1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
limpahan rahmat-Nya, maka kami dapat menyelesaikan Kurikulum
Pelatihan Surveilans Epidemiologi Fontline. Kurikulum ini memuat
tentang desain pelaksanaan pelatihan, beserta pokok bahasan masing-
masing materi pelatihan dan metode penyajian yang digunakan.
Kurikulum dapat digunakan sebagai acuan bagi penyelenggara, fasilitator,
dan peserta dalam pelaksanaan pelatihan.
Ucapan terima kasih dan penghargaan kami sampaikan kepada tim
penyusun atas tenaga dan pikiran yang dicurahkan untuk mewujudkan
Kurikulum Pelatihan ini. Kritik dan saran yang membangun sebagai
perbaikan kurikulum ini diharapkan dari semua pembaca. Harapan kami
Kurikulum Pelatihan Surveilans Epidemiologi Frontline ini dapat
memberikan manfaat bagi kita semua.
2
TIM PENYUSUN
3
MATA PELATIHAN INTI 4
4
DAFTAR ISI
Daftar Isi ……………………………………………………….. ii
Tentang Modul ini …………………………………….. 1
Deskripsi Singkat ……………………………………… 2
Tujuan Pembelajaran …………………………………. 3
Materi Pokok ………………………………………….. 4
Peta Konsep Modul …………………………………... 5
Kegiatan Belajar ……………………………………………….. 6
Materi Pokok 1 …………………………..……………. 7
Materi Pokok 2 ……………………………..…………. 12
Materi Pokok 3 …………………………..……………. 20
Materi Pokok 4 ………………………….…………….. 29
Referensi ……………………………………………………….. 35
5
I. DESKRIPSI SINGKAT
A. Hasil Belajar
6
B. MATERI POKOK DAN SUB MATERI POKOK
Materi Pokok 1: pengertian komunikasi Ilmiah
Materi Pokok 2: Laporan Surveilans sederhana untuk penggunaan
internal (executive summary)
Materi Pokok 3. Bahan penyajian/ persentasi laporan surveilans
sederhana untuk penggunaan internal (executive
summary)
Materi Pokok 4. Melakukan Teknik Persentasi
7
KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
MATERI POKOK 1
KOMUNIKASI ILMIAH
PENDAHULUAN
8
URAIAN MATERI POKOK 1
Komunikasi adalah hal yang biasa kita lakukan dalam kehidupan sehari-
hari. Komunikasi ilmiah merupakan komunikasi yang sama yang
dilakukan antara satu individu dengan individu yang lain. Hanya saja,
orang-orang yang melakukan komunikasi ilmiah adalah para peneliti dan
hal yang dibicarakan adalah tentang bidang ilmu mereka, penelitian yang
sedang dilakukan.
Menurut A.I. Mikhailov, A.I. Chernyi dan R.S. Giliarevski (1984) komunikasi
ilmiah adalah kombinasi proses dari presentasi, penyampaian, dan
penerimaan dari informasi ilmiah dalam masyarakat ilmiah.
9
maupun penyampaian bidang informasi dalam bidang ilmu satu kepada
ilmuwan yang lain.
10
Misalnya dalam bidang psikologi, jurnal dengan penolakan tingkat
penolakan yang tinggi dan jeda penerbitan yang panjang, dan biasanya
temanya sangat khusus adalah jurnal tingkat atas. Pada tingkat
selanjutnya adalah jurnal yang prestisenya dibawah jurnal diatas dengan
tingkat penolakan yang tidak banyak dan tema jurnal tidak terlalu khusus.
