Anda di halaman 1dari 11

ANALISA JURNAL

STASE KEPERAWATAN MATERNITAS

“The Effectiveness of Progressive Muscle Relaxation And Interactive Guided


Imagery As A Pain-Reducing Intervention in Advanced Cancer Patients: A
Multicentre Randomised Controlled Non Pharmacological Trial”

“Efektivitas relaksasi otot progresif dan citra terpandu interaktif sebagai intervensi
pengurangan rasa sakit pada pasien kanker stadium lanjut: Uji coba non
farmakologis terkontrol acak multisenter”

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK 23

KURNIA PRISTIYANI (2011040153)


MONICA PRISCYLIA (2011040154)
BARKAH SEPTIAN F. (2011040155)
SRI ASTUTI (2011040156)
JELIN ADITA ABDILAH (2011040157)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
TAHUN 2020/2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kanker Ovarium adalah proses keganasan primer yang terjadi pada
ovarium. Meskipun pemeriksaan fisik dilakukan dengan cermat, kanker
ovarium seringkali sulit dideteksi karena biasanya terdapat jauh didalampelvis
(Brunner, 2015). Tumor ovarium terjadi atas 3 kelompok, yaitu tumor jinak,
borderline (kanker deferensiasi sedang), dan tumor ganas. Kanker ovarium
diperkirakan 30% terjadi dari seluruh kanker pada system genetalia wanita
(Arania & windarti, 2015).
Menurut American Cancer Society tahun 2016, kanker ovarium
menduduki peringkat kelima dari seluruh kanker yang ditemukan pada wanita.
Sekitar 22.280 kasus baru kanker ovarium terdiagnosis dan 14.240 wanita
meninggal karena kanker ovarium di Amerika Serikat. Angka kelangsungan
hidup 5 tahun hanya sekitar 46,2%. Berdasarkan laporan International Agency
for Research on Cancer (IARC) tahun 2012 angka kejadian kanker ovarium
pada tingkat global adalah 3,6% dari 100.000 penduduk. Kelangsungan hidup
diperkirakan dalam 5 tahun pada stadium I, II, III dan IV yaitu masing-
masingnya sekitar 90%, 70%, 39%, dan 17%.
Data Globocan tahun 2012, insiden dan mortalitas kanker ovarium di
Asia menempati urutan ke Sembilan dari penyakit-penyakit kanker yang
menyerang pada system genetalia wanita. Insiden kanker ovarium di Asia
Tenggara sebanyak 47.689 atau sebanyak 47.689 atau sebanyak 5,2% dari
mengelola gejala yang berhubungan dengan kanker dan pengobatannya. Secara
ilmiah untuk keefektifan intervensi tersebut pada populasi kanker sangat
mendukung penggunaannya untuk menghilangkan tekanan psikologis,
insomnia dan nyeri. Pasien kanker yang menyelesaikan pengobatan nyeri
kronis sekitar 39% dari jumlah keseluruhan. Meskipun farmakoterapi adalah
modalitas pengobatan utama, intervensi mindbody penting dipertimbangkan
untuk meningkatkan rencana manajemen nyeri kanker. Intervensi mind-body
biasanya bersifat ekonomis, tidak memiliki atau menimbulkan efek samping
ringan, dapat meredakan berbagai gejala, dan menawarkan berbagai modalitas
yang dapat dipilih pasien berdasarkan preferensi dan kebutuhan pribadi mereka
(Eaton & Hullet, 2019).
Beberapa penelitian telah menjelaskan terapi komplementer dapat
membantu mengurangi ketidaknyamanan fisik dan psikologis. Tehnik relaksasi
dan guided imagery dapat mengurangi gangguan kognitif, stress emosional,
dan kelelahan. Teknik ini mudah nyaman, dan tidak dibatasi oleh tingkat
aktivitas pasien. Relaksasi dengan teknik guided imagery telah diterapkan pada
pasien kanker selama beberapa tahun dan telah terbukti bermanfaat dalam
mengurangi efek samping kemoterapi, seperti mual, muntah, nyeri, kecemasan,
dan depresi. Hasil pada beberapa penelitian menunjukkan efek positif pada
teknik relaksasi guided imagery dalam mengendalikan gejala gangguan fisik
dan psikologis pada pasien kanker (Chen et al, 2015)
Guided imagery merupakan salah satu jenis intervensi mind-body yang
digunakan untuk mengelola gejala yang berhubungan dengan kanker dan
pengobatannya. Secara ilmiah untuk keefektifan intervensi tersebut pada
populasi kanker sangat mendukung penggunaannya untuk menghilangkan
tekanan psikologis, insomnia dan nyeri. Pasien kanker yang menyelesaikan
pengobatan nyeri kronis sekitar 39% dari jumlah keseluruhan. Meskipun
farmakoterapi adalah modalitas pengobatan utama, intervensi mindbody
penting dipertimbangkan untuk meningkatkan rencana manajemen nyeri
kanker.
Intervensi mind-body biasanya bersifat ekonomis, tidak memiliki atau
menimbulkan efek samping ringan, dapat meredakan berbagai gejala, dan
menawarkan berbagai modalitas yang dapat dipilih pasien berdasarkan
preferensi dan kebutuhan pribadi mereka (Eaton & Hullet, 2019).

