Anda di halaman 1dari 21

RESUME

PERUMUSAN MASALAH PENELITIAN MANAJEMEN

A. Masalah Penelitian
1. Pengertian Identifikasi masalah
Identifikasi adalah suatu tahap permulaan dari penguasaan masalah,
dimana objek dalam suatu jalinan tertentu dapat kita kenali sebagai suatu
masalah.
Masalah merupakan kesenjangan antara apa yang seharusnya ada
dengan apa yang terjadi atau antara apa yang diharapkan akan terjadi
dengan apa yang menjadi kenyataan. Kesenjangan itu hendaklah
merupakan sesuatu yang dapat dimanipulasi dan dipecahkan dengan
pendekatan ilmiah. Tidak semua hal perlu diselidiki dan didekati melalui
penelitian karena sifat masalah yang berbeda-beda dan tidak dapat
dipecahkan secara ilmiah. Misalnya dalam suatu penelitian, tidak semua
permasalahan yang dapat diselesaikan, para peneliti selalu membatasi
ruang lingkup penelitiannya dengan berbagai alasan dan pertimbangan.
Meskipun demikian, tidak semua masalah yang ada di masyarakat bisa
diangkat sebagai masalah penelitian.
Sedangkan Identifikasi masalah berarti mengenali masalah dengan
cara mendaftar faktor – faktor yang berupa permasalahan.
Mengidentifikasi masalah – masalah penelitian bukan sekedar mendaftar
jumlah masalah tetapi juga kegiatan ini lebih daripada itu karena masalah
yang telah dipilih hendaknya memiliki nilai yang sangat penting atau
signifikansi untuk dipecahkan” (Setyosari,2012:64)
Untuk mengidentifikasi masalah penelitian, perlu diajukan
pertanyaan:
1) Apa masalahnya (substansinya) ? 
2) Bermasalah menurut siapa ? 
3) Dianggap masalah dalam konteks apa ? 
4) Dalam perspektif apa?
Kalau keempat pertanyaan di atas disesuaikan dengan kerangka
analisis permasalahan, dapat dipastikan sebagai sebuah masalah penelitian
yang baik. Tetapi, kalau ternyata tidak, belum tentu dapat dianggap
sebagai sebuah masalah penelitian. Secara umum dapat dikatakan bahwa
masalah penelitian hendaklah jelas, berarti, dan dapat dikerjakan dengan
baik dan mudah.
Identifikasi masalah sebenarnya dilakukan untuk menemukan
ruang lingkup masalah tertentu, misalnya ditentukan bahwa masalah
tersebut dalam bidang pendidikan, kemudian dipilih salah satu masalah
sesuai dengan kemampuan peneliti baik dari segi pelaksanaan ataupun
kurikulumnya (tahir, 2011:19). Identifikasi masalah adalah salah satu
proses penelitan yang boleh dikatakan paling penting diantara proses lain.
Masalah penelitian akan menentukan kualitas dari penelitian, bahkan juga
menentukan apakah sebuah kegiatan bisa disebut penelitian atau tidak.
Masalah penelitian secara umum bisa kita temukan lewat studi literatur
atau lewat pengamatan lapangan (observasi, survey). Masalah penelitian
bisa didefinisikan sebagai pernyataan yang mempermasalahkan suatu
variabel atau hubungan antara variabel pada suatu fenomena.
Sedangkan variabel itu sendiri dapat didefinisikan sebagai
pembeda antara sesuatu dengan yang lain. Ketika kita mengambil topik
penelitian untuk membedakan raut muka mahasiswa yang lagi bokek dan
mahasiswa yang lagi banyak uang, kita punya variabel “raut muka” dan
variabel “keadaan keuangan”. Nah kita ingin tahu hubungan dua variabel
ini, jadilah itu sebuah masalah penelitian.

2. Sumber Masalah Penelitian


Sumber masalah penelitian bisa muncul dari tiga hal ( Ranjit Kumar,
1996):
a. Masalah Yang Ada di Manusianya Sendiri ( People and Problem)
Kita harus berhati-hati supaya tidak terjebak ke masalah di
sekitar manusia yang bukan penelitian. Tapi juga jangan “saklek”,
karena masalah manusia yang tadinya bukan masalah penelitian bisa
kita “goyang sedikit” menjadi masalah penelitian. Contoh, mahasiswa
punya masalah pokok yaitu “kekurangan uang”. Ini bisa kita “konversi”
menjadi masalah penelitian misalnya menjadi: Model bisnis di Internet
dengan modal kecil untuk mahasiswa.

b. Masalah pada Cara, Teknik dan Struktur Kerja (Program)


