Anda di halaman 1dari 6

STRATEGI PELAKSANAAN (SP) 1 TINDAKAN KEPERAWATAN

RUANG (………………….………)

Nama Pasien : Sdr. RA

Hari/Tanggal : Rabu / 07 Oktober 2020

Jam/Pukul : 10.00-10.20 wib

SP/Pertemuan : 1/1

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Data Subjektif : Klien mengatakan di dalam ruangan sangat berisik pasien
merasa jengkel dang terganggu

Data Objektif : klien menyebutkan nama dengan baik, klien tampak tegang,
mau berjabat tangan, pandangan mata tajam

2. Diagnosa Keperawatan
Resiko Perilaku Kekerasan

3. Tujuan
a. Klien dapat mengungkapkan penyebab perasaan jengkel dan marah
b. Klien dapat menyebutkan tanda-tanda perilaku kekerasan
c. Klien dapat menyebutkan cara mengatasi perilaku kekerasan
d. Klien dapat menyebutkan akibat dari perilaku kekerasan
e. Klien dapat mempraktikkan cara mengontrol RPK dengan latihan napas dalam

4. Tindakan Keperawatan
a. Bantu klien mengungkapkan penyebab perasaan jengkel dan marah
b. Bantu klien menyebutkan tanda-tanda perilaku kekerasan
c. Bantu klien menyebutkan cara mengatasi perilaku kekerasan
d. Bantu klien menyebutkan akibat dari perilaku kekerasan
e. Bantu klien mempraktikkan cara mengontrol RPK dengan latihan napas dalam

B. Proses Keperawatan
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
“ Selamat pagi, hari ini saya dinas pagi dari jam 8 pagi sampai jam 2 siang “

b. Evaluasi Validasi
“ Bagaimana perasaan bapak saat ini?, Masih ada perasaan kesal atau marah? ”
c. Kontrak
1) Topik : “Baiklah kita akan berbincang-bincang sekarang tentang
perasaan marah bapak”

2) Waktu : “Berapa lama bapak mau kita berbincang-bincang?”


Bagaimana kalau 20 menit?

3) Tempat : “Dimana enaknya kita duduk untuk berbincang-bincang, pak?


Bagaimana kalau di ruang tamu ?”

2. Fase kerja
“Apa yang menyebabkan bapak marah? Apakah sebelumnya bapak pernah marah?
Terus, penyebabnya apa? Samakah dengan yang sekarang?. O..iya, apakah ada
penyebab lain yang membuat bapak marah”
“Pada saat penyebab marah itu ada, apa yang bapak rasakan? “Apakah bapak
merasakan kesal kemudian dada bapak berdebar-debar, mata melotot, rahang terkatup
rapat, dan tangan mengepal?”
“Setelah itu apa yang bapak lakukan? O..iya, saat bapak melampiaskan marah bapak,
apakah dengan cara itu masalah dapat terselesaikan ?. iya, tentu tidak. Apa kerugian
cara yang bpk lakukan ? Menurut bapak adakah cara lain yang lebih baik ? maukah
bapak belajar cara mengungkapkan kemarahan dengan yang baik tanpa menimbulkan
kerugian?”
“ Ada beberapa cara untuk mengontrol kemarahan, pak. Salah satunya adalah dengan
cara fisik. Jadi melalui kegiatan fisik disalurkan rasa marah.”
“Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu ? “
”Begini pak, kalau tanda-tanda marah tadi sudah bapak rasakan maka bapak berdiri,
lalu tarik napas dari hidung, tahan sebentar, lalu keluarkan/tiupu perlahan –lahan
melalui mulut seperti mengeluarkan kemarahan. Ayo coba lagi, tarik dari hidung,
bagus.., tahan, dan tiup melalui mulut. Nah, lakukan 5 kali. Bagus sekali, bapak
sudah bisa melakukannya. Bagaimana perasaannya?”
“Nah, sebaiknya latihan ini bapak lakukan secara rutin, sehingga bila sewaktu-waktu
rasa marah itu muncul bapak sudah terbiasa melakukannya”.
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
Subjektif : “Bagaimana perasaan bapak setelah berbincang-bincang tentang
kemarahan bapak?”

