Anda di halaman 1dari 15

UNIT 3

PERMASALAHAN PENELITIAN

Pendahuluan
Perkuliahan pada unit ini difokuskan pada masalah penelitian. Kajian dalam unit ini
meliputi sumber ide penelitian, masalah penelitian, pertanyaan masalah, perumusan masalah
penelitian. Sebelum perkuliahan berlangsung dosen menayangkan beberapa slide tentang
masalah penelitian sesuai dengan bidang studi, sehingga mahasiswa dapat mengetahui apa yang
dimaksud dengan penelitian, dan bagaimana memahami masalah penelitian guna mempermudah
mahasiswa untuk memahami dan melakukan penelitian secara efektif dan efisien. Mahasiswa
diberi tugas untuk membaca uraian materi yang sudah ada pada modul berbasis android.
Penyiapan media dalam pembelajaran ini sangat penting. Dalam perkuliahan ini
memerlukan LCD dan laptop beserta HP android yang dapat membantu mahasiswa dalam
membaca uraian materi.

Uraian Materi

A. Sumber Ide Penelitian


Menemukan ide penelitian memang merupakan langkah tersulit. Seorang peneliti yang
sukses, biasanya ditentukan oleh ketepatannya menuangkan ide ke dalam masalah penelitian,
baik dari aspek kebermanfaatan maupun ketersediaan metode untuk menyelesaikannya. Sulit
mengatakan dimana ide-ide bagus untuk penelitian berada. Banyak orang memiliki ide bagus,
namun sulit menuangkan dan mengangkatnya menjadi masalah penelitian. Berikut ini diuraikan
berbagai sumber ide yang dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan ide penelitian.
1. Akal sehat
Salah satu sumber ide yang bisa diuji adalah bagian pengetahuan yang disebut pendapat
umum (Comman sense) yang diyakini benar. Misalnya “jika guru tidak memberikan tugas
rumah, apakah siswa cenderung tidak belajar di rumah” Apakah siswa laki-laki lebih pintar
mengerjakan stastitik dibandingkan siswa perempuan”.Mengajukan pertanyaan yang
demikian dapat melahirkan permasalahan penelitian yang memiliki daya tarik, dampak
pekerjaan rumah dan perbedaan jenis kelamin terhadap prestasi anak.

Menguji sebuah ide logis bisa sangat berharga karena gagasan semacam itu tidak serta
merta terbukti benar, atau penelitian mungkin memperlihatkan bahwa dunia nyata jauh lebih
rumit dibandingkan dengan ide-ide logis yang diterima secara umum. Melakukan penelitian
untuk menguji ide-ide logis sering kali memaksa untuk keluar dari batasan teori.

