Anda di halaman 1dari 15

SPTK RESIKO PERILAKU KEKERASAN PADA TN.

D DI RUANG BENUAS

RSJ KALAWA ATEISTASE KEPERAWATAN JIWA

Preseptor Klinik :

Maradona Ns.,M.Kep

Disusun oleh :

Nama : Endang Margianti, S. Kep

NPM : 2114901110112

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN

PROGRAM PROFESI NERS A

TAHUN 2022

1
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP) PASIEN
Masalah : Resiko Perilaku Kekerasan
Pertemuan ke I (satu)

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
a. Data Subyektif :
1) Klien mengatakan benci atau kesal pada seseorang.
2) Klien suka membentak dan menyerang orang yang mengusiknya jikasedang
kesal atau marah.
3) Riwayat perilaku kekerasan atau gangguan jiwa lainnya.
b. Data Obyektif :
1) Mata merah, wajah agak merah.
2) Nada suara tinggi dan keras, bicara menguasai.
3) Ekspresi marah saat membicarakan orang, pandangan tajam.
4) Merusak dan melempar barang-barang.

2. Diagnosa keperawatan
Resiko Perilaku kekerasan/ngamuk

3. Tujuan
a. Pasien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan.
b. Pasien dapat mengidentifikasi tanda dan gejala perilaku kekerasan.
c. Pasien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan yang dilakukan
d. Pasien dapat menyebutkan akibat perilaku kekerasan
e. Pasien dapat menyebutkan cara mengontrol perilaku kekerasannya.
f. Pasien dapat mengontrol perilaku kekerasannya secara fisik I (nafas dalam) dan
memasukkannya kedalam jadwal kegiatan harian.

4. Tindakan Keperawatan
SP I P
a. Mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan
b. Mengidentifikasi tanda dan gejala perilaku kekerasan

2
c. Mengidentifikasi perilaku kekerasan yang dilakukan
d. Mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan
e. Mengajarkan cara mengontrol perilaku kekerasan
f. Melatih pasien cara kontrol perilaku kekerasan fisik I (nafas dalam)
g. Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

B. Strategi Komunikasi
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Assalamualaikum wr.wb. Selamat pagi, Pak. Perkenalkan nama saya Endang
Margianti, panggil saja mbak Endang. Saya adalah mahasiswa dari Universitas
Muhammadiah Banjarmasin.” 
“Hari ini saya dinas pagi dari pukul 07.00-14.00. Saya yang akan merawat bapak.
Nama Bapak siapa dan suka dipanggil apa?”
“Baiklah mulai sekarang saya akan panggil Bapak D saja, ya”
b. Evaluasi Validasi
“Bagaimana perasaan Bapak saat ini?”
“Saya lihat Bapak sering tampak marah dan kesal, sekarang Bapak
masih merasa kesal atau marah?”
“Kalau boleh tahu, sudah berapa lama Bapak D disini?”
“Apakah Bapak D masih ingat siapa yang membawa kesini?”
c. Kontrak :
1) Topik
“Bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang hal-hal yang membuat
Bapak D marah dan bagaimana cara mengontrolnya?”
2) Waktu
“Berapa lama Bapak punya waktu untuk berbincang-bincang dengan saya?
Bagaimana kalau 15 menit saja?”
3) Tempat
“Bapak senangnya kita berbicaranya dimana?”
“Dimana saja boleh kok, asal Bapak merasa nyaman.”
“Baiklah, berarti kita berbicara di teras ruangan ini saja ya, Pak”

