Disusun oleh :
7. Pendahuluan :
Menurut World Health Organization (WHO) jumlah kejadian hiperemesis gravidarum
mencapai 12,5% dari seluruh jumlah kehamilan di dunia. Kunjungan pemeriksaan
kehamilan ibu hamil di Indonesia diperoleh data ibu dengan hiperemesis gravidarum
mencapai 14,8% dari seluruh kehamilan (Depkes RI, 2013). Mual dan muntah merupakan
keluhan utama yang paling umum dirasakan oleh wanita hamil hampir setiap tahunnya di
seluruh dunia (Einarson, Piwko, & Koren, 2013). Istilah populer untuk keluhan ini adalah
morning sickness (White & Leon-casasola, 2009). Morning sickness/ emesis gravidarum
merupakan keluhan umum yang disampaikan oleh wanita hamil muda yang ditandai dengan
mual muntah pada pagi hari, keluhan ini sebenarnya dapat terjadi sepanjang hari yang bila
dibiarkan akan mempunyai efek yang serius (The American College of Obstetricians and
gynecologists, 2015). Kejadian Morning sickness pada wanita hamil didunia adalah 70-80 %
dan 1,5 sd 2 % mengalami hiperemisis gravidarum (Prawiharjo, 2010).
8. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan Teknik sampling purposive sampling, dengan kriteria inklusi
sampel ibu mengeluh mual muntah, tidak memiliki penyakit lambung/saluran cerna dan
tidak mengalami gangguan psikologis.
Populasi penelitian seluruh ibu hamil trimester I yang melakukan k unjungan di Puskesmas
Rawat Inap Bandar Lampung. Total sampel 102 ibu hamil, dengan perbandingan 1:1:1,
dimana 34 responden di intervensi ekstrak jahe, 34 responden simplisia/ ekstrak daun mint,
dan 34 responden di intervensi vitamin B6.
9. Hasil
Rata-rata nilai mual muntah pada pengukuran pertama sebelum diberikan ekstrak jahe adalah
10,21 dengan standar deviasi 1,1. Pada pengukuran kedua, setelah pemberian ekstrak jahe
didapat rata-rata nilai 6,53 dengan standar deviasi 0,9. Perbedaan nilai mean antara
pengukuran sebelum dan setelah adalah 3,676 dengan standar deviasi 6,054. Hasil uji
statistik didapatkan nilai p=0,001, maka dapat disimpulkan ada perbedaan yang signifikan
antara pengukuran nilai mual.
Rata-rata nilai mual muntah pada pengukuran pertama sebelum diberikan ekstrak mint
adalah 10,65 dengan standar deviasi 6,429. Pada pengukuran kedua, setelah pemberian
ekstrak mint didapat rata-rata nilai 6,62 dengan standar deviasi 5,015. Perbedaan nilai mean
antara pengukuran sebelum dan setelah adalah 4,029 dengan standar deviasi 4,945. Hasil uji
statistik didapatkan nilai p=0,0001, maka dapat disimpulkan ada perbedaan yang signifikan
antara pengukuran nilai mual muntah sebelum dan setelah pemberian ekstrak mint.
Rata-rata nilai mual muntah pada pengukuran pertama kelompok kontrol (pengobatan
standar puskesmas) adalah 10,12 dengan standar deviasi 6,381. Pada pengukuran kedua,
didapat rata-rata nilai 6,85 dengan standar deviasi 5,811. Perbedaan nilai mean antara
pengukuran sebelum dan setelah adalah 3,265 dengan standar deviasi 5,089. Hasil uji
statistik didapatkan nilai p=0,001, maka dapat disimpulkan ada perbedaan yang signifikan
antara pengukuran nilai mual muntah sebelum dan setelah pada kelompok kontrol
(pengobatan standar puskesmas dengan vitamin B6).
