Anda di halaman 1dari 6

Studi Kasus: Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Nyeri Dada

(Case Study: Nursing Care in Patient with Chest Pain)


Ni Desak Made Ayu Intan Nurcahya
Poltekkes Kemenkes Semarang
made.ayu.6699@gmail.com

ABSTRAK:
Latar Belakang: Nyeri dada adalah perasaan nyeri atau tidak enak yang mengganggu daerah dada
dan seringkali merupakan rasa nyeri yang diproyeksikan pada dinding dada. Nyeri atau rasa tidak
nyaman pada dada mungkin dapat berkaitan dengan penyakit pulmonari/jantung. Sekitar 25% dari
populasi diperkirakan pernah mengalami nyeri dada atau chest pain. Sebagian besar penderita
biasanya merasa ketakutan bila nyeri dada tersebut berhubungan dengan penyakit jantung ataupun
penyakit paru-paru.
Tujuan: Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk melaksanakan asuhan keperawatan pada
pasien dengan nyeri dada.
Metode: Desain penelitian yang dilakukan adalah studi kasus. Penelitian dilakukan pada tanggal
11-12 Februari 2019 di ruang Dahlia RSUD Kabupaten Temanggung sebanyak 1 klien dengan
masalah nyeri dada. Data dikumpulkan dari hasil observasi, wawancara, dan studi dokumentasi.
Hasil: Berdasarkan data pengkajian, diketahui bahwa keluhan utama Tn. S adalah nyeri dada skala
3 yang hilang timbul dan disertai sesak napas yang didukung dengan data obyektif irama napas
tidak teratur, cepat dan dangkal.
Kesimpulan: Setelah dilakukan implementasi selama dua hari maka hasil evaluasi pada Tn. S
adalah masalah teratasi sebagian. Jadi, pada Tn. S masih memerlukan implementasi lanjutan
karena masalah belum teratasi sepenuhnya.
Kata Kunci: Nyeri dada, penyakit jantung, penyakit paru-paru

