Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Swamedikasi merupakan salah satu elemen penting dalam usaha peningkatan


kesehatan masyarakat. Definisi swamedikasi menurut Departemen Kesehatan
(Depkes) (1993) adalah upaya seseorang dalam mengobati gejala penyakit tanpa
konsultasi dengan dokter terlebih dahulu. Swamedikasi menjadi alternatif yang
diambil masyarakat untuk meningkatkan keterjangkauan pengobatan, dan biasanya
dilakukan untuk mengatasi keluhankeluhan dan penyakit ringan yang banyak dialami
masyarakat seperti demam, nyeri, pusing, batuk, influenza, sakit maag, cacingan,
diare, penyakit kulit, dan lain-lain (Muchid dkk., 2006).

Mahalnya biaya dokter mengakibatkan masyarakat lebih cenderung memilih


pengobatan sendiri (swamedikasi) sebagai alternatif penanganan pertama ketika sakit
(Atmoko dan Kurniawati, 2009). Swamedikasi banyak dipilih masyarakat untuk
meredakan/menyembuhkan keluhan kesehatan ringan atau untuk meningkatkan
keterjangkauan akses terhadap pengobatan (Kartajaya, 2011).

Nyeri merupakan problem yang sering terjdi pada orang yang selalu melakiukan
aktivitas, contohnya pada pekerja industri, pekerja yang melakukan gerakan
tubuh,seperti tangan, kaki,oto,punggung dan yang lainnya secara berulang tanpa
istirahat, serta penyakit yang timbul akibat proses penuaan atau degeneras. Nyeri
sangat mengganggu aktivitas seseorang yang melibatkan gerakan tersebut, sehingga
mengalami hambatan dalam melakukan pekerjaan sehari-hari.

1.2 Tujuan

1. Untuk mengetahui dan memahami perbedaan nyeriotot dan pinggang.


2. Untuk mengetahui dan memahami terapi swamedikasi yang benar dan baik padanyeri
otot dan pinggang..
3. Untuk mengetahui etiologi nyeri otot dan pinggang.
4. Untuk mengetahui patofisiologi darinyeri otot dan pinggang.
5. Untuk menegtahui manifestasi klinik nyeri otot dan pinggang.
1.3 Rumusan masalah

1. Apa perbedaan darinyeri otot dan pinggang?


2. Bagaimana sifat virus darinyeri otot dan pinggang ?
3. Bagaimana etiologi darinyeri otot dan pinggang?
4. Bagaimana penatalaksanaannyeri otot dan pinggang ?
5. Bagaimana terapi non farmakologi dari nyeri otot dan pinggang ?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dasar teori

1. Swamedikasi

Swamedikasi adalah upaya seseorang dalam mengobati gejala penyakit tanpa


konsultasi dengan dokter terlebih dahulu (Depkes, 1993), sehingga seseorang tersebut,
dalam hal ini adalah pasien penyakit, menggunakan obat yang dibeli tanpa
menggunakan resep dokter. Swamedikasi biasanya dilakukan untuk mengatasi
keluhan-keluhan dan penyakit ringan yang banyak dialami masyarakat, seperti
demam, nyeri, pusing, batuk, influenza, sakit maag, cacingan, diare, penyakit kulit,
dan lainnya (Muchid dkk., 2006).

Swamedikasi memiliki posisi penting dalam usaha peningkatan


kesehatan masyarakat. Diperlukan adanya peningkatan penyediaan obat yang
dibutuhkan untuk pengobatan sendiri, sehingga nantinya kemampuan masyarakat
dalam mengatasi masalah kesehatannya dapat ditingkatkan. Swamedikasi dapat
menjadi sumber terjadinya kesalahan pengobatan atau medication error karena
keterbatasan pengetahuan masyarakat akan obat dan penggunaannya, maka dari itu
apoteker dituntut untuk dapat memberi informasi yang tepat kepada masyarakat guna
menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti penyalahgunaan obat (Muchid
dkk., 2006).

