Oleh:
Iwan Rustandi
51905018
Program Desain Komunikasi Visual
FAKULTAS DESAIN
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
2008
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
Pada era modern ini dimana teknologi semakin maju, banyak anak-
anak lebih senang bermain permainan digital daripada untuk mencoba
memahami atau mempelajari penyebab fenomena-fenomena ilmiah yang
biasa terjadi di kehidupan sehari-hari. Kondisi tersebut diperparah oleh
sistem pembelajaran disekolah-sekolah kebanyakan, yang membuat pola
pikir anak menjadi dogmatis. Sehingga pada kondisi yang lebih parah lagi
dapat menimbulkan persepsi negatif yang berlebihan terhadap sains pada
anak. Padahal dengan kita mempelajari dan menganalisa fenomena-
fenomena ilmiah, hal itu dapat merangsang daya pikir agar lebih kritis.
Sehingga kita tidak hanya bertanya dalam hati dan merasa penasaran saja.
Akan tetapi dapat melakukan aksi nyata dengan mencoba memahami dan
mempelajari mengapa hal itu dapat terjadi. Masalahnya kebanyakan orang
beranggapan bahwa percobaan ilmiah hanya bisa dilakukan di laboraturium
saja. Padahal percobaan ilmiah dapat juga dilakukan dirumah dengan
peralatan sederhana dan bahan-bahan percobaan yang sederhana pula.
3
1.2 Identifikasi Masalah
Dari uraian yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dapat
diidentifikasikan pokok-pokok permasalahan sebagai berikut:
a. Diperlukannya media pembelalajaran yang komunikatif agar
sains dapat disampaikan dengan cara yang menyenangkan.
b. Selain komunikatif, namun media tersebut juga dapat merangsang
daya kognitif dan psikomotor anak.
c. Pentingnya peran orang tua dalam membantu anak
memproses informasi dan pengetahuan yang diterimanya.
d. Pentingnya menanamkan kecintaan anak terhadap sains sedini
mungkin agar bangsa kita bisa menjadi bangsa yang maju seperti
bangsa lain.
4
yang berhubungan dengan air yaitu mengapa air dapat memadamkan
api?
1.5 Maksud Perancangan
Adapun tujuan dari penelitian dan penyusunan Tugas Akhir ini
adalah sebagai berikut:
1. Merancang media cetak berupa illustration book atau picture book
yang akan menjelaskan seputar materi yang hendak sampaikan.
2. Merancang media-media pendukung untuk media utama berupa
stationery, merchandise ataupun media pendukung lainnya.
5
mengangkat tema ini. Serta gambaran awal mengenai masalah
masalah yang hendak dibahas.
b. Identifikasi Masalah
Dalam sub bab identifikasi masalah dipaparkan mengenai
rincian masalah-masalah secara umum yang hendak dibahas.
c. Rumusan Masalah
Dalam sub bab rumusan masalah dipaparkan mengenai
pokok masalah yang telah lebih spesifik dan dimana pokok
permasalahan tersebut merupakan masalah yang akan dibahas oleh
penulis.
d. Batasan Masalah
Dalam sub bab batasan masalah dipaparkan mengenai rincian
batasan-batasan dalam membahas permasalahan yang akan diteliti
agar pembahasan tidak melebar kemana-mana dan menjadi bias.
e. Tujuan Penelitian
Dalam sub bab tujuan penelitian tentunya berisi mengenai
tujuan-tujuan yang ingin dicapai atau diharapkan oleh penulis,
dalam pembahasan materi yang akan.
f. Metode Penelitian
Dalam sub bab metode penelitian dipaparkan mengenai cara
atau metode yang hendak diambil oleh penulis dalam melalkukan
penelitian mengenai bahasan yang hendak dibahasnya. Apakah akan
menggunakan metode pendekatan kualitatif atau metode pendekatan
kuantitatif.
6
Dalam sub bab teknik pencarian data dipaparkan mengenai
teknik atau cara penulis mendapatkan data-data. Baik data sekunder
ataupun data primer
BAB II ZAT DAN FENOMENA ILMIAH
Dalam bab ini mengemukakan teori-teori seputar zat dan apa itu
fenomena ilmiah. Hal ini sangat penting, sebab teori-teori tersebut
akan dijadikan landasan dalam penyusunan bab bab selanjutnya.
