Anda di halaman 1dari 19

TERAPI KOMPLEMENTER

“AROMATHERAPY”

Disusun Oleh :
Kelompok 1 :
1. Ade Runita K. N (152191237)
2. Asri Ainun Habibie (152191078)
3. Bela Putri Karisma (152191234)
4. Edtry Agusti (152191016)
5. Eva Faulina (152191215)
6. Puji Sawiti (152191228)

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN REGULER TRANSFER


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO UNGARAN
2019
NAMA : ADE RUNITA KURNIANINGSIH

NIM : 152191237

MATA KULIAH : TERAPI KOMPLOMENTER

Implementasi Olesan Jeruk Nipis (Citrus Aurantifolia) Untuk Mengurangi


Striae Gravidarum Dan Kelangsingan Perut Pada Ibu Nifas

PENDAHULUAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah olesan jeruk nipis (Citrus
Aurantifora) dapat mengurangi striae gravidarum dan melangsingkan Perut ibu
nifas.

Perawatan kebidanan tidak hanya terbatas pada masa kehamilan dan persalinan
tetapi juga masa nifas sampai pulih seperti semula yang semua itu mempunyai
tujuan agar kegiatan itu terarah dan terevaluasi (Sarwono 2009, hal 236).

Perut ibu yang kendor dan jelek akan dirasakan semua ibu nifas, dimana dalam
hal ini ibu sangat bingung dengan bagaimana cara melangsingkan dan
menghilangkan garis perut seperti sebelum hamil.

Saat ini cara tradisional untuk memperlangsing ibu nifas banyak ditinggalkan
karena dirasa kurang praktis alias ribet, walaupun cara tradisional lebih aman dan
tidak ada efek samping. Ada beberapa ramuan alami untuk mengecilkan perut,
khususnya mengecilkan perut bagian bawah. Seperti salah satunya adalah
pemberian oles jeruk nipis (Anonymus,2012).

Jika dikaji lebih dalam jeruk nipis (Citrus Aurantifolia) adalah salah satu jenis
Citrus Jeruk. Jeruk nipis termasuk jenis tumbuhan perduyang banyak memiliki
dahan dan ranting yang menghasilkan buah dengan nama sama.

Tumbuhan ini dimanfaatkan buahnya, yang biasanya bulat, berwarna hijau atau
kuning, memiliki diameter 3-6 cm, memiliki rasa asam dan agak pahit, agak
serupa rasanya dengan lemon. Kandungan jeruk nipis yang sudah banyak kita
ketahui adalah kandungan vitamin C nya yang tinggi dibanding jenis jeruk lainnya
(Sumiati,2007:12).

Ada alternative yang dapat dilakukan dalam melakukan perawatan dengan jeruk
nipis untuk penghilang garisan pada perut (strie gravidarum), yaitu dengan
menambahkan kapur sirih dan minyak kayu putih dan dioleskan secara merata
setiap hari sehabis mandi (Nurheti,2011:136).

METODE PENELITIAN

Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian pra-eksperimen dengan


menggunakan one-group pretest-posttest desain yaitu desain yang digunakan
untuk meneliti pada satu kelompok dengan dilakukan pengukuran dan
pendokumentasian terlebih dahulu satu kali kemudian diberi perlakuan (treatment)
dan setelah itu dilakukan pengukuran dan pendokumentasian kembali.

KESIMPULAN

Ada perbedaan yang signifikan antara lingkar perut dan tebal lemak sebelum dan
setelah pemberian oles jeruk nipis pada ibu nifas. Ada 17 responden (85%) yang
rutin memberikan oles jeruk nipis, 16 responden (94,1%) diantaranya mengalami
pengurangan dan 1 (5,88%) responden tidak mengalami pengurangan. Sedangkan
dari 3 responden (15%) yang tidak rutin memberikan oles perasan jeruk nipis
ketiganya (100%) tidak mengalami pengurangan pada strie gravidarum.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul,bari. 2006. Konsepdasar masanifas. Jakarta: EGC

Anna. 2012. Khasiat dan Manfaat Jeruk Nipis. Surabaya: Stomata.

