tidak terpenuhi.
ORIENTASI :
“Assalamualaikum, perkenalkan nama saya Citto, saya perawat yang dinas pagi ini di Ruang
melati. Saya dinas dari jam 07.00–14.00, saya yang akan membantu perawatan bapak hari
KERJA :
“Saya mengerti pak R merasa bahwa pak R adalah seorang Nabi, tapi sulit bagi saya untuk
mempercayainya, karena setahu saya semua Nabi tidak hidup didunia ini, bisa kita lanjutkan
“Tampaknya pak R gelisa sekali, bias pak R ceritakan kepada saya apa yang pak R rasakan?”
“Oooo, jadi pak R merasa takut nanti diatur-atur oleh orang lain dan tidak punya hak untuk
“Jadi teman pak R yang terlalu mengatur-atur ya pak, juga adik pak R yang lain?”
“Wah, bagus sekali, jadi setiap harinya pak R ingin ada kegiatan di luar rumah sakit karena
TERMINASI :
“Bagaimana kalau bincang-bincang kita saat ini kita akan lanjutkan lagi.”
“Bapak mau kita berbincang-bincang dimana? Bagaimana kalau disini saja pak R?”
ORIENTASI :
“Apakah pak R sudah mengingat-ngingat apa saja hobi atau kegemaran pak R?”
KERJA :
“Apa saja hobi pak R? Saya catat ya pak, terus apa lagi?”
“Bisa pak R peragakan kepada saya bagaiman bermain suling yang baik itu.”
“Wah, bagus sekali pak. Bagaimana kalau kita buat jadwal untuk kemampuan pak R ini.
“Ada tidak hobi atau kemampuan pak R yang lain selain bermain suling?”
TERMINASI :
“Bagaimana perasaan pak R setelah kita berbincang-bincang tentang hobi dan kemampuan
pak R?”
“Setelah ini coba pak R lakukan latihan bermain suling sesuai denga jadwal yang telah kita
buat ya?”
“Bagaimana kalau bincang-bincang kita saat ini kita akan lanjutkan lagi.”
“Bagaiman kalau nanti sebelum makan siang? Nanti kita ketemuan di taman saja, setuju
pak?”
“Nanti kita akan membicarakan tentang obat yang harus pak R minimum, setuju?”
“Sesuai dengan janji kita tadi, kita akan membicarakan tentang obat yang harus pak R
“Berapa lama pak R mau kita membicarakannya? Bagaimana kalau 20 atau 30 menit saja?”
KERJA:
“Pak R berapa macam obat yang diminum, jam berapa saja obat yang diminum?”
“Pak R perlu minum obat ini agar pikirannya jadi tenang, tidurnya juga tenang.”
“Obatnya ada tiga macam pak, yang warnanya oranye namanya CPZ gunanya agar tenang,
yang putih ini namanya THP gunanya agar rileks, dan yang merah jambu ini namanya HLP
gunanya agar pikiran jadi teratur. Semuanya ini diminum 3 kali sehari, jam 7 pagi, jam 1
“Bila nanti setelah minum obat mulut pak R terasa kering, untuk membantu mengatasinya
“Sebelum minum obat ini pak R mengecek dulu label dikotak obat apakah benar nama pak R
tertulis disitu, berapa dosis atau butir yang harus diminum, jam berapa saja harus diminum.
“Obat-obat ini harus diminum secara teratur dan kemungkinan besar harus diminum dalam
waktu yang lama. Agar tidak kambuh lagi, sebaiknya pak R tidak menghentikan sendiri obat
TERMINASI :
“Bagaiman perasaan pak R setelah kita becakap-cakap tentang obat yang pak R minum?
“Mari kita masukkan pada jadwal kegiatan! Jangan lupa minum obatnya dan nanti saat
“Pak besok kita ketemu lagi untuk melihat jadwal kegiatan yang telah dilaksanakan.
ORIENTASI :
“Assalamualaikum pak, pekenalkan nama saya Citto, saya perawat yang dinas diruang
melati ini. Saya yang merawat Pak R selama ini. Kalau bisa saya tahu nma bapak siapa?
“Bagaimana kalau sekarang kita membicarakan tentang masalah pak R cara merawat pak R
dirumah.”
“Berapa lama bapak mau berbincang-bincang dengan saya? Bagaimana kalau 0 menit
saja?”
