Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN


DENGAN GANGGUAN NYERI

Untuk memenuhi tugas


Praktik Klinik Keperawatan Dasar

Oleh:
NAMA : Rizka Wulandari
NIM : P17230201034

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN BLITAR
TAHUN 2022
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan Dasar ini telah di responsi dan
disetujui pembimbing pada:

Hari :
Tanggal :
Judul : Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan
Gangguan Nyeri

Pembimbing Institusi Pembimbing Ruangan

(Andi Hayyun Abiddin, SST.,M.Sc.) (nama CI)


NIP. NIP.
Laporan Pendahuluan
Asuhan Keperawatan pada pasien gangguan nyeri
BAB I
KONSEP DASAR NYERI

1.1 Pengertian
Nyeri merupakan sensasi yang rumit, unik, universal, dan bersifat individual.
Dikatakan individual karena respon individu terhadap sensasi nyeri beragam dan
tidak bisa di samakan satu sama yang lain. Secara sederhana nyeri di artikan
sebagai suatu sensasi yang tidak menyenangkan baik secara sensori maupun
secara emosional yang berhubungan dengan adanya suatu kerusakan jaringan
atau faktor lain sehingga individu merasa tersiksa, menderita dan akhirnya
menggaggu aktivitas ehari-sehari, psikis, dan lain-lain (Asmadi, 2010). Setiap
individu memberikan persepsi yang berbeda terhadap rasa nyeri. Nyeri
merupakan sensasi yang rumit, unik, universal dan besifat individual. Dikatakan
bersifat individual karena respon individu terhadap sensasi nyeri beragam dan
tidak bisa disamakan dengan orang lain. Inilah dasar bagi perawat dalam
mengatasi rasa nyeri pada klien. Nyeri dapat di artikan sebagai suatu sensasi
yang tidak menyenangkan baik secara sensori maupun secara mosional yang
berhubungan dengan adanya suatu kerusakan jaringan atau faktor lain, sehingga
individu merasa tersiksa, Menderita yang pada akhirnya akan mengganggu
aktivits sehri-hari, psikis dan lain-lain (Andina, 2017). Nyeri merupakan suatu
kondisi lebih dari sekedar sensasi tunggal yang di sebabkan oleh stimulus
tertentu. Nyeri bersifat subjektif dan sangat bersifat individual. Stimulus dapat
berupa stimulus fisik dan stimulus mental, sedangkan kerusakan dapat terjadi
pada jaringan aktual atau pada fungsi ego seorang individu (Haswita &
Sulistyowati, 2017) (Mtsweni et al., 2020)

1.2 Etologi/Penyebab
Nyeri ulu hati bukanlah merupakan suatu diagnosis medis, tapi merupakan gejala
dari suatu penyakit. Nyeri ulu hati dapat terjadi akibat adanya peradangan pada
mukosa lambung. Keluhan nyeri ulu hati adalah keluhan fisik subjektif yang
dirasakan oleh pasien di daerah epigastrium. Epigastrium adalah bagian abdomen
tengah atas. Nyeri pada daerah epigastrium adalah nyeri yang berhubungan
dengan rasa tajam dan terlokalisasi yang dirasakan oleh seseorang pada daerah
tengah atas perut (Sudoyo, Setiyohadi, Alwi, Simadibrata K, & Setiadi, 2010)

1.3 Patofisiologi/ Pohon Masalah/Pathway


Pola makan tidak teratur

Perdangan dinding lambung

Infeksi lambung

Peningkatan asam lambung

Iritasi mukosa lambung

Nyeri
epigastrium

Nyeri akut

1.4 Tanda dan Gejala


Beberapa tanda gejala yang dirasakan pada penderita nyeri akut antara lain :
a. Nyeri
 Nyeri pada awal gerakan
 Nyeri selama bergerak
 Nyeri yang menetap atau nyeri nocturnal
 Membutuhkan analgesic
b. Hilangnya fungsi
 Kekakuan (stiffness)
 Keterbatasan gerakan
 Penurunan aktivitas sehari- hari
 Kebutuhan akan alat bantu ortopedi
c. Gejala lain
 Krepitasi
 Peningkatan sensitivitas terhadap dingin dan atau lembab
 Progresi bertatahap (Joern, 2010)

