Anda di halaman 1dari 15

PROPOSAL PENDIDIKAN KESEHATAN

“PNEUMONIA PADA ANAK”

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK III

1. Nurinda Abdullah, S.Kep 8. Fahmila U. Pilomonu, S.Kep


2. Nenty Rauf, S.Kep 9. Ronal Poiyo, S.Kep
3. Della Pontoh, S.Kep 10 Isma Abdul Gani, S.Kep
4. Sultian Asumbo, S.Kep 11. Mohamad Poiyo, S.Kep

PROGRAM PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO
GORONTALO
2019
LEMBAR PENGESAHAN

PROPOSAL PENDIDIKAN KESEHATAN

1. Judul : Pneumonia pada anak


2. Ketua :
a. Nama : Fahmila Utary Pilomonu, S.Kep
b. Program Studi : Profesi Ners
c. Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Gorontalo
d. Alamat Institusi : Jln. Prof Dr. H. Mansoer Pateda, Desa Pentadio
Timur, Kec Telaga Biru, Kab Gorontalo
3. Anggota Tim
a. Jumlah Anggota : 7 orang
b. Nama Anggota : Isma Abdul Gani, S.Kep
Mohamad Poiyo, S.Kep
Nenty Rauf, S.Kep
Ronal Poiyo, S.Kep
Nurindah Abdullah, S.Kep
Sultian Asumbo, S.Kep
Della Carmenita Asri Pontoh, S.Kep

Lokasi Kegiatan : Ruang MTBS PKM Kota Tengah

Mengetahui :

Preseptor Klinik Preseptor Klinik

Ns. Wiwi Susanti Piola, M.Kep Ns. Fath Erawati Dama, S.Kep

Preseptor Akademik

Ns. Ani Retni, M.Kep


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
Izin, Taufik, dan Hidayah-Nya sehingga pada kesempatan ini kami dapat
menyelesaikan penyusunan proposal pendidikan kesehatan dengan judul
“pneumonia pada anak” di ruang MTBS Puskesmas Kota Tengah

Kelompok III selama menyelesaikan proposal ini banyak mendapatkan


bantuan dari berbagai pihak. Dan melalui kesempatan ini kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada :

1. Preseptor Klinik Ruangan MTBS Ns. Wiwi Susanti Piola, M.Kep


2. Preseptor Klinik Ruangan MTBS Ns. Fath Erawati Dama, S.Kep
3. Preseptor Akademik Ns Ani Retni, M.Kep
4. Teman- teman profesi ners angkatan X dan yang teristimewa teman-
teman kelompok III yang selalu menjaga kekompakkan selama ini

Kami menyadari bahwa penulisan proposal ini masih jauh dari


kesempurnaan, namun demikian kami telah berusaha semaksimal mungkin, untuk
itu segala kritik dan saran yang membangun senantiasa kami harapkan demi
kesempurnaannya. Akhir kata dengan segala kerendahan hati kami berharap
semoga dapat bermanfaat bagi pembaca.

Gorontalo, Oktober 2019

Kelompok III
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pneumonia merupakan infeksi akut di perenkim paru-paru dan sering


mengganggu pertukaran gas. Bronkopneumonia melibatkan jalan napas distal
dan alveoli, pneumonia lobular melibatkan bagian dari lobus, dan pneumonia
lobur melibatkan seluruh lobus. Komplikasi meliputi hipoksemia, gagal
respiratorik, efusipleura, empiema, abses paru, dan bakteremia, disertai
penyebaran infeksi ke bagian tubuh lain yang menyebabkan meningitis,
endokarditis,dan perikarditis. Umumnya, prognosisnya baik bagi orang yang
memiliki paru-paru normal dan ketahanan tubuh yang cukup baik sebelum
pneuminia menyerang. Akan tetapi, pneumonia merupakan penyebab
tertinggi ketujuh dari kematian di Amerika Serikat, dan pada tahun 2003
muncul tipe pneumonia baru dan mematikan yang disebut sindrom
respiratorik akut parah (Paramita, 2011).

Pneumonia merupakan penyebab utama kematian balita di dunia.


Pneumonia menyebabkan kematian lebih dari 2 juta balita setiap tahunnya.
Pneumonia disebabkan oleh peradangan paru yang membuat napas menjadi
sakit dan asupan oksigen sedikit (WHO, 2014). Tingginya angka kematian
balita akibat pneumonia mengakibatkan target MDG’s (Millennium
Development Goals) ke-4 yang bertujuan menurunkan angka kematian anak
sebesar 2/3 dari tahun 1990 sampai 2014 tidak tercapai (WHO, 2015).

