasan penelitian
Surabaya.
C. Rumusan Masalah
5
D. Tujuan penelitian
1. Tujuan Umum:
2. Tujuan Khusus
kelompok kontrol
b. Untuk mengidentifikasi tingakat nyeri 2 hari sesudah operasi pada
kelompok kontrol
c. Untuk mengidentifikasi tingakat nyeri sesudah operasi pada
kelompok perlakuan
d. Untuk mengidentifikasi tingakat nyeri 2 hari sesudah operasi pada
kelompok perlakuan
e. Menganalisa uji statistik antara tingkat nyeri setelah 2 hari sesudah
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
6
2. Manfaat praktis
a. Bagi klien
Hasil penelitian ini dapat digunakan klien post operasi apendiktomi
c. Bagi Perawat
Hasil penelitian sebagai acuan atau bahan kajian dalam merumuskan
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Apendisitis
1. Pengertian
7
sering. Sampai saat ini belum diketahui secara pasti apa fungsi
b. Faktor Bakteri
2. Etiologi
2007)
3. Patofisiologi
60 cmH20 .
( Hermanto, 2011 )
11
4. Klasifikasi Histopatologi
Klasifikasi apendisitis pada anak secara umum yang sampai saat ini
tampak jelas adanya proses walling off oleh omentum, usus dan
mesenterium didekatnya.
dan muskularis
busuk.
Gambar 4. Sel –sel radang akut dengan jaringan ikat fibrous dan
daerah nekrotik
serosa
omentum, usus yang lain, peritoneum parietale dan juga organ lain
ketika organ ini dapat meradang akut lagi dan dinyatakan mengalami
5. Gejala Klinis
celcius
a. Nyeri abdominal
16
awalnya sering hanya rewel dan tidak mau makan. Anak sering
6. Pemeriksaan Penunjang
banding.
1) Neutrofil
granulosit sel darah putih dan yang paling banyak dalam leukosit
I , 2005)
2) C – Reaktif Protein
meningkat 100 . 200 kali atau lebih tinggi pada inflamasi sistemik
puncak 24 –48 jam. Pada orang normal kadar CRP < 5 mg/L dan
dapat meningkat 30x dari nilai normal pada respon fase akut.
(Lorentz, 2000 ).
21
penyakit.
pemberian antibiotika.
amnion.
transplantasisumsum tulang.
(LED).
hsCRP dipakai untuk deteksi dini infeksi pada anak dan menilai
penyakit jantung koroner pada orang yang tampak sehat dan dapat
kadar hsCRP tidak spesifik dan tidak dapat dinilai tanpa ada
7. Penanganan
atau septicemia.
pasien.
beberapa hari.
23
B. KONSEP NYERI
1. Definisi Nyeri
2. Fisiologi Nyeri
2003).
nyeri dari daerah yang terluka ke otak. Sinyal nyeri dari daerah yang
bagian dorsal spinal cord (daerah pada spinal yang menerima sinyal
di mana sensasi seperti panas, dingin, nyeri, dan sentuhan pertama kali
tanda dari otak kemudian turun ke spinal cord. Di bagian dorsal, zat
25
tertutup. Saat gerbang terbuka, impuls nyeri lewat dan dikirim ke otak.
dalam, berat , berakibat tekanan darah turun nadi turun, mual dan
3. Patofisiologi nyeri
4. Klasifikasi Nyeri
1) Nyeri akut
Nyeri akut adalah nyeri yang terjadi dalam waktu atau durasi 1
2) Nyeri kronis
Nyeri kronis adalah nyeri yang terjadi lebih dari 6 bulan. Nyeri
sebagai penderitanya.
b. Klasifikasi Nyeri Berdasarkan Lokasi
Berdasarkan lokasi nyeri, nyeri dapat dibedakan menjadi enam
organ interna.
3) Nyeri sebar (radiasi) adalah sensasi nyeri yang meluas dari
amputasi.
5) Nyeri alih (refered pain) adalah nyeri yang timbul akibat adanya
meliputi :
1) Usia
Usia merupakan variable yang penting dan mempengaruhi nyeri,
6) Ansietas
Hubungan antara nyeri dan ansietas bersifat komplek. Ansietas
dapat terasa lebih berat lagi. Nyeri sering kali berkurang setelah
yang melelahkan.
8) Pengalaman sebelumnya
Setiap individu belajar dari pengalaman nyeri sebelumnya tidak
menghilangkan nyeri.
