Anda di halaman 1dari 16

STRATEGI PELAKSANAAN RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)

RESIKO PERILAKU KEKERASAN

Nama Pasien (Inisial) : Ny. T Ruangan : Cempaka


Tanggal Lahir : 25-12-1988 Hari/Tanggal : jum’at/17.11.23
No. RM :08XXXX Pertemuan/SP : SP 1

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Pasien

2. Diagnosa Keperawatan
Resiko Perilaku Kekerasan

3. Tujuan Khusus
a. Klien mampu membina hubungan saling percaya dengan perawatm
b. Klien mampu mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan
c. Klien dapat mengidentifikasi tanda dan gejala, menyebutkan jenis
perilaku kekerasan yang dilakukannya, klien dapat menyebutkan
akibat dari perilaku kekerasan yang dilakukannya
d. Klien dapat/mampu mengontrol amarah dengan latihan fisik pertama
Latihan relaksasi nafas dalam

4. Rencana Tindakan Keperawatan


a. Mengucapkan salam terapeutik, menyapa dengan ramah
b. Memperkenalkan diri, tanyakan panggilan yang disukai
c. Menjelaskan tujuan dari pertemuan
d. Berikan kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya
e. Mendiskusikan penyebab marah, tanda , gejala marah
f. Mendiskusikan akibat dari RPK tersebut
g. Melatih mencegah PK dengan cara Latihan fisik 1 yaitu Teknik
relaksasi nafas dalam
h. Membantu klien memasukkan jadwal harian

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN


KEPERAWATAN
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Selamat pagi pak, perkenalkan saya dera defitasari bapak bisa
panggil saya dera, saya perawat yang dinas pagi pada hari ini dari
pukul 08.00 sampai 14.00 siang yang akan merawat bapak di
Rumah Sakit ini. Nama bapak siapa ? Senangnya dipanggil
siapa ?”
b. Evaluasi/Validasi
“Bagaimana perasaan bapak saat ini ? Masih ada perasaan kesal
atau marah?”
c. Kontrak (topik, waktu dan tempat)
Topik : Baiklah kita akan berbincang-bincang sekarang tentang
perasaan marah bapak. Apakah bapak bersedia?”
Waktu : “Berapa lama bapak mau kita berbincang-bincang?”
Bagaimana kalau 20 menit?”
Tempat : Dimana enaknya kita duduk untuk berbincang-bincang,
pak? Bagaimana kalau di ruang tamu?”

2. Fase Kerja
“Apa yang menyebabkan bapak marah? Apakah sebelumnya bapak
pernah marah? Penyebabnya apa? “Samakah dengan yang
sekarang?”
“O...iya, jadi ada beberapa penyebab marah bapak.”
“Pada saat penyebab marah itu ada, seperti privasi bapak terganggu
dan ada seseorang yang mencoba mendekati barang berharga
bapak, apa yang bapak rasakan?”
“Apakah bapak merasakan kesal kemudian dada bapak berdebar-
debar, mata melotot, rahang terkatup rapat, dan tangan mengepal?”
“O....Begitu. Setelah itu apa yang bapak lakukan?, O...iya, jadi bapak
pernah menyiram seseorang tak dikenal dengan air teh serta
mengarahkan pisau ke orang tersebut, apakah dengan cara ini
privasindan barang berharga bapak aman?”
“Jadi seperti ini pak hal itu jangan dilakukan, jika bapak menyiram teh
ke orang lain atau bahkan sampai mengarahkan pisau tersebut, coba
bapak pikirkan kerugian apa yang bapak alami ?”
“Betul, orang lain akan sakit hati dan menjadi takut dengan bapak
karena bapak bersikap seperti itu. Menurut bapak adakah cara lain
yang lebih baik? Maukah bapak belajar cara mengungkapkan
kemarahan dengan baik tanpa menimbulkan kerugian?”
“Ada beberapa cara untuk mengontrol kemarahan, pak. Salah
satunya adalah dengan cara fisik. Jadi melalui kegiatan fisik
disalurkan rasa marah.Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu?”
“Begini pak, kalau tanda-tanda marah tadi sudah bapak rasakan maka
bapak berdiri, lalu tarik napas dari hidung, tahan sebentar, lalu
keluarkan / tiup perlahan-lahan melalui mulut seperti mengeluarkan
kemarahan. Ayo coba lagi, tarik dari hidung, bagus..., tahan, dan tiup
melalui mulut. Nah, lakukan 5 kali. Bagus sekali, bapak sudah dapat
melakukannya.”
“Nah... Bagaimana perasaan bapak setelah berbincang-bincang
tentang kemarahan bapak?”
“Yasudah, jadi ada beberapa penyebab bapak marah?”
“Dan apa yang orang lain rasakan dan bapak lakukan tadi coba
sebutkan?”
“Serta akibatnya jika melakukan tindakan kekerasan yang pernah
bapak lakukan.”
“Sekarang kita buat jadwal latihannya ya pak, berapa kali sehari
bapak mau latihan napas dalam?” “Jika bapak melakukannya secara
mandiri maka bapak tuliskan (M), jika bapak melakukannya dibantu
maka bapak tulis (B), dan jika bapak tidak melakukannya tulis (T).
apakah bapak sudah menegrti tentang jadwal latihan ? Coba bapak
ulangi yang saya jelaskan tadi. Iya bagus pak.“
“Sebaiknya latihan ini bapak lakukan secara rutin, sehingga bila
sewaktu-waktu rasa marah itu muncul bapak terbiasa melakukannya.”

