Anda di halaman 1dari 4

STRATEGI PELAKSANAAN KEPERAWATAN PERILAKU KEKERASAN ( SP 1 P )

Nama : Yusuf Nurfaizi Putra

Ruangan : Dahlia 01

Hari / tanggal :Selasa 26 Januari 2021

Pertemuan :1

I . PROSES KEPERAWATAN
A. Kondisi Klien

Klien mengatakan pernah melakukan tindak kekerasan, merasa orang sekitar jahat, dan

mengancam, juga tampak tegang, muka merah, nada suaranya tingg.

B. Diagnosa Keperawatan :

Perilaku Kekerasan

C. Tujuan Khusus :

1. Klien dapat membina hubungan saling percaya

2. Kien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan

3. Klien dapat mengidentifikasi tanda dan gejala perilaku kekerasan

4. Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan yang digunakan

5. Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan

6. Klien dapat menyebutkan cara mengontrol perilaku kekerasan

7. Klien dapat mempraktekkan latihan cara mengontrol fisik 1

D. Tindakan Keperawatan :
1. Membina hubungan saling percaya

2. Mendiskusikan penyebab perilaku kekerasan

3. Mendiskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan

4. Mendiskusikan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan

5. Mendiskusikan akibat perilaku kekerasan

6. Melatih mencegah perilaku kekerasan dengan cara fisik : tarik nafas dalam
7. Memasukkan ke jadwal kegiatan harian

II. STRATEGI KOMUNIKASI


A. Tahap Orientasi :
1. Salam Terapeutik

“Selamat sore pak, perkenalkan nama saya Robi Muhammad Fazriansyah.

Nama bapak siapa? Lebih suka dipanggil siapa? Bapak, saya adalah

mahasiswa S1 keperawatan Universitas Bhakti Kencana Bandung, saya

praktek di sini. Saya praktek pada sore hari dari pukul 15.00 – 21.00 WIB."

2. Kontrak

a. Topik :”Bagaimana kalau kita bincang-bincang sebentar tentang hal-hal

positif yang biasa bapak lakukan sehari-hari? Tujuannya agar bapak dapat

menilai kemampuan positif yang masih bapak miliki”.

b. Waktu :”Berapa lama kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15

menit”

c. Tempat :”Bapak mau bincamg bincang di mana? Disini atau ditempat lain

.”

B. Tahap Kerja :
“Nah, sekarang coba Bapak ceritakan, Apa yang membuat Bapak  merasa marah? ”

Apakah sebelumnya Bapak pernah marah? Terus, penyebabnya apa? Samakah dengan

yang sekarang?”

“Lalu saat Bapak sedang marah apa yang Bapak rasakan? Apakah Bapak merasa sangat

kesal, dada berdebar-debar lebih kencang ? ”

“Setelah itu apa yang Bapak lakukan? ”

“Apakah dengan cara itu marah/kesal Bapak dapat terselesaikan? ” Ya tentu tidak”

“Menurut Bapak adakah cara lain yang lebih baik? Maukah Bapak belajar cara

mengungkapkan kemarahan dengan baik tanpa menimbulkan kerugian?”

”Jadi, ada beberapa cara untuk mengontrol kemarahan, Bapak. Salah satunya adalah

dengan cara fisik. Jadi melalui kegiatan fisik, rasa marah Bapak dapat tersalurkan.”

”Ada beberapa cara, bagaimana kalau kita belajar 1 cara dulu? Namanya teknik napas

dalam”Begini Pak,

kalau tanda-tanda marah tadi sudah  Bapak  rasakan, maka Bapak berdiri atau duduk

dengan rileks, lalu tarik napas dari hidung, tahan sebentar, lalu keluarkan/tiup perlahan –

lahan melalui mulut”

“Ayo Pak coba lakukan apa yang saya praktikan tadi, bapak berdiri atau duduk dengan

rileks tarik nafas dari hidung, bagus.., tahan, dan tiup melalui mulut. Nah, lakukan 3

kali. “

“Bagus sekali, Bapak  sudah bisa melakukannya”

“ Nah.. Bapak  tadi telah melakukan latihan teknik relaksasi nafas dalam, sebaiknya

latihan ini Bapak lakukan secara rutin, sehingga bila sewaktu-waktu rasa marah itu

muncul Bapak sudah terbiasa melakukannya”


C. Tahap Terminasi :

1. Evaluasi (respons klien terhadap tindakan keperawatan)

 Data Subyektif

“Bagaimana perasaan bapak setelah melakukan latihan tehnik nafas dalam tadi?.”

 Data Obyektif
“Coba bapak praktekkan lagi bagaimana cara melakukan tehnik nafas dalam.”
2. Tindak Lanjut :
Coba selama saya tidak ada, ingat-ingat lagi penyebab marah bapak yang lalu, apa

yang bapak lakukan kalau marah, dan jangan lupa latihan nafas dalamnya ya pak.

Sekarang kita buat jadwal latihannyaya pak, barapa kali sehari bapak mau latihan

nafas dalam?.Jam berapa saja pak?

3 . Kontrak Topik Yang Akan Datang :

a. Topik :”Baik pak kita sudah selesai berbincang-bincang, besok saya akan

menemui bapak kembali untuk melihat perkembangan kondisi bapak dan

mengajarkan tehnik relaksasi yang lain”.

b. Tempat :”Di mana sebaiknya kita bertemu besok pak? Bagaimana di sini

saja?”

c. Waktu :”bpk mau jam berapa kita bertemu besok? Bagaimana kalau jam

08.00 pagi ?

Baiklah pak, saya permisi dulu,sampai jumpa besok.

LInk Video Komter : https://youtu.be/9qy5-yMoZNQ

Anda mungkin juga menyukai