Anonimus. 2012. Teori Nifas Post Partum Blus. http:// rohman-fitria blog
spot.com/2010/07/landasan- teori–nifas.html.
Anonimus. 2012. Aroma Jeruk Nipis. http://www.facebook.com/notes/ Modena
cooking–club/ jenis–dan–manfaat– jeruk-bagi– tubuh.

Anonimus. 2012. Jenis-jenis Manfaat Jeruk. (http://www.Tanya


pepsoden.com/aroma –jeruk-nipis).

Anonimus. 2012. Manfaat Jeruk Nipis. http://www.Permenkopi


bogsportnotes.com/2012/06/khasiat-manfaat-jeruk–nifis–part 1 html.

Anonimus. 2012. PengertianJeruk. http://skasen.blogspot.com.

Anonymus. 2010. Pengertian Strie Gravidarum. www.zomtemplate. com. Diakses


pada 16 Maret 2013.

Anonymus. 2010. Strachmark. www.Hyperlinkreference.com. Diakses pada 16


Maret 2013.

Anonymus. 2011. Strie Gravidarum.www.mediasehat.com. Diakses pada 17


Maret 2013.

Anonymus. 2012. Obstetrics and gynaecology. www.jurnal.com. Diakses pada 20


Juni 2013.
Nama : Asri Ainun Habibie

Kelas : D ( S1 Kebidanan Transfer )

Nim : 152191078

Matkul : Terapi Komplementer

Efek Pemberian Aromaterapi Jeruk Masam


Terhadap Intensitas Nyeri Pasca Bedah Sesar
Tindakan SC dapat menyebabkan nyeri dan mengakibatkan terjadinya
perubahan kontiunitas jaringan karena adanya pembedahan . Dampak nyeri
terhadap ibu, yaitu terbatasnya ADL, bonding attachment dan mobilisasi
karena adanya peningkatan intensitas nyeri, apabila ibu bergerak. Dampak
nyeri terhadap bayi yaitu dalam pemberian ASI, dan kurangnya perawatan
bayi yang dilakukan oleh ibunya. Manajemen non farmakologi yang biasa
digunakan salah satunya adalah dengan menggunakan aromaterapi jeruk
masam.

1. Tujuan Penelitian

Mengetahui efek antara aromaterapi jeruk masam terhadap


intensitas nyeri pasca SC.

2. Mekanisme Kerja

Cara kerja limonene adalah mengontrol cyklooksigenase I dan II,


mencegah aktivitas prostaglandin dan mengurangi rasa sakit. Komponen
lain dari Jeruk Masam antara lain: a- thujene, apinene, camphene, sabinene,
b-pinene, b-Myrcene, p-Cymene, ocimene (E), Linalool oxide (Trans),
linalool oxide (Cis), terpinen-4-ol, terpineol, nerol (Or Cis- Geraniol),
neral, geranial, neryl acetate, geranyl acetate, nerolidol, farnesal, eicosane,
tetracosane, pentacosane.
3. Metode Penelitian

Desain quasi experiment dengan pendekatan pre-test and post-test


design with control group, yaitu membandingkan subjek sebelum dan
sesudah diberikan aromaterapi Jeruk Masam dalam penurunan intensitas
nyeri pasca SC.

4. Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil uji Mann Whitney intensitas nyeri pasca bedah sesar
sebelum diberikan perlakuan memiliki nilai p value 0,05 yang berarti tidak
terdapat perbedaan nyeri memiliki intensitas nyeri yang seimbang atau sama
yaitu rata-rata pada kategori nyeri sedang. Dengan terpenuhinya asumsi
homogenitas dan distribusi data tidak normal maka dapat dikatakan bahwa
penelitian ini telah memenuhi persyaratan, selanjutnya dilakukan pengujian
hipotesis untuk mengetahui perbedaan intensitas nyeri responden sebelum
dan sesudah pemberian aromaterapi jeruk masam menggunakan analisis
statistik non parametrik.

