Anda di halaman 1dari 16

Jurnal Keperawatan Dirgahayu

Volume 1, Nomor 2, Oktober EISSN: 2685-3086


2019
TUGAS REFLEKSI JURNAL
Tugas ini untuk memenuhi mata kuliah: Keperawatan
Menjelang Ajal & Paliatif
Dosen Pengampu: Leya Indah Permatasari, M.Kep.,Ns

Dibuat Oleh:
Zeza Oktaviana 180711006

KELAS A
PRODI S1 ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON
2021

1
Jurnal Keperawatan Dirgahayu
Volume 1, Nomor 2, Oktober EISSN: 2685-3086
2019

EFEKTIVITAS MASSAGE EFFLEURAGE


TERHADAP FATIGUE PASIEN KANKER DI RSUD
ABDUL WAHAB SJAHRANIE SAMARINDA

Rufina Hurai
pSekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Dirgahayu Samarinda Jl. Pasundan, No.2,
Samarinda, Kalimantan Timur, 75122
e-mail: rufinahurai@gmail.com

ABSTRAK
Latar Belakang: Kanker merupakan kumpulan pertumbuhan sel tidak teratur,
penyebaran sel tidak terkontrol dapat menyebabkan berbagai keluhan dan mengancam
jiwa. Pasien kanker menjalani kemoterapi dapat mengalami keluhan fatigue
(kelelahan), kelemahan, rambut rontok, mual, muntah, mulut kering, cemas, stress dan
depresi. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas massage
effleurage terhadap fatigue pasien kanker Di RSUD Abdul Wahab Sjahranie
Samarinda. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian menggunakan quasi
eksperimental design dengan randomized pretest-posttest control group design untuk
mengetahui efektivitas massage effleurage terhadap fatigue pada pasien kanker yang
menjalani kemoterapi. Sebelum dilakukan perlakuan, kelompok intervensi dan
kelompok kontrol dilakukan pengukuran fatigue menggunakan kuesioner Brief
Fatigue Inventory sebanyak 14 pertanyaan. Setelah dilakukan pengukuran fatigue,
kelompok intervensi diberikan latihan 3 kali seminggu dalam waktu 10 menit selama 2
minggu. Setelah itu dilakukan lagi pengukuran fatigue. Sedangkan kelompok kontrol
diberikan intervensi keperawatan rutin. Hasil : uji beda Wilcoxon signifikan ada
perubahan fatigue sebelum dan sesudah intervensi (pvalue 0.00;<0.05). Intervensi
massage effleurage secara simultan berpengaruh terhadap penurunan fatigue sebesar
73.4 %. Kesimpulan: massage effleurage merupakan teknik memanipulasi rangsangan,
ekonomis dan terbukti efektif menurunkan fatigue pada pasien kanker yang menjalani
kemoterapi. Peneliti merekomendasikan protap massage effleurage sebagai tindakan
mandiri perawat dalam memberikan asuhan pada pasien kanker yang menjalani
kemoterapi dan penelitian lebih lanjut mengkombinasikan massage effleurage dan
muscle relaksasi untuk mengatasi fatigue pada pasien kanker yang menjalani
kemoterapi serta pada penderita kanker sejenis.

Kata Kunci: Kanker, Fatigue, massage effleurage.

ABSTRACT
Background: Cancer is a collection of irregular cell growth, uncontrolled cell spread
can cause various complaints and are life-threatening. Cancer patients undergoing
chemotherapy can experience complaints of fatigue (fatigue), weakness, hair loss,
nausea, vomiting, dry mouth, anxiety, stress and depression. Objective: This study
aims to analyze the effectiveness of massage effleurage on fatigue of cancer patients
at Abdul Wahab Sjahranie Hospital Samarinda. Methods: This study was a study
using a quasi-experimental design with a randomized pretest-posttest control group
design to determine the effectiveness of massage effleurage against fatigue in cancer
patients undergoing chemotherapy. Before the treatment was carried out, the
intervention group and the control group were measured fatigue using a Brief
Fatigue Inventory questionnaire of 14 questions. After measuring fatigue, the
intervention group was given exercise 3 times a week in 10 minutes for 2 weeks. After

2
Jurnal Keperawatan Dirgahayu
Volume 1, Nomor 2, Oktober EISSN: 2685-3086
2019
that the fatigue measurement is carried out again. Whereas the control group was
given routine nursing interventions. Results: Wilcoxon test results were significant
there was a change in fatigue before and after the intervention (p value 0.00;
<0.05). Simultaneous effleurage massage intervention influences the reduction in
fatigue by 73.4%. Conclusion: effleurage massage is a stimulating technique,
economical and proven effective in reducing fatigue in cancer patients undergoing
chemotherapy. Researchers recommend protap massage effleurage as a nurse's
independent action in providing care for cancer patients undergoing chemotherapy
and further research combines massage effleurage and muscle relaxation to
overcome fatigue in cancer patients undergoing chemotherapy as well as in patients
with similar cancers.