KERJA :
“Pak S, apa masalah yang bapak rasakan dalam merawat pak R? apa yang sudah pak R
lakukan dirumah? Dalam menghadapi sikap pak R yang selalu mengaku-ngaku sebagi
seorang nabi tetapi nyatanya bukan nabi hanya merupak salah satu gangguan proses
berpikir. Untuk itu akan saya jelaskan sikap dan cara enghadapinya. Setiap kali pak R
berkata bahwa ia seorang nabi, pak S dan ibu berikap dengan mengatakan;
Pertama: Pak S atau ibu mengerti bahwa pak R merasa seorang nabi, tapi sulit bagi pak S
dan ibu untuk mempercayainya karena setahu kita semua nai tidak ada yang hidup didunia.
Kedua: Pak S atau ibu harus lebih sering memuji Pak R jika ia melakukan hal-hal yang baik”
Ketiga: hal-hal ini sebaiknya dilakukan oleh seluruh keluarga yan berinteraksi dengan pak R.
Bapak dan ibu dapat bercakap-cakap dengan Pak R tentang kebutuhan yang diinginkan oleh
pak R, misalnya; Pak S dan ibu percaya kalau pak R punya kemampuan dan keinginan. Coba
Keempat: Pak S atau ibu mengatakan kepada pak R, Bagaimana kalau kemampuan untuk
bermain suling dengan baik dicoba sekarang” dan kemudian setelah dia melakukannya pak
Pak S dan ibu jangn lupa, pak R ini perlu minum obat agar pikirannya jadi tenang.”
“Obatnya ada tiga macam pak, yang warnanya oranye namanya CPZ gunanya agar tenang,
yang putih ini namanya THP gunanya agar rileks, dan yang merah jambu ini namanya HLP
gunanya agar pikiran jadi teratur. Semuanya ini diminum 3 kali sehari, jam 7 pagi, jam 1
siang, dan jam 7 malam, jangn dihentikan sebelum berkonsultasi dengan dokter karena
dapat menyebabkan Pak R bisa kambuh kembali. Pak R sudah punya jadwal minum obat.
TERMINASI :
“Bagaimana perasaan bapak dan ibu setelah berbincang-bincang dengan saya tentang cara
“Setelah ini coba bapak dan ibu lakukan apa yang sudah saya jelaskan tadi setiap kali
“Baiklah, bagaimana kalau dua hari lagi bapak dan ibu datang kembali kesini dan kita akan
mencoba melakukan langsung cara merawat pak R sesuai dengan pembicaraan kita tadi.”
“Baik kalau begitu pertemuan kita kali ini kita akhiri dulu, saya tunggu kedatangan bapak
ORIENTASI:
“Assalamualaikum pak, bu sesuai dengan janji kita dua hari yang lalu kita sekarang ketemu
lagi. Bagaimana pak, bu ada pertanyaan tentang cara merawat pasien seperti yang telah
kita bicarakan dua hari yang lalu?, sekarang kita akan latihan cara-cara merawat pasien
“Kita akan coba disini dulu, setelah itu baru kita coba langsung pada Pak R ya?”
KERJA:
“Sekarang anggap saja saya pak Ryang sedang mengaku nabi, coba bapak dan ibu
praktikkan cara bicara yang benar bila pak R sedang dalam keadaan seperti ini!”
“Bagus,betul begitu caranya, sekarang coba praktikkan cara memberikan pujian atas
“Sekarang coba cara memotivasi pak R minum obat dan melakukan kegitan positifnya
sesuai jadwalnya!” Bagus sekali ternyata bapak dan ibu sudah mengerti cara merawata Pak
R.”
“Bagaimana perasaan bapak dan ibu setelah kita berlatih cara merawat pak R?”
“Setelah ini coba bapak dan ibu lakukan apa yang sudah dilatih tadi setiap kali bapak dan
“Baiklah, bagaimana kalau dua hari lagi bapak dan ibu datang kembali ke sini dan kita akan
mencoba lagi cara merawat pak R sampai bapak dan ibu lancer elakukannya?”
“Jam berapa bapak dan ibu bisa kemari?” Baik, kita akan ketemu lagi di tempat ini ya
pak,bu.”
ORIENRASI:
“Assalamualaikum pak, bu, karena pada hari ini pak R sudah boleh pulang, maka kita
“Bagaimana pak, bu selama bapak dan ibu besuk apakah sudah terus dilatih cara merawat
pak R?”
“Nah, sekarang bagaimana kalau kita bicarakan jadwal di rumah? Mari bapak dan ibu ikut
saya”
“Berapa lama bapak dan ibu mau berbincang-bincang dengan saya? Bagaimana kalau 30
KERJA:
“Pak, bu, ini jadwal pak R selama di rumah sakit. Coba perhatikan! Apakah kira-kira dapat
melaksanakannya dirumah dan jangan lupa member tanda M (mandiri), B (bantuan), atau T
“Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilku yang ditampilkan oleh pak R
selama dirumah. Misalnya pak R mengaku sebagai seorang nabi terus menerus dan tidak
membahayakan orang lain. Jika hal ini terjadi segera hubungi petugas rumah sakit, agar
TERMINASI:
“Apa yang ingin bapak dan ibu tanyakan? Bagaimana perasaan bapak dan ibu? Sudah siap
“Ini jadwal kegiatan hariannya. Ini rujukan untuk bisa control lagi. Kalau ada apa-apa bapa
dan ibu segera menhubungi kami. Mungkin hanya ini yang bisa saya sampaikan mohon
maaf bila ada kata-kata saya yang menyinggung perasaan bap dan ibu mohon dimaafkan.
“Silahkan ibu dan Bapak unutk dapat menyelesaikan administrasinya ke kantor depan!”
a. Strategi Pertemuan pada Pasien Waham
1) Defenisi
Strategi pertemuan adalah pelaksanaan standar asuhan keperawatan terjadwal yang
diterapkan pada klien dan keluarga pasien yang bertujuan untuk mengurangi masalah
keperawatan jiwa yang ditangani, dalam asuhan keperawatan jiwa pada pasien
waham.
2) Tujuan
a. Pasien dapat berorientasi pada realitas secara bertahap
b. Pasien dapat memenuhi kebutuhan dasar
c. Pasien mampu berinteraksi denan orang lain dan lingkungannya
d. Pasien menggunakan obat dengan prinsip 5 benar.
3) Tindakan
a) Membina Hubungan saling percaya
Sebelum memulai mengkaji pasien waham, perawat harus membina hubungan
saling percaya terlebih dahulu agar pasien merasa aman dan nyaman saat
berinteraksi dengan perawat, tindakan yang harus perawat lakukan dalam rangka
membina hubungan saling percaya, yaitu
− Mengucapkan salam terapeutik
− Berjabat tangan
− Menjelaskan tujuan interaksi
− Membuat kontrak topik, waktu dan tempat setiap kali bertemu pasien.
b) Membantu orientasi realitas
− Tidak mendukung atau membantah waham
− Meyakinkan pasien berada dalam keadaan aman
− Mengobservasi pengaruh waham pada aktifitas sehari-hari
− Jika pasien terus-menerus membicarakan wahamnya, dengarkan tanpa
memberikan dukungan atau menyangkal sampai pasien berhenti
membicarakannya.
− Memberikan pujian jika penampilan dan orientasi pasien sesuai dengan realitas.
c) Mendiskusikan kebutuhan psikologis/emosional yang tidak terpenuhi sehingga
menimblkan kecemasan, rasa takut da marah.
d) Meningkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan fisik dan emosional pasien
e) Mendikusikan tentang kemampuan positif yang dimiliki
f) Membantu melakukan kemampuan yang dimiliki
g) Mendiskusikan tentang obat yang diminum
h) Melatih minum obat yang benar (Keliat & Akemat, 2009).
NO Kemampuan / Kompetensi
1.
(SP1) 1. Membantu orientasi realita
2. Mendiskusikan kebutuhan yang tidak terpenuhi
3. Membantu pasien memenuhi kebutuhannya
4. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
2.
(SP2) 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2. Berdiskusi tentang kemampuan yang dimiliki
3. Melatih kemampuan yang dimiliki
3.
(SP3) 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2. Memberikan pendidikan kesehatan tentang penggunaan obat secara teratur
3. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
Evaluasi
Proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan keperawatan pada pasien atau
kemampuan, hasil yang diharapkan dari pasien yang mengalami waham setelah diberikan
tindakan keperawatan.
Pasien mampu:
a. Mengungkapkan keyakinannya sesuai dengan kenyataan
b. Berkomunikasi sesuai dengan kenyataan
c. Menggunakan obat dengan benar dan patuh (Purba, 2008).