Anda di halaman 1dari 10

ASUHAN KEPERAWATAN KEGAWAT DARURATAN TERHADAP TN.

M
DENGAN MASALAH UTAMA NYERI
PADA KASUS LUKA BAKAR

Oleh :
HERLINA
2020207209158

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG


PROGRAM STUDI NERS KONVERSI
2020-2021
LAPORAN PENDAHULUAN
LUKA BAKAR

A. PENGERTIAN
Luka Bakar ditimbulkan panas kering atau panas basah, terkena bahan kimia, arus listrik,
dan radiasi.(Long Barbara.C;1996;640)
Luka Bakar adalah kerusakan/ kehilangan jaringan yang disebabkan kontak langsung dengan
sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik dan radiasi.
(Moenajat;2000)

B. ETIOLOGI
Penyebab luka bakar bervariasi antara lain :
Terpapar benda/ sumber panas akibat kontak langsunf denagn api, cairan panas,
semiliquit,steam ,semisoloid
Terpapar zat kimia, seperti : asam kuat, basa kuat, dan zat kimia lainnya
Sengatan listrik
Radiasi

C. KLASIFIKASI
Luka bakar digambarkan dengan kedalaman, keparahan, dan gen penyebab. Keparahan
cedera luka bakar diklasifikasikan berdasarkan pada resiko mortilitas dan resiko kecacatan
fungsi. Faktor-faktor yang mempengaruhi keparahan cedera termasuk sebgai berikut :
1. Kedalaman luka bakar
Umumnya luka bakar mempunyai kedalaman yang tidak sama. Setiap area mempunyai tiga zona
cedera yaitu:
zona koagulasi terjadi kematian seluler
zona statis disebut are pertengahan, tempat terjadinya gannguan suplay darah, inflamasi, dan
cedera jaringan
zona hiperemia merupakan area terluar, berhubungan dengan luka bakar derajat I yang
seharusnya sembuh dalam seminggu.
Klasifikasi kedalaman luka bakar antara lain :
Tabel Derajat Luka Bakar

Jaringan
Kedalaman Penyebab Karakteristik Nyeri Penyembuhan
terkena
Ketebalan Kerusakan Sinar matahari Kering, tidak Nyeri Sekitar 5 hari
superfisial epitel ada lepuh,
(derajat I) minimal merah-pink,
memutih
dengan
tekanan

Ketebalan Epidermis, Kilat, cairan Basah, pink Nyeri Sekitar 21 hari


partial dermis hangat atau merah, hipeestetik jaringan parut
superfisial minimal lepuh, minimal
(derajat IIA) sebagian
memutih

Ketebalan Keseluruhan Benda panas, Keing, pucat, Sensitif Berkepanjangan,


partial epidermis, nyala api, berlilin, tidak pada membentuk
dermal sebgaian cedera radiasi memutih tekanan jaringan
dalam dermis hipertrofik,
(derajat IIB) pembentukan
kontraktur

Ketebalan Semua yang Nyala api yg Kulit Sedikit Tidak dapat


penuh diatas, dan berkepanjangan terkelupas, nyeri beregenerasi
(derajat III) bagian , listrik, kimia, avaskular, sendiri,membutu
lemak dan uap panas pucat, kuning hkan tandur
subkutan, sampai coklat kulit
dapat
mengenai
jaringan ikat
otot, tulang