Keywords: Cancer, Fatigue, massage effleurage

3
Jurnal Keperawatan Dirgahayu
Volume 1, Nomor 2, Oktober EISSN: 2685-3086
2019
PENDAHULUAN
Kanker merupakan sekelompok hati yang negatif, kelelahan, disfungsi
penyakit yang ditandai dengan seksual, kualitas hidup menurun.
pertumbuhan sel yang tidak terkendali, Keluhan fatigue pada pasien kanker
membentuk klon dan penyebaran sel-sel dapat menjadi issue yang sangat penting
abnormal serta mengabaikan sinyal dalam hidup seorang penderita kanker,
pengatur sel sekitarnya. Jika penyebaran keluhan tersebut mempengaruhi
sel tidak terkontrol dapat mengakibatkan bagaimana perasaan individu, bentuk
berbagai keluhan dan mengancam jiwa aktivitas harian, hubungan sosial dan
(Al-Magid, et al, 2012; ACS, 2015; keberlanjutan terapi kanker serta
Hinkle & Cheever, 2014). Penyakit kualitas hidup (Danismaya, 2009).
kanker merupakan pembunuh nomor dua Terapi komplementer yang dapat
di dunia setelah penyakit kardiovaskuler. dilakukan untuk menurunkan fatigue
Data selanjutnya menurut GLOBOCAN, adalah massage (Pandey, 2011).
International Agency for Research on Massage merupakan teknik pijat yang
Cancer (IARC), pada tahun 2012 dapat meningkatkan sirkulasi darah,
terdapat 14.067.894 kasus baru kanker dengan melibatkan otot. Dengan teknik
dan 8.201.575 kematian akibat kanker di pijat lembut dan superfisial mulai
seluruh dunia (American Cancer tekanan yang ringan hingga kuat
Society, 2014). Menurut pusat data dan memiliki manfaat yang sangat berguna
informasi Kementrian Kesehatan RI untuk penderita kanker.
pada tahun 2013, sebanyak 347,792 Massage adalah tindakan penekanan
orang menderita Kanker di Indonesia, oleh tangan pada jaringan lunak,
sedangkan penderita Kanker di Jakarta, biasanya otot tendon atau ligamen, tanpa
dilaporkan sebanyak 19,004 orang pada menyebabkan pergeseran atau perubahan
tahun 2013 (Kementrian Kesehatan RI, posisi sendi guna menurunkan nyeri,
2015). Di RSUD A.W Sjahranie tahun menghasilkan relaksasi, dan/atau
2017 sebanyak 711 pasien dari seluruh meningkatkan sirkulasi. Sentuhan yang
jenis kanker yang dirawat. Selama Bulan nyaman seperti mengusap dapat
Mei dan Juni 2017 terdapat 163 pasien meningkatkan sensasi. Salah satu
yang menjalani kemoterapi di luar sentuhan yang nyaman adalah dengan
radioterapi. Pada saat kemoterapi Massage effleurage (Simkin, 2011).
perawat hanya mengobservasi gejala- Massage effleurage merupakan memijat
gejala yang dialami oleh pasien, suasana dengan cara mengusap secara lembut,
ruangan kemoterapi sangat kondusif, mengikuti lekuk tubuh, dan dilakukan
tersedianya televisi masing-masing mulai dari distal ke proksimal dan
ruangan. Hasil wawancara tidak sejajar dengan sumbuh panjang jaringan.
terstruktur terhadap perawat bahwa Kompresi secara bertahap dapat
belum pernah diberikan massage menginduksi keadaan umum relaksasi
effleurage bagi pasien yang menjelani yang mengurangi kejang otot dan
kemoterapi. mempersiapkan pasien untuk
Dampak lain penyakit kanker pengobatan yang lebih kuat. Tekanan
diteliti oleh Stanton, Rowland, & Ganz kuat mempercapat aliran darah dan
tahun 2015 terhadap 60 partisipan yang getah bening, meningkatkan sirkulasi
sedang menjalani kemoterapi di unit jaringan dan dengan demikian
onkologi Florida, hasil penelitian mengurangi udema.
menunjukan dampak yang dialami Peran perawat saat melakukan
penderita kanker yaitu stres dan suasana Massage effleurage pada pasien

