A. Masalah Penelitian
1. Pengertian Identifikasi masalah
Identifikasi adalah suatu tahap permulaan dari penguasaan masalah,
dimana objek dalam suatu jalinan tertentu dapat kita kenali sebagai suatu
masalah.
Masalah merupakan kesenjangan antara apa yang seharusnya ada
dengan apa yang terjadi atau antara apa yang diharapkan akan terjadi
dengan apa yang menjadi kenyataan. Kesenjangan itu hendaklah
merupakan sesuatu yang dapat dimanipulasi dan dipecahkan dengan
pendekatan ilmiah. Tidak semua hal perlu diselidiki dan didekati melalui
penelitian karena sifat masalah yang berbeda-beda dan tidak dapat
dipecahkan secara ilmiah. Misalnya dalam suatu penelitian, tidak semua
permasalahan yang dapat diselesaikan, para peneliti selalu membatasi
ruang lingkup penelitiannya dengan berbagai alasan dan pertimbangan.
Meskipun demikian, tidak semua masalah yang ada di masyarakat bisa
diangkat sebagai masalah penelitian.
Sedangkan Identifikasi masalah berarti mengenali masalah dengan
cara mendaftar faktor – faktor yang berupa permasalahan.
Mengidentifikasi masalah – masalah penelitian bukan sekedar mendaftar
jumlah masalah tetapi juga kegiatan ini lebih daripada itu karena masalah
yang telah dipilih hendaknya memiliki nilai yang sangat penting atau
signifikansi untuk dipecahkan” (Setyosari,2012:64)
Untuk mengidentifikasi masalah penelitian, perlu diajukan
pertanyaan:
1) Apa masalahnya (substansinya) ?
2) Bermasalah menurut siapa ?
3) Dianggap masalah dalam konteks apa ?
4) Dalam perspektif apa?
Kalau keempat pertanyaan di atas disesuaikan dengan kerangka
analisis permasalahan, dapat dipastikan sebagai sebuah masalah penelitian
yang baik. Tetapi, kalau ternyata tidak, belum tentu dapat dianggap
sebagai sebuah masalah penelitian. Secara umum dapat dikatakan bahwa
masalah penelitian hendaklah jelas, berarti, dan dapat dikerjakan dengan
baik dan mudah.
Identifikasi masalah sebenarnya dilakukan untuk menemukan
ruang lingkup masalah tertentu, misalnya ditentukan bahwa masalah
tersebut dalam bidang pendidikan, kemudian dipilih salah satu masalah
sesuai dengan kemampuan peneliti baik dari segi pelaksanaan ataupun
kurikulumnya (tahir, 2011:19). Identifikasi masalah adalah salah satu
proses penelitan yang boleh dikatakan paling penting diantara proses lain.
Masalah penelitian akan menentukan kualitas dari penelitian, bahkan juga
menentukan apakah sebuah kegiatan bisa disebut penelitian atau tidak.
Masalah penelitian secara umum bisa kita temukan lewat studi literatur
atau lewat pengamatan lapangan (observasi, survey). Masalah penelitian
bisa didefinisikan sebagai pernyataan yang mempermasalahkan suatu
variabel atau hubungan antara variabel pada suatu fenomena.
Sedangkan variabel itu sendiri dapat didefinisikan sebagai
pembeda antara sesuatu dengan yang lain. Ketika kita mengambil topik
penelitian untuk membedakan raut muka mahasiswa yang lagi bokek dan
mahasiswa yang lagi banyak uang, kita punya variabel “raut muka” dan
variabel “keadaan keuangan”. Nah kita ingin tahu hubungan dua variabel
ini, jadilah itu sebuah masalah penelitian.
b. Pertemuan Ilmiah
Masalah dapat diperoleh melalui pertemuan-pertemuan ilmiah,
seperti seminar, diskusi. Lokakarya, konfrensi dan sebagainya. Dengan
pertemuan ilmiah dapat muncul berbagai permasalahan yang
memerlukan jawaban melalui penelitian.
d. Observasi (Pengamatan)
Pengamatan yang dilakukan seseorang tentang sesuatu yang
direncanakan ataupun yang tidak direncanakan, baik secara sepintas
ataupun dalam jangka waktu yang cukup lama, dapat melahirkan suatu
masalah. Contoh : Seorang pendidik menemukan masalah dengan
melihat (mengamati) sikap dan perilaku siswanya dalam proses belajar
mengajar
f. Pengamatan sepintas
Pengamatan yang dilakukan seseorang tentang sesuatu yang
direncanakan ataupun yang tidak direncanakan, baik secara sepintas
ataupun dalam jangka waktu yang cukup lama, dapat melahirkan suatu
masalah. Seseorang dapat menemukan masalah penelitiannya dalam
suatu perjalanan atau peninjauan ketika berangkat dari rumah sama
sekali tidak ada rencana untuk mencari masalah penelitian.
