A. SP 1 Pasien
Mengidentifikasi penyebab PK
Mengidentifikasi tanda dan gejala PK
Mengidentifikasi PK yang dilakukan
Mengidentifikasi akibat PK
Menyebutkan cara mengendalikan PK
Membantu pasien mempraktikan latihan cara mengendalikan PK dengan cara fisik I
Menganjurkan pasien memasukkan cara fisik I dalam jadwal kegiatan harian
1. Orientasi
a. Salam :
S :“ Assalamu’alaikum, Selamat pagi? ”
P : “ wa’alaikum salam, selamat pagi?”
b. Evaluasi :
S :“ Bagaimana perasaan mba’ saat ini? Apa yang sedang mba’ rasakan
saat ini? ”
P : diam
S :“ Perkenalkan, Nama saya Suster rika, mba’ namanya siapa?biasanya
dipanggil apa? ”
P :”risti”
S : “baiklah, mulai sekarang saya akan memanggil risti saja, ya?”
c. Kontrak
1) Topik, waktu dan tempat ::
S : “ bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang hal-hal yang membuat
risti marah dan bagaimana cara mengontrolnya?”
P : “jangan lama-lama, bosan saya”
S : “tidak lama kok,15 menit saja
P : (mengangguk)
S : “risti senangnya kita bicara dimana? Dimana saja boleh asal risti
merasa nyaman.”
P : “disini saja”
S : “baiklah, berarti kita bicaranya disini saja”
2. Fase kerja
S : “ Apa yang menyebabkan risti marah? ”
P : “Mereka itu tidak pernah menghargai perasaan orang.. Saya tahu, saya
hanya penjual ikan dan saya tidak pernah tamat SD, tapi saya juga manusia,,
Bahkan saya tidak bisa sekolah karena uang orangtua kami dipakai buat
sekolahnya mereka. Harusnya mereka berterima kasih, saya sudah mau berkorban
untuk mereka, mereka malah menganggap saya beban dalam keluarga, selalu
menatap saya dengan tatapan sinis, seolah-olah saya memang sudah tidak bisa
apa-apa lagi.. yang jelas saya merasa tidak dihargailah... Betul-betul kurang ajar
mereka,”
S : “Apakah sebelumnya risti pernah marah? Terus, penyebabnya apa? Samakah
dengan yang sekarang?”
P : “ya iyalah, mereka menganggapku tidak bisa apa-apa, mereka selalu
membuat saya marah”
S : “ Saat risti sedang marah apa yang akan risti rasakan? Apakah dada risti
berdebar-debar? Mata melotot? Rahang terkatup dan tangan mengepal ingin
mengamuk? ”.
P : “Ya iya, namanya juga lagi marah,”
S : “ jadi risti memecahkan seluruh kaca jendela, apakah dengan cara ini
mereka akan lebih menghargai risti?”
P : “Tidak, tapi rasanya puas karena Mereka ketakutan. Mereka pikir saya pasti
akan membunuh mereka semua,”
S :“ya tentu tidak, keluarga jadi takut kepada risti, kaca-kaca pecah, harus
mengeluarkan uang untuk membeli kaca baru lagi. Menurut risti adakah cara lain
yang lebih baik? Maukah risti belajar cara mengungkapkan kemarahan dengan
baik tanpa menimbulkan kerugian?”
P : “Bagaimana?”
S : ”Begini, kalau tanda-tanda marah tadi sudah risti rasakan, maka risti
berdiri,
S : “Jadi, tarik napas dari hidung, tahan sebentar, lalu keluarkan/tiup perlahan-
lahan melalui mulut seperti mengeluarkan kemarahan. Ayo coba lagi, tarik dari
hidung, bagus.., tahan, dan tiup melalui mulut. Nah, lakukan 5 kali. Bagus sekali,
risti sudah bisa melakukannya. Bagaimana perasaannya?”
S : “Nah, sebaiknya latihan ini risti lakukan secara rutin, sehingga bila
sewaktu-waktu rasa marah itu muncul risti sudah terbiasa melakukannya”
3. Fase terminasi
a. Evaluasi
S : “Bagaimana perasaan risti setelah berbincang-bincang tentang kemarahan
risti?”
P : ”Lumayan lebih tenang,”
S : ”Iya, jadi penyebab dari kemarahan risti adalah karena tidak dihargai, dan
yang risti rasakan adalah kesal kemudian dada risti berdebar-debar, mata
melotot, rahang terkatup rapat, dan tangan mengepal. Yang risti lakukan
adalah memecahkan kaca jendela dan mereka semua ketakutan, semua kaca
juga pecah.seperti itu kan?