4
memanipulasi rangsangan yang berasal Selanjutnya, hasil pengukuran dicatat
dari lingkungan sehingga pasien pada lembar observasi.
memiliki koping positif dan beradaptasi.
Adaptasi dianggap sebagai respon yang 2. Lokasi Penelitian
efektif terhadap suatu stimulus, Lokasi penelitian adalah di ruangan
sedangkan respon maladaptif kemoterapi RSUD AWS Samarinda
digambarkan sebagai respon inefektif. yang memenuhi kriteria dan sesuai
Adanya hubungan antara mekanisme dengan penetapan populasi, sampel dan
cognator dan stimulus focal residual sampling
pada proses adaptasi penderita kanker
(Naga & AL-Khasib, 2014). Hal ini 3. Rancangan Penelitian
sesuai denga teori keperawatan yang
dikembangkan oleh Sister Callista Roy Pre-test Intervensi Post-test
(1968) yaitu teori adaptasi. Teori ini
menjadi salah satu dasar dalam praktik Kelompok
keperawatan profesional dimana teori ini Intervensi:
memandang manusia dari dimensi massage
psikologi, sosio kultural dan spiritual. Fatigue effleurage Fatigue
Perawat sebagai tim pelayanan
kesehatan harus mampu memodofikasi Gambar 1. Desain penelitian “One Group
Pre-post test Design” pada penelitian
atau mengadaptasi kondisi sakit pasien
sesuai teori adaptasi Roy (1968) dengan
4. Alat Pengumpulan Data
harapan pasien mampu beradaptasi pada
Alat pengumpulan data
fatigue yang dialaminya (Alligood,
(instrumen) adalah alat yang
2014).
digunakan untuk mendapatkan data
dari responden
METODE
1) Kuisioner
1. Tahap Penelitian
Kuisioner adalah suatu bentuk
Tahap penelitian diawali dengan
atau dokumen yang berisi beberapa
mengurus ijin penelitian di RSUD A.W
item pernyataan-pernyataan yang
Sjahranie. Populasi sumber pada
dibuat berdasarkan indikator-
penelitian ini adalah 118 responde.
indikator variable (Darma kusuma
Langkah selanjutnya adalah menentukan
kelana, 2011) dalam penelitian ini
sampel, yaitu sebanyak 45 pasien.
bertujuan untuk mengukur fatigue
Setelah sampel ditentukan peneliti
pada pasien kanker. Brief Fatigue
membagi menjadi menjadi kelompok
Inventory (BFI) memiliki sembilan
intervensi: massage effleurage
item, dengan item diukur pada 0-10
sejumlah
skala penilaian numerik. Tiga item
30 pasien dan kelompok Kelompok
meminta pasien untuk menilai
kontrol 15 pasien. Setelah sampel
tingkat keparahan fatigue dengan
ditentukan langkah selanjutnya adalah
kategori: 0= tidak fatigue, 10= sever
menjelaskan tentang tujuan, manfaat dan
fatigue. Enam item menilai jumlah
prosedur penelitian. Setelah pasien
yang kelelahan telah mengganggu
menyetujui menjadi responden dengan
berbagai aspek kehidupan pasien
meminta tandatangan informed concent.
selama 24 jam terakhir. Item
Langkah selanjutnya melakukan
gangguan termasuk kegiatan umum,
Intervensi massage effleurage dan
suasana hati, kemampuan berjalan,
melakukan Pengukuran Pengukuran
pekerjaan harian (meliputi
tingkat fatigue setelah intervensi.
pekerjaan di luar rumah dan
5
pekerjaan rumah tangga), hubungan penelitian atau lembar observasi
dengan orang lain, dan menikmati pengukuran fatigue.
hidup. Item gangguan diukur pada 6) Pengambilan data di RSUD A.W.
skala 0-10, dengan 0 menjadi "tidak Sjahranie.
mengganggu" dan 10 menjadi b. Tahap Pelaksanaan Pengumpulan
"benar-benar mengganggu." Data
1) Mengidentifikasi peserta penelitian
2) Lembar Observasi berdasarkan kriteria inklusi yang
Lembar observasi terdiri dari sudah ditetapkan dan
lembar observasi pretest dan postest mengidentifikasi data sekunder dari
serta lembar observasi harian. Lembar sumber tempat penelitian.
observasi digunakan untuk menulis 2) Peneliti mengidentifikasi responden
hasil pengumpulan data yang didapat yang terdiagnosa Kanker.
dari hasil observasi dan studi 3) Dihari pertama pengambilan data,
dokumentasi. Lembar observasi asisten peneliti dibantu oleh
pretest dan postest dibuat untuk observer dalam mengidentifikasi
menulis inisial responden, faktor- responden yang terdiagnosa Kanker
faktor yang ada pada variable perancu melalui rekam medik dan hasil
usia, jenis kelamin, pekerjaan, tingkat diagnosa dokter.
pendidikan. 4) Peneliti dan asisten peneliti
memperkenalkan identitas diri serta
5. Prosedur Pengumpulan Data memberikan penjelasan tentang
Prosedur pengumpulan data tujuan, manfaat, prosedur dan
merupakan langkah-langkah yang kontrak waktu penelitian kepada
dilakukan peneliti untuk mendapatkan responden.
sekumpulan data yang diperlukan 5) Memberikan kesempatan kepada
untuk dianalisis. Prosedur responden untuk mengajukan
pengumpulan data dalam penelitian ini pertanyaan terkait penelitian,
adalah: setelah responden memahami dan
a. Tahap Persiapan tidak keberatan ikut dalam
1) Surat izin penelitian akan diurus penelitian, maka diminta untuk
dari LPPM selanjutnya diterbitkan menandatangi lembar informed
surat izin kepada bagian diklat RS consent.
Dirgahayu 6) Sebelum dilakukan intervensi,
2) Mengurus izin penelitian di RSUD sampel pada kelompok intervensi
A.W. Sjahranie bagian Diklat. dan kelompok kontrol dilakukan
3) Menentukan kelompok intervensi pre-test untuk mendapatkan tingkat
yang terbagi dalam 2 kelompok. fatigue sebelum intervensi.
Responden Kelompok I (intervensi: 7) Hasil pengukuran fatigue kedua
massage effleurage) dan Kelompok kelompok dicatat pada lembar
II (kontrol) observasi
4) Peneliti merekrut asisten penelitian 8) Melakukan intervensi massage
2 orang perawat sebagai pemberi effleurage. Dilakukan selama 30
intervensi dan 1 orang sebagai sampai dengan 40 menit yang terdiri
observer pengambilan data di sembilan langkah:
RSUD A.W. Sjahranie dengan (1) Langkah Pertama
kualifikasi pendidikan S1. Compression on bottom of foot.
5) Asisten peneliti diberikan pelatihan (2) Langkah kedua
untuk menggunakan instrument