Berdasarkan uji statistik Wilcoxon didapatkan p value sebesar p=0,00


artinya ada perbedaan yang signifikan dalam penurunan skala nyeri sebelum
dan sesudah diberikan aromaterapi Jeruk Masam

5. Kesimpulan
Intensitas nyeri pasca SC berkurang sesudah diberikan aromaterapi
Jeruk Masam menunjukkan kategori sedang. Pemberian aromaterapi Jeruk
Masam dapat dipertimbangakan sebagai terapi komplementer atau terapi
pendukung untuk mengurangi intensitas nyeri pada pasien pasca SC atau
pasca bedah lainnya.
6. Referensi

Huck, B. (2010). Aromatherapy Science: A guide for health care


profesionalis London. United kingdom: Pharmaceutical press
Mulyawati, I., M. Azam, D.N. A. Ningrum. (2011). Faktor-Faktor yang
Berhubungan dengan Tindakan Persalinan melalui Operasi Sectio
Caesarea. Jurnal Kesehatan Masyarakat.Vol 7, No. 1 : 15-24

Parry. 2013. What Is Aromaterapy.


http://www.menstruation.com.au/contributors/ aromatherapy.html. diakses
tanggal 10 Mei 2014.
Nama : Bela Putri Karisma

NIM : 152191234

Kelas : D - S1 Kebidanan

Efektivitas Aromaterapi Bitter Orange Terhadap Nyeri


Post Partum Sectio Caesarea

A. Pendahuluan
Persalinan merupakan suatu hal yang dinanti oleh ibu hamil untuk dapat
merasakan kebahagiaan. Persalinan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu
persalinan secara normal atau spontan (lahir melalui vagina) dan persalinan
abnormal atau persalinan dengan bantuan suatu prosedur seperti sectio
caesarea (SC). Pada proses SC dilakukan tindakan pembedahan berupa irisan
di perut ibu (laparatomi) dan rahim (histerektomi) untuk mengeluarkan bayi.
Secara fisik tindakan SC menyebabkan nyeri pada abdomen. Nyeri yang
berasal dari luka operasi (Arwani dkk, 2012; Gondo, 2011).
Nyeri dapat diatasi dengan penatalaksanaan nyeri. Hal ini bertujuan untuk
meringankan atau mengurangi rasa nyeri sampai tingkat kenyamanan yang
dirasakan oleh klien. Adapun dua cara penatalaksanaan nyeri yaitu dengan cara
farmakologis dan non-farmakologis. Salah satu upaya untuk mengurangi nyeri
pada ibu post sectio caesarea yaitu dengan aromaterapi. Penggunaan
aromaterapi secara inhalasi dapat merangsang pengeluaran endorphin sehingga
dapat mengurangi nyeri (Akbar dkk, 2011; Sharipifour, 2015).
Bitter orange dalam sediaan minyak biasa digunakan sebagai aromaterapi.
Minyak bitter orange memiliki efek menjadi resif, antiseptik, anti-spasmodik
dan obat penenang ringan. Limonele adalah salah satu komponen dari bitter
orange dapat mengurangi rasa sakit (Astuti dkk, 2015; Suza, 2007).
Penelitian mengenai penggunaan aromaterapi bitter orange postpartum SC
di wilayah Pekanbaru belum pernah dilakukan. Untuk itu uji coba penggunaan
aromaterapi perlu dilakukan, mengingat perbedaan karakteristik responden
apabila dilihat dari sisi budaya pada suku yang berbeda dan dapat berpengaruh
pada penerimaan terapi dengan bitter orange. Berdasarkan studi pendahuluan
peneliti di ruang Camar I RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, pada tanggal 21
Desember 2015. Peneliti menemukan lima dari tujuh orang ibu post operasi
SC, mengeluhkan nyeri pada hari pertama dan kedua. Tiga orang ibu
mengalami nyeri berat dengan skala nyeri tujuh, dua orang lainnya mengalami
nyeri sedang dengan skala nyeri enam. Nyeri yang dirasakan mengakibatkan
malas untuk bergerak dan serta malas menyusui bayi. Terapi yang diberikan
untuk mengurangi nyeri adalah analgetik. Analgesik diberikan pada hari
pertama, bila nyeri bertambah maka dilanjutkan pemberian pada hari
berikutnya. Secara non farmakologis, tindakan yang diberikan terhadap pasien
belum optimal hanya sebatas teknik nafas dalam. Tindakan pemberian
aromaterapi bitter orange (Citrus Aurantium) merupakan sebuah terapi non
farmakologis yang merupakan salah satu alternatif teknik non farmakologis
yang dapat diberikan pada pasien untuk mengurangi nyeri. Untuk itu perlu
diketahui pengaruh aromaterapi bitter orange pada pasca partum dengan sectio-
caesarea, sehingga dapat menurunkan nyeri post sectio caesarea.