ABSTRACT:
Background: Chest pain is a pain/worst feeling that bothered around the chest and mostly
projected in the chest’s wall (refered pain). Most sufferers feel scared if the chest pain caused by
heart disease or lungs disease.
Purpose: The general purpose of this research is to do nursing care in patient with chest pain.
Method: The design of the research was held on 11th-13th February 2019 in Dahlia’s ward RSUD
Kabupaten Temanggung, one client wit chest pain problem. The data was collected from
observation, interview, and documentation study.
Conclusion: Based on the assessment data, noted that the main complaint of Mr. S is a come and
go scale 3 chest pain and accompanied with the out of breath condition that supported with the
objective data: irregular breath rhythm fast and shallow.
Summary: After doing the implementation for 3 days, then the evaluation results of Mr. S problem
is partially resolved. So, Mr. S still need an advanced implementation because of the clients
problems that still partially resolved.
Keyword: Chest pain, heart disease, lungs disease
PENDAHULUAN:
Nyeri dada atau chest pain merupakan permasalahan kesehatan yang belakangan ini marak
terjadi di kalangan masyarakat. Chest pain ini sering ditemukan pada unit perawatan akut atau
gawat darurat. Nyeri dada atau chest pain ini pun turut andil dalam faktor utama penyebab
kematian. Nyeri dada atau chest pain ini menjadi indikasi dari adanya permasalahan atau
ketidaknormalan antara organ jantung dan atau organ pernapasan. Tidak hanya kedua organ itu
yang diindikasikan menjadi penyebab umum dari chest pain. Nyeri dada juga bisa disebabkan oleh
adanya gangguan pada saluran cerna, muskuloskeletal, dan psikologis seseorang (Starry H
Rampengan, 2012).
Penyebab kardiak nyeri dada akut meliputi keadaan iskemik dan keadaan noniskemik.
Keadaan iskemik nyeri dada akut disebabkan oleh penyakit jantung koroner, spasme arteri
koroner, stenosis aorta, dan kardiomiopati hipertrofi. Sedangkan penyebab noniskemik nyeri dada
akut disebabkan oleh perikarditis, aneurisma aorta, diseksi aorta, dan prolaps katup mitral. Dari
populasi yang diperkirakan pernah mengalami nyeri dada, ada sekitar 11-39% penderita yang
didiagnosis penyakit jantung koroner. Di Indonesia, ada 1.5% penduduk yang menderita penyakit
jantung. Jumlah penderita laki-laki sebanyak 1.3%, dan perempuan mencapai 1.6% (Riskesdas,
2018).
Sebanyak 55% pasien yang datang ke rumah sakit dan mengeluhkan nyeri dada diketahui
ternyata memiliki masalah yang tidak berkaitan dengan jantung atau nonkardiak yang dalam
bahasa Inggris disebut non-cardiac chest pain (NCPP) (Dr. M. Adi Firmansyah, SpPD, 2017).
Suatu penelitian di China dilakukan untuk meneliti nyeri dada pada 2.209 penduduk. Hasil dari
penelitian tersebut menunjukkan bahwa nyeri dada terjadi pada 20,6% penduduk, dan 68%
diantaranya merupakan nyeri dada akut nonkardiak (Michael et al., 1994).
Nyeri dada yang disebabkan oleh adanya gangguan pada gastroesofageal mencapai 42%
dan merupakan penyebab yang tersering (Fruergaard et al., 2013). Penyakit atau gangguan dari
gastroesofageal yang menyebabkan nyeri dada akut meliputi perforasi esofagus, esofagitis reflux,
spasme esofagus, ulkus peptikum, pankreatitis, dan kolesistitis (Owens, 1986)
Nyeri dada yang sering berkaitan dengan penyakit paru biasanya mempunyai sifat nyeri
pleura. Nyeri pleura diimplikasikan sebagai nyeri yang berubah-ubah sesuai dengan siklus
pernapasan, dimana nyeri akan bertambah ketika inspirasi dan akan berkurang ketika ekspirasi.
Sifat dari nyeri pleura adalah tajam dan unilateral. Nyeri bersifat tajam dan bertambah ketika batuk,
menarik napas dalam, ataupun bergerak. Penyebab lain nyeri dada yang berkaitan dengan
pulmonal adalah pneumothoraks spontan, emboli paru, bronkitis, pneumonitis, dan neoplasma
intrathorakal (Braunwald et al., 2001).
Nyeri dada yang disebabkan oleh adanya gangguan pada muskuloskeletal mencapai 28%
dari seluruh penyebab nyeri dada nonkardiak di Unit Perawatan Koroner. Penyebabnya antara lain
meliputi kostokondritis (Sindrom Tietze), yang disebabkan oleh inflamasi costochondral junction,
fraktur iga, dan mialgia. Untuk pasien dengan gangguan muskuloskeletal ini, palpasi dada dapat
mencetuskan nyeri. Pergerakan vertebra pasif, seperti fleksi, ekstensi, dan rotasi vertebra thorakal
serta servikal juga dapat menimbulkan nyeri (Smith, 2000).

METODE PENELITIAN:
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan rancangan studi kasus menggunakan
pendekatan proses keperawatan. Populasi dalam penelitian ini adalah pria yang mengalami nyeri
dada atau chest pain. Sampelnya adalah Tn. S. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive
sampling. Penelitian dilakukan di RSUD Kabupaten Temanggung (bangsal Dahlia) pada bulan
Februari 2019. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan studi
dokumentasi. Instrumen penelitian adalah peneliti sendiri dengan alat bantu sphygmomanometer,
stetoskop, termometer, serta pedoman pengkajian.
Pendekatan proses keperawatan yg dilakukan peneliti meliputi tahapan-tahapan sebagai
berikut:
1. Pengkajian
Peneliti mengumpulkan data, baik bersumber dari responden/pasien itu sendiri, keluarga
pasien, maupun lembar status pasien (rekam medis).
2. Diagnosis Keperawatan
Peneliti menganalisis semua data yang diperoleh sehingga dapat ditegakkan diagnosis
keperawatan.
3. Intervensi Keperawatan
Peneliti menyusun rencana tindakan keperawatan yang akan dilakukan untuk mengatasi
masalah keperawatan yang ada.
4. Implementasi Keperawatan
Peneliti melaksanakan rencana tindakan yang telah disusun.
5. Evaluasi Keperawatan
Peneliti melakukan penilaian terhadap tindakan keperawatan yang telah dilakukan.