6
Acupressure points on bottom of 18-40 tahun 9 30 5 33’3 14 31,1
foot. 41-60 tahun 21 70 8 53,3 29 96,6
>60 tahun 0 0 2 20,8 2 4,4
(3) Langkah ketiga b. Variabel Jenis Kelamin
Effleurage entire foot coming off Distribusi frekuensi jenis kelamin
toes responden pada kelompok intervensi dan
(4) Langkah keempat kelompok dapat dilihat pada tabel 2
Compression on heel. sebagai berikut:
(5) Langkah kelima
Gliding with ulnar side of hand
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin
along Achilles tendon Responden Kanker yang Menjalani
(6) Langkah keenam Kemoterapi di RSUD Abdul Wahab
Effleurage on calf. Sjahranie Samarinda 2019
(7) Langkah ketujuh Intervensi Kontrol Total
Petrissage on calf Karakteristik
n % n % n %
(8) Langkah kedelapan Laki-laki 13 43,3 7 46,7 20 44,4
Thumb glide and friction on calf. Perempuan 17 56,6 8 53,3 25 55,5
(9) Langkah kesembilan Total 30 100 15 100 45 100
Petrissage on calf with knee
bent. c. Variabel Tingkat Pendidikan
c. Tahap Pengumpulan data setelah Distribusi frekuensi pendidikan
intervensi responden pada kelompok intervensi dan
1) Setelah intervensi massage kontrol dapat dilihat pada tabel 3 sebagai
effleurage diberikan selama 30 berikut:
sampai dengan 40 menit setiap sesi, Tabel 3 Distribusi Frekuensi Pendidikan
maka dihari terakhir dilakukan Responden Kanker yang Menjalani
pengukuran fatigue pada kelompok Kemoterapi di RSUD Abdul Wahab
intervensi maupun pada kelompok Sjahranie Samarinda 2019
kontrol. Intervensi Kontrol Total
Karakteristik
2) Hasil pengukuran fatugue dicatat n % n % n %
dilembar observasi. Dasar (SD, 16 53,3 4 26,7 20 44,4
3) Pada kelompok kontrol diberikan SMP,
massage effleurage pada akhir sederajat)
Menengah 12 40 11 73,3 23 51,1
penelitian. (SMA
sederajat)
HASIL Tinggi 2 6,7 0 0 2 4,4
1. Analisis Univariat Statistik (Diploma,
Karakteristik Responden Sarjana,
Pascasarjana)
Total 30 100 15 100 45 100
a. Variabel Usia
Distribusi frekuensi usia responden d. Variabel Fatigue
pada kelompok intervensi dan kontrol
Distribusi frekuensi fatigue responden
dapat dilihat pada tabel 1. berikut ini:
pada kelompok intervensi dan kontrol
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Usia Responden sebelum intervensi dapat dilihat pada
Kanker yang Menjalani Kemoterapi di RSUD tabel 4 sebagai berikut:
Abdul Wahab Sjahranie Samarinda 2019
Intervensi Kontrol Total
Karakteristik
n%n%n %