1.5 Pemeriksaan penunjang/diagnostik


a. Pemeriksaan darah lengkap
b. CT Scan
c. MRI
d. EKG

1.6 Penatalaksanaan

Terapi Farmakologi menurut ISO(2016) meliputi :


a. Antasida Doen
Idikasi : mengurangi gejala-gejala yang berhubungan dengan kelebihan asam
lambung, tukak lambung, gastritis, dengan gejala-gejala seperti mual, nyeri
lambung, nyeri ulu hati dan perasaan penuh pada lambung.
Kontra indikasi : penderita gangguan fungsi ginjal.
Efek samping : sembelit, diare, mual, muntah, dan gejala – gejala tersebut akan
hilang bila pemakaian obat dihentikan.
Dosis :
 Anak 6-12 tahun ½ - 1 tablet, 3-4 kali sehari.
 Dewasa 1-2 tablet, 3-4 kali sehari .
Diminum 1-2 jam setelah makan dan menjelang tidur,
sebaiknya tablet dikunyah.
Perhatian : tidak dianjurkan digunakan terus – menerus lebih dari dua minggu,
kecuali atas petunjuk dokter. Bila sedang menggunakan obat tukak lambung lain
seperti simetidin atau antibiotik tetrasiklin, harap diberikan selang waktu 1-2 jam.
Tidak dianjurkan pemberian pada anak dibawah 6 tahun, kecuali atas petunjuk
dokter. Hati – hati pemberian pada penderita diet fosfor rendah dan pemakaian
lama, karena dapat mengurangi kadar fosfor dalam darah.
b. Ranitidine
Indikasi : pengobatan jangka pendek tukak lambung, gastritis, tukak usus 12 jari,
pengobatan keadaan hiperekskresi patologis.
Kontra indikasi : penderita hipersensitif terhadap obat ini.
Perhatian : pada penderita yang memberikan respon simptomatik terhadap
ranitidine. Dosis ranitidin harus disesuaikan dengan penderita gangguan fungsi
ginjal. Hati – hati pemberian pada gangguan fungsi hati, pada wanita menyusui.
Pemberian pada wanita hamil hanya jika benar – benar sangat dibutuhkan.
Efek samping : sakit kepala, gangguan kardiovaskular, gangguan gastrointestinal,
gangguan musculoskeletal, gangguan hematologik, gangguan endokrin
Dosis : tukak lambung, gastritis : sehari 2 x 150 mg
c. Omeprazole
Indikasi : pengobatan jangka pedek tukak duodenum, tukak lambung, refluks
esophagus, gastritis.
Kontra indikasi: hipersensitifitas terhadap obat ini.
Efek samping : nausea, sakit kepala, diare, dan konstipasi.
Dosis : dewasa sehari 1 x 20-40 mg.
d. Lanzoprazol
Indikasi : pengobatan jangka pendek tukak lambung, gastritis, tukak usus.
Kontra indikasi: -
Efek samping : hipersensitifitas terhadap obat ini.
Dosis : dewasa sehari 1 x 30 mg.
BAB II
KONSEP DASAR PROSES KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN
GANGGUAN NYERI
2.1 Pengkajian
A. Identitas
Mendapatkan data identitas pasien meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan,
pekerjaan, alamat, nomor registrasi, dan diagnosa medis.
B. Riwayat kesehatan
 Keluhan utama : Keluhan yang paling dirasakan pasien untuk mencari bantuan
 Riwayat kesehatan sekarang: Apa yang dirasakan sekarang
 Riwayat penyakit dahulu
 Apakah kemungkinan pasien belum pernah sakit seperti ini atau sudah pernah
 Riwayat kesehatan keluarga
 Meliputi penyakit yang turun temurun atau penyakit tidak menular
 Riwayat nyeri : keluhan nyeri seperti lokasi nyeri, intensitas nyeri, kualitas, dan
waktu serangan. Pengkajian dapat dilakukan dengan cara ‘PQRST’ :
1. P (Pemicu), yaitu faktor yang mempengaruhi gawat atau ringannya
nyeri.Hal ini berkaitan erat dengan intensitas nyeri yang dapat
mempengaruhi kemampuanseseorang menahan nyeri. Faktor yang dapat
mempengaruhi peningkatan tahananterhadap nyeri adalah alkohol, obat-
obatan, hipnotis, gesekan atau gasukan, pengalihan perhatian, kepercayaan
yang kuat, dan sebagainya. Sedangkan faktor yang dapatmenurunkan
tahanan terhadap nyeri adalah kelelahan, rasa marah, bosan, cemas,
nyeriyang tak kunjung hilang, sakit, dan lain-lain.
2. Q (Quality) dari nyeri, seperti apakah rasa tajam, tumpul, atau
tersayat.Contoh sensasi yang tajam adalah jarum suntik, luka potong kecil
atau laserasi, dan lain-lain. Sensasi tumpul, seperti ngilu, linu, dan lain-lain.
Anjurkan pasien menggunakan bahasa yang dia ketahui ; nyeri kepala : ada
yang membentur.
3. R (Region), daerah perjalanan nyeri.Untuk mengetahui lokasi nyeri,
perawat meminta utnuk menunjukkan semua daerah yangdirasa tidak
nyaman. Untuk melokalisasi nyeri dengan baik dengan lebih spesifik,
perawat kemudian meminta klien untuk melacak daerah nyeri dari titik
yang paling nyeri. Hal ini sulit dilakukan apabila nyeri bersifat difusi (nyeri
menyebar kesegala arah),meliputi beberapa tempat atau melibatkan segmen
terbesar tubuh.
4. S (Severity) adalah keparahan atau intensitas nyeri.Karakteristik paling
subjektif pada nyeri adalah tingkat keparahan atau intensitas nyeritersebut.
Klien seringkali diminta untuk mendeskripsikan nyeri sebagai yang
ringan,sedang atau parah. Namun makna istilah-istilah ini berbeda bagi
perawat dan klien. Dariwaktu ke waktu informasi jenis ini juga sulit untuk
dipastikan.
5. (Time) adalah waktu atau lama serangan atau frekuensi nyeri.Perawat
mengajukan pertanyaan utnuk menentukan awitan, durasi dan rangsangan
nyeri.Kapan nyeri mulai dirasakan? Sudah berapa lama nyeri yang
dirasakan? Apakah nyeriyang dirasakan terjadi pada waktu yang sama
setiap hari? Seberapa sering nyeri kembalikambuh?