B. Metode
Desain penelitian menggunakan Quasy Eksperimen dengan rancangan
penelitian Non-Equivalent Control Group yang melibatkan dua kelompok,
yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Sampel pada penelitian ini
adalah 34 responden yang mengalami nyeri post partum sectio caesarea di
RSUD Arifin Achmad Pekanbaru. Teknik pengambilan sampel menggunakan
purposive sampling. Analisa data melalui dua tahap yaitu dengan
menggunakan analisa univariat dan bivariat menggunakan Wilcoxon dan Mann
Whitney.
C. Efektivitas Aromaterapi Bitter Orange Terhadap Nyeri Post Partum SC
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan
uji Mann Whitney diperoleh hasil p value (0,000) < α (0,05), hal ini berarti
terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata intensitas nyeri post partum
SC kelompok eksperimen sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian
aromaterapi bitter orange efektif terhadap penurunan nyeri post partum SC.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Akbar dkk, 2014;
Abasi, 2015) bahwa penggunaan aromaterapi secara inhalasi dapat merangsang
pengeluaran endorphin efektif menurunkan nyeri ibu post partum dengan p
value 0,000 < α 0,05. Peneliti menunjukkan ada pengaruh yang signifikan pada
terapi yang menggunakan aromaterapi berupa bitter orange terhadap nyeri ibu
post partum. Pasien yang diberikan terapi menggunakan aromaterapi bitter
orange merangsang tubuh untuk melepaskan senyawa endorphin sehingga
merangsang otot-otot pada bagian tubuh. Tubuh menjadi rileks, yang
merupakan pereda nyeri dengan seolah-olah seperti beristirahat beberapa jam.

D. Simpulan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik responden terbanyak
berusia 20-34 tahun, suku terbanyak adalah Melayu dan Batak dengan tingkat
pendidikan terbanyak SMA dan perguruan tinggi, mayoritas adalah ibu rumah
tangga dan paritas terbanyak adalah multipara. Penerapan aromaterapi untuk
mengurangi rasa nyeri post partum SC dapat diterapkan melalui teknik
kneading serta berpengaruh positif terhadap penurunan nyeri ibu post partum
SC.

E. Referensi
Sri Utami. 2016. Efektivitas Aromaterapi Bitter Orange Terhadap Nyeri
Post Partum Sectio Caesarea. Unnes Journal of Public Health
Nama : Edtri Agusti
Nim : 152191016

Kelas : D S1 Kebidanan Transfer

A. Jurnal 1
1. Judul
Aromaterapi Lemon dapat Menurunkan Intensitas Nyeri Perineum pada
Ibu Post Partum.

2. Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh aromaterapi lemon
terhadap penurunan nyeri perineum pada ibu post partum 1-2 hari.

