Anda di halaman 1dari 6

ANALISA JURNAL DENGAN PICO

“ AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP PENGURANGAN MUAL


MUNTAH PADA IBU HAMIL”

Disusun Oleh :
MONICA PRISCYLIA
2011040154

PROGRAM STUDY PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2020/2021
ANALISIS JURNAL (PICO)

Judul Jurnal :
“AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP PENGURANGAN MUAL MUNTAH
PADA IBU HAMIL”
Peneliti :
Rosalinna
JUDUL :
“AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP PENGURANGAN MUAL
MUNTAH PADA IBU HAMIL”
POPULATION :
Populasi dalam penelitian ini adalah 30 responden yang sedang hamil di
trimester 1 di wilayah puskesmas Jambu Kulon.Teknik pengambilan sampel
yang digunakan adalah quota sampling. Mual muntah adalah ketidaknyamanan
umum yang dialami oleh 50% wanita hamil umumnya terjadi pada trimester
pertama. Salah satu penatalaksanaan untuk mengurangi terapi non-farmakologis
adalah pemberian aromaterapi lavender.Krliteria inklusi pada penelitian ini
adalah Ibu hamil trimester I umur kehamilan 8-12 minggu yang mengalami
mual muntah dan Ibu bersedia menjadi responden. Kriteria inklusi pada
penelitian ini Ibu hamil yang mengalami infeksi saluran nafas dan Ibu hamil
yang sedang sakit. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui efek pemberian
aromaterapi lavender untuk mengurangi muntah mual pada wanita hamil
trimester pertama. Pemberian arometerapi lavender ini baik digunakan untuk
menurunkan mual dan muntah untuk ibu hamil karena akan mempengaruhi
saraf-saraf pada hipotalamus untuk meredam mual dan muntah.
INTERVENTION :Penatalaksanaan mual muntah yang biasanya digunakan
adalah manajemen secara farmakologi dan secara non farmakologi. Secara
farmakologi yaitu memakai obat – obatan baik analgesik narkotik/non narkotik
dan di manajemen secara non farmakologi, seperti teknik distraksi, dan teknik
relaksasi (Potter & Perry, 2010). Salah satu teknik non farmakologi yang
digunakan untuk penatalaksanaan mual dan muntah adalah teknik relaksasi
dengan menggunakan aromaterapi (Sharma, 2009). Aromaterapi lavender dapat
meningkatkan gelombang alfa didalam otak yang membantu untuk menciptakan
keadaan menjadi rileks. Minyak esensial lavender dapat mengurangi
kecemasan. Lavender dapat memberikan ketenangan, keseimbangan, rasa
nyaman, rasa keterbukaan dan keyakinan. Zat aktif berupa linaool dan linalyl
acetate yang terdapat dalam lavender berefek sebagai analgetik (mengurangi
rasa nyeri) (Hutasoit, 2012). Penelitian ini menggunakan desain quasy
eksperiment dengan pendekatan pretest-postest control group desain.
Pendekatan pretest-postest control group desain, pada desain ini kelompok
eksperimen dan kontrol dilakukan pengukuran sebelum (pre-test) dan sesudah
(post-test) pemberian treatment pada dua kelompok. Pre-test dan post-test
dilakukan dengan menggunakan kuesioner Index Nausea Vomitting and
Retching (INVR). Tahap Pelaksanaan Pemberian Aromaterapi Lavender :
aromaterapi lavender berbentuk minyak essensial cair yang diletakkan diatas
bola kapas sebanyak 5 tetes dan dan diberikan dalam waktu 15 menit.
Pemeberian bola kapas kepada responden dilakukan sebanyak dua kali, yaitu 3
tetes pada 10 menit pertama dan 2 tetes pada menit selanjutnya sehingga
mencapai 15 menit. Responden diminta untuk melakukan nafas pelan dan
dalam melalui hidung selama 4 detik sambil menutup mata, dan menahan
inspirasi secara maksimal selama 3 detik, lalu dihembuskan melalui mulut yang
dimonyongkan selama 5 detik.
COMPARISON :
Responden dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan
control.
OUTCOME :
Hasil dari analisis kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada ibu hamil
trimester I di wilayah kerja Puskesmas Jambu Kulon dengan menggunakan uji
statistik T paired nilai signifikan pada kelompok eksperimen sebesar p-value
(<0,001) < α (0,05). Sedangkan pada kelompok kontrol sebesar p-value (0205)
> α (0,05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian aromaterapi
lavender lebih signifikan dibandingkan pemberian konseling pengurangan
mual muntah. Hasil analisis menggunakan uji T Independent terdapat
perbedaan yang bermakna terhadap penurunan mual muntah pada kedua
kelompok (ρ=<0,001)<α=0,05). Berdasarkan hasil penelitian pada kelompok
eksperimen didapatkan 11 responden tidak bekerja (ibu rumah tangga) dan
dihasilkan 10 responden mengalami penurunan mual muntah dari kategori
sedang ke ringan. Kelompok-kontrol terdapat 12 responden tidak bekerja dan
didapatkan semua responden tidak mengalami penurunan mual muntah.
Berdasarkan dari hasil analisis dari 15 responden kelompok eksperimen yaitu
pemberian aromaterapi lavender selama 3 hari, diperoleh hasil penurunan
sebanyak -5,27. Hasil penelitian menunjukkan nilai skor kuesioner mengalami
penurunan dari skor sebelum diberikan aromaterapi lavender. Setelah itu
diambil nilai rata-rata selama 3 hari dan hasilnya tidak melebihi dari nilai
sebelum diberikan aromaterapi lavender. Berdasarkan hasil analisis 15
responden kelompok kontrol yaitu pemberian konseling tentang pengurangan
mual muntah diperoleh hasil -0,53 (1,55) mengalami rentang penurunan mual
muntah tetapi masih dalam kategori yang sama.
KESIMPULAN

Penelitian inovasi terhadap tindakan keperawatan nonfarmakologi menggunakan


aromaterapi lavender untuk mengurangi rasa mual dan muntah didapatkan hasil yang
menunjukan adanya pengaruh pemberian aromaterapi lavender untuk mengurangi rasa
mual dan muntah secara signifikan. Dari hasil penelitian ini sudah di terapkan pada
pasien yang mengalami penyakit CKD dengan keluhan mual dapat membantu
mengatasi rasa mual dan muntah pada pasien tersebut dan selain itu dapat diterapkan
sebagai membantu memperbaiki pola tidur pasien karena aromaterapi lavender dapat
memberikan rasa rileks. Terapi alternatif ini sangat ekonomis dan tidak menimbulkan
efek samping terhadap penyakit yang diderita. Bahan mudah didapatkan dan aromaterapi
lavender ini menjadi terapi alternatif yang dapat diaplikasikan bagi pelayanan
keperawatan di Ruang Dahlia RSUD Prof dr Margono Soekarjo.
DAFTAR PUSTAKA
Andreas, R., & Gracela, G. T. (2019). Pengaruh Mengunyah Permen Karet
Terhadap Rasa Haus Pada Pasien Hemodialisa. Nutrix Jurnal, 3(1)
Ariani, N. P., Yasa, D. G., &Arisusana, M. (2014). Pengaruh mengunyah permen
karet xylitol terhadap rasahaus pada pasien CKD dengan terapi hemodialisa. Jurnal
Keperawatan. 2-11.
Said, H., & Mohammed, H. (2013). Effect of chewing gum on xerostomia, thirst
and interdialytic weight gain in patients on hemodialysis, Life Science Journal, 10,
1767-1776.

Anda mungkin juga menyukai