Teknik dan struktur kerja yang bermasalah tentu juga bisa
menjadi masalah penelitian. Contoh, Saking sibuknya, dosen- dosen
ternyata kesulitan menemukan satu waktu yang pas untuk meeting
bulanan di universitas. Nah ini jadi masalah penelitian, approachnya
nanti kita bisa kembangkan satu aplikasi scheduling dengan sedikit
sistem pakar didalamnya yang secara otomatis memberikan beberapa
alternatif waktu meeting yang pas untuk semua. Masalah lain misalnya,
sistem informasi manajemen di universitas kita ada masalah. Nggak
bisa online bekerjanya dan nggak sesuai dengan business process
sebenarnya yang dilakukan oleh para staff dalam mengelola
administrasi sekolah. Jadi software dan sistem ini kita perbaiki supaya
sesuai dengan yang dibutuhkan. Sistem parkir di Mal yang tidak bisa
mendeteksi mana area parkir yang kosong, bisa jadi masalah penelitian
yang menarik juga.

c. Fenomena yang terjadi


Fenomena yang ada di sekitar kita juga bisa menjadi masalah
penelitian yang menarik. Contoh, fenomena bahwa situs portal yang
dikembangkan di perusahaan-perusahaan ternyata sepi pengunjung.
Nah ini adalah sebuah fenomena, untuk meningkatkan traffic, misalnya
bisa dengan memainkan beberapa teknik supaya search engine mau
menengok situs kita, ini sering disebut dengan Search Engine
Optimization. Nah dari sini kita sudah dapat judul: “Mengembangkan
situs portal traffic tinggi dengan teknik Search Engine Optimization
(SEO)”. Fenomena lain lagi, proses pendeteksian golongan darah untuk
skala besar (massal) misalnya untuk seluruh mahasiswa universitas
yang mencapai 5000 orang ternyata memakan waktu yang sangat lama.
Ini sebuah fenomena, kita beri solusi dengan software sistem yang
menggunakan beberapa teknik artificial intelligence yang
memungkinkan pendeteksian golongan darah ini. Sehingga 5000 orang
bisa kita proses dalam beberapa jam misalnya.

Beberapa hal yang dapat dijadikan sebagai sumber masalah


adalah :
a. Bacaan
Bacaan yang berasal dari jurnal-jurnal penelitian yang berasal dari
laporan hasil-hasil penelitian yang dapat dijadikan sumber masalah,
karena laporan penelitian yang baik tentunya mencantumkan
rekomendasi untuk penelitian lebih lanjut, yang berkaitan dengan
penelitian tersebut. Suatu penelitian sering tidak mampu memecahkan
semua masalah yang ada, karena keterbatasan penelitian. Hal ini
menuntut adanya penelitian lebih lanjut dengan mengangkat masalah-
masalah yang belum terjawab.
Selain jurnal penelitian, bacaan lain yang bersifat umum juga
dapat dijadikan sumber masalah misalnya buku-buku bacaan terutama
buku bacaan yang mendeskripsikan gejala-gejala dalam suatu
kehidupan yang menyangkut dimensi sains dan teknologi atau bacaan
yang berupa tulisan yang dimuat dimedia cetak.

b. Pertemuan Ilmiah
Masalah dapat diperoleh melalui pertemuan-pertemuan ilmiah,
seperti seminar, diskusi. Lokakarya, konfrensi dan sebagainya. Dengan
pertemuan ilmiah dapat muncul berbagai permasalahan yang
memerlukan jawaban melalui penelitian.

c. Pernyataan Pemegang Kekuasaan (Otoritas)


Orang yang mempunyai kekuasaan atau otoritas cenderung
menjadi figure yang dianut oleh orang-orang yang ada dibawahnya.
Sesuatu yang diungkapkan oleh pemegang otoritas tersebut dapat
dijadikan sumber masalah. Pemegang otoritas di sini dapat bersifat
formal dan non formal.

d. Observasi (Pengamatan)
Pengamatan yang dilakukan seseorang tentang sesuatu yang
direncanakan ataupun yang tidak direncanakan, baik secara sepintas
ataupun dalam jangka waktu yang cukup lama, dapat melahirkan suatu
masalah. Contoh : Seorang pendidik menemukan masalah dengan
melihat (mengamati) sikap dan perilaku siswanya dalam proses belajar
mengajar

e. Wawancara dan Angket


Melalui wawancara kepada masyarakat mengenai sesuatu kondisi
aktual di lapangan dapat menemukan masalah apa yang sekarang
dihadapi masyarakat tertentu. Demikian juga dengan menyebarkan
angket kepada masyarakat akan dapat menemukan apa sebenarnya
masalah yang dirasakan masyarakat tersebut. Kegiatan ini dilakukan
biasanya sebagai studi awal untuk mengadakan penjajakan tentang
permasalahan yang ada di lapangan dan juga untuk menyakinkan
adanya permasalahan-permasalahan di masyarakat.

f. Pengamatan sepintas
Pengamatan yang dilakukan seseorang tentang sesuatu yang
direncanakan ataupun yang tidak direncanakan, baik secara sepintas
ataupun dalam jangka waktu yang cukup lama, dapat melahirkan suatu
masalah. Seseorang dapat menemukan masalah penelitiannya dalam
suatu perjalanan atau peninjauan ketika berangkat dari rumah sama
sekali tidak ada rencana untuk mencari masalah penelitian.