BAB IV KESIMPULAN
Dalam bab ini berisikan kesimpulan dari pembahasan masalah yang
telah dikemukakan berdasarkan hasil analisis data yang telah ada.
7
BAB II
ZAT DAN FENOMENA ILMIAH
8
Jadi fenomena ilmiah bisa dikatakan sebagai suatu peristiwa atau kejadian
yang timbul dari gejala-gejala suatu benda/materi atau zat. Dimana, hal
tersebut logis serta berupa empirik atau dapat dibuktikan lewat percobaan.
9
2.3 Definisi Atom
Pada hakekatnya semua materi dapat dibagi-bagi atau dibelah
menjadi bagian yang sangat kecil. Bagian yang sangat kecil dari materi
tersebut masih memiliki sifat dari materi asalnya. Bagian kecil dari materi
yang masih memiliki sifat pembawanya itu kita kenal dengan molekul.
Contohnya molekul gula, molekul gula merupakan bagian terkecil dari gula
yang masih membawa sifat gula, dan masih mampu dilihat dengan
mikroskop mikron. Namun ternyata molekul itu sendiri masih bisa dibagi
lagi untuk mengetahui jenis molekul tersebut. Bagian yang paling kecil dari
materi tersebut kita kenal dengan atom. Oleh sebab itu, atom sering disebut
unsur dasar penyusun materi. Berikut adalah teori tentang atom yang
paling dikenal yatu teori atom Dalton(1766 - 1844):
a. Tiap unsur terdiri dari partikel partikel kecil yang disebut dengan
atom. Dan atom tak dapat dibagi-bagi lagi.
b. Atom dari unsur yang sama memiliki sifat yang sama, sedangkan
atom dari unsur yang berbeda akan mempunyai sifat yang
berbeda pula.
c. Kumpulan atom sejenis dapat membentuk unsur, sedangkan
kumpulan atom yang berlainan jenis akan membentuk senyawa.
d. Atom atom yang saling mengikat secara kimiawi akan
membentuk suatu susunan yang disebut molekul.
10
2.4.1.1 Zat Murni
Zat murni dapat dibedakan lagi menjadi
unsur dan senyawa. Unsur adalah zat-zat yang tidak
dapat diuraikan oleh perubahan kimia sederhana
menjadi dua zat atau lebih. Contoh: emas, perak,
tembaga, lutetium, prometium, dsb. Unsur biasanya
dibedakan menjadi unsur logam dan non-logam.
Emas, tembaga dan perak adalah unsur logam
sedangkan karbon, belerang (sultfur) adalah unsur
non logam.
11
campuran homogen adalah larutan gula dalam air.
Sedangkan pada campuran heterogen, tiap bagian,
komposisinya serbaneka. Pada campuran ini terdapat
bagian-bagian yang nampak berlainan. Komponen-
komponen pada campuran ini dapat memisahkan diri
secara fisis karena perbedaan sifatnya. Contoh
campuran heterogen adalah campuran garam dan
merica.
12
2.5 Perubahan Materi
Perubahan materi secara garis besar dibagi menjadi 2 yaitu
perubahan secara fisika atau perubahan secara kimia.
13
Pembakaran sehelai kertas yang dibakar akan menghasilkan
abu.
BAB III
DATA DAN ANALISA PERMASALAHAN
Data yang telah diperoleh merupakan hasil dari berbagai metode pencarian
data. Mulai dari observasi langsung, quesioner ataupun referensi dari
internet dan buku. Berikut adalah penjelasan lengkapnya:
1. Observasi
Di dalam penilitian yang dilakukan, kegiatan observasi yang
dilakukan hanya sebatas dengan mengamati anak-anak sekolah menengah
pertama atau SMP didaerah tempat tinggal peneliti. Untuk mengetahui
sejauh mana pengaruh perbedaan (differensiassi) media atau cara
penyampaian pelajaran sains, dalam hal ini kepada anak-anak dapat
mempengaruhi tingkat kemampuan anak anak dalam mencerna fenomena-
fenomena ilmiah yang terjadi. Serta untuk mengetahui mengapa atau apa
yang menyebabkan anak-anak memiliki persepsi negatif atau tidak
menyukai sains.