Menurut Permenkes Nomor 919 Tahun 1993, kriteria obat yang dapat dibeli
tanpa resep dokter adalah sebagai berikut :
a. tidak dikontraindikasikan untuk penggunaan pada wanita hamil, anak di bawah usia
2 tahun dan orang tua di atas 65 tahun,
b. pengobatan sendiri dengan obat dimaksud tidak memberikan risikopada kelanjutan
penyakit,
c. penggunaannya tidak memerlukan cara dan atau alat khusus yang harus dilakukan
oleh tenaga kesehatan,
d.penggunaannya diperlukan untuk penyakit yang prevalensinya tinggi
di Indonesia, dan
e.obat yang dimaksud memiliki rasio khasiat keamanan yang dapat
dipertanggungjawabkan untuk pengobatan sendiri.
Melihat kriteria tersebut, golongan obat yang dapat digunakan dalam proses
swamedikasi adalah obat bebas, obat bebas terbatas, obat wajib apotek, obat
tradisional, dan suplemen makanan.
2. Nyeri
a. Definisi

Nyeri merupakan Perasaan tidak nyaman, baik ringan maupun berat.yang


hanya dapat dirasakan oleh individu tersebut tanpa dapat dirasakan oleh orang lain,
mencakup pola fikir, aktifitas seseorang secara langsung, dan perubahan hidup
seseorang. Nyeri merupakan tanda dan gejala penting yang dapat menunjukkan telah
terjadinya gangguan fisiologikal. Nyeri merupakan suatu kondisi yang lebih dari pada
sensasi tunggal yang disebabkan oleh stimulus tertentu. Nyeri bersifat subjektif dan
individual. Selain itu nyeri juga bersifat tidak menyenangkan, sesuatu kekuatan yang
mendominasi,dan bersifat tidak berkesudahan. Stimulus nyeri dapat bersifat fisik
dan/ataumental, dan kerusakan dapat terjadi pada jaringan aktual atau pada fungsi
egoseseorang.

Myalgia (Nyeri otot) adalah termasuk salah satu keluhan yang cukup
sering diderita manusia. Ada yang mengalami hanya sesaat (misalnya keram otot)
atau sampai beberapa hari, beberapa bulan bahkan menahun tersebut terus
menerus mengganggu dengan intensitas yang berfluktuasi. Nyeri yang timbul
hanya sesaat tentu saja tidak sampai mengganggu aktivitas hidup. Tetapi nyeri
yang timbul terus menerus dapat membuat frustrasi penderita, karena
menghambat aktivitas baik dalam kaitan mencari nafkah, keseharian, maupun
rekreasi. Sehingga pada akhirnya dapat menurunkan kualitas hidup penderita.
Tidak jarang penderita akhirnya tergiring untuk mengkonsumsi obat penghilang
rasa sakit dalam jangka panjang. Padahal telah terbukti bahwa semua obat
penghilang nyeri pasti memiliki efek samping yang merugikan jika dikonsumsi
berlebihan atau tanpa kontrol dokter, contohnya bisa menimbulkan gastritis (sakit
mag), keropos tulang, dan menghambat pembentukkan sel darah. Berdasarkan hal
tersebut di atas, maka sebaiknya penanganan nyeri otot harus dilakukan secara
menyeluruh, yaitu dengan mengetahui jenis nyeri otot yang terjadi, faktor
penyebab nyeri otot, kemudian pemberian terapi yang tepat. (Weni, 2010).

Sakit otot, juga disebut nyeri otot atau myalgia, adalah rasa nyeri dan sakit
yang melibatkan sejumlah kecil atau seluruh otot tubuh, mulai dari ringan sampai
amat sangat. Otot adalah jaringan lunak yang tersusun oleh filamen protein yang
memiliki panjang dan bentuk yang fleksibel. Fungsi utama otot adalah untuk
mempertahankan dan mengubah postur, daya gerak, serta pergerakan organ
dalam.Walaupun kebanyakan sakit otot biasanya hilang dalam waktu singkat, dalam
beberapa kasus dapat berlangsung dalam waktu yang lebih lama. Sakit otot dapat
berkembang di hampir semua bagian tubuh, termasuk leher, punggung, kaki, dan
bahkan tangan.