g. Pengalaman pribadi
Pengalaman merupakan salah satu sumber yang paling berguna
dalam pengambilan suatu masalah sebab dikembangkan dari
pengalaman peneliti sendiri sebagai praktisi kependidikan. Penelitian
yang bersumber dari pengalaman merupakan penelitian yang bersifat
pemecahan masalah yang dihadapi langsung. Tetapi tidak semua
pengalaman yang dimiliki seseorang itu selalu positif, adakalanya
pengalaman yang dimiliki seseorang bersifat negatif. . Pengalaman
seseorang baik yang diperolehya sendiri maupun dari orang lain, dapat
dijadikan sumber masalah yang dapat dijawab melalui penelitian.

h. Perasaan intuitif
Secara intuitif manusia dapat melahirkan suatu masalah. Masalah
penelitian tersebut muncul dalam pikiran manusia pada saat-saat yang
tidak terencanakan. Tidak jarang terjadi masalah penelitian itu muncul
dalam pikiran ilmuwan pada pagi hari setelah bangun tidur.

Agar masalah penelitian yang kita pilih benar-benar tepat, biasanya


masalah perlu dievaluasi. Evaluasi masalah penelitian biasanya berdasarkan
beberapa parameter dibawah (Ronny Kountur, 2007):
a. Menarik.
Masalah yang menarik membuat kita termotivasi untuk
melakukan penelitian dengan serius.

b. Bermanfaat
Penelitian harus membawa manfaat baik untuk ilmu pengetahuan
maupun peningkatan kesejahteraan dan kualitas kehidupan manusia.
Penelitian juga diharapakan membawa manfaat bagi masyarakat dalam
skala besar (secara nasional maupun internasional), maupun secara
khusus di komunitas kita (kampus, sekolah, kelurahan). Hindari
penelitian yang tidak membawa manfaat kepada masyarakat.

c. Hal Yang Baru


Ini hal yang cukup penting dalam penelitian, bahwa penelitian
yang dilakukan adalah hal baru. Solusi yang kita berikan adalah solusi
baru yang apabila kita komparasi dengan solusi lain, bisa dikatakan
lebih efektif, murah, cepat, dan sebagainya. Bisa juga kebaruan ini
diwujudkan dengan perbaikan dari sistem dan mekanisme kerja yang
sudah ada. Hindari redundant research, meneliti hal yang sama persis
dengan yang dilakukan oleh orang lain.

d. Dapat Diuji (Diukur)


Ini biasanya hal yang terlupakan, supaya proses penelitian kita
sempurna, masalah penelitian beserta variabel-variablenya harus
merupakan sesuatu yang bisa diuji dan diukur secara empiris. Kalau
kita melakukan penelitian korelasi, korelasi antara beberapa variabel
yang kita teliti juga harus diuji secara ilmiah dengan beberapa
parameter.

e. Dapat Dilaksanakan
Apabila masalah yang dikemukakan bagus dan berkualitas, akan
tetapi secara teknik penelitian tidak bisa dilakukan, maka itu akan
menjadi sia- sia. Dapat dilakukannya sebuah penelitian, berkaitan erat
dengan keahlian, ketersediaan data, kecukupan waktu dan dana. Hindari
research impossible.

f. Merupakan Masalah Yang Penting


Hal ini sedikit sulit untuk mengukurnya, tetapi setidaknya ada
gambaran, bahwa jangan melakukan penelitian terhadap suatu masalah
yang tidak penting.

g. Tidak Melanggar Etika


Penelitian harus dilakukan dengan kejujuran metodologi,
prosedur harus dijelaskan kepada obyek penelitian, tidak melanggar
privacy, publikasi harus dengan persetujuan obyek penelitian, tidak
boleh melakukan penipuan dalam pengambilan data maupun
pengolahan data.

B. Pemilihan Masalah
Setelah masalah diidentifikasi, belum merupakan jaminan bahwa
masalah tersebut layak dan sesuai untuk diteliti. Biasanya, dalam usaha
mengidentifikasikan atau menemukan masalah penelitian ditemukan lebih dari
satu masalah. Dari masalah-masalah tersebut perlu dipilih salah satu, yaitu
mana yang paling sesuai dan layak untuk diteliti. Jika yang ditemukan hanya
satu masalah, masalah tersebut juga harus dipertimbangkan layak dan tidaknya
serta sesuai dan tidaknya untuk diteliti.
Dari berbagai buku sumber yang kami dapatkan, ada beberapa dasar
pertimbangan dan kriteria dalam memilih masalah penelitian ini, yaitu sebagai
berikut :
1. Buku Metodologi Penelitian karangan Sumadi Suryabrata (BA., Drs.,
Ed.S., Ph.D), halaman 16-17
Pertimbangan untuk memilih atau menentukan apakah sesuatu
masalah layak dan sesuai untuk diteliti, pada dasarnya dilakukan dari dua
arah, yaitu:
a. Pertimbangan dari Arah Masalahnya
Untuk menentukan apakah sesuatu masalah layak untuk diteliti
perlu dibuat pertimbangan-pertimbangan dari arah masalahnya atau
dari sudut objektif. Dari sudut objektif ini, pertimbangan akan dibuat
atas dasar sejauh mana penelitian mengenai masalah yang
bersangkutan itu akan memberi sumbangan kepada :
1) Pengembangan teori dalam bidang yang bersangkutan dengan
dasar teoritis penelitiannya.
2) Pemecahan masalah-masalah praktis.