Kesimpulan Terdapat perbedaan signifikan antara pengukuran nilai mual muntah sebelum
dan setelah pemberian ekstrak jahe, ekstrak mint dan kelompok kontrol dengan nilai p=0,001
pada pemberian ekstrak jahe, nilai p=0,000 pada pemberian ekstrak mint, dan p=0,001 pada
kelompok kontrol (pengobatan standar puskesmas dengan vitamin B6).
Intervention (I)
Pemberian Ekstrak Jahe, ekstrak daun mint dan vitamin B6 pada ibu hamil trimester 1.
Comparator (C)
Penelitian Kikak, Choiriyah, & Trisnasari (2013), yang menyatakan bahwa terdapat efektifitas
penurunan mual muntah pada ibu hamil di wilayah kerja puskesmas Ungaran pada kelompok
kontrol dan intervensi (pemberian jahe) dengan nilai p-value sebesar 0,044.
penelitian yang dilakukan oleh Viljoen, Visser, Koen, & Musekiwa (2014) dengan
menggunakan 12 randomized controlled trials (RCTs) tentang efektifitas jahe sebagai
pilihan dalam mengatasi mual muntah pada wanita hamil. Disimpulkan bahwa jahe
memang secara signifikan berpengaruh positif terhadap kejadian mual muntah jika
dibandingkan dengan plasebo (MD 1.20, 95% CI 0.56-1.84, p=0.0002, I2=0%),
namun tidak signifikan menurunkan frekuensi muntah, walaupun trend nya mengalami
perbaikan (MD 0.72, 95% CI −0.03-1.46, p=0.06,I2=71%). Penelitian Viljoen juga
menyimpulkan bahwa jahe tidak memyebabkan efek samping dan efektif jadikan pilihan.
D. Kritikal Jurnal
1. Substansi
Kelebihan : Dalam setiap pembahasan penelitian menyertakan teori-teori
dalam bidang keperawatan dalam penatalaksanaan efektivitas pemberian ekstrak
jahe, ekstrak mint dan kelompok kontrol
Kekurangan : Tidak adanya penjelasan tentang kelanjutan dan perubahan
apabila terjadi resiko pada gangguan hamil.
2. Teori
Kelebihan : Dalam setiap pembahasan peneliti menyertakan teori-teori yang
mendukung sehingga memudahkan pembaca untuk mengungkapkan hasil yang
didapat.
Kekurangan : Ada beberapa teori yang kurang spesifik dalam pembahasan
sehingga pembaca kurang jelas untuk pengetahuan dan tambahan.
3. Metodologi
Kelebihan : Pada penelitian ini didapatkan selisih rata-rata frekuensi emesis
gravidarum setelah pemberian ekstrak jahe pada kelompok eksperimen yaitu 3,676, setelah
pemberian ekstrak daun mint pada kelompok eksperimen yaitu 4,029, setelah pemberian
pada kelompok kontrol (pengobatan standar puskesmas) yaitu 3,265 yang artinya ada
penurunan frekuensi emesis gravidarum.
Kekurangan :-
4. Interprestasi
Kelebihan : Penyajian data sudah disertakan dengan table dan keterangannya,
table di buat secara terpisah dari masing-masing variable, dan lebih mudahkan kita
dalam memahaminya.
Kekuranga :-
5. Etika
Kelebihan : Dalam jurnal ini responden penelitian dirahasiakan. Setelah dapat
persetujuan resmi maka peneliti akan melibatkan peserta dalam penelitian. Peneliti
juga tidak memaksa responden yang tidak bersedia.
Kekurangan :-
6. Gaya Penulisan
Kelebihan : gaya penulisan sudah baik, terdapat keterangan table dan
penjelasannya masing-masing.