2. Realitas atau Kenyataan

Pengamatan terhadap kejadian-kejadian personal anak dan lingkungan sekolah bisa


memunculkan banyak ide untuk penelitian. Keingintahuan yang dipicu oleh pengamatan dan
pengalaman, akan membawa seseorang menanyakan segala macam fenomena. Lingkungan
sekolah mencakup di dalamnya anak/siswa, kelas dan lingkungan belajar sangat kaya
dengan sumber bahan penelitian.
Kejelian dalam melakukan pengamatan, dipengaruhi oleh pengalaman tentunya
merupakan hal yang sangat dibutuhkan. Bagi para guru, pengalaman masa lalu dalam hal
tertentu selama mengajar dapat membawa minatnya menelusuri sebuah topik tertentu
(Lodico, 2010:385). Pengalaman masa lalu dapat memotivasi seorang guru, sehingga
menyebabkan mereka mencurahkan seluruh aktivitas kesehariannya dalam mengajar untuk
mengejar area yang dikaji.
Berdasarkan pengalaman dan pengamatanya, seorang guru seringkali dapat muncul
pertanyaan-pertanyaan berikut: (a) Jika saya mengajar dengan menggunakan aktivitas
pertama, diikuti dengan penjelasan isinya, apa dapat menyebabkan pemahaman yang
berbeda dan meningkat hasil belajar anak pada materi berikutnya?; (b) Perlakukan
(treatment) apa yang terbaik bagi seorang siswa yang kesulitan konsentrasi?; (c) Guru kelas
lima yang memiliki gaya mengajar seperti apakah yang mampu menarik perhatian siswanya
selama proses pembelajaran?; dan (d) Apakah kalau siswa saya ajar dengan metode A lebih
mudah memahami materi dibandingkan dengan metode B?
3. Riset Terdahulu
Sumber ketiga dari ide adalah riset sebelumnya. Mengkaji banyak riset yang terkait
dengan suatu topik merupakan cara terbaik untuk melahirkan ide untuk riset baru. Umumnya
temuan-temuan riset dipublikasikan. Oleh karena itu, para peneliti bisa menggunakan
sekumpulan literatur terdahulu tentang sebuah topik untuk terus menerus memperdalam dan
mengembangkan pengetahuannya. Publikasi hasil penelitian biasanya juga ditulis dalam
artikel yang dimuat di jurnal. Agar dapat menemukan ide dari membaca artikel di jurnal,
maka dapat dilatihkan keterampilan-keterampilan berikut. Pertama, kajilah apakah topik
artikel tersebut relevan jika diterapkan di tempat kita? Mengapa?. Suatu penelitian yang
cukup menarik dan dilakukan di tempat lain merupakan modal dasar untuk melakukan
penelitian serupa. Sebagai contoh, penelitian-penelitian pendidikan yang dilakukan di
negara-negara maju dapat dilakukan di Indonesia. Kedua, saran yang ditulis oleh sipeneliti.
Saran dapat digunakan sebagai titik tolak dalam melakukan penelitian lanjutan.

4. Pengalaman

Pengalaman pribadi dapat dijadikan sebagai sumber ide penelitian. Bahkan pengalaman
pribadi merupakan permasalahan yang tidak pernah ada habisnya. Berdasarkan pengalaman
pribadi, memungkinkan peneliti dapat melihat dan mengungkap masalah. Seringkali orang
tidak puas dengan kondisi pengalaman tertentu, kemudian muncul pertanyaan tentang hal-
hal berada di balik pengalaman tersebut. Sebagai contoh, ketika guru mengajar
menggunakan pendekatan student center, banyak siswa yang aktif. Dampaknya juga
kreativitasnya terlihat. Dengan pengalaman yang ada, maka guru dapat tertarik lebih jauh
melakukan penelitian tindakan kelas tentang efektivitas pendekatan student center. Tidak
hanya memperhatikan variabel kreativitas, akan tetapi juga variabel-variabel lain seperti
kerja sama atau kemampuan komunikasi.

5. Teori
Teori memiliki dua fungsi utama dalam meningkatkan pemahaman seseorang. Pertama,
teori mengorganisasi dan menjelaskan berbagai fakta atau deskripsi tertentu. Fakta dan
deskripsi semacam itu tidak bermakna dengan sendirinya.Begitu pula teori diperlukan untuk
meletakkan suatu kerangka pada fakta dan deskripsi tersebut. Kerangka ini membuat dunia
dapat lebih mudah dipahami dengan memberikan beberapa konsep abstrak yang membantu
mengorganisasi dan menjelaskan sejumlah fenomena. Kedua, teori memandu pengamatan
terhadap dunia. Teori melahirkan hipotesis, dan peneliti melakukan kajian atau riset untuk
mengetahui kebenaran hipotesis. Jika studi itu menegaskan kebenaran hipotesis tersebut,
maka teori itu kuat. Ketika semakin banyak bukti terkumpul yang sejalan dengan teori, maka
semakin yakin bahwa teori itu benar.

