Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)


STIMULASI PERSEPSI SENSORI (HALUSINASI)

DI RUMAH SAKIT KHUSUS JIWA PROVINSI BENGKULU

DISUSUN OLEH KELOMPOK:


1. KURNIA SEPTIANI
2. MADE LISA SUGIHARTI
3. RAHMA DELLA JANUARISKA
4. NATHASA NUR RAHMA
5. NIMAS FAIDDAH LAILIYAH

Mengetahui,
Preseptor Teacher Preseptor Lahan

(Ns. Nehru Nugroho., M.Kep) (Ns. Meydi Nugroho., S. Kep)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES BENGKULU JURUSAN KEPERAWATAN
PPROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
T.A. 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat taufik hidayat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan proposal terapi
aktivitas kelompok stimulasi persepsi sensori (halusinasi).
Proposal ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa di
Program Profesi Ners Poltekkes Kemenkes Bengkulu. Selanjutnya penulis
mengucapkan terimakasih kepada segenap pihak yang telah memberikan
bimbingan serta arahan selama penulisan proposal ini.
Akhirnya penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-
kekurangan dalam penulisan proposal ini, maka dari itu penulis mengharapkan
kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan proposal
ini.

Bengkulu, Oktober 2020

Penyusun
LAPORAN
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
SESI I MENGENAL DAN MENGONTROL
HALUSINASI DENGAN CARA MENGHARDIK
DI RUMAH SAKIT KHUSUS JIWA PROVINSI BENGKULU

A. LATAR BELAKANG
Pada pasien gangguan jiwa dengan dengan kasus skizofrenia selalu diikuti
dengan gangguan persepsi sensori, halusinasi. Terjadinya halusinasi dapat
menyebabkan klien menjadi menarik diri terhadap lingkngan sosialnya,
hanyut dengan kesendirian dan halusinasinya sehingga semakin jauh dari
sosialisasi dengan lingkungan disekitarnya.
Atas dasar tersebut, maka kami menganggap dengan therapy aktifitas
kelompok (TAK) klien dengan gangguan persepsi sensori dapat tertolong
dalam hal sosialisasi dengan lingkungan sekitarnya, tentu saja klien yang
mengikuti terapi ini adalah klien yang sudah mampu mengontrol dirinya dari
halusinasi sehingga pada saat TAK klien yang sudah mampu mengontrol
dirinya dari halusinasi sehingga pada saat TAK klien dapat berkerja sama dan
tidak mengganggu anggota kelompok yang lain. Terapi aktifitas kelompok
sering digunakan dalam praktek kesehatan jiwa, bahkan dewasa ini terapi
aktivitas kelompok merupakan hal yang penting dari keterampilan terapeutik
dalam keperawatan. Terapi kelompok telah diterima profesi kesehatan.
Adapun Terapi Aktivitas Kelompok yang dapat diberikan pada pasien
dengan Halusinasi, yaitu: (Keliat, 2010) Aktivitas yang digunakan sebagai
stimulus pada sensori klien. Biasanya klien yang tidak mau mengungkapkan
komunikasi verbal akan testimulasi emosi dan perasaannya, serta
menampilkan respons. Maka dengan data yang ada kami mahasiswa program
profesi Ners Poltekkes Kemenkes Bengkulu akan melakukan terapi aktivitas
kelompok (TAK) yaitu terapi musik dan bermain.
B. TOPIK
Terapi aktifitas kelompok pada pasien dengan halusinasi dengan cara klien
dapat menyebutkan isi, waktu terjadi halusinasi, frekuensi, situasi pencetus,
dan perasaan terjadi halusinasi dan klien mampu mengontrol halusinasi
dengan cara menghardik

C. TUJUAN
1. Tujuan umum
Setelah dilakukan TAK sesi diharapkan klien dapat mmengontrol
halusinasi dengan cara yang telah diajarkan.
2. Tujuan khusus
a. Klien dapat menyebutkan isi, waktu terjadi halusinasi, frekuensi,
situasi pencetus, dan perasaan terjadi halusinasi.
b. Klien mampu mengontrol halusinasi dengan cara menghardik

D. LANDASAN TEORI
1. Terapi Aktifitas Kelompok
a. Pengertian
Terapi aktifitas kelompok merupakan tindakan keperawatan untuk
memberikan sebuah stimulus untuk pengobatan kepada klien yang
memilih latar belakang dan masalah yang sama.
b. Jenis terapi aktifitas kelompok
Terapi aktifitas kelompok dibagi menjadi empat yaitu sebagai berikut:
1) Terapi aktifitas kelompok stimulasi kognitif atau persepsi
Klien dilatih mempersepsikan stimulus yang disediakan.
Kemampuan persepsi klien dievaluasi dan ditingkatkan pada tiap
sesi. Dengan proses ini, diharapkan respon klien terhadap
berbagai stimulus dalam kehidupan menjadi adaptif. Stimulus
yang disediakan dapat berupa membaca artikel, majalah, buku,
puisi, menonton acara televisi.
2) Terapi aktifitas kelompok stimulasi sensori
Terapi ini digunakan sebagai stimulus sensori klien. Kemudian
diobservasi reaksi sensori klien terhadap stimulus yang
disediakan berupa ekspresi perasaan secara nonverbal (ekspresi
wajah, gerakan tubuh). Aktifitas yang digunakan sebagai
stimulus adalah musik, seni, menyanyi dan menari.
3) Terapi aktifitas kelompok orientasi realitas
Klien diorientasikan pada kenyataan yang ada disekitar klien
yaitu diri sendiri, orang lain yang ada disekeliling klien dan
lingkungan yang pernah mempunyai hubungan dengan klien.
Aktifitas dapat berupa orientasi orang, waktu, tempat, benda
yang ada disekitar dan semua kondisi nyata.
4) Terapi aktifitas kelompok sosialisasi
Klien dibantu untuk melakukan sosialisasi dengan individu yang
ada disekitar klien.
2. Halusinasi
a. Pengertian Halusinasi
Halusinasi merupakan suatu gejala gangguan jiwa dimana klien
merasakan suatu stimulus yang sebenarnya tidak ada. Klien
mengalami perubahan sensori persepsi; merasakan sensasi palsu
berupa suara, penglihatan, pengecepan, perabaan atau penciuman
(Sutejo, 2017).
b. Proses Terjadinya Halusinasi
Halusinasi merupakan salah satu respon maldaptif individu yang
berada dalam rentang respon neurobiology (Stuart dan Laraia, 2001).
Ini merupakan respon persepsi paling maladaptif. Jika klien yang
sehat persepsinya akurat, mampu mengidentifikasi dan
menginterpretasikan stimulus berdasarkan informasi yang diterima
melalui panca indera (penglihatan, pendengaran, penghidu,
pengecapan dan perabaan), Klien dengan halusinasi mempersepsikan
suatu stimulus panca indera walaupun sebenarnya stimulus itu tidak
ada. Di antara kedua respon tersebut adalah respon individu yang
karena sesuatu hal mengalami kelainan persepsi yaitu salah
mempersepsikan stimulus yang diterima yang disebut sebagai ilusi.
Klien mempunyai ilusi jika interpretasi yang dilakukan terhadap
stimulus panca indera tidak akurat sesuai yang diterima.
c. Manifestasi Klinik
Tanda dan gejala halusinasi dinilai dari hasil observasi terhadap klien
serta ungkapan klien. Adapun tanda dan gejala klien halusinasi
adalah:

