Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN

KEBUTUHAN DASAR RASA NYAMAN


PADA PASIEN VERTIGO
DI RUANG KHM 13
KLINIK HUSADA MULIA WONOREJO

PERIODE TANGGAL 04 – 17 Januari 2021

Oleh :

NAMA : VIJAY SAXSENA


NIM : 192303101170

PRODI D3 KEPERAWATAN KAMPUS LUMAJANG


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
LAPORAN PENDAHULUAN
(Hari Pertama Praktik)

1. Konsep Kebutuhan Dasar Manusia

A. Definisi Vertigo
Vertigo mengacu pada suatu halusinasi gerakan yang dapat lurus (lururs ke
depan),jatuh atau mengayun-ayun. (Widiantopo, 2010)..

Rasa nyaman pada pasien vertigo disebabkan oleh kegiatan berlebih dari
system simpatik, menimbulkan gejala vertigo, pucat, dan mual yang pada umumnya
mengakibatkan penderitaan yang hebat.(Sutarniet al,2018).

B. Keseimbangan /Nilai Normal


Keseimbangan dikendalikan oleh otak kecil yang mendapat informasi tentang
posisi tubuh dari organ keseimbanan di telinga tengah dan mata. Penyebab umum dari
vertigo (Marril KA.,2012):
1. Keadaan lingkungan : mabuk darat,mabuk laut.
2. Obat-obatan : alcohol
3. Kelainan telinga
4. Infeksi telinga bagian dalam karena bakteri.
Pengukuran derajat nyeri :

Menggunakan Numeric Rating Scale (NRS) karena di anggap sederhana dan mudah
dimengerti :

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Keterangan :
0-1 Tidak Nyeri 3-7 Nyeri Sedang 9-10 Nyeri Sangat Berat
1-3 Nyeri Ringan 7-9 Nyeri Berat

C. Organ Pengatur
Sensasi vertigo muncul akibat dari adanya gangguan fungsi vestibular pada
telinga bagian dalam. Otak kecil dan telinga bagian dalam merupakan organ yang
bertanggung jawab terhadap persepsi stabilitas dan kemampuan keseimbangan badan
seseorang.
Otak kecil mengatur aktivitas otot yang berkaitan dengan keseimbangan tubuh.
Organ ini membutuhkan aliran darah yang baik serta suplai oksigen yang cukup untuk
bisa melaksanakan tugasnya. Sementara telinga bagan dalam memerlukan
keseimbangan cairan yang pas untuk menjalankan fungsi menjaga keseimbangan
tubuh. Sedikit saja ada perubahan pada volume atau komposisi cairan, keseimbangan
tubuh pun akan terganggu.

D. Ketidakseimbangan dan Jenis-jenisnya


Vertigo terbagi menjadi 2 jenis dengan gejala sebagai berikut :
1. Vertigo Vestibular
Gejala : rasa berputar, serangan terjadi episodic, disertai muntah, bisa disertai atau
tanpa disertai gangguan pendengaran, gerakan pencetusnya adalah gerakan kepala,
tanpa adanya situasi yang mencetusnya.
2. Vertigo non vestibular
Gejala : rasa melayang atau hilangnya rasa keseimbangan , serangan biasanya
terjadi terus-menerus, tanpa mual/muntah, tanpa gangguan pendengaran,
pencetusnya berupa gerakan objek visual dengan situasi pencetus berupa
keramaian atau lalu lintas yang padat.

E. Faktor Yang Mempengaruhi


Faktor yang mempengaruhi vertigo dibagi menjadi :
- Usia
- Stress berat
- Keadaan lingkungan : motion sickness (mabuk darat, mabuk laut)
- Obat-obatan : alkohol
- Kelainan di telinga
F. Pemeriksaan
a. Pemeriksaan Umum
- Pemeriksaan sistem kardiovaskular yang meliputi pemeriksaan tekanan darah pada
saat baring, duduk dan berdiri
b. Pemeriksaan Penunjang
- Pemeriksaan darah rutin seperti elektrolit, kadar gula darah
- CT Scan atau MRI Brain

G. Penatalaksanaan
Beberapa terapi bedah menurut (Cermin dunia kedokteran No. 144, 2004: 48) terdiri
dari :
- Terapi kausal
- Terapi simtomatik
- Terapi rehabilitatif
- Edukasi

II. Konsep Asuhan Keperawatan Gangguan Kebutuhan Dasar


A. Pengkajian

1. Anamnesa
A. Identitas Klien
Berupa nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, alamat, diagnose medis,
dan tanggal Masuk Rumah Sakit.

B. Riwayat Kesehatan
- Keluhan utama yang di rasakan oleh Vertigo Sering pusing, perut terasa nyeri,
lemas dan mual muntah
- Riwayat penyakit masalalu kurangnya kebutuhan rasa aman nyaman
Riwayat Penyaakit keluarga, Vertigo tidak dapat di turunkan
C. Provoking
Klien dapat menjelaskan penyebab nyeri
Menanyakan serangan nyeri yang terjadi apakah terjadi secara tiba-tiba atau
perlahan
D. Quality
Rasa nyeri dapat berupa di tusuk – tusuk, di iris – iris, nyeri terbakar
E. Regetion
Menentukan lokasi nyeri
F. Severty / Skala
Menentukan skala nyeri yang dirasakan dari rentang 1-10 mulai dari tidak nyeri
sampai nyeri sangat berat
G. Timing
Menentukan durasi nyeri yang dirasakan

2. Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan fisik yang dilakukan antara lain pemeriksaan tekanan darah yang
diukur dalam posisi berbaring, duduk, dan berdiri, bising karotis, irama (denyut
jantung).
b. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan:
(1) Pemeriksaan laboratorium rutin atas darah dan urin, dan pemeriksaan lain
sesuai indikasi.
(2) Foto Rontgen tengkorak, leher, Stenvers (pada neurinoma akustik).
(3)Neurofisiologi Elektroensefalografi (EEG), Elektromiografi (EMG),
Brainstem Auditory Evoked Potential (BAEP).
(4) Pencitraan CTscan, arteriografi, magnetic resonance imaging (MRI).

