Anda di halaman 1dari 10

NASKAH ROLE PLAY

PASIEN DENGAN PERILAKU KEKERASAN

Tn. T berusia 30 tahun, beragama Kristen Protestan, pendidikan terakhir SMA, dan
pekerjaan sebelumnya sebagai kontraktor. Masuk ruang perawatan tanggal 6 April 2021
diantar oleh orang tuanya dengan alasan sering marah-marah dirumah, obat
disembunyikan dan pura-pura diminum, susah tidur, berbicara kasar dan mengamuk,
menghambur-hambur barang dan memukul orang karena putus obat kurang lebih 3
minggu. Tn.T sebelumnya sudah pernah masuk RSJD Nania Kota Ambon dengan kasus
yang sama yaitu Perilaku Kekerasan. Sekarang pasien berada diruang observasi tetapi
pasien dalam keadaan tenang tidak gelisah dan kooperatif serta ADL mandiri.

1. PROSES KEPERAWATAN
A. Pengkajian Keperawatan
 Data Subjektif :
 Pasien mengatakan sekarang sudah tidak emosi
 Pasien mengatakan ingat masuk ke rs karena marah marah dan tidak minum obat
 Data Objektif :
 Pasien terlihat gelisah
 Pasien berbicara dengan suara keras
B. Diagnosa Keperawatan
Perilaku Kekerasan
2. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Melakukan SP1P Perilaku Kekerasan :

1. Membina hubungan saling percaya dengan mengungkapkan prinsip komunikasi


terapeutik
2. Mengidentifikasi perilaku kekerasan yang dilakukan pasien
3. Mengidentifikasi tanda dan gejala perilaku kekerasan
4. Mengidentifikasi perilaku kekerasan yang biasa dilakukan
5. Mengidentifikasi cara apa yang dilakukan pasien untuk meredahkan marah.
6. Membantu latihan cara fisik 1 perilaku kekerasan: Latihan Nafas Dalam
7. Menganjurkan memasukkan dalam jadwal harian

ORIENTASI:

P : “Selamat pagi Pak, perkenalkan nama saya ………, saya senangnya dipanggil ,ini
teman saya namanya ………Bapak bisa panggil ……….. . Saya dan teman saya ini
perawat yang dinas di ruangan ini untuk merawat Bapak. Kalau boleh tau nama Bapak
siapa? senangnya dipanggil apa ?”
PS : “ Selamat pagi!, nama saya R…..”
P : “Oke, kita panggil Pak R…. saja ya. Bapak R bagaimana perasaan Bapak saat ini?,
Masih ada perasaan kesal atau marah?”
PS : “Iya”
P :“Baiklah bagaimana kalua kita berbincang-bincang sekarang tentang perasaan marah
Bapak,apakah Bapak bersedia?”
PS: “Iya”
P : “Berapa lama Bapak mau kita berbincang-bincang?” Bagaimana kalau 10 menit?
PS: “Iya”
P : “Dimana enaknya kita duduk untuk berbincang-bincang, Pak? Bagaimana kalau di sini
saja?”
PS :”Iya”
KERJA:
P : “Hal apa sih yang menyebabkan Bapak marah?
PS : “Saya mudah marah bila keinginan saya tidak dipenuhi oleh orang tua saya”
P : “ Pada saat penyebab marah itu ada, seperti Bapak meminta sesuatu lalu tidak
dipenuhi , apa yang Bapak rasakan?”
PS : “Saya menjadi jengkel”
P : “Setelah itu apa yang Bapak lakukan?
PS: “ Nada suara saya langsung tinggi dan menghambur-hamburkan barang ”
P : “O..iya, jadi Bapak marah-marah, dan menghamburkan barang-barang, apakah dengan
cara ini marah Bapak hilang?
PS : “Tidak”
P : “Iya, tentu tidak. Menurut Bapak apa kerugiannya jika Bapak melakukan itu?
PS :”Barang-barang pecah,dan orang rumah ketakutan”
P : “Iya,jadi benar sekali Pak,selain orang rumah ketakutan itu juga nanti bisa melukai Bapak
maupun orang-orang didalam rumah Bapak”.Menurut Bapak adakah cara lain yang
lebih baik atau yang biasa Bapak lakukan?
PS : “Biasanya saya langsung pergi ke dalam kamar dan merokok untuk menenangkan hati”
P : “Oke,saya punya cara lain loh Pak. Maukah Bapak belajar cara mengungkapkan
kemarahan dengan baik tanpa menimbulkan kerugian?”
PS : “Mau”
P : ”Iya bagus sekali Bapak. Jadi Pak ada beberapa cara untuk mengontrol kemarahan Pak.
Salah satunya adalah dengan cara fisik. Jadi melalui kegiatan fisik disalurkanlah
rasa marah Bapak. Bagaimana kalau kita belajar salah satu cara dulu?”
PS: “Iya,Baik”
P: “Begini pak, kalau tanda-tanda marah tadi sudah Bapak rasakan maka Bapak berdiri, lalu
tarik napas dari hidung, tahan sebentar, lalu keluarkan/tiup perlahan – lahan melalui
mulut seperti mengeluarkan kemarahan. Bisa Bapak coba lakukan sekarang?”
PS: “ Iya” (mengikuti intruksi perawat)
P: “Iya baik sekali Pak. Ayo coba lagi, tarik dari hidung, bagus.., tahan, dan tiup melalui
mulut. Nah, coba Bapak lakukan 3 kali dulu ya Pak. Bagus sekali, Bapak sudah bisa
melakukannya. Bagaimana perasaannya?”
PS: “Saya merasa lebih baik”
P: “Nah, sebaiknya latihan ini Bapak lakukan secara rutin, sehingga bila sewaktu-waktu rasa
marah itu muncul Bapak sudah terbiasa melakukannya”