Nyeri punggung adalah salah satu kondisi umum yang dapat mengganggu aktivitas
sehari-hari. Gejalanya bisa berupa rasa sakit yang datang dan pergi, sendi yang terasa kaku
atau sulit digerakkan dan rasa tegang. Nyeri punggung dapat dipicu postur tubuh yang salah
saat duduk, berdiri, membungkuk, atau efek mengangkat benda yang berat. Umumnya nyeri
punggung akan hilang dalam 2-12 minggu. Kondisi ini biasanya tidak disebabkan hal serius
dan dapat ditangani hanya dengan terus aktif bergerak dan mengonsumsi obat pereda rasa
sakit. Namun pada beberapa kasus, dapat sangat menyiksa dan tidak tertahankan hingga
menghambat aktivitas sehari-hari.
b. Etiologi Nyeri secara umum

1) Usia

Anak belum bisa mengungkapkan nyeri, sehingga perawat harus mengkaji


respon nyeri pada anak. Pada orang dewasa kadang melaporkan nyeri jika sudah
patologis dan mengalami kerusakan fungsi. Pada lansia cenderung memendam nyeri
yang dialami, karena mereka mengangnggap nyeri adalah hal alamiah yang harus
dijalani dan mereka takut kalau mengalami penyakit berat atau meninggal jika nyeri
diperiksakan.

2) Jenis kelamin

Gill (1990) mengungkapkan laki-laki dan wnita tidak berbeda secara


signifikan dalam merespon nyeri, justru lebih dipengaruhi faktor budaya (ex: tidak
pantas kalo laki-laki mengeluh nyeri, wanita boleh mengeluh nyeri).

3) Kultur

Orang belajar dari budayanya, bagaimana seharusnya mereka berespon


terhadap nyeri misalnya seperti suatu daerah menganut kepercayaan bahwa nyeri
adalah akibat yang harus diterima karena mereka melakukan kesalahan, jadi mereka
tidak mengeluh jika ada nyeri.

4) Makna nyeri

Berhubungan dengan bagaimana pengalaman seseorang terhadap nyeri dan


dan bagaimana mengatasinya.

5) Perhatian

Tingkat seorang klien memfokuskan perhatiannya pada nyeri dapat


mempengaruhi persepsi nyeri. Menurut Gill (1990), perhatian yang meningkat
dihubungkan dengan nyeri yang meningkat, sedangkan upaya distraksi dihubungkan
dengan respon nyeri yang menurun. Tehnik relaksasi, guided imagery merupakan
tehnik untuk mengatasi nyeri.

6) Ansietas

Cemas meningkatkan persepsi terhadap nyeri dan nyeri bisa menyebabkan


seseorang cemas.

7) Pengalaman masa lalu

Seseorang yang pernah berhasil mengatasi nyeri dimasa lampau, dan saat ini
nyeri yang sama timbul, maka ia akan lebih mudah mengatasi nyerinya. Mudah
tidaknya seseorang mengatasi nyeri tergantung pengalaman di masa lalu dalam
mengatasi nyeri.
- Etiologi nyeri otot
Nyeri otto disebabkan gangguan tidur, individu yang mengalami gangguan
tidur sering kali mengalami nyeri otot. Gangguan tidur dan nyeri otot yang
menyertainya mungkin disebabkan oleh ansietas temporer akibat situasi yang
menimbulkan stress, atau bisa juga kerena kebisingan. Tidak ada yang perlu
dikhawatirkan selama tidak ada gejala lain yang menyertai myalgia tersebut atau jika
nyerinya tidak juga menghilang setelah beberapa hari. Namun gangguan tidur yang
berkepanjangan dapat mengindkasikan gangguan yang serius seperti depresi yang
memerlukan penanganan tenaga profesional.Ketidakseimbangan hormon
menyebabkan myalgia

Ketidakseimbangan hormon terjadi manakala salah satu hormon reproduktif tidak lagi
bekerja secara fungsional.Akibatnya, tubuh beralih menggunakan persediaan high%test
hormone%nya,adrenalin, yang biasanya dipakai untuk mekanisme flight or fight: pada
situasi darurat. Penyalahgunaan adrenalin secara kronis oleh tubuh akan mengarah
kepada berbagai gangguan seperti nyeri otot persistent yang disebut fibromyalgia
kronis.Defisiensi vitamin juga menyebabkan nyeri otot.

