Anda di halaman 1dari 30

Denver II

• Denver II merupakan salah satu alat skrining perkembangan


untuk mengetahui sedini mungkin penyimpangan
perekembangan yang terjadi pada anak sejak lahir sampai
berumur 6 tahun.
BIDANG/ASPEK YANG DINILAI

1. Personal social (Personal sosial)


Penyesuaian diri dengan masyarakat dan perhatian
terhadap kebutuhan perorangan
2. Fine motor adaptive (Adaptif-Motorik halus)
Koordinasi mata tangan, memainkan, menggunakan
benda-benda kecil
3. Language (Bahasa)
Mendengar, mengerti dan menggunakan bahasa.
4. Gross motor (Motorik kasar)
Duduk, jalan, melompat dan gerakan umum otot
besar
Usia Koreksi
• Koreksi umur/usia untuk anak lahir prematur
dan anak usia di bawah 2 tahun
• Usia Koreksi = Usia Kronologis – Faktor koreksi
• Faktor koreksi = 40 minggu – usia anak lahir
prematur
• Usia Kronologis = usia semenjak anak lahir
sampai dilakukannya pemeriksaan/pengkajian
Jenis imunisasi dasar
umur Jenis imunisasi Dosis Cara pemberian
0-7 hari HB-0 0,5 cc IM
1 bulan BCG 0,05 cc, IC
Polio 1 2 tetes Oral
2 bulan DPT-HB-Hib 1 0,5 cc IM
Polio 2 2 tetes Oral
3 bulan DPT-HB-Hib 2 0,5 cc IM
Polio 3 2 tetes Oral
4 bulan DPT-HB-Hib 3 0,5 cc IM
Polio 4 2 tetes Oral
9 bulan Campak 0,5 cc SC
• Vaksin Hepatitis B (HB) diberikan untuk mencegah
penyakit Hepatitis B yang dapat menyebabkan
pengerasan hati yang berujung pada kegagalan fungsi
hati dan kanker
• Imunisasi BCG diberikan guna mencegah penyakit
tuberkulosis
• Imunisasi Polio tetes untuk mencegah lumpuh layu
• Imunisasi campak diberikan untuk mencegah penyakit
campak yang dapat mengakibatkan radang paru berat
(pneumonia), diare atau menyerang otak
• Vaksin DPT-HB-HIB diberikan guna mencegah 6
penyakit: difteri, pertusis, Tetanus, Hepatitis B,
Pneumonia (radang paru) dan Meningitis (radang
selaput otak)
Terapi bermain
1. Berdasarkan isi permainan
a. Permainan Afektif sosial (Social Affective Play)
Terjadi hubungan interpersonal anak yang
menyenangkan dengan orang lain
Ex: “cilukba”
b. Permainan untuk bersenang-senang (sense of pleasure
play) yaitu permainan menggunakan alat dan membuat
rasa senang
Misalnya: main pasir kemudian dibentuk menjadi
gunung atau istana
2. Berdasarkan jenis permainan
a. Permainan (games)
Suatu kegiatan bermain yang ada peghitungan
skor/nilai misalnya: puzzle, ular tangga, congklak
b. Unoccupied Play : anak tidak terlibat bermain
hanya mengamati kejadian di sekitarnya yang
menarik perhatian anak.
3. Berdasarkan karakteristik sosial
a. Solitary play: Bermain sendiri walaupun ada
orang lain di sekitarnya
b. Paralel play : Bermain bersama-sama tapi
sibuk dengan permainan sendiri
4. Berdasarkan karakteristik sosial
a. Assosiative Play (Bermain Asosiatif) ditandai dengan adanya
interaksi antar anak yang bermain, saling tukar alat permainan,
padahal jika diamati anak sebenarnya tidak terlibat dalam
kerjasama.Misal : menggambar.
b. Cooperative Play (Bermain bersama) bermain bersama, ditandai
dengan adanya kerjasama atau pembagian tugas dan pembagian
peran antara anak-anak yang terlibat dalam permainan untuk
mencapai satu tujuan tertentu. Misal : bermain dokter-dokteran,
bekerjasama membuat suatu karya bangunan dari balok-balok
dsbnya.
c. Onlooker play
Anak-anak melihat permainan yang dilakukan orang dewasa
Refleks2 Fisiologis pada bayi
• Refleks menghisap ( suckling reflex ) Bayi akan melakukan
gerakan menghisap ketika anda menyentuhkan puting susu ke
ujung mulut bayi. Refleks menghisap terjadi ketika bayi yang