Kekurangan :-
E. Critical Thinking
Mual dan muntah merupakan salah satu gejala paling awal, paling umum dan paling
menyebabkan stress yang dikaitkan dengan kehamilan. Akan tetapi kebanyakan orang
hanya menganggap gejala fisiologis pada kehamilan. Akibat meremehkan rasa mual dan
muntah yang dirasakan wanita pada saat kehamilan terbukti berkontribusi dalam
meningkatkan ketegangan emosional, stress psiologis dan keterlambatan yang tidak
semestinya dalam menemukan penemukan penanganan yang tepat, terutama jika kondisi
menjadi patologis (Tiran,2008)
Emesis gravidarum akan bertambah berat menjadi hiperimis gravidarum meyebabkan ibu
muntah terus menerus tiap kali minum maupun makan, akibatnya tubuh ibu sangat lemah,
muka pucat, dan frekuensi buang air kecil menurut drastic sehingga cairan tubuh semakin
berkurang dan darah menjadi kental yang dapat melambatkan peredaran darah yang
berarti konsumsi oksigen dan maknaan ke jaringan juga ikut berkurang, kekurangan
makanan dan oksigen akan menimbulkan kerusakan jaringan yang dapat membahayakan
kesehatan ibu dan perkembangan janin yang dikandungnya (Hidayat,2009).
Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada wanita hamil sampai
mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya menjadi buruk, karena
terjadi dehidrasi (Rustam Mochtar, 1998). Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi
dapat timbul setiap saat dan bahkan malam hari. Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi 6
minggu setelah hari pertama haid dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu.
Hiperimisis gravidarum merupakan kondisi mual dan munta yang berat selama
kehamilan, yang terjadi pada 1% dan 2% dari semua kehamilan kehamilan atau 1-20
pasien per 1000 kehamilan.
Jahe merupakan tumbuhan rizoma dengan nama latin zingiber officinale yang termasuk
dalam family Zingiberaceae. Sejak zaman dulu sampai saat ini sari jahe dikenal sebagi
obat untuk mengatasi mual dan muntah akibat masuk angin, ekstra jahe juga memiliki
beberapa manfaat seperti penurunan kolestrol karaena bias mengurngi penyerapan
kolestrol dalam darah dan hati, mengurangi inflamsi atau peradangan karena dapat
menghambat aktivitas lipoksigenase dan siklooksigenase sehingga menurunkan kadar
prostaglandin dan leukotriene yang merupakan meditor inflamasi, dan sering
menggunakan untuk mengatasi mual dan muntah akibat mabk laut atau mabuk
kendaraan.
Pemberian minuman jahe sangat efektif dalam mengatasi mual dan muntah. Kandungan
di dalam jahe terdapat minyak atsiri Zingiberena, zingiberol,bisabilena, kurkumen,
gingerol, flandrena, Vit A, dan resin pahit yang dapat memblok serotonin yaitu suatu
neurotransmitter yang disentesiskan pada neuron-neuron serotonergis dalam system saraf
pusat dan sel-sel enterokromafin dalam saluran pencernaan sehingga dipercaya sebagai
pemberi perasaan nyaman dalam perut sehingga dipercaya sebagai pemberi perasaan
nyaman dalam perut sehingga dapat mengatasi mual muntah (Ahmad,2013). Menurut
Koswara (2007), kandungan utama kimiawi jahe adalah shogaols, gingerols, bisapolene,
zingiberene, zingiberol, sesquiphellandrene, minyak atsiri dan resin. Kandungan jahe
yang telah banyak diteliti mempunyai efek anti mual, anti muntah, analgesic, sedative,
antiperitik dan anti bacterial dan gingeroals dan shogaols.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, J. (2013). Aneka manfaat ampuh rimpang jahe untuk pengobatan. Yogyakarta:
Dandra Pustaka Indonesia
Hidayat, R. 2009. Asuhan keperawatan pada kehamilan fisiologis dan patologis. Jakarta:
Salemba Medik.
http://www.ejurnal.poltekkes-tjk.ac.id/index.php/JK/article/view/986
Parwitasari dkk (2014) perbandingan efektivitas pemberian rebusan jahe dan daun mint
terhadap mual dn muntah pada ibu hamil.
Potter,P.A, Perry, A.G. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses,
dan Praktik. Edisi 4. Volume 1. Jakarta: EGC