A. Proses Keperawatan
1. Diagnosa Keperawatan
Risiko Perilaku Kekerasan
2. Tujuan Tindakan
a. Klien mampu membina hubungan saling percaya
3. Intervensi Keperawatan
a. Beri salam
b. Bina hubungan saling percaya
c. Memperkenalkan nama dan tujuan berinteraksi
d. Tanya nama lengkap, nama panggilan yang di sukai klien
e. Tanyakan perasaan
f. Jelaskan tentang kontrak yang akan di buat
g. Dengarkan dengan penuh perhatian
3. Tahap Terminasi
a. Evaluasi
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita berbincang-bincang tadi?”
b. Rencana Tindakan
“Baik pak A, bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang
kembali untuk belajar cara mengontrol amarah yang sudah di jelaskan
tadi?”
c. Kontrak yang Akan Datang
Topik : “Kita besok akan berbincang-bincang lagi ya
pak, bisa pak? Waktu : “Untuk waktunya besok mau jam
berapa?berapa lama?”
Tempat : “Untuk tempatnya mau dimana? Bagaimana kalau disini
saja ya pak?
STRATEGI PELAKSANAAN (SP 2) RISIKO PERILAKU KEKERASAN
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Data Subjektif:
a. Klien mengatakan kesal dan marah pada kades karena seperti korupsi
b. Klien mengatakan ingin memukul kades menggunakan kursi plastik
c. Klien mengatakan suka mengkonsumsi alkohol
Data Objektif:
a. Klien terlihat tidak senang jika tidurnya diganggu
b. Klien terdengar sering mengkritik kades
c. Tekanan darah meningkat dengan nilai 141/95 mmHg
d. Frekuensi nadi meningkat dengan nilai 102 x/menit
2. Diagnosa Keperawatan
Risiko Perilaku Kekerasan
3. Tujuan Tindakan
a. Klien mampu mempraktekkan cara mengendalikan perilaku marah
dengan cara latihan fisik yaitu teknik relaksasi nafas dalam dan
pukul bantal
4. Intervensi Keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya
b. Jelaskan 4 strategi pelaksanaan dalam mengendalikan risiko perilaku
kekerasan
c. Anjurkan klien mengendalikan marah dengan latihan fisik yaitu
teknik nafas dalam & pukul bantal
B. Strategi Pelaksanaan Komunikasi Dalam Melakukan Tindakan
Keperawatan
1. Tahap Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Assalamualaikum, selamat sore pak, masih ingat dengan saya?”
b. Evaluasi/Validasi
c. Kontrak Waktu
Topik : “Baiklah seperti kesepakatan kemarin, sore ini kita akan
belajar cara mengontrol amarah dan emosi bapak dengan latihan
fisik napas dalam dan pukul bantal”
Waktu : “Untuk waktunya bagaimana kalau 10 menit?”
Tempat : “Kesepakatan kemarin ngobrolnya disini ya pak?”
2. Tahap Kerja
“Jadi kita belajar satu cara dulu ya pak yaitu dengan latihan fisik yaitu
dengan teknik tarik napas dalam dan pukul-pukul bantal, jadi pertama
bapak A tarik napas panjang secara perlahan dari hidung selama 3 detik,
tahan sebentar selama 2 detik dan keluarkan secara perlahan dari mulut
seperti menghembuskan kekesalan. Nah ayo coba bapak A peragakan?
“Baik, benar sekali ya pak A sudah bisa memperagakan teknik napas
dalam. Selanjutnya kila latihan fisik yang kedua yaitu dengan cara pukul-
pukul bantal. Jadi kalau bapak lagi marah, bapak bisa melampiaskan
amarah dan emosi bapak dengan cara pukul-pukul bantal”
“Sekarang kita coba lakukan bersama ya pak dengan memukul bantal dan
keluarkan luapan emosi kakak”
“Baik, bagus sekali ya pak A sudah bisa memperagakan latihan fisik yaitu
pukul-pukul bantal”
3. Tahap Terminasi
a. Evaluasi respon pasien
terhadap tindakan Evaluasi
Subjektif
“Bagaimana perasaannya bapak setelah latihan tadi?
Evaluasi Objektif
“Sekarang coba pak A memperagakan lagi tarik napas dalam dan
pukul-pukul bantal”
b. Rencana tindakan
“Bagus sekali ya pak. Jadi jika bapak merasa kesal dan emosi, kakak
bisa meluapkan emosi dan amarah dengan cara tarik napas dalam
dan kemudian dengan cara pukul bantal”
“Jadi, jangan lupa masukkan ke dalam jadwal harian pak A ya untuk
diterapkan jika marah muncul.”
c. Kontrak yang akan datang
Topik : “Baik pak A, kalau begitu kita berbincang kembali besok
ya dan belajar untuk mengontrol amarah dan emosi dengan cara
latihan yang ke 2 yaitu latihan verbal dan non-verbal”
Waktu : “Besok maunya jam berapa? baiklah untuk waktunya jam
10.00 WIB, dan waktunya kurang lebih 15 menit ya
Tempat : “Untuk tempatnya mau dimana? Tetap disini saja ya pak
”