3. Mekanisme Kerja
Minyak aromaterapi lemon mudah didapatkan dan mempunyai kandungan
limonene 66-80%, geranil asetat, nerol, linalil asetat, α pinene 0,4 –15%, α
pinene 1-4%, terpinene 6-14% dan myrcen. Limonene merupakan komponen
utama dalam senyawa kimia jeruk dapat menghambat kerja prostaglandin
sehingga dapat mengurangi rasa nyeri. Linalil asetat yang terdapat dalam
aromaterapi dalam aroma terapi lemon merupakan senyawa ester yang
terbentuk melalui penggabungan asam organik dan alkohol. Ester sangat
berguna untuk menormalkan keadaan emosi serta keadaan tubuh yang tidak
seimbang, dan juga memiliki kasiatsebagai penenang serta tonikum,
khususnya pada sistem saraf (Cholifah, & dkk. 2016).
Aromaterapi lemon yang dihirup akan ditransmisikan ke pusat penciuman
yang berada pada pangkal otak. Pada tempat ini berbagai sel neuron
menginterpretasikan bau tersebut dan mengantarnya ke sistem limbik yang
selanjutnya akan dikirim ke hipotalamus untuk diolah. Wangi yang dihasilkan
oleh aromaterapi lemon akan menstimulasi thalamus untuk mengaktsssifkan
pelepasan atau pengeluaran neurotransmitter seperti enchephaline, serotonin
dan endhorphin yang berfungsi sebagai penghilang rasa sakit alami,
enchephalinesmerupakan neuromodulator yang berfungsi menghambat nyeri
fisiologi (Cholifah & dkk, 2016).

4. Metode Penelitian
Desain penelitian ini adalah Pra Eksperimen yaitu suatu penelitian dengan
melakukan kegiatan percobaan dengan rancangan One group pretest and
posttest design. Teknik sampling yang digunakan yaitu Non Prability
sampling dengan menggunakan consecutive sampling. Analisa data dilakukan
secara univariat dan bivariat dengan menggunakan uji statistik T-test
dependen (paired-T-test) untuk uji statistik parametrik.

5. Hasil
Setelah dilakukan uji T berpasangan dengan komputerisasi terhadap
Pengaruh Aromaterapi Lemon Terhadap Penurunan Nyeri Perineum Pada Ibu
Post Partum 1-2 Hari didapatkan hasil p value 0.000 dari hasil tersebut
diketahui bahwa nilai P<0.05 yang menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
aromaterapi lemon terhadap penurunan nyeri perineum pada ibu post partum
1-2 hari .

Daftar Pustaka

Ulandari Noria & Yellyta Ulsafitri. 2018. Pengaruh Aromaterapi Lemon Terhadap
Penurunan Nyeri Perineum Pada Ibu Post Partum 1-2 Hari Di Bpm “H”
Bukittinggi Tahun 2018. AFIYAH.VOL.V NO. 2 BULAN JULI TAHUN
2018
Nama : Eva Faulina

Nim : 152191215

Kelas : D

Pengaruh Aromaterapi Minyak Sereh (Cymbopogon citratus)


Terhadap Pencegahan Postpartum Blues Pada Ibu Primipara Di
RSUD Kabupaten Sukoharjo

Masa nifas (puerpurium) merupakan masa kritis bagi ibu dan bayi yang
berlangsung selama kurang lebih 40 hari. Komplikasi yang dapat terjadi pada ibu,
salah satunya adalah komplikasi secara psikologis. Komplikasi psikologis ini
dapat berupa ketidaksediaan ibu untuk mengurus bayinya sendiri dalam masa
nifas. Kondisi ini bisa disebut postpartum blues. Untuk mencegah terjadinya
postpartum blues,dapat dilakukan deteksi awal sehingga tidak berakibat buruk
pada hubungan suami, istri, dan perkembangan bayinya. Intervensi terapi relaksasi
seperti dengan penggunaan minyak aromaterapi yang berfungsi untuk relaksasi
atau antidepresan, menggunakan minyak aromaterapi dari tanaman sereh untuk
membantu ibu primipara pada masa nifas agar ibu merasa rileks baik badan
maupun pikirannya.

