ABORTUS
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan. Sebagai
batasan ialah kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin lebih dari 500 gram.
1. Perdarahan pervaginam dari 1. Faktor janin : kelainan 1. Lakukan penilaian secara tepat dan cepat seperti :
bercak hingga berjumlah genetik (kromosom) - KU
banyak 2. Faktor ibu : infeksi, - TTV
2. Nyeri perut dan kaku kelainan 2. Periksa tanda-tanda syok (akral dingin, nadi cepat, TD
3. Pengeluaran sebagian hasil hormonal,merokok, <90mmHg)
konsepsi konsumsi alkohol, dll 3. Bila terdapat tanda sepsis atau abortus komplikasi,
4. Serviks dapat tertutup dan 3. Faktor ayah : kelainan berikan :
terbuka sperma - Ampicilin 2g IV/IM kemudian 1g setiap 6 jam
5. Ukuran uterus lebih kecil - Gentamicin 5 mg/BB IV setiap 8 Jam
- Metronidazol 500 mg IV setiap 8 jam
MOLA HIDATIDOSA
Mola Hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan oleh kelainan vili khorionik yang disebabkan oleh
proliferasi trofoblastik dan edem.
1. Perdarahan pervaginam berupa bercak 1. Usia kehamilan terlalu muda dan tua 1. Perhatian !! kasus molahidatidosa harus
hingga berjumlah banyak 2. Riwayat kehamilan mola sebelumnya ditatalaksana pada fasilitas kesehatan yang
2. Mual dan muntah hebat 3. Beberapa penelitian menunjukkan lebih lengkap
3. Ukuran uterus lebih besar dari usia penggunaan kontraseptif oral 2. Jika serviks tertutup, pasang batang laminaria
kehamilan selama 24 jam untuk mendilatasi serviks.
4. Tidak ditemukan janin intrauteri 3. Siapkan darah untuk transfusi, terutama pada
5. Nyeri perut mola berukuran besar.
6. Serviks terbuka
7. Keluar jaringan seperti anggur, tidak
ada janin
8. Takikardi, berdebar-debar
1. Lakukan evaluasi dengan menggunakan
Aspirasi Vakum Manual (AVM) dan
TATALAKSANA
kosongkan isi uterus secara cepat. KHUSUS
Selanjutnya Pantau Ibu dengan : 2. Sementara proses evaluasi berlangsung, pasang
1. Pemeriksaan HCG serum setiap 2 minggu infus oksitosin 10 unit dalam 500ml NaCl 0,9%
2. Bila hasil HCG serum terus menetap atau atau RL kecepatan 40-60tetes/menit untuk
nak dalam 2x pemeriksaan berturut-turut, cegah perdarahan.
ibu dirujuk ke rumah sakit tersier yang
memppunyai fasilitas kemoterapi.
3. Ibu dianjurkan menggunakan Kontrasepsi
3. HCG urin yang belum memberi hasil negatif hormonal bila masih ingin memiliki anak.
setelah 8 minggu juga mengindikasikan ibu
perlu dirujuk ke rumah sakit rujukan tersier.
KELAINAN OBSTETRI PADA KEHAMILAN
ALGORITMA PATOFISIOLOGI TERJADINYA KELAINAN KEHAMILAN TM 1
Kehamilan ektopik adalah kehamilan yang terjadi di luar rahim (uterus). Hampir 95% kehamilan ektopik terjadi di berbagai segmen
tuba Falopii, dengan 5% sisanya terdapat di ovarium, rongga peritoneum atau di dalam serviks. Apabila terjadi ruptur di lokasi
implantasi kehamilan, maka akan terjadi keadaan perdarahan masif dan nyeri abdomen akut yang disebut kehamilan ektopik terganggu.