B. TUJUAN

Tujuan dari kritik jurnal ini adalah untuk mengetahui terapi non
farmakologi yang dapat diterapkan yaitu keefektifan terapi Guided imagery
mempengaruhi nyeri pada pasien kanker atau tidak
BAB II
RESUME JURNAL
A. JURNAL KE-1
Judul : “The effectiveness of progressive muscle relaxation
and interactive guided imagery as a pain-reducing
intervention in advanced cancer patients: A
multicentre randomised controlled non
pharmacological trial”
Peneliti : Giulia De Paolisa, Alessia Naccaratob, Filomena
Cibellic, Andrea D'Aleted, Chiara Mastroiannie,
Laura Surdoe, Giuseppe Casalee, Caterina Magnanie
Tujuan Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk
Penelitian : membandingkan efektivitas Progressive muscle
Relaxation (PMR) dan Interactive Guided Imagery
(IGI)menjadi non-intervensi (perawatan biasa) dalam
mengurangi nyeri yang dialami pasien kanker
terminal.
Metode : Sebanyak 104 pasien diacak menjadi dua kelompok.
Pasien kelompok A (n=53) diberikan Skala Penilaian
Gejala Edmonton yang Direvisi (ESAS-r) dan skala
penilaian numerik (NRS) untuk nyeri segera sebelum
(T1) dan 2 jam setelah PMR individu-sesi IGI (T3).
Pasien kelompok B (n=51) menerima perawatan biasa
dan dinilai menggunakan alat yang sama. Episode
nyeri akut dan analgesik penyelamatan selama 24 jam
berikutnya dicatat

B. JURNAL KE-2
Judul : “Guided Imagery And Progressive Muscle Relaxation
as a Cluster of Symptoms Management Intervention
in Patients Receiving Chemotherapy: A Randomized
Control Trial"
Peneliti : Andreas Charalambous, Margarita Giannakopoulou,
Evaggelos Bozas, Yiola Marcou, Petros Kitsios,
Lefkios Paikousis
Tujuan Untuk menguji efektivitas Guided Imagery (GI) dan
Penelitian : Progressive Muscle Relaxation (PMR) pada
sekelompok gejala yang dialami oleh pasien yang
menjalani kemoterapi.
Metode : Ini adalah uji coba kontrol secara acak dengan 208
pasien sama-sama ditugaskan baik dalam intervensi
atau kelompok kontrol. Pengukuran pada kedua
kelompok dikumpulkan pada awal dan pada
penyelesaian intervensi (4 minggu). Pasien dinilai
untuk nyeri, kelelahan, mual, muntah dan muntah-
muntah, kecemasan dan depresi. Manajemen
keseluruhan cluster juga dinilai berdasarkan pasien
based' kualitas hidup terkait kesehatan yang
dilaporkan sendiri-HRQoL. Tes chikuadrat (X2),
independen T-tes dan Model Campuran Linear
dihitung.

