Anda di halaman 1dari 11

NAMA : ATIKA PURNAMA SARI

NIM : 152191225
KELAS : D F.3.3
SEMESTER : II (Dua)
PRODI : S1 KEBIDANAN REGULER TRANSFER
DOSEN PENGUJI : IBU MASRUROH
UPRA MATA KULIAH : ASKEB RENTAN

PENGARUH LINGKUNGAN RUMAH TERHADAP ISPA BALITA DI WILAYAH


KERJA PUSKESMAS TANJUNG HALOBAN KABUPATEN
LABUHAN BATU TAHUN 2017

A. Bibliografi Penulis
1. Identitas Penulis

a. Nama Lengkap : Dessy Irfi Jayanti1, Taufik Ashar2,Destanul Aulia3

b. Tempat Menempuh Pendidikan : 1Mahasiswa Program Studi S2 Ilmu

Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat


Universitas Sumatera Utara
2,3Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

c.NamaEmail:1irfijayanti90@gmail.com;doctta@gmail.com;3aulia_destanul@yahoo.com

2. Judul
PENGARUH LINGKUNGAN RUMAH TERHADAP ISPA BALITA DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS TANJUNG HALOBAN KABUPATEN LABUHAN BATU
TAHUN 2017

B. Pengantar
1. Topik Artikel
ISPA, Lingkungan Rumah, Anak, Balita, Sejarah Merokok
2. Manfaat penulisan atau penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh lingkungan fisik rumah,
sumber polutan dan karakteristik keluarga pada ISPA pada balita. Ini adalah penelitian
survei analitik dengan desain penelitian cross sectional. Populasi adalah semua balita yaitu
200 anak-anak dan 65 dari mereka diambil sebagai sampel non-acak
C. Isi
1. Ringkasan
ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Atas) adalah penyakit berbasis lingkungan dan salah satu
penyebab utama morbiditas dan mortalitas penyakit menular di dunia. WHO menyatakan
bahwa hampir empat juta orang meninggal akibat ISPA setiap tahun; 98% dari mereka
disebabkan oleh infeksi saluran pernapasan yang lebih rendah. Tingkat kematian tinggi pada
bayi, anak-anak dan orang dewasa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh lingkungan fisik rumah, sumber polutan dan karakteristik keluarga pada ISPA
pada balita. Ini adalah penelitian survei analitik dengan desain penelitian cross sectional.
Populasi adalah semua balita yaitu 200 anak-anak dan 65 dari mereka diambil sebagai
sampel non-acak. Pengujian chi-square dan pengujian regresi logistik ganda digunakan
untuk analisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa riwayat ventilasi, pencahayaan dan
merokok memiliki pengaruh yang signifikan terhadap prevalensi ISPA pada balita.
Sementara itu, kepadatan hunian tidak memiliki pengaruh pada prevalensi ISPA. Hasil
pengujian regresi logistik berganda menunjukkan bahwa riwayat merokok adalah variabel
dengan pengaruh paling dominan pada prevalensi ISPA dengan nilai p 0,003, PR = 11,517;
95% CI = 2,360-56,198, yang menunjukkan bahwa responden dengan riwayat merokok
memiliki risiko 11.517 kali lebih tinggi ISPA pada balita dibandingkan dengan responden
tanpa riwayat merokok. Disarankan bahwa Puskesmas (Puskesmas untuk tingkat kecamatan)
meningkatkan penyuluhan tentang kesehatan terutama informasi yang berkaitan dengan
ISPA, sehingga dapat mengurangi prevalensi ISPA atau penyakit lain pada balita.

