Anda di halaman 1dari 7

EFEKTIFITAS KOMPRES HANGAT DAN NAFAS DALAM

TERHADAP NYERI PERUT PASIEN TYPUS ABDOMINALIS DI RSUD


dr. R. GOETENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA
Indri Heri Susanti 1) , Diannike Putri 2),
Program Studi D3 Keperawatan STIKES Harapan Bangsa Purwokerto
Email : arttaaiko@gmail.com
2
Program Studi D3 Keperawatan STIKES Harapan Bangsa Purwokerto
Email : diannike@yahoo.co.id
1

Abstract
Typus Abdominalis adalah suatu penyakit infeksi menular yang menyerang pada saluran
pencernaan di bagian usus halus. Penyakit ini menduduki urutan nomor satu selama 3 tahun
berturut turut di RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga.
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas kompres hangat dan nafas
dalam terhadap nyeri perut pasien typus abdominalis di RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata
Purbalingga.
Jenis penelitian yang digunakan quasi eksperimental dengan desain pretes posttest with
control group design. Pengambilan sampel menggunakan tehnik purposive sampling.
Sampel berjumlah 76 responden dimana 38 responden diberi perlakuan kompres hangat dan 38
responden lainnya sebagai kelompok kontrol diberi nafas dalam. Analisa data yang digunakan
dengan analisa univarat dan uji t test independent.
Hasil penelitian ini terdapat penurunan tingkat nyeri perut yang signifikan, sesudah dilakukan
kompres hangat sebesar 2,053. Sedangkan yang diberi nafas dalam mengalami penurunan
sebesar 0,921. Hasil uji t independent menunjukkan kompres hangat lebih efektif menurunkan
nyeri perut typus abdominalis dibandingkan dengan nafas dalam dengan p value 0,001.
Kata kunci : kompres hangat, nafas dalam, tingkat nyeri
PENDAHULUAN
nyeri perut. Penderita dapat mengalami
Typhus Abdominalis adalah suatu
kolaps dan ahirnya meninggal dunia.
penyakit infeksi menular yang banyak
Nyeri yang dirasakan penderita
penderitanya. Menurut Murwani (2009),
merupakan perasaan tidak nyaman yang
Typhus abdominalis adalah suatu
betul-betul subjektif dan hanya orang
penyakit
infeksi
menular
yang
yang
menderitanya
yang
dapat
menyerang pada saluran pencernaan di
menjelaskan
dan
mengevaluasi.
bagian usus halus. Pada kondisi kronis
Penanganan
nyeri
biasanya
penderita dapmengalami stupor, otot-otot
menggunakan
manajemen
secara
begerak terus, inkontinensia urin dan
farmakologi atau non farmakologi,
alvi, tekanan perut meningkat disertai
namun tindakan paliatif
harus

didahulukan misalnya dengan mengatur


posisi yang tepat, makan, meditasi,
relaksasi, berdoa, melatih konsentrasi,
masase,
atau
kompres
hangat
(Istichomah, 2007 serta Potter dan Perry,
2005).
Pemberian
kompres
hangat
dilakukan pada radang sendi, kekejangan
otot, perut kembung, dan kedinginan
(Istichomah, 2007). Tindakan ini selain
untuk melancarkan sirkulasi darah juga
untuk
menghilangkan
rasa
sakit,
merangsang peristaltik usus, pengeluaran
getah radang menjadi lancar, serta
memberikan ketenangan dan kesenangan
pada pasien.
Relaksasi merupakan metode efektif
untuk mengurangi rasa nyeri pada klien
yang mengalami nyeri kronis. Rileks
yang sempurna mengurangi ketegangan
otot, rasa jenuh, kecemasan sehingga
mencegah menghebatnya stimulus nyeri.
Tehnik relaksasi meliputi meditasi, yoga,
tehnik imajinasi dan latihan
relaksasi
progresif. Nafas dalam adalah bentuk
latihan
nafas
yang terdiri dari
pernafasan perut dan pursed lip breathing
(Kusyati, 2006).
Berdasarkan
pengamatan
Yng

kompres hangat dengan nafas dalam


terhadap nyeri pasien typus abdominalis
Pengambilan
sampel
dilakukan
dengan cara purposive sampling yaitu
pengambilan sampel berdasarkan kriteria
inklusi yaitu laki-laki dan perempuan
dengan rentang usia 15-65 tahun,
mengalami nyeri perut sedang dan
terkontrol skala 4 sampai 9, bersedia
menjadi responden, 4 jam sebelum pasien
diberi
analgetik,
composmentis.
Pengelolaan data dilakukan dengan
komputer.
HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Tingkat nyeri perut sebelum dan
sesudah diberikan kompres hangat
pada pasien dengan typus abdominalis
di bagian penyakit dalam rawat inap
Rumah Sakit Umur Daerah dr. R.
Goeteng Taroenadibrata Purbalingga.
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi tingkat nyeri
perut sebelum dan sesudah diberikan
kompres hangat pada pasien dengan typus
abdominalis di bagian penyakit dalam
rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah dr.
R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga.
Tingkat nyeri
n

Sebelum
n
%

Sesudah
n
%

telah peneliti lakukan di RSUD dr. R.