g. Pengalaman pribadi
Pengalaman merupakan salah satu sumber yang paling berguna
dalam pengambilan suatu masalah sebab dikembangkan dari
pengalaman peneliti sendiri sebagai praktisi kependidikan. Penelitian
yang bersumber dari pengalaman merupakan penelitian yang bersifat
pemecahan masalah yang dihadapi langsung. Tetapi tidak semua
pengalaman yang dimiliki seseorang itu selalu positif, adakalanya
pengalaman yang dimiliki seseorang bersifat negatif. . Pengalaman
seseorang baik yang diperolehya sendiri maupun dari orang lain, dapat
dijadikan sumber masalah yang dapat dijawab melalui penelitian.
h. Perasaan intuitif
Secara intuitif manusia dapat melahirkan suatu masalah. Masalah
penelitian tersebut muncul dalam pikiran manusia pada saat-saat yang
tidak terencanakan. Tidak jarang terjadi masalah penelitian itu muncul
dalam pikiran ilmuwan pada pagi hari setelah bangun tidur.
b. Bermanfaat
Penelitian harus membawa manfaat baik untuk ilmu pengetahuan
maupun peningkatan kesejahteraan dan kualitas kehidupan manusia.
Penelitian juga diharapakan membawa manfaat bagi masyarakat dalam
skala besar (secara nasional maupun internasional), maupun secara
khusus di komunitas kita (kampus, sekolah, kelurahan). Hindari
penelitian yang tidak membawa manfaat kepada masyarakat.
e. Dapat Dilaksanakan
Apabila masalah yang dikemukakan bagus dan berkualitas, akan
tetapi secara teknik penelitian tidak bisa dilakukan, maka itu akan
menjadi sia- sia. Dapat dilakukannya sebuah penelitian, berkaitan erat
dengan keahlian, ketersediaan data, kecukupan waktu dan dana. Hindari
research impossible.
B. Pemilihan Masalah
Setelah masalah diidentifikasi, belum merupakan jaminan bahwa
masalah tersebut layak dan sesuai untuk diteliti. Biasanya, dalam usaha
mengidentifikasikan atau menemukan masalah penelitian ditemukan lebih dari
satu masalah. Dari masalah-masalah tersebut perlu dipilih salah satu, yaitu
mana yang paling sesuai dan layak untuk diteliti. Jika yang ditemukan hanya
satu masalah, masalah tersebut juga harus dipertimbangkan layak dan tidaknya
serta sesuai dan tidaknya untuk diteliti.
Dari berbagai buku sumber yang kami dapatkan, ada beberapa dasar
pertimbangan dan kriteria dalam memilih masalah penelitian ini, yaitu sebagai
berikut :
1. Buku Metodologi Penelitian karangan Sumadi Suryabrata (BA., Drs.,
Ed.S., Ph.D), halaman 16-17
Pertimbangan untuk memilih atau menentukan apakah sesuatu
masalah layak dan sesuai untuk diteliti, pada dasarnya dilakukan dari dua
arah, yaitu:
a. Pertimbangan dari Arah Masalahnya
Untuk menentukan apakah sesuatu masalah layak untuk diteliti
perlu dibuat pertimbangan-pertimbangan dari arah masalahnya atau
dari sudut objektif. Dari sudut objektif ini, pertimbangan akan dibuat
atas dasar sejauh mana penelitian mengenai masalah yang
bersangkutan itu akan memberi sumbangan kepada :
1) Pengembangan teori dalam bidang yang bersangkutan dengan
dasar teoritis penelitiannya.
2) Pemecahan masalah-masalah praktis.
h. Masalah itu hendaklah sesuatu yang aktual dan hangat pada waktu
penelitian diadakan, kecuali untuk penelitian historis atau mengkaji
sesuatu yang pernah diteliti.
4. Buku ajar Penelitian Dasar karangan Drs. Suwirman, M.Pd halaman 23-
25
Menurut Siswoyo (1987) ada beberapa kriteria yang dapat
digunakan dalam proses pemilihan masalah :
1) Memberi kontribusi pada pengetahuan
Peneliti harus dapat menunjukkan manfaat dari penelitian
yang dilakukan. Jika masalah yang digunakan sama dengan
penelitian yang sudah ada sebelumnya, hendaknya saat kita dapat
memperbaiki penemuan-penemuan yang sudah ada sehingga dapat
memperoleh pengetahuan yang lebih dapat diandalkan.
2) Menimbulkan masalah baru
Hasil penelitian yang baik biasanya merangsang orang untuk
bertanya lebih lanjut. Banyak penelitian yang pada akhirnya
menghasilkan saran masalah yang perlu ditindak-lanjuti dengan
penelitian selanjutnya. Dengan demikian masalah yang dipilih harus
merupakan masalah yang dapat menimbulkan masalah baru yang
perlu diteliti lebih lanjut.