3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
1. Evaluasi Klien (Subjektif)
“Bagaimana perasaannya pak setelah kita berbincang-
bincang?”
2. Evaluasi Klien (Objektif)
“coba bapak ulangi, apa yang sudah kita pelajari tadi?”
b. Rencana tindak lanjut
“Baiklah, bagaimana kalau besok kita akan melakukan latihan
napas dalam dan kegiatan yang kedua, yaitu mencegah /
mengontrol marah bapak dengan memukul kasur dan bantal.
Bagaimana bapak setuju ? Bagaimana kalau di kamar bapak saja,
bapak setuju?”
c. Kontrak yang akan datang
Topik : “Baiklah, bagaimana kalau besok kita akan melakukan
latihan napas dalam dan kegiatan yang kedua, yaitu
mencegah / mengontrol marah bapak dengan memukul
kasur dan bantal. Bagaimana bapak setuju?”
Tempat : “Bagaimana kalau di kamar bapak saja, bapak setuju?”
Waktu : “Bapak mau berbincang-bincang dengan saya jam
berapa? Bagaimana kalau jam 11.00 siang pak kita
berbincang-bincangnya? Waktunya 10 menit, apakah
bapak bersedia ? Selamat pagi dan selamat beristirahat
pak.”
STRATEGI PELAKSANAAN RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)
RESIKO PERILAKU KEKERASAN

Nama Pasien (Inisial) : Ny. T Ruangan : Cempaka


Tanggal Lahir : 25-12-1988 Hari/Tanggal : jum’at/17.11.23
No. RM :08XXXX Pertemuan/SP : SP 2

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Pasien
DS :
a. Klien mengatakan bahwa sebelum masuk rumah sakit klien
berubah perilaku
b. Klien mengatakan marah marah dan mengamuk

DO :

a. Klien tampak tegang saat berinteraksi


b. Pandangan mata klien melotot
c. Klien kooperatif dan mampu menjawab semua pertanyaan

2. Diagnosa Keperawatan
Resiko Perilaku Kekerasan

3. Tujuan Khusus
a. Klien dapat melakukan latihan fisik II (pukul kasur / bantal)
b. Klien dapat memasukkan latihan kedalam kegiatan harian klien

4. Rencana Tindakan Keperawatan


a. Mengevaluasi Latihan fisik 1 yaitu relaksasi napas dalam
b. Membantu klien cara mengontrol perilaku kekerasan dengan latihan
fisik II yaitu dengan memukul bantal / kasur
c. Memasukkan latihan ke dalam kegiatan harian klien