1. Tujuan penelitian
Mengetahui pengaruh aromaterapi minyak sereh (Cymbopogon
citratus) terhadap pencegahan postpartum blues pada ibu primipara.

2. Manfaat
Minyak aromaterapi yang dihasilkan dari tanaman sereh ini berfungsi
sebagai antidepresan, yaitu menekan dan menghilangkan depresi atau stress
sehingga mampu membantu ibu primipara pada masa nifas untuk lebih
merasa rileks baik badan maupun pikiran. Sereh telah terbukti mampu
menjadi tonik yang sangat baik untuk sistem saraf.
Minyak sereh dapat digunakan untuk mandi terapi, yang mampu
membantu untuk menenangkan saraf, mengurangi gejala depresi dan
kelelahan akibat stress. Minyak sereh juga memiliki khasiat membantu
merangsang sirkulasi darah dan meremajakan jaringan kulit. Hal ini
membantu untuk mengangkat dan mengencangkan kulit yang lesu dan lelah.
3. Mekanisme Kerja
Penggunaan minyak aromaterapi untuk relaksasi dengan dioles,
dihirup, atau dicampurkan kedalam makanan dan minuman. Aromaterapi
mempunyai efek yang dapat merangsang sensori dan reseptor yang ada di
hidung; kemudian memberikan informasi lebih jauh ke area di otak yang
mengontrol emosi dan memori serta memberikan informasi ke hipotalamus,
yang merupakan pengatur sistem internal tubuh, termasuk sistem seksualitas,
suhu tubuh, dan reaksi terhadap stress.
4. Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada ibu primipara di RSUD Kabupaten
Sukoharjo pada bulan April 2016. Jenis penelitan yang digunakan yaitu quasi
experimental dengan desain pre and posttest menggunakan lembar EPDS
(Edinburgh Postnatal Depression Scale) Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh ibu primipara yang ada di RSUD Kabupaten Sukoharjo selama bulan
April 2016, dengan teknik pengumpulan sampel total sampling. Analisis data
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji t berpasangan, yang hasilnya
ditunjukkan dengan nilai p.
5. Hasil Penelitian
Hasil antara pretest dan posttest tidak mengalami peningkatan atau
sama dengan menggunakan lembar pengukuran EPDS (Edinburgh Postnatal
Depression Scale), yang ditunjukkan dari nilai mean pretest 9,63 dan nilai
mean posttest 8,67. Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan uji t
berpasangan, membuktikan bahwa aromaterapi minyak sereh (cymbopogon
citratus) mempunyai pengaruh terhadap pencegahan post partum blues pada
ibu primipara, yang ditunjukkan dengan nilai signifikasi (p) kurang dari 0,05.

Hasil penelitian ini, sama dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Fatimah (2009) tentang hubungan dukungan suami dengan kejadian
postpartum blues pada ibu primipara di ruang bugenvile RSUD tugurejo
semarang, dengan hasil ada hubungan yang bermakna antara dukungan suami
dan kejadian postpartum blues dengan nilai signifikasi 0,033. Variabel
penelitian yang berbeda yaitu dukungan suami dengan minyak aromaterapi
sereh, mendapatkan hasil yang sama yaitu mempunyai pengaruh pada
kejadian postpartum blues. Para ibu primipara ini membutuhkan dukungan
psikologis juga kebutuhan fisik yang harus juga dipenuhi, mereka
memerlukan kesempatan untuk mengekspresikan pikiran dan perasaan dari
perubahan psikologis yang tidak diinginkan. Bantuan dari teman dan keluarga
sangat diperlukan untuk mengatur kembali kegiatan rutin sehari – hari yang
disesuaikan dengan konsep tentang keibuan dan perawatan bayi.