7
Tabel 4 Distribusi Frekuensi Fatigue pada
Pasien Kanker yang Menjalani Kemoterapi di
3. Analisa Multivariat
RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda a. Regresi Logistik Ordinal
2019 Uji Parameters Estimates
Post Minggu Post Uji parameters estimates menunjukan
Karakteristik 1 besarnya pengaruh setiap variabel
n % n % n % independen secara parsial terhadap
Fatigue 0 0 15 50 25 83.3
Ringan perubahan fatigue pada pasien kanker
(skore 1-39) yang menjalani kemoterapi. Besarnya
Fatigue 20 66,7 8 26,7 5 16,7 pengaruh setiap variabel independen
Sedang dan intervensi yang memberikan
(skor 40-69) pengaruh paling besar terhadap fatigue
Fatigue 10 33,3 7 23,3 0 0
Berat (skor pada pasien kanker yang menjalani
70-90) kemoterapi dapat dilihat pada tabel 4.5
Total 30 100 30 100 30 100
Tabel 6 Uji Parameters Estimates Variabel
2. Analisis Bivariat Independen Terhadap Fatigue Pada
Intervensi Massage Effleurage
a. Perbedaan fatigue sebelum dan
Parameters Estimates
sesudah Intervensi Variabel Independen Estimate Nilai P
Perbedaan perubahan fatigue (Hasil Fatigue Post =1,00) -1,267 0,278
sebelum dan sesudah intervensi pada (Hasil Fatigue Post=2,00) ,986 0,359
kelompok intervensi dengan uji beda Usia ,212 0,547
berpasangan non-parametric Jenis Kelamin -,256 0,571
Tingkat Pendidikan ,438 0,221
menggunakan uji Wilcoxon. Hasil uji Intervensi Massage -3,440 0,000
beda berpasangan dapat dilihat pada Efleurage
tabel 5 di bawah ini.
PEMBAHASAN
Tabel 5 Hasil Analisis Perbedaan Fatigue Penelitian ini menggunakan metode
Sebelum dan Sesudah Intervensi pada Pasien kuantitatif dengan desain penelitian
Kanker yang Menjalani Kemoterapi di RSUD quasi eksperimen melalui pendekatan
Abdul Wahab Sjahranie Samarinda 2019 pretest dan posttest group design pada
Kategori Pre-test Post-
Nilai kelompok intervensi dan kelompok
test kontrol untuk mengetahui pengaruh
n % n % p- Massage Effleurage terhadap fatigue
value pada pasien kanker yang menjalani
Fatigue Ringan 0 0 25 83,3 kemoterapi di RSUD Abdul Wahab
(skore 1-39) Sjahranie Samarinda. Subjek dalam
penelitian ini berjumlah 45 responden
Fatigue 20 66,7 5 16,7 yang menjalani kemoterapi di RSUD
0,000
Sedang (skore
40-69) Abdul Wahab Sjahranie Samarinda.
Fatigue Berat 10 33,3 0 0 Hasil pretest dan posttest diolah untuk
(skore 70-90) mengetahui apakah Massage Effleurage
Total 30 100 30 100 berpengaruh terhadap fatigue pada
pasien kanker yang menjalani
kemoterapi. Analisa univariat digunakan
8
untuk mengetahui distribusi umur,
jenis

