Oleh :
A. Definisi Vertigo
Vertigo mengacu pada suatu halusinasi gerakan yang dapat lurus (lururs ke
depan),jatuh atau mengayun-ayun. (Widiantopo, 2010)..
Rasa nyaman pada pasien vertigo disebabkan oleh kegiatan berlebih dari
system simpatik, menimbulkan gejala vertigo, pucat, dan mual yang pada umumnya
mengakibatkan penderitaan yang hebat.(Sutarniet al,2018).
Menggunakan Numeric Rating Scale (NRS) karena di anggap sederhana dan mudah
dimengerti :
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Keterangan :
0-1 Tidak Nyeri 3-7 Nyeri Sedang 9-10 Nyeri Sangat Berat
1-3 Nyeri Ringan 7-9 Nyeri Berat
C. Organ Pengatur
Sensasi vertigo muncul akibat dari adanya gangguan fungsi vestibular pada
telinga bagian dalam. Otak kecil dan telinga bagian dalam merupakan organ yang
bertanggung jawab terhadap persepsi stabilitas dan kemampuan keseimbangan badan
seseorang.
Otak kecil mengatur aktivitas otot yang berkaitan dengan keseimbangan tubuh.
Organ ini membutuhkan aliran darah yang baik serta suplai oksigen yang cukup untuk
bisa melaksanakan tugasnya. Sementara telinga bagan dalam memerlukan
keseimbangan cairan yang pas untuk menjalankan fungsi menjaga keseimbangan
tubuh. Sedikit saja ada perubahan pada volume atau komposisi cairan, keseimbangan
tubuh pun akan terganggu.
G. Penatalaksanaan
Beberapa terapi bedah menurut (Cermin dunia kedokteran No. 144, 2004: 48) terdiri
dari :
- Terapi kausal
- Terapi simtomatik
- Terapi rehabilitatif
- Edukasi
1. Anamnesa
A. Identitas Klien
Berupa nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, alamat, diagnose medis,
dan tanggal Masuk Rumah Sakit.
B. Riwayat Kesehatan
- Keluhan utama yang di rasakan oleh Vertigo Sering pusing, perut terasa nyeri,
lemas dan mual muntah
- Riwayat penyakit masalalu kurangnya kebutuhan rasa aman nyaman
Riwayat Penyaakit keluarga, Vertigo tidak dapat di turunkan
C. Provoking
Klien dapat menjelaskan penyebab nyeri
Menanyakan serangan nyeri yang terjadi apakah terjadi secara tiba-tiba atau
perlahan
D. Quality
Rasa nyeri dapat berupa di tusuk – tusuk, di iris – iris, nyeri terbakar
E. Regetion
Menentukan lokasi nyeri
F. Severty / Skala
Menentukan skala nyeri yang dirasakan dari rentang 1-10 mulai dari tidak nyeri
sampai nyeri sangat berat
G. Timing
Menentukan durasi nyeri yang dirasakan
2. Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan fisik yang dilakukan antara lain pemeriksaan tekanan darah yang
diukur dalam posisi berbaring, duduk, dan berdiri, bising karotis, irama (denyut
jantung).
b. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan:
(1) Pemeriksaan laboratorium rutin atas darah dan urin, dan pemeriksaan lain
sesuai indikasi.
(2) Foto Rontgen tengkorak, leher, Stenvers (pada neurinoma akustik).
(3)Neurofisiologi Elektroensefalografi (EEG), Elektromiografi (EMG),
Brainstem Auditory Evoked Potential (BAEP).
(4) Pencitraan CTscan, arteriografi, magnetic resonance imaging (MRI).
2. Intervensi NIC :
Manajemen nyeri :
Observasi
- Monitor terkait lokasi nyeri, durasi, dan juga frekuensi nyeri
- Monitor pengalaman nyeri terhadap kualitas hidup pasien (seperti saat tidur dan
nafsu makan)
Terapeutik
- Berikan informasi mengenai nyeri
- Mengajarkan prinsip-prinsip manajemen nyeri
Edukasi
- Dorong pasien untuk memonitor nyeri dan menangani nyerinya dengan tepat
- Memotivasi keluarga dalam mencari dan menyediakan dukungan kepada pasien
untuk menangani nyeri yang dirasakan
- Dukung istirahat / tidur yang adekuat untuk membantu penurunan nyeri
Kolaborasi
- Berikan individu penurunan nyeri yang optimal dengan peresepan analgesik:
Intervensi NIC :
Observasi
-Monitor / catat pola tidur pasien dan jumlah tidur pasien
- monitor makanan sebelum tidur dan intake minuman yang dapat memfasilitasi /
mengganggu tidur
Terapeutik
- Fasilitasi untuk mempertahankan rutinitas waktu tidur, bisa berupak buku,
sholawat, mendengarkan musik
- Anjurkan psien untuk memantau pola tidur
Edukasi
- Dorong pasien untuk menetapkan rutinitas tidur
- Ajarkan pasien untuk melakukan relaksasi otot
Kolaborasi
- Kolaborasikan pemberian obat tidur
DAFTAR PUSTAKA