Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kesehatan adalah sejarah dari badan siswa dan sosial yang memungkinkan

setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Pemeliharaan

kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan. Pendidikan kesehatan

adalah proses membantu seseorang dengan bertindak sendiri-sendiri ataupun

secara kolektif, untuk membuat keputusan berdasarkan pengetahuan

mengenai hal-hal yang memengaruhi kesehatan berdasarkan kesehatan

pribadinya dan orang lain (Lary Green,2012).

Sehat adalah suatu keadaan sejahtera yang meliputi fisik, mental dan sosial

yang tidak hanya bebas dari penyakit atau kecatatan world health

organization. sehat menurut WHO mengandung pengertian kondisi kesehatan

ideal, baik dari segi biologis, psikologis, dan sosial. Hal ini juga tentunya

akan membuat seseorang dapat melakukan aktivitas secara maksimal dan

optimal, seperti sehat jasmani dan rohani tanpa melibatkan unsur eksternal.

Sehat berkaitan dengan lingkungan internal atau eksternal, sehat spritual,

sehat mental, serta sehat sebagai hidup kreatif dan produktif. (WHO,2015).

Sakit adalah suatu keadaan dimana emosional, fisik, sosial, intelektual,

perkembangan, atau seseorang terganggu atau berkurang, bukan hanya

kondisi terjadinya proses penyakit. (Hidayah 2014).

1
2

Sakit (illness) adalah penilaian tiap-tiap individu terhadap pengalamannya

menderita suatu penyakit. Sakit menimbulkan dimensi fisiologis yang bersifat

subjektif atau perasaan yang terbatas yang lebih dirasakan oleh orang yang

bersangkutan, yang ditandai dengan perasaan yang tidak menyenangkan

(unfeeling well), lemah (weakness), pusing (dizziness), kaku dan mati rasa

(numbness).(WHO,2015).

Penyakit adalah suatu keadaan dimana terdapat gangguan terhadap bentuk

dan fungsi tubuh sehingga berada dalam keadaan tidak normal. Penyakit

adalah kegagalan mekanisme adaptasi suatu organisme untuk bereaksi secara

tepat terhadap rangsangan atau tekanan sehingga timbul gangguan terhadap

fungsi atau struktur organ atau sistem tubuh. Penyakit ialah keadaan yang

diakibatkan oleh kerusakan keseimbangan fungsi tubuh dan bagian badan.

(THOMAS THIMMRECK 2016).

Salah satu kondisi tidak sehat adalah menderita penyakit, Benign neoplasm

of thyroid gland atau kanker tiroid. Benign neoplasm of thyroid gland atau

kanker tiroid adalah kelenjar depan leher di bawah kotak suara berbentuk

seperti kupu-kupu. Tiroid adalah jaringan endokrin yang bertanggung jawab

atas produksi tiroksin. Di belakang kelenjar tiroid adalah kelenjar paratiroid

yang mengeluarkan hormon paratiroid. Thyroxine diperlukan untuk menjaga

fungsi tubuh yang mempengaruhi kadar gula darah, detak jantung dan fungsi

ginjal. Hormon paratiroid membantu mengatur kadar kalsium tubuh. Jika sel-

sel di kelenjar tiroid tumbuh tidak normal dan tidak mati seperti biasanya

maka kanker akan terbentuk (Diananda, 2015).


3

Salah satu yang dikenal yaitu penyakit struma, struma adalah pembesaran

kelenjar gondok yang disebabkan oleh penambahan jaringan kelenjar gondok

yang menghasilkan hormon tiroid dalam jumlah banyak sehingga

menimbulkan keluhan seperti berdebar-debar, keringat, gemetaran, bicara jadi

gagap, mencret, berat badan menurun, mata membesar, penyakit ini

dinamakan hipertiroid (Amin huda, 2016). Struma didefinisikan sebagai

pembesaran kelenjar tiroid. Struma dapat meluas keruang retro sternal,

dengan atau tanpa pembesaran substansial. Karena hubungan anatomi

kelenjar tiroid ke trakea, laring, saraf laring, superior dan inferior, dan

esfagus, pertumbuhan abnormal dapat menyebabkan berbagai sindrom

komperhensif (Tampatty, 2019).

Berdasarkan hasil penelitian Prof.Dr.R.D Kandau Manado yang dilakukan,

di seluruh dunia diperkirakan sekitar 200 juta orang menderita struma dari

800 juta orang yang mengonsumsi yodium dalam jumlah yang sedikit. 4 Hasil

survei tentang struma di Indonesia masih sangat kurang. Hasil penelitian

tentang struma di Indonesia, menunjukkan prevalensi total goitre rate (TGR)

dari 9,8% di tahun 1998 menjadi 11,1% di tahun 2003. Batas maksimal angka

TGR dari WHO ialah 5%, sehingga dapat dikatakan bahwa struma masih

menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia.

Dari penelitian tersebut maka dapat diambil kasus yaitu nyeri. Nyeri

merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan bersifat sangat

subyektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala
4

tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan dan

mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya (AZIZ, 2014).

Nyeri adalah perasaan kurang senang lega dan sempurna dalam dimensi

fisik, psikospiritual, lingkungan dan sosial. Penyakit ialah keadaan yang

diakibatkan oleh kerusakan keseimbangan fungsi tubuh dan bagian badan.

(SDKI 2016).

Nyeri akut merupakan pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan

dengan kerusakan jaringan aktual atau fungsional dengan onset mendadak

atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang

dari 3 bulan. Nyeri kronis adalah serangan yang tiba-tiba atau lambat dari

intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau

diprediksi dan berlangsung 3 bulan (SDKI 2016).

Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang

dan ekstensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya berupa

sensori yang menyenangkan dan pengalaman emosional yang muncul secara

aktual atau potensial kerusakan jaringan atau mengambarkan adanya

kerusakan.

Penatalaksanaan nyeri di bagi menjadi 2 yaitu dengan menggunakan obat

dan tanpa menggunakan obat. Penanganan nyeri tanpa obat dapat dilakukan

secara mandiri atau dengan bimbingan dokter. Terapi non farmakologi

meliputi : Teknik relaksasi : relaksasi otot dapat menurukan nyeri dengan

merelaksasikan ketegangan otot yang menunjang nyeri periode relaksasi yang


5

teratur dapat membantu melawan keletihan yang terjadi dengan nyeri akut.

Terapi es dan air panas : dapat meningkatkan aliran darah ke suatu area dan

kemungkinan dapat menurunkan nyeri dengan mempercepat penyembuhan

dan terapi es dan air panas harus digunakan dengan hati hati dilihat dengan

cermat untuk menghindari cedera kulit. Distraksi : mengalihkan perhatian

pasieen pada sesuatu lainnya, selain nyeri dapat menjadikan strategi yang

berhasil.

Adapun terapi farmakologi seperti :Pemberian Analgetik : analgetik akan

lebih efektif diberikan sebelum pasien merasakan nyeri yang berat

dibandingkan setelah mengeluh nyeri. Plasebo : obat yang tidak

mengandung komponen perobat analgesik seperti gula, larutan garam,

normal saline, atau air.Tetapi dapat menurunkan rasa nyeri, hal ini karena

faktor presepsi, kepercayaan pasien .(Mubarok 2014)

Tindakan keperawatan untuk gangguan rasa nyaman nyeri meliputi,

monitor ttv, kaji skala nyeri, berikan posisi yang nyaman, ajari teknik

relaksasi, kolaborasi obat dengan dokter, Jelaskan pada klien dan keluarganya

sebab munculnya nyeri, ajarkan teknik nafas dalam, ajarkan teknik non-

farmakologi, anjurkan pasien untuk berobat (carpenito 2014).

Berdasarkan pengkajian awal pada Sdr.W dengan diagnosa medis Benign

Neoplsm Of Thyroid Gland di Ruang Cempaka RST TK.II Dr. Soedjono,

ditemukan data subjektif pasien mengatakan nyeri pada leher. Data objektif

pasien tampak lemas dan meringis kesakitan, diperoleh tanda-tanda vital


6

dengan TD: 121/89 mmHg, S: 36,1°C,N: 88x/menit, SPO: 98%, RR :

19x/menit.

Untuk itu, berdasarkan uraian di atas penulis merumuskan “Asuhan

Keperawatan Gangguan Nyeri di Ruang Cempaka Rumah Sakit Tk. II dr.

Soedjono Magelang”, di harapkan gangguan rasa aman dan nyaman nyeri

pada pasien dapat membaik dan kembali seperti semula.

B.RUMUSAN MASALAH

Dari judul dan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah

“Bagaimana Asuhan Keperawatan Gangguan Rasa Aman dan Nyaman Nyeri

Akut Pada Ny.W Dengan Benign Neoplasm Of Thyroid Gland Di Ruang

Cempaka Rumah Sakit TK. II dr.Soedjono Magelang?”

C. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Tujuan penulisan ini adalah dapat memahami tentang Asuhan

Keperawatan Gangguan Rasa Aman dan Nyaman Nyeri Akut pada

Ny.W Dengan Benign Neoplasm Of Thyroid Gland di Ruang

Cempaka Rumah Sakit TK.II dr.Soedjono Magelang.

2. Tujuan Khusus

a. Mampu melakukan penjabaran,konsep teori nyeriu yaitu : definisi,

etiologi, manifestasi klinis, patofisiologi, pathways, pemeriksaan


7

penunjang, penatalaksaan klinis, pengkajian secara teori,

pengkajian nyeri, perhitungan skala nyeri, diagnosa keperawatan,

intervensi secara teori.

b. Mampu melakukan pengkajian gangguan rasa aman dan nyaman

nyeri akut pada pasien Ny.W dengan diagnosa medis benign

neoplasm of thyroid gland.

c. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan gangguan rasa aman

dan nyaman nyeri akut pada Ny.W dengan diagnosa medis benign

neoplasm of thyroid gland.

d. Mampu merencanakan tindakan asuhan keperawatan gangguan

rasa aman dan nyaman nyeri akut pada Ny.W dengan diagnosa

medis benign neoplasm of thyroid gland.

e. Mampu melaksanakan atau mengimplementasikan asuhan

keperawatan gangguan rasa aman dan nyaman nyeri akut pada

Ny.W dengan diagnosa medis benign neoplasm of thyroid gland.

f. Mampu mengevaluasi asuhan keperawatan gangguan rasa aman

dan nyaman nyeri akut pada Ny.W dengan diagnose medis benign

neoplasm of thyroid gland.

g. Mengetahui kesenjangan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan

di lapangan dan secara teori.


8

D. MANFAAT

1. Bagi Penulis

Meningkatkan ilmu pengetahuan tentang pasien Srtuma pasien

sesuai dengan standar operasional dan prosedur tindakan

perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

2. Bagi Pembaca

Memberikan gambaran atau wawasan kepada pembaca tentang

pencegahan, penanganan dan pengobatan Struma.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Menghasilkan lulusan yang berkompeten, profesional, bersaing dan

unggul di bidang kesehatan secara global.

4. Bagi Rumah Sakit

Dapat meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit TK II. dr.

Soedjono.

Anda mungkin juga menyukai