9
kelamin, tingkat pendidikan, lama 5. Variabel independen terhadap
terdiagnosa kanker, fatigue dalam variabel dependen pada kelompok
bentuk persentase. Setelah data umur, intervensi massage effleurage
jenis kelamin dan tingkat pendidikan, didapatkan nilai (p:0,000;<0,05),
fatigue pada kelompok intervensi dan secara statistik disimpulkan bahwa
kontrol, dilakukan analisa uji beda hanya intervensi massage effleurage
berpasangan dan uji beda independent memberikan pengaruh yang secara
non parametric. Uji Wilcoxon digunakan signifikan terhadap perubahan fatigue
untuk mengetahui fatigue sebelum dan pasien kanker yang menjalani
sesudah intervensi (before-after) pada kemoterapi. Sedangkan nilai p pada
kelompok intervensi. Selanjutnya variabel usia, jenis kelamin, tingkat
dilakukan analisa multivariate dengan pendidikan tidak memberikan
uji regresi logistik ordinal untuk pengaruh signifikan terhadap
mengetahui besarnya pengaruh dari perubahan fatigue dengan nilai p> 0,
variabel independen terhadap variabel 05.
dependen. 6. Berdasarkan uji statistik diketahui
besarnya kontribusi variabel
KESIMPULAN DAN SARAN independen intervensi massage
Kesimpulan effleurage, uisa, jenis kelamin,
1. Karakteristik responden mayoritas pendidikan secara simultan,
responden mengalami fatigue sedang mempunyai pengaruh terhadap
sebanyak 66,7 %, responden berada penurunan fatigue sebesar 73,4.3%,
pada rentang usia 41-60 tahun sedangkan sisanya (26.6%) adalah
(dewasa madya); (2) mayoritas faktor lain yang tidak diteliti
responden yaitu perempuan sesuai
dengan jumlah diagnosis kanker Saran
payudara menduduki urutan teratas Peneliti memberikan saran kepada
jenis kanker yang diderita oleh berbagai pihah berhubungan dengan
perempuan sedangkan kanker analisis hasil penelitian, adapun saran
nasofaring menempati urutan pertama peneliti sebagai berikut:
pada responden yang berjenis kelamin 1. Bagi Pasien Kanker yang menjalani
laki-laki (3) mayoritas responden Kemoterapi
memiliki tingkat pendidikan dasar Berdasarkan hasil penelitian,
2. Fatigue mengalami perubahan setelah intervensi massage effleurage
diberikan intervensi massage memberikan pengaruh terhadap
effleurage dari fatigue berat dan fatigue pada pasien yang menjalani
sedang menjadi fatigue ringan hampir kemoterapi sehingga rekomenasikan
pada seluruh responden untuk melakukan massage effleurage
3. Berdasarkan hasil uji beda setiap hari
berpasangan menunjukkan ada 2. Bagi Pelayanan Kesehatan
penurunan fatigue yang signifikan Dari penelitian ini diharapkan
sebelum dan sesudah intervensi pelayanan kesehatan melakukan
massage effleurage (p:0,000; <0,05). pembuatan protap tentang massage
4. Berdasarkan uji beda independen effleurage dan perawat dapat
diketahui ada penurunan fatigue yang menggunakannya sebagai tindakan
signifikan antara intervensi massage mandiri perawat dalam memberikan
effleurage dan kelompok kontrol asuhan pada pasien kanker yang
(p:0,000; <0,05). menjalani kemoterapi.
3. Bagi Pendidikan Keperawatan

10
Hasil penelitian ini dapat dampak pengobatan yang
memberikan kontribusi ditimbulkan.
pengembangan ilmu keperawatan
dalam kurikulum pendidikan
keperawatan. Massage effleurage UCAPAN TERIMA KASIH
diajarkan dalam mata ajar Ucapan terima kasih diberikan
keperawatan medikal bedah melalui kepada sumber dana riset (institusi
metode ceramah dan praktek. pemberi dan tahun penerimaan) dan
4. Bagi Penelitian Keperawatan orang yang mendukung pemberian dana
a. Hasil penelitian dapat dijadikan tersebut. Nama orang yang mendukung
sebagai awal sekaligus motivasi atau membantu penelitian dituliskan
untuk melakukan penelitian lebih dengan jelas.
lanjut diruangan keperawatan.
Penelitian selanjutnya terkait DAFTAR PUSTAKA
dengan mengkombinasikan Al-Magid, Aldeen, Mohammed &
massage effleurage dan muscle Elatef. (2012). Nursing Care
relaksasi untuk mengatasi fatigue. Standards For Cancer Patients
b. Penelitian yang kontinu dan Undergoing Chemotherapy.
simultan akan semakin Journal of American Science, 8(5),
meningkatkan kualitas layanan 108–120.
kesehatan khususnya masalah
psikososial. Penelitian ini dapat Black, J., & Hawks, J. (2014). Medical
menjadi acuan pelaksanaan Surgical Nursing. Singapura:
penelitian diarea yang sama Elsevier (Singapura) Pte Ltd.
dengan menggunakan metode
penelitian yang berbeda dan Canadian Center Society. (2015).
menggunakan kombinasi terapi Cancer Cell Development.
lainnya yang dapat menurunkan Dipetik September 04, 2015, dari
fatigue. Penelitian ini juga dapat Canadian Cancer Society:
menjadi dasar pemberian terapi www.cancer.ca
berbasis kelompok dimana saat
penelitian berlangsung antara klien Fotra, R., Gupta, S., & Subash, G.
sudah saling kenal. Penelitian (2014). Sociodemographic Risk
berbasis kelompok dapat diberikan Factors For Cervical Cancer In
untuk menciptakan wadah support Jammu Region Of Jand K State
system bagi sesama penderita. Of India First Ever Report From
c. Konsentrasi area penelitian pun Jammu. Indian Journal Sciences
dapat bergeser ke area keluarga Research, 105-110.
klien yang turut menjadi tidak Hinkle, J. L., & Cheever, K. H. (2014).
produktif selama masa rawat klien Textbook ofMedical Surgical
karena harus menunggu di RSUD Nursing Brunner and Suddarth's
Abdul Wahab Sjahranie. Dampak (ed13). China: Liipincott
kanker bukan hanya dirasakan oleh Williams & Wilkins.
klien, namun juga keluarga.
Keluarga turut bersama klien dan Ignatavicius, & Workman. (2010).
penyakitnya, masuk dalam kondisi Medical Surgical Nursing.
kronis yang membutuhkan waktu Patient-Centered Collaborative
yang lama dalam pengobatan dan Care (Vol.1). St. Louis: Elsevier.