Memang persepsi negatif tersebut bukan hanya terjadi pada kalangan
anak-anak saja, melainkan juga hampir semua kalangan. Bahkan orang yang
sedang atau sudah mengenyam bangku perkuliahan juga banyak yang
mengalami gejala tersebut, dimana gejala tersebut terbawa dari masa kanak-
kanaknya. Gejala tersebut tentunya akan berdampak buruk bagi anak,
dimana ketika anak-anak bertanya kepada orang tuanya seputar sains sudah
dapat dipastikan orangtuanya tidak dapat menjawabnya karena persepsi
negatif terhadap sains yang tertanam sedari dulu. Yang pada akhirnya orang
tua secara tidak sadar akan menularkan persepsi negatifnya terhadap sains
14
kepada anaknya. Memang ketidakcakapan orang tua dalam membingbing
anaknya bukanlah faktor utama dalam persepsi-persepsi negatif anak
terhadap sains. Namun orang tua bisa menjadi faktor yang sangat penting
bagi anak agar dapat menyenangi atau menggemari sains.
Berikut adalah Populasi dan Sample responden serta hasil dari kuesioner
yang telah dilakukan disalah satu sekolah yang telah dipilih:
15
23 siswa responden menyatakan bahwa tidak mengetahui apa itu zat.
Dan hanya 2% atau 5 siswa responden yang menyatakan ragu-ragu
atau abstain.
16
ditakuti oleh banyak pelajar, baik itu di tingkat menengah, umum, dan
bahkan di perguruan tinggi. Sebagian orang menghafalkan rumus-rumus
fisika layaknya buku sejarah tanpa menyadari maknanya. Ada juga yang
pasrah karena menganggap fisika hanyalah milik orang-orang yang serius,
cerdas, gila matematika, dan pada umumnya "kurang gaul". Bahkan, tidak
sedikit yang beranggapan bahwa menjadikan fisika sebagai karir hidup
adalah pilihan yang salah karena "masuknya" mudah tapi "keluarnya" susah.
Dengan kata lain, menjadi mahasiswa fisika tidaklah sulit tapi lulusnya
setengah mati dan kerjanya paling-paling menjadi guru atau kalau beruntung
bisa menjadi dosen.
17
kemampuan mengerjakan soal-soal (ujian akhir), bukan pada
penguasaan makna fisis dari rumus tersebut.
Sebagai contoh, hampir semua orang di kelas tahu hukum kedua Newton, F
= m.a, tetapi mungkin tak pernah terbayangkan bahwa rumus tersebut dapat
menceritakan mengapa orang-orang gendut lebih suka main tarik tambang
daripada lari 100 meter. Kemudian, siapa yang tak mengenal persamaan
terkenal Einstein E = mc2 ? Sayang, sedikit sekali orang yang mengetahui
bahwa massa sebuah buku fisika dasar mengandung energi yang dapat
membawa suatu wahana antariksa ke bulan!
Salah satu penyebab persepsi negatif tentang fisika adalah bahwa ilmu
tersebut seringkali diajarkan tanpa penghayatan sehingga terasa
menyebalkan. Padahal, melalui fisika kita dapat mengetahui banyak hal.
Seorang pelajar yang mulai mempelajari ilmu ini tidak perlu jauh-jauh
mengunjungi laboratorium untuk melihat fenomena fisika. Kapanpun
dan dimanapun ia dapat berimajinasi (menghayal) tentang lingkungan
sekitarnya. Keindahan warna bunga yang tampak oleh mata, musik yang
terdengar nyaman di telinga, air terjun yang memikat, aliran angin yang
sejuk, adalah sedikit contoh dari fenomena fisika sehari-hari. Penjelasan
bahwa setiap warna memiliki panjang gelombang yang berbeda-beda dan
bahwa benda-benda menyerap serta meradiasikan panjang gelombang
tertentu sehingga sampai ke mata kita, dapat dibaca dalam buku fisika. Akan
tetapi seringkali orang tidak peduli dengan penjelasan itu karena tidak
berimajinasi sehingga ia lupa akan keindahan alam dan tidak memiliki rasa
ingin tahu.
18
orang-orang yang suka berimajinasi dan seringkali dikatakan sebagai
pemikir "radikal" karena dianggap aneh oleh lingkungan yang seringkali
bersifat dogmatis. Einstein adalah contoh populer dari orang yang suka
berimajinasi dan mengembangkannya. Ia membayangkan bagaimana
seandainya ia dapat bergerak dengan kecepatan cahaya. Pemikiran aneh ini
menghasilkan teori relativitas khusus yang sampai kini masih digunakan.
