Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Setiap individu membutuhkan rasa nyaman, nyeri merupakan salah

satu penyebab ketidaknyamanan bagi pasien dan merupakan alasan yang

paling umum untuk memasuki bagian tempat perawatan kesehatan dan

meminta pengobatan. Pasien dapat merespon nyeri yang dialaminya

dengan beragam cara, misalnya berteriak, meringis, menangis, dan lain

sebagainya. Seorang perawat memiliki peran penting untuk

memperhatikan dan memenuhi rasa nyaman pasien, dengan melakukan

intervensi keperawatan. Namun nyeri bersifat subjektif sehingga perawat

harus peka terhadap sensasi nyeri yang dialami oleh pasien (Potter dan

Perry, 2005; Grace dan Borley, 2007).

Abdominal pain merupakan sensasi subjektif tidak menyenangkan

yang terasa di setiap regio abdomen. Nyeri abdomen akut biasanya

digunakan untuk menggambarkan nyeri dengan secara tiba-tiba dan tidak

spesifik. Abdominal akan direspon oleh tubuh dengan meningkatkan

pelepasan substansi kimia yang dapat menstimulus reseptor-reseptor nyeri

seperti histamin dan protaglandin yang akan menimbulkan persepsi nyeri

(Pierce A. Grace & Neil R. Borley, 2007).

1
2

Nyeri sering kali merupakan tanda yang secara fisiologis terganggu

yang menyebabkan seorang meminta pertolongan. Nyeri juga merupakan

masalah yang serius dan harus di respon untuk dilakukan intervensi

dengan memberikan rasa nyaman dan bahkan membebaskan nyeri

tersebut. Masalah nyeri ini juga menjadi salah satu alasan paling umum

bagi pasien untuk mencari bantuan medis.

Penilaian nyeri secara akurat, yang merupakan salah satu bagian

pendukung diagnosis untuk penanganan nyeri abdomen, sehingga dapat

membantu perawat dan tim kesehatan lain dalam penanganan nyeri,

melakukan pengkajian dan manajemen nyeri pada pasien dan keluarga

pasien.

Perawat sebagai komponen tim kesehatan berperan penting untuk

mengatasi nyeri pasien. Perawat berkolaborasi dengan dokter ketika

melakukan intervensi untuk mengatasi nyeri, mengevaluasi keefektifan

obat dan berperan sebagai advocate pasien ketika intervensi untuk

mengatasi nyeri menjadi tidak efektif atau ketika pasien tidak dapat

berfungsi secara adekuat (Black & Hawk, 2005). Manajemen nyeri

meliputi pemberian terapi analgesik dan terapi nonfarmakologi berupa

intervensi perilaku kognitif seperti teknik relaksasi, terapi musik,

imaginary dan biofeedback (Potter & Perry, 2005).

Teknik relaksasi merupakan intervensi keperawatan secara mandiri

untuk menurunkan intensitas nyeri, Teknik relaksasi memberikan individu


3

kontrol diri ketika terjadi rasa nyeri serta dapat digunakan pada saat

seseorang sehat ataupun sakit. (Perry & Potter, 2005).

Beberapa hasil penelitian menunjukan data tentang kasus abdominal

tercatat 5% sampai 10% dari semua kunjungan gawat darurat atau 5

sampai 10 juta pasien di Amerika Serikat Studi menunjukan bahwa 35%

dari pasien yang datang ke instalasi gawat darurat mengeluh nyeri perut.

Radang usus buntu (33%), obstruksi usus (15%), penyebab urologi (6%),

gangguan bilier (5%), penyakit divertikular (4%) dan pankreatitis (2%)

(Graff LG Robinson D, 2001).

Penyebab paling umum dari perut akut adalah radang usus buntu,

kolik bilier, kolesistitis, divertikulitis, obstruksi usus, visceral perforasi,

pankreatitis dan kolik ginjal. Bahkan, ada penyebab yang kurang umum

dari perut akut dan diagnosis bervariasi sesuai kelompok usia anak dan

geriatri (Graff LG Robinson D, 2001).

Berdasarkan hasil data yang diperoleh dari Word Health

Organization (WHO) (2015), jumlah pasien nyeri abdomen meningkat

dari tahun ke tahun, pada tahun 2011 tercatat terdapat 140 juta pasien di

seluruh dunia, pada tahun 2012 terjadi peningkatan sebesar 148 juta

pasien.