3) Faktor pendukung
Yang dimaksud sebagai factor pendukung yang bersumber
dari luar peneliti antara lain sebagai berikut:
(a) Tersedia data sehingga pertanyaan penelitian dapat dijawab
(b) Ada izin dari yang berwenang
C. Rumusan Masalah
Perumusan masalah merupakan salah satu tahap di antara sejumlah
tahap penelitian yang memiliki kedudukan yang sangat penting dalam
kegiatan penelitian. Tanpa perumusan masalah, suatu kegiatan penelitian
akan menjadi sia-sia dan bahkan tidak akan membuahkan hasil apa-apa.
Perumusan masalah atau research questions atau disebut juga sebagai
research problem, diartikan sebagai suatu rumusan yang mempertanyakan
suatu fenomena, baik dalam kedudukannya sebagai fenomena mandiri,
maupun dalam kedudukannya sebagai fenomena yang saling terkait di antara
fenomena yang satu dengan yang lainnya, baik sebagai penyebab maupun
sebagai akibat.
Mengingat demikian pentingnya kedudukan perumusan masalah di
dalam kegiatan penelitian, sampai-sampai memunculkan suatu anggapan
yang menyatakan bahwa kegiatan melakukan perumusan masalah, merupakan
kegiatan separuh dari penelitian itu sendiri. Perumusan masalah penelitian
dapat dibedakan dalam dua sifat, meliputi perumusan masalah deskriptif,
apabila tidak menghubungkan antar fenomena, dan perumusan masalah
eksplanatoris, apabila rumusannya menunjukkan adanya hubungan atau
pengaruh antara dua atau lebih fenomena.
Perumusan masalah memiliki fungsi sebagai berikut, yaitu:
1. Fungsi pertama adalah sebagai pendorong suatu kegiatan penelitian
menjadi diadakan atau dengan kata lain berfungsi sebagai penyebab
kegiatan penelitian itu menjadi ada dan dapat dilakukan.
2. Fungsi kedua, adalah sebagai pedoman, penentu arah atau fokus dari
suatu penelitian. Perumusan masalah ini tidak berharga mati, akan tetapi
dapat berkembang dan berubah setelah peneliti sampai di lapangan.
3. Fungsi ketiga dari perumusan masalah, adalah sebagai penentu jenis data
macam apa yang perlu dan harus dikumpulkan oleh peneliti, serta jenis
data apa yang tidak perlu dan harus disisihkan oleh peneliti. Keputusan
memilih data mana yang perlu dan data mana yang tidak perlu dapat
dilakukan peneliti, karena melalui perumusan masalah peneliti menjadi
tahu mengenai data yang bagaimana yang relevan dan data yang
bagaimana yang tidak relevan bagi kegiatan penelitiannya.
Pada latar belakang, pembaca tentu ingin mengetahui apa masalah yang
ingin diteliti, mengapa peneliti menganggap itu sebagai masalah, apa saja
dampak temuan terhadap apa yang telah diketahui saat ini, apakah penekanan
kajian ini merupakan penemuan atau verifikasi prinsip/teori atau
pengembangan metode baru dalam pemecahan masalah, apakah temuan kajian
memiliki nilai dan sumbangan terhadap para pelaku pendidikan, apakah
masalah kajian berpusat pada teori, dan apakah adakah sumbangan signifikan
temuan kajian ini natinya terhadap penyelenggaraan pendidikan (dalam
pengembangan bidang ilmu).
Penyajian latar belakang meliputi apa yang telah diketahui tentang
bidang masalah yang menjadi perhatian dalam rencana penelitian. Hal ini
diangkat dari telaah hasil penelitian terdahulu, penerapan dalam pelaksanaan
kegiatan/pekerjaan, kesimpulan para peneliti yang saling mendukung. Di sisi
lain, sajian harus pula menampilkan apa yang belum diketahui - terutama
telaah kritis penelitian yang mengungkapkan kesimpulan yang berbeda-beda,
garis-garis besar perbedaan dan kontrovensi yang muncul, dan masalah-
masalah/kelemahan rancangan penelitian terdahulu. Selanjutnya, pada latar
belakang peneliti harus dapat mengungkapkan bagaimana penelitian yang akan
dilakukan itu menjembatani kesenjangan dalam pemahaman tentang
permasalahan yang dikaji, bagaimana rancangan penelitian mengatasi
kelemahan dan kekurangan penelitian terdahulu dan menemukan jawaban yang
belum terungkap pada penelitian terdahulu.
DAFTAR PUSTAKA
Adi, R. (2021). Metodologi penelitian sosial dan hukum. Yayasan Pustaka Obor
Indonesia.
Darna, N., & Herlina, E. (2018). Memilih metode penelitian yang tepat: bagi
penelitian bidang ilmu manajemen. Jurnal Ekonologi Ilmu Manajemen,
5(1), 287-292.
Gainau, M. B. (2016). Pengantar Metode Penelitian. PT Kanisius.
Ridha, N. (2017). Proses penelitian, masalah, variabel dan paradigma penelitian.
Hikmah, 14(1), 62-70.
Zellatifanny, C. M., & Mudjiyanto, B. (2018). Tipe penelitian deskripsi dalam
ilmu komunikasi. Diakom: Jurnal Media Dan Komunikasi, 1(2), 83-90.