Anda di halaman 1dari 10

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN

SISTEM REPRODUKSI PADA NY. W DENGAN DIAGNOSA MEDIS


CARSINOMA MAMAE DEXTRA DI RUANG FLAMBOYAN
RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN

DISUSUN OLEH :
NELISA LUTHFIANI (202102040003)
NOVI ANDRIYANI (202102040050)
DIRYONO (202102040062)
NOVI AJI LESTARI (202102040067)
SHERLY AULIASARI HARBELUBUN (202102040070)
ANNISA DWI LESTARI (202102040082)
RESUME KASUS

 Deskripsi Kasus
Ny. W berusia 65 tahun, berjenis kelamin perempuan, beralamat kajen kabupaten
pekalongan, datang ke RSUD Kraton pada tanggal 28 November 2021 pukul 23.15 WIB dan di
rawat di ruang flamboyan dengan keluhan utama nyeri dari payudara sebelah kanan sampai jari-
jari tangannya, nyeri skala 7 (nyeri berat) hilang timbul seperti tertusuk-tusuk yang dirasakan
selama 1 minggu. Selain itu, terdapat luka pada payudara kanan yang basah, bernanah,
panjang luka sekitar 8 cm lebar luka sekitar 5 cm dan luka tidak berbau serta Ny. W merasa mual.
Didapatkan hasil dari pemeriksaan tanda-tanda vital : TD : 124/ 78 mmHg, N : 105x / menit, suhu
37,1° C, RR = 22x / menit, Sp02 = 99 %. Hasil laboratorium didapatkan Hb : 11,0 g/dl, hematokrit :
32,1 %, eritrosit : 3.85 juta/mm³, GDS : 128 mg/dl. Ny. W mengatakan mempunyai riwayat penyakit
kanker payudara dan pernah dilakukan biopsy pada bulan Januari 2021. Pada saat dilakukan
pengkajian tanggal 29 November 2021 pukul 07.00 WIB didapatkan hasil pemeriksaan tanda-
tanda vital : TD : 110/70 mmHg, N : 111x / menit, suhu : 36,6° C, RR = 20x / menit, Sp02 : 98 %. Ny. W
mengatakan nafsu makan menurun, makanan habis setengah porsi, didapatkan hasil
pemeriksaan fisik pada abdomen terdengar bunyi hipertimpani dan terdapat nyeri tekan pada
perut.
NO DATA (S&O) Diagnosis Keperawatan

1. DS : Ny. W mengatakan merasa nyeri pada Nyeri kronis b.d agen cidera fisiologis (Ca.
payudara kanannya, dan menjalar sampai Mamae)
pada tangannya, skala nyeri tujuh. Nyeri
hilang timbul, nyerinya seperti tertusuk-tusuk
(cenut-cenut)
DO : Ny. W tampak meringis menahan sakit
2. DS : Ny. W mengatakan mual, dan nafsu Nausea b.d distensi lambung
makannya juga menurun, makanan habis
setengah porsi
DO : Hasil pemeriksaan fisik abdomen
terdengar bunyi hipertimpany, dan terdapat
nyeri tekan pada perut
3. DS. Ny. W mengatakan mempunyai riwayat Gangguan integritas kulit b.d perubahan
ca. mamae sudah satu tahun pada bulan sirkulasi
Januari 2021, sudah dilakukan biopsi.
DO : Terdapat luka pada payudara
kanannya, lukanya basah, dan terdapat
nanah, luka tidak berbau, panjang luka sekitar
8 cm, lebar luka sekitar 5 cm
No. DX Intervensi dan Implementasi Keperawatan

DX. 1 a) Monitor tanda-tanda vital


b) Kaji nyeri (kualitas, tempat, skala,waktu nyeri, dan karakteristik nyeri)
c) Managemen nyeri : Relaksasi napas dalam, relaksasi benson, dan terapi murrotal al-
qur’an
d) Edukasi : proses penyakit, serta program pengobatan ca. Mamae
e) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat
DX. 2 a) Monitor tanda-tanda vital
b) Pemberian makan sedikit tapi sering
c) Managemen mual/nausea
d) Edukasi : proses penyakit
e) Kolaborasi dengan ahli gizi dalam menentukan nutrisi yang tepat untuk pasien
f) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat
DX. 3 a) Kaji luka ( panjang, lebar, dan kedalaman luka)
b) Lakukan perawatan luka
c) Edukasi tentang proses penyakit
d) Kolaborasi dengan ahli gizi dalam menentukan nutrisi yang tepat untuk pasien
e) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat.
PEMBAHASAN PENGKAJIAN