3
2. Kerja
“Nah, sekarang coba Bapak ceritakan, Apa yang membuat Bapak D merasa marah? ”
“Apakah sebelumnya Bapak pernah marah? Penyebabnya apa? Samakah dengan yang
sekarang?”
“Lalu saat Bapak sedang marah apa yang Bapak rasakan? Apakah Bapak merasa
sangat kesal, dada berdebar-debar lebih kencang, mata melotot, rahang terkatup rapat
dan ingin mengamuk?”
“Setelah itu apa yang Bapak lakukan? ”
“Apakah dengan cara itu marah/kesal Bapak dapat terselesaikan?”
“Ya tentu tidak, apa kerugian yang Bapak D alami?”
“Menurut Bapak adakah cara lain yang lebih baik? Maukah Bapak belajar cara
mengungkapkan kemarahan dengan baik tanpa menimbulkan kerugian?”
”Jadi, ada beberapa cara untuk mengontrol kemarahan, Bapak. Salah satunya adalah
dengan cara fisik. Jadi melalui kegiatan fisik, rasa marah Bapak dapat tersalurkan.”
”Ada beberapa cara, bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu? Namanya teknik
nafas dalam”
”Begini Pak, kalau tanda-tanda marah tadi sudah  Bapak
rasakan, maka Bapak berdiri atau duduk dengan rileks, lalu tarik nafas dari hidung,
tahan sebentar, lalu keluarkan/tiup perlahan–lahan melalui mulut. Sekarang saya
praktikan terlebih dahulu, nanti bapak bisa lihat saya dan bisa bapak lakukan sendiri”
“Ayo Pak coba lakukan apa yang saya praktikan tadi, bapak berdiri atau duduk
dengan rileks, tarik nafas dari hidung, bagus, tahan, dan tiup melalui mulut. Nah,
lakukan 5 kali. “
“Bagus sekali, Bapak  sudah bisa melakukannya”
“Nah, Bapak Deny. Tadi telah melakukan latihan teknik relaksasi nafas
dalam, sebaiknya latihan ini Bapak lakukan secara rutin, sehingga bila sewaktu-waktu
rasa marah itu muncul Bapak sudah terbiasa melakukannya”

4
3. Terminasi
a. Evaluasi
1) Evaluasi Subyektif
“Bagaiman perasaan Bapak setelah kita berbincang-bincang dan melakukan
latihan teknik relaksasi nafas dalam tadi? Ya, betul, dan kelihatannya Bapak
terlihat sudah lebih rileks”.
2) Evaluasi Obyektif
“Coba Bapak sebutkan lagi apa yang membuat Bapak marah, lalu apa yang
Bapak rasakan dan apa yang akan Bapak lakukan untuk meredakan rasa
marah”.
“Coba tunjukan pada saya cara teknik nafas dalam yang benar.
“Wah, bagus, Bapak D masih ingat semua...”
b. Rencana Tindak Lanjut
“Bapak, nanti apabila bapak merasa marah atau kesal terhadap sesuatu bapak
ulangi lagi seperti apa yang sudah kita pelajari hari ini ya.”
“Bagaimana kalau kegiatan ini rutin dilakukan 5 kali dalam 1 hari dan di tulis
dalam jadwal kegiatan harian Bapak?”
c. Kontrak yang akan datang
1) Topik  
“Nah, Pak D. Cara yang kita praktikkan tadi baru salah satunya saja. Masih
ada cara yang bisa digunakan untuk mengatasi marah Bapak. Cara yang kedua
yaitu dengan teknik memukul bantal”
2) Waktu
“Bagaimana kalau kita latihan cara yang kedua ini besok, jam 08.00.
Bagaimana kalau 15 menit lagi saja?”
3) Tempat
“Kita latihannya dimana, Pak? Bagaiman kalau di ruangan ini saja lagi, Pak”
“Baik bapak D, kalau begitu saya pamit dulu dan bertemu lagi besok sesuai
waktu dan tempat yang sudah kita sepakati tadi ya pak.”
“Wassalammualaikum wr.wb.”

5
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP) PASIEN
Masalah : Resiko Perilaku Kekerasan
Pertemuan ke II (dua)

C. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
a. Data Subyektif :
1) Klien mengatakan pernah melakukan tindakan kekerasan

2) Klien mengatakan sering merasa marah tanpa sebab

b. Data Obyektif

1) Klien tampak tegang saat bercerita

2) Pembicaran klien kasar jika dia menceritakan marahnya

3) Nada suara tinggi

4) Tangan mengepal

5) Berteriak

2. Diagnosa Keperawatan
Resiko Perilaku Kekerasan

3. Tujuan
Pasien dapat mengontrol perilaku kekerasannya secara fisik II (memukul bantal) dan
memasukkannya kedalam jadwal kegiatan harian

4. Tindakan Keperawatan
SP II P
a. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya
b. Melatih pasien cara kontrol perilaku kekerasan fisik II (memukul bantal)
c. Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