11
Ignatavicius, D. D., & Workman, M. L. (2010). Medical surgical nursing: Patient centered
collaborative care. St. Louis: Elsevier Saunder.

Kresno, S. B. (2011). Ilmu dasar onkologi (2 ed ed.). Jakarta: Badan Penerbit FK-UI.

Lewis. (2011). Medical Surcical Nursing. Assesment and Management of Clinical Problems. St.
Louis: Elsevier.

Lewis, S. L., Dirksen, S. R., Heitkemper,


M. M., Bucher, L., & Camera, I. (2011). Medical-surgical nursing: Assessment and
management of cinical problems (8th ed.). St. Louis: Elsevier Mosby.

Michael, M., & al, e. (2008). Guidelines for the safe prescribing, dispensing and administration
of cancer chemotherapy. Australia: Clinical Onkological Society of Australia.

Newton, S., & al, e. (2009). Mosby's Oncology Nursing Advisor: A Comprehensive Guide to
Clinical Practice. St. Louis: Mosby.

Priyadarsini, S. S., Arangi, T. S., Patra, T., & Swain, U. (2014). A Study To Assess The
Effectiveness of Effleurage to Reduce Labor Pain During Stage Labor Among
Primigravida Women in A Selected Hospital. Journal of Science, 695-698.

Singer, S., Kuhnt, S., Zwerenz, R., Eckert, K., Hofmeister, D., Dietz, A., Brown. (2011). Age-
and sex- standardised prevalence rates of fatigue in a large hospital-based sample of
cancer patients. British

12
Journal of CancerBritish Journal of Cancer, 445 – 451.

Stanton, A. L., Rowland, J. H., & Ganz,


P. A. (2015). Life After Diagnosis and Treatment of Cancer in
Adulthood. Psychosocial Oncology Research,
159–174.

Tortora, G. J., & Derrickson, B. (2009). Pinciples of anatomy and physiology (12th ed.).
Hoboken: John Willey & Son, Inc.

13
AKTIFITAS REFLEKSI JURNAL

a) Mengenal kondisi masalah

Mengaplikasikan Perawatan massage Effleurage terhadap pasien fatigue


yang berada pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol tidak ada
permasalahan bagi peneliti sangat efektif dan berjalan dengan baik Indonesia.
Berdasarkan hasil penelitian, intervensi massage effleurage memberikan pengaruh
terhadap fatigue pada pasien yang menjalani kemoterapi sehingga rekomenasikan untuk
melakukan massage effleurage setiap hari
Fatigue mengalami perubahan setelah diberikan intervensi massage effleurage dari fatigue
berat dan sedang menjadi fatigue ringan hampir pada seluruh responden
Berdasarkan hasil uji beda berpasangan menunjukkan ada penurunan fatigue yang signifikan
sebelum dan sesudah intervensi massage effleurage (p:0,000; <0,05).
Berdasarkan uji beda independen diketahui ada penurunan fatigue yang signifikan antara
intervensi massage effleurage dan kelompok kontrol (p:0,000; <0,05).