Goeteng Taroenadibrata Purbalingga
yang menunjukkan 6 dari 10 pasien
mengatakan lebih nyaman dengan
kompres hangat,
oleh karena itu
peneliti
tertarik
untuk meneliti
efektifitas kompres hangat dan nafas
dalam terhadap nyeri perut pasien
Typus abdominalis di RSUD dr. R.
Goeteng Taroenadibrata Purbalingga.
METODE
Jenis penelitian yang digunakan
Quasi
eksperimental
dengan desain
pretest posttest with control group design
untuk
membandingkan
efektifitas

Berat
1
2,6
0
0,0
37 97,4
3
7,9
Sedang
0
0,0
35 92,1
Ringan
38 100,0 38 100,0
Jumlah
Sumber: data primer tahun 2012
Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa
sebelum diberikan perlakuan sebagian
besar responden mempunyai tingkat nyeri
perut kategori sedang yaitu 37 orang
(97,4%). Sedangkan sisanya 1 orang (2,6
%) mempunyai nyeri perut dalam
kategori
berat.
Setelah
diberikan
perlakuan sebagian besar responden
mengalami penurunan tingkat nyeri perut
menjadi ringan sebesar 35 orang (92,1%)
. Sedangkan 3 orang (7,9%) masih terjadi
nyeri perut dalam kategori sedang.

b.

Tingkat nyeri perut sebelum dan


sesudah diberikan nafas dalam pada
pasien dengan typus abdominalis di
bagian penyakit dalam rawat inap
Rumah Sakit Umum Daerah dr. R.
Goeteng Taroenadibrata Purbalingga.
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi tingkat
nyeri perut sebelum dan sesudah
diberikan perlakuan nafas dalam pada
pasien dengan Typus abdominalis di
bagian penyakit dalam rawat inap Rumah
Sakit Umum Daerah dr. R. Goeteng
Taroenadibrata Purbalingga.
Sumber: Data Primer tahun 2012
Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa
Sesudah
Tingkat Sebelum
nyeri
n
%
n
%
Berat
1
2,6
1
2,6
Sedang
37
97,4
21
55,3
Ringan
0
0,0
16
42,1
Jumlah
38
100
38
100
sebelum diberikan perlakuan nafas dalam,
sebagian besar responden mengalami tingkat
nyeri perut kategori sedang yaitu 37 orang
(97,4%). Sedangkan 1 orang (2,6%)
mengalamai nyeri perut dalam kategori
berat. Setelah
diberikan perlakuan nafas dalam terjadi
penurunan tingkat nyeri perut menjadi
ringan yaitu sebanyak 16 orang (42,1%),
namun
demikian
sebagian
besar
responden masih mengalami tingat nyeri
dalam kategori sedang yaitu 21 orang
(55,3%).
c. Perbedaan tingkat nyeri sebelum dan
sesudah dilakukan kompres hangat
pada pasien nyeri perut typus
abdominalis di RSUD dr. R. Goeteng
Taroenadibrata Purbalingga.
Tabel 4.3 Hasil uji t sample dependent
perbedaan tingkat nyeri sebelum dan
sesudah dilakukan kompres hangat pada
pasien nyeri perut Typus abdominalis di

RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata


Purbalingga.
Tingkat
Rata Penu t
t
p
nyeri
-rata runa hitun tabel
pasien
n
g
Sebelum 4,44 2,05 27,3 2,02 0,0
kompres 7
3
93
6
hangat
2,39
Sesudah
5
kompres
hangat
Tabel di atas menunjukkan adanya
perbedaan tingkat nyeri secara signifikan
sebelum dan sesudah dilakukan kompres
hangat pada pasien nyeri perut Typus
abdominalis di RSUD dr. R. Goeteng
Taroenadibrata Purbalingga tahun 2012.

d.