6. Kesimpulan
Intervensi atau tindakan yang diberikan pada ibu nifas, bisa dilakukan
dengan memberikan dukungan secara psikologis dari pihak keluarga dan
tenaga kesehatan bahwa ibu mampu untuk merawat bayinya dan sadar akan
perannya sebagai ibu juga perubahan pada bentuk tubuhnya setelah
melahirkan. Selain dukungan psikologis, gejala postpartum blues juga dapat
dikurangi dengan penggunaan minyak aromaterapi seperti salah satunya
melalui minyak aromaterapi dari tanaman sereh (Cymphopogon citratus).
Daftar Pustaka

Fatimah,S. 2009. Hubungan Dukungan Suami Dengan Kejadian Postpartum


Blues Pada Ibu Primipara Di Ruang Bugenvile RSUD Tugurejo
Semarang. Semarang: Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro.

de Laura.D, Misrawati, Woferst.R.. 2015. Efektifitas Aromaterapi Lavender


Terhadap Kualitas Tidur Ibu Postpartum. JOM Vol 2 No 2.

Koensoemardiyah. 2009. A-Z Aromaterapi untuk kesehatan, kebugaran dan


kecantikan. Yogyakarta: Lily Publisher.

Lia.D, Vivian.N, Sunarsih.T. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Jakarta:
Salemba Medika

Manurung,S. 2009. Efektivitas Terapi Musik Terhadap Pencegahan Postpartum


Blues Pada Ibu Primipara Di Ruang Kebidanan RSUP Cipto
Mangunkusumo Jakarta Pusat. Buletin Penelitian Sistem
Kesehatan.Vol.14 No.1 januari 2011:17- 23.

Mochtar,R. 2013. Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC.


Notoatmodjo.2002. Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta: Jakarta
Saleha,S. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika.

Saifuddin,A.B. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal


dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Sumiartha,K. 2012. Modul pelatihan Budidaya dan Pasca panan Tanaman


Sereh. (Cymbopogon citrates (DC.)Stapf.). Bali: Pusat Studi Ketahanan pangan
Universitas Udayana.

Wiknjosastro,H. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta: YBP-SP


Nama : Puji Sawiti

Nim : 152191228

Kelas : D S1 Kebidanan Transfer

A. Jurnal 1
1. Judul
Aromaterapi Lavender dapat Menurunkan Intensitas Nyeri Perineum pada
Ibu Post Partum.
2. Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh aromaterapi
lavender terhadap intensitas nyeri luka jahitan perineum pada ibu post
partum.
3. Mekanisme Kerja
Aromaterapi lavender mempunyai sifat-sifat antikonvulsan, antidepresi,
anxiolytic, dan bersifat menenangkan. Saat aromaterapi dihisap, zat aktif
yang terdapat di dalamnya akan merangsang hipotalamus (kelenjar hipofise)
untuk mengeluarkan hormon endorpin. Endorpin diketahui sebagai zat yang
menimbulkan rasa tenang, relaks dan bahagia. Di samping itu, zat aktif
berupa linaool dan linalyl acetate yang terdapat dalam lavender berefek
sebagai analgetik.
4. Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan penelitian quasi experiment
dengan rancangan one group pre dan post test. Teknik pengambilan sampel
pada penelitian ini adalah dengan non probability sampling berupa teknik
consecutive sampling yaitu dengan memilih sampel yang memenuhi kriteria
penelitian sampai kurun waktu tertentu sehingga jumlah sampel terpenuhi.
aromaterapi diberikan selama 10 menit. Kemudian dilakukan posttest seiring
dengan observasi masa nifas 2 jam, dengan cara memeriksa luka jahitan
perineum menggunakan pinset anatomis. Saat diperiksa luka jahitan, peneliti
melihat reaksi wajah responden. Bahan yang digunakan adalah uap minyak
lavender dengan konsentrasi 100%, diberikan 4-5 tetes dilarutkan dalam 200
ml air, diberikan secara inhalasi melalui vaporizer atau alat listrik. Sebelum
inhalasi, cawan tungku aromaterapi yang telah diberikan air ditunggu sampai
hangat baru diteteskan essens aromaterapi. Jarak antara tungku dengan
responden kurang 30 cm. Setelah tercium wangi aromaterapi, pasien diminta
relaks dan menghirup wangi aromaterapi selama 10 menit. Responden
dikondisikan dalam ruangan dengan ukuran antara 10-16 m2 dan tidak
banyak ventilasi udara. Analisis data yang digunakan analisis univariat dan
bivariat. Analisis bivariabel sebelum dan setelah diberikan perlakuan
digunakan uji wilcoxon.
5. Hasil
Berdasarkan hasil penelitian bahwa terdapat perbedaan signifikan
intensitas nyeri antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol dengan p-
value 0,01. Terdapat penurunan intensitas nyeri luka jahitan perineum
sebelum dan setelah diberikan aromaterapi lavender.