Menurut WHO (World Health Organization) angka kematian balita pada


tahun 2013 masih tinggi mencapai 6,3 juta jiwa. Kematian balita tertinggi
terjadi di negara berkembang sebanyak 92% atau 29.000 balita/hari (Rahman
dkk, 2014). Kematian balita sebagian besar disebabkan oleh penyakit menular
seperti pneumonia (15 %), diare (9%), dan malaria (7%) (WHO, 2013).
WHO memperkirakan pada tahun 2013, ada 935.000 balita meninggal
karena pneumonia (WHO, 2014). Kematian balita karena pneumonia
sebagian besar diakibatkan oleh pneumonia berat berkisar antara 7%-13%.
Berdasarkan penelitian Wulandari, dkk (2014), menyatakan bahwa orang
yang terkena pneumonia berat berisiko 20,274%

Tingginya angka kematian balita dan anak di Gorontalo disebabkan


karena penyakit pneumonia termasuk di Puskesmas Kota Tengah maka kami
kelompok III profesi ners angkatan X Universitas Muhammadiyah Gorontalo
akan mengadakan pendidikan kesehatan mengenai penyakit pneumonia
dengan harapan penekanan angka kematian anak akibat pneumonia dapat
dilakukan.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan mengenai pneumonia kepada
orangtua yang berada di lingkungan Puskesmas Kota Tengah diharapkan
orangtua dapat memantau tumbuh kembang anaknya guna mencapai
derajat kesehatan jauh dari pneumonia dan bisa menekan angka kematian
disebabkan oleh penyakit pneumonia.
2. Tujuan Khusus
Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan ini diharapkan :
a. Orangtua dapat memahami apa itu pneumonia
b. Orangtua dapat mengerti apa saja penyebab dari pneumonia
c. Dapat mengetahui tindakan apa saja yang dapat menjauhkan anak
dari penyakit pneumonia

C. Sasaran
Sasaran dalam pendidikan kesehatan ini yaitu seluruh masyarakat yang
berada di Puskesmas Kota Tengah
BAB II
DESKRIPSI KASUS

A. Karakteristik Sasaran
Dalam pelaksanaan pendidikan kesehatan sasarannya yaitu :
1. Masyarakat yang berada di puskesmas kota tengah
2. Jumlah peserta 10 sampai lebih masyarakat
3. Keadaan umum baik
4. Klien dapat duduk
5. Peserta kooperatif

B. Prinsip pembelajaran pendidikan kesehatan


Prinsip Pendidikan Kesehatan Pendidikan adalah sebuah proses
ketidaktahuan menjadi tahu, memahami, kesehatan ada la h proses
mengajarkan belajar, perubahan da ri dan mengerti. Pend idika n konsep
kesehatan yang direncanakan dengan sadar untuk memberi informasi
sehingga meningkatkan pengetahuan dan pemahanan serta ketrampilan dalam
bidang kesehatan.
Melalui proses belajar ini diharapkan menumbuhkan kesadaran
pembelajar (pelaku proses belajar) dan memengaruhi perilaku. Adapun
prinsip pendidikan kesehatan, antara la in:
a. Pendidikan kesehatan bukan hanya pelajaran di kelas tetapl
merupakan kumpulan pengalaman di mana sa.ja dan kapan saja
sepanjang dapat memengaruhi pengetahuan sikap dan kebiasaan
sasaran Pend idikan.
b. Pendidikan kesehatan tidak dapat secara mudah diberikan oleh
seseorang kepada orang lain, karena pada akhirnya sasaran
pendidikan itu sendiri yang dapat mengubah kebiasaan dan
tingkah lakunya sendiri
c. Bahwa yang harus dilakukan oleh pendidik adalah menciptakan
sasaran individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dapat
mengubah sikap dan tingkah lakunya sendiri
d. Pendidikan kesehatan dikatakan berhasil bila sasaran pendidikan
(individu, keluarga, kelompok dan masyarakat) sudah mengubah
sikap dan tingkah lakunya sesuai dengan tu.iuan yang telah diteta
pkan.
BAB III