9) Gaya koping
Pengalaman nyeri dapat menjadi suatu pengalaman yang
berdaya dengan rasa sepi itu. Hal yang sering terjadi adalah
Care polcy and Research (AHCPR) : (1) Skala analog visual, (2)
Gambar 2.4
Skala analog visual
sangat hebat
33
Gambar 2.5
Numerical ratting scale
I----I----I----I---I---I---I----I----I----I
0 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tidak nyeri nyeri sedang nyeri hebat
Gambar 2.6
Skala intensitas nyeri deskriptif
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
10nyeri
Tidak Nyeri ringan Nyeri sedang nyeri berat nyeri berat
terkontrol tidak terkontrol
Keterangan:
0:Tidak nyeri
berkomunikasidengan baik.
lagiberkomunikasi, memukul.
perawat dan klien. Dari waktu ke waktu informasi jenis ini juga
0 1 2
Restlessness Diam, Kadang- Sering Restlessness
tampilan kadang memperlihatk score
rileks, gerakan an gerakan
pergerakan gelisah, kegelisahan
normal posisi
35
tegang
0 1 2
Tonus Otot Tonus otot Tonus Muscle tone
normal meningkat, Tonus kaku score:
fleksi jari
dan tumit
Vocalisasi 0 1 2 Vocalisation
Tidak ada Kadang- Sering score:
suara kadang berguman,
abnormal berguman, menangis dan
menangis, menggerutu
atau
menggerutu
0 1 2
Consolability rileks Nyaman Sulit untuk Consolabilit
(Kenyamana bila merasa y score:
n) disentuh, nyaman baik
distractible dengan
sentuhan atau
perbincangan
2008).
Nyeri pasca operasi akan meningkatkan stres pasca operasi
C. KONSEP RELAKSASI
1. Pengertian relaksasi
Relaksasi adalah tehnik untuk mengurangi ketegangan nyeri dengan
2012).
Relaksasi merupakan kebebasan mental dan fisik dari ketegangan
mulut
e) Memberitahukan pasien bahwa pada saat nafas mulut
mengempis
g) Lakukan latihan nafas hingga 2-4 kali.
Supaya relaksasi dapat dilakukan dengan efektif, maka
nyeri.
Tehnik relaksasi nafas dalam dipercaya dapat menurunkan
pembedahan.
b) Relaksasi otot skelet akan meningkatkan aliran darah ke
penurunan nyeri
pembedahan
Tehnik relaksasi nafas dalam Hormon adrenalin turun
Rasa nyeri post op apendik
2000).
tidur dengan menggerakkan tangan dan kaki yang bisa ditekuk atau
atau bahkan lebih awal lagi badan sudah bisa diposisikan duduk,
rata untuk pasien yang dirawat di kamar atau bangsal dan tidak ada
2. Konsep Mobilisasi
Mobilisasi mula–mula berasal dari ambulasi dini yang merupakan
pasien.
b. Rentang gerak aktif
Hal ini untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot serta sendi
(Carpenito, 2000).
4. Manfaat mobilisasi
Manfaat mobilisasi bagi pasien pasca operasi apendiktomi adalah :
a. Penderita merasa lebih sehat dan kuat dengan early ambulation.
semula.
b. Mobilisasi dini memungkinkan kita mengajarkan segera untuk
kaki.
b. Setelah 6-10 jam, pasien diharuskan untuk dapat miring kekiri
dan kekanan
c. mencegah trombosis dan trombo emboli.
d. Setelah 24 jam pasien dianjurkan untuk dapat mulai belajar
untuk duduk.
e. Setelah itu pasien dapat duduk, dianjurkan pasien belajar
E. KONSEP SPIRITUAL
1. Pengertian
Kata spiritual berasal dari bahasa Latin yaitu spiritus yang
putus asa, pesimis dan berfikir negatif (Blais et al, 2002; Roper,
2002).
43
bagian inti dari individu yang tidak terlihat dan memberikan makna
2. Aspek Spiritual
Spiritualitas klien menjadi perhatian khusus bidang
orang, hal tersebut adalah suatu kesenangan yang paling baik dan
orang lain
d. Meyakini bahwa hubungan dengan demensi trasedensi adalah
3. Nafas Syukur
Relaksasi nafas dalam yang dikombinasi dengan rasa
didasarkan pada cara kerja sistem syaraf simpati dan para simpatis.
Sangkan,2002).
5. Prosedur
Prosedur nafas syukur ini merupakan modifikasi dari tehnik
keadaan rileks.
e. Rileks, bernafas normal dengan perlahan-lahan
f. Menarik nafas yang dalam dan perlahan-lahan melalui hidung
berikut :
1) “Alahamdulillah” Apapun masalah yang sedang menimpah
terjadi hari ini dan berdoa untuk hari esok agar kammi
48
bahagia.
h. Ulangi prosedur langkah kelima sampai lankah ke tujuh
kejahatan (Bastaman,2007).