B. Masalah Penelitian
Pada dasarnya penelitian itu dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan data yang dapat
digunakan untuk penyelesaian masalah. Untuk itu setiap penelitian yang dilakukan harus
selalu berangkat dari masalah, seperti yang dikemukakan oleh Emory (1985) bahwa, baik
penelitian murni maupun penelitian terapan, semuanya berangkat dari masalah, hanya untuk
penelitian terapan, hasilnya langsung dapat digunakan untuk membuat keputusan.
Jadi setiap penelitian yang akan dilakukan harus selalu berangkat dari masalah.
Walaupun diakui bahwa memilih masalah penelitian sering merupakan hal yang paling sulit
dalam proses penelitian (Tuckman, 1988: 25). Bila dalam penelitian telah dapat menemukan
masalah yang betul-betul merupakan masalah penelitian, maka sebenarnya pekerjaan
penelitian itu 50% telah selesai (Sugiyono, 2005). Oleh karena itu menemukan masalah
dalam penelitian merupakan pekerjaan yang tidak mudah, tetapi setelah masalah dapat
ditemukan pekerjaan penelitian akan segera dapat dilakukan.
Masalah (problem) adalah focus utama penelitian , jika tidak ada masalah, maka tidak
perlu melakukan penelitian. Dengan kata lain adanya masalah menyebabkan perlunya
penelitian. Menetapkan masalah merupakan langkah awal penelitian. Apakah masalah itu?
Apakah semua masalah perlu dan cocok diteliti? Apakah karakteristik masalah yang cocok
diteliti seseorang? Pertanyaan-pertanyaan ini perlu dijawab lebih dahulu sebelum melangkah
kepada kegiatan penelitian lainya. Jika pertanyaan tersebut tidak terjawab dengan baik,
maka dapat menyebabkan kegagalan dalam mencapai tujuan penelitian, atau hasil penelitian
itu tidak/kurang bermanfaat.
Apakah permasalahan penelitian? (Jhon Dewey, 1993; Kerlinger, 1986) mengidentifikasi
bahwa permasalahan secara faktual dapat berupa kesulitan yang dirasakan oleh orang awam
atau peneliti. Permasalahan juga dapat diartikan sebagai sesuatu yang dijadikan target yang
telah ditetapkan oleh peneliti, tetapi karena sesuatu hal target tidak tercapai. Sesuatu yang
tidak tercapainya target disebut masalah. Jadi masalah adalah kesenjangan antara harapan
dengan kenyataan. Perbedaan antara apa yang seharusnya dengan apa yang terjadi. Dibidang
pendidikan misalnya hasil belajar diharapkan memuaskan tetapi kenyataan mengecewakan,
perbedaan antara kinerja guru yang terjadi di sekolah, kesenjangan antara teori dengan
kenyataan dalam penerapannya, ketiadaan informasi tentang keberadaan pendidikan tertentu
pada hal sangat diperlukan. Banyaknya para remaja mengalami kulit berjerawat, yang
disebabkan oleh banyak faktor seperti; hormon, kulit kurang bersih, pemakaian kosmetik
tidak sesuai dengan jenis kulit. Hal ini menunjukkan adanya masalah yang perlu dicarikan
solusi melalui penelitian. Selanjutnya masalah itu perlu diperjelas dan dipertegas sehingga
lebih spesifik dan skopnya dibatasi, yaitu melalui perumusan masalah (problem statement)
yang akan dijelaskan kemudian.

Beberapa contoh permasalahan dari hasil pengamatan di lapangan:


a. Kulit berjerawat
Masalah kulit yang berjerawat ini dapat diteliti dengan tujuan untuk mengatasi jerawat:
apa yang bisa kita teliti bagaimana melakukan perawatan, kosmetik apa yang
digunakan, bagaimana langkah-langkah yang dilakukan untuk mengatasinya.

Gambar 2. Wajah Berjerawat


b. Destinasi Wisata
Bagaimana mengembangkan daerah ini yang punya peluang utk dijadikan daerah
wisata supaya orang berminat untuk mengunjunginya.

Gambar 3. Objek Wisata

c. Makanan/oleh-oleh pada daerah wisata

Gambar 4. Oleh-oleh Pada Daerah Wisata

Dari gambar-gambar diatas dapat diteliti untuk dicarikan solusinya.