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN


KEPERAWATAN
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Selamat pagi, pak. Masih ingat dengan saya ?”
b. Evaluasi / Validasi
“Bagaimana perasaan bapak saat ini, adakah hal yang
menyebabkan bapak marah? Apakah latihan napas dalamnya
sudah dilakukan?”
c. Kontrak (topic, waktu dan tempat)
Topic : “Baik, sekarang kita akan belajar cara mengontrol
perasaan marah dengan kegiatan fisik untuk cara yang kedua.”
Waktu : “Berapa lama bapak mau kita berbincang-bincang
tentang cara mengontrol perasaan marah dengan kegiatan fisik
untuk cara yang kedua. Bagaimana kalau 20 menit?”
Tempat : “Dimana kita bicara? Bagaimana kalau di kamar bapak
?"

2. Fase Kerja
“Kalau ada yang menyebabkan ibu marah dan muncul perasaan
kesal, selain nafas dalam bapak dapat memukul kasur dan bantal.”
Sekarang mari kita latihan memukul bantal dan kasur mari ke
kamar bapak. Jadi kalau nanti bapak kesal atau marah, bapak
langsung kekamar dan lampiaskan marah bapak tersebut dengan
memukul bantal dan kasur. “Nah coba bapak lakukan memukul
bantal dan kasur, ya bagus sekali bapak melakukannya.” Nah cara
ini pun dapat dilakukan secara rutin jika ada perasaan marah,
kemudian bapak jangan lupa, jika perasaan marah itu berkurang
atau mereda rapikan kembali tempat tidurnya.

3. Fase terminasi
a. Evaluasi
1) Evaluasi Subjektif: “Bagaimana perasaannya bapak setelah
kita berbincang-bincang?”
2) Evaluasi Objektif: “coba bapak ulangi, apa yang sudah kita
pelajari tadi?”
b. Rencana tindak lanjut
“Baiklah, bagaimana kalau besok latihan mengungkapkan rasa
marah secara verbal : menolak dengan baik, meminta dengan
baik, mengungkapkan perasaan dengan baik, mengungkapkan
marah secara verbal. Bagaimana bapak setuju? Bagaimana
kalau di kamar bapak saja, bapak setuju?”
c. Kontrak
Topik : “Baiklah, bagaimana kalau besok kita akan melakukan
latihan napas dalam, latihan mencegah/mengontrol marah ibu
dengan memukul kasur dan bantal dan melatih
mengungkapkan rasa marah secara verbal : menolak dengan
baik, meminta dengan baik, mengungkapkan perasaan dengan
baik, mengungkapkan marah secara verbal. Bagaimana bapak
setuju?”
Tempat : “Bagaimana kalau di kamar bapak saja, bapak
setuju?”
Waktu : “bapak mau berbincang-bincang dengan saya jam
berapa? Bagaimana kalau jam 11.00 siang pak kita berbincang-
bincangnya? Waktunya 20 menit, apakah bapak bersedia?
Selamat pagi dan selamat beristirahat pak.”
STRATEGI PELAKSANAAN RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)
RESIKO PERILAKU KEKERASAN

Nama Pasien (Inisial) : Ny. T Ruangan : Cempaka


Tanggal Lahir : 25-12-1988 Hari/Tanggal : jum’at/17.11.23
No. RM :08XXXX Pertemuan/SP : SP 3

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Pasien
DS :
a. Klien mengatakan belum dapat mengungkapkan rasa marahnya
dengan cara verbal
b. Klien mengatakan masih ingat kegiatan yang sudah dilakukan
kemarin yaitu cara mengontrol perasaan marah dengan kegiatan
fisik untuk cara yang kedua
DO :
a. Gaya bicara klien menantang
b. Pandangan mata klien tajam

2. Diagnosa Keperawatan
Resiko Perilaku Kekerasan

3. Tujuan Khusus
a. Klien dapat melakukan latihan fisik III (melatih mengungkapkan rasa
marah secara verbal : menolak dengan baik, meminta dengan baik,
mengungkapkan perasaan dengan baik, mengungkapkan marah
secara verbal)
b. Klien dapat memasukkan latihan kedalam kegiatan harian klien