1) Data Subjektif
Berdasarkan data subjektif, klien dengan gangguan sensori
persepsi: halusinasi mengatakan bahwa klien:

a) Mendengar suara-suara atau kegaduhan


b) Mendengar suara yang mengajak bercakap-cakap
c) Mendengar suara menyuruh melakukan sesuatu yang
berbahaya
d) Melihat bayangan, sinar, bentuk geometris, bentuk kartun,
melihat hantu atau monster
e) Mencium bau-bauan seperti bau darah, urine, feses,
kadang-kadang bau itu menyenangkan
f) Merasakan rasa seperti darah, urine atau feses
g) Merasa takut atau senang dengan halusinasi

2) Data Objektif
` Berdasarkan data objektif, klien dengan gangguan sensori
persepsi: halusinasi melakukan hal-hal berikut:

a) Bicara atau tertawa sendiri


b) Marah-marah tanpa sebab
c) Mengarahkan telinga ke arah tertentu
d) Menutup telinga
e) -nunjuk ke arah tertentu
f) Ketakutan pada sesuatu yang tidak jelas
g) Mencium sesuatu seperti sedang membaui bau-bauan
tertentu
h) Menutup hidung
i) Sering meludah
j) Muntah

D. KLIEN
1. Karakteristik klien
a. Klien yang tidak terlalu gelisah
b. Klien yang bisa kooperatif dan tidak mengganggu berlangsungnya
terapi aktifitas kelompok
c. Klien yang sudah sampai tahap mampu berinteraksi dalam kelompok
kecil
d. Klien yang tenang dengan kondisi fisik yang baik
e. Bersedia mengikuti kegiatan terapi aktifitas
f. Klien yang panca indranya masih memungkinkan
g. Klien dengan masalh keperawatan jiwa yang sama
2. Proses seleksi
a. Klien diobservasi sesuai dengan karakteristik yang telah ditentukan
b. Membuat daftar nama klien yang dapat mengikuti TAK
c. Menyeleksi nama-nama klien yang akan diikuti TAK dengan
berdiskusi dengan perawat ruangan
d. Membuiat kontrak waktu dan tempat kepada klien yang telah
ditentukan bersama perawa ruangan.

E. PENGORGANISASIAN
1. Waktu pelaksanaan
a. Hari/tanggal : Kamis, 5 November 2020
b. Tempat pertemuan : di Ruang TAK Murai
c. Waktu : 09:00 – 09:45 WIB
d. Durasi : 45 menit
e. Kegiatan : terapi aktifitas kelompok halusinasi dengan
menyebutkan isi, waktu terjadi halusinasi, frekuensi, situasi pencetus,
dan perasaan terjadi halusinasi dan mengontrol halusinasi dengan
cara menghardik
f. Jumlah anggota : 5 orang.
2. Tim terapis
a. Leader : Nathasa Nur Rahma
Bertugas
1) Katalisator: yaitu mempermudah komunikasi dan interaksi dengan
jalan menciptakan situasi dan suasana yang memungkinkan klien
termotivasi untuk mengekspresikan perasaannya
2) Auxilery ego: sebagai penopang bagi anggota yang terlalu lemah
atau mendominasi
3) Koordinator mengarahkan proses kegiatan kearah pencapaian
tujuan dengan cara memberi motivasi kepda anggota untuk terlihat
dalam kegiatan
b. Co-Leader : Nimas Faiddah Lailiyah
Bertugas
1) Mendampingi jika terjadi bloking
2) Mengoreksi dan mengingatkan leader jika terjadi kesalahan
3) Bersama leader memecahkan masalah
c. Obeserver: Made Lisa Sugiharti
Bertugas:
1) Mengobservasi persiapan dan pelaksanaan TAK dari awal sampai
akhir
2) Mencatat semua aktivitas dalam terapi aktivitas kelompok
3) Mengobservasi perilaku pasien
d. Fasilitator : Kurnia Septiani
Bertugas :
1) Membantu klien meluruskan dan menjelaskan hal yang harus
dilakukan
2) Mendampingi peserta TAK
3) Memotivasi klien untuk aktif dalam kelompok
4) Menjadi contoh bagi klien selama kegiatan
e. Dokumentasi: Rahma Della Januariska
Bertugas:
1) Mengatur musik
2) Mendokumentasikan jalannya TAK
f. Anggota atau klien bertugas menjalankan dan mengikuti terapi:
Bertugas:
1) Menjalankan dan mengikuti kegiatan terapi
3. Setting Tempat
a. Terapis dan klien duduk bersama membentuk lingkaran
b. Ruangan nyaman dan tenang
4. Alat yang digunakan
a. Balon
b. Sound musik
c. Buku catatan dan pulpen
5. Metode
a. Dinamika Kelopok
b. Diskusi
c. Tanya jawab