TERMINASI
P: “Bagaimana perasaan Bapak setelah berbincang-bincang tentang kemarahan Bapak?”
PS; “Saya merasa lebih baik”
P: “Oke baik Pak,saya ingin menanyakan kembali yang sudah kita bicarakan yah Pak. Iya
jadi bisa Bapak sebutkan kembali penyebab Bapak marah?”
PS: (sebutkan)
P: “Apa yang Bapak rasakan?
PS: (sebutkan)
P: “Dan apa yang biasa Bapak lakukan? dan apa akibatnya”
PS: (sebutkan)
P: ”Coba selama kami tidak ada, ingat-ingat lagi penyebab marah Bapak yang lalu dan apa
yang Bapak lakukan kalau marah yang belum kita bahas dan jangan lupa latihan napas
dalamnya ya pak. Apa Bapak mau melakukan yang sudah kami ajarkan tadi Pak?.
Coba Bapak sebutkan kembali bagaimana caranya?”
PS: “ Saya mau latihan kalau marah saya datang saya tarik nafas dalam dari hidung
keluarkan dari mulut sebanyak 3 kali “
P: “Oke,bagus sekali Bapak. Sekarang kita buat jadwal latihannya ya pak, berapa kali sehari
Bapak mau latihan napas dalam?. Dan jam berapa saja pak?”
PS: “ Saya mau latihan nafas dalam setiap sore jam 15.00 dan setiap malam sebelum tidur
jam 22.00”
P: ”Baik Pak. Bagaimana kalau 3 jam lagi saya dan teman saya datang lagi dan kita latihan
cara yang lain untuk mencegah/mengontrol marah Bapak. Tempatnya disini saja ya pak.
Apakah Bapak mau?”
PS: “Mau”
P : “Bapak bisanya berapa menit Pak sebentar? Kalau 20 menit bisa Pak?”
PS :“Bisa”
P : “Oke baik Pak. Terima kasih kami permisi dulu Pak. Selamat Pagi”

Melakukan SP2P Perilaku Kekerasan


1. Melakukan BHSP dengan pasien, mengingatkan kembali nama perawat dan
menanyakan tentang keadaan pasien serta menanyakan apa pasien masih merasa
emosi.
2. Mengevaluasi cara mengontrol perilaku kekerasan dengan cara fisik pertama yang
sudah diajarkan dan mengavaluasi jadwal kegiatan harian pasien.
3. Melatih pasien mengontrol perilaku kekerasan dengan cara fisik 2 yaitu pukul kasur
dan bantal.