Kelayakan suatu masalah untuk diteliti itu sifatnya relatif,


tergantung kepada konteksnya. Suatu masalah yang layak untuk
diteliti dalam sesuatu konteks tertentu, mungkin kurang layak kalau
ditempatkan dalam konteks yang lain. Tidak ada kriteria untuk ini,
dan keputusan akan tergantung kepada ketajaman calon peneliti
untuk melakukan evaluasi secara kritis, menyeluruh, dan
menjangkau ke depan.
Di samping hal-hal tersebut, perlu ditambahkan bahwa dari
masalah itu hendaknya dilakukan pengumpulan data, guna
memecahkan masalah itu atau menjawab pertanyaan-pertanyaan
yang terkandung di dalamnya. Kecuali masalah yang akan diteliti itu
bukan merupakan pendirian atau mengenai etika dan moral.

b. Pertimbangan Dari Arah Calon Peneliti


Dari segi subjektif, yaitu pertimbangan dari arah calon
peneliti, perlu dipertimbangkan apakah masalah itu sesuai dengan
calon peneliti. Sesuai atau tidaknya sesuatu masalah itu untuk diteliti
terutama bergantung kepada apakah masalah tersebut manageable
atau tidak oleh si calon peneliti. Manageability itu terutama dilihat
dari lima segi, yaitu :
1) Biaya yang tersedia
2) Waktu yang dapat digunakan
3) Alat-alat dan perlengkapan yang tersedia
4) Bekal kemampuan teoritis
5) Penguasaan metode yang diperlukan

Setiap calon peneliti perlu menanyakan kepada diri sendiri


apakah masalah yang akan diteliti itu sesuai baginya, dilihat dari
kelima hal tersebut di atas. Jika sekiranya tidak, sebaiknya pilih
masalah lain, atau masalah itu dimodifikasi, sehingga menjadi sesuai
baginya.

2. Buku Metodologi Penelitian “Dasar-Dasar Penyelidikan Ilmiah”


karangan Prof. Dr. A. Muri Yusuf, M.Pd. halaman 107-115
Memahami dan memilih masalah yang wajar untuk diteliti
bukanlah semata-mata mencabut sesuatu yang kelihatannya kurang
berarti dan rusak dalam suatu wacana kehidupan. Sesuatu itu hendaklah
dilihat dalam kontek dan realitasnya (ditelusuri, diamati, dibandingkan
dan dibedakan) dengan menggunakan berbagai kriteria.
Beberapa kriteria yang dapat digunakan dalam memilih masalah
penelitian adalah sebagai berikut :
a. Masalah harus jelas dan tidak meragukan
Sebagai awal kegiatan ilmiah, masalah itu harus jelas dan
dapat didekati dengan pendekatan ilmiah. Masalah yang tidak jelas
akan membawa kerancuan dan sekaligus akan memberikan dampak
negatif pada hasil penelitian.

b. Masalah hendaknya bermanfaat


Masalah tersebut hendaknya bermanfaat bagi diri pribadi,
institusi, masyarakat ataupun perkembangan ilmu pengetahuan.
Contoh : masalah pendidikan di desa tertinggal.

c. Masalah yang diteliti hendaklah berada dalam batas kemampuan


dan jangkauan peneliti.
Sebagai peneliti, masalah yang akan dipilih hendaklah
masalah yang berada dalam batas kemampuan dan jangkauan
peneliti. Dari segi disiplin ilmu, masalah itu hendaklah dalam
cakupan disiplin ilmu peneliti sehingga yang bersangkutan dapat
mengakomodir masalah itu secara tuntas dan jelas sehingga
mengakomodir masalah itu secara tuntas dan jelas sehingga
memberikan deskripsi yang tepat terhadap masalah yang
dipecahkan.

d. Masalah itu menarik minat peneliti


Masalah yang dipilih hendaklah masalah yang menarik bagi
seseorang, sehingga dapat memotivasi yang bersangkutan
melakukan sesuatu dengan baik, bersikap serius serta mampu
memfokuskan perhatiannya pada masalah tersebut.

e. Dalam penelitian kuantitatif, masalah itu hendaklah menyatakan


hubungan dua variabel atau lebih, sedangkan dalam penelitian
kualitatif hendaklah menyatakan hubungan sesuatu objek dalam
konteksnya.

f. Pemilihan masalah hendaklah mempertimbangkan faktor biaya


yang digunakan
Hal itu dimaksudkan untuk memberikan hasil penelitian
yang akurat dan tepat guna.