- Etiologi nyeri punggung

Etiologi terjadinya nyeri punggung adalah usia, kondisi kesehatan


yang buruk, masalah psikologik dan psikososial, artritis degeneratif, merokok,
skoliosis mayor (kurvatura >80o), obesitas, tinggi badan yang berlebihan, hal yang
berhubungan dengan pekerjaan seperti duduk dan mengemudi dalam waktu lama,
duduk atau berdiri berjam-jam (posisi tubuh kerja yang statik), getaran,
mengangkat, membawa beban, menarik beban, membungkuk, memutar, dan
kehamilan.

c. Patofisiologi

- Nyeri otot

Nyeri merupakan suatu bentuk peringatan akan adanya bahaya kerusakan


jaringan. Pengalaman sensoris pada nyeri akut disebabkan oleh stimulus noksius
yang diperantarai oleh sistem sensorik nosiseptif. Sistem ini berjalan mulai dari
perifer melalui medulla spinalis, batang otak, thalamus dan korteks serebri.
Apabila telah terjadi kerusakan jaringan, maka sistem nosiseptif akan bergeser
fungsinya dari fungsi protektif menjadi fungsi yang membantu perbaikan jaringan
yang rusak. Nyeri inflamasi merupakan salah satu bentuk untuk mempercepat
perbaikan kerusakan jaringan. Sensitifitas akan meningkat, sehingga stimulus non
noksius atau noksius ringan yang mengenai bagian yang meradang akan
menyebabkan nyeri. Nyeri inflamasi akan menurunkan derajat kerusakan dan
menghilangkan respon inflamasi.
- Nyeri punggung

Struktur spesifik dalam system saraf terlibat dalam mengubah stimulus


menjadi sensasi nyeri.Sistem yang terlibat dalam transmisi dan persepsi nyeri disebut
sebagai system nosiseptis.Sensitivitas dari komponen system monosiseptis dapat
dipengaruhi oleh sejumlah faktor dan berbeda diantara individu. Tidak semua orang
yang terpanjat terhadap stimulus yang sama mengalami intensitas nyeri yang sama.
Sensasi sangat nyeri bagi seseorang mungkin hampir tidak tearasa bagi orang
lain.Mekanisme nyeri pada dasarnya sama hanya saja tempat rangsangan itu terjadi
yang dapat menyebabkan perbedaan tempat nyeri. Dimana reseptor akan tetap
merangsang terbentuknya stimulus ke sistem saraf pusat yang akan terbentuk
terjadinya nyeri.