Hal yang sama dilakukan oleh Newton. Kalau saja ia tidak suka melamun
dibawah pohon apel mungkin hukum gravitasi universalnya tidak ditemukan
sampai berpuluh-puluh tahun kemudian.
19
perlu menjadi "gila" matematika ataupun menjadi serius dan takut tak dapat
pacar karena "kurang gaul". Belajar fisika memang tidak mudah, tapi
dengan melepaskan diri dari pemikiran yang dogmatis dan keinginan
untuk berpikir bebas, imajinasi akan muncul dan bisa menjadi
petualangan yang menyenangkan bagi siapapun.
3. Analisa dengan 5W + 1H
Berikut adalah analisa permasalahan menggunakan metode 5W + 1H.
3.1 What - Apa yang menjadi inti permasalahan?
3.2 Who - Siapa saja yang telibat dalam masalah?
3.3 Why - Mengapa masalah tersebut dapat muncul?
3.4 When - Sejak kapan masalah tersebut muncul?
3.5 Where - Dimana biasanya masalah tersebut muncul?
3.6 How - Bagaimana cara untuk mengatasi masalah tersebut?
20
bagi kebanyakan anak atau lebih tepatnya sains sering disalah
persepsikan. Asalkan kita tahu caranya, sesungguhnya sains itu
indah dan menyenangkan. Pernahkah terpikir oleh kita bahwa
disetiap pemandangan indah yang kita lihat, terdapat berbagai
fenomena ilmiah didalamnya? Di negara-negara maju seperti
Amerika, sains mendapatkan salah satu tempat terbaik dalam
kehidupan masyarakat dinegara tersebut. Kesuksesan Amerika
dalam menempatkan sains dalam kehidupan bermasyarakatnya
adalah buah dari media pembelajaran yang memadai serta metode
pembelajaran yang efektif serta tidak monoton.
21
eksternal diantaranya yaitu kurangnya media pembelajaran yang
efektif dan komunikatif, kurangnya kecakapan orang tua dalam
membimbing anaknya serta masih banyak lagi.
22
BAB IV
KESIMPULAN
Dengan atau tanpa kita sadari sains merupakan elemen atau bagian yang
sangat penting dalam kehidupan kita. Dengannya kita bisa mengerti tentang
alam yang begitu rumit dan kompleks ini. Sains pula sangat berpengaruh
bagi perkembangan teknologi baik dulu maupun sekarang. Salah satu
contohnya, sejak pertama kali einstein melahirkan teori dasar pembuatan
nuklir dengan reaksi berantai atom atau yang kita kenal dengan rumus
e=mc2 itu, dari situ mulai berkembanglah teknologi-teknologi senjata
terutama senjata nuklir. Hal tersebut hanya salah satu contoh dari pengaruh
sains bagi kehidupan kita. Disaat negara-negara maju seperti Amerika,
Jepang, dan Jerman berlomba-lomba dalam dunia sains dan teknologi,
ironisnya indonesia malah menganggap sains dengan sebelah mata. Terlebih
menjamurnya permainan-permainan digital membuat anak-anak menjadi
acuh tak acuh terhadap sains.
Dari hasil kuesioner dapat disimpulkan bahwa, kebanyakan anak-
anak lebih menyukai praktek langsung (dalam hal ini berhubungan dengan
sains) dibandingkan dengan teori dan rumus-rumus. Dan juga kebanyakan
anak-anak kurang familiar akan fenomena-fenomena ilmiah yang diajukan.
Kalaupun tahu, mereka tidak mengetahui mengapa fenomena tersebut dapat
terjadi. Hal tersebut terjadi mungkin dikarenakan persepsi negatif anak anak
terhadap sains atau juga tidak dijelaskan secara detail tentang sebab-sebab
mengapa fenomena itu dapat terjadi oleh buku pelajaran yang ada.
Oleh sebab itu sangat diperlukan pembentukan image sains yang
lebih simple namun tak mengurangi esensi itu sendiri dan lebih komunikatif
23
baik dari segi bahasannya maupun cara penjelasannya. Dengan begitu
diharapkan sains tidak menjadi sesuatu yang “hantu” yang ditakuti bahkan
dibenci, melainkan akan disukai. Karena sejatinya sains itu indah dan
menyenangkan asalkan kita tahu caranya menikmatinya.
Daftar Pustaka
24