Anda di halaman 1dari 4

STRATEGI PELAKSANAAN DAN TIDAKAN

WAHAM

KLIEN DENGAN : PERUBAHAN ISI PIKIR WAHAM KEBESARAN

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien
 Klien menganggap dirinya keturunan Habib Ibnu Alwan dan juga klien
menyebutkan dirinya adalah titisan bung karno dan klien mempunyai keturunan
darah biru
 klien yakin apa yang dibicarakannya tidak mau dikoreksi perawat dan
diucapkan berulang-ulang secara berlebihan.
 Saat bicara kurang Fokus
 pembicaraan cepat
 klien banyak bertanya dengan perawat
2. Diagnosa Keperawatan
 Gangguan Proses pikir : Waham keagamaan dan kebesaran
3. Tujuan Khusus
TUK 1 : klien dapat membina hubungan saling percaya.
4. Tindakan Keperawatan
 Bina hubungan saling percaya, salam terapeutik perkenalan diri, jelaskan
tujuan interaksi, ciptakan lingkungna yang tenang, buat kontrak yang jelas.
 Beri kesempatan pada klien untuk mengungkap perasaannya.
 Sediakan waktu untuk mendengarkan klien.
 Katakan kepada klien bahwa dirinya adalah seorang yang berharga dan
bertanggung jawab serta mampu menoong dirinya sendiri.

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN


KEPERAWATAN
1. SP 1 P : Membina hubungan saling percaya ; mengidentifikasi kebutuhan yang
tidak terpenuhi dan cara memenuhi kebutuhan ; mempraktekkan pemenuhan
kebutuhan yang tidak terpenuhi.
a. ORIENTASI :
“Assalamualaikum, perkenalkan nama saya abdul latief, saya perawat yang
dinas pagi ini di Ruang merak. Saya dinas dari jam 07.00-14.00, saya yang
akan membantu perawatan bapak hari ini. Nama bapak siapa? senangnya
dipanggil apa?”

“Bisa kita berbincang-bincang tentang apa yang bapak M rasakan sekarang?”


“Berapa lama bapak M mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15
menit?”
“Dimana enaknya kita berbincang-bincang pak?”
b. KERJA :
“Saya mengerti pak M merasa bahwa pak M adalah keturunan habib dan
merasa sebagai titisan bung karno, tapi sulit bagi saya untuk mempercayainya,
karena setahu saya dalam ajaran islam orang yang sudah meninggal tidak bisa
kembali ke duania lagi dalam bentuk apapun, dimana bapak M merupakan
sebagai orang yang beragama islam, bisa kita lanjutkan pembicaraan yang tadi
terputus pak?”
“Tampaknya pak M gelisa sekali, biar pak M ceritakan kepada saya apa yang
pak M rasakan?”

“Kalau pak M sendiri inginnya seperti apa?”


“Ooo, Bagus pak M sudah punya rencana dan jadwal untuk diri sendiri.” “Coba
kita tuliskan rencana dan jadwal tersebut pak M.”
“Wah, bagus sekali, jadi setiap harinya pak M ingin ada kegiatan di luar rumah
sakit karena bosan kalau dirumah sakit terus ya?”
c. TERMINASI :
“Bagimana perasaan pak M setelah berbincang-bincang dengan saya?” “Apa
saja tadi yang telah kita bicarakan? Bagus.”
“Bagaimana kalau jadwal ini pak M coba lakukan, setuju pak?”
“Bagaimana kalau bincang-bincang kita saat ini kita akan lanjutkan lagi.
Besok?” “waktunya jam 10?”
“Kita akan berbincang-bincang tentang kemampuan yang pernah pak M miliki?”
“Bapak mau kita berbincang-bincang dimana?Bagaimana kalau disini saja pak
M ?”

2. SP 2 P : Mengidentifikasi kemampuan positif pasien dan membantu


mempraktekannya.
a. ORIENTASI :
“Assalamualaikum pak M, bagaimana perasaannya saat ini? Bagus”
“Apakah pak M sudah mengingat-ngingat apa saja hobi atau kegemaran pak M?”