Objektif : ”Iya jadi ada 2 penyebab bapak marah (sebutkan) dan yang bapak
rasakan sekarang (sebutkan) dan yang bapak lakukan (sebutkan) serta
akibatnya (sebutkan) ?

b. Rencana Tindak Lanjut (RTL)


”Coba selama saya tidak ada, ingat-ingat lagi penyebab marah bapak yang lalu,
apa yang bapak lakukan kalau marah yang belum kita bahas dan jangan lupa
latihan napas dalamnya ya pak. ‘Sekarang kita buat jadwal latihannya ya pak,
berapa kali sehari bapak mau latihan napas dalam?, jam berapa saja pak?”
c. Kontrak

Topik : “ bagaimana kalau kita berbincang lagi untuk belajar mengontrol


kemarahan dengan latihan napas dalam dan memukul bantal “
Waktu : “ besok kita bercakap-cakap jam berapa? Bagaimana kalau jam 10
pagi ? “
Tempat : “ disini saja ya tempatnya ? baiklah sampai jumpa “
STRATEGI PELAKSANAAN (SP) 2 TINDAKAN KEPERAWATAN
RUANG (………………….………)

Nama Pasien : Sdr. RA

Hari/Tanggal : Kamis / 08 Oktober 2020

Jam/Pukul : 10.00-10.20 wib

SP/Pertemuan : 1/2

C. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Data Subjektif : Klien mengatakan benci atau kesal jika di ruangan terlalu
bising, dan klien suka membentak dan menyerang orang yang mengusiknya jika
sedang kesal atau marah.
Data Objektif : ada kontak mata, tatapan mata tajam, wajah merah dan
tegang, nada suara tinggi dan keras.

2. Diagnosa Keperawatan
Resiko Perilaku Kekerasan

3. Tujuan
a. Melatih cara mencegah/mengontrol perilaku kekerasan secara fisik kedua
b. Mengevaluasi latihan nafas dalam
c. Melatih cara fisik kedua : pukul kasur dan bantal
d. Menyusun jadwal kegiatan harian kedua

4. Tindakan Keperawatan
a. Mengevaluasi klien latihan nafas dalam
b. Membantu klien latihan mengendalikan perilaku kekerasan sengan cara fisik
kedua : latihan pukul kasur dan bantal
c. Klien dapat memasukkan kegiatan harian latihan fisik 2

B. Proses Keperawatan
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
“ Selamat pagi, sesuai janji kita yang kemarin kita bertemu lagi untuk membahas
jadwal harian bapak hari ini “
b. Evaluasi Validasi
“ Bagaimana perasaan bapak saat ini?, Masih ada perasaan kesal atau marah? ”

c. Kontrak

1. Topik : “Baik, sekarang kita akan belajar cara mengontrol perasaan


marah dengan kegiatan fisik untuk cara yang kedua”
2. Waktu : “Berapa lama bapak mau kita berbincang-bincang?”
Bagaimana kalau 20 menit?
3. Tempat : “Dimana enaknya kita duduk untuk berbincang-bincang, pak?
Bagaimana kalau di ruang tamu ?”

2. Fase kerja
“Kalau ada yang menyebabkan bapak marah dan muncul perasaan kesal, berdebar-
debar, mata melotot, selain napas dalam bapak dapat melakukan pukul kasur dan
bantal”.
“Sekarang mari kita latihan memukul kasur dan bantal. Didalam ruangan ? Jadi kalau
nanti bapak kesal dan ingin marah, langsung ke kamar dan lampiaskan kemarahan
tersebut dengan memukul kasur dan bantal. Nah, coba bapak lakukan, pukul kasur dan
bantal. Ya, bagus sekali bapak melakukannya”
“ lampiaskan Kekesalan lampiaskan ke kasur atau bantal.”
“Nah cara ini pun dapat dilakukan secara rutin jika ada perasaan marah. Kemudian
jangan lupa merapikan tempat tidurnya”
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
Subjektif : “Bagaimana perasaan bapak setelah latihan cara menyalurkan marah
tadi pak ?”

Objektif : “Ada berapa cara yang sudah kita latih, coba bapak sebutkan lagi?
( pasien sudah bisa mengontrol nya )

b. Rencana Tindak Lanjut (RTL)


“kita akan masukkan kedalam jadwal kegiatan sehari-hari bapak. Pukul kasur
bantal mau jam berapa? Bagaimana kalau setiap bangun tidur? Baik, jadi jam
05.00 pagi. dan jam jam 15.00 sore. Lalu kalau ada keinginan marah sewaktu-
waktu gunakan kedua cara tadi ya pak. Sekarang kita masukkan di jadwal
kegiatan bapak” bagaimana kalau besok kita ketemu untuk latihan cara
mengontrol marah dengan belajar bicara yang baik. Mau pukul berapa pak?”
c. Kontrak
Topik : “ bagaimana kalau kita berbincang lagi untuk belajar mengontrol
kemarahan dengan latihan napas dalam dan memukul bantal “
Waktu : “ besok kita bercakap-cakap jam berapa? Bagaimana kalau jam 10
pagi ? “
Tempat : “ disini saja ya tempatnya ? baiklah sampai jumpa “

Anda mungkin juga menyukai