F. PROSES PELAKSANAAN
1. Orientasi
a. Salam dan perkenalan
‘’Selamat pagi bapak-bapak,bagaimana keadaannya hari ini? Senang
bisa bertemu lagi disini‘’.Baiklah bapak-bapak sebelum kita
melakukan kegiatan hari ini,Saya akan memperkenalkan diri (Terapis
dan anggota yang berperan dalam TAK memperkenalkan diri dimulai
dari nama lengkap dan nama panggilan serta tempat tinggal)’’.
b. Evaluasi atau Validasi
‘’Bagaimana perasaan bapak hari ini ‘’.
c. Penjelasan tujuan dan aturan main
‘’Nah bapak-bapak sebelum kita melakukan kegiatan hari ini Saya akan
menyampaikan tujuannya yaitu:
1) Membina hubungan saling percaya antara perawat dan klien
2) Klien dapat menyebutkan isi, waktu terjadi halusinasi, frekuensi,
situasi pencetus, dan perasaan terjadi halusinasi.
3) Klien mampu mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
4) ‘’Selanjutnya Saya akan membacakan aturan permainan.’’Aturan ini
dibuat agar kegiatan permainan ini dapat berjalan baik dan lancar
Peraturannya antara lain :
1) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus meminta
ijin kepada terapis dengan mengangkat tangan
2) Tidak diperbolehkan makan, minum dan meroko selama permainan
selama kegiatan 45 menit
3) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
‘’Apakah bapak-bapak setuju dengan peraturan ini?’’
‘’Selanjutnya Saya akan menjelaskan cara permainannya. Caranya
bapak-bapak menggunakan balon dan iringan musik ,dengan
memberikan balon ini kepada teman yang berada disamping kanan secara
bergiliran dan cepat, apabila musik berhenti disalah satu dari bapak-
bapak disini, dia akan dipersilahkan untuk berdiri (bersama fasilitator)
lalu mempraktekkan kegiatan yang kita ajarkan nanti. Semua bapak-
bapak yang ada disini mendapat giliran untuk mempraktekan kegiatan
yang akan kita lakukan bersama .’’
2. Kerja
a. Terapis meminta masing-masing pasien menyebutkan nama lengkap,
nama panggilan, dan asal.
b. Terapis meminta masing-masing pasien memperkenalkan diri secara
berurutan, searah jarum jam dimulai dari terapis, meliputi
menyebutkan: nama lengkap, nama panggilan, asal, dan hobi.
c. Terapis menjelaskan langkah berikutnya: Tape recorder akan
dinyalakan, saat musik terdengar balon dipecahkan dari mulai satu
pasien ke pasien lain. Saat musik dihentikan, pasien yang sedang
memecahkan balon menyebutkan tugas yang telah perawat berikan
dibalon tadi.
d. Ulangi langkah sampai semua pasien mendapat giliran.
e. Terapis memberikan pujian untuk setiap keberhasilan pasien dengan
mengajak pasien bertepuk tangan.
NB:
 Bagi klien yang mendapatkan balon saat musik berhenti
diharapkan klien untuk berdiri
 Bagi klien yang mendapatkan balon perawat mengarahkan klien
untuk menyebutkan cara yang dilakukan untuk mengontrol
halusinasi.
3. Terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan pasien setelah mengikuti TAK.
2) Terapis memberikan pujian positif atas keberhasilan kelompok.
b. Tindak lanjut
Terapis menganjurkan pasien dapat mengontrol halusinasi yang telah
diajarkan.
c. Kontrak yang akan datang
1) Terapis membuat kontrak untuk TAK yang akan datang, yaitu
mengenal tempat.
2) Menyepakati waktu dan tempat TAK berikutnya. Formulir evaluasi
sebagai berikut:
G. PROSES PELAKSANAAN
LAMPIRAN 1
Setting tempat

Keterangan:

Leader :

Co Leader :

Klien :

Fasilitator :

Observer:
LAMPIRAN 2
Evaluasi Formatif

a. Kemampuan verbal

N Nama Klien
Aspek yang Dinilai
o
Tn. A Tn. Dd Tn. Dn Tn. H Tn. S
1 Menyebutkan isi, waktu
terjadi halusinasi,
frekuensi, situasi pencetus,
dan perasaan terjadi
halusinas.
2 Menyebutkan cara
mengatasi halusinasi
dengan menghardik
Jumlah 6 6 3 3 6

b. Kemampuan nonverbal
N Nama klien
Aspek yang Dinilai Tn. A Tn. Dd Tn. Dn Tn. H Tn. S
o
1 Kontak mata
2 Duduk tegak
3 Menggunakan bahasa
tubuh yang sesuai
4 Mengikuti kegiatan
dari awal sampai akhir
Jumlah 12 12 12 11 12

Petunjuk:
1. Di bawah judul nama klien tulis nama panggilan klien yang mengikut
ikegiatan terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi: halusinasi
2. Untuk setiap klien semua aspek dinilai dengan memberitanda untuk yang
ditemukan dengan tanda bila tidak ditemukan.
3. Jumlah kemampuan yang ditemukan, bernilai 3 atau 4 klien mampu dan nilai
0, 1 atau 2 klien belum mampu.
H. DOKUMENTASI
60% klien mampu menyebutkan isi, waktu terjadi halusinasi, frekuensi,
situasi pencetus, dan perasaan terjadi halusinasi. Sedangkan 40% belum
mampu mampu menyebutkan isi, waktu terjadi halusinasi, frekuensi, situasi
pencetus, dan perasaan terjadi halusinasi. 60% klien mampu memperagakan
dan mengontrol halusinasi dengan cara menghardik, sedangkan 40% klien
belum mampu memperagakan dan mengontrol halusinasi dengan cara
menghardik. Untuk 40% klien yang belum mampu menyebutkan isi, waktu
terjadi halusinasi, frekuensi, situasi pencetus, dan perasaan terjadi halusinasi
dan belum mampu memperagakan dan mengontrol halusinasi dengan cara
menghardik akan dilatih kembali.

