Anda di halaman 1dari 6

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN

TRAUMA ABDOMEN

Disusun oleh :

NAMA : MUHAMMAD IRHAMMI MAULANA

NIM : 22212312

UNIVERSITAS BINA BANGSA GETSEMPENA


BANDA ACEH
TINJAUAN KASUS

Untuk mendapatkan gambaran nyata tentang pelaksanaan asuhan


keperawatan pada klien dengan diagnosa medis Trauma Tumpul Abdomen
Pengertian
Trauma adalah cedera/rudapaksa atau kerugian psikologis atau emosional
(Dorland,2002).Trauma adalah luka atau cedera fisik lainnya atau cedera fisiologis
akibatnya gangguan emosional yang hebat (Brooker,2001). Trauma adalah penyebab
kematian utama pada anak dan orang dewasa kurang dari 44 tahun. Penyalah gunaan
alkohol dan obat telah pria jadi faktor berlaku pada trauma bodoh dan tembus serta
trauma yang lepas kanja atau tidak lepas kanja (Smeleleh,2001). Trauma perut
merupakan luka pada isi rongga perut dapat terjadi dengan atau tanpa tembusnya
dinding perut dimana pada penanganan/penatalaksanaan lebih bersifat kedaruratan
dapat pula dilakukan tindakan laparatomi (FKUI, 1995).

Pengkajian

Seorang laki-laki berusia 32 tahun datang ke IGD dengan adanya abdomen kanan
bawah akibat kecelakaa. Dari hasil pengkajian didapatkan data GCS : 9, frekuensi
nafas : 28kali/menit, Tekanan Darah : 90/60, CRT>3detik, pasien gelisah, dan nyeri
tekan pada palpasi abdomen, abdomen tampak bengkak dan memar..?

Riwayat Keperawatan
1. Keluhan Utama
Klien mengatakan nyeri perut sebelah kanan sampai punggung dan bahu
disertai rasa mual tapi tidak muntah.
2. Riwayat Kejadian
Dari hasil pengkajian didapatkan data GCS : 9, frekuensi nafas : 28kali/menit,
Tekanan Darah : 90/60, CRT>3detik, pasien gelisah, dan nyeri tekan pada
palpasi abdomen, abdomen tampak bengkak dan memar
3. Keadaan Umum
Keadaan umum klien lemah dengan kesadaran samnolen, GCS : 9. Pada klien
didapatkan tanda-tanda vital yaitu tekanan darah 90/60 mmHg, RR:
28x/menit.

Masalah Keperawatan: Tidak Ada Masalah Keperawatan.


Pengkajian Nyeri (PQRST)

P : Klien gelisah.
Q : Nyeri tekan pada palpasi abdomen
R : Abdomen tampak bengkak dan memar
S : dengan skala 6 (1-10)
T : Konsistensi terus menerus.

Masalah Keperawatan: Nyeri Akut


Pemeriksaan Fisik
1. Airway & Breathing
Pada pemeriksaan fisik airway & breathing didapatkan bahwa klien tidak
memakai alat bantu pernaasan dan dapat bernapas dengan spontan. Inspeksi:
bentuk dada normochest, irama nafas reguler, dengan suara nafas vesikuler.
Retraksi dada (-), pernafasan cuping hidung (-), sianosis (-), reflek batuk (-),
tidak ditemukan adanya produksi sekret. Palpasi: tidak terdapat krepitasi dan
palpitasi. Perkusi: perkusi paru sonor pada seluruh lapang paru. Auskultasi:
ronkhi (-), wheezing (-).
Analisa Data

Analisa Data pada Klien dengan Diagnosa Trauma Abdomen

No. Data Etiologi Problem


R: nyeri perut tekan pada saat Agens Pencedera Nyeri Akut
ditekan derah bagian perut, terdapat Fisik (Trauma (SDKI, 2016)
bengkak dan memar. Abdomen)
S: 6 (1-10)
T: terus menerus
DO:
1. Terdapat memar dan bengkak
di bagian perut.
2. Klien tampak lemas dan tidak
sadar penuh
3. Klien tampak meringis saat di
tekan pada bagian perut
4. Klien tampak gelisah
5. TD: 90/60 mmHg
6. RR: 23x/menit

Prioritas Masalah

Dari analisa data diatas, maka dapat ditarik kesimpulan masalah yang timbul dan
selanjutnya dapat dirumuskan prioritas masalah sebagai berikut:

Intervensi Keperawatan & Diagnosa Keperawatan


Nyeri Akut Berhubungan dengan Agen Pencedera Fisik (Trauma Abdomen) (SDKI,
2016).
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan masalah keperawatan
nyeri hilang.

Kriteria hasil:

SLKI (2018) :Tingkat Nyeri

1. Keluhan nyeri berkurang dengan skala 1-3 (1-10)


2. Klien tidak menunjukkan ekspresi wajah meringis menahan nyeri
3. Protektif terhadap nyeri berkurang
4. Gelisah hilang
5. Tidak ada mual
6. Tekanan darah dalam batas normal 110-120 mmHg

Rencana Keperawatan:
SIKI (2018): Manajemen Nyeri
Observasi
1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas nyeri.
Rasional: untuk membantu dalam mengevaluasi gejala nyeri.
2. Identifikasi skala nyeri klien.
Rasional: untuk mengetahui intensitas nyeri sebelum dan setelah diberikan
intervensi.
3. Identifikasi respons nyeri non verbal
Rasional: untuk mengetahui respon yang ditunjukkan terhadap nyeri

Terapeutik
4. Berikan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri (distraksi relaksasi

tarik nafas dalam)


Rasional: teknik distraksi relaksasi dapat mengurangi nyeri yang dirasakan

klien

Edukasi

5. Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri

Rasional: untuk memberikan pengetahuan kepada klien untuk tetap tenang

dan tidak cemas.

Kolaborasi

6. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi analgetik

Rasional: untuk menggurangi nyeri secara optimal dengan menggunakan

terapi analgesik yang sesuai dengan indikasi.

Anda mungkin juga menyukai