6
B. Strategi Komunikasi
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Assalamualaikum wr.wb. bapak D, masih ingat nama saya?”
“Bagus, Bapak. Ya, saya mbak Endang”
“Sesuai dengan janji saya kemarin, sekarang saya datang lagi.”
b. Evaluasi Validasi
“Bagaimana perasaan Bapak saat ini?”
“Adakah hal yang menyebabkan Bapak D marah? Coba sebutkan hal yang
membuat Bapak marah.”
“Kemarin kan saya sudah ajarkan tarik nafas dalam, gimana sudah dipraktikan
lagi belum?”
c. Kontrak
1) Topik
“Baik, sekarang kita akan belajar cara mengendalikan perasaan marah
dengan kegiatan fisik untuk cara yang kedua, yaitu memukul bantal.”
2) Waktu
“Mau berapa lama kita latiha, Bapak? Bagaimana kalau 15 menit?”
3) Tempat
“Dimana kita bicara, Pak? Bagaimana kalau di ruangan ini ya, Pak”

2. Kerja
“Kalau ada yang menyebabkan Bapak marah dan muncul perasaan kesal, selain tarik
nafas dalam Bapak dapat memukul kasur dan bantal.”
“Sekarang mari kita latihan memukul bantal dan kasur, mari ke kamar Bapak?”
“Jadi kalau nanti Bapak kesal atau marah, Bapak langsung kekamar dan lampiaskan
marah Bapak tersebut dengan memukul bantal dan kasur. Sekarang saya praktekan
cara memukul bantal untuk melampiaskan rasa marah Bapak.
“Pertama kita tarik nafas dalam dulu, kemudian tahan sebentar, lalu keluarkan dari
mulut kemudian kita tarik nafas lagi lewat hidung lalu keluarkan sambil langsung
memukul bantal sekuatnya sampai amarah Bapak D hilang.”
“Nah coba Bapak lakukan memukul bantal dan kasur”
“Ya bagus sekali Bapak melakukannya!“

7
“jadi lain kali jika Bapak marah, lampiaskan dengan memukul bantal ya, Pak. Nah
cara ini pun dapat dilakukan secara rutin jika ada perasaan marah, kemudian jangan
lupa merapikan tempat tidur ya, Pak D!”

3. Terminasi
a. Evaluasi
1) Evaluasi Subyektif
“Bagaimana perasaan Bapak setelah latihan cara menyalurkan marah tadi
dengan memukul bantal?”
2) Evaluasi Obyektif
“Coba Bapak Deny sebutkan ada berapa cara yang telah kita latih? Bagus!”
“Lalu Coba Bapak lakukan lagi cara mengontrol marah dengan memukul
bantal?”
“Ya, bagus sekali, pak D!”
b. Rencana Tindak Lanjut
“Mari kita masukkan kedalam jadwal kegiatan sehari-hari Bapak.”
“Pukul berapa Bapak mau mempraktikkan memukul kasur/bantal? Bagaimana
kalau setiap bangun tidur? pagi dan jam 3 sore, lalu kalau ada keinginan marah
sewaktu-waktu gunakan kedua cara tadi ya Bu.“
c. Kontrak yang Akan Datang
1) Topik
“Baiklah bapak D, bagaimana kalau besok  kita akan belajar mengendalikan
marah dengan belajar bicara yang baik?”
2) Waktu
“Kapan kita akan berbincang-bincang ? bagaimana kalau besok jam 08.00
WIB selama 15 menit?”
3) Tempat
“Dimana kita akan berbincang-bincang ? Bagaimana kalau di ruang tamu
saja?”
“Baiklah sampai jumpa besok bapak Deny, Wassalamualaikum wr.wb.”

8
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP) PASIEN
Masalah : Resiko Perilaku Kekerasan
Pertemuan ke III (tiga)

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
a. Data Subyektif
1) Klien mengatakan pernah melakukan tindakan kekerasan
2) Klien mengatakan sering merasa marah tanpa sebab
b. Data Obyektif
Klien kooperatif, tenang, ada kontak mata saat berbicara, sesekali nada bicara
agak tinggi.