1. Perdarahan pervaginam dari 1. Riwayat kehamilan ektopik 1. Restorasi cairan tubuh dengan cairan kristaloid
bercak hingga berjumlah sedang sebelumnya NaCl 0,9% atau Ringer Laktat (500 mL dalam 15
2. Kesadaran menurun menit pertama) atau 2 L dalam 2 jam pertama.
2. Riwayat operasi di daerah tuba
3. Pucat 2. Segera rujuk ibu ke rumah sakit.
dan/atau tubektomi
4. Hipotensi dan hipovolemia 3. Riwayat penggunaan AKDR
5. Nyeri abdomen dan pelvis
4. Infertilitas
6. Nyeri goyang porsio 1. Segera uji silang darah dan persiapan lapatomi
7. Serviks tertutup
5. Riwayat inseminasi buatan atau
teknologi bantuan reproduktif 2. Saat laparatomi, lakukan eksplorasi kedua TATALAKSANA
Penegakkan diagnosis dibantu dengan ovarium dan tuba falopi :
pemeriksaan USG. (assisted reproductive
Jika kerusakan berat pada tuba, usahakan KHUSUS
technology/ART) salpongektomi (eksisi bagian tuga yang
6. Riwayat infeksi saluran kemih mengandung hasil konsepsi)
dan pelvic inflammatory Jika kerusakan ringan pada tuba,
disease/PID usahakan melakukan salpingostomi untuk
7. Merokok pertahankan tuba (konsepsi dikeluarkan,
8. Riwayat abortus sebelumnya tuba dipertahankan)
9. Riwayat promiskuitas 3. Sebelum memulangkan pasien, berikan
10. Riwayat seksio sesarea konseling untuk penggunaan kontrasepsi.
Jadwalkan kunjungan ulang setelah 4 minggu.
sebelumnya
Jika anemia berikan tablet besi sulfas ferosus
60mg/hari selama 6 bulan.
KELAINAN OBSTETRI PADA KEHAMILAN
ALGORITMA PATOFISIOLOGI TERJADINYA KELAINAN KEHAMILAN TM 1
HIPEREMESIS GRAVIDARUM
Mual dan muntah yang terjadi pada kehamilan hingga usia 16 minggu. Pada keadaan muntah-muntah yang berat, dapat
terjadi dehidrasi, gangguan asambasa dan elektrolit dan ketosis; keadaan ini disebut hiperemesis gravidarum
HIPERTENSI KRONIK
Hipertensi tanpa proteinuria yang timbul dari sebelum kehamilan dan menetap setelah persalinan
HIPERTENSI GESTASIONAL
Hipertensi tanpa proteinuria yang timbul setelah kehamilan 20 minggu dan menghilang setelah persalinan
1. Tekanan darah ≥140/90 mmHg 1. Pantau tekanan darah, urin (untuk proteinuria),
2. Tidak ada riwayat hipertensi sebelum hamil, dan kondisi janin setiap minggu.
tekanan darah normal di usia kehamilan <12 2. Jika tekanan darah meningkat, tangani sebagai
minggu preeklampsia ringan.
3. Tidak ada proteinuria (diperiksa dengan tes 3. Jika kondisi janin memburuk atau terjadi
celup urin) pertumbuhan janin terhambat, rawat untuk
4. Dapat disertai tanda dan gejala preeklamsia, penilaian kesehatan janin.
seperti nyeri ulu hari da trombositopenia 4. Beri tahu pasien dan keluarga tanda bahaya dan
5. Diagnosa pasti ditegakkan pasca persalinan. gejala preeklampsia dan eklampsia.
5. Jika tekanan darah stabil, janin dapat dilahirkan
secara normal.
KELAINAN OBSTETRI PADA KEHAMILAN
ALGORITMA PATOFISIOLOGI TERJADINYA KELAINAN KEHAMILAN TM 2
PRE-EKLAMSIA / EKLAMSIA
Preeklampsia adalah sindrom yang ditandai dengan tekanan darah tinggi, kenaikan kadar protein di dalam urin (proteinuria), dan pembengkakan pada tungkai (edema) pada
usia kehamilan diatas 20 minggu. Eklampsia merupakan keadaan dimana ditemukan serangan kejang tiba-tiba yang dapat disusul dengan koma pada wanita hamil.
Intrauterine Fetal Death atau IUFD adalah kondisi janin yang meninggal di dalam kandungan setelah kehamilan berusia 20 minggu.
Beberapa kasus IUFD tidak bisa dicegah, namun bisa mengurangi risikonya dengan mewaspadai penyebabnya dan melakukan langkah
pencegahan yang tepat.