Kualitas jurnal yang lebih dibawah lagi adalah jurnal yang temanya tidak
jelas dan jarang diperiksa oleh insan bestari (refree). Biasanya peneliti
sudah mengetahui kualitas dan prestise dari jurnal- jurnal yang ada,
sehingga ia akan mulai dari jurnal yang memiliki kualitas yang paling
bagus, dan kemudian dibawahnya (Garvey dan Griffith, 1971). Ini akan
membuat suatu penelitian yang akan diterbitkan dalam suatu jurnal akan
semakin lama. Ketika suatu penelitian diajukan agar dimuat ke dalam
suatu jurnal, maka mendapat kepastian apakah jurnal tersebut akan
dimuat adalah sembilan bulan. Jika penelitian itu diajukan kepada jurnal
lain, yang mungkin memiliki prestise dibawah jurnal sebelumnya, maka
akan membutuhkan waktu yang lama lagi untuk pemeriksaan, walaupun
tidak sama lamanya dengan jurnal sebelumnya. Komunikasi Ilmiah
Informal
Menurut penelitian yang dilakukan oleh M.H. Halbert dan R. Ackoff pada
2.0 ilmuwan dan insinyur yang bekerja pada 13 divisi dari 4 perusahaan
Amerika Serikat, seperti yang dilakukan pada 1000 anggota dari Institute
of Electrical and Electronic Engineers di Inggris, bahwa 55% informasi
ilmiah yang diterima oleh ilmuwan dan insinyur diterima melalui
komunikasi ilmiah informal. Penelitian lain yang dilakukan di Departemen
Pertahanan bahwa sebanyak 41% transfer informasi ilmiah dilakukan
melalui komunikasi ilmiah informal. Dari penelitian diatas dapat
disimpulkan bahwa komunikasi ilmiah informal memegang peranan
penting dalam transfer ilmu pengetahuan. Menurut Hartono (1986). Selain
karakteristik tersebut, komunikasi ilmiah informal memiliki beberapa
kelebihan, seperti
:
12
5. Mengetahui informasi tentang latar belakang kegiatan dari bidang-
bidang yang kurang dikenal.
Selain itu, kelebihan komunikasi ilmiah informal yang tidak dimiliki oleh
komunikasi ilmiah formal adalah :
Menurut A.I. Mikhailov, A.I. Chernyi dan R.S. Giliarevski (1984) komunikasi
ilmiah informal diwujudkan sebagai berikut :
13
Hal ini seperti yang diungkapkan Nancy Fjä llbrant bahwa komunikasi
ilmiah informal terdiri dari komunikasi secara lisan, kontak langsung
secara pribadi dengan kolega atau pengajar, menghadiri kuliah (attending
lecture), seminar dan konferensi.
14
Dengan berkembangnya teknologi, maka jurnal tercetak menjadi jurnal
elektronik yang dapat diakses melalui internet. Komunikasi ilmiah
informal juga dapat dilakukan tanpa tatap muka, seperti melalui media
elektronik, seperti email, telepon, konferensi video, namun bentuk
komunikasi semacam ini tidak menyediakan kesempatan untuk tatap
muka, untuk menumbuhkan kepercayaan diantara individu. Kepercayaan
individu satu sama lain dibutuhkan agar tercipta kerja sama yang baik dan
untuk mencapai tujuan bersama (Hummels & Rosendaal, 2001).
15
saling bertukar informasi secara langsung (inner subtext), ada lingkup aura
secara emosional ketika melakukan komunikasi (emotional colouring).
Salah satu bentuk komunikasi elektronik yang dikenal adalah email. Email
adalah bentuk komunikasi elektronik yang murah dan merupakan cara
yang tepat untuk berkomunikasi dengan banyak orang dengan waktu yang
bersamaan, walaupun terdapat perbedaan waktu yang jauh (Moore,
2008).
17
Peneliti menggunakan email dan discussion groups untuk melakukan
komunikasi secara informal dan di dalam email terdapat fasilitas mailing
list. Jadi jika peneliti menggunakan mailing list, maka ia dapat
menyebarkan informasi langsung tanpa harus mengirimkan satu persatu
kepada koleganya. Untuk dapat menggunakan fasilitas mailing list harus
mengajukan permintaan kepada ‘moderator’, yaitu pihak yang mengurus
mailist tersebut, bahwa kita akan mendaftarkan diri sebagai anggota
mailing tersebut. Ketika permintaan kita sudah disetujui maka kita akan
dapat mengakses semua informasi yang dikirimkan dari semua anggota
mailing tersebut.