1. Pertimbangan dalam memilih masalah penelitian.

Tidak semua masalah perlu dan cocok diteliti. Oleh sebab itu seorang peneliti perlu
memahami karakteristik masalah penelitian agar dia dapat memilih masalah penelitian dengan
tepat. Karakteristik masalah dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam menetapkan
masalah yang akan diteliti. Ada lima pertimbangan dalam memilih masalah penelitian, yaitu
sebagai berikut;
a. Significance of the problem. Apakah masalah yang akan diteliti itu signifikan atau tidak.
Masalah yang signifikan adalah masalah yang besar dampaknya apabila tidak diselesaikan,
dan besar manfaatnya kalau diteliti dan dicarikan alternative pemecahannya. Masalah
seperti ini biasanya terkait dengan isu-isu utama atau isu sentral yang tengah
dihadapi.Contohnya saat ini terjadi wabah Covid 19, sebaiknya masalah ini perlu diteli,
bagaimana dampatnya terhadap pengelolaan salon kecantikan.
b. Manageable problem. Masalah yang akan diteliti sesuai dengan keadaan peneliti, antara
lain dilihat dari penguasaan bidang ilmu, kesempatan, pembiayaan, kemampuan, dst.
Peneliti perlu mempertimbangkan kemampuannya untuk meneliti masalah yang akan
diteliti.
c. Obtainable data. Begitu sebuah masalah dipilih untuk diteliti, peneliti sudah harus
memikirkan jenis data yang akan dikumpulkan, darimana data itu diperoleh, alat
pengumpul data yang akan digunakan serta ketersediaannya, dan kemungkinan kendala-
kendala yang dihadapi dalam proses pengumpulan data. Data yang valid dan reliable
sangat diperlukan dalam sebuah peneliti.
d. Interisting problem. Masalah yang akan diteliti hendaklah menarik, baik bagi peneliti
maupun bagi kelompok orang pada bidang tertentu. Apabila masalah yang akan diteliti
menarik, maka penelitian akan dilaksanakan dengan sungguh-sungguh, sebaliknya jika
masalah tidak menarik, maka dikawatirkan penelitian dilakukan tidak mengikuti metode
serta prosedur penelitian yang benar.
e. Availabiliy of literaturr dealing with the problem. Dalam memilih masalah penelitian
hendaknya dipertimbangkan juga tentang tersedianya literature (artikel-artikel, hasil-hasil
penelitian, buku, website, dll) berkenaan dengan masalah yang akan diteliti. Jika literatur
tidak tersedia atau sangat terbatas, peneliti akan mengalami kesulitan dalam kajian teori
dan dalam proses deduksi masalah yang diteliti. Dalam masalah literature ini yang perlu
diperhatikan tidak hanya ketersediaannya akan tetapi termasuk up-to-date tidaknya
informasi yang ada, dan juga kredibilitas pengarang/penulis.

Senada dengan pendapat diatas, Tuckman (1978) mengemukakan lima pertimbangan


khusus dalam memilih masalah penelitian, yaitu:

a. Workability (penelitian itu dapat diselesaikan sesuai dengan keterbatasan-keterbatasan


sumber dan waktu yang tersedia).
b. Significan of Problem (apakah masalah yang diteliti cukup penting/signifikan)
c. Interest. Are you interested in the problem area, specific problem, and potential
solution?
d. Theoritical. Does the problem fill a gap in the literature? Will it contribute to
advancement in your field? Is it publishable. (ada lietratur untuk pemecahan masalah)

Gay dan Airasian (2000: 42) mengemukakan empat karakteristik masalah penelitian (
research topic) yang baik yaitu:
a. Topik/masalah yang akan diteliti menarik (the topic is interesting).
b. Topik/masalah itu dapat diteliti (the topic is researchable)
c. Topik/masalah yang akan diteliti signifikan
d. Topic/masalah itu dikuasai/difahami oleh peneliti (the topic is manageable).