g. Data dapat dikumpulkan dengan cepat, tepat dan benar


Hal ini tidak dapat dipisahkan dari responden penelitian.
Jangan memilih masalah yang datanya tidak mungkin
dikumpulkan. Sebaliknya jangan cepat percaya terhadap data atau
sumber data yang tersedia. Selalu adakan check dan recheck
terhadap data dan sumber data penelitian.

h. Masalah itu hendaklah sesuatu yang aktual dan hangat pada waktu
penelitian diadakan, kecuali untuk penelitian historis atau mengkaji
sesuatu yang pernah diteliti.

i. Yang dijadikan masalah hendaklah sesuatu yang baru dan telah


wajar untuk diteliti atau akan menemukan bentuk baru dari sesuatu
yang telah ada.

j. Pemilihan masalah hendaklah mempertimbangkan waktu yang


tersedia.

3. Buku Metodologi Penelitian Pendidikan karangan Prof. Sukardi, Ph.D.


Walaupun usaha untuk menentukan permasalahan, tidak ada resep
yang pasti, pembahasan tentang memilih permsalahan perlu juga
diuraikan, agar para peneliti khususnya peneliti muda dapat
menggunakannya sebagai acuan di dalam mencari permasalahan yang
signifikan untuk diteliti. Permasalahan yang akan diteliti (Kerlinger,
1986), hendaknya dapat memenuhi 3 kriteria penting, yaitu :
1) Permasalahan atau problematika sebaiknya merefleksikan dari dua
variabel atau lebih
2) Sebaiknya dinyatakan dalam bentuk pertanyaan yang jelas dan
tidak meragukan
3) Sebaiknya dapat diuji secara empiris

Tiga kriteria ini penting sebagai pertimbangan peneliti dalam


mengidentifikasi masalah yang ditemui, baik dalam teori maupun di
lapangan. Para peneliti sebaiknya dapat memilih dari problematika yang
ditemui menjadi dua klasifikasi, yaitu problematika yang bersifat belum
dapat diukur karena baru atas dasar pertimbangan common sense, dan
permasalahan yang layak diteliti. Umumnya masalah yang layak diteliti
mempunyai ciri-ciri: dapat diukur dengan instrumen penelitian, sering
ditemui di lapangan, dan mempunyai manfaat yang berguna bagi
masyarakat maupun bagi ilmu pengetahuan.

4. Buku ajar Penelitian Dasar karangan Drs. Suwirman, M.Pd halaman 23-
25
Menurut Siswoyo (1987) ada beberapa kriteria yang dapat
digunakan dalam proses pemilihan masalah :
1) Memberi kontribusi pada pengetahuan
Peneliti harus dapat menunjukkan manfaat dari penelitian
yang dilakukan. Jika masalah yang digunakan sama dengan
penelitian yang sudah ada sebelumnya, hendaknya saat kita dapat
memperbaiki penemuan-penemuan yang sudah ada sehingga dapat
memperoleh pengetahuan yang lebih dapat diandalkan.
2) Menimbulkan masalah baru
Hasil penelitian yang baik biasanya merangsang orang untuk
bertanya lebih lanjut. Banyak penelitian yang pada akhirnya
menghasilkan saran masalah yang perlu ditindak-lanjuti dengan
penelitian selanjutnya. Dengan demikian masalah yang dipilih harus
merupakan masalah yang dapat menimbulkan masalah baru yang
perlu diteliti lebih lanjut.

3) Harus dapat diteliti secara ilmiah


Agar dapat diteliti, masalah harus ada hubungan antara
variabel yang dapat didefinisikan dan yang diukur.

4) Harus cocok bagi peneliti


Masalah yang dipilih harus cocok dengan pemahaman
peneliti yang akan melaksanakannya. Barangkali ada masalah yang
cukup baik dipandang dari segi implikasinya namun kurang cocok
bagi peneliti, baik dari segi latar belakang ilmunya, minat dan
kemampuannya sehingga penelitian tersebut tidak mungkin dapat
dilaksanakan dengan baik. Oleh karena itu sangat disarankan untuk
tidak memilih masalah yang tidak cocok untuk peneliti.

5. Buku Prosedur Penelitian karangan Prof. Dr. Suharsimi Arikunto


halaman 31-34.
Penelitian akan berjalan sebaik-baiknya jika peneliti menghayati
masalah. Untuk bekerja baik permasalahannya harus menarik perhatian
peneliti. Masalah atau permasalahan penelitian dapat dilihat dari rumusan
judulnya.
Disamping menarik perhatian, peneliti harus memikirkan
masalah-masalah lain. Menarik perhatian saja belum cukup terlaksananya
penelitian. Adakalanya peneliti mencari jawaban atas suatu masalah,
tetapi faktor-faktor lain tidak memungkinkan pelaksanaannya. Secara
singkat dapat dikemukakan disini bahwa faktor-faktor kondisi tersebut
ada yang bersumber dari diri peneliti maupun dari luar. Dua hal yang
pertama bersumber dari peneliti (factor intern) dan dua hal yang terakhir
bersumber dari luar peneliti (factor ekstern). Berikut kriteria dalam
memilih masalah penelitian :
1) Penelitian harus sesuai dengan minat peneliti
Faktor minat ini kelihatannya tidak normal dan bersifat
subjektif. Namun demikian biasanya factor ini berkaitan erat dengan
hal yang bersifat formal, yaitu keahlian. Bagi peneliti yang bukan
mahasiswa atau penliti pemula, selain minat secara etis di
persyaratkan bahwa maslah yang di teliti harus sesuai dengan bidang
keahliannya. Disamping hasilnya akan lebih baik, manfaat lain
adalah pertanggungjawaban ilmiah.