B. Diagnosa Keperawatan Utama


1. Definisi/Pengertian
Definisi : pengalaman sensori dan emosi yang tidak menyenangkan akibat adanya
kerusakan jaringan yang actual atau potensial atau digambarkan dengan istilah
kerusakan (International Association for the Study of Pain) ; awitan yang tiba-tiba atau
perlahan dengan intensitas ringan sampai berat dengan akhir yang dapat diantisipasi
atau dapat diramalkan dan durasinya kurang dari enam bulan.
2. Batasan Karakteristik
Subjektif
1) Melaporkan [nyeri] dengan isyarat (mis., menggunakan skala nyeri)
2) Melaporkan nyeri
Objektif
1) Respon otonom (mis., diaforesis; perubahan tekanan darah, pernapasan atau denyut
jantung, atau dilatasi pupil)
2) Perlaku ekspresif (mis., gelisah, merintih, menangis, kewaspadaan berlebihan, peka
terhadap rangsang, dan hela napas panjang
3) Bukti nyeri yang dapat diamati
4) Gangguan tidur (mata terlihat kuyu, gerakan tidak teratur, atau tidak menentu, dan
menyeringai)
3. Faktor Yang Berhubungan
Agens-agens penyebab cedera (mis., biologis, kimia, fisik, dan psikologis.)

C. Planning/Rencana Tindakan Keperawatan


1. Tujuan dan Kriteria hasil
Hasil NOC :
Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam, diharapkan pasien mampu :
- Mengontrol nyeri(tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan teknik nonfarmakologi
untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)
- Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri
- Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
- Menyatakan rasa nyaman setlah nyeri berkurangIntervensi dan Rasional

2. Intervensi NIC :
Manajemen nyeri :
Observasi
- Monitor terkait lokasi nyeri, durasi, dan juga frekuensi nyeri
- Monitor pengalaman nyeri terhadap kualitas hidup pasien (seperti saat tidur dan
nafsu makan)
Terapeutik
- Berikan informasi mengenai nyeri
- Mengajarkan prinsip-prinsip manajemen nyeri
Edukasi
- Dorong pasien untuk memonitor nyeri dan menangani nyerinya dengan tepat
- Memotivasi keluarga dalam mencari dan menyediakan dukungan kepada pasien
untuk menangani nyeri yang dirasakan
- Dukung istirahat / tidur yang adekuat untuk membantu penurunan nyeri
Kolaborasi
- Berikan individu penurunan nyeri yang optimal dengan peresepan analgesik:

D. Masalah Keperawatan Lain Yang Bisa Terjadi (Disertai Rencana Tindakan


Keperawatan sampai intervensi lengkap untuk 1 diagnosa keperawatan
tambahan)
Intoleransi Aktivitas
Definisi : Ketidakcukupan energy fisiologis atau psikologis untuk melanjutkan atau
menyelesaikan aktivitas sehari-hari yang ingin atau harus dilakukan.

Intervensi NIC :
Observasi
-Monitor / catat pola tidur pasien dan jumlah tidur pasien
- monitor makanan sebelum tidur dan intake minuman yang dapat memfasilitasi /
mengganggu tidur
Terapeutik
- Fasilitasi untuk mempertahankan rutinitas waktu tidur, bisa berupak buku,
sholawat, mendengarkan musik
- Anjurkan psien untuk memantau pola tidur
Edukasi
- Dorong pasien untuk menetapkan rutinitas tidur
- Ajarkan pasien untuk melakukan relaksasi otot
Kolaborasi
- Kolaborasikan pemberian obat tidur
DAFTAR PUSTAKA

Amin, Muhammad, Yurike Ade Lestari. 2020. PENGALAMAN


PASIEN VERTIGO DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LINGKAR TIMUR.
Jurnal Kesmas Asclepius (JKA), 2(1), 23.

Bulechek, Gloria M,dkk. 2016.Edisi Keenam Nursing Interventions Clasification


(NIC). Kidlington: Elsevier Global Rights.

Judith M, W. ( 2016). Dianosis Keperawatan Edisi 10. jakarta: EGC.

M,Judith.dkk. (2011). Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 9. Jakarta:


EGC

Moorhead, sue, dkk. 2016. Edisi Kelima NursingOutcomes Classification (NOC).


Kidlington: Elsevier GlobalRights.

NANDA. (2015). Diagnosa Keperawatan Definisi Dan Klasifikasi 2015-2017 Edisi


10. Jakarta: EGC

Setiawati, Melly. Susianti. 2016. Diagnosis dan Tatalaksana Vertigo.


MAJORITY.5(4): 93-94

Sumarliyah,Eni. Hadi, Suyanto S. 2019. Pengaruh Senam Vertigo (Canalit Reposition


Treatment)Terhadap Keseimbangan Tubuh Pada Pasien Vertigo. Jurnal Keperawatan
Muhammadiyah.4(1): 151-152

Sutarni,Sri. Rusdy Ghazali Malueka., dan Abdul Gofir.2018.Bunga Rampai Vertigo.


Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Anda mungkin juga menyukai