Dzikir adalah salah satu ritual yang biasa dilakukan oleh
pengaruh sejati.
Dzikir bisa dilakukan dengan hati dan lisan. Adapun
2007).
Adapun bacaan-bacaan yang dianjurkan dalam
Maha Besar.
50
Allah.
5) Hasbalah : Hasbiyallahu wani’malwakil yang berarti
kali sehari pagi dan sore. Waktu yang baik untuk berdzikir
kaki dan otak serta menjauh dari perut, Akibatnya efek akan
e. Pengaturan Nafas
Bernafas memegang peranan yang sangat penting dalam
anda.
b. Pelaksanaan :
1) Niat
2) Posisi rileks
3) Nafas lambat dan wajar sambil konsentrasi
4) Mulailah melemaskan otot mulai dari kaki, betis paha, perut
Alhamdulillah
7) Jika muncul rasa apapun, gambaran masa lalu atau suara
SPIRITUAL
1. Pengertian
2000).
putus asa, pesimis dan berfikir negatif (Blais et al, 2002; Roper,
2002).
53
Keaslian penelitian
BAB 3
Kerangka Konseptual
Relaksasi otot
mengatur pernafasan
katekolamin
vasodilatasi
Penurunan tingkat nyeri
Keterangan:
: Diteliti
: Tidak diteliti
: Mempengaruhi
Sumber: (Alternmuller, 2009; Castro, 2002; Rojo; 2011; Smeltzer & Bare; 2015, Yasa, 2008)
operasi. Pada kondisi ini tejadi perubahan pada tingkat nyeri bila tidak
A. Hipotesis Penelitian
H0 : tidak ada beda tingkat nyeri paska operasi apendektomi antara
BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN
desain penelitian quasy experiment dengan studi pre dan post test yang
sesuai dengan standar perawatan Rumah Sakit Islam Surabaya. Hasil yang
didapatkan untuk melihat perbedaan tingkat derajat nyeri dan penurunan nyeri
2010).
tingkat penurunan nyeri sebagai data dasar yang akan digunakan untuk
mendapatkan latihan sesuai dengan standar rumah sakit pada periode waktu
yang sama. Rancangan penelitian dapat dilihat pada gambar berikut ini:
58
Gambar 4.1
Rancangan penelitian
Subyek
Penelitian
Kelompok
Efek (O4)
Kontrol
(O3)
Keterangan:
O1 - O2 : Perbedaan tingkat sebelum dan setelah dilakukan teknik
mobilisasi dini dan relaksasi spiritual pada kelompok
intervensi
O3 - O4 : Perbedaan tingkat nyeri sebelum dan setelah dilakukan
perlakuan pada kelompok kontrol
O2& O4 : Penilaian tingkat nyeri setelah dilakukan tehnik mobilisasi dini
dan relaksasi spiritual pada kelompok intervensi dan kelompok
kontrol.
B. Populasi Penelitian
diduga (Sabri & Hartono, 2009). Populasi dalam penelitian ini adalah semua
1. Sampel
a. Kriteria inklusi
2) Kesadaran komposmentis
stabil
b. Kriteria eksklusi
dan tua.
2. Besar Sampel
rumus Federer (1963) dimana sampel akan dibagi menjadi dua kelompok
sebagai berikut:
Keterangan:
t : Banyak kelompok perlakuan
r : Jumlah replikasi
1r-1 ≥ 15
1r ≥ 15+1
r ≥ 16 Maka didapatkan hasil 16 sampel kelompok kontrol dan 16 sampel
Keterangan:
n=17,7
n=18
Hasil perhitungan diatas menunjukkan bahwa sampel minimal yang
tempat ini karena jumlah pasien post operasi apendektomi yang dirawat cukup
Mei 2018.
Populasi
Seluruh pasien post op apendik di Rumah Sakit
Islam Surabaya sebesar 36
orang
Pengumpulan data
61
Sampling
Nonprobability sampling dengan teknik
consecutive sampling
Sampel
Sebagian pasien post op apendik di Rumah Sakit
Islam sebesar 36 orang
Analisa data
Menggunakan uji statistik Loglinear pada kelompok
intervensi dan kelompok kontrol
1. Variabel Penelitian
62
spiritual.