2) Penelitian dapat dilaksanakan


Jika ditinjau dari diri peneliti, ada 4 hal sebagai pertimbangan
penelitian dapat dilaksanakan atau tidak, yaitu :
a) Peneliti mempunyai kemampuan untuk meneliti maslah itu,
artinya menguasai teori yang melatarbelakangi masalah, dan
menguasai metode untuk memecahkannya.
b) Peneliti mempunyai waktu yang cukup sehingga tidak
melakukannya asal selesai.
c) Peneliti mempunyai tenaga untuk meleksanakannya, dalam arti
cukup kuat fisiknya untuk merencanakan, menyusun alat
pengumpul data, mengumpulkan data, dan menyusun
laporannya.
d) Peneliti mempunyai dana secukupnya untuk biaya transportasi,
alat tulis menulis, biaya fotocopy, dan lain-lain.

3) Faktor pendukung
Yang dimaksud sebagai factor pendukung yang bersumber
dari luar peneliti antara lain sebagai berikut:
(a) Tersedia data sehingga pertanyaan penelitian dapat dijawab
(b) Ada izin dari yang berwenang

4) Hasil penelitian bermanfaat


Kita meneliti bukan karena agar lebih mahir meneliti, tetapi
karna ingin menyumbangkan hasilnya untuk kemajuan ilmu
pengetahuan, meningkatkan efektifitas kerja atau mengembangkan
sesuatu. Oleh karena itu, setiap peneliti harus sudah siap dengan
jawaban andai kata orang mengajukan pertanyaan, “apakah manfaat
penelitian anda?”
Seorang ahli penelitian, yaitu Prof. Dr. Suhardjono dari
UNIBRAW memberikan petunjuk kepada peneliti mengenai
persyaratan penelitian yang baik dengan menggunakan istilah yang
mudah diingat, yaitu:
(a) Asli, artinya bukan jiplakan atau menganti-ganti penelitian
orang lain, sehingga kelihatan bukan buatan sendiri.
(b) Penting, artinya bahwa hasil penelitian itu bermanfaat dan
dipandang penting bagi peningkatan mutu pendidikan,
khususnya bagi tugas yang dilaksanakan.
(c) Ilmiah, artinya menggunakan proses yang dibenarkan oleh
teori penelitian, yaitu mengikuti sistematika penelitian yang
lazim berlaku.
(d) Konsisten, artinya ada keruntutan antara bagian yang satu
dengan bagian yang lain.

C. Rumusan Masalah
Perumusan masalah merupakan salah satu tahap di antara sejumlah
tahap penelitian yang memiliki kedudukan yang sangat penting dalam
kegiatan penelitian. Tanpa perumusan masalah, suatu kegiatan penelitian
akan menjadi sia-sia dan bahkan tidak akan membuahkan hasil apa-apa.
Perumusan masalah atau research questions atau disebut juga sebagai
research problem, diartikan sebagai suatu rumusan yang mempertanyakan
suatu fenomena, baik dalam kedudukannya sebagai fenomena mandiri,
maupun dalam kedudukannya sebagai fenomena yang saling terkait di antara
fenomena yang satu dengan yang lainnya, baik sebagai penyebab maupun
sebagai akibat.
Mengingat demikian pentingnya kedudukan perumusan masalah di
dalam kegiatan penelitian, sampai-sampai memunculkan suatu anggapan
yang menyatakan bahwa kegiatan melakukan perumusan masalah, merupakan
kegiatan separuh dari penelitian itu sendiri. Perumusan masalah penelitian
dapat dibedakan dalam dua sifat, meliputi perumusan masalah deskriptif,
apabila tidak menghubungkan antar fenomena, dan perumusan masalah
eksplanatoris, apabila rumusannya menunjukkan adanya hubungan atau
pengaruh antara dua atau lebih fenomena.
Perumusan masalah memiliki fungsi sebagai berikut, yaitu:
1. Fungsi pertama adalah sebagai pendorong suatu kegiatan penelitian
menjadi diadakan atau dengan kata lain berfungsi sebagai penyebab
kegiatan penelitian itu menjadi ada dan dapat dilakukan.

2. Fungsi kedua, adalah sebagai pedoman, penentu arah atau fokus dari
suatu penelitian. Perumusan masalah ini tidak berharga mati, akan tetapi
dapat berkembang dan berubah setelah peneliti sampai di lapangan.