baru lahir secara otomatis menghisap benda yang ditempatkan
di mulut mereka. Refelks menghisap memudahkan bayi yang
baru lahir untuk memperoleh makanan sebelum mereka
mengasosiasikan puting susu dengan makanan. Menghisap
adalah refleks yang sangat penting pada bayi. Refleks ini
merupakan rute bayi menuju pengenalan akan makanan.
Kemampuan menghisap bayi yang baru lahir berbeda-beda.
Sebagian bayi yang baru lahir menghisap dengan efisien dan
bertenaga untuk memperoleh susu
• Refleks Menggenggam ( palmar grasp reflex )
Grasping Reflex adalah refleks gerakan jari – jari
tangan mencengkram benda-benda yang disentuhkan
ke bayi, indikasi syaraf berkembang normal hilang
setelah 3 – 4 bulan Bayi akan otomatis menggenggam
jari ketika Anda menyodorkan jari telunjuk
kepadanya. Reflek menggenggam terjadi ketika
sesuatu menyentuh telapak tangan bayi. Bayi akan
merespons dengan cara menggenggamnya kuat kuat.
• Refleks mencari ( rooting reflex ) Akan terjadi peningkatan
kekuatan otot ( tonus ) pada lengan dan tungkai sisi ketika
bayi Anda menoleh ke salah satu sisi.
• Refleks mencari ( rooting reflex ) Rooting reflex terjadi ketika
pipi bayi diusap ( dibelai ) atau di sentuh bagian pinggir
mulutnya. Sebagai respons, bayi itu memalingkan kepalanya
ke arah benda yang menyentuhnya, dalam upaya menemukan
sesuatu yang dapat dihisap. Refleks menghisap dan mencari
menghilang setelah bayi berusia sekitar 3 hingga 4
bulan.Refleks digantikan dengan makan secara sukarela.
Refleks menghisap dan mencari adalah upaya untuk
mempertahankan hidup bagi bayi mamalia atau binatang
menyusui yang baru lahir, karena dengan begitu dia begitu
dia dapat menentukan susu ibu untuk meperoleh makanan.
•  Refleks Moro ( moro refleks ) refleks Moro adalah
suatu respon tiba tiba pada bayi yang baru lahir
yang terjadi akibat suara atau gerakan yang
mengejutkan.
• Babinski Reflex. Refleks primitif pada bayi berupa
gerakan jari – jari mencengkram ketika bagian
bawah kaki diusap, indikasi syaraf berkembang
dengan normal. Hilang di usia 4 bulan.
• Swallowing Reflex adalah refleks gerakan menelan
benda – benda yang didekatkan ke mulut,
memungkinkan bayi memasukkan makanan ada
secara permainan tapi berubah sesuai pengalaman.
•  Breathing Reflex, Refleks gerakan seperti menghirup dan
menghembuskan nafas secara berulang – ulang , fungsi :
menyediakan O2 dan membuang CO2, permanen dalam
kehidupan
• Eyeblink Reflex, Refleks gerakan seperti menutup dan
mengejapkan mata – fungsi : melindungi mata dari cahaya
dan benda – benda asing – permanen dalam kehidupan
jika bayi terkena sinar atau hembusan angin, matanya
akan menutup atau dia akan mengerjapkan matanya.
• Puppilary Reflex, Refleks gerakan menyempitkan pupil
mata terhadap cahaya terang, membesarkan pupil mata
terhadap terhadap lingkungan gelap. – fungsi : melindungi
dari cahaya terang, menyesuaikan terhadap suasana
gelap.
•  Refleks Tonic Neck, Disebut juga posisi menengadah,
muncul pada usia satu bulan dan akan menghilang pada
sekitar usia 5 bln. Saat kepala bayi digerakkan kesamping,
lengan pada sisi tersebut akan lurus dan lengan yang
berlawanan akan menekuk ( kadang – kadang pergerakan
akan sangat halus atau lemah ). Jika bayi baru lahir tidak
mampu untuk melakukan posisi ini atau jika reflek ini terus
menetap hingga lewat usia 6 bulan, bayi dimungkinkan
mengalami gangguan pada neuron motorik atas.
Berdasarkan penelitian, refleks tonick neck merupakan
suatu tanda awal koordinasi mata dan kepala bayi yang