b) Mendeskripsikan Masalah

Pada jurnal tersebut terdapat peneliti yang mendapatkan responden yang begitu
banyak karena di situ Di RSUD A.W Sjahranie samarinda ada dua kelompok yang
harus di jadikan sampling yaitu kelompok intervensi dan kelompok konrol
Dan juga begitu banyak langkah yang di ambil sebanyak 9 langkah sebelum
melakukan terapi massage effleurage

c) Membandingkan masalah dengan informasi yang di miliki jurnal tsb

Perbandingan permasalahan dengan informasi tersebut sangat baik di jurnal tersebut


walau ada 9 langkah tetapi dalam penelitiannya menginformasikan dengan baik dan
berkolaborasi dengan pihak perawat di sana sehingga berjalan dengan lancar

14
HASIL REFLEKSI JURNAL

d) Materi yang sudah di pahami


Materi yang sudah di pahami ialah tentang terapi massage effleurage yang sebelum
melakukan terapi tersebut harus melakukan
Compression on bottom of foot
Acupressure points on bottom of foot.
Effleurage entire foot coming off toes
Compression on heel.
Gliding with ulnar side of hand along Achilles tendon
Effleurage on calf
Thumb glide and friction on calf
Petrissage on calf with knee bent
Peran perawat juga melakukan massage effleurage harus
memanipulasi rangsangan yang berasal dari lingkungan sehingga pasien memiliki koping
positif dan beradaptasi. Adaptasi dianggap sebagai respon yang efektif terhadap suatu
stimulus, sedangkan respon maladaptif digambarkan sebagai respon inefektif. Adanya
hubungan antara mekanisme cognator dan stimulus focal residual pada proses adaptasi
penderita kanker

e) Kendala yang di hadapi


Kendala yang di hadapi si peneliti ialah proses penelitian nya yang
membutuhkan waktu yang lama dan melibatkan pihak atau intansi tenaga
medis yang di mana jika tenaga medis perawat di RSUD A.W Sjahranie
pada sibuk kemungkinan si peneliti akan menghentikan penelitiannya
dan mengganti hari yang kosong dalam melakukan tidakan penelitian
f) Materi yang perlu dipelajari lebih lanjut
Materi yang perlu di pelajari lebih lanjut yaitu tentang terapi massage
effleurage dan mempelajari karakteristik penyakit kanker atau patigue di
mana pasien nya berbagai jenis umur anak-anak,remaja,dewasa dan
lansia yang hampir semua bisa kena setelah dan mengetahui faktor
penyebab dan pengobatan nya.

15
YANG PENTING DARI JURNAL REFLEKTIF

g) Evaluasi manfaat dan kelemahan-kelebihan


Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai awal sekaligus motivasi untuk
melakukan penelitian lebih lanjut diruangan keperawatan. Penelitian
selanjutnya terkait dengan mengkombinasikan massage effleurage dan
muscle relaksasi untuk mengatasi fatigue
Kelemahan
Dari jurnal tersebut masih banyak yang kurang dalam menerapkan ke
sembilan langkah melakukan terapi massage effluerage rumit untuk di
pahami bagi pembaca terutama kalimat kalimatnya yang masih banyak
tidak di artikan ke bahasa yang mudah di pahami menggunakan teknik
penelitian yang terlalu banyak.
Kelebihan
Adanya kolaborasi dengan tenaga medis di tempat penelitian nnya yaitu
Di RSUD A.W Sjahranie
Menggunakan teknik yang relevan dan lengkap dalam pemaparan materi
di pendahuluan sangat baik, walau banyak jenis teknik dalam penelitian
tetapi bisa dengan mudah di selesaikan dan menghasilkan nilai yang
sangat di butuhkan di penelitian

h) Analisis penyebab
Penyebab nya dengan pasien yang menjalani kemotrapi banyak yang
terkena patigue sehingga peneliti menerapkan kepada pasien yang lagi
menjalani kemotravi trapi massage effleurage
i) Rencana ke depan
Konsentrasi area penelitian pun dapat bergeser ke area keluarga klien yang turut
menjadi tidak produktif selama masa rawat klien karena harus menunggu di
RSUD Abdul Wahab Sjahranie. Dampak kanker bukan hanya dirasakan oleh
klien, namun juga keluarga. Keluarga turut bersama klien dan penyakitnya,
masuk dalam kondisi kronis yang membutuhkan waktu yang lama dalam
pengobatan dan dampak pengobatan yang ditimbulkan.
Menggunakan teknik terapi massage effluerage harus di terapkan kepada seluruh
intansi rumahsakit agar pasien fatigue berkurang.

16

Anda mungkin juga menyukai