3. Bulletin Boards
Walaupun email sebagai salah salah satu dari media komunikasi tidak
menggantikan komunikasi lama, namun dalam perkembangannya media
baru dapat menggantikan media model lama. Saat teknologi komunikasi
yang baru dapat menggantikan teknologi komunikasi yang lama, hal ini
akan menguntungkan pengguna teknologi komunikasi tersebut (Allen,
1991).
Jadi, media komunikasi teknologi baru yang baru pada awalnya dianggap
sebagai pelengkap komunikasi model lama, lama kelamaan akan dapat
tergantikan lalu hilang sama sekali. Contohnya adalah telegram. Sekarang
18
penggunaan telegram sudah mulai jarang. Keberadaannya mulai digantikan
oleh SMS (Short Message Service) yang jauh lebih efektif dan murah.
Semua proses dari komunikasi ilmiah tersebut adalah seperti rantai yang
tak pernah putus dan akan kembali berulang. Komunikasi ilmiah
merupakan bagian penting dari pekerjaan seorang peneliti (Lacy and
Bush, 1983).
19
dilakukan
20
oleh rekannya, menjadi sarana untuk melakukan masukan terhadap
penelitian yang sedang dilakukan oleh rekannya. Fungsi dari komunikasi
ilmiah diantara peneliti adalah untuk mengetahui penelitian apa yang
sedang mereka kerjakan, mengevaluasi, menyebarkan, dan memanfaatkan
kapasitas sebagai seorang peneliti untuk mengembangkan pengetahuan
ilmiah.
21
Gambar Hubungan pengetahuan pribadi dan sosial. Sumber : Da Kemp
(1976)
Ketika seorang peneliti menemukan ide baru, hal itu diperoleh dari semua
buku, dan jurnal ilmiah yang dibacanya. Kemudian ide baru akan muncul
di benaknya, setelah membaca semua teori yang ada dan digabungkan
dengan pengetahuan yang unik (pengetahuan pribadi) yang ada hanya
pada peneliti tersebut. Kemudian agar menjadi pengetahuan sosial, harus
ditulis ke dalam bentuk teks, seperti buku, atau jurnal. Pengetahuan
pribadi sangat penting demi terciptanya suatu ide baru, karena
pengetahuan pribadilah yang menentukan terciptna suatu inovasi. Dalam
hal ini, saat seorang peneliti mempunyai pengetahuan baru yang diperoleh
dari membaca buku yang digabungkan dengan pengetahuan pribadianya,
maka disinilah komunikasi ilmiah informal berperan. Ia akan
mengkomunikasikan ide yang terbentuk dengan rekannya sebelum
menuangkannya ke dalam suatu tulisan.
22
Menurut Lacy & Bush (1983), komunikasi ilmiah formal mempunyai
karakteristik tertentu, yaitu :
Fungsi komunikasi yang penting ini harus disadari oleh peneliti sehingga
makin menggiatkan peneliti untuk saling berkomunikasi, sehingga makin
dekat dan makin mempercayai satu sama lain. Hubungan pribadi dalam
masyarakat ilmiah seringkali merupakan landasan yang efektif bagi
pertukaran informasi (Hartono, 1986). Ini menjelaskan bahwa hubungan
yang dekat di antara peneliti diperlukan agar kerja sama di antara peneliti
akan berjalan dengan lancar. Kontak pribadi pada kelompok kecil
merupaka cara yang paling efektif dalam penyampaian pendapat dan
dalam menciptakan reaksi terhadap konsep-konsep yang disampailan.