LAPORAN
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
SESI III MENGONTROL HALUSINASI DENGAN BERCAKAP-CAKAP
DI RUMAH SAKIT KHUSUS JIWA PROVINSI BENGKULU

E. LATAR BELAKANG
Pada pasien gangguan jiwa dengan dengan kasus skizofrenia selalu diikuti
dengan gangguan persepsi sensori, halusinasi. Terjadinya halusinasi dapat
menyebabkan klien menjadi menarik diri terhadap lingkngan sosialnya,
hanyut dengan kesendirian dan halusinasinya sehingga semakin jauh dari
sosialisasi dengan lingkungan disekitarnya.
Atas dasar tersebut, maka kami menganggap dengan therapy aktifitas
kelompok (TAK) klien dengan gangguan persepsi sensori dapat tertolong
dalam hal sosialisasi dengan lingkungan sekitarnya, tentu saja klien yang
mengikuti terapi ini adalah klien yang sudah mampu mengontrol dirinya dari
halusinasi sehingga pada saat TAK klien yang sudah mampu mengontrol
dirinya dari halusinasi sehingga pada saat TAK klien dapat berkerja sama dan
tidak mengganggu anggota kelompok yang lain. Terapi aktifitas kelompok
sering digunakan dalam praktek kesehatan jiwa, bahkan dewasa ini terapi
aktivitas kelompok merupakan hal yang penting dari keterampilan terapeutik
dalam keperawatan. Terapi kelompok telah diterima profesi kesehatan.
Adapun Terapi Aktivitas Kelompok yang dapat diberikan pada pasien
dengan Halusinasi, yaitu: (Keliat, 2010) Aktivitas yang digunakan sebagai
stimulus pada sensori klien. Biasanya klien yang tidak mau mengungkapkan
komunikasi verbal akan testimulasi emosi dan perasaannya, serta
menampilkan respons. Maka dengan data yang ada kami mahasiswa program
profesi Ners Poltekkes Kemenkes Bengkulu akan melakukan terapi aktivitas
kelompok (TAK) yaitu terapi musik dan bermain.

F. TOPIK
Terapi aktifitas kelompok pada pasien halusinasi dengan cara klien
mampu mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap
G. TUJUAN
3. Tujuan umum
Setelah dilakukan TAK sesi diharapkan klien dapat mengontrol halusinasi
dengan cara yang telah diajarkan.
4. Tujuan khusus
c. Klien mampu mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap dengan
orang lain

H. LANDASAN TEORI
2. Terapi Aktifitas Kelompok
c. Pengertian
Terapi aktifitas kelompok merupakan tindakan keperawatan untuk
memberikan sebuah stimulus untuk pengobatan kepada klien yang
memilih latar belakang dan masalah yang sama.
d. Jenis terapi aktifitas kelompok
Terapi aktifitas kelompok dibagi menjadi empat yaitu sebagai berikut:
5) Terapi aktifitas kelompok stimulasi kognitif atau persepsi
Klien dilatih mempersepsikan stimulus yang disediakan.
Kemampuan persepsi klien dievaluasi dan ditingkatkan pada tiap
sesi. Dengan proses ini, diharapkan respon klien terhadap
berbagai stimulus dalam kehidupan menjadi adaptif. Stimulus
yang disediakan dapat berupa membaca artikel, majalah, buku,
puisi, menonton acara televisi.
6) Terapi aktifitas kelompok stimulasi sensori
Terapi ini digunakan sebagai stimulus sensori klien. Kemudian
diobservasi reaksi sensori klien terhadap stimulus yang
disediakan berupa ekspresi perasaan secara nonverbal (ekspresi
wajah, gerakan tubuh). Aktifitas yang digunakan sebagai
stimulus adalah musik, seni, menyanyi dan menari.
7) Terapi aktifitas kelompok orientasi realitas
Klien diorientasikan pada kenyataan yang ada disekitar klien
yaitu diri sendiri, orang lain yang ada disekeliling klien dan
lingkungan yang pernah mempunyai hubungan dengan klien.
Aktifitas dapat berupa orientasi orang, waktu, tempat, benda
yang ada disekitar dan semua kondisi nyata.
8) Terapi aktifitas kelompok sosialisasi
Klien dibantu untuk melakukan sosialisasi dengan individu yang
ada disekitar klien.
3. Halusinasi
d. Pengertian Halusinasi
Halusinasi merupakan suatu gejala gangguan jiwa dimana klien
merasakan suatu stimulus yang sebenarnya tidak ada. Klien
mengalami perubahan sensori persepsi; merasakan sensasi palsu
berupa suara, penglihatan, pengecepan, perabaan atau penciuman
(Sutejo, 2017).
e. Proses Terjadinya Halusinasi
Halusinasi merupakan salah satu respon maldaptif individu yang
berada dalam rentang respon neurobiology (Stuart dan Laraia, 2001).
Ini merupakan respon persepsi paling maladaptif. Jika klien yang
sehat persepsinya akurat, mampu mengidentifikasi dan
menginterpretasikan stimulus berdasarkan informasi yang diterima
melalui panca indera (penglihatan, pendengaran, penghidu,
pengecapan dan perabaan), Klien dengan halusinasi mempersepsikan
suatu stimulus panca indera walaupun sebenarnya stimulus itu tidak
ada. Di antara kedua respon tersebut adalah respon individu yang
karena sesuatu hal mengalami kelainan persepsi yaitu salah
mempersepsikan stimulus yang diterima yang disebut sebagai ilusi.
Klien mempunyai ilusi jika interpretasi yang dilakukan terhadap
stimulus panca indera tidak akurat sesuai yang diterima.
f. Manifestasi Klinik
Tanda dan gejala halusinasi dinilai dari hasil observasi terhadap klien
serta ungkapan klien. Adapun tanda dan gejala klien halusinasi
adalah:

3) Data Subjektif
Berdasarkan data subjektif, klien dengan gangguan sensori
persepsi: halusinasi mengatakan bahwa klien:

h) Mendengar suara-suara atau kegaduhan


i) Mendengar suara yang mengajak bercakap-cakap
j) Mendengar suara menyuruh melakukan sesuatu yang
berbahaya
k) Melihat bayangan, sinar, bentuk geometris, bentuk kartun,
melihat hantu atau monster
l) Mencium bau-bauan seperti bau darah, urine, feses,
kadang-kadang bau itu menyenangkan
m) Merasakan rasa seperti darah, urine atau feses
n) Merasa takut atau senang dengan halusinasi

4) Data Objektif
` Berdasarkan data objektif, klien dengan gangguan sensori
persepsi: halusinasi melakukan hal-hal berikut:

k) Bicara atau tertawa sendiri


l) Marah-marah tanpa sebab
m) Mengarahkan telinga ke arah tertentu
n) Menutup telinga
o) -nunjuk ke arah tertentu
p) Ketakutan pada sesuatu yang tidak jelas
q) Mencium sesuatu seperti sedang membaui bau-bauan
tertentu
r) Menutup hidung
s) Sering meludah
t) Muntah

D. KLIEN
3. Karakteristik klien
h. Klien yang tidak terlalu gelisah
i. Klien yang bisa kooperatif dan tidak mengganggu berlangsungnya
terapi aktifitas kelompok
j. Klien yang sudah sampai tahap mampu berinteraksi dalam kelompok
kecil
k. Klien yang tenang dengan kondisi fisik yang baik
l. Bersedia mengikuti kegiatan terapi aktifitas
m. Klien yang panca indranya masih memungkinkan
n. Klien dengan masalh keperawatan jiwa yang sama
4. Proses seleksi
e. Klien diobservasi sesuai dengan karakteristik yang telah ditentukan
f. Membuat daftar nama klien yang dapat mengikuti TAK
g. Menyeleksi nama-nama klien yang akan diikuti TAK dengan
berdiskusi dengan perawat ruangan
h. Membuiat kontrak waktu dan tempat kepada klien yang telah
ditentukan bersama perawa ruangan.

