Anda di halaman 1dari 6

PENGARUH SENAM NIFAS TERHADAP KECEPATAN INVOLUSI

UTERI PADA IBU NIFAS DI PMB WILAYAH KERJA PUSKESMAS


BASUKI RAHMAD KOTA BENGKULU TAHUN 2019

ABSTRAK

Latar belakang : Masa nifas adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan
selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti sebelum hamil.Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh senam nifas terhadap kecepatan
involusi uteri di PMB wilayah kerja puskesmas Basuki Rahmad Kota Bengkulu
tahun 2019. Metode penelitian :Penelitian ini digunakan rancangan pra
eksperiment dengan desain the static group comparison. Populasi ibu bersalin di
PMB Wilayah Kerja Puskesmas Basuki Rahmad pada 24 Juni-24 Juli 2019.
Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling artinya memilih
sampel sesuai dengan yang dikehendaki dan sesuai dengan tafsiran persalinan di
PMB wilayah kerja Puskesmas Basuki Rahmad yang berjumlah 32 sampel. Hasil:
dari penelitian ini dari 32 responden dengan 16 responden yang dilakukan senam
nifas didapatkan bahwa kecepatan involusi uteri sebelum senam nifas pada
kelompok eksperimen dengan nilai rata-rata 12,44, Sedangkan kecepatan involusi
uteri sesudah senam nifas pada kelompok eksperimen rata-rata 0,12 sedangkan
pada kelompok kontrol 16 yang tidak melakukan senam nifas didapatkan bahwa
kecepatan involusi uteri pada kelompok kontrol sebelum senam nifas nilai rata-
ratanya 12,50, setelah dilakukan kontrol ternyata kecepatan involusi uterusnya
6,75. Kesimpulan dan saran: Diharapkan kepada bidan untuk meningkatkan
pemberian konseling kepada ibu hamil dan ibu pasca salin untuk melakukan
mobilisasi dini setelah melahirkan.

Kata kunci : Senam nifas, involusi uteri


Pendahuluan/Latar Belakang

World Health Organization (WHO) memperkirakan 830 wanita meninggal


setiap harinya akibat komplikasi kehamilan dan proses kelahiran, jadi pada tahun
2015 sekitar 303.000 wanita meninggal selama kehamilan, persalinan dan setelah
persalinan (WHO,2018).

Profil Kesehatan Indonesia tahun 2016 menyebutkan penyebab langsung


kematian ibu yaitu perdarahan 30,3%, hipertensi dalam kehamilan (HDK) 27,1%
dan infeksi 7,3%. Selain penyebab obsetrik, kematian ibu juga disebabkan oleh
penyebab lain-lain (non obsetrik) sebesar 34,3%. Angka kematian ibu (AKI)
tercatat 91 per 100.000 kelahiran hidup penyebab kematian ibu tersebut yaitu
perdarahan setelah melahirkan (HPP). (Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu,
2016).

Senam nifas merupakan bentuk ambulasi dini pada ibu nifas yang salah
satu tujuannya untuk memperlancar proses involusi, sedangkan ketidak lancaran
proses involusi berakibat buruk pada ibu nifas seperti terjadi perdarahan yang
bersifat lanjut dan kelancaran proses involusi (Syaflindawati, 2017). Perubahan
uterus perlu di observasi dengan seksama, pengosongan rahim secara tiba-tiba
akan membuat rahim kehilangan tonusnya dan menjadi lemas (flaksid,atonia)
selama beberapa saat, yang menyebabkan fundus uteri sulit diraba (Astuti, dkk,
2015).

Terdapat pengaruh antara senam nifas terhadap penurunan tinggi fundus


uteri. Namun, ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi penurunan tinggi
fundus uteri antara lain usia, paritas, status gizi, dan menyusui (Walyani, dkk,
2015). Penelitian Pamuji dkk, (2015) juga menunjukkan ada hubungan antara
paritas dengan kejadian involusi.Bahwa paritas mempengaruhi involusi uterus,
karena otot-otot yang terlalu sering tergerak memerlukan waktu yang lama, pada
multipara cenderung menurun kecepatan- nya dibandingkan ibu yang primipara.
Hasil Survey Pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di Puskesmas
Basuki Rahmad tanggal 13 Februari 2019 didapatkan 22 PMB dan dari jumlah
tersebut didapatkan 3 BPM yang pasien yang paling banyak yaitu di PMB A
sejumlah 104 orang ibu nifas, PMB B sebanyak 96 orang ibu nifas, sedangkan
PMB C sebanyak 87 orang ibu nifas. Dari 10 ibu nifas 6 diantaranya tidak
melakukan senam nifas karena mereka takut untuk bergerak yang menimbulkan
dampak seperti nyeri dan perdarahan dan 4 ibu nifas yang melakukan senam nifas
sehingga pengembalian involusi uterus lebih cepat dibandingkan dengan ibu yang
tidak melakukan senam nifas.

Metode Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian ini


menggunakan rancangan pra eksperiment dengan desain the static group
comparison. Populasi penelitian ini adalah ibu bersalin di BPM wilayah kerja
Puskesmas Basuki Rahmat tahun 2019 dengan jumlah tafsiran persalinan dari
bulan mei-juli sebanyak 105 orang ibu bersalin.Sampel dalam penelitian ini
berjumlah 32 orang. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan data
skunder dan data primer. Teknik analisa data menggunakan analisis Univariat dan
analisis Bivariate. Untuk mengetahui keeratan hubungannya digunakan uji
Contingency Coefficient (C).