1. Rahum semakin mengecil 1. Factor ibu Bumil dengan IUFD (Intra Uterine Fetal Death)
2. Tidak ditemukan DJJ a. Penyakit : DM, Malaria, Ginjal,
3. Tidak adanya gerakan janin Trombofilia Janin yang mati harus segera dikeluarkan
4. Uterus menjadi tidak tegas b. Komplikasi: Pre-eklamsi,
Eklamsi, Kehamilan Ganda,
Infeksi
2. Factor janin : Lahir spontan 75% akan lahir Induksi persalinan
a. Gangguan pertumbuhan spontan dalam 2 minggu direncanakan
b. Kelainan congenital
c. Kelainan genetik
3. Factor plasenta :
a. Kelainan tali pusat
b. Lepasnya plasenta Kondisi serviks baik (skor>6) Kondisi serviks
c. KPD (Lunak, tipis, membuka tidak baik (skor<5)
d. Vasa previa sebagian) (Keras, tebal,
Hentikan pemakaian
Prostaglandin atau
prostaglandin dan mulai
berikan infus oksitosin jika : kateter foley
Induksi persalinan
Ketuban pecah
dengan oksitosin
Gagal Induksi: Tercapai kematangan
serviks Pantau kontraksi
Seksio Cesaria Multigravida uterus
Jika infus oksitosin menghasilkan pola Pola persalinan yang
Riwayat SC baik terjadi
persalinan baik, pertahankan kecepatan
infus yang sama sampai lahir. ATAU 12 jam telah
berlalu
KELAINAN OBSTETRI PADA KEHAMILAN
ALGORITMA PATOFISIOLOGI TERJADINYA KELAINAN KEHAMILAN TM 2
HIDRAMNION
Terdapatnya cairan amnion dalam jumlah berlebihan. Hidramnion berhubungan dengan peningkatan
mortalitas dan morbiditas perinatal, serta komplikasi maternal seperti abrupsio plasenta, disfungsi uterus,
dan perdarahan pascasalin. Biasanya terjadi pada kehamilan muda pada usia kehamilan 16-20 minggu
Plasenta previa adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim (SBR) sehingga menutupi seluruh atau sebagian dari ostium uteri internum (OUI). biasa
terjadi pada usia kehamilan usia kehamilan >28 minggu. Terdapat empat macam plasenta previa berdasarkan lokasinya, yaitu:1. Plasenta previa totalis – ostium internal
ditutupi seluruhnya oleh plasenta, 2. Plasenta previa parsialis – ostium interal ditutupi sebagian oleh plasenta, 3. Plasenta previa marginalis – tepi plasenta terletak di tepi
ostium internal, 4. Plasenta previa letak rendah – plasenta berimplantasi di segmen bawah uterus sehingga tepi plasenta terletak dekat dengan ostium.
1. Perdarahan dengan nyeri 1. Hipertensi PERHATIAN! Kasus ini tidak boleh ditatalaksana pada fasilitas kesehatan dasar, harus dirujuk ke fasilitas
intermiten atau menetap 2. Versi luar kesehatan yang lebih lengkap. Tatalaksana berikut ini hanya boleh dilakukan di fasilitas kesehatan yang
2. Warna darah kehitaman dan 3. Trauma abdomen lengkap.
cair, tetapi mungkin ada 4. Hidramnion 1. Jika terjadi perdarahan hebat (nyata atau tersembunyi) dengan tanda-tanda awal syok pada ibu, lakukan
bekuan jika solusio relatif 5. Gemelli persalinan segera:
baru 6. Defisiensi besi a. Jika pembukaan serviks lengkap, lakukanpersalinan dengan ekstraksi vakum
3. Syok tidak sesuai dengan b. Jika pembukaan serviks belum lengkap, lakukan persalinan dengan seksio sesarea
jumlah darah keluar 2. Waspadalah terhadap kemungkinan perdarahan pascasalin. Jika perdarahan ringan atau sedang dan belum
(tersembunyi) terdapat tanda-tanda syok, tindakan bergantung pada denyut jantung janin (DJJ):
4. Anemia berat a. DJJ normal, lakukan seksio sesarea
5. Gawat janin atau hilangnya b. DJJ tidak terdengar namun nadi dan tekanan darah ibu normal: pertimbangkan persalinan pervaginam
denyut jantung c. DJJ tidak terdengar dan nadi dan tekanan darah ibu bermasalah: pecahkan ketuban dengan kokher:
Jika kontraksi jelek, perbaiki dengan pemberian oksitosin
Jika serviks kenyal, tebal, dan tertutup, lakukan seksio sesarea
d. DJJ abnormal (kurang dari 100 atau lebih dari 180/menit): lakukan persalinan pervaginam segera, atau
seksio sesarea bila persalinan pervaginam tidak memungkinkan.