E. PENGORGANISASIAN
3. Waktu pelaksanaan
g. Hari/tanggal : Kamis, 5 November 2020
h. Tempat pertemuan : di Ruang TAK Murai
i. Waktu : 09:00 – 09:45 WIB
j. Durasi : 45 menit
k. Kegiatan : terapi aktifitas kelompok halusinasi dengan
melakukan cakap-cakap dengan orang lain.
l. Jumlah anggota : 5 orang.

4. Tim terapis
g. Leader : Nathasa Nur Rahmah
Bertugas
4) Katalisator: yaitu mempermudah komunikasi dan interaksi dengan
jalan menciptakan situasi dan suasana yang memungkinkan klien
termotivasi untuk mengekspresikan perasaannya
5) Auxilery ego: sebagai penopang bagi anggota yang terlalu lemah
atau mendominasi
6) Koordinator mengarahkan proses kegiatan kearah pencapaian
tujuan dengan cara memberi motivasi kepda anggota untuk terlihat
dalam kegiatan
h. Co-Leader : Nimas Faiddah Lailiyah
Bertugas
4) Mendampingi jika terjadi bloking
5) Mengoreksi dan mengingatkan leader jika terjadi kesalahan
6) Bersama leader memecahkan masalah
i. Obeserver: Made Lisa Sugiharti
Bertugas:
4) Mengobservasi persiapan dan pelaksanaan TAK dari awal sampai
akhir
5) Mencatat semua aktivitas dalam terapi aktivitas kelompok
6) Mengobservasi perilaku pasien
j. Fasilitator : Kurnia Septiani
Bertugas :
5) Membantu klien meluruskan dan menjelaskan hal yang harus
dilakukan
6) Mendampingi peserta TAK
7) Memotivasi klien untuk aktif dalam kelompok
8) Menjadi contoh bagi klien selama kegiatan

k. Dokumentasi: Rahma Della Januariska


Bertugas:
3) Mengatur musik
4) Mendokumentasikan jalannya TAK
l. Anggota atau klien bertugas menjalankan dan mengikuti terapi:
Bertugas:
2) Menjalankan dan mengikuti kegiatan terapi
4. Setting Tempat
c. Terapis dan klien duduk bersama membentuk persegi
d. Ruangan nyaman dan tenang
4. Alat yang digunakan
d. kertas
e. pensil/cat warna
f. penghapus
g. Buku catatan dan pulpen
6. Metode
d. Dinamika Kelopok
e. Diskusi
f. Tanya jawab

F. PROSES PELAKSANAAN
3. Orientasi
d. Salam dan perkenalan
‘’Selamat pagi bapak-bapak,bagaimana keadaannya hari ini? Senang
bisa bertemu lagi disini‘’.Baiklah bapak-bapak sebelum kita
melakukan kegiatan hari ini,Saya akan memperkenalkan diri (Terapis
dan anggota yang berperan dalam TAK memperkenalkan diri dimulai
dari nama lengkap dan nama panggilan serta tempat tinggal)’’.
e. Evaluasi atau Validasi
‘’Bagaimana perasaan bapak hari ini ‘’.

f. Penjelasan tujuan dan aturan main


‘’Nah bapak-bapak sebelum kita melakukan kegiatan hari ini Saya akan
menyampaikan tujuannya yaitu:
5) Membina hubungan saling percaya antara perawat dan klien
6) Kemarin kita sudah dapat menyebutkan isi, waktu terjadi halusinasi,
frekuensi, situasi pencetus, dan perasaan terjadi halusinasi.
7) Kita juga sudah mampu mengontrol halusinasi dengan cara
menghardik
8) Dan kita juga sudah belajar tentang obat dan gaimana cara meminum
obat dengan prisip 5 benar
9) Sekarang kita akan belajar mengontrol halusinasi dengan cara
bercakap-cakap.
10) ‘’Selanjutnya Saya akan membacakan aturan permainan.’’Aturan ini
dibuat agar kegiatan permainan ini dapat berjalan baik dan lancar
Peraturannya antara lain :
4) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus meminta
ijin kepada terapis dengan mengangkat tangan
5) Tidak diperbolehkan makan, minum dan meroko selama permainan
selama kegiatan 45 menit
6) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
‘’Apakah bapak-bapak setuju dengan peraturan ini?’’
‘’Selanjutnya Saya akan menjelaskan cara permainannya. Caranya
bapak-bapak menggunakan kertas yang tellah diberi oleh trapis untuk
menggambar apa yang dikatakan oleh terapis. Setelah selesai
menggambar bapak-bapak diminta satu-persatu untuk menjelaskan apa
yang telah digambar sambil berdiri (bersama fasilitator). Semua bapak-
bapak yang ada disini mendapat giliran untuk mempraktekan kegiatan
yang akan kita lakukan bersama .’’