2. Evaluasi
a. Apakah penulis sesuai bidang ilmu/kompetensi ?
Sudah sesuai yaitu sudah mencangkup Secara garis besar, langkah-langkah menulis artikel
dapat kita bagi menjadi 5 poin penting berikut ini:
1. Tentukan Tema. Tema haruslah spesifik. Semakin spesifik semakin menarik minat
baca.
2. Tetapkan Tujuan penulisan. Kebanyakan artikel, apalagi dalam artikel jenis deskripsi
dan narasi, tidak menyatakan tujuan penulisan secara tersurat, melainkan tersirat.
3. Rumuskan ide pokok atau masalah. Biasanya perumusan masalah dalam bentuk
pertanyaan. Hanya saja dalam penulisan artikel deskripsi dan narasi, rumusan
masalahnya tidak tersurat tapi tersembunyi dibalik alur tulisan (Nanti saya jelaskan
dengan contoh di bawah).
4. Kembangkan tema dan pembahasan sesuai dengan jenis artikel (Penjabaran lebih
lanjut saya uraikan diawah)
5. Buatlah kesimpulan. Kesimpulan bikinnya mudah. Anda bisa membuatnya dengan
baik bila logika atau alur artikel anda benar.

b. Apakah pertanyaan penelitian menarik dan relevan ?


Sudah sesuai yaitu meliputi
1. Kuisioner digunakan dalam wawancara tatap muka dengan responden
2. Kuisioner diisi sendiri oleh kelompok. Misal, seluruh murid dalam satu kelas
dijadikan responden dan mengisi kuisioner secara serentak
3. Wawancara melalui telpon. Cara ini sering dilakukan dilazim Amerika Serikat dan
negara-negara maju lainnya, tetapi tidak lazim di negara-negara berkembang. Prosedur
ini lebih murah daripada wawancara tatap muka dan adakalanya orang tidak bersedia
didatangi tapi bersedia diwawancarai melalui telpon
4. Kuisioner diposkan, dilampirkan amplop dan dibubuhi perangko, untuk dikembalikan
oleh responden setelah diisi. Cara ini dapat dilakukan untuk kuisioner yang pendek dan
mudah dijawab, tetapi mungkin cukup besar proporsi yang tidak dikembalikan oleh
responden.
c. Apakah metode yang digunakan sesuai ?
Sudah sesuai dengan Metode Memunculkan Sebuah Ide Artikel di artikel tersebut yang
meliputi
1. Kenali audiens. Tentukan siapa yang anda butuhkan untuk jadi bahan menulis untuk
sebelum melanjutkan dengan perencanaan atau menulis artikel. Menulis untuk akademik
atau menulis untuk para remaja sangat berbeda dan anda akan perlu untuk
merencanakan sesuai.
2. Mengidentifikasi kebutuhan pembaca anda. Bagi si pembaca Apa yang perlu dia
ketahui ? Bagaimana menginfokan pengetahuan anda sendiri terhadap informasi yang
mereka butuhkan ? Ini akan menjadi cara termudah bagi anda untuk menemukan topik
untuk menulis tentang sesuatu. Anda juga dapat secara ekstensif melakukan penelitian
informasi yang anda tidak tahu, jadi jangan terhalang oleh itu.
3. Melihat bagaimana cara penulis lain menulis sebuah artikel tentang topik yang sama
untuk pembaca yang sama. Belajar dari mereka gaya dan cara mereka untuk menulis
sebuah artikel.
4. Jadilah unik. Jika anda menulis sebuah artikel tentang sesuatu yang orang lain juga
menulis tentang hal yang sama, maka cobalah untuk menjadi unik dalam bagaimana
anda mendekati materi, cara memberikan suguhan yang beda dengan penulis lain. anda
perlu menambah percakapan lain. Hal ini akan menarik niat membaca dan membuat
mereka datang kembali.
5. Menulis tentang topik anda dengan cara yang tak seorang pun pernah menulis tentang
hal itu sebelumnya. anda dapat mengambil nada yang berbeda, pendekatan yang lebih
visual, atau sejumlah metode lain untuk mengubah materi yang ada dari sumber lain.
6. Membawa ide-ide baru untuk topik. Membuat saran atau menawarkan informasi
bahwa orang lain tidak memiliki info lebih detail. Ini akan memberi orang alasan untuk
membaca karya anda.
7. Bersemangat untuk menulis artikel. anda harus peduli dan bertanguung jawab tentang
topik yang anda pilih untuk menulis tentang apa, atau menulis pada sesuatu yang
memang anda sendiri kuasai dan pandai. Antusiasme anda akan menunjukkan dalam
tulisan anda dan akan jauh lebih menarik untuk pembaca anda. Anda bahkan mungkin
dapat membuat mereka peduli tentang sesuatu yang mereka tidak peduli tentang
sebelumnya, seperti kejadian saat ini atau konsep sejarah.
d. Apakah pembahasan didukung teori yang logis dan factual ?
Sudah sesuai dengan teori yang telah ditetapkan
e. Apakah kesimpulan mencapai tujuan penulisan ?
Sudah sesuai dengan tujuan dari penulisan
D. Penutup
1. Kesimpulan