2. Keparahan luka bakar


Cedera luka bakar dapat berkisar dari lepuh kecil sampai luka bakar masif derajat III.
Luka bakar dikategorikan kedalam luka bakar :
Cedera luka bakar minor/ ringan
Cedera ketebalan partial <15% dari luas permukaan tubuh total orang dewasa, <10% luas
permukaan tubuh total anak-anak, atau cedera ketebalan penuh <2% luas permukaan tubuh
total.Biasanya mendapat perawatan awal di UGD,kemudian dipulangkan dengan instruksi
dibagian rawat jalan.
Cedera luka bakar sedang/ moderat/ pertengahan
Cedera ketebalan partial dengan 15% sampai 25% dari luas permukaan tubuh total
(LPTT) pada orang dewasa, 10% sampai 20% LPTT pada anak-anak, atau cedera dengan
ketebalan penuh kurang dari 10%LPTT yang tidak berhubungan dengan komplikasi. Umumnya
ditangani dibagian rawat inap.
Cedera luka bakar berat/mayor
Biasanya dibawa ke fasilitas perawatan luka bakar khusus, setelah mendapatkan
perawatan kedaruratan ditempat kejadian.Cedera luka bakar mayor adalah :
cedera ketebalan partial >25%LPTT orang dewasa atau 20%LPTT anak-anak
cedera ketebalan penuh 10%LPTT atau lebih
Luka bkar yang mengenai tangan, wajah, mata, telinga, kaki, dan perineum
cedera inhalasi
cedera listrik
luka bakar yang berkaitan dengan cedera lain misalnya: cedera jaringan lunak, fraktur, trauma
lain.(long.C Barbara,1996)
3. Lokasi luka bakar
Luka bakar pada kepala, leher, dan dada seringkali berkaitan dengan komplikasi akar
wajah menyebabkan abrasi kornea.Luka bakar telinga membuat mudah terserang kondritis
aurikular dan rentan terhadap infeksi serta kehilangan jaringan lebih lanjut. Luka bakar
pada tangan dan persendian sering membutuhkan terapi fisik dan okupasi yang lama dan
memberikan dampak kecacatan fisik menetap.Luak bakar pada perineum membuat midah
terserang infeksi akibat autokontaminasi oleh urine dan feses.Luka bakar sirkumferensial
ekstremitas dapat menyebabkan efek seperti penebalan pembuluh darah dan mengarah pada
gangguan vaskular distal. Luka bakr sirkumferensial toraks dapat mengarah kpada inadekuat
ekspansi dinding dada da nfinsufisiensi pulmonal.

4. Agen penyebab luka bakar


Pada situasi misalnya kebakaran, gunung meletus,atau ledakan mobil akan
mengakibatkan pasien tidak hanya mengalami luka bakar, tetapi juga menghirup udara panas/
keracunan monoksida (CO) sehingga mengakibatkan pasien mengalami gangguan pada saluran
napas yang dapat menyebabkan kegagalan pernapasan sehingga menimbulkan kematian.
Luka bakar pada trauma inhalasi dibagi menjadi 3 kategori (Meyer & Salber):
Trauma panas pad saluran napas
karena luka bakar pada wajah termasuk bibir dan rambut hidung dan leher aka nmenunjukkan
tanda-tanda sulit bicara an menelan serta mengalami dipsnea, stridor karena adanya edema pada
saluran napas aas yang menyebabkan obstruksi jalan napas.
Trauma kimia pada saluan napas da nparenkim paru
Keracunan kimia sistemik
biasanya keracunan CO dala mruan gtertutup karena CO mengikat hb lebih cepat dari pada O2
sehingga mengakibatka hipoksia yang cepat pada otak.
5. Ukuran luka bakar
Ukuan luka bakar (presentase cedera pada kulit) ditentuka ndengan dua metode yaitu :
Rule of nine
Digunakan sebagai alat untuk memperkirakan ukuan luka bkar yang cepat.Dasar dari
perhitungan ini denga nmembagi tubuh kedalam bagian-bagia nanatomi,yang setiap bagian
mencerminkan 9% dari LPT,tidak membutuhka ndiagram untuk menentukan presentaseLPT
yang mengalami cedera.
Diagram bagan Lund & Browder
Ditujukan untuk menetukan keluasan luka bakar yang terjadi pada anak-anak dan bayi
dimana dalam bagian ini usia yang berbeda mempunya ikeluasan yang berbeda.Bagan ini
memberikan penilaian yang lebih akuat.
6. Usia korban luka bakar
Usia klien mempengaruhi keparaha ndan keberhasilan dalam perawatan luak bakar.