Sarana yang tepat adalah pertemuan, konferensi, dan pameran (Hartono,
1986).
24
Jika daerah tumpang tindih makin mengecil dan menjauhi sentuhan
kedua lingkaran, maka komunikasi yang terjadi sangat terbatas.
Besar kemungkinan gagal dalam menciptakan suatu proses
komunikasi yang efektif. (Cangara, 2006)
Peneliti adalah sebuah profesi yang bergerak dalam berbagai bidang ilmu.
Ketika komunikasi ilmiah dilakukan bidang ilmu yang sama akan
membuat kemungkinan mereka berkomunikasi semakin besar. Apalagi
dalam satu sub bidang yang sama. Sub bidang akan mempersempit topik
penelitian yang akan mereka lakukan. Maka daerah tumpang tindih akan
semakin besar dan diantara peneliti komunikasi ilmiah akan semakin
sering dilakukan. Tiga prinsip dasar tersebut menjadi pendukung dalam
kegiatan komunikasi.
Selain itu, menurut Tubbs & Moss (1996), ada beberapa sebab, mengapa
satu individu yang lain tertarik dengan individu lainnya, yang disebut
landasan daya tarik manusia, yaitu :
Kemiripan (similiarity)
Semakin mirip pihak-pihak yang berkomunikasi, akan semakin
efektif pula komunikasi yang mereka lakukan. Kemiripan membuat
orang merasa nyaman untuk dekat satu sama lain, karena
kemiripan akan mendekatkan mereka. Kemiripan ini bisa berarti
macam-
25
macam, yaitu kemiripan latar belakang, budaya, sifat, pola pikir,
dan sebagainya. Kemiripan juga dapat timbul karena seringnya
komunikasi tersebut dilakukan. Ketika kita sering berkomunikasi
dengan teman tertentu, maka tanpa kita sadari kita mempengaruhi
sikap orang tersebut agar lebih mirip dengan kita sendiri.
Situasi
Situasi disini adalah situasi yang mendukung dimana terjadinya
daya
tarik menjadi semakin besar. Situasi disini adalah rasa suka timbal
balik yang muncul karena ketika berkomunikasi dengan orang lain
kita merasa orang tersebut juga menyukai kita, sehingga rasa suka
kita terhadap orang tersebut menjadi bertambah. Selain itu, juga
karena adanya kebutuhan saling melengkapi, dan hubungan ini
bertahan karena memuaskan kedua belah pihak. Dari hubungan ini
tidak ada yang dirugikan.
1. Gangguan teknis
Gangguan teknis terjadi ketika salah satu alat yang dilakukan untuk
berkomunikasi mengalami gangguan sehingga pesan menjadi tidak
sampai, misalnya adalah gangguan telepon, gangguan koneksi
internet
2. Gangguan semantik dan psikologis
Gangguan dalam hal bahasa, misalnya menggunakan kosakata yang
sulit, bahasa yang digunakan berbeda antara dua individu yang
sedang berbicara, struktur bahasa tidak sesuai dengan struktur
bahasa yang digunakan sehingga membingungkan, latar belakang
budaya orang yang berkomunikasi berbeda (Blake, dalam Cangara,
2006). Selain gangguan semantik, ada juga gangguan psikologis,
seperti rasa curiga kepada sumber, situasi berduka, dan lainnya.
26
3. Rintangan fisik
Rintangan yang disebabkan karena kondisi geografis, misalnya
jarak dua orang yang ingin berkomunikasi terpisahkan jauh, tidak
ada sarana telepon, kantor pos, dan jalur transportasi. Rintangan ini
juga bisa berarti rintangan organik, yaitu tidak berfungsinya salah
satu organ manusia.
4. Rintangan status
Rintangan yang disebabkan jarak sosial, seperti perbedaan status
antara senior dan yunior, atau atasan dan bawahan. Biasanya
kondisi ini selalu memperhitungkan etika, seperti bawahan
menghormati atasan sehingga timbulnya rasa sungkan.