Uji bivariat digunakan untuk melihat pengaruh senam nifas terhadap kecepatan
involusi uteri pada ibu nifas di PMB wilayah kerja Puskesmas Basuki Rahmad
tahun 2019. Hasil uji Mann-Whitney (U test) didapat nilai Z = -5,167 dengan p-
value=0,000 berarti signifikan, berarti terdapat perbedaan kecepatan involusi uteri
antara responden yang diberi senam nifas dan yang tidak diberi senam nifas, maka
Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi ada pengaruh senam nifas terhadap kecepatan
involusi uteri di PMB wilayah kerja puskesmas Basuki Rahmad Kota Bengkulu
tahun 2019.
Hasil Penelitian

- Dari tabel dan gambar yang disajikan penjelasannya sesuai dengan apa yang
ditemukan.
Berdasarkan tabel 1. Distribusi frekuensi senam nifas pada ibu nifas diwilayah
kerja puskesmas basuki rahmad kota bengkulu, dapat diketahui bahwa kecepatan
involusi uteri sebelum senam nifas pada kelompok eksperimen dengan nilai rata-
rata 12,44, kecepatan involusi uteri sebelum pada kelompok kontrol rata-rata
12,50. Sedang- kan kecepatan involusi uteri sesudah senam nifas pada kelompok
eksperimen rata-rata 0,12, kecepatan involusi uteri sesudah pada kelompok
control rata-rata 6,75.

Berdasarkan tabel 2 hasil uji normalitas data dengan uji Shapiro-wilk didapatkan
nilai kecepatan involusi uteri sebelum dilakukan senam nifas pada kelompok
eksperimen dengan p-value=0,000<0,05, kecepatan involusi uteri sesudah senam
nifas pada kelompok eskperimen dengan p- value=0,000<0,05 sedangkan
kecepatan involusi uteri sebelum dilakukan senam nifas pada kelompok control
dengan p- value= 0,000<0,05 dan kecepatan involusi uteri sesudah pada kelompok
control dengan p–value=0,001<0,05 karena tidak berdistribusi normal, maka akan
digunakan uji statistik nonparametrik yaitu Uji Mann- Whitney.

Berdasarkan tabel 3 Hasil uji Mann-Whitney (U test) didapat nilai Z = -5,167


dengan p- value=0,000<0,05 berarti signifikan, berarti terdapat perbedaan
kecepatan involusi uteri antara responden yang diberi senam nifas dan yang tidak
diberi senam nifas, maka Ho ditolak dan Ha diterima. JadiAda pengaruh senam
nifas terhadap kecepatan involusi uteri di PMB wilayah kerja puskesmas Basuki
Rahmad Kota Bengkulu tahun 2019.

- Hasil penemuan yang cukup menarik dan dijelaskan dengan baik


Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan kecepatan involusi uteri antara
responden yang diberi senam nifas dan yang tidak diberi senam nifas di PBM
wilayah kerja puskesmas Basuki Rahmad kota bengkulu dibuktikan dengan nilai
p= 0,0001
- Tujuan penelitian tercapai
Tujuan dari penelitian ini tercapai, yang menunjukkan bahwa adanya
pengaruh senam nifas terhadap kecepatan involusi uteri di PMB wilayah kerja
puskesmas Basuki Rahmad

Pembahasan
- Nama Jurnal Informasi Kesehatan Indonesia
- Tahun Terbit 2020
- Implikasi dan pentingnya hasil penelitian untuk keilmuan kebidanan
 Hasil penelitian yang dilakukan dapat digeneralisasi (berlaku sama di
tempat dan waktu yang berbeda)
Berdasarkan hasil uji Mann-Whitney (U test) didapat nilai Z = -5,167
dengan p-value=0,000<0,05 dan nilai mean rank pada kelompok
eksperimen 8,50 serta pada kelompok kontrol 24,50 terdapat perbedaan
kecepatan involusi uteri antara responden yang diberi senam nifas dan
yang tidak diberi senam nifas, maka Ho ditolak dan Ha diterima dengan
demikian terdapat perbedaan perbedaan kecepatan involusi uteri pada ibu
yang melakukan senam nifas di bandingkan ibu yang tidak melakukan
senam nifas.

 Tidak ada yang baru dari hasil penelitian ini, karena


Hal ini sejalan dengan teori Ervinasby, (2008) dalam Asih (2016)
Senam nifas merupakan latihan gerak yang dilakukan secepat mungkin
setelah mela- hirkan, supaya otot-otot yang mengalami peregangan selama
kehamilan dan persalinan dapat kembali pada kondisi normal seperti
semula.

 Sangat penting bagi dunia kesehatan, karena


Senam nifas merupakan bentuk ambulasi dini pada ibu nifas yang
salah satu tujuannya untuk memperlancar proses involusi, sedangkan
ketidak lancaran proses involusi berakibat buruk pada ibu nifas seperti
terjadi perdarahan yang bersifat lanjut dan kelancaran proses involusi
(Syaflindawati, 2017).
Perubahan uterus perlu di observasi dengan seksama, pengosongan
rahim secara tiba-tiba akan membuat rahim kehilangan tonusnya dan
menjadi lemas (flaksid,atonia) selama beberapa saat, yang menyebabkan
fundus uteri sulit diraba (Astuti, dkk, 2015).

 Sangat relevan dengan tempat kerja kita


Sangat relevan untuk dilakukan di seluruh pelayanan kebidanan
baik di Klinik, Puskesmas maupun Rumas Sakit. Berdasarkan manfaat ibu
yang melakukan senam nifas sangat tepat diterapkan untuk mempercepat
pulihnya kembali otot-otot rahim dan mengembalikan rahim ke bentuk
semula serta menghindari terjadinya infeksi masa nifas.

Anda mungkin juga menyukai