2. Diagnosa Keperawatan
Resiko Perilaku Kekerasan

3. Tujuan
Pasien dapat mengontrol perilaku kekerasannya secara verbal (meminta, menolak, dan
mengungkapkan marah secara baik) dan memasukkannya kedalam jadwal kegiatan
harian

4. Tindakan Keperawatan
SP III P
a. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya
b. Melatih pasien cara kontrol perilaku kekerasan secara verbal (meminta, menolak,
dan mengungkapkan marah secara baik)
c. Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

B. Strategi Komunikasi
1. Orientasi
a. Salam Terpeutik

9
“Assalamualaikum wr.wb. selamat siang bapak D. Sesuai dengan janji saya
kemarin sekarang kita hari ini bertemu lagi, apakah Bapak masih ingat dengan
saya? Ya, betul, Pak”
b. Evaluasi Validasi
“Bagaimana Pak, setelah melakukan tarik nafas dalam dan pukul kasur bantal?
Apa yang dirasakan setelah melakukan latihan secara teratur?”
“Coba saya lihat jadwal kegiatan hariannya. Bagus!”
c. Kontrak
1) Topik
“Bagaimana kalau kita sekarang latihan cara bicara untuk mencegah marah?
Apakah Bapak bersedia?”
2) Waktu
“Berapa lama kita akan berbincang-bincang ? Bagaimana kalau 15 menit
saja?”
3) Tempat
“Dimana enaknya kita duduk untuk berbincang-bincang, Pak ? Bagaimana
kalau di ruang tamu saja ?

2. Kerja
“Sekarang kita latihan cara bicara secara baik untuk mencegah marah ya, Pak.”
“Kalau marah sudah disalurkan melalui tarik nafas dalam atau pukul kasur dan
bantal, dan sudah lega, maka kita perlu bicara dengan orang yang membuat kita
marah.”:
“Ada tiga caranya Pak:
1. Meminta dengan baik tanpa marah dengan suara yang rendah serta tidak
menggunakan kata-kata kasar. Kemarin Bapak mengatakan penyebab marahnya
karena makanan tidak tersedia, rumah berantakan. Coba Bapak minta sediakan
makanan dengan baik : “Bu, tolong sediakan makanan dan bereskan rumah”.
Nanti biasakan dicoba disini untuk meminta baju, minta obat dan lain-lain. Coba
Bapak praktekkan.. Bagus, Pak!
2. Menolak dengan baik, jika ada yang menyuruh dan Bapak tidak ingin
melakukannya, katakan: “Maaf saya tidak bisa melakukannya karena sedang ada
kerjaan”. Coba Bapak praktekkan. Bagus, Pak!

10
3. Mengungkapkan perasaan kesal, jika ada perlakuan orang lain yang membuat
kesal Bapak dapat mengatakan : “Saya jadi ingin marah karena perkataan mu
itu“. Coba praktekkan. Bagus!”

3. Terminasi
a. Evaluasi
1) Evaluasi Subyektif
“Bagaimana perasaan Bapak D setelah berlatih tentang cara mengontrol
marah dengan bicara yang baik?”
2) Evaluasi Obyektif
“Coba Bapak sebutkan lagi cara bicara yang baik yang telah kita pelajari! Ya,
Bagus sekali!”
b. Rencana Tindak Lanjut
“Sekarang mari kita masukkan dalam jadwal kegiatan harian Bapak ya”
“Berapa kali sehari Bapak mau latihan bicara yang baik? bisa kita buat
jadwalnya?”
“Coba masukkan dalam jadwal latihan sehari-hari, misalnya meminta
obat, makanan, dll. Bagus, nanti dicoba ya, Pak!”
“Bila Bapak melakukan tanpa bantuan, tulis M, bila Bapak melakukan dengan
bantuan, tulis B dan bila tidak melakukan tulis T”
c. Kontrak
1) Topik
“Besok kita akan membicarakan cara lain untuk mengatasi rasa marah Bapak
yaitu dengan cara ibadah, Bapak D setuju? “
2) Waktu
“Kapan kita akan berbincang-bincang ? bagaimana kalau besok jam 08.00
WIB selama 15 menit?”
3) Tempat
“Dimana kita akan berbincang-bincang ? Bagaimana kalau di ruang tamu sini
lagi saja?”