e.Terapi
-Terapi Non Farmakologis nyeri punggung
1. Aktivitas: lakukan aktivitas normal. Penting untuk melanjutkan kerja
seperti biasanya.
2. Tirah baring: tidak dianjurkan sebagai terapi, tetapi pada beberapa
kasus dapat dilakukan tirah baring 2-3 hari pertama untuk mengurangi
nyeri.
3. Olahraga : harus dievaluasi lebih lanjut jika pasien tidak kembali ke
aktivitas sehari-harinya dalam 4-6 minggu.
4.Manipulasi: dipertimbangkan untuk kasus-kasus yang membutuhkan
obat penghilang nyeri ekstra dan belum dapat kembali bekerja dalam 1-2
minggu (12).
5. Modalitas lain: (a) intervensi fisik: orthosis, pemijatan, mobilisasi,
manipulasi, traksi, (b) modalitas termal: ultrasound terapeutik, diatermi,
bantalan pemanas (kering atau lembab), pemanas inframerah,
hidroterapi, kantong es (dengan atau tanpa pemijatan) (c) terapi elektrik:
stimulasi galvanic, arus interferensial, arus mikro, stimulasi saraf
transkutaneus elektrik, stimulasi neuromuscular, (d) terapi olahraga:
terapi rentang gerakan, program penguatan (isometric, kinetik), program
latihan aerobic, program latihan aqua, control neuromuscular, koreksi
postural, (e) magnet, (f) terapi meridian: akupunktur, elektroakupunktur,
(g) terapj laser, (h) terapi lingkungan:; biofeedback dan relaksasi, (i)
intervensi edukasi, (j) terapi kombinasi atau multimodalitas.
-Terapi farmakologi nyeri punggung
1. Asetaminofen
Penggunaan asetaminofen dosis penuh (2 sampai 4 g per hari) sebagai
terapi lini pertama didukung oleh bukti-bukti yang kuat dan beberapa
pedoman terapi (rekomendasi A). Harus diketahui bahwa pada pasien
dengan riwayat alkoholisme, sedang puasa, memiliki penyakit liver,
mengonsumsi obat tertentu (terutama antikonvulsan), atau orang tua
yang lemah, toksisitas hati dapat terjadi pada dosis yang
direkomendasikan. Selanjutnya, toksisitas asetaminofen meningkat secara
substansial jika dikonsumsi bersamaan dengan dengan inhibitor
siklooksigenase-2 spesifik (COX-2) atau obat-obat anti-inflamasi
(NSAID).
2. NSAID
Ada bukti kuat keberhasilan penggunaan NSAID pada nyeri akut dan
bukti moderat pada nyeri kronis (rekomendasi A). NSAID
direkomendasikan oleh sebagian besar pedoman pengobatan. Semua
NSAID tampaknya memiliki khasiat yang sama. Mempertimbangkan
manfaat dibandingkan efek samping, American Geriatrics Society
merekomendasikan COX-2 inhibitor sebagai terapi lini pertama
dibandingkan NSAID non spesifik. Salisilat non-asetil (kolin
magnesium trisalicylate, salsalat) terbukti efektif dan memiliki lebih
sedikit efek samping gastrointestinal dibandingkan NSAID non spesifik
dengan biaya lebih rendah daripada lebih agen selektif. Jika NSAID non
spesifik yang dipilih, sitoproteksi lambung harus dipertimbangkan
berdasarkan profil risiko pasien. NSAID harus dipertimbangkan ketika
peradangan diyakini memainkan peran penting dalam proses produksi
nyeri.
3. Relaksan Otot
Bukti yang mendukung penggunaan relaksan otot masih kurang jelas
(rekomendasi B). Sebuah tinjauan dari 14 percobaan acak terkontrol
moderat berkualitas menunjukkan bahwa cyclobenzaprine lebih efektif
daripada plasebo dalam pengelolaan nyeri leher dan punggung. Namun, efeknya
minimal dengan efek samping yang lebih besar. Efek tertinggi
terjadi dalam 4 hari pertama terapi. Kesimpulan serupa juga sama untuk
obat lain yang sejenis. Baclofen dan Tizanidine memiliki lebih sedikit
potensi kecanduan daripada relaksan otot lainnya. Relaksan otot tidak
dianjurkan untuk WAD fase akut karena bukti tentang manfaatnya
masih belum jelas.
4. Opioid
Sebuah badan literatur ekstensif melaporkan efektivitas jangka pendek
opioid dalam berbagai sindrom nyeri (rekomendasi A). Namun, tidak
