I
DENGAN DIAGNOSA MEDIS POST VP SHUNT HIDROSEFALUS
DI RUANG ICU RUMAH SAKIT PROF. DR. MARGONO SOEKARJO
DISUSUN OLEH :
2021
LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN KRITIS
IDENTITAS
2
1. Pernah
dirawat : Ya : - Tidak: √ Kapan : - Diagnosa : -
2. Riwayat penyakit
kronik dan menular: Ya : - Tidak : √ Jenis: -
Riwayat kontrol : -
Ya : - Tidak : √ Jenis : -
a. Keluhan:
sesak: + nyeri waktu nafas: -
Batuk: - produktif: + tidak produktif: -
Sekret: + Konsistensi: -
Warna: - Bau: -
b. Irama nafas: Teratur: -
Tidak teratur: +
c. Jenis:
Dispnoe: + Kusmaul: - Cheyne stokes: -
d. Suara nafas:
vesikuler: - bronko vesikuler: -
Ronki: - Wheezing: -
e. Alat bantu nafas: Ya: + Tidak: -
Jenis: ventilator Flow: 10 lpm
f. WSD: Ya: - Tidak: +
g. Penggunaan Ventilator: Ya: + Tidak:
3
Jam Mode TV FiO2 PEEP E:I SaO2
13.00 Sim v - 50% 5 - 99%
- - - - - - -
4
b. Keluhan kencing:
Nokturia: - Inkontinensia: -
Gross hematuri: - Poliuri: -
Disuria: - Oliguria: -
Retensi: - Lain: -
Anuria: -
c. Produksi urin: 6 jam
150ml/hari Warna: kuning jernih Bau: khas urin
d. Kandung kemih:
Membesar Ya: Tidak: +
Nyeri tekan Ya: Tidak: +
e. Intake cairan
oral:150 cc/3jam parenteral: - cc/
f. Kateter
Ya: + Tidak: -
5
d. Kelainan tulang belakang
Ya: - Tidak: +
e. Fraktur
Ya: - Tidak: +
f. Traksi/spalk/gips
Ya: - Tidak: +
g. Kompartemen sindrom
Ya: - Tidak: +
h. Kulit Sianosis: - Kemerahan: -
Ikterik: - Hiperpigmentasi: -
i. Dekubitu
s Tidak: - Ada: - grade Luas: - Lokasi: -
Lain-lain: ekstremitas lemas
8. Sistem Endokrin
Hipoglikemia Ya: - Tidak + , nilai 124 mg/dl
Hiperglikemia Ya: - Tidak + , nilai 124 mg/dl
PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL
a. Personal Hygiene
Bersih: - Bau: -
Kotor: +
b. Kebutuhan tidur
Terpenuhi: + Jam
Tidak terpenuhi: -
c. Nilai BMR:
d. Gangguan konsep diri Ya: - Tidak: +
6
Basophil 0,1 0-1 % N
Eosinofil 0,1 2-4 % L
Batang 0,8 3-5 % L
Segmen 77,6 50-70 % H
Limfosit 10,7 25-40 % L
Monosit 10,6 2-8 % H
Neutrophil 78,4 50-70 % H
Total limfosit count 1220
Neutrofil limfosit ratio 13,83
PT 10,6 9,9-11,8 Detik N
APTT 26,7 26,4-37,5 Detik N
Kimia klinik
Ureum darah 25,58 19,00 – 44,00 Mg/dl L
Kreatinin darah 0,55 0,70 – 1,20 Mg/dl N
Glukosa sewaktu 124 <140 Mg/dl N
Natrium 144 134-146 mEq/dl N
Kalium 3,6 3,4-4,5 mEq/dl N
Klorida 108 96-108 mEq/dl N
TERAPI
Nama obat Dosis Cara pemberian Indikasi
Nacl 0,9 % 20 tpm Inf. Intravena Menggantikan cairan tubuh
yang hilang
Paracetamol 3 x 1 gr Inf. Intravena Menurunkan suhu tubuh
(analgesic)
Ranitidine 2 x 1 amp Inj. Intravena Menangani gejala asam
lambung berlebih (antiemetic)
Mannitol 4 x 125 cc Inf. Intravena Menurunkan tekanan
intrakranial (diuretik osmotic)
Phenitoin 2x1 Inj. Intravena Untuk mencegah dan
mengontrol kejang (juga
disebut antikonvulsan atau obat
antiepilepsi). Ia bekerja dengan
mengurangi penyebaran
aktivitas kejang di otak
Ceftazidime 2 x 1 gr Inj. Intravena Mengobati infeksi bakteri
(antibiotic)
DATA FOKUS:
7
Pasien terpasang ETT
Pasien terpasang Ventilator mode sim v
Terpasang opa
8
1. Analisa Data dan Perumusan Masalah Keperawatan
Ta
Diagnosa
ng Data Patofisiologi
Keperawatan
gal
25/ Ekspirasi dan inspirasi
03/ DS : - tidak adekuat Gangguan
21 DO : ↓ Ventilasi
Pasien mengalami penurunan Gangguan ventilasi Spontan
kesadaran : sopotokoma, GCS ↓
(E1M4Vett) Terpasang ventilasi
Pasien terlihat sesak napas mekanik
Pasien post vp shunt hidrosefalus ↓
Suara napas vesikuler Gangguan ventilasi
Pasien terpasang ventilator mode spontan
sim v : Ps/p1 : 6 , PEEP : 6 , FiO2 :
50% , SPO2 : 99% , MAP :87mmHg
25/ Gangguan aliran darah
03/ DS : - dan O2 ke otak Resiko
21 DO : ↓ Ketidakefekti
Pasien mengalami penurunan Fungsi otak menurun fan Perfusi
kesadaran ↓ Jaringan
Kesadaran soporokoma, GCS Selebral
Resiko
(E1M4Vett)
Ketidakefektifan
Perfusi Jaringan
Selebral
18/ Intervensi
03/ DS : - pembedahan Nyeri akut
21 DO : ↓
Pengkajian nyeri dengan CPOT 6 Post op
(berat) ↓
Ekspresi wajah : Luka pasca bedah
Mata tertutup dan menggigit selang ↓
ett dan opa (2) Luka pasca bedah
Gerakn tubuh : ↓
Gelisah , mencabut ett (2) Terputusnya jaringan
Aktivasi alarm ventilator ↓
mekanik : Nyeri akut
Alarm aktif tapi mati sendiri (1)
Berbicara jika pasien diesktubasi
:
9
Tidak ada suara (0)
Ketegangan otot :
Tegang, kaku, gerak otot pasif (1)
No Diagnosa Keperawatan
1 Gangguan ventilasi spontan b.d kelemahan otot pernapasan
2 Resiko ketidakefektifan jaringan perfusi selebral b.d
3 Nyeri akut b.d agen cidera fisik
Diagnosa Utama:
Gangguan ventilasi spontan b.d kelemahan otot pernapasan
Rasional:
Ditandai dengan terlihat sesak napas, terpasang alat bantu pernapasan ventilator
mode sim v.