METODOLOGI PENDIDIKAN KESEHATAN

A. Metode Pembelajaran
Dalam pelaksaanaan pendidikan kesehatan dengan judul “Pneumonia”
menggunakan metode pembelajaran :
1. Metode ceramah adalah metode memberikan uraian atau penjelasan
kepada sejumlah murid pada waktu dan tempat tertentu. Metode
ceramah ini hanya mengandalkan indera pendengaran sebagai alat
belajar yang paling dominan. Dengan kata lain metode ini adalah
sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan
pengetahuan secara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya
mengikuti secara pasif. Metode ini disebut juga dengan metode kuliah
atau metode pidato. Dalam proses pembelajaran disekolah, tujuan
metode ceramah adalah menyampaikan bahan yang bersifat informasi
(konsep, pengertian, prinsip- prinsip) yang banyak serta luas.
2. Metode tanya jawab merupakan metode mengajar yang
memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersipat two
way traffic sebab pada saat yang sama terjadi dialog dua orang yang
membahas suatu masalah, salah seorang bertanya salah satunya
menjawab atau sebaliknya, dalam komunikasi ini terlihat adanya
hubungan timbal balik secara lansung antara keduannya. Metode
tanya jawab termasuk metode yang digunakan oleh manusia dalam
proses pembelajaran. Bertanya memiliki peranan penting dalam
kegiatan pembelajaran. Pertanyaan yang tersusun dengan baik dan
tehnik pengajuan yang tepat akan meningkatkan partisipasi
masyarakat terlebih oragtua yang hadir untuk bertanya,
membangkitkan minat dan rasa ingin tahu masyarakat terhadap
permasalahan yang sedang dibicarakan, mengembangkan pola
berpikir dan belajar aktif masyarakat dan memusatkan perhatian
masyarakat terhadap masalah yang sedang dibahas.
3. Metode evaluasi. Pada saat selesai dilakukan pendidikan kesehatan
perlu untuk melakukan evaluasi dengan maksud untuk memastikan
apakah selama penyampaian materi masyarakat mendengarkan dan
memahaminya atau tidak dan untuk bisa mencapai tujuan pendidikan
kesehatan yang optimal

B. Media pembelajaran
Media yang digunakan dalam proses pembelajaran pendidikan kesehatan ini
yaitu : Leaflet, dan banner
1. Leaflet Merupakan bentuk penyampaian informasi kesehatan melalui
lembaran yang dilipat. Keuntungan menggunakan media ini antara
lain : sasaran dapat menyesuaikan dan belajar mandiri serta praktis
karena mengurangi kebutuhan mencatat, sasaran dapat melihat isinya
disaat santai dan sangat ekonomis, berbagai informasi dapat diberikan
atau dibaca oleh anggota kelompok sasaran, sehingga bisa
didiskusikan, dapat memberikan informasi yang detail yang mana
tidak diberikan secara lisan, mudah dibuat, diperbanyak dan
diperbaiki serta mudah disesuaikan dengan kelompok sasaran.
Sementara itu ada beberapa kelemahan dari leaflet yaitu : tidak cocok
untuk sasaran individu per individu, tidak tahan lama dan mudah
hilang, leaflet akan menjadi percuma jika sasaran tidak diikutsertakan
secara aktif, serta perlu proses penggandaan yang baik. (Lucie, 2005)
2. Banner adalah salah satu media promosi yang dicetak dengan Print
Digital yang umumnya berbentuk Potrait atau Vertikal. Banner adalah
bentuk penyederhanaan dari Baliho.
C. Kegiatan Penyuluhan

No. Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan


Peserta
1. 5 menit Pembukaan :
 Memberi salam dan perkenalan - Menjawab
 Kontrak waktu salam
 Menjelaskan pokok bahasan -
 Mengungkapkan tujuan pembelajaran Mendengarkan

2. 15 Kegiatan inti:
menit  Penyuluh memberikan ceramah sesuai
-
dengan materi penyuluhan Mendengarkan
 Sasaran menyimak penyuluhan - Bertanya
 Sasaran menyimak penjelasan dari
- Menjelaskan
penyuluh tentang pengertian
Pneumnia
 Sasaran menyimak penjelasan dari
penyuluh tentang macam-macam
Pneumonia
 Sasaran menyimak penjelasan dari
penyuluh tentang tanda dan gejala non
pneumonia dan Pneumonia
 Sasaran menyimak penjelasan dari
penyuluh tentang Cara perawatan dan
pencegahan pneumonia dan non
pneumonia
 Sasaran mengemukakan hal-hal yang
belum dipahami
 Sasaran menyimak penjelasan dari
penyuluh tentang hal-hal yang belum
dipahami
3. 10 Kegiatan penutup:
menit  Penyuluh mengevaluasi materi yang
-
telah diberikan dengan memberikan Mendengarkan
pertanyaan berupa: - Menjawab
1. Pengertian Pneumonia salam
2. Tanda dan Gejala Pneumonia
3. Macam-macam ISPA.
4. Cara penanganan ISPA Pneumonia
 Sasaran menjawab pertanyaan
penyuluh sebagai evaluasi
 Penyuluh menyimpulkan materi yang
telah disampaikan
 Memberi salam

D. Waktu pelaksanaan
Waktu pelaksanaan pendidikan kesehatan dengan judul pneumoni pada hari
Senin 28 Oktober 2019 pada pukul 10.00 bertempat di Puskesmas Kota
Tengah

E. Faktor resiko terjadinya hambatan


Faktor resiko yang mungkin akan terjadi yang menghambat pelaksanaan
pendidikan kesehatan yaitu : pada waktu pelaksanaan pendidikan kesehatan
juga bertepatan dengan waktu pembacaan nomor urut untuk pemeriksaan di
puskesmas kota tengah.