5. Rintangan kerangka berpikir
Rintangan yang disebabkan oleh perbedaan persepsi komunikan
dan komunikator terhadap pesan yang sedang digunakan dalam
berkomunikasi.
6. Rintangan budaya
Rintangan yang disebabkan oleh adanya perbedaan norma,
kebiasaan dan nilai-nilai yang dianut oleh pihak yang terlibat dalam
proses komunikasi
27
SEKARANG SAYA TAHU
28
MATERI POKOK 2
PENDAHULUAN
29
URAIAN MATERI POKOK 2
Sebelum anda mempelajari lebih lanjut tentang Laporan Surveilans
Sederhana untuk Penggunaan Internal (Executive Summary) apa
yang anda ketahui tentang Laporan Surveilans Sederhana Untuk
Penggunaan Internal (Executive Summary) pada pelatihan
Epidemiologi Frontline ? Anda sebagai seorang epidemiologi di
Puskesmas sebaiknya mengetahui tentang Sistimatika Penulisan,
membaca hasil laporan/ intrepretasi data, data sebagai bahan
informasi untuk advokasi, negosiasi komuniasi informal dengan
pihak lain.
D. Sehubungan dengan itu, pada sesi ini ruang lingkup materi yang akan
dibahas adalah tentang teknik advokasi, merancang teknik advokasi
kesehatan yang sesuai dan dapat diterapkan dalam kegiatan
advokasi kesehatan di Kabupaten/kota, Kecamatan/Kelurahan,
serta persiapan dan pelaksanaan kegiatan advokasi kesehatan di
Kabupaten/kota, maupun Kecamatan/Kelurahan.
30
SEKARANG SAYA TAHU
31
MATERI POKOK 3
PENDAHULUAN
32
B. Laporan Penelitian dan Epidemiologi
33
masukan kebijakan dan kegiatan surveilan epidemiologi di wilayah kerja
Puskesmas.
34
MATERI POKOK 4
TEKNIK PERSENTASI
PENDAHULUAN
35
URAIAN MATERI POKOK 4
Sebelum anda mempelajari lebih lanjut tentang tekni persentasi, apa yang
anda ketahui tentang Teknik Persentasi pada pelatihan Epidemiologi
Frontline ? Anda sebagai seorang epidemiologi di Puskesmas sebaiknya
mengetahui tentang Pengertian, Tujuan, manfaat dan Langkah-langkah
persentasi
A. Pengertian Persentasi
B. Tujuan Persentasi
Agar bisa berpresentasi dengan baik, orang harus banyak belajar pada
pakar presentasi, kemampuan berkomentasi dihadapan umum adalah
hal yang sangat penting bagi tenaga surveiland epidemiologi frontlile di
Puskesmas.
C. Manfaat Persentasi
D. Langkah-langkah Persentasi
Berikut ini ada 7 Langkah persentasi antara lain: Gali informasi tentang
audiens dan juga rencana kegiatan persentasinya, tetapkan tujuan
persentasi, kuasai dan susun materi presentasi dengan baik, buat
desain slide yang menarik (Gaya dan Ukuran Font yang Tepat, Membuat
Materi Singkat dengan Tingkat Keterbacaan Tinggi, Tampilan Slide
Konsisten
36
dan Menarik dan Memeriksa Ejaan dan Tata Bahasa) , siapkan peralatan
persentasi (lap top, remot persentasi dan LCD), lakukan Latihan
persentasi dan siapkan mental dan fisik.
B. Agar bisa berpresentasi dengan baik, orang harus banyak belajar pada
pakar presentasi, kemampuan berkomentasi dihadapan umum adalah
hal yang sangat penting bagi tenaga surveiland epidemiologi frontlile
di Puskesmas.
37
Referensi :
38
Membuat Laporan Sederhana, (2021), Membuat laporan sederhana
(microsoft.com)
39