HASIL PENELITIAN:
Peneliti akan menjabarkan hasil penelitian berdasarkan tahapan-tahapan pada proses keperawatan.
1. Pengkajian
Data hasil pengkajian menunjukkan:
Data subjektif: Tn. S mengatakan bahwa dirinya sering mengalami nyeri dada dan sesak
napas (secara tidak berkala), keluarga klien mengatakan bahwa klien mempunyai alergi
terhadap makanan yang berbau amis, serta klien mengatakan pernah menjalani rawat inap
di RSUD Kabupaten Temanggung dengan penyakit jantung. Selama dirawat klien
mengatakan belum BAB selama sehari, BAK= 3 kali sehari warna kuning.
Data objektif: BB= 65 kg, TB= 170 cm, Hb= 14.2 g/dL, mukosa bibir lembab, turgor kulit
baik, TD= 110/70 mmhg, S=368 ̊C, N= 75 kali/menit, RR= 24 kali/menit, irama napas tidak teratur,
dyspnea, eosinofil= 1.9% (low), ureum= 89.6 mg/dL (high), kreatinin= 1.58 mg/dL (high).
2. Diagnosis Keperawatan
Berdasarkan analisis data pengkajian dapat ditegakkan diagnosis keperawatan:
Diagnosis keperawatan pertama adalah nyeri akut berhubungan dengan agens cedera
biologis ditandai dengan; data subjektif: klien menyatakan merasakan nyeri di bagian dada
sebelah kiri, nyeri terasa seperti mencengkeram, nyeri skala 3, dan nyeri hilang timbul.
Data objektif: klien tampak menahan nyeri.
Diagnosis keperawatan kedua adalah ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan
penurunan fungsi paru ditandai dengan; data subjektif: klien mengatakan masih merasa
sesak. Data objektif: keadaan umum cukup, composmentis, Hb= 14.2 g/dL, TD= 110/70
mmhg, S=368 ̊C, N= 75 kali/menit, RR= 24 kali/menit, dyspnea, irama pernapasan cepat dan
dangkal, serta klien tampak gelisah.
3. Intervensi Keperawatan
Tujuan keperawatan untuk masalah nyeri akut adalah setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 2 x 24 jam, masalah teratasi dengan kriteria hasil klien mengatakan
rasa nyeri berkurang, intensitas nyeri berkurang, dan klien tampak lebih rileks. Intervensi
keperawatannya adalah observasi TTV, kaji adanya nyeri, ajarkan teknik
distraksi/relaksasi.
Tujuan keperawatan untuk masalah ketidakefektifan pola napas adalah setelah dilakukan
tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam, masalah teratasi dengan kriteria hasil: klien
mengatakan sudah tidak sesak napas dan irama napas reguler. Intervensi keperawatannya
adalah observasi TTV; pantau dan dokumentasikan kecepatan, irama, kedalaman, dan
usaha respirasi; atur posisi klien senyaman mungkin; kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian terapi oksigen dan obat-obatan lain.
4. Implementasi Keperawatan
Tindakan yang dilakukan pada tanggal 11-12 Februari 2019 sesuai dengan rencana
tindakan yang telah disusun untuk masing-masing masalah keperawatan.
5. Evaluasi
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama dua hari, didapatkan dua masalah
keperawatan yang muncul teratasi sebagian karena baru sebagian saja yang telah tercapai
kriteria hasilnya.