F. Antisipasi meminimalkan hambatan


Dalam pelaksanaan pendidikan kesehatan dilaksanakan pada pukul 10.00
untuk mengantisipasi kesesuaian waktu pemeriksaan dan waktu puskesmas
tidak menerima pelayanan, agar setelah masyarakat selesai melakukan
pemeriksaan bisa untuk duduk mendengarkan dan memahami penjelasan
mengenai pendidikan kesehatan
G. Pengorganisasian
1. Tim Pelaksana
a. Preseptor Klinik : Ns. Wiwi Piola, M.Kep
b. Preseptor Akademik : Ns. Ani Retni, M.Kep
c. Moderator : Ronal Poiyo, S.Kep
Tugas :
− Membuka kegiatan pendidikan kesehatan dan memperkenalkan diri
− Memandu jalannya acara, dan memandu jalannya diskusi
b. Pemateri : Isma Abdul Gani, S.Kep
Tugas :
− Menyampaikan informasi materi sesuai yang tersedia pada banner
dan leaflet yang dibagikan
c. Fasilitator : Nurinda Abdullah, S.Kep
Mohamad Poiyo, S.Kep
Nenty Rauf, S.Kep
Sultian Asumbo, S.Kep
Della Carmenita Asri Pontoh, S.Kep

Tugas :
− Menyediakan fasilitas selama kegiatan berlangsung, , membantu
moderator memfasilitasi peserta untuk berperan aktif
d. Observer : Fahmila Utary Pilomonu, S.Kep
Tugas :
− Mengobservasi jalannya proses kegiatan, mencatat perilaku verbal
dan non verbal selama kegiatan berlangsung
Setting Tempat

Keterangan :
= masyarakat = moderator dan pemateri

= Observer = Fasilitator

H. Metode evaluasi
1. Mengajukan pertanyaan secara lisan kepada peserta penyuluhan
- Tes awal
Apa yang dimaksud dengan pneumonia?
- Tes akhir
Bagaimana cara mengetahui anak terkena penyakit pneumonia?

2. Observasi
- Respon ibu dan audien saat diberi pertanyaan
- Ibu dan audien antusias atau tidak
- Ibu mengajukan pertanyaan atau tidak
- Proses kegiatan mulai dari awal hingga akhir acara penyuluhan
I. Alat evaluasi
Dalam pelaksanaan pendidikan kesehatan ini alat yang digunakan pada saat
evaluasi yaitu
1. Interview atau sering disebut juga wawancara mempunyai definisi suatu
proses komunikasi interaksional antara dua pihak. Cara pertukaran yang
digunakan adalah cara verbal dan nonverbal dan mempunyai tujuan
tertentu yang spesifik. Ada dua macam tipe tujuan interview. Pada
pendidikan kesehatan untuk mengetahui lebih terkait pada adanya
permasalahan dan mencari penyelesaiannya.
2. Observasi adalah metode atau cara-cara yang menganalisis dan
mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku melihat
atau mengamati individuatau kelompok secara langsung.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Demikianlah proposal ini kami ajukan dalam rangka memenuhi tugas


praktek profesi keperawatan anak di Puskesmas Kota Tengah, semoga dengan
adanya kegiatan pendidikan kesehatan mengenai pneumonia pada anak dapat
membuka pemikiran masyarakat untuk berlaku hidup sehat dan menjaga tumbuh
kembang anak agar terhindar dari penyakit pneumonia.
B. Evaluasi Struktur
1. Pemberitahuan pada masyarakat yang berada di Puskesmas Kota Tengah
bahwa akan dilakukan pendidikan kesehatan tentang Pneumonia 1 jam
sebelumnya
2. Materi, media pendidikan kesehatan tersedia
3. Preplanning dikonsulkan ke pembimbing 1 hari sebelum pendidikan
kesehatan
4. Tempat penkes di Puskesmas Kota Tengah

C. Evaluasi Proses
1. Masyarakat kooperatif selama dilakukan pendidikan kesehatan
2. Pendidikan kesehatan dilakukan sesuai materi dan waktu yang telah
ditetapkan
3. Mahasisiwa bertugas sesuai perannya
4. Masyarakat kooperatif dalam diskusi atau tanya jawab

D. Evaluasi Hasil
1. Masyarakat mampu menyebutkan pengertian, penyebab dan cara
mengatasi pneumonia
2. Masyarakat mampu menyebutkan tanda dan gejala pneumonia
3. Masyarakat mampu menyebutkan apa saja cara yang bisa dilakukan
dirumah dalam hal pencegahan pneumonia
4. Masyarakat mampu menyebutkan 3 dari 5 penyebab pneumonia pada anak

Anda mungkin juga menyukai