Ada kriteria tertentu yang dapat digunakan dalam menilai signifikan atau tidaknya sebuah
masalah. kriteria tersebut antara lain adalah:
a. Ideal, masalah yang diteliti hendaklah adalah masalah yang pemecahannya memberikan
kontribusi terhadap pengembangan ilmu pendidikan.
b. Masalah yang diteliti hendaklah mengungkapkan masalah-masalah berikutnya yang
perlu diteliti (penelitian lanjutan).
c. Masalah adalah masalah yang dapat diteliti.
d. Masalah harus sesuai dengan peneliti tertentu; maksudnya sesuai bidang studi atau
bidang ilmu atau profesi si peneliti.
Memilih masalah penelitian yang tepat merupakan langkah yang paling sulit dalam
proses penelitian. Tidak sedikit peneliti menghabiskan waktu yang lama dalam memilih dan
menetapkan masalah yang akan diteliti, bahkan ada yang lebih lama dari waktu penelitiannya
sendiri. Banyak pula peneliti yang berkali-kali menukar atau merubah masalah penelitiannya.
Hal ini disebabkan yang bersangkutan kurang menguasai cara-cara memilih masalah
penelitian.
Dari mana masalah penelitian diperoleh? tiga sumber utama masalah penelitian adalah:
teori, pengalaman pribadi, dan replikasi. Gay dan Airasian (2000) mengantakan : “Three
major sourcer of research topics are theories, personal experiences, and replications”.
Selanjutnya Ary, Jacobs, dan Razavieh (1985) menjelaskan tiga sumber utama masalah
penelitian , yaitu: pengalaman (experience), deduksi dari teori (deductions froms theory), dan
literature terkait (related literature).
Untuk mengarahkan dan memudahkan pemilihan masalah penelitian dianjurkan membuat
semacam agenda penelitian (atau disebut juga peta masalah). Agenda penelitian terdiri dari
sejumlah topic utama (the general problem area), dan masing-masing topic utama dijabarkan
menjadi topic-topik dan sub-sub topik penelitian. topic-topik dan sub-sub topik mengandung
masalah khusus yang secara spesifik mengemukakan masalah yang akan diteliti. Dalam
hubungan ini, Tuckman memberi contoh peta masalah penelitian, yang disebut dengan
“model for problem consideration.”
Salah satu model dalam mencari dan menetapkan masalah yang akan diteliti adalah
model pendekatan sistem (the system Approach Model). Model ini dikembangan sebagai
berikut:

INPUT ---- PROSES ----- OUTPUT ------ OUTCOME

INPUT PROSES OUTPUT OUTCOME

Siswa Pembelajaran Kuantitas lulusan Relevansi


Guru Kerjasama Kualitas lulusan Tracer study
Kurikulum Pengelolaan Aspirasi karir Kepuasan kerja
Sarana dan Perkembangan Iptek Soft skill Feedback dari
Prasarana Inovasi DUDI
Sosial budaya Dunia kerja/dunia usaha Dst
Ekonomi Dst
Geografis, dst

Tabel 1. Input, Proses, Output, dan Outcome

Sub masalah dari masing- masing masalah yang diidentifikasi adalah

Siswa Kurikulum Guru

Standar Kompetensi
Profil siswa Kuantitatif
Lulusan

Bakat dan minat Content Analisys Kualitatif

Entering Behavior Adopsi Inovasi Relevansi

Evaluasi Dan
Prospek karir Distribusi
Pengembangan

Sistem pendidikan guru . Dst

Sikap terhadap profesi guru

Dst

Tabel 2. Sub Masalah dari masing-masing masalah

2. Perumusan Masalah Penelitian


Perumusan masalah penelitian (statement of the research problem) merupakan bagian yang
sangat esensial dalam sebuah penelitian. Rumusan masalah penelitian berfungsi untuk
mengarahkan serta memfokuskan kegiatan penelitian selanjutnya. Begitu masalah penelitian
dirumuskan, komponen-komponen kegiatan penelitian selanjutnya ditujukan untuk
pemecahan masalah yang telah dirumuskan tersebut. Kajian teori, hipotesis penelitian,
analisis data, dan kesimpulan akhir penelitian harus konsisten dengan rumusan masalah
penelitian.
Masalah penelitian harus dirumuskan secara spesifik sehingga jelas masalah yang akan
diteliti. The statement of the research problem shoud be concise and should identify the key
factors (variables) of the research study (Wiersma, 1986:33). Dalam rumusan masalah akan
terbaca jenis penelitian yang akan dilaksanakan, variable-variabel yang akan diteliti, bentuk
hubungan antara variabel-variabel tersebut, populasi, skop atau setting penelitiannya. Dari
rumusan masalah akan tergambar hipotesis penelitian karena itu merupakan jawaban atas
rumusan masalah/pertanyaan penelitian. Masalah penelitian dapat dirumuskan dalam bentuk
kalimat deklaratif atau deskriptif, dan dapat pula dalam bentuk kalimat tanya. Karena
masalahnya akan lebih jelas dan lebih menfokuskan kegiatan penelitian yang akan
dilaksanakan. Dinyatakan dengan jelas, biasanya dalam kalimat tanya.
Tuckman (1978) mengemukakan : …., the problem is best stated in the form of a
question. “ Itulah sebabnya maka perumusan masalah disebut juga pertanyaan penelitian
(1978). Selanjutnya Tuckman menjelaskan bahwa rumusan masalah harus mempunyai
empat karakteristik, yaitu:
a. Menanyakan hubungan antara dua atau lebih variabel.
b. Dapat diuji/dijawab melalui pengalaman yaitu dimungkinkan untuk memperoleh data
untuk menjawab pertanyaan penelitian
c. Tidak bertentangan dengan moral dan etika.