P : mengangguk
b. Rencana Tindak Lanjut
S : “Bagaimana kalau latihan ini kita masukkan dalam jadwal kegiatan sehari-
hari risti?”
P : “iya suster”
S : “Kapan waktu yang risti inginkan untuk melakukan latihan ini? Bagaimana
kalau setiap jam 11pagi?”
P : (mengangguk)
c. Kontrak Waktu yang Akan Datang
S : “ Nah, risti. Cara yang kita praktikkan tadi baru salah satu dari teknik saja.
Masih ada cara yang bisa digunakan untuk mengatasi marah Mas. Cara yang
kedua yaitu dengan teknik memukul bantal atau kasur.Bagaimana kalau kita
latihan cara yang kedua ini besok?”
P : “ okelah”
S : “risti maunya kita bertemu besok jam berapa? Disini saja, atau dimana?
P : “ jam 11.disini saja”
S : “iya.Kalau begitu besok kita bertemu disini jam 11 untuk latihan tekhnik
memukul bantal dan kasur. Baiklah kita sudah selesai berbincang bincang. saya
pamit dulu ya,terima kasih risti atas waktunya.... Assalamualaikum”
P : (mengangguk) “wa’alaikum salam suster rika”
B. SP 2 PASIEN : LATIHAN MENGONTROL PRILAKU KEKERASAN SECARA
FISIK KE-2
Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
Melatih pasien mengendalikan PK dengan cara fisik II
Menganjurkan pasien memasukan cara fisik II dalam jadwal
1. Orientasi :
S : “selamat pagi risti ,sesuai dengan janji kita, sekarang saya datang lagi.
Bagaimana perasaan risti saat ini,adakah hal yang menyebabkan risti marah ?”
P : “iya suster”
S : “Apakah latihan nafas dalamnya sudah dilakukan ?”
P : “sudah suster.”
S : “coba saya lihat jadwal kegiatannya”
P : (mempraktikan)
S : “bagus sekali ,risti telah melakukannya dengan baik”
Kontrak:
S : “Baik,sekarang kita akan belajar cara mengontrol perasaan marah dengan
kegiatan fisik untuk cara yang kedua. Mau berapa lama kita berbincang risti ?
bagaimana kalu 15 menit ?”
P : “terserah suster rika saja”
S : “Dimana kita bicara ? bagaimana kalu di bawah pohon?”
P : “di ruang tamu saja suster”
2. Tahap Kerja :
S : “ kalau ada yang menyebabkan risti marah dan muncul perasaan
kesal ,berdebar-debar ,mata melotot,selain nafas dalam risti dapat melakukan
pukul kasur dan bantal sekarang mari kita latihan ya bu...memukul kasur dan
bantal .mana kamar risti ?
P : “disamping taman suster”
S : “jadi kalau nanti risti kesal dan ingin marah, langsung ke kamar dan
lampiaskan kemarahan tersebut dengan memukul kasur dan bantal.nah ,coba risti
lakukan ,pukul kasur dan bantal
P : (mempraktikan)
S : “yah,bagus sekali risti melakukannya. kekesalan lampiaskan kekasur atau
bantal .nah cara ini pun dapat dilakukan secara rutin jika ada perasaan
marah.kemudian risti jangan lupa merapikan tempat tidurnya”.
3. Tahap Terminasi :
S : “bagaiman perasaan risti setelah latihan cara menyalurkan marah tadi ?”
P : “perasaan saya sudah tenang suster”
S : “ada berapa cara yang sudah kita latih ,coba risti sebutkan lagi ?”
P : “cara memukul kasur dan bantal”
S : “bagus, risti sudah bisa melakukanya. mari kita masukan kedalam jadwal
kegiatan sehari-hari.pukul kasur dan bantal mau jam berapa risti ?”
P : “saya mau jam 07.00 pagi suster “
S : “baik,jadi jam 07.00 pagi dan jam 15.00 sore. Lalu kalau ada keinginan marah
sewaktu-waktu kedua cara tadi yah bu. Sekarang kita masukan di jadwal kegiatan
risti.bagaimana kalau 2 hari lagi kita ketemu untuk latihan cara mengontrol marah
dengan belajar bicara yang baik. Mau jam berapa risti ?”