Daftar Pustaka
Widayani Wiwin. 2016. Aromaterapi Lavender dapat Menurunkan Intensitas
Nyeri Perineum pada Ibu Post Partum. JNKI, Vol. 4, No. 3, Tahun 2016,
123-128

B. Jurnal 2
1. Judul
Pijat Oksitosin Dan Aroma Terapi Lavender Meningkatkan Produksi Asi
2. Tujuan
Tujuan dari studi ini untuk melakukan review pada beberapa literature
tentang pijat oksitosin dan aromaterapi lavender untuk meningkatkan
produksi ASI.
3. Mekanisme Kerja
Pijat oksitosin bermanfaat meningkatkan relaksasi dan tingkat
kenyamanan ibu, sehingga memicu produksi hormon oksitosin dan
mempengaruhi pengeluaran ASI. Efek pijat oksitosin adalah sel kelenjar
payudara mensekresi ASI sehingga bayi mendapatkan ASI sesuai dengan
kebutuhan dan berat badan bayi bertambah(Hamidah & Shentya Fitriana,
2017).
Ibu post partum primipara yang melahirkan spontan pervaginam yang
mendapatkan mendapatkan intervensi pemijatan punggung, yaitu pemijatan
pada sepanjang tulang belakang sampai tulang costae kelima dan keenam
akan merangsang hormone prolactin yang diproduksi oleh hipofise anterior
dan oksitosin yang diproduksi oleh hipofise posterior, sehingga ASI dapat
keluar dengan lancar. Setelah dilakukan pijat punggung dengan menggunakan
minyak aromaterapi lavender Rerata kadar hormone prolactin dan oksitosin
akan meningkat.(Ariani, et al., 2017).
4. Metode Penelitian
Jenis Studi ini adalah metadata analisis dengan menggunakan tinjauan
literature (Literatur review) yang menggali tentang manfaat pijat oksitosin
dan aromaterapi lavender untuk meningkatkan produksi ASI.
5. Hasil Penelitian
Berdasarkan analisis yang penulis lakukan terhadap 10 jurnal yang relevan
dan penelitian yang penulis lakukan dapat disimpulkan : Produksi ASI
responden setelah dilakukan pijat oksitosin dan aroma terapi lavender terjadi
peningkatan yang signifikan ditandai dengan kenaikan volume ASI setelah
dilakukan pemijatan di areola mamae, peningkatan frekuensi BAK dan BAB
bayi dan lama tidur bayi setelah menyusu, dan juga ada kenaikan berat badan
bayi.

Daftar Pustaka :
Widyawati Melyana Nurul & Tuti. 2018. Pijat Oksitosin Dan Aroma Terapi
Lavender Meningkatkan Produksi Asi. Jurnal Kebidanan Vol. 8 No.
1 October 2018 P- Issn.2089-7669 E-Issn. 2621-2870

Anda mungkin juga menyukai