DISUSUN OLEH :
2020207209242
FAKULTAS KESEHATAN
TAHUN 2020/2021
STRATEGI PELAKSANAAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN
Pertemuan : Ke 1 (satu)
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien
Klien tenang, kooperatif, klien mampu menjawab semua pertanyaan yang diajukan.
2. Diagnosa Keperawatan
3. Tujuan Khusus
4.Tindakan Keperawatan
SP 1 Klien :
Membina hubungan saling percaya, mengidentifikasi penyebab marah, tanda dan gejala yang
dirasakan, perilaku kekerasan yang dilakukan, akibat dan cara mengendalikan perilaku
kekerasan dengan cara mengendalikan Perilaku kekerasan dengan cara fisik pertama (latihan
nafas dalam).
1. Fase Orientasi
Assalamualaikum, selamat pagi pak, perkenalkan nama saya Lucia Aranita, saya biasa
dipanggil uci. Saya perawat yang dinas diruang cempaka ini, saya dinas diruangan ini selama
2 minggu. Hari ini saya dinas pagi dari jam 8 sampai jam 2 siang, jadi selama 2 minggu ini
saya yang merawat bapak. Nama bapak siapa?Dan senang nya dipanggil apa?Bagaimana
perasaan bapak R saat ini?masih ada perasaan kesal atau marah?baiklah sekarang kita akan
berbincang-bincang tentang perasaan marah yang bapak rasakan,berapa lama bapak mau kita
berbincang-bincang? bagaimana kalau 10 menit?Dimana kita akan bincang-bincang?
Bagaimana kalau diruang tamu.
2. Fase kerja
Pada saat penyebab marah itu ada, seperti rumah yang berantakan, makanan yang tidak
tersedia, air tak tersedia misalnya ini penyebab marah klien, apa yang bapak R rasakan?
Apakah bapak R merasa kesal, kemudian dada bapak berdebar-debar, mata melotot, rahang
terkatup rapat, dan tangan mengepal? apa yang bapak lakukan selanjutnya?
Menurut bapak adakah cara lain yang lebih baik selain marah-marah?
Maukah bapak belajar mengungkapkan marah dengan baik tanpa menimbulkan kerugian?
Ada beberapa cara fisik untuk mengendalikan rasa marah, hari ini kita belajar satu cara dulu,
begini pak, kalau tanda- marah itu sudah bapak rasakan bapak berdiri lalu tarik nafas dari
hidung, tahan sebentar, lalu keluarkan secara perlahan-lahan dari mulut seperti mengeluarkan
kemarahan, coba lagi pak dan lakukan sebanyak 3 kali. Bagus sekali bapak R sudah dapat
melakukan nya. Nah sebaiknya latihan ini bapak R lakukan secara rutin, sehingga bila
sewaktu-waktu rasa marah itu muncul bapak R sudah terbiasa melakukannya.
3. Fase terminasi