“Bagaimana kalau kita bicarakan hobi tersebut sekarang?”


“Dimana enaknya kita berbincang-bincang tentang hobi pak M tersebut?”
“Berapa lama pak M mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15
menit?”

b. KERJA :
“Apa saja hobi pak M? Saya catat ya pak, terus apa lagi?” “Wah, rupanya pak M
pandai main gitar ya.”
“Bisa pak M ceritakan kepada saya kapan pertama kali belajar main gitar, siapa
yang dulu mengajarkannya kepada pak M, dimana?”
“Bisa pak M peragakan kepada saya bagaimana bermain gitar yang baik itu.”
“Wah, bagus sekali pak. Bagaimana kalau kita buat jadwal untuk kemampuan
pak M ini. Berapa kali sehari/seminggu pak M mau bermain gitar?”
“Apa yang pak M harapkan dari kemampuan bermain gitar ini?”
“Ada tidak hobi atau kemampuan pak M yang lain selain bermain gitar?”

c. TERMINASI :
“Bagaimana perasaan pak M setelah kita berbincang-bincang tentang hobi dan
kemampuan pak M?”
“Setelah ini coba pak M lakukan latihan bermain gitar sesuai denga jadwal
yang telah kita buat ya?”
“Bagaimana kalau bincang-bincang kita saat ini kita akan lanjutkan lagi, besok?.”
“waktunya jam 10 ? Nanti kita ketemuan di taman saja, setuju pak?”
“Nanti kita akan membicarakan tentang obat yang harus pak M minimum,
setuju?”

3. SP 3 P : Mengajarkan dan melatih cara minum obat yang benar.


a. ORIENTASI : “Assalamualaikum pak M.”

“Bagaimana pak, sudah dicoba latihan main gitarnya? Bagus sekali.”


“Sesuai dengan janji kita kemarin, kita akan membicarakan tentang obat yang
harus pak M minum, Bagaimana kalau kita mulai sekarang pak?”
“Berapa lama pak M mau kita membicarakannya? Bagaimana kalau 15 atau 20
menit saja?”
b. KERJA:
“Pak M berapa macam obat yang diminum, jam berapa macam obat yang
diminum?”
“Pak M perlu minum obat ini agar pikirannya jadi tenang, tidurnya juga
tenang.” “Obatnya ada tiga macam pak, yang warnanya oranye namanya CPZ
gunanya agar tenang, yang kuning ini namanya Heximer gunanya agar rileks,
dan yang merah jambu ini namanya Seradol gunanya agar pikiran jadi teratur.
Seradol dan heximer ini diminum 3 kali sehari, jam 7 pagi, jam 1 siang, dan
jam 7 malam, untuk CPZ diminum 2 kali sehari jam 7 pagi dan jam 7 malam.”
“Bila nanti setelah minum obat mulut pak M terasa kering, untuk
membantu mengatasinya pak M bisa banyak minum dan mengisap-isap.”
“Sebelum minum obat ini pak M mengecek dulu label dikotak obat apakah benar
nama pak M tertulis disitu, berapa dosis atau butir yang harus diminum, jam
berapa saja harus diminum. Baca juga apakah nama obatnya sudah benar!”
“Obat-obat ini harus diminum secara teratur dan kemungkinan besar harus
diminum dalam waktu yang lama. Agar tidak kambuh lagi, sebaiknya pak M
tidak menghentikan sendiri obat yang harus diminum sebelum berkonsultasi
dengan dokter.”
c. TERMINASI :
“Bagaiman perasaan pak M setelah kita becakap-cakap tentang obat yang pak
M minum? Apa saja nama obatnya? Jam berapa minum obat?”
“Mari kita masukkan pada jadwal kegiatan! Jangan lupa minum obatnya dan
nanti saat makan minta sendiri obatnya pada perawat!”
“Jadwal yang telah kita buat kemarin dilanjutkan ya pak!”
“Pak besok kita ketemu lagi untuk melihat jadwal kegiatan yang telah
dilaksanakan. “Bagaimana kalau seperti biasa, jam 10 dan ditempat sama?”
“Sampai besok ya pak.”

Anda mungkin juga menyukai