P : “saya mau jam 11 siang suster”
S : “baik risti jam 11 siang saya akan datang lagi yah ...sampai jumpa risti
C. SP 3 PASIEN : LATIHAN MENGONTROL PERILAKU KEKERASAN SECARA
SOSIAL / MOTORIK
Evaluasi jadwal harian untuk dua cara fisik
Latihan mengungkapkan rasa marah secara verbal : menolak dengan baik, maminta
dengan baik, mengungkapkan perasaan dengan baik.
Susun jadwal latihan mengungkapkan marah secara verbal
1. Orientasi
S : “Selamat pagi risti. sesuai dengan janji saya kemarin sekarang kita ketemu
lagi.”
P : “pagi”
S : “Bagai mana risti, sudah di lakukan tarik nafas dalam dan pukul kasur
bantal?”
P : “Sudah suster”
S : “Apa yang risti raskan setelah melakukan latihan secara teratur?”
P : “Emosi saya bisa terkontrol”
bisa saya lihat jadwal kegiatan hariannya? Iya bisa pamantri
S : “bagus. Nah kalau tarik nafas dalamnya dilakukan sendirian ditulas M’ artinya
mandiri ; kalau di ingatkan suster baru dilakukan tulis B, artinya di bantu atau di
ingatkan. Nah kalau tidak dilakukan tulis T, artinya belum bisa dilakukan.
bagaimana kalau sekarang kita latihan cara bicara untuk mencegah marah?”
P : “ iya suster”
S : “dimana enaknya kita bincang – bincang? Bagai mana kalau ditempat yang
sama?”
P : “ iya iya saya mau”
S : “berapa lama mau risti kita berbincang – bincang?
P : “tidak tau suster.”
S : “ Bagaimana kalau 15 menit?”
P : “ terserah suster saja”
2. Kerja
S : “ sekarang kita latihan cara bicara yang baik untuk mencagah marah. Kalau
marah sudah di salurkan melaluin tarik nafas dalam atau pukul kasur dan bantal,
dan sudah lega, maka kita perlu bicara dengan orang yang membuat kita marah.
Ada tiga caranya ibu :
a. Meminta dengan baik tanpa marah dengan nada suara yang rendah serta tidak
menggunakan kata-kata kasar. Coba risti minta uang dengan baik : “ suster,
saya perlu uang untuk membeli lipstik.” Nanti bisa di coba di sini untuk
meminta baju, obat dan lain-lain. Coba risti praktekan.
P : “suster minta obat dan bajunya dong?”
S : “Bagus”
b. Menolak dengan baik, jika ada yang menyuru dan risti tidak ingin melakukanya,
katakan : “maaf saya tidak bisa melakukannya karena sedang ada kerjaan”.
Caba risti praktekan.
P : “maaf saya tidak bisa melakukannya karena sedang ada kerjaan”
S : “bagus risti “
c. Mengungkapkan perasaan kesal, jika ada perlakuan orang lain yang membuat
kesal risti dapat mengatakan: “saya jadi ingin marah karena perkataanmu itu”
coba praktekan.
P : “saya jadi ingin marah karena perkataanmu itu”
S : “Bagus risti”
3. Terminasi
a. Evaluasi
S : “bagaimana perasaan risti setelah kita bercakap-cakap tentang cara
mengontrol marah dengan bicara yang baik?”
P : “saya merasa sedikit legah suster.”
S : “coba risti sebutkan lagi cara bicara yang baik yang telah kita pelajari” .
P : “suster minta obat dan bajunya dong.”
S : “bagus sekali, sekarang mari kita masukan dalam jadwal, berapa kali sehari
risti mau latihan bicara yang baik, bisa kita buat jadwalnya?”
P : “iya suster.”
S : “nah, sudah berapa cara yang risti pelajari?”
P : “5 cara suster.”
S : “Bagus, betul sekali 5 cara yaitu 2 cara fisik dan 3 cara bicara yang baik”
b. Rencana tindak lanjut dan kontrak:
S : “bagaimana kalau dua hari lagi kita ketemu lagi?”
P : “ jangan suster, besok saja.”
S : “nanti kita akan membicarakan cara ke 3 untuk mengatasi rasa marah risti
yaitu dengan cara ibadah, risti setuju?”
P : “iya saya setujuh.”
S : “Mau bimana ?”
P : “Di sini saja.”
