KONSEP MEDIS
Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang
disebabkan kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia,
listrik, dan radiasi. Luka bakar merupakan suatu jenis trauma dengan
sejak awal pada fase syok sampai fase lanjut (Young et al, 2019).
Kedalaman cedera bergantung pada suhu agen penyebab luka bakar dan durasi
kontak dengan agen tersebut. Luka bakar merusak kulit, yang memicu
Luka bakar bisa merusak kulit yang berfungsi merusak kulit yang
berfungsi melindungi kita dari kotoran dan infeksi. Jika banyak permukaan
tubuh terbakar, hal ini bisa mengancam jiwa karena terjadi kerusakan
1
B. Etiologi
(Majid, 2013) :
1. Paparan api
a. Flame : Akibat kontak langsung antara jaringan dengan api terbuka dan
kontak.
panas. Luka bakar yang dihasilkan terbatas pada area tubuh yang
mengalami kontak. Contohnya adalah luka bakar akibat rokok dan alat-
Terjadi akibat kontak dengan air panas. Semakin kental cairan dan
luka percikan, yang satu sama lain dipisahkan oleh kulit sehat. Sedangkan
permukaan cairan.
2
3. Uap panas
kapasitas panas yang tinggi dari uap serta dispersi oleh uap bertekanan
tinggi. Apabila terjadi inhalasi, uap panas dapat menyebabkan cedera hingga
4. Gas panas Inhalasi dapat menyebabkan cedera thermal pada saluran nafas
5. Aliran listrik
tubuh. Umumnya luka bakar mencapai kulit bagian dalam. Listrik yang
bakar tambahan. Luka bakar electrik (listrik) disebabkan oleh panas yang
ringannya luka dipengaruhi oleh lamanya kontak, tingginya voltage dan cara
6. Zat kimia
7. Radiasi
9. terapi radiasi
3
C. Patofisiologi
dari suatu sumber panas kepada tubuh. Panas dapat dipindahkan lewat hantaran
denaturasi protein atau ionisasi isi sel. Kulit dan mukosa saluran nafas atas
visceral dapat mengalami kerusakan karena luka bakar benda panas atau
kontak yang lama dengan burning agent. Nekrosis dan keganasan organ dapat
patofisiologis berkaitan dengan luasnya luka bakar dan mencapai masa stabil
ketika terjadi luka bakar kira-kira 60% seluruh luas permukaan tubuh (Hudak
& Gallo, 2011). Tingkat keperawatan perubahan tergantung pada luas dan
terjadinya luka bakar dan akan berlangsung sampai 48- 72 jam pertama.
intertestitium.
dan timbul perubahan permeabilitas sel pada yang luka bakar dan sekitarnya.
Dampaknya jumlah cairan yang banyak berada pada ekstra sel, sodium
chloride dan protein lewat melalui darah byang terbakar dan akan membentuk
adanya odema luka bakar pada lingkungan kulit akan mengalami kerusakan.
4
Kulit sebagai barier mekanik berfungsi sebagai mekanisme pertahanan diri
dalam tubuh dan akan 24 menyebabkan infeksi pada luka yang dapat
D. Manifestasi klinik
1. Beratnya luka bakar tergantung kepada jumlah jaringan yang terkena dan
kedalaman luka :
5
b. Luka Bakar Derajat II (Partial Thickness Burn
6
merah .terang hingga tampak seperti arang. Nyeri yang
keputihan (derajat IIB), nyeri hebat terutama pada derajat IIA. Luka
7
b) Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat,
dalam.
sebagai eskar.
6) Tidak dijumpai rasa nyeri dan hilang sensasi, oleh karena ujung-
2) Luka bakar dengan luas < 10 % pada anak dan usia lanjut
8
3) Luka bakar dengan luas < 2 % pada segala usia (tidak mengenai
2) Luka bakar dengan luas 10 – 20 % pada anak usia < 10 tahun atau
dewasa > 40 tahun, dengan luka bakar derajat III kurang dari 10 %
3) Luka bakar dengan derajat III < 10 % pada anak maupun dewasa
butir pertama
9
E. Komplikasi
1. Segera
pada ekstremitas iskemia ekstremitas, luka bakar pada toraks hipoksia dari
2. Awal
c. Hiperkalsemia (dari sitolisis pada luka bakar luas). Obati dengan insulin,
dekstrosa.
F. Pemeriksaan Penunjang
pembuluh darah.
10
2. Leukosit : Leukositosis dapat terjadi sehubungan dengan adanya infeksi atau
inflamasi.
cedera jaringan dan penurunan fungsi ginjal, natrium pada awal mungkin
cairan.
11. EKG : Untuk mengetahui adanya tanda iskemia miokardial atau distritmia.
12. Fotografi luka bakar : Memberikan catatan untuk penyembuhan luka bakar
11
G. Penatalaksanaan Medik
hospital):
c. Siram dengan air sebanyak-banyaknya bila karena zat kimia dan benda
logam
1) Pemberian oksigen
2) Humidifikasi
3) Terapi inhalasi
4) Lavase bronkoalveolar
5) Rehabilitasi pernafasan
6) Penggunaan ventilator
c. Kaji sirkulasi
12
Perawatan di bagian emergensi terhadap luka bakar minor meliputi :
pendidikan kesehatan.