akan menyediakan bayi untuk mencapai gerak sadar.
•  Refleks Tonic labyrinthine / labirin, Pada posisi
telentang, reflex ini dapat diamati dengan
mengangkat bayi beberapa saat lalu
dilepaskan. Tungkai yang diangkat akan
bertahan sesaat kemudian jatuh. Refleks ini
akan hilang pada usia 6 bulan.
• Refleks Merangkak ( crawling ) Jika ibu atau
seseorang menelungkupkan bayi baru lahir, ia
membentuk posisi merangkak karena saat di
dalam rahim kakinya tertekuk kearah
tubuhnya.
• Refelks Berjalan dan melangkah ( stepping ) Jika ibu atau
seseorang menggendong bayi dengan posisi berdiri dan
telapak kakinya menyentuh permukaan yang keras, ibu /
orang tersebut akan melihat refleks berjalan, yaitu gerakan
kaki seperti melangkah ke depan. Jika tulang keringnya
menyentuh sesuatu, ia akan mengangkat kakinya seperti
akan melangkahi benda tersebut. Refleks berjalan ini akan
dan berbeda dengan gerakkan berjalan normall, yang ia
kuasai beberapa bulan berikutnya. Menurun setelah 1
minggu dan akan lenyap sekitar 2 bulan.
• Refleks Yawning, Yakni refleks seperti menjerit kalau ia
merasa lapar, iasanya kemudian dan berlangsung hingga
sekitar satu tahun kelahiran. Refleks plantar ini dapat
periksa dengan menggosokkan sesuatu di telapak kakinya,
maka jari – jari kakinya akan melekuk secara erat.
• Refleks Swimming, Reflek ini ditunjukkan pada saat
bayi diletakkan di kolam ang berisi air, ia akan
mulai mengayuh dan menendang seperti gerakan
berenang. Refleks ini akan menghilang pada usia
empat sampai enam bulan. Refleks ini berfungsi
untuk membantu bayi bertahan jika ia tenggelam.
Meskipun bayi akan mulai mengayuh dan
menendang seperti berenang, namun meletakkan
bayi di air sangat beresiko. Bayi akan menelan
banyak air pada air saat itu.
MTBS (manajemen terpadu)
1. Campak
a. Campak dengan dengan komplikasi berat
(ada kekeruhan kornea, ada tanda bahaya umum,
luka di mulut yang lebih luas)
b. Campak dengan dengan kompilkasi pada mata
dan mulut (ada nanah pada mata dan atau luka
pada mulut)
c. Campak (campak sekarang/dalam 3 bulan
terakhir)
2. DBD
a. DBD (perdarahan guzi, ada tanda syok/gelisah,
muntah bercampur darah, BAB hitam, bintik
merah, uji turniket positf, sering muntah
b. Mungkin DBD ( demam mendadak tinggi dan
terus menerus, nyeri ulu hati, bintik merah,uji
turniket (-)
c. Demam mungkin Bukan DBD (tidak ada gejala)
• Demam
Malaria: Demam, suhu > 37,5 C, rapi diagnostik
test Positif
Campak : campak sekarang/3 bulan yang lalu
(ruam kemerahan di kulit, terdapat salah satu
tanda pilek, batuk, mata merah)
DBD : ada tanda-tanda syok/gelisah, muntah
darah, BAB hitam, turniket (+)
Pneumonia
a. Pneumonia berat: tarikan dinding dada ke
dalam, SaO2 <90%
b. Pneumonia: Nafas cepat : 2 bulan – 12 bulan
(RR> 50x/menit), 12 bulan-5 tahun RR>
40x/menit
c. Batuk bukan pneumonia : tidak ada tanda-
tanda pneumonia berat
• a. Otonomi (Autonomy)
• Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu
mampu berpikir logis dan mampu membuat keputusan sendiri.
Orang dewasa dianggap kompeten dan memiliki kekuatan
membuat sendiri, memilih dan memiliki berbagai keputusan atau
pilihan yang harus dihargai oleh orang lain.
• Prinsip otonomi merupakan bentuk respek terhadap seseorang,
atau dipandang sebagai persetujuan tidak memaksa dan
bertindak secara rasional. Otonomi merupakan hak kemandirian
dan kebebasan individu yang menuntut pembedaan diri.
• Praktek profesional merefleksikan otonomi saat perawat
menghargai hak-hak klien dalam membuat keputusan tentang
perawatan dirinya.