PEMBAHASAN:
Peneliti akan melakukan pembahasan untuk masing-masing tahapan yang telah dilalui.
1. Pengkajian
Tahap mengumpulkan data dasar meliputi data subjektif dan data objektif. Pengumpulan
data subjektif meliputi identitas klien serta penanggungjawab klien; riwayat kesehatan
dahulu, riwayat kesehatan sekarang, riwayat kesehatan keluarga, dan riwayat kesehatan
sosial; sebelas pola pengkajian fungsional menurut Gordon; serta pemeriksaan fisik head
to toe.
Pengkajian nyeri yang telah dilakukan penulis sesuai pendekatan PQRST yang meliputi
aspek Provoking incident (faktor penyebab nyeri), Quality or Quantity of pain (rasa nyeri),
Region/Radiation/Relief (lokasi nyeri). Severity/Scale of pain (seberapa jauh nyeri yang
dirasakan), Time (berapa lama nyeri berlangsung). Pada kasus yang ditemukan, didapatkan
hasil bahwa P= nyeri dada, Q= nyeri terasa seperti mencengkeram, R= daerah dada sebelah
kiri, S= 3, T= hilang-timbul (Doenges, 2000).
Dari data pengkajian diketahui juga bahwa klien mengalami konstipasi. Faktor
penyebabnya adalah Tn. S yang sudah termasuk kedalam usia lanjut dimana semua
kemampuan yang ada pada diri lansia tersebut akan menurun, termasuk daya peristaltiknya.
Berdasarkan pemeriksaan penunjang yang telah dilakukan pada Tn. S, menunjukkan
bahwa ureum dan kreatinin klien tinggi. Peningkatan ureum-kreatinin terjadi karena ada
gangguan di ginjal baik yang terjadi secara akut maupun kronik, dan umumnya akan
dilakukan USG ginjal dan pemeriksaan urin ataupun pemeriksaan darah lainnya.
2. Diagnosis Keperawatan
Data untuk diagnosis nyeri akut adalah data subjektif: klien mengatakan bahwa dirinya
sering mengalami nyeri dada dan sesak napas (secara tidak berkala), serta klien
mengatakan pernah menjalani rawat inap di RSUD Kabupaten Temanggung dengan
penyakit jantung. Data objektif: Maka, penulis menetapkan masalah keperawatan nyeri
akut, hal ini sesuai dengan teori yang ada dalam NANDA (2015-2017) bahwa batasan
karakteristik permasalahan keperawatan dengan nyeri akut meliputi ekspresi wajah
menahan nyeri.
Data untuk diagnosis ketidakefektifan pola napas adalah data subjektif: klien mengatakan
masih merasa sesak. Data objektif: TD= 110/70 mmhg, N= 75 kali/menit, RR= 24 kali/menit,
dyspnea, irama pernapasan cepat dan dangkal. Maka, penulis menetapkan masalah
keperawatan ketidakefektifan pola napas, hal ini sesuai dengan teori yang ada dalam
NANDA (2015-2017) bahwa batasan karakteristik permasalahan keperawatan dengan
ketidakefektifan pola napas meliputi dyspnea.
3. Intervensi Keperawatan
Pada tahap ini, penulis menyusun prioritas masalah keperawatan. Dengan menentukan
diagnosis keperawatan, maka dapat diketahui diagnosis mana yang akan dilakukan atau
diatasi pertama kali atau yang segera dilakukan (Hidayat, 2008). Penulis menetapkan
diagnosis utama dari Tn. S adalah nyeri akut. Hal ini sesuai dengan teori penentuan
prioritas berdasarkan kebutuhan dasar menurut Maslow yaitu pertama kebutuhan fisiologis
meliputi oksigen, cairan, nutrisi, eliminasi, istirahat, tidur, terbebas dari nyeri, pengaturan
suhu tubuh, seksual, dan sebagainya.
Intervensi yang disusun harus sesuai dengan empat tipe instruksi keperawatan yaitu ONEC.
Observation, tipe ini menilai kemungkinan klien ke arah pencapaian kriteria hasil dengan
observasi secara langsung. Nursing treatment, merupakan tindakan secara langsung yang
dilakukan oleh perawat untuk mengurangi, mencegah, dan memperbaiki kemungkinan
masalah yang muncul. Education, membantu klien untuk mempermudah melakukan
sesuatu dalam upaya pemecahan masalah. Colaboration, perawat sebagai koordinator dan
manager dalam merawat klien dengan tim kesehatan lain (Hidayat, 2008).
Kriteria hasil klien mengatakan rasa nyeri berkurang menjadi skala 2. Hal ini sesuai dengan
kriteria hasil yang ingin dicapai dan telah direncanakan (NOC). Intervensi yang dilakukan
a) observasi TTV, b) kaji adanya nyeri, c) ajarkan teknik distraksi/relaksasi, d) pantau dan
dokumentasikan kecepatan, irama, kedalaman, dan usaha respirasi, e) atur posisi klien
senyaman mungkin, f) kolaborasi dengan dokter dan tim medis lain dalam pemberian terapi
oksigen dan obat-obatan lain.
4. Implementasi
Tindakan yang dilakukan sesuai rencana asuhan keperawatan.
5. Evaluasi
Perkembangan klien pada hari pertama belum sesuai dengan kriteria hasil yang diharapkan
sehingga intervensi tetap dilanjutkan. Begitupula dengan hari kedua, perkembangan klien
masih belum sesuai dengan kriteria hasil yang diharapkan. Maka dari itu, harus tetap
dilanjutkan implementasi yang telah disusun perawat sebelumnya kepada klien.

