Anda di halaman 1dari 35

Konsep Keperawatan Gawat

Darurat

John D. Haluruk, M.Kes


 Pengertian KGD
◦ Rangkaian kegiatan praktik keperawatan
kegawatdaruratan yang diberikan oleh perawat
yang kompeten untuk memberikan asuhan
keperawatan di ruang gawat darurat.
UU RI NO 44 tentang RS
Gawat Darurat adalah keadaan klinis pasien
yang membutuhkan tindakan medis segera
guna penyelamatan nyawa dan pencegahan
kecacatan lebih lanjut
Gawat Darurat
Keadaan mengancam nyawa yang jika tidak segera
ditolong dapat meninggal atau cacat sehingga perlu
ditangani dengan prioritas pertama

Example
◦ keracunan akut dengan penurunan kesadaran
◦ gangguan jalan napas,
◦ gangguan pernapasan,
◦ gangguan sirkulasi
 Tujuan : pertolongan yang cepat dan tepat
untuk mencegah kematian maupun kecatatan
 Prinsip
◦ Penanganan cepat dan tepat
◦ Pertolongan segera diberikan oleh siapa saja yang
menemukan pasien tersebut
( awam, perawat, dokter)
◦ Meliputi tindakan :
 A. Non medis : Cara meminta pertolongan,
transportasi, menyiapkan alat-alat.
 B. Medis : Kemampuan medis berupa
pengetahuan maupun ketrampilan : BLS,
ALS
◦ Melakukan Primary Survey , kemudian dilanjutkan
dengan Secondary Survey
◦ Menggunakan tahapan ABCDE dalam primary
survey
◦ Resusitasi pada kasus kegawatan
suatu tempat / unit di rs yg
memiliki tim kerja dengan
kemampuan khusus & peralatan
khusus, yg memberikan
pelayanan pasien gawat darurat,
merupakan rangkaian dari
upaya penanggulangan pasien
gawat darurat yang terorganisir
 Situasi serius yang memerlukan tindakan cepat dan
tepat, pada kondisi tidak terduga yang mengancam
kehidupan

 Unit perawatan darurat

 Waktu dan informasi terbatas

 Intervensi sebelum pengkajian lengkap


berdasarkan pengalaman dan penilaian

 Evaluasi dalam hitungan menit


A. Pasien Gawat Darurat
Pasien yang tiba-tiba berada dalam keadaan
gawat atau akan menjadi gawat dan terancam
nyawanya atau anggota badannya (akan menjadi
cacat) bila tidak mendapat pertolongan
secepatnya.
SIFAT PASIEN GAWAT DARURAT
◦ perlu pertolongan segera, cepat, tepat dan aman
◦ mempunyai masalah patologis, psikososial,
lingkungan, keluarga
◦ tidak sabar menunggu informasi
A. Pasien Gawat Tidak Darurat
Pasien berada dalam keadaan gawat tetapi tidak
memerlukan tindakan darurat, misalnya kanker
stadium lanjut.

B. Pasien Darurat Tidak Gawat


Pasien akibat musibah yang datag tiba-tiba, tetapi
tidak mêngancam nyawa dan anggota badannya,
misanya luka sayat dangkal.

C. Pasien Tidak Gawat Tidak Darurat


Misalnya pasien dengan ulcus pepticum, TBC kulit,
dan sebagainya
PERAWAT GAWAT DARURAT
◦ Orang terdekat dengan pasien
◦ Paling mengetahui perkembangan pasien
saat dirawat tanda – tanda kegawatan
◦ Mampu mengenal gejala dan pertolongan
sebelum dokter datang
◦ Bertanggung jawab atas perkembangan
dan tindakan yang telah dilakukan
pencatatan
◦ Berfikir dan berinisiatif
Karasteristik perawat gawat
darurat :
1.Melakukan asuhan keperawatan
dalam situasi urgent maupun
nonurgent segala individu pada
segala rentang usia
2.Triase dan prioritas
3.Disaster preparednes
Kompetensi perawat gawat darurat
KEMAMPUAN MINIMAL PETUGAS UGD
◦ Membuka & membebaskan jalan nafas
(airway)
◦ Memberikan ventilasi pulmoner &
oksigenisasi (breathing)
◦ Memberikan resusitasi jantung paru
◦ Menghentikan perdarahan,
◦ Balut bidai, transportasi,
◦ Pengenalan & penggunaan obat resusitasi
◦ Melakukan perekaman & mengintepretasi
ekg dasar
 Mempertahankan kehidupan
 Mencegah kerusakan sebelum