4. Rencana Tindakan Keperawatan


a. Membantu klien cara melatih mengungkapkan rasa marah secara
verbal : menolak dengan baik, meminta dengan baik,
mengungkapkan perasaan dengan baik, mengungkapkan marah
secara verbal
b. Memasukkan latihan kedalam kegiatan harian klien

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN


KEPERAWATAN
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Selamat pagi, pak. Masih ingat dengan saya ?”
b. Evaluasi / Validasi
“Bagaimana perasaan bapak saat ini, adakah hal yang
menyebabkan bapak marah? Apakah latihan napas dalamnya
dan memukul bantal / kasur sudah dilakukan?”
c. Kontrak (topic, waktu dan tempat)
Topic : “Baik, sekarang kita akan belajar melatih
mengungkapkan rasa marah secara verbal : menolak dengan
baik, meminta dengan baik, mengungkapkan perasaan dengan
baik, mengungkapkan marah secara verbal. “
Waktu : “Berapa lama bapak mau kita berbincang-bincang
tentang melatih mengungkapkan rasa marah secara verbal :
menolak dengan baik, meminta dengan baik, mengungkapkan
perasaan dengan baik, mengungkapkan marah secara verbal..
Bagaimana kalau 20 menit?”
Tempat :“Dimana kita bicara? Bagaimana kalau di ruang tamu?"

2. Fase Kerja
“Sekarang kita latihan cara bicara yang baik untuk mencegah
marah. Kalau marah sudah disalurkan melalui tarik napas
dalam atau pukul kasur dan bantal, dan sudah lega, maka kita
perlu bicara dengan orang yang membuat kita marah. Ada tiga
caranya pak, yaitu: Meminta dengan baik tanpa marah dengan
nada suara yang rendah serta tidak mengunakan kata-kata
kasar. Misalnya bapak meminta seseorang untuk tidak
mendekati area privasi / barang berharga bapak, coba bapak
katakan dengan baik: Pak / Bu, saya ingin duduk dimeja ini
sendiri karena tempat ini sudah saya booking, jadi bapak / ibu
bisa silahkan pindah di tempat kosong yang lain. Nanti dapat
dicoba disini untuk meminta teman sekamar untuk tidak
menempati tempat tidur bapak atau menggunakan pakaian
bapak dan lain-lain. Coba bapak praktikan."
"Bagus pak. Nah...sekarang menolak dengan baik, jika ada
yang menyuruh dan bapak tidak ingin melakukannya, katakan:
Maaf saya tidak dapat melakukannya karena sedang ada
kerjaan. Coba bapak praktikan."
"Bagus pak. Kemudian mengungkapkan perasaan kesal, jika
ada perlakuan orang lain yang membuat kesal, bapak dapat
mengatakan: saya jadi ingin marah karena perkataan itu. Coba
bapak praktikan." Iya bagus sekali pak.

3. Fase terminasi
a. Evaluasi
1) Evaluasi Subjektif: “Bagaimana perasaannya bapak
setelah kita berbincang-bincang?”
2) Evaluasi Objektif: “coba bapak ulangi, apa yang sudah kita
pelajari tadi?”
b. Rencana tindak lanjut
“Baiklah, bagaimana kalau nanti kita latihan latihan sholat /
berdoa?”
“apakah bapak setuju?”
c. Kontrak
Topik : “Baiklah, bagaimana kalau nanti kita akan melakukan
latihan sholat / berdoa. Bagaimana bapak setuju?”
Tempat : “Bagaimana kalau di kamar bapak saja, bapak
setuju?”
Waktu : “Bapak mau berbincang-bincang dengan saya jam
berapa? Bagaimana kalau jam 11.00 siang pak kita
berbincang-bincangnya? Waktunya 20 menit, apakah bapak
bersedia? Selamat pagi dan selamat beristirahat pak.”
STRATEGI PELAKSANAAN RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)
PERILAKU KEKERASAN

Nama Pasien (Inisial) : Ny. T Ruangan : Cempaka


Tanggal Lahir : 25-12-1988 Hari/Tanggal : jum’at/17.11.23
No. RM :08XXXX Pertemuan/SP : SP 4