C. Kebutuhan Bio-Psiko-Sosial-Spiritual
Kebutuhan Bio-Psiko-Sosial-Spiritual meliputi bernapas, makan, minum,
eleminasi,gerak dan aktivitas, istirahat tidur, kebersihan diri, pengaturan suhu, rasa
aman dannyaman, sosialisasi dan komunikasi, prestasi dan produktivitas, pengetahuan,
rekreasidan ibadah.
D. Pemeriksaan fisik
Keadaan Umum
 Keadaan umum meliputi: kesan umum, kesadaran, postur tubuh, warna
kulit,turgor kulit, dan kebersihan diri.
 Gejala Kardinal
Gejala kardinal meliputi: suhu, nadi, tekanan darah, dan respirasi.
 Keadaan Fisik
Keadaan fisik meliputi pemeriksaan dari kepala sampai ekstremitas bawah.
1) Inspeksi : kaji kulit, warna membran mukosa, penampilan umum,
keadekuatansirkulasi sitemik, pola pernapasan, gerakan dinding dada.
2) Palpasi : daerah nyeri tekan, meraba benjolan atau aksila dan jaringan
payudara,sirkulasi perifer, adanya nadi perifer, temperatur kulit, warna, dan
pengisian kapiler.
3) Perkusi : mengetahui cairan abnormal, udara di paru-paru, atau kerja diafragma.
4) Auskultasi : bunyi yang tidak normal, bunyi murmur, serta bunyi gesekan, atau
suaranapas tambahan.