Angka kejadian abdominal pain pada beberapa daerah di Indonesia

cukup tinggi dengan prevalensi 274,396 kasus dari 238,452,952 jiwa

penduduk. Didapatkan data bahwa di kota Surabaya angka kejadian


4

abdominal pain sebesar 31,2%, Denpasar sebesar 46%, Jawa Tengah

sebesar 79,6%, dan Sulawesi Tengah angka kejadian abdominal pain

cukup tinggi sebesar 82,5% (Riskesdas, 2013).

Berdasarkan profil data kesehatan Indonesia tahun 2006 yang

diterbitkan DepkesRI pada tahun 2007, dispepsia menempati urutan ke-10

dengan proporsi 1,52% (34.029 kasus) dari 10 kategori jenis penyakit

terbanyak dirawat inap di seluruh rumah sakit yang ada Indonesia

(Kementerian Kesehatan, 2007) dan pada tahun 2010 kasus dispepsia

mengalami peningkatan yaitu menduduki peringkat ke-5 dari 10 besar

penyakit rawat inap di rumah sakit dengan jumlah kasus laki-laki 9.594

(38,82%) dan perempuan 15.122 (61,18%), sedangkan untuk penyakit

rawat jalan dispepsia menduduki peringkat ke-6 dengan jumlah kasus laki-

laki 34.981 dan perempuan 53.618 serta didapatkan 88.599 kasus baru dan

163.428 kunjungan (Kementerian Kesehatan, 2012).

Dari data dinas kesehatan Provinsi Sumatera Selatan diketahui

bahwa jumlah penyakit gastritis pada tahun pada tahun 2013 didapat

angka kejadian gastritis sebanyak 63.408 kasus, sedangkan pada tahun

2014 sebanyak 52.936 kasus dan pada tahun 2015 sebanyak 49.115 kasus

(Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan 2016). Tahun 2017 Pada

bulan Januari sebanyak 2237 (Dinkes Sumatera Selatan 2017).


5

Berbagai jenis teknik relaksasi untuk mengurangi nyeri telah banyak

diterapkan dalam tatanan pelayanan keperawatan. Namun, penggunaan

teknik relaksasi di Indonesia masih belum optimal. Berdasarkan penelitian

yang dilakukan Syamsiah (2015) meneliti tentang Pengaruh terapi

relaksasi autogenik terhadap tingkat nyeri akut pada pasien abdominal

pain di IGD RSUD Karawang. Menyimpulkan bahwa ada pengaruh teknik

relaksasi autogenik terhadap tingkat nyeri akut pada pasien dengan

abdominal pain. Metode yang digunakan adalah quasi eksperimen. Jumlah

sample yang digunakan adalah 30 responden.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Nurhayati (2015) meneliti

tentang Relaksasi autogenik terhadap penurunan nyeri pada ibu post

operasi sectio saecarea. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi

pengaruh relaksasi autogenik terhadap penurunan respon nyeri pada ibu

post operasi sectio saecarea. Metode yang digunakan adalah eksperimen

dengan one group pretest posttest. Jumlah sample adalah 75 responden.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Fitri (2017) tentang efektivitas

stimulasi kutan slow stroke back massage (SSBM) terhadap penurunan

intensitas nyeri bersalin. Tindakan stimulasi kutan SSBM merupakan

intervensi yang dilakukan untuk menurunkan rasa nyeri saat persalinan

kala I. Populasi berjumlah 30 orang sampel dengan teknik Non Random.

Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh teknik stimulasi kutan SSBM

terhadap penurunan intensitas nyeri bersalin kala I. Disimpulkan SSBM

sangat efektif dalam menurunkan intensitas nyeri bersalin kala I fase aktif.
6

Berdasarkan hasil penelitian – penelitian yang telah dilakukan banyak

sekali manfaat untuk mengatasi nyeri, akan tetapi di RSUD Tebet belum

ada teknik untuk membandingkan dua intervensi mana yang lebih efektif

antara terapi relaksasi autogenik dan stimulus kutan terahadap tingkat

nyeri akut pada pasien abdominal pain. Data yang di dapat di instalasi

gawat darurat RSUD Tebet pasien yang berkunjung dengan keluhan nyeri

abdomen akut dengan berbagai penyebab mencapai 4.600 pasien dari total

14.412 kunjungan selama tahun 2018 (Medical Record RSUD Tebet tahun

2018).