b. Variabel terikat (dependent variable)
Variabel dependen pada penelitian ini adalah penurunan nyeri pada
2. Definisi Operasional
Variabel Dependen
Tingkat Tingkat nyeri pada Melakukan Skor scala Ordinal
nyeri pada pasien post operasi pengkajian tidak nyeri
kelompok apendiktomi yang dengan (Kode 0)
kontrol meliputi : menggunakan
a. Tingkat derajat nyeri scala nyeri Skor scala
b. Tingkat kesadaran nyeri
c. suhu ringan1-3 :
d. Nadi, (Kode 1)
e. Gerakan lengan
f. Gerakan tungkai
Skor
scalasedang
4-6 : (Kode
2)
Skor scala
7-9 : berat
terkontrol(
Kode 3)
Skor scala
10: sangat
berat tidak
terkontrol
(Kode 4)
Tingkat Tingkat nyeri pada Melakukan Skor scala Ordinal
nyeri pada pasien post operasi pengkajian tidak nyeri
kelompok apendiktomi yang dengan (Kode 0)
perlakuan meliputi : menggunakan
g. Tingkat derajat scala nyeri Skor scala
nyeri nyeri
h. Tingkat ringan1-3 :
kesadaran (Kode 1)
i. suhu
j. Nadi,
k. Gerakan lengan Skor
l. Gerakan tungkai scalasedang
4-6 : (Kode
2)
Skor scala
7-9 : berat
terkontrol(
Kode 3)
64
Skor scala
10: sangat
berat tidak
terkontrol
(Kode 4)
Variabel Confounding
Umur Rentang kehidupan Alat <25 tahun Nominal
manusia yang diukur pengumpulan (Kode 1)
dengan satuan tahun. data
berdasarkan ≥25 tahun
data (Kode 2)
responden
Jenis Laki-laki atau Alat Laki-laki Nominal
kelamin perempuan pengumpulan (Kode 1)
data Perempuan
berdasarkan (Kode 2)
data
responden
1. Instrumen Penelitian
a. Data karakteristik, yang terdiri dari umur, jenis kelamin, derajat nyeri
a. Tahap persiapan
1) Administrasi
Islam Surabaya
b. Tahap pelaksanaan
mobilisasi dini dan relaksasi spiritual, dan manfaat dari mobilisasi dini
berikut:
inform consent.
66
perlakuan
1. Pengolahan Data
a. Editing
Pada tahap ini berfungsi untuk memastikan bahwa data yang diperoleh
sudah terisi dengan lengkap dan dapat terbaca dengan baik. Dilakukan
b. Scoring
c. Coding
data meliputi memberikan kode pada semua variabel untuk
tempatnya pada coding sheet atau pada kolom yang telah ditentukan.
1) Perubahannyeri
2) Fungsi Kognitif
a) Normal (Kode 1)
b) Gangguan ringan (Kode 2)
c) Gangguan sedang (Kode 3)
d. Processing
68
Setelah semua pengisian skor scala nyeri sudah terisi penuh, dan sudah
program computer yang digunakan untuk entry data adalah SPSS for
window.
e. Cleaning
data yang sudah di-entry apakah ada kesalahan atau tidak. Kesalahan
komputer.
f. Tabulating
100 % = Seluruhnya
50% = Setengah
69
0% = Tidak satupun
2. Analisi Data
variabel dependen pada penelitian ini meliputi dua variabel ordinal maka
H. Etika Penelitian
2008).
1. Beneficience
Selain itu peneliti meyakinkan bahwa mobilisasi dini dan relaksasi spiritual
2. Self determination
3. Justice
relaksasi spiritual selama satu bulan, dan pada kelompok kontrol peneliti
4. Privacy
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, M. & Jeffri G., 2012, Dispepsia, Continuing Medical Education, 39 (9),
647
Aribowo, H & Andrifiliana, 2011, Infeksi Luka Operasi (Surgical Site Infection),
Yogyakarta, SMF Bedah RSUP Dr. Sarjito
Andre, Y., Rizanda M., & Arina W. M., 2013, Hubungan Pola Makan dengan
Kejadian Depresi pada Penderita Dispepsia Fungsional, Jurnal
Kesehatan Andalas, 2 (2), 73.
Atkinson L.J And Loise kohn (1995). Barry & Kohn”s Introduction To Operating
Room Tecnique, Six Edition, Mc Graw-Hill Book Company, Singapore.
Burner & Sudarth (2002). Tex Book Of Medikal Surgikal nursing. Jakar ta, EGC.
Grace, Pierce A & Borley Neil R. 2006. At a Glance Ilmu Bedah. Surabaya:
Erlangga
Liang MK, (2015). The Appendix in scwartz,s Principles of surgery, 10th ed,
Mc Graw Hill education, New York, United Stated, 1241-59
Hidayat, A.A (2010). Metode Penelitian Dan Tehnik Analisis Data. Jakarta,
Salemba Medika.