ORIENTASI

P : “Selamat siang Pak, sesuai dengan janji kami tiga jam yang lalu sekarang kami datang
lagi. Apakah Bapak masih ingat nama saya dan teman saya ? Bisa Bapak sebutkan?”

PS : “Masih. Perawat …… dan Perawat….

P : “Okey,baik sekali Bapak mengingat kami. Bagaimana perasaan Bapak saat ini, adakah
hal yang menyebabkan Bapak marah?”

PS : “Baik. Saya sudah tidak merasa marah”

P : “Baik sekali kalau begitu ya Pak. Bapak masih ingat yang kami ajarkan tadi pagi? Bisa
Bapak ulang yang sudah kami ajarkan?

PS : “Saya ingat. Jika saya merasa ingin marah,saya tarik nafas dalam dari hidung
keluarkan dari mulut sebanyak 3 kali”

P : “Okey bagus sekali Bapak,kalau begitu sesuai kontrak kita tadi pagi. Sekarang kita akan
belajar cara mengontrol perasaan marah dengan kegiatan fisik untuk cara yang kedua
yah Pak. Tadi kita sepakat 20 menit ya Pak dan kalau tempatnya disini bagaimana
Bapak setuju?”

PS : “Iya”

KERJA

P : “ Jadi Pak kalau ada yang menyebabkan Bapak marah dan muncul perasaan kesal,
berdebar-debar selain napas dalam yang sudah diajarakan,Bapak dapat melakukan 1
lagi yaitu pukul kasur dan bantal.

Sekarang mari kita latihan memukul kasur dan bantal. Jadi kalau nanti Bapak kesal
dan ingin marah saat di rumah, Bapak langsung ke kamar dan lampiaskan kemarahan
tersebut dengan memukul kasur dan bantal. Nah, coba Bapak lakukan, pukul kasur
dan bantal”.

PS : (Melakukan)

P : “Ya, bagus sekali Bapak melakukannya dengan baik. Dengan ini kekesalan Bapak di
lampiaskan ke kasur atau bantal,jadi tidak menghancurkan barang,tidak melukai
Bapak ataupun orang lain. Nah cara ini pun dapat dilakukan secara rutin jika ada
perasaan marah. Kemudian jangan lupa merapikan tempat tidurnya ya Pak”
PS : “Iya,baik”

TERMINASI

P : “Bagaimana perasaan Bapak setelah latihan cara menyalurkan marah tadi?”

PS : “Lebih baik”

P : “Bisa Bapak ulang ada berapa cara yang sudah kita latih, coba Bapak sebutkan lagi?

PS : “Sudah 2,nafas dalam dan pukul kasur dan bantal”

P : “Oke,bagus sekali Pak. Kalau begitu mari kita masukkan kedalam jadwal kegiatan
sehari-hari Bapak. Pukul kasur bantal mau jam berapa? Bagaimana kalau setiap
bangun tidur?

PS : “Iya,setiap saya bangun tidur”

P : “Baik, jadi jam 05.00 pagi. dan jam jam 15.00 sore. Bapak harus ingat yah Pak kalau
ada keinginan marah sewaktu-waktu gunakan kedua cara tadi ya Pak. Sekarang kita
buat jadwalnya ya Pak”

PS : “Iya,baik Bu”

P : “Besok pagi kita ketemu lagi kita akan latihan cara mengontrol marah dengan belajar
bicara yang baik.Apakah Bapak Mau? Maunya jam berapa Pak?