Berdasarkan lingkungan rumah yang berpengaruh terhadap kejadian ISPA pada balita di
wilayah kerja puskesmas Tanjung Haloban Kecamatan Bilah Hilir Kabupaten Labuhan
batu adalah ventilasi dengan nilai p value 0,002 (<0,05), pencahayaan dengan p value 0,002
(<0,05),Sedangkan yang tidak berpengaruh terhadap kejadian ISPA pada balita adalah
kepadatan hunian dengan p value 0,247 (>0,05). Berdasarkan pencemaran udara dalam
ruangan, riwayat merokok berpengaruh terhadap kejadian ISPA dengan p value 0,000
(<0,05). Dan merupakan variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap kejadian
ISPA pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Haloban dengan p value 0,003 PR
11,517 (95% CI= 2,360-56,198).
2. Saran
Diharapkan Dinas Kesehatan Kabupaten Labuhan Batu dapat meningkatkan program
pencegahan penyakit menular sehingga dapat menurunkan angka kesakitan khususnya pada kasus
ISPA. Dan kepada petugas kesehatan Puskesmas Tanjung Haloban agar dapat meningkatkan
penyuluhan- penyuluhan tentang kesehatan terutama yang menyangkut dengan penyakit ISPA,
pemasangan/ penayangan media promosi kesehatan lingkungan pada pemukiman, tempat-tempat
umum terkait penyakit ISPA dan melakukan gerakan bersih desa, serta kepada masyarakat agar
menjaga kebersihan lingkungan rumah dan lingkungan terbebas dari asap rokok serta
pencemaran lainnya yang dapat mengganggu kesehatan terutama yang dapat menyebabkan
penyakit ISPA dengan menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).Bagi orang tua
diharapkan tidak merokok lagi didalam rumah dan perlu memperhatikan ventilasi rumah
untuk sirkulasi udara kotor, membiasakan membuka jendela setiap pagi dan sore hari serta
menambah ukuran ventilasi yang lebih luas atau lebih besar dari 10% dari luas kamar.
E. Referensi
1. Sumber kepustakaan yang digunakan reviewer
DAFTAR PUSTAKA

Azwar, A. (1990). Pengantar Ilmu KesehatanLingkunga. Jakarta : Mutiara.