S : “Baik sampai nanti ya”
D. SP 4 PASIEN
Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
Melatih pasien mengendalikan PK dengan cara spiritual
Menganjurkan pasien memasukan cara spiritual dalam jadwal
1. Orientasi
a. Salam :
S :“ Assalamu’alaikum, pagi risti? ”
P : “ wa’alaikum salam, suster rika”
b. Evaluasi :
S :“ Bagaimana perasaan risti saat ini? Apa yang sedang risti rasakan
saat ini? ”
P : baik-baik saja
S : “apakah risti masih ingat dengan latihan kita kemarin?”
P : “iya”
S : “kalau risti masih benar-benar ingat, coba di ulangi”
P : mempraktikan
S : “bagus”
c. Kontrak
1. Topik :
S : “ Baiklah risti, sesuai dengan kontrak kita kemarin, saat ini suster
rika akan melatih risti cara mengendalikan Perasaan marah risti
dengan cara spiritual yaitu dengan dengan beribadah ”
P : “iya”
2. Tahap kerja
S : “ kegiatan agama apa yang pernah risti lakukan sebelumnya?”
P : “ saya pernah sholat”
S : “ apa yang risti rasakan saat selesai sholat?
P : “ saya merasa tenang suster,
S : “sebaiknya kalu kemarahanmu masih datang, sebaiknya risti sholat agar
kemarahan risti redah dan menjadi tenang”
P : ”iya suster”
S : “apakah risti tau tatacara sholat” ?
P : “,iya saya tau suster”
S : “kalu risti tau coba praktikan” ?
P : (risti melakukannya dengan baik)
S : “risti gerakanmu sangat bagus sekali. saya senang sekali, risti dapat
melakukannya”
P : “iya sama-sama suster”
S : ”risti bagaimana kalau kami tambahkan kegiatan sholat dalam jadwal latihan
harianmu?”
P : “iya suster saya mau”
S : ”kalau begitu kita tambahkan jadwal kegiatan risti. untuk melakukan solat-solat
nafil,yaitu subuh jam 05,00 wit,solat djuhur 12,30 wit,solat asyar 15,30 wit,magri
18,30wit,isyah 19,30 wib.
P : ”baik suster”
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi subjektif
P : “sekarang saya jadi mengerti tentang mengatasi rasa marah saya dengan
sholat, dan juga saya tahu waktu-waktu sholat. Karna sebelumnya saya lupa
suster, untung di kasih tau sama suster”
b. Evaluasi objektif
S : “Coba risti sebutkan tatacara sholat seperti yang risti lakukan tadi, dan
sebutkan waktu-waktu sholat”
S : “Nah, sudah berapa cara mengontrol perasaan marah yang kita pelajari?.
Sekarang kita tambahkan jadual kegiatannya dengan sholat pada wakti-
waktunya”
P :” iyah suster.”
d. Kontrak
S : “Baik, Besok kita ketemu kembali untuk melihat sejauhma mana risti
melaksanakan kegiatan dan sejauhmana dapat mencegah rasa marah. Sampai
jumpa”
P : “iyah suster.”
SP 5 PASIEN
4. Fase orientasi
S : “Assalamualaikum risti, sesuai dengan janji saya kemarin, hari ini kita ketemu
lagi”
S : “Bagaimana risti, sudah dilakukan latihan tarik napas dalam, pukul kasur
bantal, bicara yang baik serta sholat”
P :” Sudah suster”
S : “apa yang dirasakan setelah melakukan latihan secara teratur?Coba kita lihat
cek kegiatannya”.
S : “Bagaimana kalau sekarang kita bicara dan latihan tentang cara minum obat
yang benar untuk mengontrol rasa marah?”
P :” iyah,suster.”
P :” iyah suster.”
P : “kalau tidak salah ada tiga macam suster,warnanya saya lupa suster.”
S : “Obatnya ada tiga macam risti, yang warnanya oranye namanya CPZ
gunanya agar pikiran tenang, yang putih ini namanya THP agar rileks dan tegang,
dan yang merah jambu ini namanya HLP agar pikiran teratur dan rasa marah
berkurang. Semuanya ini harus risti minum 3 kali sehari jam 7 pagi, jam 1 sian g,
dan jam 7 malam”.
P :” iyah suster”
S : “Bila nanti setelah minum obat mulut risti terasa kering, untuk membantu
mengatasinya risti bisa mengisap-isap es batu”.
P :” iyah suster.”
P :” iyah suster.”