3. Rencana Keperawatan
Nama klien: Nn. I Dx.Medis: VP SHUNT HIDROSEFALUS
Ruang: ICU
Diagnosa
Tan
No Keperawat SLKI SIKI
ggal
an
1. Gangguan Setelah dilakukan tindakan Dukungan ventilasi
25/3 ventilasi keperawatan selama 2x24 (I.01002)
/21 spontan b.d jam diharapkan masalah
ventilasi mekanik meningkat Observasi:
kelemahan
dengan kriteria hasil: Monitor status respirasi
otot
dan oksigenasi
pernapasan Respon ventilasi mekanik Terapeutik:
(L.01005) Pertahankan kepatenan
Indikator A T jalan napas
Dipsnoe 1 4 Berikan posisi semi
Kegelisahan 1 4 fowler
Penggunaan otot 1 4 Edukasi :
bantu pernapasan Ajarkan melakukan
teknik relaksasi napas
Ket tingkat kesadaran : dalam
1 : menurun
2 : cukup menurun Manajemen jalan nafas
3 : sedang buatan ( I.01012)
4 : cukup meningkat
5 : meningkat Observasi:
10
Monitor posisi selang
ETT
Terapeutik:
Pasang oropharingeal
airway (OPA) untuk
mencegah ETT tergigit
Cegah ETT terlipat
(kinking)
Ubah posisi ETT secara
bergantian (kiri dan
kanan) setiap 24 jam
Ganti fiksasi ETT
setiap 24 jam
Lakukan perawatan
mulut
Kolaborasi:
Kolaborasi dengan
dokter untuk intubasi
ulang jika berbentuk
muccousplug yang
tidak dapat dilakukan
penghisapan
N Diagnosa
Tindakan keperawatan dan
o Keperawata Paraf
Respon pasien
n
1. Gangguan Dukungan ventilasi (I.01002) Kel 23
ventilasi Observasi:
spontan b.d Memonitor status respirasi dan oksigenasi
kelemahan Respon: pernapasan on ventilator mode sim v, pasien
masih sesak napas, tidak ada akumulasi secret, saturasi
otot
oksigen 99%, RR: 12x/mnt.
pernapasan Terapeutik:
Memberikan posisi semi fowler
Respon: pasien posisi semi fowler
11
Mencegah ETT terlipat (kinking)
Respon: selang ETT tidak terlipa
Mengganti fiksasi ETT setiap 24 jam
Respon: fiksasi diganti agar ETT tidak terlepas
Melakukan perawatan mulut
Respon: mukosa mulut kering
2. Gangguan Dukungan ventilasi (I.01002) Kel 23
ventilasi Observasi:
spontan b.d Memonitor status respirasi dan oksigenasi
kelemahan Respon: pasien terpasang binasal 5 lpm, pasien masih
sesak napas, tidak ada akumulasi secret, saturasi
otot
oksigen 99%, RR: 13 x/mnt.
pernapasan Terapeutik:
Memberikan posisi semi fowler
Respon: pasien posisi semi fowler
Har/Tgl/Jam/Dx.
SOAP Paraf
keperawatan
Jum’at/26-03-21 S:-
Kel 23
Gangguan O:
ventilasi spontan K.u lemah, Kesadaran soporokoma (E1M4VETT)
b.d kelemahan Pasien terlihat dyspnea, pasien terpasang ventilator
otot pernapasan mode sim v, tidak terdapat akumulasi secret
TD: 120/76 mmHg, RR: 13x/mnt, N: 125x/mnt, S:
37,4 °C
P : Lanjutkan intervensi :
12
Memonitor status respirasi dan oksigenasi
Memberikan posisi semi fowler
Mengkolaborasi pemberian obat
Sabtu/27-03-21 S:-
Kel 23
Gangguan O:
ventilasi spontan K.u lemah, Kesadaran soporokoma (E1M4VETT)
b.d kelemahan Pasien terlihat dyspnea, pasien terpasang ventilator
otot pernapasan mode sim v, tidak terdapat akumulasi secret
TD: 120/80 mmHg, RR: 13x/mnt, N: 124x/mnt, S:
37,6 °C
P : Lanjutkan intervensi :
Memonitor status respirasi dan oksigenasi
Memberikan posisi semi fowler
Mengkolaborasi pemberian obat
13