2.2 Diagnosa Keperawatan


Nyeri Akut b.d Agen pencedera kimia d.d mengeluh nyeri
2.3 Intervensi keperawatan
No. Rencana Tindakan Tujuan/Kriteria Hasil Rasional
DX
1. Observasi : Setelah dilakukan Observasi :
-Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, perawatan selama 1x24 1. Untuk mengidentifikasi
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri jam diharapkan lokasi, karakteristik, durasi,
-identifikasi skala nyeri Tingkat Nyeri menurun frekuensi, kualitas , intensitas
-identifiksi pengetahuan dan keyakinan : nyeri
tentang nyeri 2. Untuk mengidentifikasi
Teraupetik : -Gelisah menurun skala nyeri pada pasien
-Kontrol lingkungan yang memperberat rasa -Tampak meringis 3.Untuk mengetahui
nyeri (mis.suhu ruangan, menurun seberapa tahu dan yakin
pencahayaan,kebisingan) - Frekuensi nadi tentang nyeri
-Fasilitasi istirahat dan tidur membaik Teraupeitk :
-pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam -Pola nafas membaik 1.Agar mengetahui seberapa
pemilihan strategi meredakan nyeri -Nafsu makan besar rasa nyeri yang dapat
Edukasi : membaik mempengaruhi budaya
-Anjurkan menggunakan analgetik secara pasien
tepat 2. Agar pasien dapat istrahat
Kolaborasi : dan tidur dengan nyaman
-kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu untuk mengurangi rasa nyeri
3.Agar dapat
mempertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam
pemilihan strategi meredakan
nyeri pada pasien
Edukasi :
1.Agar dapat menghilangkan
rasa nyeri
Kolaborasi :
1.Meredakan nyeri disaat
terapi non farmakologis tidak
dapat dilakukan
Daftar Pustaka

Mtsweni, E. S., Hörne, T., Poll, J. A. van der, Rosli, M., Tempero, E., Luxton-reilly, A.,
Sukhoo, A., Barnard, A., M. Eloff, M., A. Van Der Poll, J., Motah, M., Boyatzis, R. E.,
Kusumasari, T. F., Trilaksono, B. R., Nur Aisha, A., Fitria, -, Moustroufas, E., Stamelos,
I., Angelis, L., … Khan, A. I. (2020). No 主観的健康感を中心とした在宅高齢者にお
ける 健康関連指標に関する共分散構造分析 Title. In Engineering, Construction and
Architectural Management (Vol. 25, Issue 1).
http://dx.doi.org/10.1016/j.jss.2014.12.010%0Ahttp://dx.doi.org/10.1016/
j.sbspro.2013.03.034%0Ahttps://www.iiste.org/Journals/index.php/JPID/article/
viewFile/19288/19711%0Ahttp://citeseerx.ist.psu.edu/viewdoc/download?
doi=10.1.1.678.6911&rep=rep1&type=pdf%0Ahtt
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/2094/1/KARYA%20TULIS%20ILMIAH%20HERRY
%20PURWANTO.pdf
file:///C:/Users/hp/Downloads/BAB%20II.pdf
https://www.academia.edu/34213634/LAPORAN_PENDAHULUAN_NYERI

PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik,
Edisi 1. Jakarta:DPP PPNI.
PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta:DPP PPNI
PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

Anda mungkin juga menyukai