PS : “Pagi jam 10.00”

P : “Baik, jam 10 pagi ya. Sampai jumpa & istirahat ya Pak . Selamat Siang Pak”

Melakukan SP3P Perilaku Kekerasan

1. Melakukan BHSP dengan pasien dan mengingatkan kembali nama perawat serta
menanyakan keadaan pasien dan menanyakan apakah pasien masih merasa emosi/
marah.
2. Mengevaluasi cara mengontrol perilaku kekerasan dengan cara fisik yang pertama dan
kedua yang sudah diajarkan serta mengevaluasi kegiatan harian pasien
3. Melatih pasien mengontrol perilaku kekerasan dengan cara yang ketiga yaitu dengan
melakukan sosial/ verbal (meminta dan menolak dengan baik)

ORIENTASI

P : “Selamat pagi pak, sesuai dengan janji saya kemarin sekarang kita ketemu lagi. Apakah
Bapak masih ingat siapa nama-nama kami?”

PS : “Masih. Perawat ……. Dan perawat ……..”

P : “Yah benar Pak. Bagaimana Pak,sudah dilakukan latihan tarik napas dalam dan pukul
kasur bantal?”

PS : “Saya masih ingat”

P : “Bisa Bapak coba melakukannya kembali?”


PS : (Melakukannya)

P : “Apa yang dirasakan setelah melakukan latihan secara teratur?”

PS : “Saya merasa baik,dan tidak emosi lagi”

P : “Coba saya lihat jadwal kegiatan hariannya. Bagus. Nah kalau tarik nafas dalamnya
dilakukan sendiri tulis M, artinya mandiri; kalau diingatkan suster baru dilakukan tulis
B, artinya dibantu atau diingatkan. Nah kalau tidak dilakukan tulis T, artinya belum bisa
melakukan. Bagaimana kalau sekarang kita lakukan cara lain yaitu latihan cara bicara
untuk mencegah marah?”

PS : “Iya”

P : “Dimana enaknya kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau disini saja?”

PS : “Iya”

P : “Berapa lama Bapak mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15 menit?”

PS : “Baik”

KERJA
P : “Sekarang kita latihan cara bicara yang baik untuk mencegah marah. Kalau marah sudah
di salurkan melalui tarik nafas dalam atau pukul kasur dan bantal, dan sudah lega,
maka kita perlu bicara dengan orang yang membuat kita marah. Ada tiga caranya pak:

1. Meminta dengan baik tanpa marah dengan nada suara yang rendah serta tidak
menggunakan kata-kata kasar. Kemarin Bapak bilang penyebab marahnya karena
tidak dipenuhi keinginannya . Coba Bapak minta dengan baik Contohnya :”Bu, saya
perlu uang untuk membeli rokok.” Nanti bisa dicoba di sini untuk meminta baju, minta
obat dan lain-lain. Coba bapak praktekkan.
(Menunggu Pasien mempraktekannya). Oke bagus Pak.
2. Menolak dengan baik, jika ada yang menyuruh dan bapak tidak ingin melakukannya,
katakan: ‘Maaf saya tidak bisa melakukannya karena sedang ada kerjaan’. Coba
bapak praktekkan. (Menunggu Pasien mempraktekannya). Bagus pak”
3. Mengungkapkan perasaan kesal, jika ada perlakuan orang lain yang membuat kesal
bapak dapat mengatakan:’ Saya jadi ingin marah karena perkataanmu itu’. Coba
praktekkan.(Menunggu Pasien mempraktekan). Bagus”

TERMINASI

P : “Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap tentang cara mengontrol


marah dengan bicara yang baik?”

PS : “Saya merasa senang bercakap-cakap dengan perawat,dan merasa lebih baik”

P : “Coba bapak sebutkan lagi cara bicara yang baik yang telah kita pelajari”

PS : (Menyebutkan kembali)
P : “Bagus sekali, sekarang mari kita masukkan dalam jadwal. Berapa kali sehari bapak mau
latihan bicara yang baik? bisa kita buat jadwalnya?”

PS : “Iya,bisa”

P : “Coba nanti Bapak lakukan dalam latihan sehari-hari, misalnya meminta obat, uang, dll.
Nanti dicoba ya Pak!”

