Anda di halaman 1dari 3

SRATEGI PELAKSANAAN (SP1P)

A. PROSES KEPERAWATAN
a. Kondisi klien
Klien mengatakan pernah melakukan tindak kekerasan, merasa orang sekitar jahat
dan mengancam. Klien tampak tegang, muka merah, matanya melotot, nada
suaranya tinggi, sering mengepalkan tangan, mengatupkan rahangnya dan jalan
mondar mandir.

b. Diagnosa keperawatan
Perilaku kekerasan

c. Tujuan khusus
a) Klien dapat membina hubungan saling percaya
b) Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan
c) Klien dapat mengidentifikasi tanda dan gejala perilaku kekerasan
d) Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan yang digunakan
e) Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan
f) Klien dapat menyebutkan cara mengontrol perilaku kekerasan
g) Klien dapat mempraktekkan latihan cara mengontrol fisik 1

d. Tindakan keperawatn
a) Membina hubungan saling percaya
b) Mendiskusikan penyebab perilaku kekerasan
c) Mendiskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan
d) Mendiskusikan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan
e) Mendiskusikan akibat perilaku kekerasan
f) Melatih mencegah perilaku kekerasan dengan cara fisik yaitu, tarika nafas
dalam
g) Memasukkan ke jadwal harian

B. STRATEGI KOMUNIKASI
a. Tahap orientasi
a) Salam terapeutik
“selamat pagi pak, perkenalkan nama saya sinta nurjannah, biasa dipanggil
sinta. Nama bapak siapa? Lebih suka dipanggil siapa? Bapak. saya mahasiswa
keperawatan stikes wdh. Hobby bapak apa?”

b) Kontrak
1. Topik : “bagaimana kalau kita bincang-bincang sebentar tentang hal-hal
positif yang biasa bapak lakukan sehari-hari? Tujuannya agar bapak dapat
menilai kemampuan positif yang masih bapak milikki”
2. Waktu : “berapa lama kita bincang-bincang? Bagaimana kalau 15 menit?”
3. Tempat : “bapak mau bincang-bincang dimana? Bagaimana kalau
ditaman?”

b. Tahap kerja
“nah, sekarang coba bapak ceritakan. Apa yang membuat bapak merasa marah?”
“apakah sebelumnya bapak pernah marah?”
“terus, penyebabnya apa? Samakah dengan penyebab yang sekarang?”
“lalu saat bapak sedang marah, apa yang bapak rasakan?”
“apakah bapak merasa sangat kesal? Dada berdebar-debar lebih kencang? Mata
melotot? Rahang terkatup rapat dan ingin mengamuk?”
“setelah itu apa yang bapak rasakan?”
“apakah dengan cara marah/kesal bapak dapat terselesaikan?”
“ya tentu tidak, apa kerugian yang bapak alami?”
“menurut bapak adakah cara lainyang lebih baik?”
“maukah bapak belajar cara mengungkapkan kemarahan dengan baik, tanpa
menimbulkan kerugian?”
“jadi, ada beberapa cara untuk mengontrol kemarahan bapak. Salah satunya
adalah dengan cara fisik”
“jadi melalui kegiatan fisik, rasa marah bapak dapat tersalurkan”
“ada beberapa cara, bagaimana kalau kita belajar 1 cara dulu? Namanya tehnik
nafas dalam pak”
“begini pak, kalau tanda-tanda marah tadi sudah bapak rasakan. Maka bapak
berdiri atau duduk dengan rileks, lalu tarik nafas dari hidung tahan sebentar, lalu
hembuskan perlahan-lahan melalui mulut”
“ayo pak, coba lakukan apa yang saya praktikkan tadi. Bapak berdiri atau duduk
dengan rileks tarik nafas dari hidung, bagus.., tahan sebentar dan hembuskan
perlahan-lahan melalui mulut pak. Nah ulangi lagi pak sebanyak 3 kali”
“bagus sekali, bapak sudah bisa melakukannya. Nah, bapak tadi telah melakukan
latihan tehnik relaksasi nafas dalam, sebaiknya latihan ini bapak lakukan secara
rutin. Sehingga bila sewaktu-waktu rasa marah itu muncul, bapak sudah terbiasa
melakukannya”

c. Tahap terminasi
a) Evaluasi (respon klien terhadap tindakan keperawatan)
1. Data subyektif
“bagaimana perasaan bapak setelah melakukan latihan tehnik nafas dalam
tadi?”
2. Data obyektif
“coba bapak praktekkan lagi bagaimana cara melakukan tehnik nafas
dalam?”

b) Rencana tindak lanjut


“coba selama saya tidak ada, ingat-ingat lagi penyebab marah bapak yang
lalu, apa yang bapak lakukan kalau marah dan jangan lupa latihan nafas
dalamnya ya pak. Sekarang kita buat jadwal latihannya ya pak, berapa kali
sehari bapak mau latihan nafas dalam? Jam berapa saja pak?”

c) Kontrak topik yang akan datang


1. Topik : “baik pak kita sudah selesai berbincang-bincang, besok saya akan
menemani bapak kembali untuk melihat perkembangan kondisi bapak dan
mengajarkan tehnik relaksasi yang lain”
2. Tempat : “dimana sebaiknya kita bertemu besok pak? Bagaimana disini
saja?”
3. Waktu : “bapak mau jam berapa kita bertemu besok? Bagimana kalu jam
10.00 pagi? Baiklah pak, saya permisi dulu. Sampai jumpa besok pak”

Anda mungkin juga menyukai