Kriteria lainnya dalam menilai perumusan masalah penelitai adalah:


a. Secara ideal, masalah penelitian yang baik adalah masalah yang apabila diteliti akan
memberikan kontribusi/sumbangan terhadap disiplin ilmu tertentu.
b. Masalah penelitian itu mengarahkan pada terungkapnya masalah-masalah baru yang
perlu diteliti lebih lanjut.
c. Masalah penelitian itu dapat diteliti (researchable)
d. Masalah penelitian itu sesuai dengan keberadaan peneliti.
3. Tujuan Penelitian
Apakah problematik penelitian dikemukakan dalam kalimat pertanyaan, maka tujuan
penelitian dirumuskan dalam kalimat pernyataan. Tujuan penelitian adalah rumusan kalimat
yang menujukkan adanya sesuatu hal yang diperoleh setelah penelitian selesai. Sebenarnya
apabila ditilik dari isinya sesuatu yang ingin dicapai, yang merupakan tujuan penelitian sama
dengan jawaban yang dikehendaki dalam problematik penelitian, yang berbeda adalah
rumusannya.

Contoh:

Problematik : Bagaimanakah sarana dan prasarana dalam proses pembelajaran praktek di


Workshop/laboratorium Tata Rias dan Kecantikan FPP UNP?

Tujuan : Ingin mengetahui /mendeskripsi sarana dan prasarana pembelajaran praktek di


Workshop/Laboratorium Tata Rias dan Kecantikan FPP UNP.

Cara menentukan tujuan dengan sangat sederhana ini hanya berlaku untuk peneliti
pemula atau mahasiswa strata I untuk menghasilkan skripsi. Untuk S2 dan S3, hubungan
problematik dengan tujuan bukan hanya sekedar kebalikan tetapi harus luas daripada sekedar
hal yang diproblemkan. Demikian juga hasil yang diperoleh yang berupa kesimpulan atau
jawaban yang diperoleh, harus lebih luas daripada sekedar jawaban yang linier dengan
pertanyaan.
Jika kita kaitkan antara problematik , tujuan penelitian dan kesimpulan dapat di digambarkan
sebagai berikut:

Problematik Tujuan Penelitian

Hal yang dipertanyakan Jawaban yang ingin dicari

Kesimpulan
Jawaban yang diperoleh

Gambar 5. Problematik, Tujuan Penelitian, dan kesimpulan


Sumber: Suharsimi Arikunto, ( 2010)
Antara ketiga hal ini harus sinkron. Contoh jika pada problem terdapat 3 hal yang
dipertanyakan maka ada tiga hal yang menjadi tujuan dan ada 3 jawaban yang diharapkan,
dan selesai penelitian akan ada 3 jawaban dalam kesimpulan.

Dalam kaitannya dengan hipotesis, jika penelitian mempunyai hipotesis maka kaitannya
tersebut menjadi kaitan antara problem, tujuan penelitian, hipotesis dan kesimpulan.

Problematik Tujuan Penelitian

Hal yang Jawaban yang ingin


dipertanyakan dicarikan solusinya

Hipotesis Kesimpulan

Dugaan Jawaban yang


Sementara diharapkan

Gambar 6. Kaitan antara Problem, Tujuan penelitian, Hipotesis dan Kesimpulan.