3. Lakukan uji pembekuan darah sederhana:
a. Ambil 2 ml darah vena ke dalam tabung reaksi kaca yang bersih, kecil, dan kering (kira-kira 10 mm x 75 mm)
b. Pegang tabung tersebut dalam genggaman untuk menjaganya tetap hangat
c. Setelah 4 menit, ketuk tabung secara perlahan untuk melihat apakah pembekuan sudah terbentuk, kemudian
ketuk setiap menit sampai darah membeku dan tabung dapat dibalik
d. Kegagalan terbentuknya pembekuan setelah 7 menit atau adanya bekuan lunak yang dapat pecah dengan mudah
menunjukkan koagulopati
e. Jika dijumpai koagulopati, berikan darah lengkap (whole blood) segar, atau bila tidak tersedia, pilih salah satu
di bawah ini berdasarkan ketersediaannya: fresh frozen plasma, packed red cell, kriopresipitat, konsentrasi
trombosit.
KELAINAN OBSTETRI PADA KEHAMILAN
ALGORITMA PATOFISIOLOGI TERJADINYA KELAINAN KEHAMILAN TM 3
KEHAMILAN LEWAT WAKTU
WHO mendefinisikan kehamilan lewat waktu sebagai kehamilan usia ≥ 42 minggu penuh (294 hari)
terhitung sejak hari pertama haid terakhir. Namun penelitian terkini menganjurkan tatalaksana lebih awal..
1. USG di trimester pertama (usia kehamilan antara 11- Riwayat kehamilan 1. Sedapat mungkin rujuk pasien ke rumah sakit.
14 minggu) sebaiknya ditawarkan kepada semua ibu lewat waktu
hamil untuk menentukan usia kehamilan degan tepat sebelumnya 2. Apabila memungkinkan, tawarkan pilihan membrane sweeping
antara usia kehamilan 38-41 minggu setelah berdiskusi mengenai
2. Bila terdapat perbedaan usia kehamilan lebih dari 5 risiko dan keuntungannya.
hari berdasarkan perhitugan hari pertama haid
terakhir dan USG, trimester pertama, waktu taksiran 3. Tawaran induksi persalinan mulai dari usia kehamilan 41 minggu.
kelahiran harus disesuaikan berdasarkan hasil USG
4. Pemeriksaan antenatal untuk mengawasi kehamilan usia 41-42
3. Bila terdapat perbedaan usia kehamilan lebih dari 10 minggu sebaiknya meliputi non-stress test dan pemeriksaan
hari berdasarkan perhitungan hari pertama haid volume cairan amnion.
terakhir dan USG, trimester kedua, waktu taksiran
kelahiran harus disesuaikan berdasarkan hasil USG 5. Bila usia kehamilan telah mencapai 42 minggu, lahirkan bayi.
Ketuban pecah dini adalah keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum persalinan atau
dimulainya tanda inpartu
Diagnosis ketuban pecah dini ditegakkan berdasarkan 1. Riwayat ketuban pecah 1. Berikan eritromisin 4x250 mg selama 10 hari.
anamnesis dan pemeriksaan inspekulo. Dari anamnesis dini pada kehamilan 2. Rujuk ke fasilitas yang memadai.
didapatkan penderita merasa keluar cairan yang banyak sebelumnya
secara tiba-tiba. Kemudian lakukan satu kali pemeriksaan 2. Infeksi traktus genital
inspekulo dengan spekulum steril untuk melihat adanya 3. Perdarahan antepartum TATALAKSANA KHUSUS
cairan yang keluar dari serviks atau menggenang di forniks 4. Merokok
posterior. Jika tidak ada, gerakkan sedikit bagian terbawah
janin, atau minta ibu untuk mengedan/batuk.