Untuk pasien dengan luka yang luas, maka penanganan pada bagian
13
BAB II
KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Anamnesa
a. Identitas Klien
suku, bangsa, tanggal dan jam MRS, nomor registrasi dan diagnose
medis.
1) Sumber kecelakaan
14
3) Gamabaran yang mendalam bagaimana luka bakar terjadi
a. Pola kebiasaan
Pasien mengeluh sulit tidur karena merasa tidak nyaman ataupun nyeri
c. Pola eliminasi
aktivitas.
15
e. Pola persepsi dan konsep diri
Pasien merasa tidak berdaya ketika sakit dan punya harapan untuk
sembuh
3. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
3) Tanda-tanda vital
a) Tekanan darah
b) Nadi
c) Respirasi
d) Suhu tubuh
1) Kepala
bekas luka.
Inspeksi : lihat ada lesi atau tidak, warna rambut, edema, dan
penyebaran rambut.
2) Rambut
rambut.
16
Inspeksi : penyebaran rambut merata atau tidak dan adanya ketombe
atau tidak.
3) Wajah
Inspeksi : lihat kesimetrisan wajah antara kanan dan kiri jika ada
4) Mata
Palpasi : lihat apakah ada tekanan intra okuler. Apabila ada maka
ketika dilakukan penenkanan akan terasa keras, kaji jika ada nyeri
tekan.
5) Hidung
17
Palpasi : lakukaan penekanan apakah ada nyeri tekan pada sinus,
benjolan.
ada gigi yang berlubang, kebersihan gigi, serta lihat apakah ada
7) Telinga
Inspeksi : lihat warna daun telinga, bentuk, simetris atau tidak antara
Palpasi : lakukn penekanan ringan apakah ada nyeri tekan atau tidak
8) Leher
kelenjar tiroid.
18
Palpasi : lakukan penekanan pada leher dengan cara meletakkan
kedua tangan disisi samping leher dan pasien suruh menelan lalu
9) Dada
Inspeksi : lihat kesimetrisan dada kanan dan kiri, apakah ada retraksi
Palpasi: apakah ada benjolan serta nyeri tekan, lihat apakah ada
10) Abdomen
Inspeksi: amati bentuk perut, warna kulit, apakah ada benjolan, dan
asites.
19
Inspeksi : lihat apakah ada atrofi pada ekstremitas.
yg tajam .
snellen card.
mata.
berfungsi secara normal atau tidak, serta ajak klien untuk membuka
intrinsik lidah .
20
13) Pemeriksaan Integumen
e) Genitalia/perinium :1%
B. Diagnosa Keperawatan
obtruksi trakeabronkial; edema mukosa dan hinganya kerja silia; luka bakar
21
4. Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan primer tidak adequate;
kecacatan; nyeri.
C. Intervensi Keperawatan
2. Edukasi pencegahan
22
2. Efek prosedur invasive 4. Demam menurun luka tekan
kulit tekan
siliaris bakar
f. Ketuban pecah
sebelum waktunya
g. Merokok
6. Ketidakadekuatan
pertahanan tubuh
sekunder:
a. Penurunan
hemeoglobin
23
b. Imonosupresi
c. Leukopenia
d. Supresi respon
inflamasi
e. Vaksinasi tidak
adekuat
Kondisi Klinis:
1. AIDS
2. Luka bakar
3. Penyakit paru
obstruktif kronis
4. Diabetes mellitus
5. Tindakan invasive
6. Kondisi penggunaan
terapi steroid
7. Penyalahgunaan obat
8. Ketuban pecah
sebelum waktunya
(KPSW)
9. Kanker
11. Imunosupresi
12. Lymphedema
24
13. Leukositopenia
hati
D. Implementasi
harus memastikan jika tindakan yang dilakukan sudah aman, tepat, serta
E. Evaluasi
aktivitas seperti biasa, terlihat luas permukaan luka bakar mengecil, tidak
terlihat tanda-tanda infeksi, terlihat jaringan baru pada kulit mulai terbentuk,
terlihat skala nyeri 0, A (Analisa/ assessment) tujuan skala nyeri sudah tercapai
25
dengan dibuktikan bahwa skala nyeri 0, tujuan tindakan keperawatan luka
bakar sudah tercapai dengan dibuktikan luas permukaan luka bakar mengecil,
tidak terlihat tanda-tanda infeksi, terlihat jaringan baru pada kulit mulai
makan dan minum sendiri tanpa bantuan orang lain, P (Planning) melakukan
dihentikan namun, jika tujuan belum tercapai maka perawat akan melakukan
26
Patofisiologi/ Penyimpangan KDM
Luka bakar
Kerusakan jaringan
Epidermis, dermis
Kerusakan Kapiler
Gangguan Merangsang Takut Bergerak Port The Entry
Integritas Kulit Saraf Perifer Permealitas Meningkat Mikroorganisme
Pergerakan Terbatas
Alami nyeri Risiko Infeksi
Defisit Volume
Gangguan Nutrisi
Cairan
Kurang dari kebutuhan
27