Sumber: Suharsimi Arikunto, ( 2010)

4. Kegunaan Penelitian
Rumusan tentang kegunaan hasil penelitian adalah kelanjutan dari tujuan penelitian.
Apabila peneliti sudah selesai mengadakan penelitian dan memperoleh hasil, ia diharapkan
dapat menyumbangkan hasil itu kepada negara, masyarakat, instansi, atau khususnya kepada
bidang yang diteliti. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa kegunaan penelitian merupakan
follow up penggunaaan informasi atau jawaban yang tertera dalam kesimpulan penelitian.

Rangkuman
Berbagai sumber ide yang dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan ide penelitian adalah akal
sehat, realitas atau kenyataan, riset terdahulu, pengalaman dan teori. Masalah (problem) adalah
focus utama penelitian.Pada dasarnya penelitian itu dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan
data yang dapat digunakan untuk penyelesaian masalah. Untuk itu setiap penelitian yang
dilakukan harus selalu berangkat dari masalah. Pertimbangan dalam memilih masalah
penelitian yaitu a) Significance of the problem, b) Manageable problem ,c) Obtainable data, e)
Interisting problem, dan f) Availabiliy of literaturr dealing with the problem.
Pertimbangan-pertimbangan dalam memilih masalah yaitu; a) Significance of the problem.,
b) Manageable proble, c) Obtainable data. d) Interisting problem, e) Availabiliy of literaturr
dealing with the problem. Tiga sumber utama masalah penelitian adalah: pengalaman
(experience), deduksi dari teori (deductions froms theory), dan literature terkait (related
literature).
Masalah penelitian harus dirumuskan secara spesifik sehingga jelas masalah yang akan
diteliti. Dalam rumusan masalah akan terbaca jenis penelitian yang akan dilaksanakan, variable-
variabel yang akan diteliti, bentuk hubungan antara variabel-variabel tersebut, populasi, skop
atau setting penelitiannya. Karakteristik dari rumusan masalah yaitu: a) menanyakan hubungan
antara dua atau lebih variable, b) dinyatakan dengan jelas, biasanya dalam kalimat tanya., c)
dapat diuji/dijawab melalui pengalaman yaitu dimungkinkan untuk memperoleh data untuk
menjawab pertanyaan penelitian, c) tidak bertentangan dengan moral dan etika.

Lembaran Kegiatan

Anda diminta untuk mencari sutu judul penelitian dan tentukan rumusan masalahnya, tujuan
penelitian dan manfaat penelitiannya.

Referensi

1. Airasian, Peter and L. R. Gay. (2000). Educational research: Competence for analysis an
application (6th ed). New Jersey: Merrill Prentice Hall.

2. Ary, D.,Jacobs,L.C.,RAzavieh, A.(1985).Introduction to. Research Iil Education- Third


Edition. New York:Holt, Rinehart and Winston.

3. Creswell, J. W. (2008). Educational Research: Planning, Conducting, and


Evaluating Quantitative and Qualitative Research.New Yersey. Pearson Merrill
Prentice Hall.

4. Creswell, John W. (2019). Research Design. Pendekatan Metode Kualitatif,


Kuantitatif, danCampuran. Diterjemahkan: Achmad Fawaid dan Rianayati Kusmini
Pancasari. Cetakan IV. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

5. Mc Millan, J.H, & Schumacher, Sally. 2011. Research in Education.


New York:Longman
6. Sugiyono. (2017).Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfa Betha
7. Sugiyono (2015). Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods). Bandung: Alfabeta
8. Suharsimi Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi
revisi 2010 Jakarta:BinaAksara.
9. Sumadi Suryabrata, (1983). Metodologi penelitian. Jakarta. Raja Grafindo Persada
10. Lodico, M.G., Dean T. Spaulding, Katherine H. Voegtle. 2010. Methods in Educational
Research From Theory to Practice San Fransisco.
11. Tuckman, B.W. (1988). dalam Setyosari (hal.128). Metode Penelitian Pendidikan dan
Pengembangan. Jakarta:Kencana Prenada Media Group
12. Wiersma, William (1986) Research Methods In Education: An Introduction. Massachusetts:
Allyn and Bacon, Inc.

Anda mungkin juga menyukai