4. Kerja
f. Terapis meminta masing-masing pasien menyebutkan nama lengkap,
nama panggilan, dan asal.
g. Terapis meminta masing-masing pasien memperkenalkan diri secara
berurutan, searah jarum jam dimulai dari terapis, meliputi
menyebutkan: nama lengkap, nama panggilan, asal, dan hobi.
h. Terapis menjelaskan langkah berikutnya: klien diminta untuk
menggambar apa yang di katakan oleh perawat dengan imajinasi
masing-masing dan setelahnya klien diminta untuk menjelaskan apa
saja yang telah di gambar didalam kertas tersebut.
i. Ulangi langkah sampai semua pasien mendapat giliran.
j. Terapis memberikan pujian untuk setiap keberhasilan pasien dengan
mengajak pasien bertepuk tangan. .
3. Terminasi
d. Evaluasi
3) Terapis menanyakan perasaan pasien setelah mengikuti TAK.
4) Terapis memberikan pujian positif atas keberhasilan kelompok.
e. Tindak lanjut
Terapis menganjurkan pasien dapat mengontrol halusinasi yang telah
diajarkan.
f. Kontrak yang akan datang
3) Terapis membuat kontrak untuk TAK yang akan datang, yaitu
mengenal tempat.
4) Menyepakati waktu dan tempat TAK berikutnya. Formulir evaluasi
sebagai berikut:

G. PROSES PELAKSANAAN
LAMPIRAN 1
Setting tempat
Keterangan:

Leader :

Co Leader :

Klien :

Fasilitator :

Observer:

LAMPIRAN 2
Evaluasi Formatif
b. Kemampuan verbal

N Nama Klien
Aspek yang Dinilai
o
Tn. A Tn. Dd Tn. Dn Tn. H Tn. S
1 Menyebutkan cara
mengatasi halusinasi
dengan melakukan
aktivitas bercakap-
cakap
Jumlah 3 3 3 3 3

c. Kemampuan nonverbal
N Nama klien
Aspek yang Dinilai Tn. A Tn. Dd Tn. Dn Tn. H Tn. S
o
1 Kontak mata
2 Duduk tegak
3 Menggunakan bahasa
tubuh yang sesuai
4 Mengikuti kegiatan
dari awal sampai akhir
Jumlah 12 12 12 11 12

Petunjuk:
4. Di bawah judul nama klien tulis nama panggilan klien yang mengikut
ikegiatan terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi: halusinasi
5. Untuk setiap klien semua aspek dinilai dengan memberitanda untuk yang
ditemukan dengan tanda bila tidak ditemukan.
6. Jumlah kemampuan yang ditemukan, bernilai 3 atau 4 klien mampu dan nilai
0, 1 atau 2 klien belum mampu.

H. DOKUMENTASI
100% klien mampu mengatasi halusinasi dengan cara bercakap-cakap.
Setelah ini sebaiknya klien dapat melakukan bercakap-cakap bersama teman
sekamarnya.
LAPORAN
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
SESI IV MENGONTROL HALUSINASI
DENGAN CARA MELAKUKAN AKTIVITAS
DI RUMAH SAKIT KHUSUS JIWA PROVINSI BENGKULU
I. LATAR BELAKANG
Pada pasien gangguan jiwa dengan dengan kasus skizofrenia selalu diikuti
dengan gangguan persepsi sensori, halusinasi. Terjadinya halusinasi dapat
menyebabkan klien menjadi menarik diri terhadap lingkngan sosialnya,
hanyut dengan kesendirian dan halusinasinya sehingga semakin jauh dari
sosialisasi dengan lingkungan disekitarnya.
Atas dasar tersebut, maka kami menganggap dengan therapy aktifitas
kelompok (TAK) klien dengan gangguan persepsi sensori dapat tertolong
dalam hal sosialisasi dengan lingkungan sekitarnya, tentu saja klien yang
mengikuti terapi ini adalah klien yang sudah mampu mengontrol dirinya dari
halusinasi sehingga pada saat TAK klien yang sudah mampu mengontrol
dirinya dari halusinasi sehingga pada saat TAK klien dapat berkerja sama dan
tidak mengganggu anggota kelompok yang lain. Terapi aktifitas kelompok
sering digunakan dalam praktek kesehatan jiwa, bahkan dewasa ini terapi
aktivitas kelompok merupakan hal yang penting dari keterampilan terapeutik
dalam keperawatan. Terapi kelompok telah diterima profesi kesehatan.
Adapun Terapi Aktivitas Kelompok yang dapat diberikan pada pasien
dengan Halusinasi, yaitu: (Keliat, 2010) Aktivitas yang digunakan sebagai
stimulus pada sensori klien. Biasanya klien yang tidak mau mengungkapkan
komunikasi verbal akan testimulasi emosi dan perasaannya, serta
menampilkan respons. Maka dengan data yang ada kami mahasiswa program
profesi Ners Poltekkes Kemenkes Bengkulu akan melakukan terapi aktivitas
kelompok (TAK) yaitu terapi musik dan bermain.

J. TOPIK
Terapi aktifitas kelompok pada pasien halusinasi dengan cara klien mampu
mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktivitas

K. TUJUAN
5. Tujuan umum
Setelah dilakukan TAK sesi diharapkan klien dapat mmengontrol
halusinasi dengan cara yang telah diajarkan.
6. Tujuan khusus
d. Klien mampu mengontrol halusinasi dengan melakukan aktivitas

L. LANDASAN TEORI
3. Terapi Aktifitas Kelompok
e. Pengertian
Terapi aktifitas kelompok merupakan tindakan keperawatan untuk
memberikan sebuah stimulus untuk pengobatan kepada klien yang
memilih latar belakang dan masalah yang sama.
f. Jenis terapi aktifitas kelompok
Terapi aktifitas kelompok dibagi menjadi empat yaitu sebagai berikut:
9) Terapi aktifitas kelompok stimulasi kognitif atau persepsi
Klien dilatih mempersepsikan stimulus yang disediakan.
Kemampuan persepsi klien dievaluasi dan ditingkatkan pada tiap
sesi. Dengan proses ini, diharapkan respon klien terhadap
berbagai stimulus dalam kehidupan menjadi adaptif. Stimulus
yang disediakan dapat berupa membaca artikel, majalah, buku,
puisi, menonton acara televisi.
10) Terapi aktifitas kelompok stimulasi sensori
Terapi ini digunakan sebagai stimulus sensori klien. Kemudian
diobservasi reaksi sensori klien terhadap stimulus yang
disediakan berupa ekspresi perasaan secara nonverbal (ekspresi
wajah, gerakan tubuh). Aktifitas yang digunakan sebagai
stimulus adalah musik, seni, menyanyi dan menari.
11) Terapi aktifitas kelompok orientasi realitas
Klien diorientasikan pada kenyataan yang ada disekitar klien
yaitu diri sendiri, orang lain yang ada disekeliling klien dan
lingkungan yang pernah mempunyai hubungan dengan klien.
Aktifitas dapat berupa orientasi orang, waktu, tempat, benda
yang ada disekitar dan semua kondisi nyata.
12) Terapi aktifitas kelompok sosialisasi
Klien dibantu untuk melakukan sosialisasi dengan individu yang
ada disekitar klien.
4. Halusinasi
g. Pengertian Halusinasi
Halusinasi merupakan suatu gejala gangguan jiwa dimana klien
merasakan suatu stimulus yang sebenarnya tidak ada. Klien
mengalami perubahan sensori persepsi; merasakan sensasi palsu
berupa suara, penglihatan, pengecepan, perabaan atau penciuman
(Sutejo, 2017).
h. Proses Terjadinya Halusinasi
Halusinasi merupakan salah satu respon maldaptif individu yang
berada dalam rentang respon neurobiology (Stuart dan Laraia, 2001).
Ini merupakan respon persepsi paling maladaptif. Jika klien yang
sehat persepsinya akurat, mampu mengidentifikasi dan
menginterpretasikan stimulus berdasarkan informasi yang diterima
melalui panca indera (penglihatan, pendengaran, penghidu,
pengecapan dan perabaan), Klien dengan halusinasi mempersepsikan
suatu stimulus panca indera walaupun sebenarnya stimulus itu tidak
ada. Di antara kedua respon tersebut adalah respon individu yang
karena sesuatu hal mengalami kelainan persepsi yaitu salah
mempersepsikan stimulus yang diterima yang disebut sebagai ilusi.
Klien mempunyai ilusi jika interpretasi yang dilakukan terhadap
stimulus panca indera tidak akurat sesuai yang diterima.