S : “Nanti di rumah sebelum minum obat ini ibu lihat dulu label di kotak obat
apakah benar nama risti tertulis disitu, berapa dosis yang harus diminum, jam
berapa saja harus diminum. Baca juga apakah nama obatnya sudah benar? Di sini
minta obatnya pada suster kemudian cek lagi apakah benar obatnya!”
P :” iyah suster.”
P : “iyah suster.”
S : “Sekarang kita masukkan waktu minum obatnya kedalam jadual risti ya.”
6. FASE TERMINASI
e. Evaluasi subjektif
P : “sekarang saya jadi mengerti tentang cara minum obat ynag teratur
suster.”
f. Evaluasi objektif
S : “Coba risti sebutkan lagi jenis obat yang risti minum! Bagaimana cara
minum obat yang benar?”
P : obatnya ada tiga macam, yang berwarna orange namanya CPZ, yang warna
putih namanya THP, dan yang merah jambu namanya HLP, semuanya ini
diminum tiga kali sehari suster.
S : “Nah, sudah berapa cara mengontrol perasaan marah yang kita pelajari?.
Sekarang kita tambahkan jadual kegiatannya dengan minum obat. Jangan lupa
laksanakan semua dengan teratur ya”.
P :” iyah suster.”
h. Kontrak
S : “Baik, Besok kita ketemu kembali untuk melihat sejauhma mana risti
melaksanakan kegiatan dan sejauhmana dapat mencegah rasa marah. Sampai
jumpa”
P : “iyah suster.”
Sp 1 keluarga
1. Fase Orientasi
S :”Bisa ibu anti cerita apa yang terjadi dirumah sehinggaibu anti membawa risti
kerumah sakit ini?”
KP :”Jadi ibu risti mengamuk dirumah .dan merusak alat-alat rumah tangga….?”
2. Fase Kerja
S :“Apa yang ibu lakukan di rumah?Apakah pernah di ikat atau dikurung
dirumah?
S :” Ibu…sesuai dengan keterangan ibu tadi tentang risti.., sering ngamuk dan
mencelakai orang lain itu disini disebut dengan perilaku kekerasan yang artinya
perilaku ibu risri dapat mencederai orang lain dan merusak lingkungan.dan
sekarang bisa ibu ceritakan kira-kira penyebab risti??”
S : “ keluarga ibu dirawat dirumah sakit ini, dan disini risti akan menjalani tiga
tahap perawatan ya, untuk yang pertama karena risti perilakunya tidak terkontrol
maka masuk ke level 1,
dilevel 1 ini akan diawasi secara ketat oleh perawat, dan juga ibu sebagai
keluarga. Dan pada saat ini yang sudah dilakukan terhadap risti seperti tadi yang
ibu anti lihat yaitu relaksasi dengan tarik napas dalam, dan risti di suruh istigfar
selain itu juga telah diberi obat suntikan…. nach untuk tarik napas dalam sendiri
caranya adalah ibu anti pandu risti menarik napas dalam-dalam sampai dada
terasa penuh, kemudian tahan napas dalam hitungan tiga dan terakhir keluarkan
napas pelan-pelan sambil meniup dalam hitungan tiga.
Pada level II dimana keadaan risti mulai agak tenang, sudah tidak
mengamuk lagi walau mukanya masih tegang, dan mudah tersinggung, maka saya
akan mengajarkan risti untuk menyalurkan marahnya dengan memukul bantal…”
Dan pada level III dimana kondisi risti sudah lebih stabil dan bisa di ajak
komunikasi dengan baik, perawat dan keluarga akan membantu risti dalam
mengatasi atau mengontrol perilaku kekerasanya.. Bagaimana pak, apakah ada
yang kurang kurang pahami ?”
3. Fase Terminasi:
S :”Bagaimana perasaan bapak setelah kita diskusi?’ Bisa bapak ulangi lagi apa itu
perilaku kekerasan ? dan tanda-tandanya dan apa yang harus dilakukan”
KP : “sering ngamuk dan mencelakai orang lain itu adalah pengertian perilaku
kekerasan,kalau tanda-tandanya adalah mengamuk, marah,tangan mengepal,dan
memukul”
S : “Bagus sekali bapak sudah mampu menyebutkan kembali ,Nach saya akhiri dulu
diskusi kita dan besok kita ketemu lagi dan akan kita diskusikan tentang cara
merawat risti termasuk obat…waktunya kira-kira jam 10.00 an ya…..!
Assalamualaikum Wr Wb.