PS : “Iya baik”

P : “Bagaimana kalau dua jam lagi kita ketemu lagi?. Nanti kita akan membicarakan cara
lain untuk mengatasi rasa marah Bapak yaitu dengan cara ibadah, Bapak setuju? Mau
di mana Pak? Di sini lagi? Baik sampai nanti ya Pak”

Melakukan SP4P Perilaku Kekerasan


1. Melakukan BHSP dengan pasien dan mengingat kembali nama perawat serta
menanyakan keadaan pasien.
2. Mengevaluasi cara mengontrol perilaku kekerasan dengan cara pertama kedua dan
ketiga yang sudah diajarkan serta mengevaluasi jadwal kegiatan harian
3. Melatih pasien mengontrol perilaku kekersan dengan cara yang keempat yaitu
spiritual ( beribadah atau berdoa )

ORIENTASI

P : “Selamat pagi pak, sesuai dengan janji kami dua jam yang lalu sekarang kami datang
lagi,bapak masih ingat kami?”

PS : “Iya saya ingat, Perawat …… dan Perawat ………….”

P : “OK ,benar sekali Pak. Lalu bagaimana latihannya Pak, apa yang sudah dilakukan?

PS : “Saya sudah lakukan semua yang perawat ajarkan. Saya melakukan Latihan nafas
dalam,pukul Kasur dan batal serta Latihan berbicara dengan baik”

P : “Bagus sekali Pak. Apa yang dirasakan setelah melakukan latihan secara teratur?. Dan
bagaimana rasa marahnya Pak”

PS : “Saya merasa baik dan tidak merasa mau marah lagi”

P : “Ok Pak. Bagaimana kalau sekarang kita latihan cara lain untuk mencegah rasa marah
yaitu dengan ibadah.Dimana enaknya kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau disini
saja?”

PS : “Iya baik”

P : “Berapa lama bapak mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15 menit,bisa


Pak?”

PS : “Iya,bisa”

KERJA

P : “Coba ceritakan kegiatan ibadah yang biasa Bapak lakukan!


P : “Biasanya saya bangun tidur berdoa dan sebelum tidur . Dan ibadah pada hari minggu”

PS : “Bagus. Baik Pak,bagaimana kalau kita latihan menyalurkan emosi Bapak dengan cara
berdoa?. Jadi jika Bapak sedang marah,coba Bapak rilekskan diri dengan menarik
nafas seperti yang sudah saya ajarkan dan coba berdoa.Bapak berbicara dengan
Tuhan,sampaikan apa yang membuat Bapak marah. Bisa Bapak lakukan?”

P : “Bisa”

TERMINASI

P : “Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap tentang cara yang ini?”

PS : “ Saya merasa senang”

P : “Jadi sudah berapa cara mengontrol marah yang kita pelajari?,bisa Bapak sebutkan?”

PS : “Sudah 4,Latihan nafas dalam,Pukul kasur dan bantal,Latihan berbicara yang baik dan
berdoa”

P : “Bagus sekali Pak. Mari kita masukkan kegiatan ibadah pada jadwal kegiatan bapak.
Mau berapa kali bapak berdoa.

PS : “Saya mau melakukannya di pagi hari,siang dan malam sebelum tidur”

P : “Baik kita masukkan dalam jadwalnya ya Pak. Setelah ini coba bapak lakukan sesuai
jadwal yang telah kita buat ya. Besok kita ketemu lagi ya pak, nanti kita bicarakan cara
kelima mengontrol rasa marah, yaitu dengan patuh minum obat.. Mau jam berapa
pak? Seperti sekarang saja, jam 10 ya. Nanti kita akan membicarakan cara
penggunaan obat yang benar untuk mengontrol rasa marah bapak, setuju pak?”