Manajemen nyeri pada Abdominal pain di IGD RSUD Tebet meliputi

terapi farmakologi dan non-farmakologi, terapi farmakologi meliputi

pemberian analgetik dan terapi non-farmakologi yang dilakukan meliputi

relaksasi autogenik dan stimulus kutan secara prosedural yang akan

diterapkan pada pasien-pasien yang mengeluh nyeri dengan berbagai

penyebab dan respon yang dihasilkan pada pasien-pasien dengan

Abdominal pain, Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan

penelitian tentang “Efektivitas Terapi Relaksasi Autogenik dan Stimulusi

kutan dengan teknik kompres hangat Terhadap Tingkat Nyeri Akut pada

Pasien Abdominal pain di IGD RSUD Tebet”.


7

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah

“Bagaimana efektivitas relaksasi autogenik dan stimulusi kutan dengan

teknik kompres hangat terhadap respon nyeri pada pasien abdominal

pain di Rumah Sakit Umum Daerah Tebet”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umun

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk Mengetahui efektivitas

relaksasi autogenik dan stimulus kutan terhadap respon nyeri akut

pada pasien abdominal pain di unit gawat darurat RSUD Tebet.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui karakteristik usia, jenis kelamin dan riwayat penyakit.

b. Mengidentifikasi respon nyeri pada pasien abdominal pain

sebelum dilakukan relaksasi autogenik di RSUD Tebet.

c. Mengidentifikasi respon nyeri pada pasien abdominal pain

sebelum dilakukan relaksasi stimulusi kutan di RSUD Tebet.

d. Mengidentifikasi respon nyeri pada pasien abdominal pain sesudah

dilakukan relaksasi autogenik RSUD Tebet.

e. Mengidentifikasi respon nyeri pada pasien abdominal pain sesudah

dilakukan relaksasi stimulusi kutan RSUD Tebet.


8

f. Menganalisis rata-rata tingkat nyeri akut abdominal pain pada

kelompok yang diberikan relaksasi autogenik dan kelompok

stimulusi kutan pada pasien abdominal pain RSUD Tebet.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Aplikatif

a. Bagi Profesi keperawatan. Diharapkan dapat menjadi suatu

masukan bagi profesi keperawatan menambah pengetahuan dan

wawasan tentang penanganan nyeri akut pada abdominal pain

dengan terapi nonfarmakologi.

b. Bagi Instansi Pendidikan Sebagai bahan masukan dan

pengalaman dalam menambah wawasan ilmu pengetahuan

khususnya dalam ilmu keperawatan kegawat daruratan.

c. Bagi Rumah Sakit Sebagai bahan masukan bagi tenaga

kesehatan dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan

khususnya tentang penanganan abdominal pain.

d. Bagi Kebutuhan Pasien Hasil asuhan keperawatan dapat

digunakan untuk mengetahui cara memenuhi kebutuhan klien

khususnya kebutuhan abdominal pain.

2. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan kajian dalam

pengembangan ilmu yang berkaitan dengan efektivitas teknik relaksasi

terhadap masalah nyeri akut pada abdominal pain, merupakan sensasi


9

subjektif tidak menyenangkan yang terasa di setiap regio abdomen.

Nyeri abdomen akut biasanya digunakan untuk menggambarkan nyeri

dengan secara tiba-tiba dan tidak spesifik.

3. Manfaat metodologi

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk :

a. Peneliti

Menambah pengetahuan dan memperoleh pengalaman dalam

melakukan penelitian, serta dapat mengaplikasikan ilmu yang

telah diperoleh dari penelitian ini.

b. Perawat

Penanganan pasien yang mengalami rasa nyeri, perawat dapat

memanfaatkan relaksasi autogenik dan stimulus kutan sebagai

salah satu bentuk terapi relaksasi bagi pasien abdominal pain.

c. Peneliti Selanjutnya

Dijadikan sebagai bahan informasi dan sumber data bagi peneliti

berikutnya dan bahan pertimbangan bagi yang berkepentingan

untuk melakukan penelitian yang sejenis.

Anda mungkin juga menyukai