 pada Ny. W usia 65 tahun,sudah menopouse ditemukan beberapa keluhan yaitu nyeri pada payudara karena ada
benjolan berdiameter 8 cm dan terdapat luka basah. Riwayat kesehatan dahulu pernah ada benjolan di payudara
kanan sudah satu tahun. Dari riwayat keluarga tidak ada yang menderita ca. Pada pengkajian terhadap status
Psikologis diperoleh data pasien merasa cemas dengan kondisi penyakitnya, pasien tidak mengetahui tentang
proses penyakitnya, prosedur tindakan dan pengobatan. Pasien juga merasa malu jika payudara kanannya di
operasi sehingga tubuhnya menjadi berubah bentuk. Dari hasil pemeriksaan inspeksi dan palpasi terdapat benjolan
dengan ulkus, membengkak dan tampak kemerahan kulit payudara mengkerut seperti kulit jeruk. Menurut
Pudiastuti (2011), bahwa faktor resiko terjadi carsinoma mamae diantaranya adalah pernah menderita kanker/ non
kanker payudara sebelumnya, riwayat keluarga menderita kanker, faktor genetik dan hormonal, menopouse
setelah usia 55 tahun. Pada pengkajian pada kasus Ny W, (65 th) ,menopouse, pernah mengalami benjolan
payudara sebelumnya sudah 1 tahun. Hal ini dapat disimpulkan bahwa faktor resiko karsinoma mamae yang
ditemukan pada kasus Ny W adalah sesuai dengan teori. Sedangkan menurut Irianto (2015), bahwa gejala yang
khas menunjukkan adanya keganasan antara lain ; adanya retraksi/inversi niple (puting susu tertarik ke dalam )
berwarna merah atau kecoklatan sampai menjadi edema hingga kulit kelihatan seperti kulit jeruk, atau timbul ulkus
pada payudara. Pada pengkajian pada Ny W , ditemukan adanya benjolan keras, kemerahan, nyeri, terdapat
ulkus, kulit payudara mengkerut seperti kulit jeruk. Hal ini dapat disimpulkan juga bahwa tanda dan gejala adanya
keganasan karsinoma mamae yang di temukan pada kasus ny W adalah sesuai dengan teori.
PEMBAHASAN DIAGNOSA

 Menurut NANDA (2015) nyeri akut adalah pengalaman sensori dan


emosional tidak menyenangkan yang muncul akibat kerusakan jaringan
aktual atau potensial yang digambarkan sebagai kerusakan, awitan yang
tiba-tiba lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang
dapat diantisipasi atau di prediksi. Hal tersebut ditandai dengan adanya
bukti nyeri dengan menggunakan standar daftar periksa, ekspresi wajah
nyeri, keluhan tentang nyeri, laporan tentang prilaku nyeri dan perubahan
pada parameter fisiologis. Berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada
Ny. W didapatkan nyeri pada payudara, bukti nyeri dengan
mengobservasi ekspresi wajah terhadap nyeri, keluhan tentang nyeri,
laporan tentang prilaku nyeri dan perubahan pada tekanan darah,
Sehingga diagnosa nyeri akut dapat ditegakkan.
PEMBAHASAN INTERVENSI

 Berdasarkan Intervensi mengenai mengatasi nyeri dengan terapi murottal


sejalan dengan penelitian Amia Rosandi Suwardi dan Desi Ariyana Rahayu
mengenai Efektifitas Terapi Murottal Terhadap Penurunan Tingkat Nyeri Pada
Pasien Kanker yang hasilnya menujukkan terjadinya penurunan tingkat nyeri
setelah diberikan terapi murottal. Ada pengaruh pemberian terapi murottal
terhadap penurunan tingkat nyeri pada pasien kanker di Rumah Sakit Islam
Sultan Agung Semarang.
 Pengendalian nyeri dapat dilakukan secara farmakologis dan non
farmakologis. Dengan berkembangnya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
(IPTEK) dimasa sekarang, banyak ditemukan terapi komplementer dan holistik
non farmakologis dikalangan keperawatan. Terapi non farmakologis yang
dapat menurunkan nyeri antara lain teknik relaksasi, terapi suara, dan aroma
terapi (Suwanto, et al, 2016).
PEMBAHASAN IMPLEMENTASI EVALUASI

 Berdasarkan implementasi yang sudah dilakukan terhadap Ny.W ditunjukan bahwa Ny.W mengalami
penurunan nyeri dari skala 7 menjadi skala 3 pada hari terakhir sehingga dapat diambil kesimpulan
terapi murottal menunjukkan hasil bahwa tingkat nyeri mengalami penurunan yang drastis dari nyeri
berat ke nyeri ringan. Hal tersebut dikarenakan terapi murottal memberikan nilai spiritual yang
membuat jiwa menjadi tenang dengan mengeluarkan tetesan air mata serta rileks yang begitu dalam
dan seakan merasakan ada energi baru pada tubuhnya. Hal tersebut didukung oleh pendapat
Rahayu, Hidayati & Imam (2018) yang menyatakan bahwa setelah diberikan terapi murottal tingkat
depresi sedang turun menjadi tingkat depresi ringan. Hasil penelitian tentang efektifitas terapi musik
klasik dengan terapi murottal terhadap penurunan tingkat nyeri pada pasien kanker didapatkan hasil
pasien dengan terapi murottal merasakan rileks yang begitu dalam, mendapatkan ketenangan jiwa,
sehingga ada dorongan energi baru dan dorongan motivasi untuk menghadapi masalah yang
dihadapi dengan mengingat tuhan dan terjadi perubahan yang mendadak drastis pada fisiologis
dan psikologis sehingga dapat memberikan rasa nyaman dan tenang. Peneliti juga tidak menemukan
hasil penelitian yang lain yang bertentangan dengan hasil temuan di atas. Ini menunjukkan bahwa
kemungkinan terapi murottal merupakan jenis terapi nonfarmakologi yang sudah terbukti secara
empiris untuk mengatasi nyeri yang juga dapat dibuktikan efektif secara ilmiah untuk mengatasi nyeri.
KESIMPULAN

 Sehingga dapat disimpulkan bahwa terapi murotal efektif untuk menurunkan nyeri
pada pasien ca mammae. Mendengarkan bacaan Al Quran lebih bermanfaat
dibanding mendengarkan suara lain seperti musik. Suara Al Quran meredakan
stress dan meningkatkan ketahanan terhadap stress, meningkatkan relaksasi,
ketenangan dan kenyamanan, membantu mengatasi insomnia, meningkatkan
imunitas, dan meningkatkan kecerdasan spiritual.

Anda mungkin juga menyukai