tindakan/perawatan
selanjutnya
 Menyembuhkan klien pada
kondisi yang berguna bagi
kehidupan
 Penderita Gawat Darurat adalah penderita
yang memerlukan pertolongan segera karena
berada dalam keadaan yang mengancam
nyawa.
 Suatu pertolongan yang cepat dan tepat dan

cermat untuk mencegah kematian maupun


kecacatan
1. Mencegah kematian dan kecacatan (to save
life and limb) pada penderita gawat darurat,
hingga dapat hidup dan berfungsi kembali
dalam masyarakat sebagaimana mestinya.
2. Merujuk penderita . gawat darurat melalui
sistem rujukan untuk memperoleh
penanganan yang Iebih memadai.
3. Menanggulangi korban bencana.
Terbagi 2
 Critical Ill Patient  ancaman kematian segera

karena gangguan respirasi/sirkulasi,terbagi.


1. Segera Mengancam Nyawa
2. Berpotensi Mengancam Kehidupan
 Emergency Patient  pasien perlu pertolongan

segera karena dapat menyebabkan


kematian/kecacatan karena gangguan kesadaran,
metabolisme, neurologis.
1. Obstruksi Total jalan Nafas
2. Asphixia
3. Keracunan CO
4. Tension Pneumothorax
5. Henti Jantung (Cardiac Arrest)
6. Tamponade Jantung
Ruptur Tracheobronkial
Kontusio Jantung/paru
Perdarahan Masif
Koma
 Universal
 Penanganan oleh siapa saja
 Penyelesaian berdasarkan masalah
 Menolong pasien tidak memandang

status sosial, ekomoni, agama ras


 Pertahankan jalan nafas, ventilasi yang adekuat
dan lakukan respirasi bila perlu
 Kontrol adanya perdarahan dan resikonya
 Evaluasi dan pertahankan curah jantung
 Cegah dan lakukan perawatan pada keadaan
syok
 Lakukan pengkajian fisik
 Evaluasi ukuran dan reaktifitas pupil dan
respon motorik
 Lakukan EKG jika perlu
 Cek adanya fraktur, termasuk fraktur servikal
 Lakukan perawatan luka
 Lakukan pengukuran tanda vital
A : Airway
B : Breathing
C : Circulation
D : Disability
E : Exposure
A: Airway (Jalan Napas)
Jalan napas mulai dari hidung hingga
bronkus, Cuma yang terlihat pada
laringioskop hanya sampai trachea saja
 
B : Breathing (Pernapasan)  Pusat pernapasan
 
C: Circulation
Jantung (denyut, frekwensi)
Keutuhan vaskuler
Cairan (cukup/banyak terbuang)
 
D : Disability/Drugs
Disability istilah yang paling umum digunakan
Drugs(Kaji Drugs) biasanya bila terjadi keracunan
 
Disability (Ketidakmampuan)
 
Nyeri yang hebat - Neurologis (SSP, GCS)
(kepala, thorak) - Ukuran dan reaksi pupil
Kemampuan otot dalam menggerakkan ekstremitas
Tidak pada ekstremitas (Bukan kekuatan otot)
 
E : Exposure Paparan (sesuatu)
 
Zat kimia (gas, cair dan padat)
Radiasi
Suhu (matahari)
Kematian dapat terjadi bila
seseorang mengalami
kerusakan atau kegagalan
dan salah satu
sistem/organ di bawah ini
yaitu :
1.Susunan saraf pusat
2.Pernapasan
3.Kardiovaskuler
4.Hati
5.Ginjal
6.Pancreas
Kegagalan sistim susunan saraf pusat, kardiovskuler,
pernapasan dan hipoglikemia dapat menyebabkan kematian
dalam waktu singkat (4-6 menit). sedangkan kegagalan
sistim/organ yang lain dapat menyebabkan kematian dalam
waktu yang lebih lama.
Dengan demikian keberhasilan Penanggulangan Pendenta
Gawat Darurat (PPGD) dalam mencegah kematian dan cacat
ditentukan oleh:

1.Kecepatan menemukan penderita gawat darurat


2.Kecepatan meminta pertolongan
3.Kecepatan dan kualitas pertolongan yang diberikan
a. Ditempat kejadian
b.Dalam perjalanan kerumah sakit
c.Pertolongan selanjutnya secara mantap di Puskesmas
atau rumah sakit
A.Tujuan