C. JURNAL KE-3
Judul : “ Pengaruh Guided Imagery Terhadap Skala Nyeri
Pada Pasien Kanker Payudara Di Ruangan Rawat
Inap Bedah Wanita Rsup Dr. M. Djamil Padang “
Peneliti : Weny Amelia, Dewi Irawaty, Riri Maria
Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
Penelitian : Guided Imagery terhadap skala nyeri pada pasien
kanker payudara yang dirawat di ruang bedah wanita
RSUP Dr. M. Djamil Padang.
Metode : Desain penelitian ini adalah eksperimen semu dengan
menggunakan pretest-posttest with control group dan
menggunakan consecutive sampling.
BAB III
METODE VIA
A. JURNAL KE-1
Validity :  Subjek penelitian diambil sesuai tema dengan kriteria
inklusi dan eksklusi.
 Kriteria inklusi untuk penelitian ini adalah: masuk ke
rumah sakit setidaknya 48 jam sebelumnya, usia>18
tahun, diagnosis kanker, subskor nyeri dasar≥1 dalam
24 jam sebelum perekrutan, yang diukur dengan skala
peringkat numerik (NRS) yang termasuk dalam ESAS-
r; sepanjang waktu terapi analgesik; Indeks Skala
Kinerja Karnofsky≥20 dan persetujuan tertulis.
 Kriteria eksklusi adalah: kondisi patologis yang
menghalangi partisipasi, diagnosis gangguan psikiatri
atau neurologis, afasia total, dan pengobatan nyeri
penyelamatan yang diterima 30 menit sebelum
pendaftaran atau intervensi (untuk menghindari
gangguan pada sesi IGI).
 Data yang dikumpulkan sesuai dengan tujuan penelitian.
Maka peneliti mengumpulkan data-data berupa Data
demografi, karakteristik penyakit dan indeks utama.
 Penelitian ini mempunyai jumlah subjek yang cukup
untuk meminimalisirkan kebetulan. Dari 104 pasien yang
dianggap memenuhi syarat, 13 (12,5%) mengundurkan
diri dari penelitian, meninggalkan 91 peserta yang diacak
ke kelompok intervensi (A; 46 pasien) atau kelompok
kontrol (B; 45 pasien).
 Analisis data sudah dilakukan Dengan cukup baik
yaitu dengan menghitung persentase dan mean. Penyajian
data seharusnya dapat menggunakan grafik atau chart
tidak hanya menggunakan narasi dan tabel sehingga
pembaca akan lebih gampang memahami hasil penelitian.
Importance :  Penelitian ini penting untuk membandingkan efektivitas
Progressive Muscle Relaxation (PMR) IGI menjadi non-
intervensi (perawatan biasa) dalam mengurangi nyeri yang
dialami pasien kanker terminal.
 Hasil penelitian didapatkan bahwa Intensitas Nyeri
Difference (NRS di T3-NRS di T1) adalah 1,83 di grup A
dan 0,55 di grup B dan hasil signifikan pada kedua
kelompok (p < 0,0001). Rata-rata Skor Total Gejala
Distress menurun sebesar 8.83 di grup A dan 1.84 di grup
B. Rata-rata diffisensi gejala emosional subskor ESAS-r
(kecemasan dan depresi) adalah 2,93 pada kelompok A (p
< 0,0001) dan 0,07 pada kelompok B (p > 0,05).
Applicability : Relaksasi Otot Progresif (PMR) dan Guided Imagery (GI)
adalah terapi komplementer yang dapat diberikan pada semua
stadium kanker, misalnya untuk membantu pasien mengatasi
efefek kemoterapi dan untuk meringankan gejala di akhir
kehidupan. Mereka dapat disampaikan di rumah, di rumah sakit
dan dalam pengaturan perawatan paliatif, di mana mereka
dapat berkontribusi untuk mengelola rasa sakit global dan
komponen efektif. Hasil penelitian ini mendukung pandangan
bahwa PMR dan GI dapat menjadi teknik adjuvant yang
berguna untuk mengurangi distres nyeri pada pasien dengan
kanker terminal.

B. JURNAL KE-2
Validity :  Subjek penelitian diambil sesuai tema dengan kriteria
inklusi dan eksklusi
 Pasien dinilai kelayakannya berdasarkan kriteria
berikut: (a) diagnosis klinis payudara (stadium klinis
T3N1M0) atau kanker prostat (stadium klinis T3a, skor
Gleason 8), (b) menerima kemoterapi, (c) mengalami
kelelahan, nyeri , mual dan muntah, cemas, depresi (d)
mampu mengikuti instruksi, (e) kemampuan kognitif
yang baik, dan (f) kesediaan untuk berpartisipasi.
 Pasien dengan gangguan penglihatan dan/atau
pendengaran dan/atau gangguan kognitif, xerostomia
dan/atau mucositis oral (sebagai faktor eksaserbasi
mual dan muntah) dikeluarkan dari penelitian. Pada
periode antara Januari 2011 dan Desember 2012, 256
pasien total dinilai untuk kelayakan dan data dari 208
pasien diselesaikan dan dimasukkan dalam analisis.
 Data yang dikumpulkan sesuai dengan tujuan penelitian.
Maka peneliti mengumpulkan data-data berupa data
karakteristik peserta dan penyakit.
 Penelitian ini mempunyai jumlah subjek yang cukup
untuk meminimalisirkan kebetulan. Data dikumpulkan
selama 18 bulan proses rekrutmen dari 208 pasien (104
laki-laki dan 104 perempuan).
 Analisis data sudah dilakukan dengan cukup baik
yaitu dengan menghitung persentase dan mean. Penyajian
data menggunakan grafik atau chart, narasi dan tabel
sehingga pembaca lebih gampang memahami hasil
penelitian.
Importance :  Penelitian ini penting untuk menguji efektivitas Guided
Imagery (GI) dan Progressive Muscle Relaxation (PMR)
pada sekelompok gejala yang dialami oleh pasien yang
menjalani kemoterapi.
 Pasien dalam kelompok intervensi dan kontrol melaporkan
tingkat nyeri rata-rata pada awal (rata-rata) 4.17, SD 1. 47
dan 3.55, SD 1.73 masing-masing). Tidak ada perbedaan
signifikan yang ditemukan antara pasien kanker prostat dan
payudara. Setelah intervensi, pasien dalam intervensi
kelompok melaporkan tingkat nyeri yang lebih rendah (rata-
rata 2,48, SD 1,35) dibandingkan dengan kelompok kontrol
yang mengalami peningkatan tingkat nyeri (rata-rata 4,80,
SD 1, 46). Intervensi secara statistik signifikan dalam waktu
(F = 29,64, p<0,0001) (Meja 2). Nyeri pada kelompok
intervensi telah menurun dan meningkat pada kelompok
kontrol.
Applicability :  Kombinasi GI dan PMR dapat efektif dalam pengelolaan
sekelompok gejala pada pasien kanker yang menerima
kemoterapi. Teknik-teknik ini dapat melengkapi langkah-
langkah manajemen yang ada untuk mencapai manajemen
yang komprehensif dari cluster gejala ini dan
meningkatkan HRQoL pasien.
 Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai referensi
tentang terapi komplementer pada pasien kanker selama
menjalani kemoterapi karena hasil yang didapat sesuai
dengan hasil penelitian-penelitian lain. Hasil penelitian ini
dapat dijadikan referensi di rumah sakit di Indonesia

