Anda di halaman 1dari 4

STRATEGI PELAKSANAAN (SP)

TINDAKAN KEPERAWATAN SETIAP HARI


( Hari 1, 4 Mei 2020 )

A. PROSES KEPERAWATAN
1. KONDISI KLIEN
Kontak mata mudah beralih, bicara keras. Kadang bicara kacau dan berbelit-
belit.tetapi berakhir pada tujuan pertanyaan. Eskpresi wajah penuh ceriah, tatapan
mata tajam, melotot

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Perilaku Kekerasan
3. TUJUAN KHUSUS
1) Klien dapat membina hubungan saling percaya
2) Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan
3) Klien dapat mengidentifikasi tanda dan gejala perilaku kekerasan.
4) Klien dapat mengidentifikasi jenis perilaku kekerasan.
5) Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan
6) klien dapat mendefinisikan cara konstruktif dalam berespon terhadap
kemarahan.
7) Klien dapat mendemonstrasikan cara mengontrol perilaku kekerasan

4. TINDAKAN KEPERAWATAN
1) Menjelaskan penyebab perilaku kekerasan
2) Menjelaskan tanda dan gejala perilaku kekerasan
3) Mengidentifikasi perilaku kekerasan
4) Mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan
5) Menyebutkan cara mengontrol perilaku kekerasan
6) Melatih pasien cara fisik 1 (latihan napas dalam)
7) Membimbing pasien memasukan dalam jadwal
B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN
KEPERAWATAN
1. FASE ORIENTASI
a. SALAM TERAPEUTIK
” Selamat pagi pak, perkenalkan nama saya FB, panggil saya F, saya perawat
yang dinas di ruangan Sakura ini. Saya yang akan merawat bapak selama
bapak di rumah sakit ini. Nama bapak siapa, senangnya dipanggil apa?”
EVALUASI / VALIDASI

“Bagaimana perasaan bapak saat ini?, Masih ada perasaan kesal atau marah?”

b. KONTRAK
“Baiklah kita akan berbincang-bincang sekarang tentang perasaan marah
bapak”
“Berapa lama bapak mau kita berbincang-bincang?” Bagaimana kalau 10
menit?
“Dimana enaknya kita duduk untuk berbincang-bincang, pak? Bagaimana
kalau di ruang tamu?”.

2. FASE KERJA
“Apa yang menyebabkan bapak marah?, Apakah sebelumnya bapak pernah
marah? Terus, penyebabnya apa? Samakah dengan yang sekarang?. O..iya, jadi
ada 2 penyebab marah bapak”
“Pada saat penyebab marah itu ada, seperti bapak pulang ke rumah dan mertua
memarahi bapak (misalnya ini penyebab marah pasien), apa yang bapak
rasakan?” (tunggu respons pasien)
“Apakah bapak merasakan kesal kemudian dada bapak berdebar-debar, mata
melotot, rahang terkatup rapat, dan tangan mengepal?”
“Setelah itu apa yang bapak lakukan? O..iya, jadi bapak memukul mertua bapak
dan memecahkan piring, apakah dengan cara ini masalah selesai? Iya, tentu tidak.
Apa kerugian cara yang bapak lakukan? Betul, mertua, dan istri jadi takut.
Menurut bapak adakah cara lain yang lebih baik? Maukah bapak belajar cara
mengungkapkan kemarahan dengan baik tanpa menimbulkan kerugian?”
”Ada beberapa cara untuk mengontrol kemarahan, pak. Salah satunya adalah
dengan cara fisik. Jadi melalui kegiatan fisik disalurkan rasa marah.”
”Ada beberapa cara, bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu?”
”Begini pak, kalau tanda-tanda marah tadi sudah bapak rasakan maka bapak
berdiri, lalu tarik napas dari hidung, tahan sebentar, lalu keluarkan/tiupu perlahan
–lahan melalui mulut seperti mengeluarkan kemarahan. Ayo coba lagi, tarik dari
hidung, bagus.., tahan, dan tiup melalui mulut. Nah, lakukan 5 kali. Bagus sekali,
bapak sudah bisa melakukannya. Bagaimana perasaannya?”
“Nah, sebaiknya latihan ini bapak lakukan secara rutin, sehingga bila sewaktu-
waktu rasa marah itu muncul bapak sudah terbiasa melakukannya”.

3. FASE TERMINASI
a. EVALUASI RESPON KLIEN TERHADAP TINDAKAN KEPERAWATAN
Evaluasi subyektif : Bagaimana perasaan bapak setelah berbincang-bincang
tentang kemarahan bapak?”
Evaluasi Obyektif : ”Iya jadi ada 2 penyebab bapak marah dan yang bapak
rasakan ........ dan yang bapak lakukan ....... serta akibatnya .........
”Coba selama saya tidak ada, ingat-ingat lagi penyebab marah bapak yang
lalu, apa yang bapak lakukan kalau marah yang belum kita bahas dan jangan
lupa latihan napas dalamnya ya pak.

b. TINDAK LANJUT KLIEN (apa yang perlu dilatih oleh klien sesuai dengan
hasil tindakan yang telah dilakukan)
‘Sekarang kita buat jadual latihannya ya pak, berapa kali sehari bapak mau
latihan napas dalam?, jam berapa saja pak?”
c. KONTRAK YANG AKAN DATANG
Bagaimana kalau kita bertemu lagi untuk kita latihan cara yang lain untuk
mencegah/mengontrol marah dengan cara yang kedua? Jam berapa pak R?
bagaimana kalau besok jam 10.00? Berapa lama kita akan berlatih? Dimana
tempatnya?”
“Baiklah, sampai jumpa. Selamat pagi”.

04 Mei 2020
Mahasiswa,

Emiliandry F.T Banase


NIM: PO.530320113062

Anda mungkin juga menyukai