ada penelitian acak berkualitas tinggi untuk menunjukkan manfaat dan
keamanan opioid jangka panjang untuk setiap indikasi pemberiannya.
Kegunaan opioid pada nyeri leher harus seimbang dengan efek samping
yang ditimbulkan seperti sembelit, sedasi, dan ketergantungan. Beberapa
pihak mendukung penggunaan opioid dalam berbagai sindrom nyeri
ketika strategi lain tidak melngurangi rasa sakit secara adekuat, dan ada
bukti jelas bahwa obat ini tidak merugikan pasien dan memberikan
peningkatan yang signifikan dan berkelanjutan.
5.Antidepresan ajuvan dan Antikonvulsan
Meskipun tidak ada penelitian acak berkualitas terkontrol untuk
penggunaan agen ini secara khusus pada nyeri leher, penggunaannya,
terutama dalam nyeri kronis dan neuropatik, secara didukung secara luas
oleh berbagai literatur (rekomendasi A). Juga harus dicatat bahwa dalam sindrom
nyeri kronis, depresi sering terjadi bersamaan, dan pengobatan
depresi secara agresif sering memberikan bermanfaat.
6. Hipnotik sedatif
Tidak ada penelitian acak berkualitas terkontrol yang cukup panjang
untuk menunjukkan manfaat dan keamanan jangka panjang obat ini
untuk mengobati nyeri. Selain menghilangkan rasa sakit yang secara
khusus disebabkan oleh kejang otot, obat ini bukan penghilang rasa sakit
yang efektif.
7. Steroid
Injeksi steroid epidural adalah prosedur yang biasa dilakukan untuk nyeri leher
radikuler dan nyeri punggung bawah. Hasil uji coba dibagi antara hasil yang positif
dan negatif. Perbedaan hasil yang didapat merupakan akibat, setidaknya sebagian,
dari penyakit yang berbeda antar kelompok pasien dan perbedaan teknik. Uji coba
terakhir dengan pemilihan pasien yang lebih hati-hati dan teknik terstandar telah
menunjukkan hasil yang lebih positif. Oleh karena itu keputusan untuk
mempertimbangkan penggunaan steroid epidural pada setiap pasien merupakan
latihan dalam penilaian klinis. Tidak ada ada alasan yang jelas dalam penggunaan
injeksi steroid epidural pada nyeri nonradicular. Penggunaan steroid untuk nyeri
radikuler harus jelas (rekomendasi B). Beberapa pihak merekomendasikan
penggunaan injeksi steroid epidural, sedangkan yang lain tidak. Percobaan sederhana
yang mempelajari manfaat klinis steroid sistemik masih belum meyakinkan, dan uji
klinis untuk membandingkan steroid oral dan epidural masih belum ada. Injeksi
steroid intraartikular belum terbukti dapat menghilangkan rasa sakit jangka panjang
yang efektif, dan penggunaan steroid tidak dianjurkan untuk mengobati WAD kronis.
- Terapi nyeri otot
Mialgia karena kelebihan dari aktivitas otot ini biasanya diobati dengan bolak
paket panas dan dingin pada otot yang terkena. Pijatan juga mungkin bermanfaat
untuk mengatasi hal ini. Pengobatan juga termasuk mengambil ibuprofen, aspirin
atau acetaminophen.ibuprofen, dan non steroid anti inflamasi lainnya lebih disukai
karena mereka dapat mengurangi pembengkakan. Jika obat benar benar bisa
meredakan nyeri anda tidak harus terus menggunakan otot otot anda untuk
melakukan aktivitas berat.Olahraga ringan secara teratur dapat membantu
meringankan mialgia pada individu akibat gaya hidup yang kurang aktif. Selain
itu, peregangan sebelum latihan berat dapat membantu mengurangi risiko nyeri
otot.Mereka yang memiliki mialgia akibat penyakit autoimun mungkin
menemukan beberapa penurunan nyeri dengan latihan peregangan lembut.
$anyak kasus mialgia karena pengaruh penyakit lupus dan fibromyalgia dapat
disembuhkan dengan yoga.Mialgia adalah istilah lain dari nyeri otot akibat dari
penggunaan otot dalam beraktivitas yangsangat berlebihan ada penyakit lain yang
menyertainya.
BAB III
KASUS SWAMEDIKASI
BAB IV
PENUTUP
a. Kesimpulan

b. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai