Anda di halaman 1dari 9

MANAGEMENT MUAL DAN MUNTAH PADA PEMBERIAN AIR MINUM

HANGAT PADA PASIEN POST OPERASI DENGAN REGIONAL ANESTESI :


NARRATIVE REVIEW

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan Untuk Menyusun Skripsi Program Studi D4 Keperawatan Anestesiologi


Fakultas Ilmu Kesehatan
Di Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta

Disusun Oleh :

Nabilah ( 1811604012 )

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI


PROGRAM SARJANA TERAPAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA
2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Anestesi umum adalah anestesi dengan menggunakan kombinasi obat - obatan


yang membuat pasien dalam kondsi seperti tertidur sebelum operasi atau prosedur
medis lainnya sehingga pasien tidak merasa nyeri karena dalam kondisi tidak sadar.
Anestesi umum adalah teknik anestesi melalui 5 agen utama anestesi yaitu : intravena,
sedatif IV, narkotika sintetik, obat blok neuromuskuler ataupun gas inhalasi secara
total ( Buttner, B., Mansur, A., Hinz, J., Erlenwein, J., Bauer, M., Bergmann, 2017;
Smith, G., Goldman, 2019 ).

Anestesi regional adalah subspesialisasi anestesiologi yang berfokus pada blok


anestesi lokal saraf perifer dan neuraxis ( Neal, Joseph M, n.d ). Anestesi regional
dilakukan dengan cara blok syaraf spinal, epidural maupun cara blok syaraf spinal,
epidural maupun perifel ( Hausman, M. S., Elizabeth, S., Jewell., Engoren, 2015 ).
anestesi regional berkaitan erat dengan anestesi bedah, dengan contoh penerapan di
blok pleksus sederhana untuk operasi ringan dengan rawat jalan, blok saraf femoralis
untuk operasi total knee replacement dan blok epidural toraksis pada operasi kolon
( Neal, Joseph M, n.d ).

Gejala yang sering terjadi setelah tindakan pembedahan dengan anestesi adalah
nyeri, mual, dan muntah. Pasien juga lebih sering khawatir dengan mual dan muntah
dibandingkan dengan nyeri pascabedah yang dirasakan ( Sholihah, A. dkk, 2014 ).

Mual dan muntah post operasi dikenal juga dengan istilah Post Operative Nausea
And Vomiting ( PONV ). Menurut GAN, T.J ( 2006 ) dalam Silaban ( 2015 ), Post
Operative Nausea And Vomiting ( PONV ) adalah komplikasi yang juga sering terjadi
pada anestesi umum atau general anestesi dalam 24 jam pertama setelah operasi.

Mual dan muntah post operasi ( PNOV ) adalah hal yang umum dari komplikasi
anestesi dan pembedahan, terutama pada bedah digestif yang mempunyai angka
kejadian tertinggi dari keseluruhan insidensi PONV. Mual dan muntah merupakan
efek paling banyak yang menjadi penyebab umum mordibitas setelah anestesi dan
memiliki efek yang signifikan pada pasien. Meski zaman semakin modern di teknik
anestesi dan bedah, kejadian PONV tetap ada dan merupakan gejala yang mempunyai
angka kejadian yang tinggi.

Pasien akan mengalami mual dan muntah post operasi yang menetap diperkirakan
0,18%, yang menyebabkan perpanjangan waktu perawatan di UPPA ( Unit Perawatan
Post Operasi ) atau lamanya perawatan di rumah sakit yang akhirnya akan
meningkatkan biaya perawatan. Mual muntah post operasi juga dapat menyebabkan
morbiditas, diantaranya dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, hipertensi dan
perderahan, ruptur esofagus dan jika muntah masuk ke dalam saluran pernafasan
maka dapat mengakibatkan pasien mengalami gangguan jalan nafas yang bisa
membuat pasien merasakan sesak nafas yang dapat mengancam jiwa ( Nur Intan
Hayati H. K, Yati Nurhayatu, Inggrid Dirgahayu, 2019 ).

Faktor risiko Post Operative Nausea And Vomiting ( PONV ) biasanya dibagi
menjadi faktor risiko non-anestetik, faktor risiko anestetik dan faktor risiko yang
berhubungan dengan berbagai pembedahan. Faktor risiko pada PONV juga sering kali
menjadi topik penelitian yang menarik. Hasil dari penelitian - penelitian tersebut
mengkonfirmasi bahwa faktor - faktor risiko pada PONV yaitu jenis kelamin wanita,
riwayat PONV, pemakaian obat - obat narkotik, bukan perokok yang memiliki risiko
PONV lebih besar dibandingkan perokok ( Eddy Harijanto, 2010 ).

Faktor penyebab Post Operative Nausea And Vomiting ( PONV ) biasanya


dihubungkan dengan berbagai faktor. Faktor risiko dikategorikan ke dalam faktor
risiko yang berhubungan dengan pasien, faktor risiko pembedahan, dan faktor
anestesi. Adapun dari faktor pasien yaitu meliputi umur, jenis kelamin, status
merokok, PONV sebelumnya, ASA, riwayat migren, pola makan, dan kecemasan di
postbedah. Faktor risiko anestesi juga berhubungan dengan penggunaan opioid
postbedah, obat anestesi, dan jenis dari tindakan anestesi, sedangkan dari faktor risiko
pembedahan yaitu lama dari pembedahan, jenis dari pembedahan, dan nyeri
postbedah.

Adapun dampak dari PONV yang terjadi dapat mengakibatkan dehidrasi,


gangguan keseimbangan elektrolit, peningkatan dari risiko aspirasi, keterbukaan
jahitan, ruptur esofagus dan penginduksin nyeri postbedah. PONV berdampak juga
terhadap permasalahan keuangan dengan memperpanjang lama rawat inap pasien,
sehingga dapat menambah biaya perawatan di rumah sakit. Dengan dampak - dampak
PONV yang terjadi , PONV sekarang diakui sebagai salah satu efek samping anestesi
yang paling dapat merugikan bagi pasien dan keluarga.

Kejadian PONV sangat sering menjadi penyebab pasien tidak nyaman daripada
nyeri yang dirasakan pasca bedah. Mual yang dirasakan pasien bisa membuat pasien
tidak nyaman dan muntah bisa menyebabkan peningkatan risiko aspirasi, dan sangat
berhubungan dengan terbukanya jahitan, ruptur esophagus, empisema subkutis dan
pneumothoraks bilateral. PONV juga sangat sering menjadi penyebab memanjangnya
waktu pasien keluar dari RR dan menjadi salah satu penyebab utama pasien bedah
rawat jalan harus dirawat inap di rumah sakit. Oleh karena itu pencegahan PONV
akan menyebabkan meningkatnya kepuasan pasien bedah. Kejadian PONV bervariasi
antara 10% hingga 80% yang biasanya disebabkan karena besarnya perbedaan secara
invidual dan menjadi faktor resiko anestesi ( Eddy Harijanto, 2010 ).

Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan diatas, dijelaskan bahwa PONV
mempunyai faktor - faktor resiko yang salah satunya bisa mengakibatkan pasien lebih
tidak nyaman daripada rasa nyeri yang dirasakan pasca operasi. Untuk mengatasi
problematik tersebut, maka diperlukan intervensi yang dapat menurunkan kejadian
mual muntah pasca operasi untuk meningkatkan kenyamanan dan kepuasan pasien
terhadap pelayanan yang didapatkan di rumah sakit.

Penelitian yang dilakukan Virgianti Nur Faridah, 2013, menyebutkan bahwa tidak
terdapat pengaruh pada pemberian minum air hangat terhadap kejadian PONV pada
pasien post operasi sectio caesarea dengan anestesi spinal. Oleh karena itu, penulis
akan melakukan narrative review mengenai management mual dan muntah pada
pemberian air minum hangat pada pasien post operasi dengan regional anestesi.
Penulis mengikutsertakan minimal artikel dalam review sebanyak 10 jurnal yang
terbit dalam rentang waktu tahun 2010-2021.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka peneliti


merumuskan masalah “ Seberapa efektif manajemen pemberian air minum hangat
terhadap pasien post operasi? “

C. TUJUAN PENELITIAN

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui seberapa efektif manajemen mual dan muntah dengan


pemberian minum air hangat pada pasien post operasi

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Manfaat Bagi Ilmu Pengetahuan

Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan mengenai managemen mual dan
muntah

2. Manfaat bagi penata anestesi

Diharapkan dapat digunakan sebagai suatu pedoman dalam pemberian intervensi


ataupun edukasi kepada pasien yang mengalami gejala mual muntah pasca operasi.

3. Bagi masyarakat

Diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai cara mengatasi mual dan


muntah pasca operasi.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Pengertian Anestesi

Anestesi umum adalah menghilangkan kesadaran dengan menggunakan obat


- obatan tertentu, tidak merasakan rasa sakit yang walaupun diberikan rangsangan
nyeri, dan juga bersifat reversibel. Kemampuan untuk mempertahankan fungsi
ventilasi hilang, depresi fungsi neuromuskular, dan gangguan kardiovaskular.
Pasien juga membutuhkan bantuan untuk mempertahankan jalan napas dan
pemberian ventilasi tekanan ( Buku Ajar Teknik Anestesi Umum. (n.d.). (n.p.):
(n.p.).

2. Pengertian PONV ( Post Operative Nausea And Vomiting )

Mual merupakan rasa yang tidak nyaman di bagian perut atas. Muntah
merupakan dorongan dari dalam perut yang kita tidak sadari dan pengeluarannya
melalui esofagus sampai dengan ke mulut. Muntah biasanya disertai dengan mual
tetapi mual tidak juga selalu menimbulkan muntah. Salah satu efek samping yang
sering dijumpai setelah tindakan anestesi adalah mual muntah ( Alfiani Sofia
Qudsi, 2015 ).

Muntah merupakan kejadian yang terkoordinasi namun tidak dibawah


kontrol dari aktivitas gastrointestinal dan gerakan dari respiratori atau inspirasi
dalam. Peningkatan dari tekanan intraabdominal, penutupan glotis dan platum
akan naik, terjadi juga kontraksi dari pylorus dan relaksasi fundus, sfingter cardia
dan esofagus sehingga terjadi ekspulasi kuat dari dalam isi lambung ( Ananda
Febi Ramadhani, 2020 ).

Mual dan muntah pasca anestesi disebabkan oleh macam - macam sumber
stimulasi pada pusat muntah yang terletak dimedulla. Pusat muntah menerima
impuls afferen dari CTZ yang melalui stimulasi langsung maupun tidak langsung
pada saluran pencernaan ( Ananda Febi Ramadhani, 2020 ).

Secara menyeluruh insidensi mual muntah pasca anestesi terdapat sekitar


30% tetapi dapat mencapai 70% pada pasien yang high risk ( Ananda Febi
Ramadhani, 2020 ). Faktor risiko orang dewasa PONV yaitu usia pasien, jenis
kelamin, kegemukan, riwayat PONV atau mabuk perjalanan, jenis pembedahan,
lama operasi, dan perokok. Pasien dengan satu faktor risiko memiliki
kemungkinan 10% hingga 21% untuk mengembangkan PONV. Mereka yang
memiliki dua atau lebih faktor risiko memiliki peluang 80% untuk
mengembangkan PONV ( Mary H. Tinsley, ADN, RN, and Claudia P. Brane, RN,
APN, CCNS-BC, CPC, LNC, 2013 ).

B. Kerangka Konsep

Variabel bebas subjek penelitian variabel terikat

Management mual Pasien post operasi


dengan general Air minum putih
dan muntah hangat
anestesi

Faktor yang mempengaruhi pengetahuan :

1. Anestesi
2. Mual dan muntah
3. Air minum
4. .. DAFTAR PUS
DAFTAR PUSTAKA

Faridah, V. N. (2013). Pengaruh Pemberian Minum Air Hangat Terhadap Kejadian


Post Operative Nausea Vomitting (Ponv) Pada Pasien Post Operasi Sectio Caesarea
Dengan Anestesi Spinal Di Unit Perawatan Paska Anestesi Rumah Sakit
Muhammadiyah Lamongan. Surya 14 Vol. 01, No. XIV, April 2013.

Rihiantoro, T., Oktavia, C., & Udani, G. (2018). Pengaruh Pemberian Aromaterapi
Peppermint Inhalasi terhadap Mual Muntah pada Pasien Post Operasi dengan Anestesi
Umum. Jurnal Ilmiah Keperawatan Sai Betik, 14(1), 1-10.

Khotimah, N. I. H. H., Nurhayati, Y., & Dirgahayu, I. (2019). EFEKTIFITAS


AROMATERAPI JAHE TERHADAP KELUHAN MUAL MUNTAH PADA
PASIEN POST SEKSIO SESAREA DI RS AL ISLAM BANDUNG. Jurnal Riset
Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung, 11(2), 326-337.

Sholihah, A., Sikumbang, K. M., & Husairi, A. (2015). Gambaran Angka Kejadian
Post Operative Nausea And Vomiting (PONV) di Rsud Ulin Banjarmasin Mei-Juli
2014. Berkala Kedokteran, 11(1), 119-129.

Tinsley, Mary H. ADN, RN; Barone, Claudia P. RN, APN, CCNS-BC, CPC, LNC
Preventing postoperative nausea and vomiting, Nursing: December 2013 - Volume 43
- Issue 12 - p 42-49 doi: 10.1097/01.NURSE.0000428698.64345.c8
Qudsi, A. S., & Dwi Jatmiko, H. (2015). Prevalensi Kejadian PONV pada Pemberian
Morfin sebagai Analgetik Pasca Operasi Penderita Tumor Payudara dengan Anestesi
Umum di RSUP Dr. Kariadi Semarang (Doctoral dissertation, Faculty of Medicine).

Anda mungkin juga menyukai