Mansjoer, Arif (ed). 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta. Media Aesculapius
Sjamsuhidajat, R & Wim, de Jong (ed). 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta:
EGC
Surya, B., 2006, Peran C-Reactive Protein (CRP) dalam Menentukan Diagnosa
Apendisitis Akut, Majalah Kedokteran Nusantara, 39 (3), 208.
. Tujuan penelitian
Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui pengaruh mobilisasi dini dan relaksasi
spiritual terhadap perubahan tingkat nyeri klien post operasi apendektomi di
Rumah Sakit Islam Surabaya.
Manfaat Penelitian : manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini dapat
digunakan klien post operasi apendiktomi sebagai sumber pengetahuan dan
wawasan dalam menurunkan nyeri pada pasien post operasi apendiktomi.
Resiko yang mungkin timbul : pada saat melakukan kegiatan mobilisasi dini dan
relaksasi apiritual kemungkinan akan megalami kelelahan, nyeri dan peneliti
menjamin minimalnya angka resiko.
Hak untuk Undur Diri : partisipasi penelitian ini berdasarkan sukarela dan
Bapak/Ibu berhak untuk mengundurkan diri kapanpun tanpa menimbulkan
konsekuensi apapun.
Subjek dapat dikeluarkan dari penelitian : dalam penelitian ini Bapak/Ibu bisa
dikeluarkan menjadi responden apabila Bapak/Ibu tidak melakukan intervensi
yang diberikan oleh peneliti.
Surabaya,…………………………..
( ) ( )
Saksi I Saksi II
76
( ) ( )
Surabaya, 2018
Peneliti Responden
( ) ( )
Saksi I Saksi II
( ) ( )
DATA DEMOGRAFI
Tanggal penelitian:
Petunjuk : Isilah data dibawah ini dan berikan tanda (V) pada jawaban
yang menurut anda paling sesuai.
A. Biodata klien :
1. Nama (inisial) :
2. Umur : ..................Thn
3. Jenis kelamin :
laki-laki
perempuan
4. Pendidikan :
SD
SMP
SMA
PT
Tidak sekolah
5. Status perkawinan :
kawin
tidak kawin
Duda/janda
B. Terapi farmakologi
obat yang dikonsumsi selama menjalani operasi apendik :
obat analgetik
obat lain
78
KUESIONER B
PENGUKURAN NYERI
No Para meter skala Pre test Post test
SKALA NYERI :
79
KUESIONER C
MOBILISASI DINI
KUESIONER D
84
RELAKSASI SPIRITUAL
TAHAPAN PELAKSANAAN
(SOP INTERVENSI MOBILISASI DINI DAN RELAKSASI SPIRITUAL )
paru-paru. Lakukan ini selama 5 menit hingga anda masuk kedalam keadaan rileks.
m. Rileks, bernafas normal dengan perlahan – lahan melalui hidung, kemudian hembuskan
perlahan-lahan melalui mulut.
n. Yakinilah bahwa “tidaklah seorang muslim tertimpa suatu penyakit dan sejenisnya,
melainkan Allah akan mengugurkan bersama dosa-dosanya seperti pohon yang
mengugurkan daun-daunnya” (HR, Bukhari dan Muslim).
86
bahwa itu semua adalah rencana-Mu jadikanlah kami orang yang bersabar, pandai
bersyukur dan kuatkanlah diri kami menghadapi ujian hidup ini.
2) Kami bersyukur atas nikmat hidup yang Allah berikan selama ini semoga kami
termasuk golongan orang-orang yang selalu bersyukur dan dalam kondisi apapun.
3) Kami selalu mengucapkan “Alahmdulillah” atas apa yang terjadi hari ini dan berdoa
untuk hari esok agar kami masih bisa melaluinya dengan rasa syukur dan bahagia
t. Kembalikan pasien pada kondisi rileks
u. Kaji respon pasien setelah dilakukan latihan
v. Salam penutup kegiatan selesai
Penutup
a. Menanyakan pada pasien tentang hasil latihan yang telah dilakukan
b. Evaluasi hasil Intervensi
1) Tingkat ibadah klien meningkat
2) Klien menerima dengan ikhlas atas kondisi kesehatan yang dialami
3) Klien tidak mudah marah dan selalu bersabar
4) Klien tampak tenang
5) Klien dapat tidur dengan nyeyak
6) Klien mau dan mampu berinterkasi dengan lingkungan sosial.
87
Mengetahui,
Kaprodi S2 Keperawatan
Mengetahui,
Kaprodi S2 Keperawatan