Basuki, K. (2008). Hubungan Lingkungan Rumah dengan Kejadian Luar Biasa (KLB)
Difteri di Kabupaten Tasikmalaya (2005-2006) dan Garut Januari 2001 Jawa Barat.
Jakarta: Jurnal Kesehatan Universitas Indonesia.
BPS Sumut. (2016). Kabupaten Labuhan batu dalam Angka 2016. BPS Labuhanbatu
Bustan, M.N. (2007). Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Rineka Cipta
Chahaya, I dan Nurmaini. (2005). Faktor- faktor Kesehatan Lingkungan Perumahan yang
Mempengaruhi Kejadian ISPA pada Balita di Perumahan Nasional (Perumnas)
Mandala, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang.
Dongky,P dan Kadrianti.(2016).Faktor Risiko Lingkungan Fisik Rumah Dengan Kejadian
ISPA Balita di Kelurahan Takatidung Polewali Mandar.Unnes Journal of Public
Health 5 (4)(2016).
Ide, L.E.Y. and Onyenegacha,T.A. U. (2015). Burden of Acute Respiratory Tract
Infections as Seen in University of Port
Harcourt Teaching Hospital Nigeria. Department of Paediatrics and Child
Health, University of Port Harcourt Teaching Hospital, Port Harcourt.
Rivers State 234. Nigeria Journal of US- China Medical Science 158- 162.
Kepmenkes RI Nomor : 829/Menkes/SK/ VII/1999. Persyaratan Kesehatan Rumah
Tinggal.
Kemenkes RI. (2012). Pedoman Pengendalian Infeksi Saluran Pernafasan Akut.
Jakarta : Dirjen PP dan PL.
Kemenkes RI.(2011).Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 1077/Menkes/PER/V/2011 tentang Pedoman
Penyehatan Udara Dalam Ruang Rumah.
Kusnoputranto, H. & Dewi,S. (2000). Kesehatan Lingkungan. Depok : Universitas
Indonesia.
Krieger. James. Donna L Higgins. (2002). Housing and Health : Time Again for
Public Health Action. American Journal of Public Health: May, Vol 92, No
5. p 758-
768.
Lebuan,A.W. dan Somia,A.(2014).Faktor yang Berhubungan dengan Infeksi
Saluran Pernapasan Akut Pada Siswa Taman Kanak-Kanak di Kelurahan
Dangin Puri Kecamatan Denpasar Timur Tahun 2014.Universitas Udayana
: E-journal Medika, vol.6 No.6, juni, 2017.ttp://ojs.unud.ac.id/index.ph
p/eum.
Mahalastri, N,D. (2014). Hubungan Antara Pencemaran Udara dalam Ruang
dengan
Kejadian Pneumonia Balita. Jurnal Berkala Epidemiologi. Vol 2 No.3
September 2014 : 392-403, Epidemiologi FKM Universitas Airlangga,
Surabaya.
Morris,P.S. (2009). Upper Respiratory Tract Infection (Including Otitis Media).
Elsevier Inc.2009; 56:101-117.
Notoatmodjo, S.(2003). Prinsip – Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan
Masyarakat. Jakarta :Rineka Cipta.
Oktaviana, Vita Ayu. (2009). Hubungan Antara Sanitasi Fisik Rumah dengan
Kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA) pada Balita Di Desa
cepogo Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali. (Online)
http://etd.eprints.ums.a c.id/5965/1/J410050018.PDF
Pangemanan,J.I. Sumampouw,O.J. dan Akili,R.H.(2016) Hubungan
Antara Kondisi Fisik Rumah Dengan Kejadian ISPA Pada Balita Di
Wilayah Kerja Puskesmas Melonguane Kabupaten Kepulauan Talaud.
Fakultas Kesehatan Masyarakt Universitas Sam Ratulangi.
Pertiwi,F,D. dan Farihah,N.(2016). Hubungan Lingkungan dengan Kejadian
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Pada Balita Di Wilayah Kerja
UPTD Puskesmas Semplak Tahun 2016.Hearty Jurnal Kesehatan
Masyarakat Vol.5 N0.2 2017(ISSN.2338-7475).
Riskesdas, (2013). Laporan Nasional . URL:HYPERLINKhttp://www.k4
health.org/sites/default/files/lapora nNasional%20Rikesdas%202013. pdf.
Shibata,T. Wilson,J.L.Watson,L.M.and LeDuc,A. (2014). Chilhood Acute
Respiratory Infections and Household Environment in an Eastern
Indonesia Urban Setting, International Journal Environmental
Research and Public Health ISSN 1660-4601.
Trisnawati,Y dan
Juwarni.(2012).Hubungan Perilaku Merokok Orang Tua dengan
Kejadian ISPA pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas
Rembang Kabupaten Purbalingga 2012.Akademi Kebidanan YLPP
Purwokerto. Jurnal Kesmasindo, Volume 6 (1) januari 2013, Hal 35-
42.
Widiyono.(2011). Penyakit Tropis Epidemiologi, Penularan, Pencegahan
Dan
Pemberantasannya.Jakarta: Erlangga Medical Series.

Anda mungkin juga menyukai