i. Manifestasi Klinik
Tanda dan gejala halusinasi dinilai dari hasil observasi terhadap klien
serta ungkapan klien. Adapun tanda dan gejala klien halusinasi
adalah:

5) Data Subjektif
Berdasarkan data subjektif, klien dengan gangguan sensori
persepsi: halusinasi mengatakan bahwa klien:

o) Mendengar suara-suara atau kegaduhan


p) Mendengar suara yang mengajak bercakap-cakap
q) Mendengar suara menyuruh melakukan sesuatu yang
berbahaya
r) Melihat bayangan, sinar, bentuk geometris, bentuk kartun,
melihat hantu atau monster
s) Mencium bau-bauan seperti bau darah, urine, feses,
kadang-kadang bau itu menyenangkan
t) Merasakan rasa seperti darah, urine atau feses
u) Merasa takut atau senang dengan halusinasi

6) Data Objektif
` Berdasarkan data objektif, klien dengan gangguan sensori
persepsi: halusinasi melakukan hal-hal berikut:

u) Bicara atau tertawa sendiri


v) Marah-marah tanpa sebab
w) Mengarahkan telinga ke arah tertentu
x) Menutup telinga
y) -nunjuk ke arah tertentu
z) Ketakutan pada sesuatu yang tidak jelas
aa) Mencium sesuatu seperti sedang membaui bau-bauan
tertentu
bb) Menutup hidung
cc) Sering meludah
dd) Muntah

D. KLIEN
5. Karakteristik klien
o. Klien yang tidak terlalu gelisah
p. Klien yang bisa kooperatif dan tidak mengganggu berlangsungnya
terapi aktifitas kelompok
q. Klien yang sudah sampai tahap mampu berinteraksi dalam kelompok
kecil
r. Klien yang tenang dengan kondisi fisik yang baik
s. Bersedia mengikuti kegiatan terapi aktifitas
t. Klien yang panca indranya masih memungkinkan
u. Klien dengan masalh keperawatan jiwa yang sama
6. Proses seleksi
i. Klien diobservasi sesuai dengan karakteristik yang telah ditentukan
j. Membuat daftar nama klien yang dapat mengikuti TAK
k. Menyeleksi nama-nama klien yang akan diikuti TAK dengan
berdiskusi dengan perawat ruangan
l. Membuiat kontrak waktu dan tempat kepada klien yang telah
ditentukan bersama perawa ruangan.

E. PENGORGANISASIAN
5. Waktu pelaksanaan
m. Hari/tanggal : Kamis, 5 November 2020
n. Tempat pertemuan : di Ruang TAK Murai
o. Waktu : 09:00 – 09:45 WIB
p. Durasi : 45 menit
q. Kegiatan : terapi aktifitas kelompok halusinasi dengan
melakukan aktivitas harian.
r. Jumlah anggota : 5 orang.

6. Tim terapis
m. Leader : Nathasa Nur Rahmah
Bertugas
7) Katalisator: yaitu mempermudah komunikasi dan interaksi dengan
jalan menciptakan situasi dan suasana yang memungkinkan klien
termotivasi untuk mengekspresikan perasaannya
8) Auxilery ego: sebagai penopang bagi anggota yang terlalu lemah
atau mendominasi
9) Koordinator mengarahkan proses kegiatan kearah pencapaian
tujuan dengan cara memberi motivasi kepda anggota untuk terlihat
dalam kegiatan
n. Co-Leader : Nimas Faiddah Lailiyah
Bertugas
7) Mendampingi jika terjadi bloking
8) Mengoreksi dan mengingatkan leader jika terjadi kesalahan
9) Bersama leader memecahkan masalah
o. Obeserver: Made Lisa Sugiharti
Bertugas:
7) Mengobservasi persiapan dan pelaksanaan TAK dari awal sampai
akhir
8) Mencatat semua aktivitas dalam terapi aktivitas kelompok
9) Mengobservasi perilaku pasien
p. Fasilitator : Kurnia Septiani
Bertugas :
9) Membantu klien meluruskan dan menjelaskan hal yang harus
dilakukan
10) Mendampingi peserta TAK
11) Memotivasi klien untuk aktif dalam kelompok
12) Menjadi contoh bagi klien selama kegiatan

q. Dokumentasi: Rahma Della Januariska


Bertugas:
5) Mengatur musik
6) Mendokumentasikan jalannya TAK
r. Anggota atau klien bertugas menjalankan dan mengikuti terapi:
Bertugas:
3) Menjalankan dan mengikuti kegiatan terapi
5. Setting Tempat
e. Terapis dan klien duduk bersama membentuk persegi
f. Ruangan nyaman dan tenang
4. Alat yang digunakan
h. kertas
i. pensil/cat warna
j. penghapus
k. Buku catatan dan pulpen
7. Metode
g. Dinamika Kelopok
h. Diskusi
i. Tanya jawab