Pemeriksaan dalam sebaiknya tidak dilakukan kecuali Di RS rujukan, lakukan tatalaksana sesuai dengan usia kehamilan :
akan dilakukan penanganan aktif (melahirkan bayi) 1. >34 minggu:
karena dapat mengurangi latensi dan meningkatkan
Lakukan induksi persalinan dengan oksitosin bila tidak ada kontraindikasi.
kemungkinan infeksi.
2. 24-33 minggu:
Pastikan bahwa: Bila terdapat amnionitis, abrupsio plasenta, dan kematian janin, lakukan persalinan
1. Cairan tersebut adalah cairan amnion dengan segera.
memperhatikan: Berikan deksametason 6 mg IM tiap 12 jam selama 48 jam atau betametason 12 mg IM
• Bau cairan ketuban yang khas. tiap 24 jam selama 48 jam.
• Tes Nitrazin: lihat apakah kertas lakmus berubah dari Lakukan pemeriksaan serial untuk menilai kondisi ibu dan janin.
merah menjadi biru. Harap diingat bahwa darah, Bayi dilahirkan di usia kehamilan 34 minggu, atau di usia kehamilan 32-33 minggu,
semen, dan infeksi dapat menyebabkan hasil positif bila dapat dilakukan pemeriksaan kematangan paru dan hasil menunjukkan bahwa paru
palsu sudah matang (komunikasikan dan sesuaikan dengan fasilitas perawatan bayi preterm).
• Gambaran pakis yang terlihat di mikroskop ketika 3. <24 minggu:
mengamati sekret servikovaginal yang mengering Pertimbangan dilakukan dengan melihat risiko ibu dan janin.
2. Tidak ada tanda-tanda in partu Lakukan konseling pada pasien. Terminasi kehamilan mungkin menjadi pilihan.
Jika terjadi infeksi (korioamnionitis), lakukan tatalaksana korioamnionitis.
KELAINAN OBSTETRI PADA KEHAMILAN
ALGORITMA PATOFISIOLOGI TERJADINYA KELAINAN KEHAMILAN TM 3
OLIGOHIDRAMNION
Oligohidramnion adalah suatu keadaan dimana air ketuban kurang dari normal, yaitu kurang dari 500 cc, atau juga didefinisikan dengan
indeks cairan amnion 5 cm atau kurang dari 12% dari 511 kehamilan dengan usia kehamilan 41 minggu atau lebih.
1. Tirah baring
1. Uterus tampak lebih kecil dari usia Jika dilihat dari segi Fetal :
2. Perbaikan nutrisi
kehamilan 1. Kelainan kromosom
3. Pemantauan kesejahteraan janin (hitung pergerakan
2. Ibu merasa nyeri perut pada setiap 2. Cacat kongenital
janin, NST)
pergerakan anak 3. Hambatan pertumbuhan janin dalam rahim
4. Pemeriksaan USG yang umum dari volume cairan
3. Sering berakhir dengan partus 4. Kehamilan postterm
amnion
prematurus 5. Premature ROM (Rupture Of Amniotic
5. Amnion infusion
4. Bunyi jantung anak terdengar mulai Membranes)
6. Induksi dan kelahiran
bulan kelima dan terdengan lebih jelas Jika dilihat dari sisi Maternal :
5. Persalinan lebih lama dari biasanya 1. Dehidrasi
6. Sewaktu his akan sakit 2. Insufisiensi uteroplasental
7. Bila ketuban pecah, air ketuban sedikit 3. Hipertensi/Preeklamsi
bahkan tidak ada yang keluar. 4. Diabetes Militus
5. Hypoxia Kronis
KELAINAN OBSTETRI PADA KEHAMILAN
ALGORITMA PATOFISIOLOGI TERJADINYA KELAINAN KEHAMILAN TM 3
POLIHIDRAMNION
Polihidramnion adalah Volume air ketuban lebih 2000 cc, muncul sesudah kehamilan lebih 20 minggu dibagi atas akut dan kronik ; akut
2% Angka kejadian 1 : 150 – 200 kehamilan