Perbedaan tingkat nyeri sebelum dan


sesudah dilakukan nafas dalam pada
pasien nyeri perut typus abdominalis
di
RSUD
dr.
R.
Goeteng
Taroenadibrata Purbalingga.
Tabel 4.4 Hasil uji t sample dependent
perbedaan tingkat nyeri sebelum dan
sesudah dilakukan nafas dalam pada
pasien nyeri perut Typus abdominalis di
RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata
Purbalingga.
t
Tingkat
Rata Penur t
p
hitung tabel
-rata unan
nyeri
pasien
Sebelum 4,86 0,921 8,989 2,02 0,0
nafas
8
6
01
dalam
3,94
Sesudah 7
nafas
dalam
Tabel di atas menunjukkan adanya
perbedaan tingkat nyeri secara signifikan
sebelum dan sesudah dilakukan nafas
dalam pada pasien nyeri perut typus
abdominalis di RSUD dr. R. Goeteng
Taroenadibrata Purbalingga tahun 2012.

e. Perbedaan efektifitas kompres hangat


dan nafas dalam terhadap nyeri perut
pada pasien typus abdominalis di
RSUD
dr.
R.
Goeteng
Taroenadibrata Purbalingga.
Tabel 4.5 Hasil uji t sample independent
perbedaan efektifitas kompres hangat dan
nafas dalam terhadap nyeri perut pada
pasien typus abdominalis di RSUD dr. R.
Tingkat
t
p
Rata Perbe t
nyeri
-rata daan
hitun tabel
perut
ratag
pasien
rata
Perlakua 2,05 1,132 8,91 1,99 0,0
n
3
4
3
01
kompres 0,92
1
hangat
Perlakua
n nafas
dalam
Tabel di atas menunjukkan adanya
membuktikan ada perbedaan efektifitas
kompres hangat dan nafas dalam terhadap
nyeri
perut
pada
pasien
typus
abdominalis di RSUD dr. R. Goeteng
Taroenadibrata Purbalingga tahun 2012.
Penurunan tingkat nyeri pada perlakuan
kompres hangat lebih besar.

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan yang dapat ditarik sebagai
berikut:
1. Ada perbedaan tingkat nyeri secara
signifikan sebelum dan sesudah
dilakukan kompres hangat pada pasien
nyeri perut typus abdominalis di
RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata
Purbalingga tahun 2012.
2. Ada perbedaan tingkat nyeri secara
signifikan sebelum dan sesudah
dilakukan nafas dalam pada pasien
nyeri perut typus abdominalis di
RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata
Purbalingga tahun 2012.
3. Ada perbedaan efektifitas kompres
hangat dan nafas dalam terhadap nyeri

perut pada pasien typus abdominalis di


RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata
Purbalingga tahun 2012. Penurunan
tingkat nyeri pada perlakuan kompres
hangat lebih besar daripada penurunan
tingkat nyeri dengan perlakuan nafas
dalam.
Saran yang dapat diberikan peneliti:
1. Bagi Institusi Pendidikan, harus
belajar.
2. Bagi
Rumah
Sakit,
harus
meningkatkan
kualitas
pelayanan
terhadap pasien.
3. Bagi Pasien, dapat memberikan
referensi
dalam
mendapatkan
pelayanan perawatan yang optimal.
4.
Bagi Peneliti selanjutnya, dapat
meneliti terapi lainnya dan faktor
lain yang mempengaruhi tingkat
nyeri perut pada pasien Typus
Abdominalis.

REFERENSI
Bandiyah, S. 2009. Ketrampilan Dasar
Praktek

Klinik

Keperawatan

dan

Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Offset.


Budiarto, E. 2002. Biostatistika Untuk
Kedokteran

dan

Kesehatan

Masyarakat Jakarta: EGC.


Istichomah.

2007.

Pemberian

Pengaruh

Kompres

Tehnik
Terhadap

Perubahan Skala Nyeri Pada Klien


Kontusio Di RSUD Sleman. Seminar
Nasional

tekhnologi

Surya Global.

2007.

Stikes

Notoatmodjo,

S.

2010.

Metodologi

Penelitian Kesehatan. Edisi revisi.


Jakarta: Rineka Cipta.
Prastowo, A. 2011. Memahami MetodeMetode Penelitian. Jogjakarta: Ar
Ruzz Media.
Saryono dan Anggraeni, M. D. 2010.
Metodologi
Dalam

Penelitian
Bidang

Kualitatif
Kesehatan.

Yogyakarta: Muha Medika.


Suharyanto. 2000. Statistika kesehatan.
Yogyakarta: Bagian Ilmu Kesehatan
Masyarakat
UGM.

Fakultas

Kedokteran

Anda mungkin juga menyukai