PRINSIP-PRINSIP ETIK
b. Berbuat baik (Beneficience)
• Beneficience berarti, hanya melakukan sesuatu yang
baik demi Kebaikan baik, memerlukan pencegahan dari
kesalahan atau kejahatan, penghapusan kesalahan atau
kejahatan dan peningkatan kebaikan oleh diri dan
orang lain. Terkadang, dalam situasi pelayanan
kesehatan, terjadi konflik antara prinsip ini dengan
otonomi.
Ct: edukasi kesehatan
c. Keadilan (Justice)
• Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terpai yang sama dan
adil terhadap orang lain yang menjunjung prinsip-prinsip
moral, legal dan kemanusiaan. Nilai ini direfleksikan
dalam prkatek profesional ketika perawat bekerja untuk
terapi yang benar sesuai hukum, standar praktek dan
keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas
pelayanan kesehatan.
d. Tidak merugikan (Nonmaleficience)
• Prinsip ini berarti tidak merugikan
pasien, tidak menimbulkan
bahaya/cedera fisik dan psikologis
pada klien.
ctH; pencegahan cedera baik
fisik/psikologis
• e. Kejujuran (Veracity)
• Berkata jujur sesuai keadaan pasien
• Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai ini diperlukan oleh
pemberi pelayanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap
klien dan untuk meyakinkan bahwa klien sangat mengerti. Prinsip veracity
berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk mengatakan
kebenaran.
• Informasi harus ada agar menjadi akurat, komprensensif, dan objektif untuk
memfasilitasi pemahaman dan penerimaan materi yang ada, dan
mengatakan yang sebenarnya kepada klien tentang segala sesuatu yang
berhubungan dengan keadaan dirinya selama menjalani perawatan.
• Walaupun demikian, terdapat beberapa argument mengatakan adanya
batasan untuk kejujuran seperti jika kebenaran akan kesalahan prognosis
klien untuk pemulihan atau adanya hubungan paternalistik bahwa ”doctors
knows best” sebab individu memiliki otonomi, mereka memiliki hak untuk
mendapatkan informasi penuh tentang kondisinya. Kebenaran merupakan
dasar dalam membangun hubungan saling percaya.
f. Menepati janji (Fidelity)
• Prinsip fidelity dibutuhkan individu untuk menghargai janji
dan komitmennya terhadap orang lain. Perawat setia pada
komitmennya dan menepati janji serta menyimpan rahasia
klien. Ketaatan, kesetiaan, adalah kewajiban seseorang untuk
mempertahankan komitmen yang dibuatnya. Kesetiaan,
menggambarkan kepatuhan perawat terhadap kode etik yang
menyatakan bahwa tanggung jawab dasar dari perawat
adalah untuk meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit,
memulihkan kesehatan dan meminimalkan penderitaan.
• Cth: menepati kontrak yang sudah ditentukan
g. Karahasiaan (Confidentiality)
• Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi
tentang klien harus dijaga privasi klien. Segala sesuatu
yang terdapat dalam dokumen catatan kesehatan klien
hanya boleh dibaca dalam rangka pengobatan klien.
Tidak ada seorangpun dapat memperoleh informasi
tersebut kecuali jika diijinkan oleh klien dengan bukti
persetujuan. Diskusi tentang klien diluar area pelayanan,
menyampaikan pada teman atau keluarga tentang klien
dengan tenaga kesehatan lain harus dihindari.
• h. Akuntabilitas (Accountability)
• Akuntabilitas merupakan standar yang
pasti bahwa tindakan seorang profesional
dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas
atau tanpa terkecuali.
CtH perawat melaksanakan asuhan
keperawatan sesuai SOP yang sudah
ditentukan

Anda mungkin juga menyukai