3. Fungsi ketiga dari perumusan masalah, adalah sebagai penentu jenis data
macam apa yang perlu dan harus dikumpulkan oleh peneliti, serta jenis
data apa yang tidak perlu dan harus disisihkan oleh peneliti. Keputusan
memilih data mana yang perlu dan data mana yang tidak perlu dapat
dilakukan peneliti, karena melalui perumusan masalah peneliti menjadi
tahu mengenai data yang bagaimana yang relevan dan data yang
bagaimana yang tidak relevan bagi kegiatan penelitiannya.

4. Fungsi keempat dari suatu perumusan masalah adalah dengan adanya


perumusan masalah penelitian, maka para peneliti menjadi dapat
dipermudah di dalam menentukan siapa yang akan menjadi populasi dan
sampel penelitian.
Menurut Suryabrata (2010 : 24) tidak ada aturan yang baku mengenai
cara merumuskan masalah. Namun disarankan hal-hal sebagai berikut :
1. Masalah hendaknya dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya.
Baik pertanyaan yang memerlukan jawaban deskriptif, maupun
pertanyaan yang memerlukan jawaban eksplanatoris, yaitu yang
menghubungkan dua atau lebih fenomena atau gejala di dalam
kehidupan manusia.
2. Rumusan masalah harus padat dan jelas
3. Rumusan masalah harus memberi arahan tentang jenis data yang
diperlukan dan bagaimana mendapatkannya untuk menjawab
pertanyaan atau rumusan masalah yang diajukan.

Berkenaan dengan penempatan rumusan masalah penelitian, didapati


beberapa variasi, antara lain:
1. Penempatan di bagian paling awal dari suatu sistematika penelitian.
2. Penempatan setelah latar belakang atau bersama-sama dengan latar
belakang penelitian.
3. Penempatan setelah tujuan penelitian.

Di manapun rumusan masalah penelitian ditempatkan, sebenarnya


tidak terlalu penting dan tidak akan mengganggu kegiatan penelitian yang
bersangkutan, karena yang penting adalah bagaimana kegiatan penelitian itu
dilakukan dengan memperhatikan rumusan masalah sebagai pengarah dari
kegiatan penelitiannya. Artinya, kegiatan penelitian yang dilakukan oleh
siapapun, hendaknya memiliki sifat yang konsisten dengan judul dan
perumusan masalah yang ada. Kesimpulan yang didapat dari suatu kegiatan
penelitian, hendaknya kembali mengacu pada judul dan permasalahan
penelitian yang telah dirumuskan.

D. Latar Belakang Masalah


Latar belakang masalah adalah segala informasi yang diperlukan
untuk memahami perumusahan masalah yang disusun oleh peneliti. Dengan 
kata  lain,  latar belakang  masalah  merupakan  informasi  yang  diperlukan 
untuk  mengerti permasalahan yang ada. Dengan penyajian latar belakang
masalah, pemahaman permasalahan penelitian menjadi lebih jelas.
Latar belakang masalah berisi tentang sejarah dan peristiwa-peristiwa
yang sedang terjadi  pada suatu proyek penelitian, tetapi dalam peristiwa itu,
nampak adanya penyimpangan-penyimpangan dari standar yang ada, baik
standar keilmuan maupun aturan-aturan. Dalam latar belakang ini peneliti
harus melakukan analisis masalah, sehingga permasalahan menjadi jelas.
Melalui analisis masalah ini, peneliti harus dapat menunjukkan adanya suatu
penyimpangan, dan menuliskan mengapa hal itu perlu diteliti.
Bagian latar belakang masalah menjelaskan mengapa suatu penelitian
dilaksanakan dan apa yang ingin dicapai atau diketahui dari pelaksanaan
penelitian tersebut. Fakta dan data yang mendukung harus dicantumkan.
Dalam latar belakang penelitian dikemukakan mengenai pentingnya
penelitian itu dilaksanakan. Disini penting disebutkan secara jelas, apa
masalahnya dan apa akibat dari permasalahan tersebut. Untuk mencari
permasalahan mungkin dapat digunakan analisis dengan pokok masalah.
Pentingnya penyantuman ringkasan tinjauan pustaka yang relevan adalah
untuk memberikan informasi yang memungkinkan pembaca dapat memahami
dan menilai hasil penelitian dalam bidang yang diteliti yang pernah ada serta
memberikan justifikasi dari perlakuan yang akan diuji pada metodologi.
Disamping itu juga untuk mencegah adanya duplikasi penelitian.
Pada latar belakang masalah biasanya peneliti mengungkapkan alasan
utama mengapa yang bersangkutan memilih masalah tertentu yang akan
diteliti sehingga pihak pembaca dapat memahami mengenai pentingnya
masalah tersebut untuk diteliti dari sisi ilmiah. Pada bagian ini pula, peneliti
boleh menuliskan keinginan peneliti untuk mengungkapkan suatu gejala
/konsep/dugaan yang sedang dipikirkan.
Latar belakang masalah memuat uraian secara jelas timbulnya
masalah yang memerlukan pemecahan dengan didukung oleh logika-logika
dan teori-teori yang mendasari timbulnya gagasan pemecahan/ pembahasan
masalah. Dengan mengemukakan latar belakang masalah akan mempermudah
rumusan masalah.
Dalam bagian latar belakang ini diharapkan penulis menuliskan
sebab-sebab ia memilih judul atas permasalahan tersebut. Alasan-alasan yang
dapat dikemukakan antara lain:
1. Pentingnya masalah tersebut diteliti karena akan membantu pelaksanaan
kerja yang lebih efektif misalnya,atau akan dicari pemecahannya karena
berbahaya apabila tidak.Jadi pentingnya diadakan penelitian.
2. Menarik minat peneliti karena dari pengalamannya peneliti mendapatkan
gambaran bahwa hal itu sangat menarik.
3. Sepanjang sepengetahuan peneliti belum ada orang yang meneliti masalah
tersebut.