Tercapainya suatu pelayanan kesehatan yang optimal,


terarah dan terpadu bagi setiap anggota masyarakat yang
berada daam keadaan gawat darurat.
Upaya pelayanan kesehatan pada penderita gawat
darurat pada dasarnya mencakup suatu rangkaian
kegiatan yang harus dikembangkan sedemikian rupa
sehingga mampu mencegah kematian atau cacat yang
mungkin terjadi.
Cakupan pelayanan kesehatan yang perlu dikembangkan
meliputi:
1. Penanggulangan penderita di tempat kejadian

2. Transportasi penderita gawat darurat dan tempat kejadian


kesarana kesehatan yang lebih memadai.
3. Upaya penyediaan sarana komunikasi untuk menunjang
kegiatan penanggulangan penderita gawat darurat.
4. Upaya rujukan ilmu pengetahuan,pasien dan tenaga ahli.

5. Upaya penanggulangan penderita gawat darurat di tempat


rujukan (Unit Gawat Darurat dan ICU).
6. Upaya pembiayaan penderita gawat darurat.
 Melakukan Primary Survey : lakukan pemeriksaan
terhadap adanya ancaman kematian segera (gangguan
jalan nafas,gangguan ventilasi dan gangguan sirkulasi)
tanpa dukungan alat bantu diagnostik (hanya
Look,Listen, feel) maupun dengan alat bantu apabila
tersedia.
 Dilanjukan dengan Secondary Survey: Pemeriksaan

ulang terhadap adanya ancaman


1. Melakukan Primary Survey, tanpa dukungan alat bantu
diagnostik kemudian dilanjutkan dengan Secondary Survey
2. Menggunakan tahapan ABCDE

A : Airway management
B : Breathing management
C : Circulation management
D : Drug
DD/
Defibrilator
Disability
E : EKG/Exposure
3. Resusitasi pada kasus dengan
henti napas dan henti jantung

Pada kasus-kasus tanpa henti napas dan


henti jantung, maka upaya penanganan
harus dilakukan untuk mencegah
keadaan tsb, misal pasien koma dan
pasien dengan trauma inhalasi atau
luka bakar grade II-III pada daerah
muka dan leher
1. Fungsi Independen
Fungsi mandiri berkaitan
dengan pemberian asuhan
(Care)
2. Fungsi Dependen
Fungsi yang didelegasikan
sepenuhnya atau sebagian dari
profesi lain
3. Fungsi Kolaboratif
Kerjasama saling membantu
dlm program kes. (Perawat
sebagai anggota Tim Kes.)
1. Mengenal klasifikasi pasien
2. Mampu mengatasi pasien : syok, gawat nafas, gagal
jantung paru otak, kejang, koma, perdarahan, kolik,
status asthmatikus, nyeri hebat daerah pinggul &
kasus ortopedi.
3. Mampu melaksanakan dokumentasi asuhan
keperawatan gawat darurat
4. Mampu melaksanakan komunikasi eksternal dan
internal
Pemahaman terhadap aspek hukum dalam KGD
bertujuan meningkatkan kualitas penanganan pasien dan
menjamin keamanan serta keselamatan pasien. Aspek
hukum menjadi penting karena konsensus universal
menyatakan bahwa pertimbangan aspek legal dan etika
tidak dapat dipisahkan dari pelayanan medik yang baik.
Tuntutan hukum dalam praktek KGD biasanya berasal dari :
1. Kegagalan komunikasi
2. Ketidakmampuan mengatasi dillema dalam profesi
Permasalahan etik dan hukum KGD merupakan isu yang juga terjadi pada etika
dan hukum dalam kegawatdaruratan medik yaitu :
1. Diagnosis keadaan gawat darurat
2. Standar Operating Procedure
3. Kualifikasi tenaga medis
4. Hak otonomi pasien : informed consent (dewasa, anak)
5. Kewajiban untuk mencegah cedera atau bahaya pada pasien
6. Kewajiban untuk memberikan kebaikan pada pasien (rasa sakit,
menyelamatkan)
7. Kewajiban untuk merahasiakan (etika >< hukum)
8. Prinsip keadilan dan fairness
9. Kelalaian
10. Malpraktek akibat salah diagnosis, tulisan yang buruk dan kesalahan
terapi : salah obat, salah dosis
11. Diagnosis kematian
12. Surat Keterangan Kematian
13. Penyidikan medikolegal untuk forensik klinik : kejahatan susila, child
abuse, aborsi dan kerahasiaan informasi pasien
1. Mematuhi standar operating
procedure (SOP)
2. Melakukan pencatatan dengan bebar
meliputi mencatat segala tindakan,
mencatat segala instruksi dan
mencatat serah terima

Anda mungkin juga menyukai