C. JURNAL KE-3
Validity :  Subjek penelitian diambil sesuai tema dengan teknik
pengambilan sampelnya adalah dengan teknik consecutive
sampling yaitu semua subjek yang datang dan memenuhi
kriteria pemilihan dimasukkan dalam penelitian sampai
jumlah subyek yang diperlukan terpenuhi.
 Data yang dikumpulkan sesuai dengan tujuan penelitian.
Maka peneliti mengumpulkan data-data berupa data
karakteristik responden.
 Penelitian ini mempunyai jumlah subjek yang cukup
untuk meminimalisirkan kebetulan. Total sampel pada
penelitian ini adalah 32 responden. Namun penelitian ini
terdapat 2 responden yang drop out dikarenakan pasien
meninggal dunia. Jadi total sampel pada penelitian ini
adalah sebanyak 30 orang yaitu 15 responden kelompok
intervensi dan 15 responden kelompok kontrol.
 Analisis data sudah dilakukan Dengan cukup baik
yaitu dengan menghitung persentase dan mean. Penyajian
data seharusnya dapat menggunakan grafik atau chart
tidak hanya menggunakan narasi dan tabel sehingga
pembaca akan lebih gampang memahami hasil penelitian.
Importance :  Penelitian ini penting untuk mengetahui pengaruh Guided
Imagery terhadap skala nyeri pada pasien kanker payudara
yang dirawat di ruang bedah wanita RSUP Dr. M. Djamil
Padang.
 Hasilnya terdapat pengaruh yang signifikan terhadap skala
nyeri Guided Imagery pada pasien kanker payudara (P
Value = 0,000; = 0,05). Ada hubungan yang signifikan
antara umur dengan skala nyeri (P Value = 0,000; = 0,05),
dan tidak ada hubungan antara suku dengan skala nyeri.
Applicability : Hasil penelitian ini dapat sebagai rekomendasi terapi
komplementer untuk penerapan Guided Imagery sebagai
intervensi keperawatan untuk mengurangi nyeri kanker
payudara.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Setelah dilakukan tindakan Guided Imagery dan Progressive Muscle
Relaxation pada pasien yang mengalami penyakit kanker ovarium, pasien
mengatakan nyeri berkurang dengan skala nyeri awal 6 (1-10) menjadi 5 (1-10)
dan merasa lebih nyaman. Hal ini menunjukan keefektifan penerapan Guided
Imagery dan Progressive Muscle Relaxation bisa disimpulkan tindakan
keperawatan berpengaruh menurunkan frekuensi nyeri yang dirasakan oleh
pasien kanker ovarium yang sedang menjalani kemoterapi

B. SARAN
1. Guided Imagery dan Progressive Muscle Relaxation ini diharapkan dapat
menjadi salah satu pilihan terapi komplementer dalam menurunkan
frekuensi nyeri selama kemoterapi sebagai tindakan mandiri perawat.
2. Institusi pun diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan dalam
mengatasi nyeri dengan memberikan pilihan layanan Guided Imagery dan
Progressive Muscle Relaxation di RSUD Prof .Dr. Margono Soekarjo.
3. Pasien pun diharapkan memperoleh informasi tambahan tentang
penatalaksanaan nyeri dan mampu mengatasi nyeri dengan melakukan
Guided Imagery dan Progressive Muscle Relaxation secara mandiri di
rumah.

Anda mungkin juga menyukai