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Pasien
DS :
a. Klien mengatakan saat emosi / kesal ia mempraktekkan Latihan
yang telah diajarkan sebelumnya
b. Klien mengatakan ia tidak ingin marahnya kambuh dan ingin cepat
pulang
DO :

a. Klien tampak tenang dan kontak mata ada


b. Klien kooperatif

2. Diagnosa Keperawatan
Perilaku Kekerasan

3. Tujuan Khusus

a. Klien dapat melakukan ibadah untuk mengontrol secara emosional


b. Klien dapat memasukkan jadwal beribadah ke dalam kegiatan
harian klien

4. Rencana Tindakan Keperawatan


a. Membantu klien melakukan ibadah untuk mengontrol secara
emosional
b. Membantu klien memasukkan jadwal beribadah ke dalam kegiatan
harian klien

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN


KEPERAWATAN
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Selamat pagi, pak. Bertemu lagi dengan saya, masih ingat pak
dengan saya?”
b. Evaluasi/Validasi
“Bagaimana perasaan bapak saat ini, adakah hal yang
menyebabkan bapak marah? Apakah latihan napas dalamnya,
memukul bantal / kasur dan cara berbicara yang baik sudah
dilakukan?”
c. Kontrak (topic, waktu dan tempat)
Topic : “Baik, sekarang kita akan belajar latihan sholat/berdoa.”
Waktu : “Berapa lama bapak mau kita berbincang-bincang tentang
belajar latihan sholat / berdoa.” Bagaimana kalau 20 menit?”
Tempat : “ Dimana kita bicara? Bagaimana kalau di kamar bapak ?"

2. Fase Kerja
“Sekarang coba ceritakan kegiatan ibadah yang biasa bapak lakukan!"
"Bagus. Nah, kalau bapak sedang marah coba bapak duduk dan tarik
napas dalam. Jika tidak reda juga marahnya, rebahkan badan agar
rileks, jika tidak reda juga, ambil air wudhu kemudian sholat. Coba
bapak sebutkan sholat 5 waktu!"
"Bagus. Mau coba yang mana?"
"Coba praktekkan” (bagi yang muslim).
3. Fase terminasi
a. Evaluasi
1) Evaluasi Subjektif: “Bagaimana perasaan bapak setelah kita
bercakap-cakap tentang cara yang ketiga ini?”
2) Evaluasi Objektif: “coba bapak ulangi, apa yang sudah kita
pelajari tadi?” “Jadi sudah berapa cara yang kita pelajari?"
b. Rencana tindak lanjut
“Baiklah, bagaimana kalau besok kita bicara dan latihan tentang
cara minum obat yang benar untuk mengontrol rasa marah. Apakah
bapak setuju?”
c. Kontrak
Topik : “Baiklah, bagaimana kalau besok kita bicara dan latihan
tentang cara minum obat yang benar untuk mengontrol rasa marah.
Bagaimana bapak setuju?”
Tempat : “Bagaimana kalau di kamar bapak saja, bapak setuju?”
Waktu : “Bapak mau berbincang-bincang dengan saya jam berapa?
Bagaimana kalau jam 09.00 pagi pak kita berbincang-bincangnya?
Waktunya 20 menit, apakah bapak bersedia? Selamat siang dan
selamat beristirahat pak.”
STRATEGI PELAKSANAAN RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)
RESIKO PERILAKU KEKERASAN

Nama Pasien (Inisial) : Ny. T Ruangan : Cempaka


Tanggal Lahir : 25-12-1988 Hari/Tanggal : jum’at/17.11.23
No. RM :08XXXX Pertemuan/SP : SP 5

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Pasien
DS :
a. Klien mengatakan saat emosi / kesal ia mempraktekkan Latihan
yang telah diajarkan sebelumnya
b. Klien mengatakan ia tidak ingin marahnya kambuh dan ingin cepat
pulang
DO :

a. Klien tampak tenang dan kontak mata ada


b. Klien kooperatif

2. Diagnosa Keperawatan
Resiko Perilaku Kekerasan

3. Tujuan Khusus

a. Klien dapat melakukan minum obat secara teratur dengan prinsip 6


benar (obat, pasien, dosis, waktu, cara, dan dokumentasi) disertai
penjelasan guna akibat berhenti minum obat.