Latar belakang masalah sekurang-kurangnya harus menggambarkan


hal berikut:
1. Mengapa penelitian tersebut harus dilakukan?
2. Seberapa penting penelitian ini hingga harus dilakukan?
3. Bagaimana jika penelitian itu tidak dilakukan?
4. Jika penelitian dilakukan, apakeuntungan dari penelitian?

Cara menyusun latar belakang:


1. Mulai dengan sesuatu yang akan menarik perhatian pembaca, misalnya
dengan data atau sebuah kutipan atau cerita singkat
2. Ajukan pertanyaan-pertanyaan yang muncul dari benak kita, yang
menunjukkan adanya keingintahuan kita. mengapa kita tertarik dan ingin
mengetahui/memahami topik tersebut
3. Jelaskan alasan-alasan mengapa perlu/ harus dilakukan penelitian; untuk
itu perlu dikemukakan literatur/tulisan yang menyebut perlunya dilakukan
penelitian dalam topik ini, kurangnya perhatian pada topik ini dan
kemukakan pula manfaat dari studi yang akan dilakukan
4. Jelaskan bagaimana kita akan melakukan penelitian
5. Jelaskan siapa yang akan memperoleh benefit dari hasil penelitian kita
6. Jelaskan luaran yang akan dihasilkan dari penelitian ini
7. Akhiri bagian pengantar dengan suatu overview dari rancangan yang kita
buat

Pada latar belakang, pembaca tentu ingin mengetahui apa masalah yang
ingin diteliti, mengapa peneliti menganggap itu sebagai masalah, apa saja
dampak temuan terhadap apa yang telah diketahui saat ini, apakah penekanan
kajian ini merupakan penemuan atau verifikasi prinsip/teori atau
pengembangan metode baru dalam pemecahan masalah, apakah temuan kajian
memiliki nilai dan sumbangan terhadap para pelaku pendidikan, apakah
masalah kajian berpusat pada teori, dan apakah adakah sumbangan signifikan
temuan kajian ini natinya terhadap penyelenggaraan pendidikan (dalam
pengembangan bidang ilmu).
Penyajian latar belakang meliputi apa yang telah diketahui tentang
bidang masalah yang menjadi perhatian dalam rencana penelitian. Hal ini
diangkat dari telaah hasil penelitian terdahulu, penerapan dalam pelaksanaan
kegiatan/pekerjaan, kesimpulan para peneliti yang saling mendukung. Di sisi
lain, sajian harus pula menampilkan apa yang belum diketahui - terutama
telaah kritis penelitian yang mengungkapkan kesimpulan yang berbeda-beda,
garis-garis besar perbedaan dan kontrovensi yang muncul, dan masalah-
masalah/kelemahan rancangan penelitian terdahulu. Selanjutnya, pada latar
belakang peneliti harus dapat mengungkapkan bagaimana penelitian yang akan
dilakukan itu menjembatani kesenjangan dalam pemahaman tentang
permasalahan yang dikaji, bagaimana rancangan penelitian mengatasi
kelemahan dan kekurangan penelitian terdahulu dan menemukan jawaban yang
belum terungkap pada penelitian terdahulu.
DAFTAR PUSTAKA
Adi, R. (2021). Metodologi penelitian sosial dan hukum. Yayasan Pustaka Obor
Indonesia.
Darna, N., & Herlina, E. (2018). Memilih metode penelitian yang tepat: bagi
penelitian bidang ilmu manajemen. Jurnal Ekonologi Ilmu Manajemen,
5(1), 287-292.
Gainau, M. B. (2016). Pengantar Metode Penelitian. PT Kanisius.
Ridha, N. (2017). Proses penelitian, masalah, variabel dan paradigma penelitian.
Hikmah, 14(1), 62-70.
Zellatifanny, C. M., & Mudjiyanto, B. (2018). Tipe penelitian deskripsi dalam
ilmu komunikasi. Diakom: Jurnal Media Dan Komunikasi, 1(2), 83-90.

Anda mungkin juga menyukai