Disusun Oleh :
( ) ( )
ISOLASI SOSIAL
B. RENTANG RESPON
Respon Adaptif Respon Maladaptif
C. FAKTOR PREDISPOSISI
Faktor predisposisi terjadinya perilaku menarik diri adalah kegagalan
perkembangan yang dapat mengakibatkan individu tidak percaya diri, tidak
percaya orang lain, ragu takut salah, putus asa terhadap hubungan dengan orang
lain, menghindar dari orang lain, tidak mampu merumuskan keinginan dan
meresa tertekan. Sedangkan faktor presipitasi dari faktor sosio - kultural karena
menurunnya stabilitas keluarga dan berpisah karena meninggal dan fakto
psikologis seperti berpisah dengan orang yang terdekat atau kegagalan orang lain
untuk bergantung, merasa tidak berarti dalam keluarga sehingga menyebabkan
klien berespons menghindar dengan menarik diri dari lingkungan (Stuart and
Sundeen, 2004).
a. Faktor Predisposisi
1) Teori Biologikal dan hubungannya dengan menarik diri
a) Genetik
Transmisi gangguan alam perasaan yang membuat perasaan sedih dan
individu merasa tak pantas berada ditengah lingkungan sosialnya.
Keadaan ini diteruskan melalui garis keturunan. Frekuensi gangguan
alam perasaan meningkat pada kembar monozigot dibanding dizigot
walaupun diasuh secara terpisah
b) Neurotransmitter
(1) Katekolamin : Penurunan relatif dari katekolamin otak atau
aktifitas sistem katekolamin menyebabkan timbulnya depresi dan
berusaha menghindari lingkungan sosial;
(2) Asetilkolin : Suatu peningkatan aktifitas kolinergik dapat menjadi
faktor penyebab dan berusaha menghindasi lingkungan sosial.;
(3) Serotonin : Suatu defisit pada sistem serotoninergik dapat
merupakan faktor penyebab dari depresi dan berusaha
menghindasi lingkungan sosial.
c) Endokrin
Keadaan sedih berkaitan dengan gannguan hormon seperti pada
hipotiroidisme dan hipertirodisme, terapi estrogen eksogen, dan post
partum.
d) Kronobiologi
Gangguan dari ritme sirkadian.
D. FAKTOR PRESIPITASI
Adapun empat sumber utama stessor yang dapat menentukan gangguan
alam perasaan.
1) Kehilangan keterikatan, yang nyata atau yang dilayangkan, termasuk
kehilangan cinta seseorang, fungsi fisik, kedudukan atau harga diri, karena
elemen aktual dan simbolik melibatkan konsep kehilangan, maka peresepsi
pasien merupakan hal yang sangat penting.
2) Peristiwa besar dalam kehidupan, sering dilaporkan sebagai pendahulu
episode defresi dan mempunyai dampak terhadap masalah-masalah yang
dihadapi sekarang dan kemampuan menyelesaikan masalah.
3) Peran dan ketegangan peran telah dilaporkan mempengaruhi perkembangan
defresi, terutama pada wanita.
4) Perubahan fisiologis diakibatkan oleh obat-obatan atau berbagai penyakit
fisik, seperti : infeksi, neoplasma, dan gangguan keseimbangan metabolik,
dapat mencetuskan gangguan alam perasaan diantara obat-obatan tersebut
terdapat obat antihipertensi dan penyalah gunaan zat yang menyebabkan
kecanduan. Kebanyakan penyakit kronik yang melemahkan tubuh juga
sering disertai dengan defresi. Defresi yang terdapat pada usia lanjut
biasanya bersifat kompleks, karena untuk menegakkan diagnosisnya sering
melibatkan evaluasi dari kerusakan otak organik, dan defresi klinik.
(Stuart & Sundeen, 2004)
E. MEKANISME KOPING
Menurut Tim keperawatan Jiwa FIK-UI (2002), klien menarik diri
cenderung menggunakan mekanisme koping : Regresi, represi dan isolasi.
a. Regresi :
Menghindari stress kecemasan dan menampilkan perilaku kemabli setelah
kemabli pada perkembangan
b. Represi :
Menekan perasaan atau pengalaman yang menyakitkan atau konflik atau
ingatan dari kesadaran yang cenderung memperkuat mekanisme ego laiinya.
c. Proyeksi :
Keinginan yang tidak dapat ditoleransi, mencurahkan emosi kepada orang
lain karena kesalahan yang diakukan sendiri.
F. POHON MASALAH