b. Klien dapat memasukkan jadwal minum obat kedalam kegiatan


harian klien

4. Rencana Tindakan Keperawatan


a. Melatih klien minum obat secara teratur dengan prinsip 6 benar
(obat, pasien, dosis, waktu, cara, dan dokumentasi) disertai
penjelasan guna akibat berhenti minum obat.
b. Membantu klien memasukkan jadwal minum obat kedalam kegiatan
harian klien

B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN


KEPERAWATAN
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Selamat pagi, pak. Masih ingat dengan saya?"
b. Evaluasi/Validasi
“Bagaimana perasaan bapak saat ini, adakah hal yang
menyebabkan bapak marah? “Bagaimana pak, sudah dilakukan
latihan tarik napas dalam, pukul kasur bantal, bicara yang baik
serta sholat ?”
c. Kontrak (topic, waktu dan tempat)
Topik : “Bagaimana kalau sekarang kita bicara dan latihan tentang
cara minum obat yang benar untuk mengontrol rasa marah ?”
Waktu : “Berapa lama bapak mau kita berbincang-bincang?
Bagaimana kalau 20 menit?”
Tempat : “Di mana enaknya kita berbincang-bincang? Bagaimana
kalau di tempat ini saja?”

2. Fase Kerja
“Bapak sudah dapat obat dari dokter?”
"Berapa macam obat yang bapak minum? Warnanya apa saja?" Jam
berapa bapak minum ? Bagus.” ”Obatnya ada tiga macam pak, yang
warnanya oranye namanya CPZ gunanya agar pikiran tenang, yang
putih ini namanya THP agar rileks dan tenang, dan yang merah jambu
ini namanya HLP agar pikiran teratur dan rasa marah berkurang.
Semua ini harus bapak minum 3 kali sehari pada pukul 07.00 pagi,
13.00 siang, dan 19.00 malam.”
“Bila nanti setelah minum obat mulut bapak terasa kering, untuk
membantu mengatasinya bapak dapat mengisap-isap es batu. Bila
terasa mata berkunang-kunang, bapak sebaiknya istirahat dan jangan
beraktivitas dulu.”
"Sebelum minum obat ini bapak lihat dulu label di kotak obat apakah
benar nama bapak tertulis disitu, berapa dosis yang harus di minum,
pukul berapa saja harus di minum. Baca juga apakah nama obatnya
sudah benar? Di sini minta obatnya pada suster kemudian cek lagi
apakah benar obatnya!"
"Iya pak silahkan. Lalu jangan pernah menghentikan minum obat
sebelum berkonsultasi dengan dokter ya pak, karena dapat terjadi
kekambuhan.”
“Sekarang kita masukkan waktu minum obatnya kedalam jadwal
seperti biasa ya, pak.”

3. Fase terminasi
a. Evaluasi
1) Evaluasi Subjektif : “Bagaimana perasaan bapak setelah kita
bercakap-cakap tentang cara minum obat yang benar?”
2) Evaluasi Objektif :
“Coba bapak sebutkan lagi jenis obat yang ibu minum!
Bagaimana cara minum obat yang benar?
“Nah, sudah berapa cara mengontrol perasaan marah yang kita
pelajari?”

b. Rencana tindak lanjut


“Nah, Sekarang kita tambahkan jadwal kegiatannya dengan minum
obat. Jangan lupa laksanakan semua dengan teratur ya pak!.”
c. Kontrak
Topik : “Baik, dua hari lagi kita ketemu kembali untuk melihat sejauh
mana bapak melaksanakan kegiatan dan sejauh mana dapat
mencegah rasa marah."
Waktu : “Mau pukul berapa, pak? Seperti sekarang saja, pukul
10.00 ya ?”
Tempat : Bagaimana kalau tempatnya sama seperti ini, di ruang
tamu saja, bapak setuju?” "Sampai jumpa!”

Anda mungkin juga menyukai