SIMPULAN:
Masalah utama pada Tn. S dengan nyeri dada/chest pain adalah nyeri akut.
REFERENSI:
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes. 2018. Hasil Utama Riskesdas
2018. Diakses pada tanggal 9 Juli 2019.
http://www.depkes.go.id/resources/download/info-
terkini/materi_rakorpop_2018/Hasil%20Riskesdas%202018.pdf
Doengoes, Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan
dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Edisi 3. Jakarta: EGC.
Firmansyah, M Adi. 2017. Pendekatan dan Tata Laksana Nyeri Dada Non Kardiak. 30 (1).
https://www.researchgate.net/publication/321487723_PENDEKATAN_DAN_TATA_
LAKSANA_NYERI_DADA_NON_KARDIAK
Haude, Michael et al. 1999. Chest Pain After Coronary Interventional Procedures. 24 (2).
Hal. 126-131. https://link.springer.com/article/10.1007/BF03043851
Hidayat, A Aziz Alimul. 2008. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika.
Michael CK, Annapoorna SK, Valentin F. 1994. Definition of Acute Coronary Syndromes,
8th ed. New York: McGraw-Hill Health Professions Division 1210-1211.
Owens, G M. 1986. Chest Pain Prim Care. 13. Hal. 55–61.
https://www.researchgate.net/publication/19527527_Chest_pain
P. Fruergaard, J. Launbjerg, B. Hesse, et al. 1996. The diagnoses of patients admitted with
acute chest pain but without myocardial infarction. 17 (7). Hal. 1028-1034.
https://pdfs.semanticscholar.org/efb5/df37a5753e865824fd56515e6a4a8d0b1bc7.pdf
Ramadini, Indri & Suci Lestari. 2017. Hubungan Aktivitas Fisik dan Stress Dengan Nyeri
Dada pada Dada Pasien Penyakit Jantung Koroner. Jurnal Human Care 2 (3).
https://ojs.fdk.ac.id/index.php/humancare/article/downloadSuppFile/98/19
Rampengan, Starry H. 2012. Mencari Penyebab Nyeri Dada?: Kardiak dan Nonkardiak.
Jurnal Kedokteran Yarsi 20 (1). Hal. 045-053. https://www.yarsi.ac.id/en/daftar-jurnal-
yarsi/92-fakultas-kedokteran-yarsi/594-mencari-penyebab-nyeri-dada-kardiak-dan-
nonkardiak.html

Anda mungkin juga menyukai