D. PATOFISIOLOGI
Luka bakar disebabkan oleh perpindahan energi dari sumber panas ke tubuh, yang
mungkin dipindahkan melalui konduksi dan radiasi elektromagnetik.Kulit dengan luka bakar
akan mengalami kerusakan pada epidermis, dermis maupun jaringan subkutan tergantung faktor
penyebab dan lamanya kulit kontak dengan sumber panas tersebut.Dalamnya luka bakar akan
mempengaruhi kerusakan/ gamgguan integritas kulit dan kematian sel-sel.
Akibat luka bakar fungsi kulit yang normal hilang, berakibat terjadi perubahan fisiologis :
hilang daya lindung terhadap infeksi
cairan tubuh terbuang
hilang kemampuan mengendalikan keringat
banyak kehilangan reseptor sensoris
Akibat pertama luka bakar adalah syok karena kaget dan kesakitan.Pembuluh kapiler
yang terpajan suhu tinggi rusak dan permeabilitas meningkat.Sel darah yang ada didalamnya ikut
rusak sehingga terjadi anemia.Meningkatnya permeabilitas pembuluh darah sehingga air,
natrium, klorida dan protein tubuh akan keluar dalam sel dan menyebabkan edema dan
menimbulkan bula dengan membawa serta elektrolit.Hal itu akan menyebabkan berkurangnya
volume cairan intravaskuler dan kehilangan cairan tambahan karena penguapan yang
berlebihan.Jika keadaan berlanjut akan terjadi syok hipovolemik dengan gejala yang khasseperti
gelisah, pucat, dingin, berkeringat,nadi kecil an cepat,tekanan darah menurun,serta produksi
urine berkurang.Pembengkakan terjadi pelan-pelan. Maksimal terjadi setelah 8 jam.Kehilangan
cairan tubuh dapat disebabkan beberapa faktor (Donna;1991):
peningkatan mineralokortikoid
 Retensi air, natrium, klorida
 Ekresi kalium
peningkatan permeabilits pembuluh darah, keluarnya elektrolit dan protein dari pembuluh
darah
perbedaan tekanan osmotik intra-ekstrasel
Bila luka bakar terjadi dimuka kerusakan mukosa jalan napas karena gas, asap atau uap
yang terhisap.Edema laring yang terjadi dapat menyebabkan gangguan hambatan jalan
napas.Gejala yang timbul adalah seseka napas, takipnea, stridor, suara serak dan dahak berwarna
gelap.
Tingkat hipovolemi dimulai dari terjadinya luka bakar dan berlangsung sampai 48-72 jam
pertam. Kondisi disertai dengan pergeseran cairan dari kompartemen vaskular keruang
interstitium.Bila terjadi syok hipovolemi dan terjadi penurunan desakan darah yang berat dan
etrjadi pengaliran cairan yang tidak adekuat ke ginjal yang memburuk kondisi syok dan timbul
anuri.Akibat pergeseran cairan bisa mnyebabkan dehidrasi kepada jaringan yang tidak menderita
kerusakan. Jadi menimbulkan banyak cairan dan gara mhilang dari kapiler pada protein. Perfusi
jaringan yang tidak sempurna menyebabkan metabolisme anaerob dan hasil akhir produk asam
ditahan karena rusaknya fungsi ginjal. Selanjutnya timbul asidosis
metabolik.(Sjamsuhdajat,1998)
E. INDIKASI RAWAT INAP LUKA BAKAR
1. Luka bakar grade II:
2. Dewasa > 20%
3. Anak/orang tua > 15%
4. Luka bakar grade III.
5. Luka bakar dengan komplikasi: jantung, otak dll.

F. PENATALAKSANAAN
1. Resusitasi A, B, C.
2. Pernafasan:
a. Udara panas  mukosa rusak  oedem  obstruksi
b. Efek toksik dari asap: HCN, NO2, HCL, Bensin  iritasi  Bronkhokontriksi
 obstruksi  gagal nafas.
3. Sirkulasi: gangguan permeabilitas kapiler: cairan dari intra vaskuler
pindah ke ekstra vaskuler  hipovolemi relatif  syok  ATN 
gagal ginjal.
4. Infus, kateter, CVP, oksigen, Laboratorium, kultur luka.
5. Resusitasi cairan  Baxter.
a Dewasa : Baxter.
RL 4 cc x BB x % LB/24 jam.

b Anak: jumlah resusitasi + kebutuhan faal:


RL : Dextran = 17 : 3
2 cc x BB x % LB.

c Kebutuhan faal:
< 1 tahun : BB x 100 cc
1 – 3 tahun : BB x 75 cc
3 – 5 tahun : BB x 50 cc
½  diberikan 8 jam pertama
½  diberikan 16 jam berikutnya.
Hari kedua:
Dewasa : Dextran 500 – 2000 + D5% / albumin.
( 3-x) x 80 x BB gr/hr
100
(Albumin 25% = gram x 4 cc)  1 cc/mnt.
Anak : Diberi sesuai kebutuhan faal.

6. Monitor urine dan CVP.


7. Topikal dan tutup luka
8. Cuci luka dengan savlon : NaCl 0,9% ( 1 : 30 ) + buang jaringan nekrotik.
9. Tulle.
10. Silver sulfa diazin tebal.
11. Tutup kassa tebal.
12. Evaluasi 5 – 7 hari, kecuali balutan kotor.
13. Obat – obatan:
a. Antibiotika : tidak diberikan bila pasien datang < 6 jam sejak kejadian.
b. Bila perlu berikan antibiotika sesuai dengan pola kuman dan sesuai hasil
kultur.
c. Analgetik : kuat (morfin, petidine)
d. Antasida : kalau perlu

Anda mungkin juga menyukai