F. PROSES PELAKSANAAN
5. Orientasi
g. Salam dan perkenalan
‘’Selamat pagi bapak-bapak,bagaimana keadaannya hari ini? Senang
bisa bertemu lagi disini‘’.Baiklah bapak-bapak sebelum kita
melakukan kegiatan hari ini,Saya akan memperkenalkan diri (Terapis
dan anggota yang berperan dalam TAK memperkenalkan diri dimulai
dari nama lengkap dan nama panggilan serta tempat tinggal)’’.
h. Evaluasi atau Validasi
‘’Bagaimana perasaan bapak hari ini ‘’.

i. Penjelasan tujuan dan aturan main


‘’Nah bapak-bapak sebelum kita melakukan kegiatan hari ini Saya akan
menyampaikan tujuannya yaitu:
11) Membina hubungan saling percaya antara perawat dan klien
12) Kemarin kita sudah dapat menyebutkan isi, waktu terjadi halusinasi,
frekuensi, situasi pencetus, dan perasaan terjadi halusinasi.
13) Kita juga sudah mampu mengontrol halusinasi dengan cara
menghardik
14) Dan kita juga sudah belajar tentang obat dan gaimana cara meminum
obat dengan prisip 5 benar
15) Sekarang kita kan belajar mengontrol halusinasi dengan cara
bercakap-cakap dan melakukan aktivitas
16) ‘’Selanjutnya Saya akan membacakan aturan permainan.’’Aturan ini
dibuat agar kegiatan permainan ini dapat berjalan baik dan lancar
Peraturannya antara lain :
7) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus meminta
ijin kepada terapis dengan mengangkat tangan
8) Tidak diperbolehkan makan, minum dan meroko selama permainan
selama kegiatan 45 menit
9) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
‘’Apakah bapak-bapak setuju dengan peraturan ini?’’
‘’Selanjutnya Saya akan menjelaskan cara permainannya. Caranya
bapak-bapak menggunakan kertas yang tellah diberi oleh trapis untuk
menggambar apa yang dikatakan oleh terapis. Setelah selesai
menggambar bapak-bapak diminta satu-persatu untuk menjelaskan apa
yang telah digambar sambil berdiri (bersama fasilitator). Semua bapak-
bapak yang ada disini mendapat giliran untuk mempraktekan kegiatan
yang akan kita lakukan bersama .’’

6. Kerja
k. Terapis meminta masing-masing pasien menyebutkan nama lengkap,
nama panggilan, dan asal.
l. Terapis meminta masing-masing pasien memperkenalkan diri secara
berurutan, searah jarum jam dimulai dari terapis, meliputi
menyebutkan: nama lengkap, nama panggilan, asal, dan hobi.
m. Terapis menjelaskan langkah berikutnya: klien diminta untuk
menggambar apa yang di katakan oleh perawat dengan imajinasi
masing-masing dan setelahnya klien diminta untuk menjelaskan apa
saja yang telah di gambar didalam kertas tersebut.
n. Ulangi langkah sampai semua pasien mendapat giliran.
o. Terapis memberikan pujian untuk setiap keberhasilan pasien dengan
mengajak pasien bertepuk tangan. .
3. Terminasi
g. Evaluasi
5) Terapis menanyakan perasaan pasien setelah mengikuti TAK.
6) Terapis memberikan pujian positif atas keberhasilan kelompok.
h. Tindak lanjut
Terapis menganjurkan pasien dapat mengontrol halusinasi yang telah
diajarkan.
i. Kontrak yang akan datang
5) Terapis membuat kontrak untuk TAK yang akan datang, yaitu
mengenal tempat.
6) Menyepakati waktu dan tempat TAK berikutnya. Formulir evaluasi
sebagai berikut:

G. PROSES PELAKSANAAN
LAMPIRAN 1
Setting tempat
Keterangan:

Leader :

Co Leader :

Klien :

Fasilitator :

Observer:

LAMPIRAN 2
Evaluasi Formatif
c. Kemampuan verbal

N Nama Klien
Aspek yang Dinilai
o
Tn. A Tn. Dd Tn. Dn Tn. H Tn. S
1 Menyebutkan cara
mengatasi halusinasi
dengan melakukan
aktivitas
Jumlah 3 3 3 3 3

d. Kemampuan nonverbal
N Nama klien
Aspek yang Dinilai Tn. A Tn. Dd Tn. Dn Tn. H Tn. S
o
1 Kontak mata
2 Duduk tegak
3 Menggunakan bahasa
tubuh yang sesuai
4 Mengikuti kegiatan
dari awal sampai akhir
Jumlah 12 12 12 11 12
Petunjuk:
7. Di bawah judul nama klien tulis nama panggilan klien yang mengikut
ikegiatan terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi: halusinasi
8. Untuk setiap klien semua aspek dinilai dengan memberitanda untuk yang
ditemukan dengan tanda bila tidak ditemukan.
9. Jumlah kemampuan yang ditemukan, bernilai 3 atau 4 klien mampu dan nilai
0, 1 atau 2 klien belum mampu.

H. DOKUMENTASI
100% klien mampu mengikuti dan melakukan apa yang disuruh untuk
melakukan aktivitas menggambar. Setelah ini sebaiknya melakukan aktivitas yang
klien suka secara mandiri.
I. PENUTUP
Demikian proposal ini kami buat, kami berharap kegiatan ini berjalan dengan
lancar tanpa hambatan suatu apapun. Kegiatan ini tidak bisa berjalan tanpa
partisipasi dan dukungan dari semua pihak khususnya pembimbing
pendidikan dan pembimbing lahan, untuk itu kami berharap demi suksesnya
kegiatan tersebut proposal ini dapat dijadikan sebagai landasan untuk
jalannya kegiatan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Arsad, Sulastri, dkk. (2017). Studi Kegiatan Budidaya


PembesaraUdang Vaname (Litopenaeus) dengan
Penerapan Sistem Pemeliharaan Berbeda, Indriani.
Herdman, T. H., & Kamitsuru, S. (2015). Diagnosis
Keperawatan Definisi & Klasifikasi 2015-2017 Edisi
10. Jakarta: EGC.
Stuart.Gail.W (2016). Keperawatan Kesehatan Jiwa:
Indonesia: Elsever.
Sutejo. 2017. Keperawatan Jiwa Konsep dan Praktek Asuhan
Keperawatan Kesehatan Jiwa: Gangguan Jiwa dan
Psikososial. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Anda mungkin juga menyukai