PS : “Iya saya setuju”

Melakukan SP5P Perilaku Kekerasan :


1. Melakukan BHSP dan mengingatkan kembali nama perawat serta menanyakan
keadaan pasien
2. Mengevaluasi cara mengontrol perilaku kekerasan dengan cara pertama, kedua,
ketiga dan keempat yang sudah diajarkan serta mengevaluasi jadwal kegiatan harian
pasien
3. Mendiskusikan dengan pasien tentang dosis, frekuensi, manfaat minum obat, akibat
berhenti mengkonsumsi obat-obat tanpa konsultasi dan bantu pasien menggunakan
obat dengan prinsip 6 benar

ORIENTASI
P : “Selamat pagi pak, sesuai dengan janji kami kemarin hari ini kita ketemu lagi.
Bapak masih ingat kami? bisa Bapak sebutkan nama kami?
PS : “Selamt pagi. Iya saya kenal perawat,perawat…. dan perawat………”
P : “Baik sekali Pak. Bagaimana Pak, sudah dilakukan latihan tarik napas dalam, pukul
kasur bantal, bicara yang baik serta berdoa?”
PS : “Sudah saya lakukan”
P : “Apa yang dirasakan setelah melakukan latihan secara teratur? Coba kita lihat cek
kegiatannya”.
PS : “Saya merasa sangat baik”
P : “Bagaimana kalau sekarang kita bicara dan latihan tentang cara minum obat yang benar
untuk mengontrol rasa marah?. Dimana enaknya kita berbincang-bincang? Bagaimana
kalau di tempat ini saja?”
PS : “Iya baik saya mau”
P :“Berapa lama bapak mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15 menit,Bapak
bersedia?”
PS : “Iya saya bersedia
FASE KERJA (Perawat Membawa Obat Pasien)
P : “Bapak sudah dapat obat dari dokter?”
PS : “Iya”
P : “Berapa macam obat yang Bapak minum? Warnanya apa saja?
PS : “Ada 3,saya lupa warna apa”
P : “Oke,kalau begitu jam berapa Bapak minum?”
PS : “Tidak tau”
P : “Oke kalau begitu akan saya jelaskan ya Pak. Jadi obatnya ada tiga macam pak, yang
warnanya oranye namanya CPZ gunanya agar pikiran tenang, yang putih ini namanya
THP agar rileks, dan yang merah jambu ini namanya HLP agar pikiran teratur dan rasa
marah berkurang. Semuanya ini harus bapak minum 3 kali sehari jam 7 pagi, jam 1
sian g, dan jam 7 malam. Bila nanti setelah minum obat mulut bapak terasa
kering,untuk membantu mengatasinya bapak bisa minum air putih yang tersedia di
ruangan. Bila terasa mata berkunang-kunang, bapak sebaiknya istirahat dan jangan
beraktivitas dulu. Nanti di rumah sebelum minum obat ini bapak lihat dulu label di kotak
obat apakah benar nama bapak tertulis disitu, berapa dosis yang harus diminum, jam
berapa saja harus diminum. Baca juga apakah nama obatnya sudah benar? Di sini
minta obatnya pada suster kemudian cek lagi apakah benar obatnya!”
PS : “Iya”
P : “Jangan pernah menghentikan minum obat sebelum berkonsultasi dengan dokter ya pak,
karena dapat terjadi kekambuhan. Sekarang kita masukkan waktu minum obatnya
kedalam jadual ya pak.”
TERMINASI
P : “Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap tentang cara minum obat yang
benar?”
PS : “Saya mengerti dan senang”
P : “Coba bapak sebutkan lagi jenis obat yang Bapak minum! Bagaimana cara minum obat
yang benar?”
PS : (Pasien menyebutkan)
P : “Nah, sudah berapa cara mengontrol perasaan marah yang kita pelajari?. Sekarang kita
tambahkan jadwal kegiatannya dengan minum obat. Jangan lupa laksanakan semua
dengan teratur ya”.
PS : “Iya”
P : “Besok kami akan kembali lagi untuk mengontrol kartu jadwal Bapak ya.Apakah Bapak
bersedia bertemu lagi dengan kami?
PS : “Iya saya bersedia”
P : “Oke,baik terimah kasih Pak. Kami permisi dulu”

Anda mungkin juga menyukai