“Baiklah sampai jumpa besok pak D. Wassalamualaikum wr.wb.”

11
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP) PASIEN
Masalah : Resiko Perilaku Kekerasan
Pertemuan ke IV (empat)

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
a. Data Subyektif
1) Klien mengatakan pernah melakukan tindakan kekerasan
2) Klien mengatakan sering merasa marah tanpa sebab
b. Data Obyektif
Klien kooperatif, tenang, ada kontak mata saat berbicara, sesekali nada bicara
agak tinggi.

2. Diagnosa Keperawatan
Resiko Perilaku Kekerasan

3. Tujuan
Pasien dapat mengontrol perilaku kekerasannya secara spiritual (berdoa, berwudhu,
sholat) dan memasukkannya kedalam jadwal kegiatan harian

4. Tindakan Keperawatan
SP IV P
a. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya
b. Melatih pasien cara kontrol perilaku kekerasan secara spiritual (berdoa, berwudhu,
sholat)
c. Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

B. Strategi Komunikasi
1. Orientasi
a. Salam Terpeutik
“Assalamualaikum wr.wb. Bapak D, selamat pagi. Masih ingat dengan saya pak ?
Ya, benar Pak”.

12
b. Evaluasi Validasi
“Bagaimana Pak, latihan apa yang sudah dilakukan ? “
“Apa yang dirasakan setelah melakukan latihan secara teratur? “
“Bagus sekali, bagaimana rasa marahnya?”
“Coba saya lihat jadwal kegiatan hariannya. Bagus!”
c. Kontrak
1) Topik
“Bagaimana kalau sekarang kita latihan cara lain untuk mencegah rasa marah
yaitu dengan ibadah?”
2) Waktu
“Berapa lama kita akan berbincang-bincang ? Bagaimana kalau 15 menit
saja?”
3) Tempat
“Dimana enaknya kita duduk untuk berbincang-bincang, Pak? Bagaimana
kalau di ruang tamu saja ?”

2. Kerja
“Coba ceritakan kegiatan ibadah yang biasa Bapak lakukan! Bagus, yang mana yang
mau di coba?”
“Nah, kalau Bapak sedang marah coba langsung duduk dan langsung tarik nafas
dalam.”
“Jika tidak reda juga marahnya rebahkan badan agar rileks. “:
“Jika tidak reda juga, ambil air wudhu kemudian sholat.”
“Bapak bisa melakukan sholat secara teratur untuk meredakan kemarahan. Coba
Bapak sebutkan sholat 5 waktu ? Bagus, mau coba yang mana? Coba sebutkan
caranya?”

3. Terminasi
a. Evaluasi
1) Evaluasi Subyektif
“Bagaimana perasaan Bapak setelah kita bercakap-cakap tentang cara yang
ketiga ini?”
2) Evaluasi Obyektif

13
“Coba Bapak D sebutkan lagi cara ibadah yang dapat Bapak lakukan bila
Bapak sedang marah. Bagus sekali!”
b. Rencana Tindak Lanjut
“Mari kita masukkan kegiatan ibadah pada jadwal kegiatan Bapak.”
“Mau berapa kali Bapak sholat? Baik kita masukkan sholat .... dan .... (sesuai
kesebutan pasien).”
“Setelah ini coba Bapak lakukan sholat sesuai jadwal yang telah kita buat tadi”
“Bila Bapak melakukan tanpa bantuan, tulis M, bila Bapak melakukan dengan
bantuan, tulis B dan bila tidak melakukan tulis T”
c. Kontrak
1) Topik
“Besok kita akan membicarakan cara penggunaan obat yang benar untuk
mengontrol rasa marah Bapak, setuju pak?”
2) Waktu
“Kapan kita akan berbincang-bincang ? bagaimana kalau besok jam 08.00
WIB selama 15 menit?
3) Tempat
“Dimana kita akan berbincang-bincang ? Bagaimana kalau di ruang tamu lagi
saja?”
“Baiklah sampai jumpa besok Bapak D, Wassalamualaikum wr.wb.”

14
Palangka Raya, 12 September 2022

Preseptor Akademik Preseptor Klinik,

(Meti Agustini, Ns.,M.Kep) (Maradona, Ns.,M.Kep)

15

Anda mungkin juga menyukai